• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Modul Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Pengantar Akuntansi 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Modul Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Pengantar Akuntansi 2"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Penggunaan Modul Pembelajaran Kontekstual Terhadap

Hasil Belajar Mata Kuliah Pengantar Akuntansi 2

Marlina Magdalena1), Annisa Fatimah2), dan Eki Andhika Ratnawardhani3

1,2,3) Politeknik Negeri Malang 1)magdanana14@gmail.com

Abstract

This study aims to determine the effect of using contextual learning modules on learning outcomes Introduction to Accounting 2. The subjects in this study were students of Diploma IV Semester 2 in Accounting Department. This type of research is an experimental research design with nonequivalent control group design. The research instrument used is in the form of test questions. Hypothesis testing in this study used the independent T test. The results showed that there is a difference in the mean value of the control class which shows an average value of 24.72 and the experimental class which shows an average value of 34.28. These results can be interpreted that there are differences in learning outcomes between the lecture learning method and the contextual module.

Keywords: contextual learning, learning outcome

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan modul pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar Pengantar Akuntansi 2. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Diploma IV Semester 2 Jurusan Akuntansi. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain nonequivalent control group design.. Instrumen penelitian yang digunakan berupa soal tes. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji T independent. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata dari kelas kontrol yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 24,72 dan kelas eksperimen yang menunjukkan nilai rata-rata 34,28. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran ceramah dan modul kontekstual

Kata Kunci: Pembelajaran Kontekstual, Hasil Belajar

Pendahuluan

Keberhasilan pendidikan di suatu negara merupakan salah satu tolak ukur kualitas sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan wadah untuk dapat mengenali potensi diri serta mengembangkan kemampuan seseorang. Salah satu proses pendidikan yang harus dilalui adalah perguruan tinggi. Pendidikan di perguruan tinggi memegang peranan penting dikarenakan sangat mempengaruhi kemampuan dan kompetensi yang dimiliki oleh seseorang.

Kompetensi sangat dipengaruhi oleh hasil belajar selama proses perkuliahan di perguruan tinggi. Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Agar tercipta proses pembelajaran yang menyenangkan, maka seorang pendidik dalam hal ini Dosen harus dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan (Nilasari dkk, 2016). Hal ini selaras dengan Renstra Polinema tentang Infrastruktur, Pendidikan dan PBM.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mangakomodasi tujuan pembelajaran

(2)

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

dalam hal ini pembelajaran untuk mata kuliah akuntansi adalah metode pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual merupakan konsep kegiatan pembelajaran yang memberikan kemudahan bagi pendidik untuk mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata yang pada akhirnya akan mendorong mahasiswa untuk menghubungkan pengertahuan yang dimilikinya dengan implementasi dalam kehidupan sehari-hari (Sulistiyono, 2010).

Komalasari (2013) mengemukakan bahwa selain memberikan kemudahan bagi Dosen untuk mengaitkan materi dengan situasi di dunia nyata, pembelajaran kontekstual juga memiliki konsep pengalaman belajar secara langsung, selain itu juga menurut Bern dan Ericson (2001) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang memicu pendidik untuk menghubungkan materi dengan situasi nyata sehingga memotivasi mahasiswa untuk mengaplikasikannya di kehidupan nyata.

Pembelajaran kontekstual perlu didukung dengan bahan ajar yang sesuai agar muatan materi yang disajikan dapat dipahami dengan baik oleh mahasiswa. Bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang mampu mengakomodasi mahasiswa dalam memahami materi serta dapat meningkatkan hasil belajar. Bahan ajar yang didesain dengan sangat baik oleh Dosen akan dapat membuat pembelajaran menjadi lebih efektif (Pujiati, 2007). Selain dibutuhkan desain yang baik, Rochmawati dkk (2018) juga mengemukakan bahwa seorang Dosen juga diharuskan untuk melakukan inovasi dan kreativitas untuk bahan ajar yang digunakan. Bahan ajar terdiri dari beberapa jenis yakni handout, buku, modul, LKS,

wallchart, foto atau gambar (Prastowo,

2014:40). Modul merupakan bagian bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis serta memuat pengalaman belajar yang terencana dan dapat membantu mahasiswa untuk meningkatkan hasil belajar (Daryanto, 2013).

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh setelah melalui kegiatan pembelajaran. Arikunto (2010) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dilihat dari segi kognitif, afektif dan psikomotor setelah melakukan proses pembelajaran. Selain itu hasil belajar juga memberikan informasi kepada Dosen tentang kemajuan mahasiswa dalam upaya mencapai tujuan belajarnya.

Penelitian tentang penggunaan modul untuk meningkatkan hasil belajar telah banyak dilakukan antara lain oleh Ningsih (2015) yang meneliti tentang pengaruh penggunaan modul dan penggunaan buku paket terhadap prestasi belajar. Ningsih menemukan bahwa prestasi belajar yang menggunakan modul lebih tinggi dibanding buku paket. Hal yang sama juga ditemukan oleh Rochmawati dkk (2018) yang menemukan bahwa hasil belajar mahasiswa akan lebih mengkat jika menggunakan Lembar Kerja Mahasiswa. Begitu juga denga Nilasari dkk (2016) yang menemukan bahwa penggunaan modul pembelajaran kontekstual mempengaruhi hasil belajar.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka konsep yang dimiliki pembelajaran kontekstual sangat cocok untuk diterapkan pada mata kuliah akuntansi, hal ini dikarenakan akuntansi adalah ilmu yang tidak cukup dipelajari dari sisi teori saja, akan tetapi akuntansi akan lebih mudah dimengerti jika dipraktekkan langsung. Mata Kuliah Pengantar Akuntansi 2 merupakan mata kuliah wajib yang dapat diambil setelah mahasiswa menyelesaikan mata kuliah Pengantar akuntansi 1. Dengan penggunaan modul pembelajaran kontekstual, maka diharapkan dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar mata kuliah Pengantar Akuntansi 2.

Kajian Literatur Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pelajaran (teaching

(3)

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

material) yang disusun secara sistematis,

menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasi mahasiswa dalam proses pembelajaran. Dengan adanya bahan ajar memungkinkan mahasiswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau sub kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga seacra akumulatif mampu menguasi semua kompetensi seara utuh dan terpadu (Pujiati, 2007)

Biasanya bahan ajar bersifaf mandiri yang berarti dapat dipelajari mahasiswa secara mandiri karena sistematis dan lengkap. Bahan ajar juga dikembangkan berdasarkan tujuannya yaitu: 1) membantu mahasiswa dalam proses belajarnya, 2) membantu Dosen untuk mengurangi waktu penyajian materi dan memperbanyak waktu pembimbingan bagi mahasiswa, 3) membantu perguruan tinggi dalam penyelesaian kurikulum dan mencapai tujuan instruksional dengan waktu yang tersedia (Pannen dan purwanto, 2001:6).

Selain itu bahan ajar dalam pembelajaran berfungsi sebagai:

a. Pedoman bagi Dosen yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan /dilatihkan kepada mahasiswa

b. Pedoman bagi mahasiswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalampembelajaransekaligus

substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasai. c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan

hasil pembelajaran.

Bahan ajar yang sesuai untuk pembelajaran kontekstual adalah modul yang bersifat fleksibel. Penguasaan bahan ajar ke dalam format modul buakn berarti mengarah pada pembeajaran individual yang menghilangkan peran Dosen, tetapi mengarahkan dan lebih mengefektifkan peran Dosendan mahasiswa dalam proses pembelajaran.

Bahan ajar berbentuk modul setidaknya terdiri dari tujuh komponen yaitu

a. Tujuan pembelajaran/pelatihan b. Lembar Evaluasi

c. Kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas d. Lembar kegiatan mahasiswa yang

berisi substansi kompetensi yang akan dipelajari

e. Lembar kerja mahasiswa f. Kunci lembar jawaban

g. Pedoman bagi Dosen (Pujiati, 2007) Penggunaan Modul Kontekstual

Winkel (2009: 472) menyatakan bahwa modul pembelajaran sebagai satuan program belajar mengajar yang terkecil yang dipelajari sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh mahasiswa kepada dirinya sendiri (self-instruction). Melalui pemanfaatan modul, mahasiswa tidak perlu bertanya kepada Dosen mengenai bahan-bahan yang harus digunakan karena dalam modul telah diuraikan informasi dan petunjuk-petunjuk yang jelas.

Dalam modul telah diuraikan pula pengarahan mengenai apa yang harus dilakukan, nagaimana program praktek atau bahan dan materi apa yang digunakan, juga memberi arti bahwa modul menggambarkan urutan sistematis dan logis mengenai modul dalam memulai dan mengakhiri perkuliahan secara tepat. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran modul kontekstual seutuhnya adalah belajar mandiri, artinya tidak ada peran langsung Dosen terhadap mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dimana di dalam pembuatan modul, Dosen akan menyusun kompetensi yang dapat dicapai melalui pembelajaran, menyediakan bahan ajar, alat praktek, latihan, tes, sumber belajar dan petunjuk kegiatan perkuliahan.

Keunggulan daripada modul yakni; 1) mahasiswa memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri, belajar menjadi meanrik karena dapat dilakukan di kelas maupun di luar kelas, 2) mahasiswa berkesempatan menguji kemampuan diri

(4)

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

sendiri dengan mengerjakan latihan yang disajikan dalam modul dan 3) mahasiswa dapat mengembangkan kemampuannya dengan berinteraksi secara langsung dengan lingkungan dan sumber belajar.

Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh setelah mahasiswa mengalami proses belajar. Hasil belajar dapat dinyatakan dalam simbol, huruf maupun kalimat. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara lain kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana belajar, dalam hal ini khususnya adalah ketersediaan buku penunjang bahan perkuliahan. Selain itu, hasil belajar juga dipengaruhi oleh aktivitas dan kemandirian belajarnya. Kebanyakan mahasiswa hanya belajar ketika di kelas, padahal akuntansi merupakan disiplin ilmu yang membutuhkan banyak latihan dan keterampilan.

Terdapat tiga ranah dalam hasil belajar yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Gunawan dan Palupi (2015) mengemukakan bahwa taksonomi bloom ranah kognitif telah direvisi menjadi enam kategori, yaitu mengingat (remember),

memahami (understand), mengaplikasikan

(apply), menganalisis (analyze),

mengevaluasi (evaluate) dan mencipta (create).

Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

Penelitian mengenai penggunaan modul pembelajaran telah banyak dilakukan antara lain Astutik (2018) yang meneliti tentang analisis perbandingan hasil belajar menggunakan modul dan buku teks pada materi metode penilaian persediaan kelas IX akuntansi di SMK Negeri 1 Surabaya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan modul terbukti memberikan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan penggunakan buku teks.

Nilasari dkk (2016), Rochmawati dkk (2018) menemukan bahwa penggunaan modul pembelajaran kontekstual terbukti berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar

siswa. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Ningsih (2015) yang juga menemukan bahwa penggunaan modul berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.

Berdasarkan penelitian terdahulu di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Terdapat Pengaruh Penggunaan Modul Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Pengantar Akuntansi 2. Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah controlled

laboratory experiment (Eksperimen

laboratorium terkontrol yang dilakukan dengan memanipulasi variabel independen dengan situasi yang terkontrol atau situasi yang tidak alamiah ( Seniati dkk., 2015: 103).

Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Semester 2 Program DIV Akuntansi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang Tahun Ajaran 2019/2020 yang telah menempuh mata kuliah Pengantar Akuntansi 1.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar mata kuliah Pengantar Akuntansi 2. Hasil belajar sendiri akan diukur menggunakan hasil dari pretest dan

posttest. Pretest dan Posttest sendiri akan

terdiri dari satu set metode tes obyektif dalam bentuk soal pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal dengan 5 option. Instrumen tes yang diujikan akan dilakukan uji kelayakan yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Materi tes yang akan digunakan adalah materi kas kecil.

Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah penggunaan modul pembelajaran kontekstual. Modul pembelajarn kontekstual

(5)

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

yang digunakan adalah modul yang telah disusun oleh peneliti beserta rekan pengajar yang lain. Modul pembelajaran kontekstual ini berisi semua materi dalam mata kuliah Pengantar Akuntansiyakni kas, piutang, persediaan, aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud. Modul ini dilengkapi dengan latihan soal dan ilustrasi yang akan memudahkan mahasiswa untuk memahami materi Pengantar Akuntansi 2 dengan lebih mudah.

Desain Eksperimen

Desain eksperimen yang digunakan adalah nonequivalent control group design, hal ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yakni untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan modul pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar. Untuk lebih memudahkan memahami desain eksperimen dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar dibawah ini: Gambar 1 Desain Eksperimen A 01 X 02 B 03 - 04 Keterangan: A : Kelompok Eksperimen B : Kelompok Kontrol

: Pretest kelompok Eksperimen

: Posttest kelompok Eksperimen

03 : Pretest kelompok Kontrol

04 : Posttest kelompok Kontrol

X : Perlakuan Penggunaan Modul Pembelajaran Kontekstual

Berdasarkan gambar 3.1 maka pada langkah awal, kelas control dan kelas eksperimen akan diberikan soal pretest. Setelah diberikan soal, maka selanjutnya kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan modul pembelajaran kontekstual. Sedangkan untuk kelompok kedua yakni kelompok kontrol diberikan

pretest dan posttest yang sama oleh

kelompok eksperimen hanya saja tidak diberikan modul pembelajaran kontekstual,

jadi hanya menggunakan metode pembelajaran ceramah biasa.

Setelah diberikan perlakukan, maka kelompok eksperimen akan diberikan soal

posttest. Soal pretest dan posttest yang

diberikan merupakan set soal yang sama yakni terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda. Metode Analisis Data

Alat analisis yang sesuai untuk digunakan dalam menganalisis data penelitian adalah uji t independent paired test untuk melihat perbandingan rata-rata hasil belajar dari kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Uji t-test dilakukan dengan menguji nilai

posttest dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Dengan taraf signifikansi 0,05, dengan kriteria Ho diterima jika t hitung < t tabel dan ditolak jika t hutung > t tabel. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini menggunakan data hasil dari hasil belajar dari 2 kelas mahasiswa Diploma 4 semester 2 yang menempuh mata kuliah Pengantar Akuntansi 2. Data yang didapatkan dalah data hasil belajar untuk bab kas kecil. Hasil belajar didapatkan dari nilai

pretest dan nilai posttest. Nilai pretest

didapatkan dari nilai sebelum pembelajaran dimulai, sedangkan nilai posttest didapatkan dari penerapan model pembelajaran kontekstual dan model pembelajaran ceramah. Adapun hasil olah data dengan menggunakan software SPSS dapat dilihat statistik deskriptifnya untuk hasil belajar

pretest pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1 Statistik Deskriptif Untuk Hasil Pretest

Mean N Std.

Deviasi Kontrol 44.14 29 13.233 Eksperimen 45.17 29 14.046

Sumber: Data Diolah (2020)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil pretest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak berbeda jauh,

(6)

rata-Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

rata hasil belajar dari kelas kontrol memiliki nilai rata-rata 44.14 dan kelas eksperimen 45.17, hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan dari mahasiswa kelas control dan kelas eksperimen tidak berbeda sehingga dapat dijadikan sebagai perbandingan.

Untuk mengetahui pengaruh pemberian metode pembelajaran modul kontekstual terhadap hasil belajar mahasiswa, maka digunakan uji beda (t test) antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berikut ini adalah hasil pengujian menggunakan aplikasi SPSS pada tabel 2 dibawah ini

Tabel 2 Hasil T Test Untuk Hasil PostTest

N Mean Rank Sum of Rank Sig Kontrol 29 24.72 717.00 0.02 Eksperimen 29 34.28 994.00 0,02

Sumber: Data Diolah (2020)

Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa berdasarkan uji t, didapatkan bahwa nilai rata-rata dari hasil posttest dari kelas kontrol berbeda dengan kelas eksperimen, dan dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima yakni terdapat pengaruh penggunaan modul pembelajaran kontekstual pada hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Pengantar Akuntansi 2.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nilasari dkk (2016) dan Ningsih (2015) yang menyatakan bahwa penggunaan modul pembelajaran kontekstual memberikan pengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini juga didukung oleh Patmawati dkk (2012) mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual akan memudahkan siswa untuk memotivasi dirinya untuk menyelesaikan permasalah yang dialaminya. Penggunaan modul pembelajaran kontekstual bisa memudahkan mahasiswa untuk belajar secara mandiri serta memahami materi akuntansi dengan baik dengan cara menghubungkan dengan pengetahuan dan ketrampilan yang

dimilikinya. Hal ini juga memberikan keuntungan lain bagi mahasiswa untuk dapat mengeksplorasi pengalaman belajar yang diinginkannya.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan modul pembelajaran kontekstual memberikan pengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Pengantar Akuntansi 2. Menindaklanjuti hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan untuk menerapkan penggunaan modul pembelajaran kontekstual untuk mata kuliah yang lain di bidang akuntansi keuangan seperti Pengantar Akuntansi 1, Akuntansi Keuangan Menengah dan Akuntansi Lanjutan.

Daftar Rujukan

Astutik, W.(2018). Analisis Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Modul Dan Buku Teks Pada Materi Metode Penilaian Persediaan Kelas XI Akuntansi Di SMK Negeri 1 Surabaya. Jurnal Pendidikan

Akuntansi. Volume 6 Nomor 3.

Daryanto. (2013). Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam

Mengajar. Gava Media: Yogyakarta.

Gunawan, Imam dan Palupi anggraini Retno. (2015). Tanksonomi Bloom Revsi Ranah Kognitif; Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian. Premier Educandum. Volume 2. No 2: 26-30

Komalasari, K. (2013). Pembelajaran

Kontekstual Konsepdan Aplikasi. PT.

Refika Adimata. Bandung

Nilasari, E., Ery T.D. & Anang S. (2016). Pengaruh Penggunaan Modul Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan; Teori, Penelitian dan Prengembangan. Vol 1 Nomor 7:1399-1404.

(7)

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

Ningsih, Pudji Hanafi. (2015). Pengaruh Penggunaan Modul dan Penggunaan Buku Paket Terhadap Prestasi Belajar Untuk Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Sukabumi 10. Jurnal Penelitian dan

Pendidikan IPS. Volume 9. No 2

Pannen, P. dan Purwanti. (2001). Penulisan

Bahan Ajar. PAU PPAI. Ditjen Dikti.

Depdiknas. Jakarta

Patmawati, D.J.R.& Zubaidah. T. (2012). Pembelajaran Segitiga dengan Pendekatan Kontekstual Berbasis Karakter di Kelas VII SMP Neger 3 Bnada Aceh Tahun Pelajaran 2012/2013.

Jurnal Pendidikan Matematika

Paradigma. Vol 6 Nomor 2 hal 120

Prastowo, A. (2014). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. DIVA Press: Panduan Kreatif Membuat Bahan

Ajar Inovatif. DIVA Press: Yoygakarta

Pujiati. (2007). Pengembangan Bahan Ajar Praktikum Pengantar Akuntansi Untuk Mahasiswa Jurusan Akuntansi. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 4, Nomor 2. November.

Rochmawati, Irin Widayati dan Kirwani. 2018. Pengaruh Penggunaan Lembak Kerja Mahasiswa (LKM) Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial. Volume 28. No 2. Desember.

Seniati, L., Aries Y and Bernadette N. S. (2015) Psikologi Eksperimen. PT. Indeks. Indonesia.

Sulistiyono, H., (2010). Implementasi Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Sastra Anak di Sekolah dasar (Senuah Teori Pembelajaran Sastra Anak). Jurnal Kependidikan Interaksi. Tahun 5 Nomor 5: 33-34

Wingkel, W.S. (2009). Psikologi

Pengajaran.cetakan ke 4. Grasindo:

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan algoritma apriori pada proses pengolahan data hasil transasksi penjualan di Minimarket Priyo dapat membentuk beberapa pola kombinasi itemsets hasil dan

In this paper, we applied both classical logistic regression and AUC (Area under Curved) optimized using Nelder-Mead Algorithm for refining a credit scoring model that has already

Hal ini diduga karena tanaman kakao memerlukan waktu yang relatif lama untuk meningkatkan diameter batang, sehingga umur yang singkat pada pengamatan tidak

Penelitian dan pembelajaran dilakukan untuk mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan yang baru sehingga mampu membangun reputasi bagi STIKES Mataram di tingkat

garis atau batas dari properti(tanah) biasanya terlihat dalam peta skala besar yang mana, disertai dengan daftar, mungkin terlihat pada setiap properti(tanah) yang

sehingga anak dapat belajar pola makan yang baik serta memilih makanan yang sehat melalui teladan orang tua dan keterlibatannya dalam aktifitas makane. • Jadikan kebiasaan makan

Penyebab terjadinya banjir yang pertama karena curah hujan yang tinggi di suatu daerah sehingga air sungai tidak bisa menampung kapasitas air seperti biasanya.. Sampah yang berada