KONSEP GIZI ANAK BALITA
(1—5)
Dian Kholika Hamal
CPL
1. Mahasiswa mampu menjelaskan defenisi gizi balita2. Mahasiswa mampu menjelaskan tumbuh kembang balita 3. Mahasiswa mampu menjelaskan kebutuhan gizi balita
4. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah gizi pada balita 5. Mahasiswa mampu menjelaskan solusi masalah gizi balita 6. Mahasiswa mampu menjelaskan intervensi masalah gizi
Definisi
01
Tumbuh kembang balita
02
Kebutuhan gizi03
Masalah04
MATERI
Solusi05
Intervensi06
PENGANTAR
• Pertumbuhan anak pada masa balita sangat pesat, sehingga membutuhkan zat gizi yang relatif lebih tinggi daripada orang dewasa. • Disisi lain, alat pencernakan usia ini belum berkembang sempurna
sehingga perlu penanganan makanan yang tepat baik secara kuantitas maupun kualitas.
• Balita yang mengalami kesulitan makan disebabkan karena pada masa ini gigi sangat rentan terhadap penyakit .
• Gigi susu telah lengkap di umur 2-2,5 tahun, tetapi belum dapat digunakan untuk mengerat dan mengunyah makanan dengan baik terutama makanan yang keras.
PENGERTIAN
• Anak Pra sekolah (balita) anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun.
• Masa ini juga dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok besar yaitu anak usia 1−3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3−5 tahun).
• Saat usia 1–3 tahun (batita) “kelompok pasif”, anak masih tergantung penuh kepada orang tua atau orang lain yang mengasuhnya untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan.
• Memasuki usia 4 tahun kelompok ini disebut “konsumen aktif” dimana ketergantungan terhadap orang tua atau pengasuhnya mulai berkurang dan berganti pada keinginannya untuk melakukan banyak hal seperti mandi dan makan sendiri meskipun masih dalam keterbatasannya.
• Periode anak balita ini merupakan periode yang “menggelisahkan” karena pertumbuhannya tidak secepat masa sebelumnya
• Pada masa anak balita kenaikan berat badannya tidak sedramatis masa bayi
• Proporsi tubuh anak balita mulai berubah, pertumbuhan kepala melambat dibanding sebelumnya, tungkai memanjang, mendekati
bentuk dewasa, begitu juga ukuran dan fungsi organ dalamnya,
kondisi ini akan sangat dipengaruhi salah satunya adalah pemenuhan gizinya.
KEBUTUHAN GIZI MASA BALITA
• Masa balita adalah masa transisi terutama pada usia 1 – 2 tahun dimana anak akan mulai memakan makanan yang padat dan menerima rasa serta tekstur makanan yang baru.
• Kebutuhan nutrisi pada balita dipengaruhi oleh usia,
besar tubuh, dan
AKG BALITA
• 1. Energi : 1.000 -- 1.400 kalori per hari. • 2. Kalsium : 500 mg per hari.
• 3. Zat besi : 7 mg per hari. • 4. Vitamin C dan D.
• 5. Vitamin A : 400 ug retinol.
• Tubuh anak terdiri dari struktur tulang, otot, peredaran darah, jaringan otak, dan organ-organ lain.
• Di usia ini, anak-anak memiliki kerangkan tubuh berupa tulang rawan sehinga dengan pemberian masukan gizi berupa vitamin dan mineral akan mempercepat pembentukan tulang.
• Sudah mampu untuk berjalan dan melakukan semua gerakan tubuh yang dilakukan oleh otot. Hal ini terjadi karena ribuan serabut otot
yang semakin membesar dan terus bekerja. Artinya, otot
PRINSIP PEMBERIAN MAKANAN
ANAK BALITA
• Jadwal makan baik itu makan utama maupun snack harus diberikan secara teratur dan terencana, maksimum 30 menit ritme sal cerna menjadi terpola sehingga saluran cerna bekerja baik.
• Ketika anak mulai tidak fokus dengan makanannya hentikan pemberian makan.
• Diantara waktu makan anak hanya boleh mengonsumsi air putih jangan terlalu banyak.
• Lingkungan diusahakan bersifat netral, tidak ada paksaan atau hukuman pada si anak meskipun anak hanya makan 1-2 suap saja. Begitu juga sebaliknya
• Biasakan anak makan di meja makan tidak sambil bermain ataupun menonton televisi. • Ibu atau pengasuh harus mampu menciptakan pola makan yang baik untuk anak,
sehingga anak dapat belajar pola makan yang baik serta memilih makanan yang sehat melalui teladan orang tua dan keterlibatannya dalam aktifitas makan.
• Jadikan kebiasaan makan yang ingin dibiasakan dalam keluarga sebagai bagian dari
FAKTOR YANG MEMPENGAUHI ASUPAN MAKAN BALITA
• Lingkungan dan keluarga faktor yang sangat penting dalam kebiasaan makan anak balita.
• Makanan apa yang menjadi kesukaan dan yang tidak disukainya gambaran lingkungan balita.
• Lingkungan dan keluarga yang memberi teladan makan yang baik akan membuahkan hasil yang baik pula pada diri anak
• Media massa baik elektronik maupun cetak juga berdampak besar pada asupan makan anak perlu pendampingan anak
• Teman sebaya kesenangan makan saling mempengaruhi diantara anak2 sebaya, sehingga perlu edukasi yang benar.
• Kondisi kesehatan dan penyakit yang dialami oleh anak sangat mempengaruhi selera makan anak, sehingga pada kondisi ini perlu perhatian khusus agar masalh gizi dapat dihindari.
MASALAH GIZI MASA BALITA
• KEP
• Obesitas
• KVA • GAKI
KEP
• KEP (Kurang Energi Protein) atau Protein Energy Malnutrition KEP (Kurang Energi Protein)
• KEP berat : BB < 80% indeks berat badan menurut usia (BB/U) baku WHO-NCHS.
• Ditemukan berbagai macam keadaan patologis : Marasmus dan Kwashiorkor.
• Penyebab penting terjadinya KEP kesadaran akan kebersihan baik personal hygiene maupun kebersihan lingkungan yang masih kurang sehingga memudahkan balita untuk terserang penyakit infeksi.
• Hubungan antara status gizi dan infeksi dipengaruhi oleh makanan, kualitas mengasuh anak, kebersihan lingkungan dll yang kesemuanya mencerminkan keadaan sosial-ekonomi penduduk serta lingkungan pemukimannya.
OBESITAS
• Dampak obesitas faktor risiko penyakit kardiovaskuler, seperti : hiperlipidemia (tingginya kadar kolesterol dan lemak dalam darah), hipertensi, hyperinsulinemia, gangguan pernafasan, dan komplikasi ortopedik (tulang).
• Jk berlanjut hingga remaja atau dewasa masalah psikososial seperti diskriminasi, bullying dari teman-teman, self-image negative, depresi, dan penurunan sosialisasi.
• Upaya mengendalikan kegemukan :
a. Mengendalikan pola makan anak agar tetap seimbang.
b. Awasi kebiasaan makan anak kurangi makanan kandungan lemak tinggi. c. Perbanyak makan sayur
d. Camilan sehat seperti buah-buahan.
e. Hindari atau kurangi makanan dan minuman manis,
f. Atur kegiatan fisik anak : lari, berenang, atau bermain bola, dan lain-lain. g. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi.
Kurang Vitamin A Vitamin (KVA)
• Xeropthalmia kekeringan pada selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata.
• Vitamin A berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel dan pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf retina mata.
• Sumbernya ada di makanan hewani sebagai retinol dan ada juga dari nabati sebagai pro vitamin A sebagai karotin, yang nantinya dalam usus dengan bantuan tirosin baru dikonversi menjadi retinol.
GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN IODIUM (GAKI)
• Iodium adalah jenis elemen mineral mikro kedua sesudah zat besi yang dianggap penting bagi kesehatan tubuh
• Manusia tidak dapat membuat unsur/elemen iodium dalam tubuhnya seperti membuat protein atau gula, tetapi harus mendapatkannya
dari luar tubuh (secara alamiah) melalui serapan iodium yang terkandung dalam makanan serta minuman.
ANEMIA ZAT BESI (Fe)
• Balita dapat mengalami anemia bila tidak ada kandungan zat besi dalam makanan untuk membuat jumlah normal hemoglobin dalam darah.
• Anemia pada anak disebabkan kebutuhan Fe yang meningkat akibat pertumbuhan anak yang pesat dan infeksi akut berulang.
• Gejala tampak lemas, mudah lelah, dan pucat. kemampuan mengingat dan memusatkan perhatian lebih rendah dibandingkan dengan anak yang cukup asupan zat besinya.
• Zat besi diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan juga diperlukan oleh berbagai enzim sebagai faktor penggiat.
• Zat besi yang terdapat dalam enzim juga diperlukan untuk mengangkut elektro (sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen (oksidase dan oksigenase).
• Untuk meningkatkan penyerapan zat besi oleh tubuh, kombinasikan bahan makanan sumber zat besi dengan vitamin C, misalnya berikan potongan tomat dalam roti sandwich untuk anak
Solusi
Anemia
Konsumsi makanan bersumber zat besi dan
asam folat, hindari konsumsi zat goitrogenik
secara bersamaan dgn sumber besi GAKY Konsumsi garam beryodium, konsultasi ke tenaga kesehatan KVA Konsumsi makanan bersumber vit A serta konsultasi ke tenaga kesehatan OBESITAS
Penerapan pola makan dan pola hidup sehat : mengatur asupan lemak dan gula dan aktivitas fisik serta konsultasi ke tenaga
kesehatan
KEP
Makan makanan bervariasi dan bergizi seimbang, konsultasi ke
Intervensi
Konseling Kadarzi, pemberian leaflet untuk dibaca di rumah, treatment khusus pada kondisi
yang berat
KIE konsumsi garam beryodium, fortivikasi
(iodisasi garam) dan pemberian kapsul minyak beryodium 200mg, palpasi
leher pada risiko tinggi
Pemeriksaan kadar gula darah di Posyandu, konseling gizi diabetes diet rendah lemak dan rendah
gula, pemberian leaflet untuk dibaca di rumah, pemberian obat
dokter, serta penerapan pola hidup sehat (konsumsi serat dan
olahraga)
konseling gizi terkait makanan yg harus dikonsumsi disertai pemberian leaflet untuk
dibaca di rumah
Edukasi pentingnya asupan vit A, pemberian kapsul Vit A.
Pemeriksaan klinis, biofisik dan biokimia terhadap risiko
xeroftalmia
Anemia GAKY KVA OBESITAS