• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN. Ulu kecamatan Banjarmasin Tengah. Masjid Al-jihad adalah salah satu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN. Ulu kecamatan Banjarmasin Tengah. Masjid Al-jihad adalah salah satu"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

79

BAB IV

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Masjid Al-jihad, dan Masjid Noor 1. Masjid Al-Jihad

Masjid Al-Jihad adalah salah satu masjid yang berada di kota Banjarmasin yang berlokasi di jalan Cempaka Besar kelurahan Kertak Baru Ulu kecamatan Banjarmasin Tengah. Masjid Al-jihad adalah salah satu masjid yang dibangun oleh Jamaah Muhammadiyah.

Masjid ini dibangun pada tahun 1969. Di balik pendiriannya terdapat cerita yang cukup mengharukan. Yakni berawal dari pembelian rumah warga keturunan Tionghoa yang bernama Sing Kang. Sing kang menawarkan harga rumahnya sebesar Rp 4,5 juta atau senilai 2,5 kg emas pada waktu itu, namun akhirnya disepakati dengan harga Rp 4,25 juta.

Pimpinan cabang Muhammdiyah ke 4 itu menambahkan batas waktu pembayarannya hanya 3 hari jika tidak bisa melunasi maka rumah itu akan dibeli orang lain untuk membangun gereja. Ia juga melanjutkan, saat itu kawasan tersebut sudah ada komplek pendidikan Muhammdiyah yang dikelola oleh pimpinan cabang Muhammdiyah 4.

Tepat tanggal 21 juni 1969 terkumpul dana sesuai dengan waktu yang telah disepakati dan tanah pun dibeli. Masjid diberi nama Al-jihad yang

(2)

berarti perjuangan. Tepat pada tanggal 11 juli 1969 tepat 25 Rabiul Akhir 1389 H masjid Al-jihad diresmikan.

Keberadaan masjid Al-jihad adalah bagian penting dari perjalanan Muhammadiyah di kota Banjarmasin. Pada tahun 1967 lalu Muhammadiyah hanya memliki 2 masjid yaitu masjid Muhammdiyah Sungai Miai dan Kelayan B.

Setelah melalui jalan yang panjang pada tahun 2010 masjid Al-jihad dengan bangunan kayu direhab menjadi bangunan beton dengan total biaya mencapai Rp 15 miliar. Adapun bantuan dari Gubernur Kalsel waktu itu yakni H. Rudy Ariffin sebesar Rp 11,6 milyar.

Akhirnya masjid Al-jihad menjadi masjid yang besar yang berada dikota Banjarmasin yang mana banyaknya kegiatan peribadatan yang dilaksanakan didalamnya. Selain itu masjid Al-jihad juga memiliki perpustakaan, klinik pengobatan gratis, memiliki fasilitas memandikan jenazah dan mobil jenazah. Sedangkan untuk menyiarkan dakwah masjid Al-jihad memiliki siaran Radio khusus untuk siaran dakwahnya.

2. Masjid Noor

Langgar noor merupakan cikal bakal masjid noor di jalan pangeran samudera, menjadi pusat peribadahan bagi umat islam khususnya para pedagang dan para pengunjung yang beerkunjung ke kawasan pasar sudimampir, pasar baru, dan pasar cempaka Banjarmasin. Langgar Noor juga tidak terlepas dari denyut kehidupan kampong penatu. Atau yang

(3)

sekarang dikenal dengan gang penatu tembus kepasar Sukaramai, penghubung jalan Hasanuddin HM dan jalan Pangeran Samudera.

Berbagai etnis bermukim, terlebih lagi dikawasan itu berdiri pasar baru yang dibangun di era colonial Belanda. Dulu disebelah gedung Tjung Hua Tjung Hui yang kini jadi parkiran, ada seorang polisi Hindia Belanda yang bermukin bernama Van Loen. Dia bertugas mengawasi pasar-pasar yang ada di Banjarmasin, seperti pasar sudimampir, pasar baru, serta pusa-pusat perdagangan di kawasan pusa-pusat kota. Para pemukim Arab dan India pun juga ada dikawasan itu. Termasuk pula, para pedagang Tionghoa yang menghimpun diri dalam sebuah perkampungan Cina. Namun, tokoh yang menonjol ketika itu. Tersebutlah nama Habib Hasan Al-Kaff, yang memprakarsai pendirian langgar Noor hingga menjadi sebuah masjid.

Sekretaris badan pengelola masjid Noor Banjarmasin mengatakan “Ya, awalnya masjid Noor itu hanya berbentuk langgar. Langgar yang jadi pusat perdagangan yang ada dikawasan pasar baru, pasar sudimampir, pasar Malabar dan sekitarnya. Ya, sekitar tahun 1940-an, langgar Noor

sangat padat jamaahnya.”1

keberadaan Masjid Noor sangat erat dengan denyut perdagangan di kawasan tersibuk di ibukota Banjarmasin. Baik di era kolonial Belanda, pendudukan Jepang hingga kemerdekaan Republik Indonesia. Atas inisiatif

1 Wawancara dengan Bapak H. Riduan Noor, Sekretaris Masjid Noor Banjarmasin, 22 Juli 2020

(4)

pedagang pasar baru, pasar sudimampir, serta tokoh masyarakat akhirnya disepakati untuk langgar Noor diperluas menjadi sebuah masjid. Hal ini tak terlepas terbentuknya jaringan pedagang muslim yang sudah terbentuk sejak abad ke-15, ditandainya dengan kedatangan para pedagang Arab dan India muslim di tanah Banjar.

Lanjut Sekretaris badan pengelola masjid Noor Banjarmasin mengatakan “memang lahan langgar Noor yang kemudian menjadi masjid Noor ini tidak terlepas dari jasa tokoh kampong Penatu pada era 1940-an. Ya, keluarga besar Habib Hasan Al-kaff menghadiahkan

lahan ini untuk dibangun masjid pada tahun 1950-an”.2

Kondisi langgar Noor waktu itu yang tak bisa menampung membludaknya jamaah. Jadi alasan perluasan bangunan yang awalnya berbentuk model mirip masjid kebanyakan. Hingga tahun 1990-an, bentuk awal diubah menjadi bangunan ala gedung modern dengan tiga buah kubah. Namun, denyut peribadahan masjid Noor nyaris tak berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Putra Habib Hasan Al-Kaff, Habib Abdurahman Al-Kaff pun ingat betul, dulunya dikawasan masjid Noor itu banyak dikelilingi perkuburan muslimin. “memang, tak tercatat rapi kapan masjid Noor dibangun persisnya. Data sementara hanya menyebutkan sekitar tahun 1950-an berawal dari sebuah

langgar.”3

2 Wawancara dengan Bapak H. Riduan Noor, Sekretaris Masjid Noor Banjarmasin, 22 Juli 2020

(5)

Pembangunan masjid Noor tak lepas dari jasa para pedagang, karena membutuhkan tempat ibadah yang representatif. Sampai sekarang, jamaah yang mengisi peribadahan kebanyakan pada pedagang dan pengunjung pasar.

B. Struktur Kepengurusan Masjid Al-jihad, dan Noor 1. Masjid Al-jihad

Berdasarkan lampiran surat keputusan majelis Tabliq dan Dakwah

Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banjarmasin 4 nomor:

01/kep/IV.2/D/216 tanggaL 27 syawal 1437 H atau 01 agustus 2016 M. SUSUNAN KEANGGOTAAN PENGURUS MASJID AL-JIHAD PERIODE 2015-2020 :

1. H. Taufik Hidayat (Pembina/ketua cabang Muhammadiyah Banjarmasin

4)

2. Hamdani, A.Md (Penanggung Jawab/Ketua Majelis Tablig dan Dakwah

PCM 4)

3. Drs. H. Umransyah Alie, MH (Penasehat)

4. H. Syarwani Nunci, BA (Penasehat)

5. Ir. H. Saruji Ismail (Penasehat)

6. Drs. H. Supartman (Penasehat)

7. H. Riza Rahman, Lc (ketua Umum)

8. H, Muddasir, S.Pd, MM (Ketua Harian)

9. Hamdani, A.Md (Ketua I Bidang Dakwah)

(6)

11.Drs. Yahya Khan (Ketua III Bidang Rumah Tangga)

12.Hairil Muhaidi (Sekretaris)

13.Noor M Saputra (Wakil Sekretaris)

14.H. Azhar Rizani, SH (Bendahara)

15.Boboy Surya (Wakil Bendahara)

Bidang Pendidikan dan Dakwah

1. H. Rahmat Fauzan Azhari, Lc, MA (Koordinator)

2. H. Azhar Fitri (Anggota)

3. H. Agus Salim Lc, MA (Anggota)

4. Abdi Fadhil Ridho, SE (Anggota)

Bidang Penyelenggaraan Jenazah

1. Zainudin Salimun (Koordinator)

2. H. Sugianto (Anggota)

3. Misran (Anggota)

4. Eef Syaifullah (Anggota)

5. Akhmad Yani (Anggota)

Bidang Infak, Sadaqah dan Zakat

1. H. Arham Nurullah, SH (Koordinator)

2. H. Arif Rahman (Anggota)

3. H. Azhar Rizani, SH (Anggota)

(7)

Bidang Qurban

1. H. Azinal Mukhlis (Koordinator)

2. Drh. Subekti Raharjo (Anggota)

3. Isna, S.PI (Anggota)

4. Ariadi (Anggota)

Bidang Human dan Radio

1. H. Yusmilan Akumi (Koordinator)

2. H. Maman Herfa Wijaya (Anggota)

3. Rian (AMMA) (Anggota)

4. Budi Adiyani (Anggota)

2. Masjid Noor

Struktur Pengurus Masjid Noor Banjarmasin Periode 2017-2022: PENASEHAT

1. Habib Abdurahman

2. KH. Syamsul Rahman

3. KH. Zamani

KETUA DAN WAKIL KETUA

1. KH. Ahmad Supian

2. H. Hadran Noor

SEKRETARIS

1. H. Riduan Noor

(8)

BENDAHARA 1. H. Wahyu S 2. H.Rahman Hakim SEKSI PERIBADATAN 1. H. Marsono 2. M. Irham

SEKSI DAKWAH DAN PENDIDIKAN

1. H. Alfian Noor 2. H. Ahmad Efendi SEKSI PHBI 1. H. Imansyah Noor 2. Safiah SEKSI PERLENGKAPAN 1. H. Hakim 2. H. Ahmad Yani 3. Ahmadi 4. Mu’ammar

SEKSI PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN

1. H. Sarman

2. H. M. Ikhwan

SEKSI DANA

(9)

2. H. Ambrani IMAM MASJID

1. Ustadz Sayuti

2. Ustadz H. Imbran

C. Pembelajaran agama Islam pada Masjid Al-Jihad, dan Masjid Noor 1. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Masjid Al-jihad

Berdasarkan hasil observasi Dalam proses pelaksanaan

pembelajaran di masjid Al-jihad dilaksanakan setelah baada magrib dan baada subuh. Pada pelakasanaan penyampaian dimasjid Al-jihad ust mengucapkan salam kemudian memuji kepada Allah dan bershalawat kepada Rasulullah dan langsung menyampaikan isi materi dalam kajian tersebut. Setelah pembelajaran selesai langsung ditutup dengan doa kemudian dilanjutkan dengan shalat isya. Dalam proses pelaksanaannya Ust duduk diatas kursi yang berpodium kecil dengan dikelilingi jamaah yang duduk melingkar. Adapun metode yang digunakan oleh ust yaitu dengan berceramah menyampaikan materi materi yang telah disiapkan sebelumnya.

Berdasarkan dengan hasil wawancara dengan pengurus masjid Al-jihad menyampaikan bahwa proses pelaksanaan diserahkan kepada ustadz yang menyampaikan baik itu materi-materi yang disampaikan ataupun cara penyampaian dari ustadznya. Tetapi biasanya penyampaian hanya

(10)

bentuk ceramah. beliau juga menambahkan pemilihan ustadz yang mengisi ceramah atau kajian itu berdasarkan kemampuan dibidang keagamaan Ustad nya itu sendiri. Kemudian beliau menambahkan beda kalau dengan dialog agama yang biasanya dilakukan dalam sebulan dua kali itu. Kalau dialog agama biasanya pengurus masjid mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dituliskan oleh para jamaah mengenai permasalahan-permasalahan yang ingin ditanyakan sebelum shalat magrib berjamaah. Kemudian pertanyaan dikumpulkan dan diserahkan dengan ustadznya. Selain itu dalam membantu proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran agama pihak masjid juga mengadakan live streaming di youtube sebagai media penyambung untuk jamaah yang

tidak bisa berhadir ketika proses pembelajaran berlangsung.4

Selanjutnya berdasarkan dari hasil wawancara dengan salah satu ustadz yang mengisi kegiatan pembelajaran agama islam dimasjid Al-jihad dalam proses pelaksanaannya seperti biasa diawal-awal mengucapkan salam serta mengucapkan rasa syukur terhadap Allah dan mengucapkan shalawat kepada nabi. Setelah itu menyampaikan isi materi yang sudah dipersiapkan dengan menggunakan bahasa yang santun yang mudah diterima oleh jamaah. Beliau juga menambahkan bahwa ketika penyampaian ada sedikit bercanda untuk membuat suasana lebih

4 Wawancara dengan bapak H. Riza Rahman, ketua umum masjid Al-jihad, pada tanggal 20 Agustus 2020

(11)

menyenangkan dan tidak membuat jamaah mengantuk. Ketika ingin mengakhiri penyampaian biasanya diucapkan rasa syukur dan permohonan maaf kepada jamaah dan mengakhiri dengan mengucapkan salam.5

b. Masjid Noor

Berdasarkan kegiatan pengamatan, Proses pelaksanaan

pembelajaran pada masjid noor Banjarmasin yaitu sebelum ustadz mengucapkan salam beliau membacakan tawasul terlebih dahulu untuk para nabi Muhammad ,wali wali Allah dan pengarang kitab dengan menghadiahkan surat Al-fatihah dengan tujuan agar menambah keberkahan pembelajaran. Seperti yang disampaikan oleh seorang pengajar yaitu ust H. Alfian Noor

“ dengan bertawasul lawan nabi Muhammad dan wali wali Allah serta menghadiahkan surat Al-fatihah gasan yang mengarang kitab ini, supaya pas kita belajaran dapat berkahnya”.6

Adapun contoh bacaan bertawasul adalah sebagai berikut :

5 Wawancara dengan Wawancara dengan Ust. H. Mas’udi, HS, tanngal 28/08/2020 6 Wawancara dengan Ustadz H.Alfian Noor, Tanggal 27 Juli 2020

(12)

Setelah itu guru membacakan beberapa berupa pembahasan didalam kitab per kalimat kemudian beliau jelaskan maksud dari apa yang tertulis didalam kitab tersebut Sampai selesai waktu pembelajaran. Ketika guru membacakan sebagian kalimat didalam kitab jamaah yang membawa kitab juga memberikan baris serta mengartikan yang ditulis dalam kitab mereka sendiri. Ust Alfian Noor Juga menabahkan bahwa:

Sebelum belajaran tu aku dirumah mengulang ulang dulu kitabnya, kubacai yang sebelumnya sebelumnya lawan yang handak disampaikan pas belajaran kaina. Di Muthalaah sekira ada kesiapan dan kada tasalah dalam penyampaian pas pelajaran kena”.

Ketika proses pembelajaran selesai kemudian guru mengucapkan salam untuk mengakhiri kegiatan. Namun setelah itu tidak langsung pergi, akan tetapi guru memimpin membacakan doa dan tahlil kembali memberikan hadiah doa kepada wali-wali Allah, orang orang shaleh dan pengarang kitab atas rasa syukur ilmu yang telah didapatkan. Dalam proses pembelajaran di masjid noor guru duduk didepan membelakangi kiblat diatas bantal dengan meja kecl. Sedangkan jamaah duduk melingkar tidak beraturan, ada jamaah yang membawa kitab ada juga jamaah yang hanya sedekar mendengarkan. Media yang digunakan hanya kitab yang dipegang oleh guru.

(13)

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus masjid Al-jihad bahwa tujuan diadakan pembelajaran dimasjid tersebut yaitu :

a. Memfungsikan masjid bukannya hanya dijadikan tempat ibadah saja

melainkan juga sebagai tempat diadakan nya kajian-kajian tentang ilmu agama islam.

b. Mengadakan kegiatan pembelajaran dimasjid juga menjadi salah satu

cara pengurus masjid untuk menumbuhkan rasa cinta jamaah kepada masjid yang menjadi tempat suci dan sakral dalam peribadatan kaum muslimin.

c. Menjalankan fungsi masjid sebagai lembaga pendidikan Islam

nonformal yang bertujuan membantu masyarakat dalam mempelajari ilmu-ilmu agama untuk menjadi bekal dalam menjalani kehidupan

bermasyarakat.7

Sedangkan dimasjid Noor waktu zaman dahulu ketika masjid Noor masih menjadi Mushala orang orang tua disekitaran masjid bermusyarawah untuk mengadakan kegiatan pembelajaran kitab, adapun tujuan diadakan nya kegiatan pembelajaran yaitu :

a. membantu masyarakat dalam memberikan pemahaman akan

ilum-ilmu agama.

7 Wawancara dengan bapak H. Riza Rahman, ketua umum masjid Al-jihad, pada tanggal 20 Agustus 2020

(14)

b. memakmurkan masjid sehingga masjid bukan hanya digunakan untuk tempat ibadah melainkan juga digunakan untuk menjadi tempat menuntut ilmu agama khususnya bagi warga disekitaran masjid yang

merupakan para pedagang dipasar sudimampir Banjarmasin.8

3. Aspek Materi a. Masjid Al-Jihad

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Anang Sahril, beliau mengatakan bahwa untuk kesiapan atau perencaan materi pihak masjid tidak ada ikut campur dalam hal itu, hanya saja pihak masjid mengarahkan gambaran materi agar sesuai dekat dengan kehidupan para jamaah. Beliau juga menambahkan bahwa kegiatan taalim dimasjid Aljihad ini bertujuan untuk memakmurkan masjid dan memberikan pengetahuan akan ilmu agama agar masyarakat kita menjadi manusia yang ihsan kamil. Manusia yang berprilaku baik untuk sesama manusia serta untuk menumbuhkan rasa cinta kepada Allah SWT. Beliau juga menambahkan untuk materi yang disampaikan itu terserah dari para ustadz yang ditunjuk untuk mengisi pembelajaran atau kajian yang dilaksanakan tersebut.

Adapun pemilihan ust yang mengisi pembelajaran dimasjid Al-jihad dilihat berdasarkan keahlian dibidang masing-masing ust itu sendiri serta

8 Wawancara dengan Bapak H. Riduan Noor, Sekretaris Badan Pengelola Masjid Noor Banjarmasin, 22 Juli 2020

(15)

latar belakang paham beliau karena masjid Al-jihad Muhammdiyah jadi pemilihan Ustadz nya sesuai dengan latar belakang masjid. Jika dilihar dari hasil pengamatan ustadz yang mengisi kajian dimasjid Al-jihad perilaku dalam ibadahnya menggambarkan paham atau latar belakang masjid Al-jihad sendiri.

Jadwal pelaksanaan kajian ta’lim dilaksanakan 6 kali dalam seminggu yakni pada hari selasa (malam rabu), hari kamis (malam Jumat), hari sabtu (malam minggu) itu dilasanakan setelah shalat magrib. Adapun yang dilaksankan setelah shalat subuh yaitu hari Rabu, Jumat, dan Minggu. Dalam 6 kali pelaksanaan tersebut ada 2 kali dalam satu bulan mengadakan sesi tanya jawab setiap untuk membahas masalah

masalah yang dihadapi jamaah. 9

Berdasarkan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis ketika mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Adapun materi-materi yang disampaikan yaitu :

1. Ibadah Sunnah dibulan Muharram yang disampaikan oleh Ust.

H. Mas’udi, HS pada tanggal 25/08/2020 ba’da magrib

2. Sistem Pembayaran Online dalam Perspektif Muammalah Islam

disampaikan oleh Ust H. Mairijani, M.Ag pada tanggal 26/08/2020 baada subuh

9 Hasil Wawancara Bapak Anang Syahril. Anggota dibidang dakwah dan pendidikan, tanggal 1 september 2020

(16)

3. Sesi dialog Tanya jawab agama disampaikan oleh Ust. H. Riza Rahman, Lc. Pada tanggal 27/08/2020 baada magrib

4. Tafsir Al-Quran Surah Ghofir ayat 22-25 disampaiakan oleh

Ust. Dr. H. Sukarni, M.Ag pada tanggal 28/08/20 baada subuh

5. Tafsir Al-Quran Surah Yusuf disampaikan oleh Ust. H. Umar

Said Thalib, SE. pada tanggal 29/08/2020 baada magrib

6. Kunci Meraih Ridho Allah yang disampaikan oleh Ust. H.

Khairul Anam, SH, M.kes. pada tanggal 30/08/2020 baada subuh

7. Tafsir Al-Quran Surah Ghofir ayat 23-26 disampaiakan oleh

Ust. Dr. H. Sukarni, M.Ag pada tanggal 1/09/2020 baada magrib

8. Asal Ibadah Itu Dilarang Sampai Ada Dalil Yang Membolehkan

disampaikan oleh H. Husin Musa, M.Ag. pada tanggal 2/09/2020 baada subuh

9. Tanya jawab agama (dialog), disampaikan oleh Ust H. Riza

Rahman, Lc. Pada tanggal 3/09/2020 baada magrib

10.Keistimewaan Tauhid disapaikan oleh Ust. Drs. H. Alwi Sahlan,

M.Si. pada tanggal 4/09/2020 baada subuh

11. Jalan Menuju Hidayah disampaikan oleh Ust H. Mas’udi, HS

(17)

12.Fiqh Shalat Dhuha disampaikan oleh Ust. Riza Rahman, Lc. Pada tanggal 6/09/2020 baada subuh

13.Al Kabbair (dosa-dosa besar) disampaikan oleh Ust H. Mas’udi,

HS pada tanggal 8/09/2020 baada magrib

14.Imunitas Tubuh dalam Perspekstif Al-Quran, disampaikan oleh

Ust. Dr. H. M. Fauzi, S.H., M.Si pada tanggal 9/09/2020 baada subuh

15.Tanya Jawab Agama (dialog) disampaikan oleh Ust. H.Riza

Rahman, Lc. Pada tanggal 10/09/2020 baada magrib

16.Berbaik sangka pada Allah disampaikan oleh Ust. H. Azhar Fitri

Pada tanggal 11/09/2020 baada subuh

17.Kebaikan dan keburukan manusia disampaikan oleh Ust. Drs.

H. Umransyah Alie, MH. Tanggal 12/09/2020 baada magrib

18.Empat Wasiat Ibnu Mas’ud disampaikan oleh Ust. H. Mas’udi,

HS pada tanggal 13/09/2020 baada subuh

19.Jika Penyakit Futur (malas) disampaikan oleh Ust H. Rahmat

Fauzan Azhari, Lc, MA pada tanggal 15/09/2020 baada magrib

20.Asal Adat itu Boleh sampai ada dalil yang melarangnya

disampaikan oleh Ust H. Husin Musa, M.Ag pada tanggal 16/09/2020 baada magrib

21. Jadikan Taqwa sebagai bekalmu disampaikan oleh H. Umar

(18)

22. Tanya Jawab Agama disampaikan oleh Ustadz H. Riza Rahman Lc pada tanggal 19/09/2020 baada magrib

23.Akhlak Nabi Muhamad bersama para Sahabatnya disampaikan

oleh H. Husin Musa, M.Ag pada tanggal 20/09/2020 baada subuh

24. Shalat menyelesaikan semua masalah disampaikan oleh Ustadz

H. Riza Rahman, Lc pada tanggal 22/09/2020 baada magrib

25. Dimana Kita ditempatkan oleh Allah disampaikan oleh H.

Mas’udi, HS pada tanggal 23/09/2020 baada subuh

26.Perbuatan yang mendatangkan laknak Allah disampaikan oleh

Ustadz H. Rahmat Fauzan

27.Amalan-amalan Sunnah disampaikan oleh Ustadz Riza Rahman,

Lc. Baada subuh

28.Kiat dosa diampuni dan derajat diangkat disampaikan oleh

Ustadz Mas’udi, HS baada magrib

29.Shaalat orang yang sakit disampaikan oleh Ustadz Riza

Rahman, Lc.

Berdasarkan wawancara dengan salah satu ustadz yang sering mengisi kegiatan pembelajaran dimasjid Al-jihad, beliau menyampaikan bahwa antusias jamaah sangat bagus dibuktikan dengan fullnya masjid ketika pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Selain itu beliau juga

(19)

menyampaikan bahwa sebelum waktu pembelajaraan beliau menyiapkan materi pembelajaran yang dekat dengan kehidupan masyarakat dengan dikuatkan dengan dalil dalil yang shahih (kuat) sehingga materi memiliki isi dalam materi yang disampaikan. Selain itu beliau juga menambahkan tidak ada secara khusus memiliki rancangan materi yang disusun secara tertulis, hanya saja memiliki gambaran apa-apa saja yang ingin disampaikan. Beliau juga menambahkan bahwa ketika kajian ta’lim dimasjid Al-jihad sering menyampaikan materi tentang Tauhid dan akhlak, ada beberapa rujuakan yang biasanya beliau ambil yaitu Akhlak li al-banin dan Akhlak li al-banad karya Umar bin Ahmad Barja, Tsalatsah Al-Ushul (Tiga Landasan Utama) karya Syaikh Muhammad At-tamami, Qawaid Al-Arba (empat kaidah memahami Tauhid dan Syirik) karya

Syaik Muhammad At-tamami. 10

b. Masjid Noor

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pengurus masjid noor pemilihan guru untuk mengisi pembelajaran agama Islam yang sering dilaksanakan setiap baada juhur dilihat berdasarkan kemampuan dan kesiapan guru itu sendiri, biasanya pihak masjid menanyakan ke guru yang bersangkutan apakah siap menyampaikan materi dengan kitab yang diajukan oleh pihak pengurus masjid.

(20)

Adapun pemilihan guru yang mengisi kajian atau pembelajaran agama Islam di masjid Noor berdasarkan keahlian guru itu sendiri, serta berdasarkan latar belakang atau paham yang dianut oleh masjid yang beliau isi kajiannya. Seperti masjid Noor yang jika dilihat dari segi peribadahannya menganu paham NU.

Aspek materi pembelajaran agama Islam yang dilaksanakan oleh masjid noor setiap hari nya yaitu adalah materi tentang Tasawuf, Quran

Hadits, Fiqh dan Tasawuf, Fiqh Manasik, dan Tafsir11. Adapun materi

yang disampaikan diambil dari rujukan kitab, yakni sebagai berikut :

1) Materi Quran Hadits yang diambil dari kitab Kayfa Takunu

Ghaniyan Karangan Habib Sa’ad Muhammad bin Alwi Al-aydrus.

Materi tentang Quran hadits ini disampaikan oleh Ust H. Mukhlis abdi dilaksanakan setiap hari senin baada juhur.

2) Materi Tasawuf yang diambil dari kitab Minhajul „Abidin

karangan Imam Al-Ghazali. Materi ini disampaikan oleh Ust Prof. H. Asmaran, As. M.A dilaksanakan hari senin baada juhur.

3) Materi Fiqh dan Tasawuf yang diambil dari Kitab Al-hikam

Karangan Ibnu Athaillah. Materi ini dilaksanakan hari senin setelah shalat magrib yang disampaikan oleh Ustadz H. Alfiaan Noor

11 Wawancara dengan Bapak H. Alfian Noor, Seksi bidang dakwah dan Pendidikan Masjid Noor, tgl 10 Agustus 2020

(21)

4) Materi Fiqh Manasik yang diambil dari kitab Al-iydhah Karangan syekh Imam Nawawi. Materi ini dilaksanakan hari selasa baada juhur yang disampaikan oleh Ustadz H. Alfiaan Noor..

5) Materi Tafsir biasanya kitab yang diambil tergantung ustadz yang

menyampaikan ketika kajian ta’lim. Materi tafsir dilaksanakan pada hari sabtu pagi dan setelah juhur.

Adapun ditetapkan materi atau kitab yang diambil untuk pembelajaran yang telah dijelaskan diatas adalah hasil kesepakatan dari pengurus masjid itu sendiri lebih khususnya dari sesksi bidang dakwah dan pendidikan. Dalam tahap penyampaian materi pembelajaran yaitu berurutan sesuai dengan urutan yang ada didalam kitab yang disampaikan.

Selain itu kegiatan pembelajaran ini sudah lama dilaksanakan, seperti yang disampaikan oleh bapak Rahman selaku bendahara masjid kata beliau :

“pelaksanaan pembelajaran ini sudah lawas kami meadakan sejak tahun 2000 an, awalnya memang dari kahandak warga disini dan jua kahandak pengurus masjid waktu itu supaya diadakan kegiatan ta’lim

dengan tujuan supaya masjid ada kegiatan ta’limnya”12

12Wawancara dengan bapak H. Rahman Hakim, Bendahara Masjid Noor Banjarmasin, Tgl 10 Agustus 2020

(22)

Sehingga sampai sekarang kegiatan pembelajaran ini masih terlaksana meskipun kepengurusan masjid sudah beberapa kali berganti.

4. Dampak terhadap Jamaah setelah mengikuti pembelajaran agama Islam di masjid

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis banyak jamaah yang hadir dipembelajaran masjid Al-jihad yaitu cukup beragam ada yang tua, dewasa, sampai anak anak serta laki-laki dan perempuan. Bila dilihat dari segi umur rata-rata yang tua kisaran umur 55 tahun keatas, dewasa kisaran umur 25-40 tahun sedangkan anak anak kisaran umur 10 tahunan. Sedangkan di masjid Noor rata rata jamaah adalah para pedagang pasar dan para pengunjung pasar yang ikut shalat dan mengikuti pembelajaran agama Islam dimasjid tersebut. Para jamaahnya kisaran usia 30-50 tahunan.

Adapun untuk dampak terhadap jamaah yang mengikuti kegiatan pembelajaran dimasjid adalah sebagai berikut :

1. Masjid Al-Jihad

Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam dimasjid Al-jihad adalah salah satu cara untuk membantu masyarakat dalam memahami tentang ilmu-ilmu agama Islam serta jawaban akan permasalahan hidup yang dialami masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu jamaah yang rutin hadir dikegiatan tersebut yakni bapak Sabriyansyah. Beliau mengatakan. “ketika saya istiqomah hadir dalam kegiatan

(23)

dimasjid ini yang saya dapatkan adalah ketenangan jiwa dan rohani seakan berasa sejuk. Serta anak dan istri pun sering ikut kegiatan keagamaan dimasjid ini mereka juga merasakan seperti yang saya rasakan. Selain itu saya juga bisa sering ketemu dengan teman-teman yang menghadiri kegiatan pembelajaran agama dimasjid ini. Dari segi ibadah tentu dari saya ada perubahan khususnya ketika shalat magrib, isya dan subuh dengan menghadiri setiap kali kegiatan pembelajaran itu sudah menjaga ibadah saya untuk shalat berjamaah saya dimasjid. Untuk dari segi materi yang disampaikan menurut saya menarik yang dekat kehidupan jamaah, apalagi ketika jadwal dialog agama banyak pertanyaan-pertanyaan yang seolah olah mewakili pertanyaan jamaah lainnya, sehingga mendapatkan pencerahan bagaimana menyelesaikan

permasalahannya.”13

Jamaah lainnya yaitu bapak Sulaiman salah seorang jamaah yang rutin hadir disetiap kegiataan pembelajaran keagamaan dimasjid Al-jihad. Beliau mengatakan bahwa

“ nyaman banar bila sudah duduk mendangarkan ustadz menyampaikan ilmu-ilmu agama ni. Aku rasa tentram, damai duduk bakumpul dengan orang-orang yang menuntut ilmu ni. Pokoknya rasa damai nya tu kada pernah aku dapatkan dilain hanya duduk mendengarkan ustadz duduk dimasjid ni haja aku

13 Wawancara dengan bapak Sabriyansah, Pegawai Swasta umur 41 tahun, pada tanggal 28/08/2020

(24)

merasakan tentram jiwa. Lawan jua sedikit banyak nya aku tahu tentang ilmu-ilmu agama.”14

Selain itu jamaah lain juga menambahkan bahwa terdapat dampak baik ketika mengikuti kegiatan pembelajaran agama Islam dimasjid Al-jihad ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Nurrahman beliau menyampaikan

“kalo aku secara pribadi merasa senang akan adanya kegiatan rutin belajaran agama dimasjid ni, karena bagi orang 1kaya aku yang awam dengan ilmu agama terus waktu sekolah bahari kada tapi banyak belajar agama. Yang hal kaini banyak membantu aku sedikit-dikit paham kayapa ilmu agama khusus nya tentang ibadah sehari-hari yang digawi tu am. Imbah itu jua dampak yang lain gasan aku, aku batambah rajin sembahyang berjamaah dimasjid baik itu subuh, juhur, ashar, magrib dan isya, ada hal yang nyaman aku dapati imbah aku katuju umpat kajian dimasjid ni. Apalagi aku yang sudah tuha ni kadada lagi yang kuharap akan selain banyak banyak baibadah, Alhamdulillah ada masjid yang memfasilitasi meadakan pengajian keagamaan rutin dalam seminggu.”15

Menambahkan dengan hal di atas bapak Muhammad Zaini berumur 56 tahun mengatakan bahwa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran dimasjid Al-jihad ini membuat hati menjadi tentram apalagi ketika

14 Wawancara dengan Bapak Sulaiman, Pekerjaan Swasta, pada tanggal 28 september 2020 15 Wawancara dengan Bapak Nurrahman, Pekerjaan Swasta pada tanggal 28 September 2020

(25)

suasana baada subuh seperti merasakan ketentraman yang nyaman dihati. Selain mendapatkan kenyamana hati, beliau juga menambahkan mendapatkan pengetahuan ilmu agama yang sangat bermanfaat serta kegiatan ibadah beliau pun juga membaik dan terus meningkat. Berkaitan dengan materi yang disampaikan beliau menambahkan bahwa apa yang

disampaikan oleh ust mudah dipahami beliau.16

Hal yang sama juga disampaikan oleh Hj. Aida seorang ibu rumah tangga umur 50 tahun, beliau mengatakan senang dengan adanya kegiatan keagamaan dimasjid Al-jihad dapat membantu memperdalam ilmu agama

supaya bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.17

Bapak H. Taufik juga menambahkan beliau sering sekali menghadiri kegiatan pembelajaran dimasjid Al-jihad ini bahkan semangat mengayuh sepeda beliau dari rumah ke masjid Al-jihad beliau mengatakan bahwa perjuangan dalam menuntut ilmu ini tidak sebanding dengan perjuangan Rasulullah pada masa dahulu. Beliau menambahkan bahwa dalam segi ibadah beliau merasa terus semangat untuk menjalankannya. Beliau juga mengatakan materi materi yang disampaikan oleh ust sangat suka sekali apalagi materi-materi yang

16 Wawancara dengan bapak Muhammad Zaini, Pekerjaan Swasta umur 56 thn, pada tanggal 18/11/2020

17 Wawancara dengan ibu Hj Aida, Pekerjaan Ibu Rumah Tangga umur 50 thn, pada tangggal 18/11/2020

(26)

berkaitan dengan hari pembalasan dan sejarah-sejarah tentang keislaman.18

Hal yang sama juga ditambahkan oleh pemuda yang bernama Ahmad Zikrullaah dia mengatakan bahwa hal yang paling bisa didapatkan dari kajian dimasjid Al-jihad adalah ilmu keagamaannya dan juga dia menambahkan rasa indah, damai dihati ketika duduk dimajelis ilmu seperti berasa ditaman surga. Apalagi ketika diliburkan waktu ada virus covid 19 kemaren sangat berasa berbeda sekali ketika yang biasanya

malam atau subuh duduk dimajelis ilmu.19

Selain itu dampak dari mengikuti kegiatan pembelajaran agama islam dimasjid Al-jihad menumbuhkan sikap sosial keagamaan yang tinggi bagi jamaah, seperti yang disampaikan salah satu jamaah ketika pelaksanaan hari-hari besar Islam ikut bergotong royong membantu kegiatan masjid, pelaksanaan hari raya idul fitri maupun idul adha serta

ikut menjadi panitia qurban, serta kegiatan kegiatan sosial lainnya.20

Hal serupa juga disampaikan oleh bapak Mujahid beliau mengatakan bahwa selain mendapatkan ilmu keagamaan dari adanya kajian ta’lim juga mendapatkan teman baru sesama muslim yang sering ikut kajian juga. Beliau juga mengatakan dengan seringnya ketemu

18 Wawancara dengan bapak H. Taufik, Pengrajin meubel umur 58 thn, pada tanggal 18/11/2020

19 Wawancara dengan Ahmad Zikrullah, Mahasiswa Unlam Umur 23 thn, Pada Tanggal 20/11/2020

20 Wawancara dengan bapak santoso, Pedagang Minyak umur 52 thn, pada tanggal 28/08/2020

(27)

disuatu majelis kajian mampu menajlin silaturahmi antar jamaah dan itu

adalah sesuatu hal yang menyenangkan bagi beliau.21

Senada dengan apa yang disampaikan bapak Mujahid, bapak Supian mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan ta’lim seperti dimasjid Al-jihad ini adalah salah satu cara menumbuhkan akan rasa cinta kepada masjid. Sehingga jamaah dengan seringnya ikut kajian dimasjid mereka juga akan selalu rindu ingin selalu berjamaah di masjid. Selain itu pula

tentu juga dapat menjalin silaturahmi antar jamaah.22

2. Masjid Noor

Masjid noor Banjarmasin adalah salah satu masjid yang berada didaerah pasar yang masyarakatnya banyak sibuk dalam berdagang. Tetapi itu tidak menyurutkan niat mereka untuk belajar dan memahami agama Islam. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Suherman, pedagang kain dipasar sudimampir.

“Alhamdulillah adanya belajaran kitab dimasjid noor ni rasa membantu banar gasan aku sedikit-sedikit manambahi pengetahuan akan ilmu agama yang ngaran aku ni lain lulusan pesantren hen sd gin kada tamat. Imbah tu gin disamping kesibukan bajualan masih ada waktu habis juhur setengah jam duduk manuntut ilmu dimasjid, lawan jua Alhamdulillah kawa tarus bajamaah khusus nya juhur lawan ashar.”23

21 Wawancara dengan bapak Mujahid, Pekerjaan Swasta umur 43 thn, Pada tanggal 20/11/202

22 Wawancara dengan bapak Supian, Pekerjaan Swasta Umur 45 thn, Pada Tanggal 20/11/202 23 Wawancara dengan Bapak Suherman, pedagang kain dipasar sudi mampir umur 48 thn, pada tanggal 03 Agustus 2020

(28)

Selain itu Bapak Supian Hasbi juga menambahkan hal yang berpengaruh adalah kehidupan sosial keagamaan masyarakatnya.

“selain mendapat ilmu pengetahuan aku jua sedikit banyaknya silaturahmi tu tajalin lawan pedagang yang lain yang pas sembahyang disini jua, selain itu jua kami buhan pedagang disini gin bila ada kegiataan hari besar islam bisa menyumbang gasan masjid baik berupa duit atau tenaga gasan pelaksanaan kegiataan keagamaan dimasji ni”24

Selain itu bapak H. Fauzan Noor seorang pedangan elktronik dipasar tersebut juga mengatakan bahwa dengan seringnya ikut duduk dalam pengajian di masjid Noor membuat tumbuh rasa ketenangan didalam jiwa. Kata beliau :

“unda ni nang ai hari hari haur sibuk bagawi haja kadang-kadang tu ada timbul rasa mamusang didalam awak ni. Kada tahu jua kenapakah. Tapi rajin bila unda habis sembahyang juhur duduk setumat mandangarkan majelis dimasjid Noor ni. Kayapa kah rasa jiwa unda ni tanang lawan nyaman asa kdd lagi beban pikiran masalah dunia. Makanya alhadulillah rasa basyukur banar dimasjid noor ni ada babacaan kitab maskipun setengah jam haja gasan babuhan kami pedagang yang sibuk bagawi ni.”25

Bapak Muhammad dede salah satu pengunujung pasar sudi mampir menmbahkan bahwa dengan diadakannya kegiatan ta’lim dimasjid Noor ini dapat menambah ilmu pengetahuan agama Islam. Selain itu juga memberikan pencerahan bagi jamaah khususnya para pedagang dan

24

Wawancara dengan Bapak Supian Hasbi, pedagang elektronik dipasar sudi mampir umur

45 thn, pada tanggal 03 Agustus 2020

25 Wawancara dengan bapak H. Fauzan Noor, Pedagang baju koko di pasar sudi mampir

(29)

pengunjung dipasar sudimampir agar tetap mengkaji ilmu agama disela

kesibukan bekerja.26

Bapak Ahmad menambahkan bahwa hal yang baik yang didapatkan dengan adanya kajian ta’lim dimasjid Noor ini dapat memberikan pencerahan tentang ilmu agama Islam. Selain itu juga mengisi waktu

dengan ilmu-ilmu agama disemping sibuk mencari rezeki.27

Hal serupa juga disampaikan oleh bapak Udin beliau mengatakan bahwa kegiatan seperti pembacaan kitab dimasjid ini sangat bagus dan sangat memberikan manfaat bagi jamaah, khususnya juga mengingatkan kepada jamaah untuk tidak terlena akan kenikmatan dunia saja. Apalagi masjid Noor ini berada ditengah pasar besar yang ada di Banjarmasin yang manusia setiap harinya datang berkunjung sangat banyak. Terbukti

dengan full nya masjid ketika shalat juhur berjamaah dimasjid.28

Bapak Muhammad Yamin juga menambahkan bahwa hal yang beliau dapatkan dari mengikuti kegiataan pembelajaran kitab dimasjid Noor setelah shalat juhur yaitu ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat dan juga sering diingatkan oleh guru bagaimana memaksimalkan harta sebagai jalan untuk beramal, bukan hanya sebatas mencari rezeki yang

26

Wawancara dengan Muhammad Dede, Guru Honorer umur 28 thn, pada tanggal 18/11/2020

27 Wawancara dengan bapak Ahmad, Petugas Parkir pasar umur 47 thn. Pada Tanggal 18/11/2020

28

(30)

halal tetapi bagaimana menggunakan rezeki yang didapatkan dijadikan

jalan untuk beribadah kepada Allah.29

Selain mendapatkan ilmu tentang agama dengan adanya kegiatan pembelajaran agam Islam dimasjid Noor juga menumbuhkan rasa cinta akan masjid. Hal tersebut juga disampaikan oleh bapak Wahyudi salah satu jamaah dan warga yang tinggal disekitaran masjid. Beliau mengatakan masjid Noor selalu membuat kegiatan-kegiatan Islami yang menghidupkan masjid selain dari kegiatan Ta’lim setelah baada juhur juga ada kegiatan maulid Habsy dan pembacaan yasin setiap satu minggu sekali.30

Hal serupa juga ditambahkan oleh bapak Fitriansyah beliau menambahkan bahwa kegiatan pembelajaran kitab seperti ini mampu menjalin silaturahmni yang antar jamaah yang hadir. Beliau juga menambahkan juga menumbuhkan akan sikap sosial masyarakat apabila ada kegiatan besar Islam untuk membantu menyelenggarakan baik dari

pikiran, tenaga, bahkan membantu dalam biaya.31

Bapak Ihsan juga menmbahkan bahwa kegiatan-kegiatan dimasjid Noor seperti pembelajaran kitab yang biasanya dilaksanakan secara tidak

29

Wawancara dengan Bapak Muhammad Yamin, Pedagang Elektonik Sound Sistem Umur 46 thn, Pada Tanggal 18/11/2020

30 Bapak Wahyudi, Pekerjaan Swasta Umur 52 thn, Pada Tanggal 18/11/2020

31 Wawancara dengan Bapak Fitriansyah, Pekerjaan Swasta Umur 49 thn, Pada Tanggal 18/11/2020

(31)

memberikan dampak yang positif bagi jamaah khusunya beliau agar terus meningkatkan ibadah shalat agar terus melaksanakan shalat wajib

dimasjid berjamaah.32

Berdasarkan hasil diatas tentu bahwa dampak dari pembelajaran agama Islam dimasjid sangat membantu jamaah dalam memberikan pemahaman akan ilmu-ilmu agama, mampu meningkatkan keibadahan jamaah dan dengan berkumpulnya dalam sebuah kajian menimbulkan rasa senang, tenang, dan memiliki ketentraman jiwa yang tidak didapatkan dilain tempat, mampu menjalis silaturahmi antar jamaah, serta mampu menumbuhkan rasa cinta akan masjid sebagai tempat suci nya umat Islam.

D. Pembahasan Data

1. Pelaksanaan Pembelajaran Agama Islam pada masjid Al-jihad dan Masjid Noor Banjarmasin

Berdasarkan dari dua pelaksanaan pembelajaran dimasjid Al-jihad dan masjid Noor memiliki tahapan dalam proses pelaksanaan. Dilihat dari segi perencanaan Masjid Al-jihad tidak memiliki perencaaan khusus dari pihak masjid untuk merancang materi yang ingin disampaikan hanya saja masjid menyerahkan kepada ustadz yang merencakanakan materi yang akan disampaikan pihak masjid hanya merancang jadwal pelaksanaan kegiatan

32

(32)

pembelajaran. Sedangkan masjid Noor dari pihak masjid memiliki perencaan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran agama Islam, pihak pengurus masjid menentukan kitab yang ingin dibahas sedangkan ustadz atau guru nya hanya mengikuti dari apa yang diinginkan oleh pengurus masjid siapkan.

Dalam proses pembelajaran perencaan adalah salah satu komponen penting yang perlu diperhatikan untuk mencapai sebuah tujuan dan mempersiapkan proses pembelajaran dari materi maupun metode yang akan digunakan. Jika melihat dari pendapat Suryadi dan Mulyani unsur-unsur utama yang harus ada dalam membuat rencana pembelajaran yaitu : (1) Tujuan yang hendak dicapai, berupa tingkah laku apa yang diinginkan yang dimiliki murid setelah proses pembelajaran, (2) Bahan pelajaran yang disapaikan, (3) Metode dan tekhnik yang digunakan, (4) Penilaian, yakni bagaimana menciptakan dan menggunakan alat untuk mengetahui tujuan

tercapai atau tidak.33

Selanjutnya jika dilihat dari tahapan pelaksanaan kedua masjid tersebut menggunakan metode yang berbeda. Masjid Al-jihad menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab sedangakan masjid Noor menggunakan metode sorogan dan ceramah yaitu guru membacakan kitab kemudian murid

33 Suryadi, Ace, dan Mulyana, wiana. Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan

(33)

mengikuti bacaan yang guru sampaikan kemudia guru menjelaskan dengan

bentuk ceramah apa yang sudah dibacakan oleh ustadz atau guru.34

Sebenarnya keempat metode yang umum digunakan pada pendidikan keagamaan telah dipraktikan oleh nabi Muhammad. Contohnya nabi Muhammad pernah menggunakan metode ceramah seperti hadits yang diriwayatkan imam Muslim.

Rasulullah SAW berbicara secara umum dan khusus dihadapan orangorang Quraisy dengan tujuan mengajak orang-orang Quraisy dan lainnya untuk menyelamatkan diri dari neraka dengan usahanya sendiri, karena Rasulullah tidak kuasa menolak sedikitpun siksaan Allah terhadap umatnya.

Pada hadits tersebut ada kata d‟a berarti mengajak atau menyeru dan ankizu

berarti selamatkan untuk sebuah peringatan. Mengajak mereka menuju

34 Hasarudin, Madrasah pada Masa Islam Klasik : Analisis Historis atas Metode yang

(34)

kebaikan dan memberi peringatan disampaikan nabi Muhammad menggunakan metode ceramah.

Nabi Muhammad juga pernah menggunakan metode tanya jawab

sebagaimana pada hadits yang diriwayatkan imam Muslim.35

Pada hadits di atas nabi Muhammad menggunakan metode Tanya jawab sebagai strategi pembelajarannya. Beliau sering menjawab pertanyaan dari sahabatnya ataupun sebaliknya. Metode tanya jawab ini sendiri ialah metode pembelajaran yang memungkinkan adanya komunikasi langsung antara guru dan jamaah. Tujuan terpenting dari metode tanya jawab ini adalah para guru dapat mengetahui sejauh mana murid dapat mengerti apa yang telah disampaikan

Muhammad menggunakan metode tanya jawab sebagai starategi pembelajarannya. Beliau sering menjawab pertanyaan dari sahabatnya ataupun sebaliknya. Metode tanya jawab ini sendiri ialah metode pembelajaran yang memungkinkan adanya komunikasi langsung antara pendidik dan peserta didik. Tujuan terpenting dari metode tanya jawab ini

35

(35)

adalah para guru atau pendidik dapat mengetahui sejauh mana para peserta didik dapat mengerti dan mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.

Nabi Muhammad juga pernah menggunakan metode diskusi

sebagaimana yang diriwayatkan imam Bukhari. 36

Diskusi pada dasarnya adalah tukar menukar informasi dan unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan atau merampungkan keputusan bersama.

Selanjutnya model pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran dimasjid Al-jihad dan masjid Noor model pembelajaran halaqah dimana ustadz atau guru duduk didepan dan para jamaah duduk melingkari ustadz atau guru. Halaqa adalah bentuk tertua dari pengajaran Islam sejah masa nabi Muhammad, dan tempat pertama yang digunakan adalah masjid. Pada saat itu yang berperan memimpin kegiatan pengajaran adalah nabi Muhammad sendiri, baik bagi pengikutnya yang laki-laki maupun perempuan.

36 Abu Abdillah Muhammad Isma’il bin Ibrahim bin Mughirah Al-Ja’fi Al Bukhari, Shahih

(36)

Dalam halaqa tradisional, guru duduk diatas bantal membelakangi dinding atau pilar. Para siswa duduk dalam setengah lingkaran disekitar guru, sesuai dengan tingkat pengetahuannya. Pada awal islam, para guru yang mengajar pada halaqa terdiri dari laki-laki dan perempuan. Biasanya guru yang terkenal diakitkan dengan nama kota dan masjid tertentu, dan juga untuk nama pilar

yang dikaitkan dengan guru yang duduk disana.37

Dalam halaqa yang diselenggarakan dimasjid siapapun bisa bergabung baik statusnya sebagai murid terdaftar ataupun sekedar pengunjung yang berminat mengikuti kajian. Mereka yang menjadi murid pada halaqa tersebut diberi tugas melakukan pembacaan terhadap sumber-sumber keilmuan

penunjang agar tidak mengalami kesulitan dalam memahami uraian mudarris

ketika proses kajian berlangsung, mereka juga dituntut untuk berkonsentrasi secara bersungguh-sungguh. Kegiatan diskusi aktif pun diintensifkan untuk menggali lebih dalam serta menangkap wawasan lebih luas tentang ajaran Islam. Untuk mengikuti proses belajar dalam halaqa, tidak jarang para siswa melakukan perjalanan panjang hanya untuk duduk dalam halaqa guru yang terkenal.38

37 Hasarudin, Madrasah pada Masa Islam Klasik,.,h. 90

38 Sholeh Bin Ali Abu Ar-rad, Attarbiyah Al-Islamiyah, (Riyadh: Ad-dar Shulahiyah 1424), h. 95

(37)

2. Tujuan Pembelajaran Agama Islam pada Masjid Al-jihad dan Masjid Noor Banjarmasin

Berdasarkan paparan data pada masjid Al-jihad dan Masjid Noor memiliki tujuan dasar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agama Islam yaitu untuk memberikan wadah bagi masyarakat untuk belajar ilmu-ilmu agama Islam serta menjadikan fungsi masjid bukan hanya dijadikan tempat ibadah melainkan memfungsikan masjid menjadi pusat pendidikan agama Islam.

Hal ini sejalan dengan pengertian masjid adalah salah satu tempat yang sangat penting bagi seluruh umat muslim yang ada didunia. Ketika dimasa Rasulullah masjid menjadi pusat pendidikan untuk para sahabat waktu itu, masjid bukan hanya digunakan untuk ibadah saja melainkan masjid dijadikan tempat berkumpulnya para sahabat untuk bermusyawarah atau bertukar pendapat mengenai perkembangan agama Islam pada waktu itu. Sepanjang sejarah Islam peran masjid sangat vital karena selain untuk tempat ibadah masjid ini dari masa kemasa merupakan temptat yang multifungsi dan sarana potensial untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan keislaman, yang nantinya akan memberikan warna baru, ilmu baru dan pengetahuan baru tentang dunia Islam dan sangat menjanjikan dalam proses dinamika lembaga pendidikan Islam. Dalam sejarah umat Islam masjid merupakan madrasah pertama setelah rumah Dar Al-Arqam bin Al-Arqam. Di dalam masjid inilah terkumpul berbagai macam persoalan pokok kaum muslimin, mulai masalah

(38)

politik, agama, kebudayaan sampai kemasyarakatan, oleh karena itu kaum muslimin berkumpul didalam masjid hendaknya untuk memusyawarahkan dan bertukar pendapat tentang segala masalah atau urusan yang berkaitan

dengan kehidupan sosial keagamaan dan sosial kemasyarakatan.39

Pada masa daulah Muawiyah dan Abbasiyah masjid telah menempati pusat strategis pengembangan keilmuan Islam yang mengajarkan beragam pengetahuan. Terkadang dalam satu masjid terdapat beberapa halaqah, masing

masing mudarris pada halaqa tersebut mengajarkan satu disiplin ilmu yang

berbeda, seperti ilmu tafsir, fiqih, tarikh, dan sebagainya. Dimasjid Amr bin ash misalnya yang mula mula diajarkan adalah pelajaran agama dan budi pekerti. Kemudian berangsur-angsur ditambahkan beberapa mata pelajaran. pada waktu itu imam syafi’I datang ke masjid ini untuk menjadi guru pada tahun 182 H, ia melihat terdapat delapan buah halaqah yang penuh dengan siswa. Selain itu, pada masa Umayah terdapat masjid sebagai pusat ilmu pengetahuan yakni Cordoba, masjid Al-shahra, masjid Damaskus, dan masjid Qairawa. Begitu juga masa Abbasiyah, masjid dijadikan sebagai pusat ilmu pengetahuan yakni masjid basrah, didalamnya terdapat halaqah tafsir wa

al-hadits, halaqa al-Riyadiyyah, halaqa al-sirr wa al-adab.40

39 Ali Al-Jumbulati, Perbandingan Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994) h. 24. 40 Armai Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan

Klasik, (Bandung: Angkasa, 2014), h. 43

(39)

Oleh karena itu perkembangan masjid dizaman sekarang sangat bagus untuk kehidupan bermasyarakat agar masjid mampu menjadi lembaga pendidikan yang membantu masyarakat khususnya kaum muslimin belajar tentang ilmu-ilmu agama Islam. Sehingga mampu menciptakan masyarakat yang madani. Selain itu juga mampu menjadikan fungsi masjid bukan hanya menjadi tempat ibadah melaikan menjadikan masjid sebagai tempat menuntut ilmu agama.

3. Materi pembelajaran agama Islam pada Masjid Al-jihad dan Masjid Noor Banjarmasin

Berdasarkan paparan data materi pembelajaran agama Islam pada masjid Al-jihad dan masjid Noor menggambarkan bahwa memiliki perbedaan dalam aspek materi yang disampaikan. Masjid Al-jihad dalam penyampaian sebuah materi pendidikan agama Islam berbentuk tema dengan mengaitkan pokok-pokok masalah keagamaan dalam masyarakat dibungkus dengan dalil dalil agama yang menguatkan. Sehingga materi bersifat universal yang bisa menyentuh atau memliki keterkaitan langsung dengan kehidupan jamaah yang hadir dalam kegiatan pembelajaran. Bila dilihat dari tema pembelajaran yang dilaksanakan dimasjid tersebut bisa diklasifikasikan ada pembelajaran Fiqh, Akidah, Tauhid, Akhlak, dan Tafsir yang dibungkus dalam materi tema pembelajaran agama Islam. Bila dilihat aspek materi yang berkaitan dengan akhlak banyak materi yang mengajarkan dan mengajak bagaimana menjadi muslim yang baik yang selalu membantu satu sama lain dan menjadi seorang

(40)

muslim yang saling tolong menolong dan mengelola hati yang bersih tanpa ada rasa kebencian. Hal ini tentu akan membantu masyarakat khususnya muslim dalam menjalankan kehidupan sosial di masyarakat.

Hal tersebut sejalan Jika ditinjau dari pengertian pendidikan sosial keagamaan menurut Abdurrahman An-nahlawi yaitu pendidikan keagamaan yang dijalankan atas dasar-dasar perasaaan sosial agar tumbuh bekembang dalam suatu masyarakat yang padu dengan mengutamakan yang lain, jauh dari sifat egoisme, selalu menolong orang lain demi kebenaran dan kebaikan,

membuat orang lain gembira dan menyingkirkan berbagai kesusahan.41

Dengan demikian pendidikan sosial keagamaan ialah bagaimana mendidik dan membentuk manusia yang mengetahui dan mengisnsyafi tugas serta kewajibannya berpilaku sosial yang baik sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara.

Sedangkan masjid Noor materi sudah disusun rapi oleh pengurus masjid dengan mengikuti tema-tema yang ada didalam kitab secara berurutan. Bila dilihat dari kitab yang diambil yaitu kitab-kitab klasik yang sudah dikarang oleh ulama-ulama terdahulu. Adapun kitab kitab yang dipelajari yaitu kitab

Kayfa Takunu Ghaniyan karangan Habib Muhammad bin Alwi Alaydrus tentang bagaimana ekonomi seoarang muslim akan memperkuat agama. Umumnya orang kaya mampu menjaga kehormatan dirinya dan keluarganya

41 Abdurrahman an Nahlawi, Prinsip-prinsip dan metode Pendidikan Islam dalam Keluarga,

(41)

serta berjuang dijalan Allah dengan harta yang dimilikinya. Materi dikitab ini tentu sesuai dengan keadaan jamaah masjid noor yang kebanyakan adalah para pedagang dipasar agar mampu menjadikan hartanya sebagai jalan jihad

dan dakwah untuk menguatkan agama Islam. Kedua adalah kitab Minhajul

Abidin yaitu karangan Imam Al-ghazali adalah kitab yang membahas tentang jalan yang ditempuh, dalam kitab ini adalah tentang tujuh tanjakan atau rintangan jalan menuju Allah yang harus dilalui oleh orang muslim untuk meningkatkan kualitas ibadahnya kepada Allah SWT. Hal ini sejalan dengan pengertian ibadah menurut pandangan Islam yaitu hubungan vertical antara hamba dengan tuhan, maka setiap muslim dalam menampakkan sikap keberagamaannya hendaknya melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut merupakan cakupan atas segala hal yang disukai Allah dan dirihdai Allah dalam bentuk ucapan dan perbuatan yang dilakukan setiap

muslaim secara sembunyi- sembunyai atau terang-terangan.42 Ketiga aadalah

kitab Al-hikam karangan Ibnu Athaillah adalah ringkasan syarah Al-hikam,

dalam kitab ini ada 3 aspek utama yang ditekankan yaitu akidah, tauhid, dan tasawuf. Serta beberapa aspek lain seperti hati, nafsu, makrifah, dan berbagai

bentuk menajemen hati atau qalbu. keempat adalah kitab Al-iydhah karangan

Imam Muhyiddin Yahya bin Syaraf al-Nawawi yang merupakan sebuah kitab fiqh yang disusun mengenai pelasanaan ibadah haji dan umrah adapun

42 Muh. Rusli, “Tingkat Perilaku Keberagamaan Siswa SMA Negeri 1 Belawa Kabupaten Wajo”, h. 32.

(42)

didalam kitab tersebut membahas tentang (1) etika menunaikan ibadah haji, (2) ihram, (3) tatacara memasuki mekkah, (4) umrah dan permasalahan yang berkaitan (5) penjelasan yang bermukim di makkah, tawaf wada’ dan masalah yang berkaitan, (6) ziarah kemakam Rasulullah (7) Kewajiban terhadap seorang yang meninggalkan kewajiban dan melakukan larangannya (8) ibadah yang dilakukan anak kecil, hamba sahaya, wanita dan lainya.

Jika dilihat dari teori pembelajaran Agama Islam kajian di masjid Al-jihad bisa diposisikan sudah mulai memasuki pembelajaran modern meskipun belum sepenuhnya karena dengan cara penyampaikan materi tidak hanya terpatok disatu kitab saja, namun dalam bentuk tema yang isi kajian ta’lim bisa lebih dekat dengan kehidupan para jamaah. Selain itu pula dalam kajian dimasjid Al-jihad ada sesi dialog agama setiap satu bulan sekali dengan melibatkan jamaah bertanya tentang masalah-masalah keagamaan. Hal seperti ini sejalan dengan teori pembelajaran agama Islam bersifat modern yaitu pembelajaran yang tidak hanya terpusat diguru saja melaikan ada perhatian dari murid untuk ikut serta dalam pembelajaran. Materi juga tidak hanya terfokus pada satu kitab melainkan ada tambahan-tambahan yang menjadi

penguat dari materi yang disampaikan.43

Sedangkan Masjid Noor masih menggunakan konsep pembelajaran traditional yang mana materi hanya terfokus disatu kitab dan menjelaskan dari materi pertama sampai selesai. Dalam proses pembelajarannya guru menjadi

43

(43)

focus utama dalam pembelajaran dan tidak ada proses dialog agama seperti yang dilaksnakan dimasjid Al-jihad. Hal ini sejalan dengan teori pembelajaran konsep traditional yaitu pembelajaran tradisional sangat menekankan pentingnya penguasaan materi serta pembelajaran trasional merupakan pembelajaran dimana secara umum pusat pembelajaran ada pada guru

sedangkan murid menjadi objek dalam belajar.44

Dari materi-materi yang dipelajari di masjid Al-jihad dan Masjid noor diatas untuk bertujuan mewujudkan perilaku keagamaan masayarakat dalam kehidupan. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang memiliki tiga pokok ajaran yakni Aqidah, ibadah, dan Akhlak. Totalitas ketiga aspek inilah yang mewujudkan sikap keberagamaan seorang muslim. Seorang muslim diperintahkan untuk beribadah sebaik-baiknya, selain itu mereka juga dituntut

berakhlak mulia dan menjaga hubungan sosial bersama orang lain.45

Sedangakan yang menjadi persamaan materi antara masjid Al-jihad dan masjid Noor adalah sama membahas ilmu-ilmu agama Islam yang tujuan yang untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya kaum muslimin. Hal tersebut sejalan dengan materi pendidikan keagamaan khususnya Islam yang bermuara pada pendidikan Islam, maka pada dasar

44 Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group 2009), h. 85

45 Muh. Rusli, “Tingkat Perilaku Keberagamaan Siswa SMA Negeri 1 Belawa Kabupaten Wajo”, Tesis (Makassar: PPs UIN Alauddin Makassar, 2011), h. 30.

(44)

materi akan sama yaitu dari Al-Quran, hadits, dan Ijtihad. Dalam pendidikan agama Islam ada beberapa materi yang dibahas yaitu :

A. Akidah

Akidah dalam pengertian tekhnis artinya adalah imam dan keyakinan. Akidah islam adalah keyakinan kepada Allah, keyakinan kepada malaikat, keyakinan kepada kitab-kitab Allah, keyakinan kepada Nabi dan Rasul, keyakinan kepada hari akhir, dan keyakinan kepada Qada dan Qadar Allah.

Esensi akidah berisifat abstrak, karena akidah tumbuh dari jiwa yang mendalam dan merupakan dasar agama yang harus dilalui oleh setiap orang. Strategi Nabi Muhammad ketika memperkenalkan konsep dakwah dalam Islam, beliau mengajak manusia untuk

mempercayai ajaran Islam terlebih dahulu tanpa keraguan sedikitpun.46

Wujud keberagamaan seorang muslim berdasarkan aspek akidah dimulai dengan pengakuan keislaman melalui syahadat yang tidak hanya diucapkan dengan lisan atau keyakinan hati, tetapi dimanifestasikan pula dalam bentuk ibadah dan akhlak.

B. Ibadah

Ibadah dalam pengertiannya adalah jalan yang harus dilalui setiap muslim. Dilihat dari segi hukum, syariat adalah norma hukum

46 Umar Sulaiman, Analisis Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Keagamaan; Kasus pada Siswa

(45)

dasar yang diwahyukan oleh Allah yang wajib diikuti oleh orang Islam, baik yang berhubungan dengan Allah ataupun manusia.

Ibadah secara etimologis berasal dari Bahasa Arab yang artinya melayani, patuh dan tunduk. Sedangkan secara terminologis yakni sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah,

baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.47

Ibadah secara umum merupakan bentuk penghambaan diri manusia kepada Allah dengan menaati dan melaksanakan segala perintah dan anjurannya serta menjauhi larangan karena Allah semata,

baik dalam bentuk kepercayaan, perkataan dan perbuatan.48

Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua dengan bentuk dan sifat yang berbeda satu sama lain.

1) Ibadah Mahdhah

Ibadah Mahdhah atau ibadah khusus merupakan ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah tentang tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya. Jenis ibadah mahdhah adalah wudhu, tayammum, hadats, shalat, shiyam (puasa), haji, dan Umrah.

47 Sahriansyah, Ibadah dan Akhlak (Cet. I; Banjarmasin: IAIN Antasari Press, 2014), h. 1. 60

48

(46)

2) Ibadah Ghairu Mahdah

Ibadah ghairu mahdah atau umum adalah segala amalan yang dizinkan oleh Allah misalnya belajar, dzikir, dakwah,

tolong menolong dan lainnya sebagainya.

C. Akhlak

Akhlak adalah budi pekerti yang penerapannya melalui tingkah laku yang mungkin positif, maupun negative, mungkin baik, dan mungkin buruk. Dalam Islam akhlak haruslah baik dan dilakukan secara berulang-ulang jika dilakukan sekali-kali atau jarang maka belum bisa dikatakan akhlak.

Secara etimologi kata akhlak berasal dari Bahasa Arab yang

merupakan bentuk jamak dari khuluq atau khalq, tabiat atau budi

pekerti, kebiasaan atau adat, dan agama. Akhlak secara terminologi diartikan sebagai sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang muncul secara spontan tanpa pertimbangan terlebih dahulu, serta tidak

memerlukan dorongan dari luar49

Akhlak menurut Ahmad Amin merupakan membiasakan

kehendak („adah aliradah). Kata “membiasakan” dipahami dalam arti

melakukan sesuatu secara berulang-ulang, sehingga menjadi suatu

kebiasaan („adah) . Adapun yang dimaksud dengan kehendak (iradah)

adalah menangnya keinginan untuk melakukan sesuatu setelah

49

(47)

mengalami kebimbangan untuk menentukan pilihan terbaik diantara

beberapa alternative.50

Akhlak memiliki karakteristik yang bersifat universal, artinya ruang lingkup akhlak dalam pandangan Islam sama halnya dengan lingkup pembahasan tindakan manusia. Secara sederhana ruang lingkup akhlak terbagi tiga, meliputi;

1) Akhlak Terhadap Allah

2) Akhlak Terhadap Manusia

3) Akhlak terhadap Alam

Dari hal diatas materi yang disampaikan dimasjid Al-jihad dan Masjid Noor yang berkaitan dengan Akhlak bahwa materi yang disampaikan didua masjid hanya berfokus pada Akhlak terhadap manusia dan Allah yang sering disampaikan. Hal ini berkaitan dengan teori ruang lingkup akhlak

D. Takwa

Dalam pembelajaran dimasjid Al-jihad dan Masjid Noor juga ada membahas materi tentang taqwa yang mana sering materi atau sisipan materi yang ditambahkan oleh guru dalam proses kajian Islam agar terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah mengenai menjaga hati agar tidak kotor dan takut akan Allah SWT. Hal ini sejalan dengan ruang lingkup pendidikan Islam tentang takwa artinya takut, menjaga

50

(48)

diri, memelihara, tanggung jawab, dan memenuhi kewajiban, orang yang bertakwa ialah orang yang takut kepada Allah atas kesadarannya, mengerjakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang.51

4. Dampak terhadap Jamaah setelah mengikuti kegiatan pembelajaran agama Islam di masjid Al-jihad dan masjid Noor Banjarmasin

Jika dilihat dari dampak dari kegiataan pembelajaran agama Islam dari dua masjid tersebut diatas memiliki dampak secara spiritulitas peribadatan kepada Allah dan sosial keagamaan. Masjid dengan berbagai macam amaliah yang berdimensi spiritual seperti shalat berjamaah, khotbah jumat, kajian-kajian memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Spritualitas

berhubungan dengan tuhan yang dikuatkan oleh pendapat Mickley et al yang

dikutif dari Achir yani bahwa spritualitas sebagai suatu multidimensi, yaitu

dimensi ekstensial dan dimensi agama. Dimensi ekstensial berfokus kepada

tujuan dari arti kehidupan, sedangakan dimensi agama lebih berfokus kepada

hubungan seseorang kepada tuhan yang maha penguasa.52

Para jamaah yang mengikuti kegiatan pembelajaran agama Islam dimasjid tersebut mendapatkan dampak yang positif untuk menjalani kehidupannya.

51

Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, cet-12(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada 2013) h. 199-245

52 E-book: Achir Yani S Hamid, Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa, (Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC, 2008), h.2

(49)

Selain mendapatkan ilmu agama yang menjadi bekal dalam menjalani kehidupan juga mendapatkan rasa ketenangan jiwa seperti hal nya yang diungkapkan oleh akhir yani dalam bukunya yang memiliki karakteristik spiritualitas tentang sikap akan ketenangan jiwa dan pikiran. Selain itu juga menumbuhkan akan hal baik dalam peribadahan shalat meningkatkan semangat beribadah sebagai mana hidup manusia yang selalu berhubungan dengan Allah SWT. Secara kehidupan bersosial juga menumbuhkan akan rasa cinta terhadap masjid, menjalin silaturahmi dan persaudaraan sesama jamaah yang mengikuti kajian keagamaan dimasjid tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai pemegang amanat orang tua dan sebagai salah satu pelaksana pendidikan Islam, guru agama tidak hanya bertugas memberikan pendidikan ilmiah saja, tetapi tugas

Jawaban tersebut diperkuat oleh salah satu guru di SD islam Jiwa Nala “respon kepala sekolah cukup bagus, ketika para guru melapor bahwa ada kendala dalam pelaksanaan MBS,

Kegiatan kolaborasi atau kerjasama yang dilakukan oleh orangtua & guru yang dilaksanakan kedua sekolah, SD Alam Muhammadiyah Banjarbaru dan SD Islam Creative, dalam

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung untuk Memenuhi salah satu persyaratan dalam menyeleseikan Program Sarjana Strata Satu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Berdasarkan pemaparan data dari hasil observasi, wawancara serta dokumentasi para pendidik dan peserta didik, bahwa strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam menghadapi

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dengan kepala cabang dan salah satu account officer, serta dengan beberapa anggota BMT-UGT Sidogiri

Pada mulanya, kelompok remaja masjid sudah menyetujuinya, akan tetapi dalam forum rapat tersebut ada salah satu tokoh agama yang melontarkan perkataan yang

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Pak Anwaruddin selaku Guru Pendidikan Agama Islam, berikut ucapnya : “Salah satu faktor kesulitan membaca Al-Qur’an pada siswa dikarenakan kurang