• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROSEDUR

IDENTIFIKASI BAHAYA,

PENILAIAN DAN PENGENDALIAN

RISIKO

(3)

1. TUJUAN

Tujuan dibuat prosedur ini adalah agar semua potensi bahaya diidentifikasi, dinilai resikonya serta dilakukan upaya pengendalian resiko tersebut, agar tidak membahayakan karyawan dan pekerja di PROSYMPAC.

2. RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup kegiatan identifikasi bahaya, penilaian resiko dan menentukan tindakan pengendalian risiko yang sesuai. Bahaya tersebut dapat berasal dari peralatan dan bahan maupun proses produksi serta hasil modifikasi, laporan dari karyawan, rekanan atau tamu, hasil inspeksi, audit dan sebagainya.

3. REFERENSI

Permenaker No.05/MEN/96 elemen 2, 6 dan 9. AS/NZS 4360: 1999.

4. DEFINISI

Bahaya adalah sesuatu yang memiliki potensi untuk menyebabkan cedera atau sakit (bagi karyawan, rekanan, tamu atau masyarakat umum) atau kerusakan terhadap properti perusahaan.

Resiko adalah kecenderungan untuk terjadi cedera, sakit atau kerusakan terhadap pembangkit atau properti perusahaan yang timbul akibat paparan bahaya.

Penilaian resiko adalah proses penilaian terhadap suatu risiko dengan menggunakan parameter akibat dan peluang dari bahaya yang ada.

Hirarki pengendalian adalah:

Eliminasi (menghilangkan) bahaya

 Substitusi (mengganti), misalnya peralatan atau bahan kimia

Engineering (rekayasa), misalnya dengan menambahkan guarding

atau penutup/penyekat

 Pengendalian secara administrasi, misalnya pengawasan, pelatihan dan rotasi

(4)

Tim Manajemen Resiko (TMR) adalah tim penilaian resiko yang terdiri dari karyawan dan atau manajemen; bertugas untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko.

5. TANGGUNG JAWAB

 Direktur Utama bertanggung jawab untuk mengesahkan TMR dan keberlangsungan kegiatan manajemen risiko di tempat kerja.

Technical Manager bertanggung jawab memimpin dan memilih anggota tim TMR jika dibentuk dan mengkoordinasikan dengan anggota tim dalam semua kegiatan manajemen resiko dan mensyahkan hasil Risk Assessment.

 HSE Coordinator bertanggung jawab untuk mengevaluasi tindakan perbaikan yang diambil oleh TMR dan bila perlu memberi rekomendasi.  Tim Manajemen Resiko (TMR) bertanggung jawab mengidentifikasi

bahaya, menilai resiko dan mengusulkan tindakan pengendalian berdasarkan hirarki pengendalian.

 P2K3 bertanggung jawab dalam memberikan masukan terhadap pelaksanaan langkah pengendalian yang telah disepakati serta memantau tindakan perbaikan agar dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan.

(5)

6. DIAGRAM ALIR PROSEDUR Persiapan Tim

Manajemen Risiko

Identifikasi Bahaya Observasi

Data Kecelakaan Benchmark Studi Literatur Wawancara Penilaian Risiko Peluang X Akibat Kriteria Risiko Risiko Diterima? Tentukan Tindakan Pengendalian Laporan Rekomendasi Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Pemantauan Tindakan Perbaikan Efektif? Lakukan Monitoring Berkala Mulai Selesai Ya Tidak Tidak Ya Frekuensi x Keparahan x Peluang

(6)

7. URAIAN PROSEDUR Persiapan Tim Manajemen Risiko

7.1.1 Dalam rangka pelaksanaan Manajemen Risiko di PROSYMPAC, Technical Manager akan memilih dan menetapkan Tim Manajemen Risiko (TMR) yang terdiri dari ketua dan anggota. Tim ini dipilih dari beberapa perwakilan karyawan memiliki keahlian dan pengalaman yang berhubungan dengan area/proses yang akan diidentifikasi potensi bahayanya, serta pihak lain yang memiliki keahlian yang dibutuhkan. TMR disahkan oleh Direktur Utama.

7.1.2 Ketua tim akan mempersiapkan segala sesuatunya agar kegiatan Manajemen Risiko dapat berjalan dengan lancar dan efektif, seperti: ruang lingkup kegiatan, alat tulis, formulir-formulir, dan lain-lain.

Pelaksanaan Identifikasi Bahaya

7.2.1 Pada tahap awal, tim akan melakukan identifikasi bahaya yang ada berdasarkan ruang lingkup kegiatan Manajemen Risiko. Bahaya ini dapat ditentukan dengan melihat semua kemungkinan yang dapat menimbulkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

7.2.2 Identifikasi bahaya dilakukan dengan cara observasi suatu aktivitas/objek/daerah atau melakukan wawancara dengan personil yang terkait dengan aktivitas tersebut dan pengisian Form Identifikasi Bahaya.

7.2.3 TMR melakukan pencatatan semua potensi bahaya yang terdapat pada aktivitas/objek/daerah, dalam Form Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko.

Penilaian Resiko

7.2.1 Setelah semua bahaya diidentifikasi, bahaya tersebut dinilai risikonya untuk menentukan tingkat resiko yang ada.

7.2.2 Penilaian risiko mempertimbangkan 3 (tiga) faktor yaitu frekuensi, keparahan dan peluang. Kriteria dari masing-masing faktor ini ditentukan berdasarkan petunjuk yang ada pada Formulir Risk Assesment..

7.2.3 Dalam mempertimbangkan faktor peluang dan akibat, TMR dapat menggunakan data-data K3 perusahaan (insiden, kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang terjadi sebelumnya), maupun data-data

(7)

eksternal yang berhubungan dengan Manajemen Risiko ini (data dari perusahaan lain, literatur dan lain-lain).

7.2.4 Resiko diterima bila score risk status 0-5 (safe) dan 6-30 (acceptable), Resiko dengan score risk status di atas 30 ( Medium, High dan Intolerable) tidak dapat diterima.

Tindakan Pengendalian Risiko

Bila suatu risiko tidak dapat diterima (unacceptable risk), maka TMR harus mengusulkan tindakan pengendalian yang efektif. Usulan tindakan pengendalian ini dicantumkan dalam laporan yang akan diserahkan kepada P2K3 untuk dibahas dalam Rapat P2K3.

P2K3 akan membahas usulan tindakan pengendalian dari TMR. Jika disetujui, P2K3 akan menentukan waktu dan Penanggung Jawab tindakan pengendalian tersebut. Jika tidak disetujui, P2K3 akan mencari alternatif penyelesaian lainnya.

Apabila berdasarkan penilaian risiko yang telah dilakukan, risiko dapat diterima (acceptable risk), maka hanya perlu dilakukan monitoring/pemantauan terhadap kondisi yang ada.

Pemantauan Tindakan pengendalian Risiko

P2K3 bertanggung jawab dalam memantau tindakan perbaikan agar dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan.

Apabila sampai batas waktu yang ditentukan, tindakan pengendalian belum mulai dilakukan atau belum selesai dilaksanakan, maka akan ditentukan waktu penyelesaian yang baru. Setelah suatu tindakan perbaikan selesai dilakukan, maka P2K3 akan tetap melakukan monitoring untuk menilai apakah tindakan pengendalian yang ada sudah efektif. Jika ternyata kurang efektif, maka perlu ditentukan bentuk tindakan pengendalian baru.

7.6 Pengaktifan kembali Tim Manajemen Risiko

7.6.1 Setelah TMR selesai menyerahkan usulan tindakan pengendalian, tugas TMR telah selesai. Jika dipandang perlu, TMR dapat diaktifkan kembali (baik yang lama atau dibentuk lagi yang baru, disesuaikan dengan kondisi.

(8)

8. LAMPIRAN

Form Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Susunan Tim Manajemen Risiko

9. DOKUMEN TERKAIT

(9)
(10)

Material Safety Data Sheet

Section 1 – Chemical Product Information Date Prepared: May 1, 2006 Product: GasDry Max/10BF

Chemical Desiccant

(Inorganic Alkaline Metal Chloride) Part No.: 33-0232, 33-0318 & 33-0366

Section 2 – Hazardous Ingredients/Identity Information

1) The ingredients and percentage of ingredients in Type GasDry Max desiccant is a trade secret. 2) Type GasDry Max does not contain any toxic chemicals subject to the reporting requirements of

Section 313 of Title III of the Emergency Planning and Community Right-To-Know Act of 1986. 3) Canadian (WHMIS) Hazard Classification: Class D, Division 2B (Skin and Eye Irritant).

Section 3 – Physical Chemical Characteristics Boiling Point: 2471oF Specific Gravity (Water=1): 2.1 g/cc

Vapor Pressure (mm Hg): Not applicable. Melting Point: 1126oF

Vapor Density (Air=1): Not applicable. Solubility in Water (@ 77oF): 45.4% (w/w) @ 77oF. Evaporation Rate (Butyl Acetate=1): Not applicable.

Appearance and Odor: Tablet size – 1” diameter X 3/4” height. White tablets, odorless. Section 4 – Fire and Explosion Hazard Information

Flammable Properties

Flash Point: Not applicable. Method Used: Not applicable. Flammability Limits

LEL: Not applicable. UEL: Not applicable.

Fire Fighting Instructions: Wear full protective clothing and self-contained breathing apparatus (SCBA) approved for fire fighting. This is necessary to protect against the hazards of heat, products of combustion and oxygen deficiency. Do not breathe smoke, gases or vapors generated.

Extinguishing Media: Dry chemical, CO2, water spray or regular foam.

Unusual Fire and Explosion Hazards: Not applicable. Section 5 – Reactivity Information

Stability (Conditions to avoid): Stable. Hygroscopic; tablets will attract water. (Contact with acids). Incompatibility (Materials to avoid): Strong acids.

Hazardous decomposition/byproducts: None.

Hazardous Polymerization: Will not occur.

A Division of Van Air Inc.

2950 Mechanic Street, Lake City, PA 16423-2095 Phone: 814/774-2631 Or 800/840-9906 Order Fax: 814/774-3482 Corporate Fax: 814/774-0778 E-mail: vanair@vanairsystems.com www.vanairsystems.com

U.S. Department of Labor Occupational Safety and Health Administration (non-mandatory form)

May be used to comply with OSHA’s Hazard Communication Standard, 29 CFR 1910.1200. Standard must be consulted for specific requirements.

O O O

(11)

-Van Gas Technologies GasDry Max Material Safety Data Sheet Page 2 of 2 Date Prepared: May 1, 2006

Section 6 – Health Hazard Information

Potential Health Effects: This product is irritating to the skin and eyes, and expected to be irritating to the nose and throat. Ingestion may cause drowsiness, weakness, tremors, anorexia, nausea, and blurred vision and muscle spasms.

Health Hazards (acute and chronic): Acute: Product has low oral and dermal toxicity in laboratory animals. It has been reported to have oral toxicity in humans at doses of 7-61 mg/kg (JAMA 139:688, 1949). This product is irritating to the skin and eyes, and expected to be irritating to the nose and throat.

Chronic: Ingestion of this product has been reported to produce drowsiness, weakness, tremors, anorexia, nausea, blurred vision and muscle spasms in humans.

Carcinogenicity: Not Listed. NTP: Not Listed. IARC Monographs: Not Listed. OSHA Regulated: Not Listed.

Signs and Symptoms of Exposure: Skin rash or redness and eye irritation, slightly irritating to nose and throat.

Emergency and First Aid Procedures

Eyes: Flush with water for at least 15 minutes.

Skin: Wash with soap and water. Get medical attention if irritation persists. Inhalation: Remove to fresh air. If breathing difficulty or discomfort occurs and

persists, obtain medical attention.

Ingestion: Drink 1 or 2 glasses of water and induce vomiting or administer Syrup of Ipecac (Only if conscious). Consult a physician.

IF IRRITATION PERSISTS SEEK MEDICAL ATTENTION Section 7 – Precautions for Safe Handling and Use

Small/Large Spills: No special precautions. Material can be cleaned up with shovels, brooms and/or water. Place in suitable closed container and label. Waste Disposal Method: Dispose of waste according to Federal, State and Local Regulations. Handling: Avoid contact with eyes, skin and clothing. Use with adequate

ventilation. Wear safety glasses/goggles and rubber gloves. Wash thoroughly after handling.

Other precautions: Store in a dry place and keep container closed. Section 8 – Control Measures

Respiratory Protection (specific type): Recommend dust mask (NIOSH/MSHA) if dust is excessive. Ventilation: Provide adequate ventilation.

Protective Gloves: Rubber gloves.

Eye Protection: Safety glasses or goggles.

Other Protective Clothing & Equipment: Rubber apron or disposable coveralls.

Work/Hygienic Practices: Quick-drench eyewash and safety shower. Wash thoroughly after handling.

Referensi

Dokumen terkait

Dari jenis bahaya tersebut, setelah diolah dengan menggunakan prosedur Identifikasi Bahaya penilaian dan Potensi Resiko didapatkan bahaya dengan nilai tertinggi yaitu,

kerugian terhadap keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang dapat timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan konstruksi. • Manajemen

Dengan ini saya menyatakan laporan akhir dengan judul Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko Pada Ares Produksi Cephalosporin di PT Sanbe Farma Plant Cimahi adalah

3.2 Penilaian Risiko adalah penerapan metode-metodemetode untuk menganalisa tingkat Resiko, mempertimbangkan resiko tersebut dalam Keadaan Bahaya, dan mengevaluasi

Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk memberi gambaran mengenai potensi bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi dan lingkungan, penilaian risiko dengan

Auditor wajib melakukan prosedur penilaian resiko untuk mengidentifikasi dan menilai Auditor wajib melakukan prosedur penilaian resiko untuk mengidentifikasi dan menilai risiko

Identification hazard atau identifikasi bahaya secara operasional adalah upaya untuk mengenali semua kegiatan, produk dan alat serta mencari potensi bahaya atau

Identifikasi Bahaya – Anjuran • Kontak dengan mesin atau material bergerak • Dipukul dengan bergerak, benda jatuh • Dipukul dengan kendaraan yang bergerak • Memukul sesuatu yang