• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL SIMULASI ANTRIAN MULTI CHANNEL SINGLE PHASE PADA ANTRIAN DI BENGKEL METEOR STUDI KASUS : BENGKEL METEOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL SIMULASI ANTRIAN MULTI CHANNEL SINGLE PHASE PADA ANTRIAN DI BENGKEL METEOR STUDI KASUS : BENGKEL METEOR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN MODEL SIMULASI ANTRIAN MULTI

CHANNEL SINGLE PHASE PADA ANTRIAN DI BENGKEL

METEOR

STUDI KASUS : BENGKEL METEOR

Ahmad Zaky1,Amirul Mu’minin2, Mansur Aziz3, Achmad Nur Rofiq4, Buchori Amin 5

Program Study Teknik, Jurusan Teknik Industri Universitas PGRI Ronggolawe

Email : azaky6117@gmail.com , amirmukmin99@gmail.com,mansuraziz1996@gmail.com

Rofiqrofiq655@gmail.com, buchorieg@gmail.com .

ABSTRAK

Perkembanga industri otomotif di indonesia belakangan ini sangatlah pesat hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya kendaraan bermotor yang berdampak langsung kepada jumlah penyedia jasa perbengkelan.Pada umumnya antrian yang cukup panjang dapat menimbulkan ketidak nyamanan para pelanggan. Hasil penelitian yang di peroleh , sistem antrian pada bengkel meteor menggunakan antrian MULTI CHENEL SINGLE PHASE. Simpulan yang dapat diambil dai hasil penelitian adalah kelima mekanik yang ada dalam perbaikan sepeda motor sudah cukup efektif, terbukti dari waktu tunggu yang tidak terlalu lama dan antrian yang tidak terlalu panjang. Dengan penelitian yang kami lakukan sehingga kami dapat mengetahui sitem antrian bengkel meteor . mengetahui waktu yang di habiskan pelanggan dalam antrian.

Kata Kunci : Sumulasi antrian Multi Channel Singgle Phase

ABSTRACT

Their rapidly developing automotive industry in Indonesia these days is very fast this can be seen in the increasing motor vehicle with a direct impact on the number of service providers perbengkelan.Pada generally fairly long queue can cause inconvenience for customers. Therefore the efficiency of the service time is an interesting thing to in the review. Problems that in the review is about the analysis queue repair motorcycles in the garage meteor, how the distribution of queuing models and how to analyze queuing model variables used are customer arrival time data and old data service mechanic.Research results obtained, the queuing system at the workshop meteor using MULTI queue Chenel SINGLE PHASE. The conclusions that can be drawn dai research results is the fifth mechanics that exist in motorcycle repair is quite effective, as evidenced by the waiting time is not too long and the queues were not too long. With the research that we do so that we can know the system queue meteor workshop. knowing that at the time the customer spent in the queue.

(2)

2

1.TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian dapat kami simpulkan sebagi berikut

1. mengetahui sistem antrian di bengkel meteor 2. mengetahui faktor kegunaan pelayanan pada model

antrian utuk proses pelayanan di bengkel meteor 3. mengetahui waktu yang dihabiskan seorang

pelanggan dalam antrian

4. mengetahui banyaknya rata rata pelanggan dalam antrian

5. mengetahu waktu yang dihabiskan oleh seorang pelanggan selama dalam menunggu pelayanan

1.2 MANFAAT PENELITIAN

Sesuai tujuan tersebut maka penelitian ini diharapakan manfaat untuk:

1. Bagi pembaca

Diharapakan para pembaca lebih memahami dan mengerti tentang teori antrian.

2. Bengkel meteor

Memberikan informasi-informasi yang dapat membantu untuk pengambilan keputusan Dan meninggkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat serta timbulnya antrian. Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan tambahan, akan menimbulkan pengurangan keuntungan bagi perusahaan. Sebaliknya, sering timbulnya antrian yang panjang akan mengakibatkan hilangnya konsumen. Menurut Ma’arif dan Tanjung (2003:119) antrian adalah situasi barisan tunggu dimana jumlah kesatuan fisik (pendatang) sedang berusaha untuk menerima pelayanan dari fasilitas terbatas (pemberi pelayanan) sehingga

bagai bahn pertimbangan dalam pengambilan keputusan bedaarkan aspirasi pelanggan mengenai banyaknya pelanggan yang ideal untuk meninggkatkan kualitas pelayanan.

1.3 Teori Antrian

Menurut Dwi (2010:16) Teori antrian merupakan sebuah bagian penting operasi dan juga alat yang sangat berharga bagi manager operasi. Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah pendatang harus menunggu beberapa waktu dalam barisan agar dilayani.

Menurut William J. Stevenson (dalam Dwi 2010:6)

Queuing theory is mathematical approach to the analysis of waiting lines. Menurut Heizer dan Render (2006:658) antrian

adalah ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian dan

merupakan orang-orang atau barang dalam barisan yang

sedang menunggu untuk dilayani atau meliputi bagaimana perusahaan dapat menentukan waktu dan fasilitas yang sebaik-baiknya agar dapat melayani pelanggan dengan efisien.

Teori tentang antrian diketemukan dan

dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang

berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu

peralatan penyambungan telepon secara otomatis. Dalam waktuwaktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan

perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator,

kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator.

Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang

terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of

probabilities of significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya. Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa antrian adalah suatu proses yang berhubungan dengan suatu kedatangan seorang

(3)

3

pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, kemudian

menunggu dalam suatu antrian dan padaakhirnya

meninggalkan fasilitas tersebut.

2.2 Karakteristik Sistem Antrian

Menurut Elida (2009:7) sebuah sistem antrian adalah suatu himpunan pelanggan, pelayan, dan suatu aturan yang mengatur kedatangan pada pelanggandan pemrosesan masalahnya.

Terdapat tiga komponen karakteristik dalam sebuah sistem antrian (Heizer dan Render,2006:659) yaitu:

a. Karakteristik kedatangan atau masukan sistem Sumber input yang mendatangkan pelanggan bagi sebuah sistem pelayanan memiliki karakteristik utama sebagai berikut:

1) Ukuran populasi

Merupakan sumber konsumen yang dilihat sebagai populasi tidak terbatas atau terbatas. Populasi tidak terbatas adalah jika jumlah kedatangan atau pelanggan pada sebuah waktu tertentu hanyalah sebagian kecil dari semua kedatangan yang potensial. Sedangkan populasi terbatas adalah sebuah antrian ketika hanya ada pengguna pelayanan yang potensial dengan jumlah terbatas.

2) Perilaku kedatangan

Perilaku setiap konsumen berbeda-beda dalam

memperoleh pelayanan, ada tiga karakteristik perilaku kedatangan yaitu: pelanggan yang sabar, pelanggan yang menolak bergabung dalam antrian dan pelanggan yang membelot.

3) Pola kedatangan

Menggambarkan bagaimana distribusi pelanggan

memasuki sistem. Distribusi kedatangan terdiri dari :

Constant arrival distribution dan Arrival pattern random.

Constant arrival distribution adalah pelanggan yang datang setiap periode

tertentu sedangkan Arrival pattern random adalah pelanggan

yang datang secara acak.

b. Disiplin antrian

Displin antrian merupakan aturan antrian yang mengacu pada peraturan pelanggan yang ada dalam barisan untuk menerima pelayanan yang terdiri dari :

1) First Come First Served (FCFS) atau First In First out

(FIFO) yaitu pelanggan yang datang lebih dulu akan dilayani lebih dulu. Misalnya: sistem antrian pada Bank, SPBU, dan lain-lain.

2) Last Come First Served (LCFS) atau Last In First Out

(LIFO) yaitu sistem antrian pelanggan yang datang terakhir akan dilayani lebih dulu. Misalnya:sistem antrian dalam elevator lift untuk lantai yang sama.

3) Service in Random Order (SIRO) yaitu panggilan didasarkan pada peluang secara acak, tidak peduli siapa dulu yang tiba untuk dilayani.

4) Shortest Operation Times (SOT) merupakan sistem pelayanan yang membutuhkan waktu pelayanan tersingkat mendapat pelayanan pertama.

c. Fasilitas pelayanan

Dua hal penting dalam karakteristik pelayanan sebagai berikut :

1) Desain sistem pelayanan Pelayanan pada umumnya digolongkan menurut jumlah saluran yang ada dan jumlah tahapan.

a) Menurut jumlah saluran yang ada adalah sistem antrian jalur tunggal dan sistem antrian jalur berganda.

b) Menurut jumlah tahapan adalah sistem satu tahap dan sistem tahapan berganda.

(4)

4

2) Distribusi waktu pelayanan

Pola pelayanan serupa dengan pola kedatangan di mana pola ini bisa konstan ataupun acak. Jika waktu pelayanan konstan, maka waktu yang diperlukan untuk melayani setiap pelanggan sama. Sedangkan waktu pelayanan acak merupakan waktu untuk melayani setiap pelanggan adalah acak atau tidak sama.

2.3 Struktur Antrian

Ada empat model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian:

a. Single Chanel - Single Phase

Single Channel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada satu pelayanan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada satu stasiun pelayanan sehingga yang telah menerima pelayanan dapat langsung keluar dari sistem antrian.

Contohnya adalah pada pembelian tiket bus yang dilayani oleh satu loket, seorang pelayan toko dan lain-lain. Lihat gambar 2.1 berikut :

b. Single Channel Multi Phase

Struktur ini memiliki satu jalur pelayanan sehingga disebut

Single Channel. Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua

atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan.

Setelah menerima pelayanan maka individu tidak bisa

meninggalkan area pelayanan karena masih ada

pelayanan lain yang harus dilakukan agar sempurna. Setelah pelayanan yang diberika sempurna baru dapat meninggalkan area pelayanan.

Contoh: pencucian mobil. Lihat gambar 2.2 berikut

Gambar 2.2 Single Channel Multi Phase

c. Multi Channel Single Phase

Sistem Multi Channel Single Phase terjadi ketika dua atau

lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal. Sistem ini memiliki lebih dari satu jalur pelayanan atau fasilitas pelayanan sedangkan sistem pelayanannya hanya ada satu

phase. Contoh : pelayanan di suatu bankyang dilayani oleh

beberapa teller. Lihat gambar 2.3 berikut:

Gambar 2.3 Multi Channel Single Phase

d. Multi Channel Multi Phase

Setiap sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu. Pada umumnya jaringan ini terlalu kompleks untuk dianalisis dengan teori antrian. Contoh: pelayanan kepada pasien di rumah sakit, beberapa perawat akan mendatangi pasien secara teratur dan

memberikan pelayanan dengan continue, mulai dari

pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pada

pembayaran.

Lihat gambar 2.4 berikut:

(5)

5 2.4 Model Antrian

Ada empat model yang paling sering digunakan oleh perusahaaan dengan menyesuaikan situasi dan kondisi masing-masing. Dengan mengoptimalkan sistem pelayanan, dapat ditentukan waktu pelayanan, jumlah saluran antrian, dan jumlah pelayanan yang tepat dengan menggunakan model-model antrian. Empat model antrian tersebut adalah (Heizer dan Render, 2005:666) :

a. Model A: Model antrian jalur tunggal dengan kedatangan berdistribusi poisson dan waktu pelayanan eksponensial (M/M/1).

Dalam situasi ini, kedatangan membentuk jalur tunggal untuk

dilayani oleh stasiun tunggal. Contoh: Meja informasi di Supermarket.

Rumus antrian untuk model A adalah:

b. Model B: Model antrian jalur berganda (M/M/S). Sistem ini memiliki dua atau lebih jalur stasiun pelayanan yang tersedia untuk menangani pelanggan yang datang. Contoh: Loket tiket penerbangan. Asumsi dalam sistem ini adalah kedatangan mengikuti distribusi poisson, waktu pelayanan mengikuti distribusi eksponensial

negatif, pelayanan dilakukan secara first-come, first-served,

dan semua stasiun pelayanan diasumsikan memiliki tingkat pelayanan yang sama. Rumus antrian untuk model B adalah: 1) Probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem (tidak adanya pelanggan dalam sistem).

(6)

6

2.5 Metode Penelitian

Untuk melakukan penelitian harus memperhatikan prosuder dan langkah langkah yang akan dilakukan untuk memulai penelitian sehingga dapat terlaksana dengan baik dalam pelaporan penelitian. Penelitian tersebut kami lakukan secara langsung (data primer) di bengkel sepeda motor meteor dengan menghitung berapa kendaran yang masuk ke bengkel berapa kendaraan yang sudah di

perbaiki berpa kendaraan yang masih menunggu di antrian dan berapa waktu yang harus di perlukan mekanik untuk memperbaiki kedaraan yang rusak.

Penelitian tersebut kami lakukan pada hari senin pagi jam 08.00 – 12.00 dengan menggunakan stopwacth.

(7)

7

2.6 Data Primer

Data di bawah ini merupakan hasil penelitian dari kami. Yang kami lakukan secara langsung di bengkel sepeda motor meteor. ditabel tersebut ada beberapa data yang akan kami proses menggunakan aplikasi simulasi arena.

Bedasarkan tabel keseluruhan mempunya nilai tunggu yang paling besar. Di mana waktu tunggu paling lama berada pada di mana waktu tunggu pelanggan mencapai 10 menit. Terjadinya waktu tungguyang terjadi pada proses tersebut diakibatkan belum selesainya pelanggaan sebelumnya, sehingga menjadi antrian yang lumayan lama akan tetapi beberapa antrian proses terdapat pula antrian waktu yang kecil misalnya di mana waktu tunggunya sebesar 2 menit dan jumlah pelanggan yang datang kebengkel hanya 5 orang, sehingga untuk pelanggan berikutnya dapat berjalan lancar dengan waktu tunggu yang lebih singkat.menurut mekanik terjadi waktu tunggu yang lama tergantung pada kerusakan sepeda motor pelanggan.

2.7 Karakteristik

Dalam penelitian ini menggunkan multi channel-multi phase dimana terdapat lebih dari 1 jalur antrian dan operator.

Secara umum sistem antrian pada perbaikan seped motor di bengkel meteor dapat di gabungkan sebagai berikut:

1. mempunyai 5 mekanik, karena terdapat 5 tempat yang melayani perbaikan sepeda motor.

2. kapasitas antrian tak terbatas

3. pelanggan yang datang dapat langsung mendaftar dengan menyerahkan kunci kendaraan serta menerangkan masalah kerusakannya. Disinilah mulai diperhitungkan waktu kedatangan pelanggan

4. setelah proses pendaftaran selesai, pelanggan membentuk suatu antrian atau baris tunggu. Pelanggan menunggu sampai sepeda motor di ambil oleh mekanik untuk melakukan proses perbaikan sampai selesai. 5. tahap selanjutnya adalah prose perbaikan sepeda motor ,

pada tahap ini dicatat waktu yang akan dibutuhkan seorang pelayan dalam melayani setiap pelanggan

6. setelah berbaikan selesai pelanggan meninggalkan ruang.

(8)

8

Bedasarkan prngamatan yang telah di lakukan, sistem antrian pada perbaikan sepeda motor di bengkel meteor.

Gambar 2.5 Sistem Antrian

Gambar 2.6 Sistem Multi Channel single Phase (Arena)

2.8 Waktu Kedatangan Pelanggan

Pengambilan data waktu kedatangan pelanggan dilakukan di setiap tempat perbaikan sepeda motor, jadi waktu yang di catat adalah waktu yang dibutuhkan seorang pelayan untuk melayani seorang pelanggan pada setiap tempat perbaikan sepeda motor yang ada. Waktu pelayanan pelanggan dikategorikan sebagai berikut:

a. Waktu pelayanan di mekanik 1 b. Waktu pelayanan di mekanik 2 c. Waktu pelayanan di mekanik 3 d. Waktu pelayanan di mekanik 4 e. Waktu pelayanan di mekanik 5

Waktu pelayanan dapat dilihat pada tabel di atas

2.9 Perhitungan Data

Teknik analisa yang digunakan pada penelitian ini, yakni memakai model antrian multi chenel single phase dengan cara kerjanya menggunakan rumus berikut:

2.4 hasil perhitungan data

a. Rasio pelayanan (R)

λ 7

R = = = 0,7 = 0,007 % C x µ 5,2

b. Proporsi banyaknya pengantri dalam antrian 1 Po = C1 ( λ / µ ) n ( λ / µ ) c + n! = 0 C! ( 1 - ( λ / c . µ )

(9)

9 1 = (5/7)0 + (5/7)1 + (5/7)2 0! 1! 5! (7- 7/2 x 30) = 0,7 + 0,7 + 25,2 = 26,6

c. Rata-rata banyaknya pengantri dalam antrian La = 26,6 (7/30)5 x 30/5,7 30 ! ( 1- ) Lq= 26,6 (7/30)5 x 0,7 301 (1-0,72) = 21,7 1,56 = 13,9

d. Rata-rata banyaknya pengantri dalam system L = Lq + a/u

L = 13,9 + 7 / 30 = 14,133

e. rata-rata waktu menunggu dalam antrian Wq = Lq/a

Wq = 13,9/7 = 1,9

f. rata-rata waktu menunggu dalam system W = wq + 1/M

W = 13,9 + 1/30

= 43,9

KESIMPULAN DAN SARAN

1.KESIMPULAN

Bedasarkan analisa penelitian servis sepeda motor di bengkel meteor. sistem antrian bermula ketika pelanggan yang datang mendaftar pada seorang karyawan, menunggu di sampai dilayani oleh mekanik dan selesai keluar dari sistem antrian ini sebanyak 5 mekanik . baris tunggu terjadi pada antrian yang ada.kemungkinan semakin cepat pelayan dan semakin efektif bengkel meteor akan mendapatkan pelanggan yang lebih banyak lagi.

1.1SARAN

Bedasarkan hasil peneliatian dan analisa yang telah diketahui bahwa sistem antrian yang ada di bengel meteor sudah cukup baik terlihat dari waktu tunggu yang relatif singkat dan antrian yang tidak terlalu panjang sehingga pelanggan tidak banyak menghabiskan waktu dalam sistem antrian. Begitu pula kinerja dari mekanik yang sudah cukup relatif sama keefektifanya. Oleh karena itu sistem antrian yang sudah ada perlu di pertahankan.

(10)

10

DAFTAR PUSTAKA

Elida Putri. 2009. Simulasi Antrian dan Implementasinya. Tidak Dipublikasikan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14072/1/09E 02904

.PDF[20 Juni 2013]

Krajewski, L.J and Ritzman, Larry P.. 2002. Operation

Management:Strategy and Analysis, edisi keenam. New York: Prentice Hall.

Sigit Triyono. 2006. Sukses Terpadu Bisnis Ritel. Cetakan

Pertama.Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Siswanto. 2007. “Operation Research”. Jilid II. Jakarta:

Erlangga.

Stevenson, William J. 2005. “Operation Management”.

McGraw-Hill/Irwin. Newyork. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta

Syamsul Ma’arif dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen

Operasi. Jakarta: PT.Grasindo. http://ghostyoen.files.wordpress.com/2008/02/simulasi antrian.pdf. [5 Juni 2013]. http://storage.jak stik.ac.id/students/paper/skripsi/10400095/BAB%20II.pdf. [13 Juni 2013]. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26702/3/Chapt er%20II.pdf. [13 Juni 2013]. http://shofi4.files.wordpress.com/2008/11/optimalisasi-mutu-pelayananperpustakaan- dengan-menggunakan-teori-antrian.pdf. [20 Juni 2013].

Gambar

Gambar 2.2 Single Channel Multi Phase
Gambar 2.5 Sistem Antrian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan ketentuan Pasal 41 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, penyertaan modal daerah yang telah dilaksanakan sebelumnya oleh

Hasil analisis uji hipotesis dengan menggunakan analisis anava 2 jalur menunjukkan bahwa konsentrasi dan lama perendaman berpengaruh nyata terhadap kadar glukosa, pada

nasabah sebesar 0.08, adapun besarnya pengaruh ditujukan dari hasil perhitungan determinasi, diperoleh nilai sebesar 22.30%, hal ini menunjukkan bahwa kualitas

Perlakuan delignifikasi substrat tandan kosong kelapa sawit menggunakan NaOH pada berbagai konsentrasi perlakuan (2%, 4%, 6%, dan 8%) yang diiringi dengan proses

Kemudian, dari sisi aspek hubungan positif dengan sesama, bahwa tiga dari enam subjek memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan orang tua dan merasa tidak nyaman saat

Berdasarkan penegasan istilah diatas dapat disimpulkan bahwa maksud judul “Analisis Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dan

Pada penelitian ini diberikan metode optimasi sistem pembangkit listrik dengan menggunakan turbin helik (helical turbine) untuk model sistem PLTMH yang digunakan untuk

Jika ternyata bahwa oleh karena ketidak-benaran atau ketidaklengkapan dari pemberitahuan yang dimaksudkan pada pasal 6 di atas diberikan surat kuasa untuk menyetor