• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR PENENTU FDI OTOMOTIF DI ASEAN-5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR PENENTU FDI OTOMOTIF DI ASEAN-5"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR PENENTU FDI OTOMOTIF DI ASEAN-5

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

Oleh:

Dary Mulia Ananda

2012110040

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN

Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013

BANDUNG

2017

(2)

AN ANALYSIS OF THE DETERMINING FACTORS

OF AUTOMOTIVE FDI IN ASEAN-5

UNDERGRADUATE THESIS

Submitted to complete part of the requirements

for Bachelor’s Degree in Economics

By

Dary Mulia Ananda

2012110040

PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY

FACULTY OF ECONOMICS

PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS

Accredited by BAN – PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013

BANDUNG

(3)
(4)
(5)

v

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penentu FDI otomotif di 5 negara ASEAN, yaitu; Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari jumlah tenaga kerja (LABOR), penjualan otomotif (SALES), research & development (RND), produktivitas tenaga kerja (PRODUCTIVITY), tingkat keterbukaan (OPENNESS), interest rate (IR), exchange rate (ER), serta dummy krisis ekonomi global tahun 2008 (DK). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Ordinary Least Squares (OLS). Hasil estimasi menunjukkan bahwa FDI industri otomotif di ASEAN-5 secara signifikan dipengaruhi oleh variabel LABOR, SALES, PRODUCTIVITY, OPENNESS, dan ER. Sedangkan RND, IR dan DK tidak terbukti signifikan.

(6)

vi

ABSTRACT

This study aims to analyze the determinants of automotive FDI in 5 ASEAN countries, namely; Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam and the Philippines. The independent variables that were being used in this study consisted of the number of labor (LABOR), automotive sales (SALES), research & development (RND), labor productivity (OPENNESS), interest rate (IR), exchange rate (ER), as well as the 2008 global crisis dummy (DK). This research was conducted using Ordinary Least Squares (OLS) method. The estimation result shows that the automotive FDI in ASEAN-5 was significantly influenced by LABOR, SALES, PRODUCTIVITY, OPENNESS, and ER. Whereas RND, IR and DK were not proven to be significant.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan penyerataan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “Analisis Faktor Penentu FDI Otomotif di ASEAN-5”. Industri otomotif merupakan industri yang saat ini sedang berkembang pesat, karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik ini. Disamping itu, skripsi ini juga merupakan satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Parahyangan.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dari karya ilmiah ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik guna memperbaiki dan melengkapi karya ilmiah ini kedepannya. Harapan penulis adalah semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya. Selama pembuatan karya ilmiah ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan berupa doa, bimbingan, dorongan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Maka, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Miryam B.L. Wijaya selaku Kepala Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan dan juga sebagai dosen wali pengganti yang tanpa lelah selalu mendorong dan memberikan arahan kepada penulis sehingga kewajiban akademik penulis dapat diselesaikan.

2. Ibu Anna Farina Poerbonegoro, Dra., M.A. sebagai dosen wali penulis yang memberikan nasihat serta dorongan, sehingga penulis dapat melewati masa sulit di semester awal perkuliahan.

3. Ibu Januarita Hendrani, Ph.D., sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing, mendukung, dan memberikan masukkan hingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.

4. Bapak Ahmad Aswin Masudi, SE., M.S.E. sebagai co-dosen pembimbing yang selalu dengan sabar membimbing, memberi masukkan dan membantu penulis hingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.

5. Bapak dan ibu dosen, Pak Eko, serta seluruh staff Tata Usaha Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan khususnya yang banyak membantu penulis hingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.

6. Ayah dari penulis yaitu Nandar Koes serta Ibu dari penulis yaitu Djuwita Pingkan kemudian Kakak dari penulis yaitu Andrew Oktorizal, Sandy Olivia, Agung Wicaksono, serta keponakan dari penulis yaitu Alice atas kasih sayang, doa dan dorongan motivasi yang sangat besar bagi penulis.

(8)

viii

7. Cechillia Revie Krisna yang telah menemani penulis, memberi motivasi, dan memberi doa hingga akhirnya penelitian ini dapat diselesaikan.

8. Anak-anak DF yaitu Aulia, Singgih, Ilham, Lintang, Saffina, Tommy, Florency, dan Eko yang senantiasa mendukung dan memotivasi penulis

9. Anak-anak CEES yaitu Gama, Ayu, Oscar, Prialaksana, Rangga, dan Jako untuk segala motivasi, doa serta dukungan kepada penulis.

10. Anak-anak HIMAGI yaitu Adhitya, Alvie, Artanto, Azis, Satrio, Kevin, Swenanda, Sisca dan Mei yang memotivasi, memberi masukkan serta mendukung penulis hingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.

11. Anak-anak SB MANIA yaitu Rendhy, Brian, Ilham, Hazmi, Eric, Gede, Carlos, Marlina, Nawinda, Arini, Indry, Dibah, Ratih, Mawar, serta anak SB Mania Lainnya.

12. Terima kasih kepada Olan, Wisnu dan Icha, Sarkoji, Andrew, Enrika, Monica, Getha, Mariska, Tari, Shafiah, dan Martine yang sudah mendukung penulis hingga akhirnya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

13. Seluruh angkatan EP 2012 yaitu Ari, Alif, Nicholas, Michael, Jaya, Vincent, Vito, Benny, Abe, Herman, Ardi, Paul, Vhil, Ajoy, Irfan, Rendra, Gema, Vicky, Atyasa, Rawafi, Ijul, Thessa, Monica, Karin, Jesicca, andhara, adew, Vania, Nurul, Widy, Karina serta anak-anak EP 2012 lainnya. Terima kasih untuk dukungan, bantuan, masukkan selama proses penyusunan skripsi ini.

14. Seluruh pihak lain yang tidak dapat penulis cantumkan satu persatu, terima kasih atas segala doa, bantuan, dan dukungannya.

Akhir kata, penulis berharap agar Tuhan yang Maha Esa dapat berkenan membalas seluruh kebaikan pihak-pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu.

Bandung, Juli 2017

(9)

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... v ABSTRACT ... vi DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR TABEL ... xi 1.PENDAHULUAN ... 13 1.1 Latar Belakang ... 13

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 18

1.3 Tujuan Penelitian... 18

1.4 Manfaat Penelitian ... 18

1.5 Ruang Lingkup ... 19

1.6 Kerangka Pemikiran ... 19

2. TINJAUAN PUSTAKA ... 22

2.1 Foreign Direct Investment ... 22

2.2 Tujuan Foreign Direct Investment ... 23

2.3 Penelitian Terdahulu ... 25

3.METODOLOGI PENELITIAN ... 29

3.1 Metode penelitian ... 29

3.2 Model Penelitian ... 32

3.3 Objek Penelitian ... 33

3.3.1 Foreign Direct Investment (FDI) ... 33

3.3.2 Tenaga Kerja ... 34

3.3.3 Jumlah Penjualan Otomotif Dalam Negeri ... 35

3.3.4 Produktivitas Tenaga Kerja ... 36

3.3.5 Pengeluaran Negara Terhadap Biaya Penelitian ... 37

3.3.6 Keterbukaan Pasar ... 38

3.3.7 Nilai Tukar Mata Uang ... 39

3.3.8 Tingkat Suku Bunga ... 40

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Hasil pengolahan data ... 41

4.2 Uji Asumsi Klasik ... 43

4.2.1 Uji Multikolienearitas ... 43

4.2.2 Uji Autokorelasi ... 44

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 44

4.2.4 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Parsial ... 45

4.2.5 Koefisien Determinasi ... 47

(10)

x

5. PENUTUP ... 51 DAFTAR PUSTAKA ... 54 LAMPIRAN ... A-1 RIWAYAT HIDUP PENULIS ... A-2

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penjualan Domestik Kendaraan Roda 4 atau Lebih di 5 Negara ASEAN .. 15

Gambar 2. Produksi Kendaraan Roda 4 atau Lebih di 5 Negara ASEAN ... 16

Gambar 3. Jumlah FDI Pada Industri Otomotif di 5 Negara ASEAN ... 17

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 21

Gambar 5. Jumlah FDI Pada Industri Otomotif di 5 Negara ASEAN ... 33

Gambar 6. Jumlah Tenaga Kerja Pada Sektor Industri di 5 Negara ASEAN ... 34

Gambar 7. Jumlah Penjualan Otomotif Dalam Negeri di 5 Negara ASEAN... 35

Gambar 8. Produktivitas Tenaga Kerja di 5 Negara ASEAN ... 36

Gambar 9. Persentase Pengeluaran Pemerintah untuk R&D di 5 Negara ASEAN ... 37

Gambar 10. Indeks Keterbukaan Pasar di 5 Negara ASEAN ... 38

Gambar 11. Nilai Tukar Mata Uang Domestik Terhadap USD di 5 Negara ASEAN .... 39

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penelitian Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi FDI ... 28

Tabel 2. Rincian Data Variabel Penelitian ... 29

Tabel 3. Hasil Estimasi Persamaan dengan Dependen FDI ... 41

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas (Variance Inflation Factors) ... 43

Tabel 5.Hasil Uji Durbin-Watson ... 44

(13)

13

1. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi secara umum didefinisikan sebagai peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Terciptanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Menurut Simon Kuznet (1955), pertumbuhan ekonomi menjelaskan kenaikan

output per kapita dalam jangka panjang yang mencerminkan kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang ataupun jasa agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukan. Definisi ini memiliki 3 (tiga) komponen: (1) pertumbuhan ekonomi suatu negara terlihat dari meningkatnya persediaan barang secara terus-menerus; (2) kemajuan teknologi merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan dan kemampuan dalam menyediakan aneka macam barang kepada masyarakat; (3) penggunaan teknologi secara luas dan efisien sehingga memerlukan penyesuaian di bidang kelembagaan atau idiologi inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia serta dapat dimanfaatkan secara tepat (Jhingan, 2000).

Terciptanya persediaan barang, teknologi serta diversifikasi sangat mudah dilakukan bagi negara-negara maju. Sedangkan bagi negara berkembang ketiga komponen tersebut cukup sulit untuk dilakukan. Rendahnya tingkat produktivitas, modal, pendidikan serta ketergantungan impor adalah beberapa faktor yang menghambat negara berkembang untuk meningkatkan ketiga komponen tersebut. Integrasi ekonomi merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk meningkatkan ketiga komponen tersebut, sehingga dapat menimbulkan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara berkembang.

(14)

14

Integrasi ekonomi secara umum adalah penghapusan hambatan-hambatan ekonomi antara dua negara atau lebih. Hambatan-hambatan tersebut antara lain adalah penghapusan diskriminasi perdagangan atau penyatuan politik seperti norma, peraturan, dan prosedur. Menurut Kementerian Keuangan (2014), terciptanya integrasi ekonomi terhadap perekonomian suatu negara akan berdampak pada pertumbuhan pangsa pasar, kemudahan akses barang, perpindahan sumber daya manusia serta transfer teknologi antar negara menjadi lebih cepat. Asia Tenggara sendiri merupakan kawasan yang beranggotakan negara-negara yang sedang berkembang. Karakteristik negara berkembang yang cenderung bergantung pada barang impor juga tercermin di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, wilayah Asia Tenggara mempunyai peranan penting dalam perdagangan internasional bagi negara Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Taiwan serta Australia (Kawawura, 1999).

Sekitar tahun 1993-1997, Asia Tenggara merupakan tujuan ekspor utama Amerika Serikat, Cina dan jepang untuk kawasan Pasifik (ASEAN, 2007). Akan tetapi krisis ekonomi pada tahun 1998 sangat mempengaruhi perekonomian Asia Tenggara. Setelah krisis ekonomi yang melanda khususnya kawasan Asia Tenggara, para kepala negara anggota ASEAN pada KTT ASEAN ke-9 di Bali, Indonesia tahun 2003, menyepakati pembentukan komunitas ASEAN (ASEAN Community) dalam bidang keamanan politik (ASEAN Political-Security Community), ekonomi (ASEAN Economic Community), dan sosial budaya (ASEANSocio-Culture Community), yang kemudian dikenal dengan Bali Concord II.

Terbentuknya Integrasi Ekonomi ASEAN bertujuan untuk memulihkan kondisi ekonomi Asia Tenggara setelah dilanda krisis 1998 serta memperkuat perekonomian Asia Tenggara. Selain itu, Integrasi Ekonomi ASEAN terdiri dari 4 pilar utama yaitu: (1) ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi yang didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik serta aliran modal yang lebih bebas; (2) ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi, dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerce; (3) ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, serta prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara CMLV (Kamboja, Myanmar, Laos, dan Vietnam); dan (4) ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan yang terkait dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jaringan produksi global (ASEAN, 2007 dan ASEAN, 2013).

(15)

15

Dalam cetak biru ASEAN juga ditetapkan 12 sektor prioritas yang akan diintegrasikan dengan harapan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara. Dari 12 sektor prioritas tersebut salah satu sektor yang dianggap mampu menjadi jembatan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi adalah sektor otomotif. Hal ini disebabkan oleh tingginya keterkaitan sektor otomotif dengan sektor industri lainnya. Dalam Atikah (2007), disebutkan jika nilai rata-rata integrasi vertikal antara industri mobil dengan industri komponen pendukungnya selama kurun waktu 1974-2005 sebesar 0.74. Hal ini menunjukkan bahwa industri mobil termasuk dalam

dominant vertical sehingga keterkaitan vertikal antara industri hulu dengan industri hilir tergolong sangat kuat.

Semenjak krisis ekonomi tahun 2008, industri otomotif di Asia Tenggara berkembang sangat pesat. Berdasarkan data ASEAN Automotive Federation (AAF) pada tahun 2007, penjualan otomotif di Asia Tenggara mencapai 1,886,537 unit, sedangkan pada tahun 2012 mencapai 3,473,288 unit. Pertumbuhan penjualan tersebut juga didukung oleh pertumbuhan produksi kendaraan bermotor yang cukup tinggi. Pada tahun 2007, produksi kendaraan bermotor roda empat mencapai 2,215,944 unit sedangkan pada tahun 2012 telah mencapai 4,237,980 unit.

Gambar 1. Penjualan Domestik Kendaraan Roda 4 atau Lebih di 5 Negara ASEAN

(16)

16

Dari sepuluh negara anggota ASEAN, hanya terdapat 5 negara yang tercatat sebagai basis produksi industri otomotif, yaitu Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Berdasarkan gambar 1, Produsen terbesar kendaraan bermotor roda empat adalah Thailand dengan penguasaan pasar pada tahun 2012 mencapai 58%, disusul Indonesia sebesar 25.1%, Malaysia sebesar 13.4%, Vietnam sebesar 2.5% dan Filipina 1%. Akan tetapi selama kurun waktu 2006 sampai dengan 2015, industri otomotif di Asia Tenggara sendiri pernah mengalami penurunan produksi. Penurunan tersebut salah satunya disebabkan oleh terjadinya krisis ekonomi global pada tahun 2008. Krisis ekonomi global juga menyebabkan produksi Indonesia mengalami penurunan dari kisaran 28.6% pada tahun 2007 menjadi 25.1% pada tahun 2012. Sedangkan pada periode yang sama Malaysia, Vietnam, dan Filipina juga mengalami penurunan masing-masing dari 19.9% menjadi 13.4%, 3.4% menjadi 1.7%, serta 5.2% menjadi 3.9%. Hanya Thailand yang mengalami peningkatan produksi.

Gambar 2. Produksi Kendaraan Roda 4 atau Lebih di 5 Negara ASEAN

Sumber: ASEAN Automotive Federation

Perkembangan sektor otomotif di kawasan ASEAN juga berdampak pada peningkatan investasi asing langsung (FDI) di bidang ini. Harus disadari bahwa sebagian besar negara di kawasan ASEAN merupakan negara berkembang dan membutuhkan dana yang cukup besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut Sihombing (2008), pemerintah harus mengupayakan sumber pembiayaan pembangunan dari alternatif-alternatif yang tersedia, baik yang bersumber dari dalam maupun yang bersumber dari luar negeri. Apabila ternyata persediaan tabungan di dalam negeri tidak mencukupi, maka salah satu cara untuk mendapatkan suntikan modal adalah melalui FDI.

0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Un it Thailand Indonesia Malaysia Vietnam Filipina

(17)

17

Gambar 3. Jumlah FDI Pada Industri Otomotif di 5 Negara ASEAN

Sumber: Thailand (Bank of Thailand), Indonesia (Badan Koordinasi Penanaman Modal), Malaysia (Malaysian Investment Development Authority), Vietnam (Trading Economics) & Filipina (Bangko Sentral ng Pilipinas)

Berdasarkan gambar 3, pada tahun 2012 FDI industri otomotif mengalami peningkatan yang signifikan. Terdapat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan FDI. Menurut Dunning dalam paradigma OLI (ownership, location, internalization) terdapat 3 faktor yang menentukan Multinational Corporation (MNC) untuk melakukan FDI, yaitu keuntungan ownership, location, dan internalization. Dunning kemudian mengkategorikan jenis FDI berdasarkan motivasi MNCs untuk melakukan FDI, yaitu market seeking, resource seeking, dan efficiency seeking.

Market seeking FDI merupakan FDI yang dilakukan MNCs dengan tujuan untuk mencari ukuran pasar yang lebih besar di negara penerima FDI. Oleh karena itu, semakin besar ukuran pasar maka semakin besar pula FDI yang masuk. Market size

biasanya diukur melalui GDP atau GDP per kapita. Resource Seeking FDI merupakan FDI yang dilakukan MNCs dengan melihat ketersediaan sumber daya tersebut seperti bahan baku, jumlah tenaga kerja, biaya tenaga kerja tidak terampil dan tenaga kerja terampil, infrastruktur fisik (pelabuhan, jalan, listrik, dan telekomunikasi), serta tingkat teknologi. Semakin besar ketersediaan sumber daya tersebut maka semakin besar FDI yang masuk. Efficiency seeking FDI merupakan FDI yang dilakukan MNCs untuk mendapatkan tingkat efisiensi yang lebih tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi antara lain adalah tingkat produktivitas, daya saing serta biaya produksi yang lebih rendah. Semakin tinggi tingkat efisiensi maka semakin banyak FDI yang masuk. (Faeth, 2009).

0 500,000,000 1,000,000,000 1,500,000,000 2,000,000,000 2,500,000,000 3,000,000,000 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 USD Thailand Indonesia Malaysia Vietnam Filipina

(18)

18

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Integrasi ekonomi ASEAN bertujuan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian melalui penciptaan pasar tunggal dan menjadi basis produksi, pemerataan ekonomi, kemudahan akses antar anggota ASEAN, pengembangan infrastruktur, tenaga kerja serta menarik aliran modal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN. Investasi asing langsung (FDI) merupakan faktor utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi karena sebagian besar negara-negara anggota ASEAN merupakan negara berkembang yang masih bergantung pada aliran modal asing. Industri otomotif merupakan salah satu sektor industri yang dianggap memiliki keterkaitan antar sektor yang sangat erat dengan sektor lainnya. Oleh karena itu, pengembangan sektor otomotif diharapkan akan memberikan dampak terhadap sektor lainnya. Walaupun sektor otomotif pernah mengalami penurunan produksi pada saat krisis ekonomi global tahun 2008, namun ditahun-tahun berikutnya tingkat produksi otomotif di 5 negara ASEAN mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan pentingnya pengembangan industri otomotif di ASEAN maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

a. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masuknya FDI ke dalam sektor otomotif di 5 negara ASEAN?

b. Seberapa besar krisis ekonomi global tahun 2008 mempengaruhi sektor otomotif di 5 negara ASEAN?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan pada subbab sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masuknya FDI ke dalam sektor otomotif di 5 negara ASEAN.

b. Menganalisis pengaruh krisis ekonomi global tahun 2008 terhadap sektor otomotif di 5 negara ASEAN.

1.4

Manfaat Penelitian

Dengan disusunnya penelitian ini, diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat:

a. Bagi penulis, merupakan sebuah sarana untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama berada di perguruan tinggi.

(19)

19

b. Sebagai bahan kepustakaan bagi mahasiswa-mahasiswa yang akan datang baik untuk memperkaya wawasan maupun dipergunakan sebagai referensi dalam penulisan karya tulis.

1.5

Ruang Lingkup

Guna lebih menspesifikasikan pembahasan dalam penelitian ini, serta sebagai pembeda dengan penelitian-penelitian lainnya, maka ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Industri otomotif yang dimaksud yakni kendaraan bermotor (motor vehicle) dengan jumlah roda 4 atau lebih seperti kendaraan penumpang (passenger car) serta kendaraan niaga seperti trailer dan semi-trailer.

b. Perusahaan-perusahaan internasional yang diproduksi dan diperjualkan di kawasan ASEAN dapat dikatakan sebagai industri mobil ASEAN.

1.6

Kerangka Pemikiran

Industri otomotif merupakan salah satu industri yang dianggap memiliki keterkaitan antar sektor yang sangat erat dengan sektor lainnya. Oleh karena itu, pengembangan sektor otomotif diharapkan dapat memberikan dampak terhadap sektor lainnya. Selain itu, integrasi ekonomi ASEAN dapat menciptakan kawasan ASEAN sebagai basis produksi dan pasar tunggal. Melalui terbentuknya pasar tunggal serta basis produksi, diharapkan dapat menarik investor asing untuk menanamkan modal di negara-negara ASEAN. Investasi asing langsung (FDI) merupakan faktor utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi karena, sebagian besar negara-negara anggota ASEAN merupakan negara berkembang di mana masih bergantung terhadap aliran modal asing. Sementara itu, FDI juga dapat dibedakan berdasarkan motivasi yang melatarbelakangi investor asing untuk melakukan FDI, yaitu market seeking, resource seeking serta efficency seeking.

Untuk menunjukkan adanya market-seeking FDI, penelitian ini menggunakan variabel penjualan kendaraan bermotor dalam negeri. Variabel tersebut dipilih karena dapat memperlihatkan keadaan suatu pasar. Peningkatan penjualan kendaraan bermotor dalam negeri akan mencerminkan kondisi pasar mengalami pertumbuhan. Kondisi pasar yang atraktif akan memotivasi investor untuk meningkatkan investasi pada pasar tersebut, sehingga akan mempengaruhi peningkatan FDI di suatu

(20)

20

wilayah. Selain itu, penelitian ini menggunakan variabel keterbukaan pasar (openness index). Variabel openness index digunakan untuk mengukur seberapa besar keterbukaan pasar suatu negara karena, semakin tinggi keterbukaan pasar hal ini akan mempengaruhi masuknya FDI di suatu negara.

Untuk menunjukkan adanya resource-seeking FDI, penelitian ini menggunakan variabel ketersediaan tenaga kerja. Variabel tersebut dipilih karena merupakan salah satu sumber daya dalam faktor produksi. Tingginya ketersediaan jumlah tenaga kerja pada suatu wilayah akan mempengaruhi penurunan tingkat upah sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Rendahnya biaya produksi pada wilayah tertentu biasanya dijadikan salah satu pertimbangan investor untuk mengembangkan perusahaan. Oleh karena itu, ketersediaan tenaga kerja pada suatu wilayah dapat dijadikan salah satu faktor yang memotivasi masuknya FDI di suatu wilayah.

Untuk menunjukkan adanya efficiency-seeking FDI, penelitian ini menggunakan variabel produktivitas tenaga kerja. Variabel tersebut dipilih karena dapat mencerminkan bagaimana kinerja 1 tenaga kerja dalam memproduksi 1 unit barang atau jasa yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai yang dihasilkan seorang tenaga kerja dalam memproduksi barang selama 1 tahun, maka semakin tinggi produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja sendiri termasuk ke dalam salah satu aspek pada faktor produksi. Oleh sebab itu, produktivitas tenaga kerja dijadikan sebagai salah satu faktor penting bagi investor untuk mengembangkan perusahaan pada suatu wilayah. Maka dari itu, tingginya produktivitas tenaga kerja dapat dijadikan salah satu faktor penting dalam mempengaruhi masuknya FDI ke suatu wilayah. Selain itu, penelitian ini menggunakan variabel pengembangan teknologi. Variabel tersebut dipilih karena dapat memperlihatkan pertumbuhan teknologi pada suatu wilayah. Semakin tinggi pertumbuhan teknologi pada suatu wilayah, hal ini akan meningkatkan tingkat efisiensi pada wilayah tersebut. Dalam faktor produksi teknologi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan produktivitas. Oleh sebab itu, pengembangan teknologi pada suatu wilayah termasuk ke dalam salah satu pertimbangan investor untuk mengembangkan perusahaan.

Penelitian ini menggunakan variabel nilai tukar (exchange rate) untuk mengukur tingkat kestabilan ekonomi. Variabel tersebut dipilih karena dapat mempengaruhi tingkat investasi. Dalam jangka pendek, berkurangnya tingkat investasi disebabkan oleh dampak negatif dari penurunan exchange rate atau dikenal dengan expenditure reducing effect. Hal ini terjadi karena penurunan tingkat kurs akan menyebabkan nilai rill masyarakat menurun karena kenaikan tingkat harga-harga secara umum. Kenaikan tingkat harga akan mengakibatkan menurunnya permintaan masyarakat. Gejala ini akan direspon oleh perusahaan dengan cara mengurangi biaya

(21)

21

pengeluaran atau mengurangi alokasi modal pada investasi. Selain itu, penelitian ini menggunakan variabel interest rate untuk mengukur tingkat kestabilan ekonomi. Tingkat suku bunga (interest rate) merupakan bagian dari upaya investor untuk meningkatkan pendapatan. Selain itu, diungkapkan bahwa peningkatan modal ke negara berkembang adalah akibat dari rendahnya tingkat suku bunga negara maju (Chow, 2008). Oleh karena itu, variabel interest rate dapat menjadi salah satu alasan masuknya FDI ke suatu kawasan. Penelitian ini juga menggunakan variabel krisis ekonomi global tahun 2008 untuk mengukur tingkat kestabilan ekonomi. Terjadinya krisis global hal ini menyebabkan terjadinya likuiditas dana di negara-negara penerima modal yang semakin menyusut. Penyusutan dana tersebut terjadi karena negara-negara maju berupaya untuk mengurangi resiko dari dampak krisis dengan menarik investasinya dari negara-negara berkembang. Oleh sebab itu, variabel krisis ekonomi digunakan karena memiliki pengaruh terhadap tingkat FDI di suatu kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya FDI otomotif di 5 negara ASEAN selama periode 2006-2015 dengan menggunakan variabel-variabel antara lain jumlah penjualan kendaraan bermotor dalam negeri, tingkat keterbukaan pasar, jumlah tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja teknologi, interest rate, exchange rate, serta krisis ekonomi tahun 2008.

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian

FDI

PENJUALAN OPENNESS INDEX TENAGA KERJA PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INTEREST RATE EXCHANGE RATE DUMMY KRISIS EKONOMI 2008

Gambar

Gambar 1. Penjualan Domestik Kendaraan Roda 4 atau Lebih di 5 Negara  ASEAN
Gambar 2. Produksi Kendaraan Roda 4 atau Lebih di 5 Negara ASEAN

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT karena Laporan Akhir yang berjudul “ Proses Penanganan surat masuk dan surat keluar pada Departemen

Hasil dalam penelitian ini secara statistik menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara status ekonomi keluarga terhadap status imunisasi dasar

yang efektif. Dalam penelitian ini disajikan perumusan masalah yaitu: 1) Apakah penegakan peraturan berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan ( fraud) Pada Satuan

Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah untuk membuat web service yang dapat diintegrasikan dengan modul-modul lain pada permainan sosial Card Warlock Saga..

Rekonstruksi obligasi dapat dilakukan dengan cara penghapusan bunga yang tetap dan mengalihkannya ke surat investasi yang ikut serta dalam keuntungan dan dalam

Melalui penjelasan guru dalam diskusi kelas siswa mampu mengidentifikasi kebiasaan- kebiasaan di siang hari yang sesuai dengan aturan di rumah dengan tepat.. Melalui

tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang senantiasa memberikan.. dukungandan berbagi canda tawa, suka, duka, dan bantuan yang

Selaras dengan berbagai tujuan yang telah ada di Indonesia maka tujuan pendidkan akhlak yang ada dalam Kitab Al-Akhlak li Al Banin karya Syaikh Umar Baraja tidak lain