• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI FUNGSI ALAT AR-2000 RADIO-TLC IMAGING SCANNER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI FUNGSI ALAT AR-2000 RADIO-TLC IMAGING SCANNER"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UJI FUNGSI ALAT AR-2000 RADIO-TLC IMAGING SCANNER

Yayan Tahyan, Enny Lestari, Dadang Haffid dan Sri Setiyowati

Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka–BATAN, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang E-mail : yayan@batan.go.id atau y.tahyan@yahoo.com

ABSTRAK

UJI FUNGSI ALAT AR-2000 Radio-TLC IMAGING SCANNER. Sistem mutu

pengujian ISO/IEC 17025:2008 mensyaratkan peralatan dan piranti lunak yang digunakan dalam pengujian harus menghasilkan presisi dan akurasi yang baik. Uji fungsi diperlukan untuk menilai ketelitian dan akurasi alat dalam pengujian. Peralatan AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner di bidang kedokteran nuklir digunakan dalam pengujian kemurnian radiokimia. Ketelitian ditetapkan dengan nilai koefisien variasi (%CV) dan akurasi membandingkan hasil pengujian dengan peralatan yang sejenis. Alat AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner memberikan nilai koefisien variasi (%CV) < 4,26% dan nilai kalibrasi linieritas < 3mm. Serta mempunyai beberapa keuntungan antara lain: alat bekerja secara komputerisasi, kapasitas jumlah sampel yang diuji 8 kali lebih banyak, waktu pengerjaan lebih singkat, serta seluruh data pengujian dapat disimpan.

Kata kunci: Uji fungsi, TLC Imaging Scanner, ketelitian

ABSTRACT

FUNCTION TEST EQUIPMENT AR-2000 Radio-TLC IMAGING SCANNER. Testing

quality system ISO / IEC 17025:2008 requires that equipment and software used in testing have to give good precision and accuracy. Function test is needed to assess the precision and accuracy of the equipment and testing. In the field of nuclear medicine, the equipment AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner in used for radiochemical testing. Precision is determined by the value of the coefficient of variation (% CV) and accuracy of test results compared with similar devices. AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner gives a coefficient of variance (% CV) < 4.26% and calibration plate values < 3mm. The equipment also has some advantages such as working in a computerized system, the number of samples tested 8 times more, shorter processing time and all of the testing data can be stored.

Key words: function test, TLC Iamging Scanner, precision.

PENDAHULUAN

ntuk menunjang kegiatan Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN yang mempunyai tugas pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan radioisotop dan radiofarmaka, diperlukan alat yang mampu menunjang kegiatan tersebut di atas. Menurut sistem mutu pengujian SNI ISO/IEC 17025-2008 Klausul 5.5 bahwa peralatan dan piranti lunak yang digunakan untuk pengujian harus mampu menghasilkan akurasi yang diperlukan dan sesuai dengan spesifikasi yang relevan dengan pengujian yang dimaksud[1].

Hal ini berarti setiap alat uji yang baru atau selesai diperbaiki dan mengalami penggantian suku cadang harus dilakukan uji fungsi.

Uji fungsi alat diperlukan untuk menilai ketepatan dan ketelitian alat dalam pengujian sehingga didapatkan hasil pengujian yang dapat dipercaya dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sehingga memberikan jaminan terhadap mutu dan keakuratan data hasil uji sekaligus menjamin kompetensi laboratorium penguji.

Peralatan AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner merupakan peralatan yang digunakan

(2)

untuk analisa hasil kromatogram dalam pengujian kemurnian radiokimia dalam bidang kedokteran nuklir. AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner ini dilengkapi pula dengan detektor yang dapat mendeteksi pemancar sinar Beta dan Gamma[2]. Peralatan ini merupakan alat baru yang dibeli dengan menggunakan dana DIPA PRR tahun 2010.

Pada makalah ini disajikan teknik uji fungsi alat AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner untuk mementukan nilai presisi (ketelitian). Presisi ditentukan dengan menghitung nilai Koefisien Variasi (%CV) alat terhadap standar Carbon-14.

Nilai Koeffisien Variasi ( %CV) dihitung dengan menggunakan rumus :

∑ x X rata-rata = --- n ( x –X)2 SD = --- n – 1 SD CV = --- x 100 % X rata-rata

Dimana, X = nilai rata-rata x = nilai data n = jumlah data SD = Standar Deviasi CV = Koefisien Variasi[5] TATA KERJA

Bahan yang digunakan.

Larutan Sediaan 153Sm-EDTMP, diperoleh dari Laboratorium Proses Bidang Sarana Penunjang dan Proses –PRR BATAN. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan pipet ependorf 50 uL dan dimasukkan ke dalam vial 1 ml.

Bahan kimia Amoniak 25% RG dari E. Merck. Aqua Bidest berasal dari IPHA. Untuk fasa diam kromatografi digunakan Kertas Whatman 1 buatan E.Merck yang dipotong dalam ukuran 1,0 cm x 14 cm dan ditandai setiap jarak1 cm. Untuk pengambilan sampel digunakan mikropipet ependorf 1 uL. Sumber standar Carbon-14 dengan aktifitas 15 µCi (555 kBq) buatan dari Erckert & Ziegler Isotope Product California.

Alat yang digunakan.

Kromatogram diukur dengan alat

AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner dan

setelah itu diukur dengan

pencacah gamma

counter Model 600B Gamma Tec II The Nucleus.

Cara Kerja.

1. Pemeriksaan Tabung Gas P-10.

Sebelum pengoperasian alat

AR-2000

radio-TLC Imaging Scanner

terlebih dahulu

diperiksa kondisi gas P-10 dengan membuka katup utama pada tabung gas dan pastikan bahwa gas tersebut mempunyai tekanan yang cukup untuk menghidupkan detektor (indikator tekanan pada regulator tabung gas harus berada antara 20 – 25 psi).

2. Uji Fungsi kerja detektor

Seluruh kabel power yang diperlukan disambungkan pada sumber arus PLN , kemudian tombol pada detektor dipindahkan ke ON yang diindikasikan dengan menyalanya lampu hijau pada panel detektor. Tombol HOME ditekan untuk memastikan bahwa detektor akan kembali ke tempat semula. Kemudian tombol NEXT TAB ditekan sehingga detektor akan bergerak menuju tempat indikator tab diletakkan. Untuk mengembalikan detektor ke posisi semula ditekan kembali tombol HOME. Detektor juga dapat digeser ke atas, ke bawah, ke kanan maupun ke kiri sesuai kebutuhan.

3. Kalibrasi Posisi Linieritas.

Sumber standar C-14 diletakkan pada sample holder kemudian dicacah selama satu menit dan dilihat nilai centroid puncak kesatu (27 mm), kedua (100 mm), dan ketiga (172 mm). Nilai centroid yang diperoleh dari hasil pencacahan tidak boleh melebihi dari ± 3mm.[2]

4. Pengukuran sampel.

Komputer dihidupkan kemudian dipilih ikon WinScan3 pada dekstop. Ditekan menu File, pada display akan menampilkan user loggin dan harus memasukan User Name (bioscan) dan password (su). Pilih menu Acquisition, New Method untuk mebuat menu baru, Edit Method untuk mengedit metoda yang telah tersedia dan Quick Start untuk menjalankan program yang telah tersedia. Pada display akan tampil dialog Method yang harus diisi sesuai dengan Method Name yang dipilih.

Data File Name diketik misal dengan 01 untuk cuplikan yang akan dicacah, Max Time 1.00 min, Max Count diisi dengan angka nol, Lane Number disesuaikan dengan jumlah cuplikan yang dicacah pada setiap kali pencacahan. Print Report diklik untuk mencetak langsung hasil pencacahan setiap cuplikan. Starting Point : klik Next Tab, Comment : Isi sesuai dengan komentar yang diinginkan dalam tampilan hasil kromatogram.

(3)

sample holder yang tersedia. Bila semua sudah siap lalu ditekan OK.

Perhatikan posisi aliran gas P-10 sewaktu alat mencacah sampel. Pastikan aliranya harus berada pada 2.0 – 2.5 LPM. Jika tekanan kurang atau lebih lakukan penyetelan pada regulator .

Setelah selesai pencacahan cuplikan, klik File dan klik Logout. Klik lagi File dan klik Exit. Kemudian isi log book pemakaian alat AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner pada buku yang tersedia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada gambar 1. memperlihatkan perangkat alat AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner yang dilengkapi dengan dekstop yang didalammya terpasang program WinSCan versi 3. Alat AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner dilengkapi detektor wire anode yang bekerja dengan bantuan gas P-10 (campuran gas Argon 90% dan Methane 10%) .

Gambar 1. Alat AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner

Gambar 2. memperlihatkan hasil kromatogran yang dihasilkan dari pencacahan sumber standar Carbon-14 yang ditampilkan pada monitor, dimana terlihat ada tiga puncak kromatogram dari sumber standar Carbon-14.

(4)

Gambar 3. Hasil cetak (print out) dari pencacahan sumber standar Carbon-14 Sedangkan pada gambar 3. merupakan

hasil cetak (print out) dari pencacahan sumber standar Carbon-14. Pada hasil cetakan akan didapatkan beberapa informasi diantaranya :

1. Intrument Parameters tampilan yang menggambarkan method yang dipakai, File, tanggal pengerjaan, waktu cacah, resolution, 2. Comment : sesuai dengan judul pengerjaan

yang dimasukan

3. Analysis Parameters : latar belkang, total cacahan

4. Region Analysis : menampilkan informasi tentang jumlah kromatogram yang dicacah lengkap dengan jumlah cacahan dan persen ROI (Region Of Interest)

Hasil cetak (print out) pencacahan sumber standar Carbon-14 dapat dilihat secara jelas pada lampiran 1.

Tabel 1. Data hasil pencacahan sumber standar Carbon-14

Dalam tabel 1 didapatkan nilai puncak kromatogram kesatu berada pada centroid 28,1 mm, puncak kedua pada centroid 100,1 mm dan puncak ketiga pada centroid 172,4 mm. Dengan demikian untuk puncak kesatu mempunyai selisih nilai 1,1 mm, puncak kedua 0,1 mm dan puncak ketiga 0,4 mm. Selisih nilai tersebut masih berada pada nilai yang diperbolehkan yaitu ± 3 mm.[2]

Jika selisih nilai yang didapat melebihi 3 mm maka harus dilakukan penyetelan kembali terhadap alat AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner.

Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari

rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil. Presisi biasanya dinyatakan dalam Coeffisient of Variation (CV) atau Relative Standard Deviation (RSD).[5]

Dalam tabel 2 memperlihatkan bahwa pengukuran berulang terhadap standar Carbon 14 memberikan nilai koefisien variasi (%CV) antara 2,65 % - 4,26%. Nilai presisi yang dihasilkan ini sangat baik untuk alat yang digunakan dalam suatu laboratorium pengujian. Nilai koefisien variasi (%CV) yang masih dapat diterima 15 -20% (menurut Washington Conference Report on bioanalytical method validation).[5]

(5)

Tabel 2. Data hasil pencacahan standar Carbon-14 pada puncak kedua.

Sample yang dicacah Jumlah Data Rerata (x) SD % CV Carbon-14 peak ke-2 10 10057,90 296,97 2,95 Carbon-14 peak ke-2 7 10317,14 439,02 4,26 Carbon-14 peak ke-2 5 12126,20 496,14 4,09 Carbon-14 peak ke-2 7 11858,86 482,32 4,07 Carbon-14 peak ke-2 7 11737,00 310,56 2,65 Carbon-14 peak ke-2 15 11602,27 493,76 4,26 Carbon-14 peak ke-2 10 12074,70 439,59 3,64 Carbon-14 peak ke-2 14 11819,00 448,67 3,80

Laboratorium pengujian. Nilai koefisien variasi (%CV) yang masih dapat diterima 15 -20% (menurut Washington Conference Report on bioanalytical method validation).[5]

Pada penentuan nilai akurasi alat AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner, tidak dapat ditentukan dikarenakan tidak mempunyai bahan standar yang dapat diukur dengan dua alat yang berbeda. Akan tetapi pengujian akurasi alat telah dilakukan dengan pengujian satu sample menggunakan dua alat yang berbeda dan hasilnya dapat terlihat pada tabel 3. Pada tabel tersebut disajikan perbandingan hasil pengujian kemurnian radiokimia, hasil ini merupakan hasil pengujian cacahan kromatogram yang diukur dengan alat AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner dibandingkan dengan hasil cacahan menggunakan

alat gamma counter Model 600B Gamma Tec II The Nucleus. Nilai kemurnian radiokimia dengan menggunakan alat AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner memberikan nilai hasil yang hampir sama ( selisih pembacaan berada pada kisaran 1,16% - 3,10%). Akan tetapi beberapa keuntungan yang didapat jika pencacahan kromatogram menggunakan alat AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner antara lain :alat telah bekerja secara komputerisasi sehingga waktu pencacahan lebih singkat, jumlah sampel yang dicacah lebih banyak ( 8 sampel dalam satu kali perintah),hasil pencacahan (kromatogram) bisa langsung dicetak dengan lebih banyak meberikan informasi parameter yang disajikan seperti terlihat dalam lampiran 1, serta seluruh data pengujian dapat disimpan dalam data file.

Tabel 3. Data Perbandingan Hasil Pengujian Kemurnian. Sample yang diuji % Radiokimia dng

TLC Scanner % Radiokimia dng Gamma Counter Selisih Pembacaan 153Sm-EDTMP 99,89 % 98,73 % 1,16 % 125I-Aflatoksin 1 99,40 % 96,30 % 3,10 % 125I-Aflatoksin 2 99,50 % 96,50 % 3,00 % 125I-Aflatoksin 3 98,60 % 96,60 % 2,00 % 125I-Aflatoksin 4 78,00 % 79,40 % 1,40 % 125I-PSA 94,20 % 91,60 % 1,60 % KESIMPULAN

Uji fungsi alat AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner memberikan nilai presisi yang baik yaitu (%CV) < 4,26% dan nilai posisi kalibasi linieritas < 3 mm. Serta memberikan hasil yang sama jika dibandingakan dengan alat gamma counter (selisih pembacaan anatara 1,16% -

3,10%. Akan tetapi alat ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain alat telah bekerja secara komputerisasi sehingga waktu pengerjaan lebih singkat, kuantitas sampel yang diuji lebih banyak 8 kalinya, data pangujian dapat disimpan dalam bentuk data file serta hasil cetakan (print out) yang lebih banyak memberikan informasi parameter pengujian.

(6)

UCAPAN TERIMAKASIH

Kami haturkan terimakasih kepada Bpk. Ir. Suhandar selaku Kepala Bidang Sarana Penunjang dan Proses, Ibu Anna Roselliana selaku Kepala Sub Bidang Proses. Serta teman sejawat Sub Bidang Proses yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.

DAFTAR ACUAN.

1. ANONIM, “Persyaratan Umum dan Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi”, SNI ISO/IEC 17025:2008, Badan Standardisasi Nasional. 2. ANONIM, “Manual AR-2000 radio-TLC

Imaging Scanner”, Presented by QT Instruments (S) Pte Ltd, Bioscan 2010

3. YAYAN TAHYAN,”Intruksi Kerja Pengoperasian AR-2000 radio-TLC Imaging Scanner”, PRR-BATAN, 04 Oktober 2010. 4. YAYAN TAHYAN, ENNY LESTARI,

”Intruksi Kerja Pemeriksaan dan Pengujian Mutu 153Sm-EDTMP”, PRR-BATAN, 04 Februari 2009.

5. ASEP RAHMAT HIDAYAT,”Validasi Metode”, Pelatihan Pengelolaan Laboratorium Pengujian/Kalibrasi berdasarkan ISO 17025:2005, Tangerang 22-23 Juli 2008.

TANYA JAWAB Sugeng Purnomo

 Mohon penjelasan adanya 3 peak pada kromotogram C-14

Yayan Tahyan

 Karena dalam standart C-14 untuk penentuan kalibrasi posisi linearitas ada 3 puncak yaitu puncak ke 1 pada posisi 27mm, posisi ke 2 pada 100mm, dan puncak ke-3 pada posisi 172mm.

(7)

Gambar

Gambar 2. memperlihatkan hasil  kromatogran yang dihasilkan dari pencacahan  sumber standar Carbon-14 yang ditampilkan pada  monitor, dimana terlihat ada tiga puncak  kromatogram dari sumber standar Carbon-14
Gambar 3. Hasil cetak (print out) dari pencacahan sumber standar Carbon-14  Sedangkan  pada gambar 3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut di atas salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan media buku pop-up sebagai media perantara pembelajaran bahasa

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pemahaman ekstrapolasi antara mahasiswa yang diajar dengan menggunakan motode pembelajaran

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

1. Pelatihan perlindungan kebun durian dari hama monyet dengan pemanfaatan anjing buruan, khusus disampaikan kepada Kelompok Tani Saling Angkat selaku kelompok pembudidaya

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, praktik jual beli bulu perindu, pada dasarnya seperti jual beli pada umumnya, yaitu pembeli melakukan transaksi secara

Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah menggunakan model pembelajaran Problem Posing dapat meningkatkan hasil belajar

Dasar dari aplikasi adalah seperangkat layanan dan sistem, yaitu berbagai View yang digunakan untuk membangun UI, Content Provider yang memungkinkan aplikasi

$okok dari pelatihan dukun adalah untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sebenarnya sudah di lakukan oleh dukun, seperti memberikan saran tentang kehamilan, melakukan