• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATAN TEKNIK DASAR TOLAK PELURU MELALUI MODIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TAPA EDI BUSONO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATAN TEKNIK DASAR TOLAK PELURU MELALUI MODIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TAPA EDI BUSONO"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATAN TEKNIK DASAR TOLAK PELURU MELALUI MODIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN PADA SISWA

KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TAPA EDI BUSONO

PROGRAM STUDI S1 PENJASKES JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2013 ABSTRAK

Edi Busono. 2013. Meningkatan Teknik Dasar Tolak Peluru melalui Modifikasi Model Pembelajaran Pada Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Tapa. Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan. Pembimbing I Bapak Prof. Dr. H. Hariadi Said, Ms, dan Pembimbing II Bapak Hendro Kusworo, S.Pd, M.Pd.

Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah melalui modifikasi model pembelajaran dapat meningkatkan teknik dasar tolak peluru pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tapa.

Metode yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas. penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu, Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan tindakan, Tahap Pemantauan dan evaluasi, Tahap Analisis dan refleksi.

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah Bahwa dari dua kali tindakan yang dilaksanakan terjadi peningkatan disetiap tindakan. Dan diawali dengan observasi awal sebagai dasar pelaksanaan tindakan selanjutnya tampak teknik dasar tolak peluru bagi siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tapa menunjukan kriterian yang kurang dengan skor rata-rata keseluruhan 54.68%. Pada siklus I kegiatan teknik dasar tolak peluru yaitu cara memegang peluru, cara meletakkan peluru di atas bahu di bawa telinga dekat leher, cara mengambil awalan, cara menolak peluru, sikap akhir setelah menolak peluru keseluruhan ini dilakukan dengan praktek keseluruhan rata-rata perolehan sebanyak 66.58% artinya masih berada pada kategori cukup. Dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu Pada kegiatan teknik dasar tolak peluru yaitu cara memegang peluru, cara meletakkan peluru di atas bahu di bawa telinga dekat leher, cara mengambil awalan, cara menolak peluru, sikap akhir setelah menolak peluru keseluruhan ini dilakukan dengan praktek keseluruhan rata-rata perolehan sebanyak 82.15% artinya telah berada pada kategori baik.

Pada kegiatan siklus I dapat diketahui bahwa modifikasi pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 24 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan mengajar, aspek yang mencapai kriteria baik sebanyak 11 aspek dengan persentase 45,8%, kriteria cukup 10 aspek atau 41,6% dan kriteria kurang ada 3 aspek atau 12,5%. Modifikasi pembelajaran pada siklus II yang dilaksanakan peneliti telah memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 24 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan guru, aspek yang mencapai kriteria baik sebanyak 21 aspek dengan

(2)

persentase 87,5%, kriteria cukup 3 aspek atau 12,5% dan kriteria kurang tidak ada. Dengan demikian melalui teknik dasar tolak peluru melalui modifikasi pembelajaran dapat diterima dan dapat ditingkatkan.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Menurut Ginanjar Atmasubrata, (2010: 34), Atletik disebut cabang olahraga tertua yang merupakan gabungan dari beberapa jenis olahraga, yaitu lari, lempar dan lompat. Istilah atletik ini berasal berasal dari kata yunani, yaitu Talon yang artinya “konteks”. Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan dalam olimpiade pada tahun 776 sebelum masehi.

Menurut Firdaus ( 2012 : 6 ) dalam skripsinya bahwa Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pembelajaran pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan kompetensi siswa. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olahraga. Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai yang terkandung didalamnya (sikap-mental-emosional-spritual-dan sosial), serta menanamkan kebiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

Pembelajaran tolak peluru di SMP Negeri 1 Tapa dilaksanakan pada kelas VII. Walaupun demikian, hasil yang dicapai siswa belum sesuai harapan terutama untuk penguasaan gerak dasar. Karena di dalam penilaian unjuk kerja ada afektif, kognitif, psikomotor. Dari ketiga aspek ini penguasaan gerak dasar selalu mendapatkan nilai yang masih kurang atau belum sesuai harapan. Dikarenakan kegiatan belajar mengajar (KBM) kurang maksimal masih menerapkan pendekatan pembelajaran langsung. Yakni pendekatan yang menekankan pada teknik.

Hasil belajar tolak peluru dinilai kurang maksimal karena materi yang diajarkan kurang menarik, membosankan dan menyulitkan bagi siswa. Hal ini disebabkan cara mengajarkan tolak peluru berdasarkan teknik yang sebenarnya tanpa menggunakan modifikasi maupun alat bantu pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. Dari pembelajaran dengan teknik yang sebenarnya ini membuat siswa tidak bersemangat dalam pembelajaran dan banyak siswa yang malas mengikuti pembelajaran dikarenakan bosan.

Hal ini menunjukkan proses pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara aktif, kurangnya model pembelajaran, gaya mengajar serta pemodifikasian dan media pembelajaran yang masih kurang untuk mencapai tujuan pendidikan. Selain itu juga kurangnya dukungan guru mata pelajaran yang menganggap penjas tidak penting. sehingga kemampuan tolak peluru masih rendah belum sesuai harapan, begitu juga dengan nilai ketuntasan hasil belajar masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 75%.

(3)

Media belajar yang digunakan dalam pendidikan penjasorkes di SMP Negeri 1 Tapa masih sangat terbatas dan belum mampu membangkitkan kesenangan siswa terhadap materi ajar. Keterbatasan media dan tingginya tingkat kesulitan siswa memahami materi ajar memaksa peneliti harus lebih banyak mengunakan metode, agar siswa dapat memahami materi ajar meskipun hanya dengan dukungan media yang terbatas. Kurangnya persiapan pembuatan RPP dalam pembelajaran juga sangat berpengaruh dalam berjalannya proses pembelajaran.

Keadaan yang ada adalah bahwa siswa belum mengetahui akan kemampuan gerak dasar mereka dalam meningkatkan kemampuan dalam mata pelajaran pendidikan jasmani khususnya untuk nomor tolak peluru. Untuk sekedar menolak peluru saja siswa rata-rata mampu melakukan atau dengan mudah menguasainya tetapi khusus untuk gerak dasar rata-rata siswa banyak menemui kesulitan, hal ini disebabkan siswa bosan untuk melakukan dan tidak sunguh-sunguh dalam melakukan sehingga perlu adanya peningkatan kemampuan gerak dasarnya melalui metode bermain dalam atletik. Peneliti dituntut untuk mampu menciptakan kondisi belajar yang baik. Pembelajaran yang diberikan kepada siswa harus dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dengan memberikan bentuk-bentuk pembelajaran yang menyenangkan. Menghadapi hal tersebut di atas, peneliti mencari cara agar dalam pembelajaran tolak peluru mudah dipahami dan mudah dikuasai. Bahwa guru sebagai mediator diharapkan berfungsi sebagai penyeleksi model pembelajaran yang dapat mewujudkan pembelajaran sesuai dengan materi, metode, dan evaluasi pembelajaran. Melihat tantangan yang seperti ini maka pendekatan bermain akan sangat membantu memecahkan persoalan ini. Siswa akan tertantang sekaligus termotivasi karena dengan penggunaan permainan yang tepat akan membuat siswa mendapatkan hal-hal baru dan menyenangkan, pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. Hal ini akan membuat siswa lebih aktif bergerak dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasil belajar tolak peluru akan meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, agar pengajaran dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang direncanakan, guru perlu mempertimbangkan strategi belajar mengajar yang efektif. Oleh karena itu dirasa perlu diadakan penelitian tentang “Meningkatan Teknik Dasar Tolak Peluru melalui Modifikasi Model

Pembelajaran Pada Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Tapa”. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pendekatan melalui bermain dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru dalam pembelajaran penjasorkes pada siswa kelas VII Di SMP Negeri 1”?

Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dalam penelitian ini peneliti mengidentifikasi “Apakah dengan modifikasi pembelajaran dapat meningkatkan tehnik dasar tolak peluru pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Tapa ?”

(4)

Cara Pemecahan Masalah

Permasalahan tentang teknik dasar tolak peluru peserta didik pada mata pelajaran penjaskes dapat diupayakan pemecahannya melalui modifikasi model pembelajaran. Dengan pertimbangan bahwa setelah menggunakan beberapa alternatif pemecahan masalah baik berupa penggunaan media maupun metode pembelajaran lainnya, belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, melalui penelitian tindakan kelas ini dipilih modifikasi model pembelajaran untuk diterapkan dalam pembelajaran penjaskes khususnya pada teknik dasar tolak peluru.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah “Untuk meningkatan Teknik Dasar Tolak Peluru melalui Modifikasi Model Pembelajaran Pada Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Tapa”.

Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1. Sebagai bahan alternatif untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa pada materi tolak peluru mata pelajaran Penjas Orkes di kelas VII SMP Negeri 1 Tapa

2. Sebagai dasar pemikiran untuk penelitian selanjutnya, baik oleh peneliti sendiri maupun peneliti-peneliti lainnya.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi siswa

Meningkatkan efektifitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Penjas Orkes terhadap materi tolak peluru.

2. Bagi guru

Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar

a. Meningkatkan ketrampilan guru dalam penggunaan sarana pembelajaran.

b. Menumbuhkan kreatifitas dalam memilih alternative pemecahan masalah yang dihadapi.

3. Bagi sekolah

a. Sebagai bahan pertimbangan terhadap peningkatan kinerja guru

b. Sebagai upaya peningkatan kualitas pengelolaan pengajaran c. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pemenuhan sarana prasarana yang menunjang pembelajaran

4. Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan serta ilmu pengetahuan serta mengetahui sarana prasarana yang tepat dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan keefektifan belajar siswa.

(5)

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Kajian Teoritis

Hakikat Tolak Peluru

Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang terdiri atas nomor lari, jalan, tolak dan lempar. Pada nomor tolak peluru dan lempar cakram ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu kemampuan unsur ketangkasan dan ketepatan waktu, kecepatan melempar dan menolak, kekuatan serta penguasaan teknik yang baik. Tujuan dari tolak peluru dan lempar cakram yaitu mencapai jarak tolakan dan lemparan yang sejauh mungkin. (Hilman Nurhuda, 2010 ; 164)

Tolak peluru termasuk nomor lempar. Dikatakan bahwa tolak peluru adalah nomor lempar karena nomor tolak peluru dilemparkan dengan cara ditolakkan atau didorong menggunakan tangan. Tujuan melakukan tolak peluru adalah menghasilkan jarak tolakan yang sejauh-jauhnya. Dalam tolak peluru terdapat dua macam gaya, yaitu gaya ortodock dengan awalan menyamping dan gaya O’Brien dengan membelakangi sektor tolakan. (Sri Wahyuni, 2010 ; 42)

Menurut Edy Sih Miranto, Dkk (2010: 96) salah satu cabang atletik melempar adalah tolak peluru. Cabang olahraga ini kurang populer, karena tidak terlalu diminati. Hanya bermula dari pengisian waktu senggang dengan melempar batu, kayu atau apapun yang bisa dilempar akhirnya muncullah oalhraga tolak peluru. Persyaratan yang harus dimiliki oleh penolak peluru adalah yaitu:

a. Kekuatan / Kekuatan maksimum

b. Power

c. Kekuatan lempar

d. Kecepatan berakslerasi e. Koordinasi

f. Adaptibility

Untuk dapat melakukan tolak peluru dengan baik, ada beberapa prinsip yang harus diketahui. Dalam nomor Tolak Peluru ada beberapa prinsip yang harus diingat,diantaranya yaitu :

a. Jarak lontaran yang diperoleh dalam tolak peluru sangat tergantung pada kecepatan gerak dan sudut tangan yang menolakan peluru tersebut. b. Untuk memperoleh kecepatan maksimum dibutuhkan tenaga terbesar yang bisa dikerahkan, tenaga ini digunakan untuk menolak peluru sejauh mungkin.

c. Tenaga yang digunakan harus dikerahkan dalam urutan yang tepat, mula-mula digunakan kelompok otot yang menimbulkan gerak lamban tetapi berkekuatan besar, kemudian digunakan kelompok otot yang relatif lebih lemah tetapi kerjanya lebih cepat.

d. Sudut optimum lintasan tergantung pada kecepatan dan tingginya tolakan, umumnya berkisar antara 40° - 42°.

Menurut Hilman Nurhuda, (2010;161) Tolak peluru adalah suatu gerakan menyalurkan tenaga untuk memberikan daya dorong pada sebuah benda (peluru) sehingga pada benda tersebut dihasilkan kecepatan. Tolakan tidak dilakukan

(6)

melalui pergelangan, tetapi diperoleh dari gerakan meluruskan siku. Tolak peluru memiliki beberapa gaya, salah satunya gaya O’Brien.

Gaya O’Brien atau gaya membelakang dilakukan dengan mengambil sikap membelakangi arah lemparan atau tolakan. Gaya ini kali pertama dilakukan atau diperkenalkan oleh Parry O’Brien. Gaya ini menghasilkan tolakan paling jauh dibanding gaya lainnya. Hilman Nurhuda, (2010;161) Teknik melakukan tolak peluru gaya O’Brien adalah sebagai berikut.

1. Berdiri dengan kedua kaki dibuka lebar dan membelakangi arah tolakan.

2. Badan rileks, angkat kaki kiri, dan bungkukkan badan ke depan. 3. Siku lengan kiri dibengkokkan sehingga tangan berada di depan dada, untuk menjaga keseimbangan badan bertumpu pada pangkal ujung kaki kanan serta berat badan berada di kanan.

4. Pegang peluru dengan tangan kanan secara baik. 5. Ayun-ayunkan kaki kiri ke depan dan belakang.

6. Tolakan dimulai dengan menggeser kaki kanan ke arah tolakan dengan cepat.

Pada saat geseran selesai, kaki kanan tetap pada posisi setengah jongkok dengan telapak kaki menumpu kuat pada tanah. Badan diputar ke arah tolakan dan lutut diluruskan dengan menolak kuat pada tanah. Selanjutnya, peluru ditolakkan dengan meluruskan lengan ke atas, ke arah tolakan (membentuk sudut 45°). Ketika peluru dilepaskan, kaki kanan menggantikan posisi kaki kiri. Kaki kiri diangkat ke belakang-atas untuk menjaga keseimbangan.

Pergantian kaki tersebut disebut reverse. Tangan kanan tetap terjulur jauh di depan dan lengan kiri di samping atau di belakang badan. Semua gerakan tersebut, baik gerakan kaki maupun gerakan lengan dimaksudkan untuk memberi keseimbangan tubuh agar tidar terdorong ke depan melewati balok pembatas.

Gambar 1 : Tolak peluru gaya O’Brien

Sumber: Sri Wahyuni dkk,( 2010. 46)

2.1.1 Sarana dan Peralatan a. Lapangan Tolak Peluru

Menurut Sri Wahyuni, Dkk (2010:44) Lapangan tolak peluru bentuknya lingkaran dengan ketentuan sebagai berikut.

1) Lapangan tolak peluru dengan tebal garisnya 5 cm. 2) Sektor lemparan sudutnya ± 65o.

(7)

Gambar Lapangan tolak peluru.

Sumber: Sri Wahyuni, Dkk (2010:44)

Menurut Budi Sutrisno.Dkk (2010 : 116) Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran, lingkaran lempar terbuat dari besi yang tebalnya 6 mm, tingginya 2 cm dipasang rata dengan tanah di sekelilingnya

Gambar 2 : Lapangan tolak peluru. Sumber : Budi Sutrisno.Dkk (2010 : 116)

b. Peralatan Tolak Peluru

Menurut Sri Wahyuni, dkk (2010:44) Peralatan yang digunakan untuk tolak peluru berikut ini.

1) Peluru.

Ketentuan peluru sebagai berikut.

a) Bahan dari besi, kuningan, atau logam. b) Bentuknya bulat, permukaannya harus licin. c) Bagi pria beratnya 7,257 kg.

d) Bagi wanita beratnya 4 kg.

e) Peluru untuk pria diameter minimal 110 mm dan maksimal 130 mm.

f) Peluru untuk wanita diameter minimal 95 mm dan maksimal 110 mm.

2) Rol meter terbuat dari baja, gunanya untuk mengukur jarak tolakan.

3) Bendera untuk memberi tanda pada

(8)

Kerangka Berpikir

Keberhasilan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani ditentukan oleh beberapa faktor, antra lain: kemampuan guru, minat siswa, materi pembelajaran, serta sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan kebutuhan yang harus ada di dalam pendidikan jasmani. Secara psikologis keadaan sarana dan prasarana sekolah yang cukup dan memenuhi syarat akan memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Tersedianya sarana dan prasarana yang mencukupi juga akan memperlancar proses pembelajaran, memberi peluang yang lebih banyak kepada siswa, untuk pengulangan latihan, meningkatkan semangat siswa, sehingga mampu meningkatkan kesegaran jasmani. Jadi sarana dan prasarana pendidikan jasmani merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani.

Namun keberadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani sangat beragam, terutama sarana dan prasarana pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Masih banyak sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana penunjang aktivitas jasmani sehingga menyebabkan proses pembelajaran pendidikan jasmani tidak optimal. Melihat kenyataan tersebut, maka harus ada kerja sama yang harmonis antara kepala sekolah dengan guru pendidikan jasmani dalam hal pengadaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana agar dapat tercapai hasil pembelajaran yang diharapkan. Selain itu, guru pendidikan jasmani yang berkaitan langsung dalam proses pembelajaran perlu mempunyai strategikan kreativitas dalam memodifikasi sarana dan prasarana. Keterbatasan sarana dan prasarana seharusnya tidak dijadikan alasan bagi guru pendidikan jasmani untuk mengajar seadanya sehingga menyebabkan kegagalan dalam pembelajaran jasmani. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani ditentukan oleh guru sebagai unsur utama, sedangkan sarana dan prasarana hanya merupakan salah satu unsur penunjang keberhasilan proses pembelajaran. Namun demikian keadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang cukup akan lebih menunjang kebehasilan tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang sukses.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas hipotesis dalam penelitian ini adalah jika guru memodifikasi model pembelajaran maka teknik dasar tolak peluru pada siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Tapa meningkat.

Indikator Kinerja

Yang menjadi indikator kinerja pada penelitian ini adalah “jika persentase siswa 25% hingga 75% dari persentasi sebelumnya maka penelitian dinyatakan berhasil dengan melalui modifikasi model pembelajaran.

(9)

METODOLOGI PENELITIAN

Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian Latar Penelitian

Lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Tapa.

Karakeristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango yang berjumlah 24 orang, yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 13 orang perempuan.

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, dimulai pada bulan Mei sampai dengan akhir bulan Juni 2013

Variabel Penelitian a) Variabel Input

Variable input dalam penelitian adalah kegiatan guru dalam memodifikasi model pembelajaran tolak peluru.

b) Variabel Proses

Proses pembelajaran atau tindakan yang didalamnya terdapat interaksi antara guru dan siswa sehingga dapat memahami dan melakukan:

- Cara memegang peluru

- Cara meletakan peluru dileher.

- Sikap menolak

- Sikap akhir/gerak lanjutan.

c) Variabel Output

Variabel Output adalah hasil dari pelaksanaan proses pembelajaran melalui modifikasi model pembelajaran yakni penguasaan teknik dasar tolak peluru untuk menentukan hasil yang maksimal melalui praktek kemampuan menolak peluru siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tapa dengan baik dan benar sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tercapai.

Analisis Data, Evaluasi dan Refleksi a. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan mendeskripsikan temuan-temuan yang ada pada proses pembelajaran berlangsung.

b. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui hasil dari permainan modifikasi terhadap pembelajaran teknik tolak peluru gaya menyamping. Evaluasi dilaksanakan dengan mengobservasi siswa pada saat kegiatan belangsung. Pada pertemuan ketiga evaluasi dilaksanakan pada akhir kegiatan dimana untuk mengukur tingkat keberhasilan dari penerapan permainan modifikasi.

(10)

Refleksi tindakan ini meliputi: menganalisis, memaknai, menjelaskan dan menyimpulkan data yang diperoleh dari pengamatan. Hasil refleksi ini dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan tindakan siklus selanjutnya.

Prosedur Penelitian

Proses pelaksanaan tindakan kelas bersifat kolaboratif partisipan dengan guru yang bersangkutan. Tahap penelitian tindakan dimulai dengan mengadakan studi awal atau observasi awal dan pencarian fakta. Setelah fakta teridentifikasi, dilakukan penyusunan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas adalah:

1. Melakukan observasi awal terhadap kegiatan pembelajaran tolak peluru siswa kelas kelas VII SMP Negeri 1 Tapa

2. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran dengan berkolaborasi dengan guru pendidikan jasmani. 3. Menyusun rencana tindakan secara kolaborasi

Setelah masalah-masalah teridentifikasi, langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah menyusun rencana tindakan. Penyusunan rencana tindakan ini dilaksanakan pada masing-masing siklus. Dalam rangka menyusun rencana tindakan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah bersangkutan. Peneliti bekerjasama dengan guru merancang tindakan untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran tolak peluru dengan permainan modifikasi

4. Melaksanakan hasil rencana

Setelah rencana tindakan dilakukan, selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan. Pelaksanan tindakan dilaksanakan mengikuti rencana yang disusun pada tahap perencanaan. Tujuan pelaksanaan tindakan adalah untuk mengetahui apakah pelaksanaan tindakan berjalan sesuai dengan rencana dan apakah tujuan yang diharapkan bisa tercapai.

5. Melakukan pengamatan

Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Untuk itulah diperlukan observer dalam penelitian ini. Dalam tahap ini, observer yaitu guru pendidikan jasmani.dan peneliti.

6. Merefleksi tindakan

Refleksi dilaksanakan pada setiap selesai kegiatan pembelajaran. Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul. Data yang terkumpul dievaluasi untuk menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran telah tercapai dan untuk mengetahui apakah tindakan yang telah dilakukan telah memberi peningkatan terhadap peningkatan kemampuan tolak peluru.

(11)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali diawali dengan observasi awal sebagai data awal dan dilanjutkan dengan siklus I dan siklus II. Dalam tahapan tersebut masing-masing dilaksanakan dalam 4 tahapan yakni : perencanaan (planing), tindakan (action), Pengamatan (observationt) dan Refleksi (reflection). Hasil dari kedua tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

Observasi Awal

A. Perencanaan

1. Meminta ijin kepala sekolah untuk melaksanakan kegiatan penelitian yang dimplementasikan dalam bentuk kegiatan belajar mengajar.

2. Meminta seorang guru untuk menjadi observer dalam proses pembelajaran 3. Menyiapkan perangkat pembelajaran

4. Melakukan latihan-latihan dibawah pengamatan observer 5. Mengatur kesiapan siswa dalam proses pembelajaran

6. Melaksanakan proses pembelajaran tolak peluru siswa kelas kelas VII SMP Negeri 1 Tapa.

B. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan obervasi awal dilaksanakan dalam bentuk praktek pada tanggal 10 Juni 2013. Adapun hal-hal yang ditemui pada saat pelaksanaan observasi awal secara keseluruhan adalah dari 24 siswa yang mengikuti proses pembelajaran tidak terdapat siswa yang mampu mengikuti pembelajaran dengan baik sedangkan kegiatan olahraga yang diamati melalui pengamatan teknik dasar tolak peluru yang terdiri dari cara memegang peluru, cara meletakkan peluru dileher, sikap menolak, dan sikap akhir/gerak lanjutan berada pada kategori kurang karena umumnya rata-rata nilai praktek tersebut hanya berkisar pada 40-59. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

KEGIATAN OBSERVASI

Mata Pelajaran : Penjaskes

Kelas : VII

NO NAMA SISWA Indikator Keterampilan

Jumlah

Rata-rata

Kategori

A B C D

1 Abd. Wahid Yahya 60 50 60 50 220 55

2 Firianto Yahya 60 50 55 60 225 56,25

3 Moh. Fikran Lihawa 50 60 55 50 215 53,75

4 Moh. Fachurruozy 65 60 55 55 235 58,75

5 Moh. Nurbachry Ereku

45 50 55 55 205 51,25

6 Moh, Taib Noka 55 50 60 40 205 51,25

7 Mohammad Adam 60 55 60 55 230 57,5

8 Mohammad Agsal Z. 50 40 60 60 210 52,5

9 Muhajir S. Gobel 65 45 55 60 225 56,25

(12)

Muhammad 11 Riski Nento 60 60 55 50 225 56,25 12 Saifullah Mamonto 50 65 55 50 220 55 13 Yusril Basiru 55 60 55 55 225 56,25 14 Fadhila Mohamad 55 60 40 55 210 52,5 15 Fadila Sidiki 65 55 60 55 235 58,75 16 Fatmawati Ali 55 45 60 55 215 53,75 17 Friskawati Husain 65 45 55 55 220 55 18 Nurlan Rahman 50 50 55 60 215 53,25 19 Putri Mulyaningsih Pou 45 50 60 65 220 55 20 Ramla Latif 60 55 60 45 220 55 21 Sarah Safira 50 55 60 60 225 56,25 22 Ulva Mohamad 45 60 55 50 210 52,5 23 Dewi Akuba 55 40 60 55 210 52,5

24 Siti Nur Anisa Katili 55 60 40 55 210 52,5

Jumlah 1320 1280 1345 1305 5250 1312,5

Rata-rata 55 53,333 56,04 54,37 218,75 54,687

Keterangan :

A. Cara memegang peluru B. Cara meletakan peluru dileher

C. Sikap menolak

D. Sikap akhir/gerak lanjutan

Berdasarkan tabel observasi di atas dapat diketahui bahwa teknik dasar tolak peluru bagi siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tapa menunjukan kriterian yang kurang hal dapat dilihat dari perolehan skor rata-rata penguasaan siswa tentang teknik dasar tolak peluru meliputi Cara memegang peluru 55%, Cara meletakan peluru dileher 53.33%, Sikap menolak 56.04% dan Sikap akhir/gerak lanjutan 54,37 dengan skor rata-rata keseluruhan 54.68% berada pada kriterian penilaian kurang.

Analisis yang dilakukan oleh peneliti bahwa dari segi penguasaan cara memegang peluru pelaksanaan oleh siswa belum sesuai dengan prosedur cara memegang peluru yang benar, umumnya siswa memegang peluru hampir sama dengan memegang batu, begitupula cara meletakkan peluru dileher umumnya siswa kurang mengetahui sehingga sangat beresiko untuk mengakibatkan cidera leher, dalam sikap menolak peluru siswa cenderung kurang dalam melakukan tumpuan dalam menolak peluru sehingga sikap akhir gerak pun mengalami kesalahan hal ini dikarenakan bahwa guru dalam mengajarkan teknik dasar tolak peluru tidak melibatkan siswa langsung serta tanpa menggunakan instrument atau alat yang sesungguhnya, penyampaian materi hanya bersifat hayalan.

C. Pemantauan Dan Evaluasi

Sementara proses pembelajaran berlangsung yang menjadi objek pengamatan observer yakni hasil evaluasi siswa terhadap materi yang diajarkan. D. Analisis Data Dan Refleksi

(13)

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap penilaian nilai siswa dalam teknik dasar tolak peluru setelah mengikuti proses pembelajaran pada observasi awal disimpulkan bahwa hasil capaian masih sangat rendah karenanya perlu dilakukan refleksi guna mencari kelemahan-kelemahan yang ditemui pada saat pengamatan. Hasilnya adalah :

1. Aktivitas yang dilakukan guru dalam pembelajaran terkesan monoton tanpa memberikan praktek langsung dilapangan.

2. Guru belum maksimal dalam menyiapkan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Guru belum memodifikasi model pembelajaran pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tapa

4. Guru dalam mengajarkan teknik dasar tolak peluru tidak melibatkan siswa langsung serta tanpa menggunakan instrument atau alat yang sesungguhnya, penyampaian materi hanya bersifat hayalan.

Refleksi tersebut memberikan gambaran bahwa belum keseluruhan aspek dalam aktivitas guru dan aspek penilaian terhadap siswa mengenai teknik dasar tolak peluru belum terpenuhi dan tidak sesuai dengan indikator kinerja maka guru dan observer sepakat untuk melaksanakan tindakan siklus I sebagai upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran. Dalam hal ini fokus dalam perbaikan pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan teknik dasar tolak peluru dengan menitik beratkan adanya modifikasi model pembelajaran pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tapa.

4.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

A. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini penelitian tindakan kelas siklus I dilakukan dan disiapkan sebagai berikut :

1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai berikut : 2. Membuat lembar pengamatan kegiatan guru maupun siswa.

3. Menggunakan instrument yang berupa penilaian criteria SB (sangat baik), B (baik), dan K (kurang).

B. Pelaksanaan Tindakan

Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan langkah-langkah yang ingin dicapai untuk mendapatkan data penelitian tentang meningkatnya teknik dasar tolak peluru, dengan acuan bahan ajar yaitu 65%.

Secara umum bentuk tindakan yang dikenakan dalam proses pembelajaran ini sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran memodifikasi model pembelajaran dengan menitik beratkan semua siswa harus aktif dalam kegiatan praktek yang dimaksud. Langkah-langkah pemberian tindakan tersebut adalah :

a. Siswa melakukan stretching dan Pemanasan lari keliling lapangan b. Membuka pelajaran dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai apersepsi dengan materi yang akan diajarkan.

c. Memberikan motivasi dengan pertanyaan-pertanyaan untuk membangkitkan rasa keingintahuan siswa.

d. Memaparkan materi pada siswa tentang cara memegang peluru, cara meletakkan peluru di atas bahu di bawah telinga dekat leher, cara

(14)

mengambil awalan, cara menolak peluru, sikap akhir setelah menolak peluru keseluruhan ini dilakukan dengan praktek.

e. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru (peneliti) harus menilai setiap gerakan siswa, apakah mereka memperhatikan materi yang dipraktekkan oleh guru atau tidak.

f. Guru sebagai mitra pengamat (observer) yang mengamati perilaku peneliti yang sementara mengikuti kegiatan pembelajaran.

g. Pelajaran diakhiri penenangan dan memotivasi siswa untuk melakukan aktivitas jasmani diluar jam sekolah.

C. Tahap Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini pengamatan dilaksanakan oleh guru pengamat dalam hal ini dosen pembimbing. Seorang guru pengamat (observer) bertugas mengamati kegitan apa saja yang dilaksanakan oleh guru peneliti dan proses pembelajaran yang sedang berlangsung sesuai modifikasi yang diberikan oleh guru. Berikut beberapa hasil pengamatan pada siklus I.

1. Kegiatan Modifikasi Model Pembelajaran oleh Guru (Peneliti)

Tabel 4.5: Hasil Pengamatan Modifikasi Model Pembelajaran oleh Guru (Peneliti) Guru di Siklus I

NO ASPEK YANG DIAMATI

KATEGORI PENILAIAN

B C K

I Pra Pembelajaran

1. Kesiapan lapangan, alat dan media pembelajaran √

2. Memeriksa kesiapan siswa √

II Membuka Pembelajaran

1. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar √

2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai √

III Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penguasaan materi pelajaran

1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √

2. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan hierarki belajar √

B. Pendekatan/strategi pembelajaran

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan)

yangakan dicapai √

2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √

4. Menguasai lapangan tempat praktek √

5. Melaksanakan praktek di lapangan sesuai dengan waktu yang telah

dialokasikan √

C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar

1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan alat tolak peluru √

2. Menghasilkan pesan yang menarik √

3. Menggunakan media secara efektif dan efisien √

D. Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan siswa

1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √

(15)

NO ASPEK YANG DIAMATI

KATEGORI PENILAIAN

B C K

3. menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √

4. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar √

E. Penilaian proses dan hasil belajar

1. Memantau kemajuan belajar √

2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) √ F. Penggunaan bahasa

1. Menggunakna bahasa lisan secara jelas dan lancar √

2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar √

IV Penutup

1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa √

2. Melaksanakan tindak lanjut √

Jumlah 11 10 3

Prosentase 45,8% 41,6% 12,5%

Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra seperti pada tabel di atas, modifikasi pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 24 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan mengajar, aspek yang mencapai kriteria baik sebanyak 11 aspek dengan persentase 45,8%, kriteria cukup 10 aspek atau 41,6% dan kriteria kurang ada 3 aspek atau 12,5%.

2. Kegiatan siswa dalam Teknik Dasar Tolak Peluru

Pengamatan kegiatan siswa dalam meningkatkan teknik dasar tolak peluru melalui modifikasi model pembelajaran. Aspek yang dinilai yaitu cara memegang peluru, cara meletakkan peluru di atas bahu di bawa telinga dekat leher, cara mengambil awalan, cara menolak peluru, sikap akhir setelah menolak peluru keseluruhan ini dilakukan dengan praktek. Dapat diketahui pada table berikut ini:

KEGIATAN SIKLUS I

Mata Pelajaran : Penjaskes

Kelas : VII

NO NAMA SISWA Indikator Keterampilan

Jumlah

Rata-rata

Kategori

A B C D

1 Abd. Wahid Yahya 70 65 75 62 272 68

2 Firianto Yahya 65 67 62 70 264 66

3 Moh. Fikran Lihawa 65 73 67 70 275 68,75

4 Moh. Fachurruozy 72 74 63 65 274 68,5

5 Moh. Nurbachry Ereku 53 64 65 62 244 61

6 Moh, Taib Noka 65 60 72 55 252 63

7 Mohammad Adam 71 65 78 63 277 69,25

(16)

9 Muhajir S. Gobel 71 60 69 72 272 68 10 Rahman Muhammad 58 72 72 69 268 67 11 Riski Nento 68 75 62 63 268 67 12 Saifullah Mamonto 57 73 69 65 264 66 13 Yusril Basiru 65 70 65 68 268 67 14 Fadhila Mohamad 68 75 55 65 263 65,75 15 Fadila Sidiki 72 60 71 67 270 67,5 16 Fatmawati Ali 63 58 76 70 267 66,75 17 Friskawati Husain 72 55 62 69 258 64,5 18 Nurlan Rahman 65 65 65 73 268 67

19 Putri Mulyaningsih Pou 58 63 73 76 270 67,5

20 Ramla Latif 69 70 70 62 271 67,75

21 Sarah Safira 64 68 75 71 278 69,5

22 Ulva Mohamad 60 72 62 65 259 64,75

23 Dewi Akuba 69 59 73 69 270 67,5

24 Siti Nur Anisa Katili 65 69 55 71 260 65

Jumlah 1563 1617 1629 1613 1598

Rata-rata 65,12 67,37 67,87 67,20 66,58

Keterangan :

A. Cara memegang peluru B. Cara meletakan peluru dileher

C. Sikap menolak

D. Sikap akhir/gerak lanjutan

Dari 4 aspek yang dinilai dalam kegiatan teknik dasar tolak peluru yaitu cara memegang peluru yang mendapatkan skor nilai tertinggi 70 ke atas 5 orang namun secara keseluruhan dari 24 orang siswa yang mengetahui teknik dasar tolak peluru rata-rata persentase 65.12%. Cara meletakkan peluru di atas bahu di bawah telinga dekat leher dengan rata-rata persentase 67.37%, cara menolak peluru dengan penilaian mengambil awalan yang baik dengan rata-rata persentase 67.87%, dan melalui sikap akhir setelah menolak peluru dengan rata-rata persentase 67.20%, Dari keseluruhan indikator penilaian dengan praktek keseluruhan rata-rata perolehan sebanyak 66.58% artinya telah berada pada kategori cukup.

Berdasarkan hasil tersebut di atas penggunaan modifikasi pembelajaran oleh guru membantu penguasaan siswa dalam teknik dasar tolak peluru dengan kata lain terdapat perubahan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa menjadi tertarik dan tertantang menguasai teknik dasar tolak peluru meskipun masih ada beberapa orang yang merasa kesulitan.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Analisis dan refleksi merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan baik oleh peneliti maupun pengamat mulai dari awal kegiatan sampai akhir siklus dengan tujuan untuk mendapat gambaran umum apakah tindakan yang dilakukan mempengaruhi peningkatan teknik dasar tolak peluru bagi siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tapa. Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra seperti pada tabel di atas, modifikasi pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 24 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan

(17)

mengajar, aspek yang mencapai kriteria baik sebanyak 11 aspek dengan persentase 45,8%, kriteria cukup 10 aspek atau 41,6% dan kriteria kurang ada 3 aspek atau 12,5%. Dari 4 aspek yang dinilai dalam kegiatan teknik dasar tolak peluru yaitu cara memegang peluru, cara meletakkan peluru di atas bahu di bawa telinga dekat leher, cara mengambil awalan, cara menolak peluru, sikap akhir setelah menolak peluru keseluruhan ini dilakukan dengan praktek keseluruhan rata-rata perolehan sebanyak 66.58% artinya masih berada pada kategori cukup.

. Hal ini disebabkan oleh kelemahan-kelemahan sebagai berikut :

1. Guru belum sepenuhnya melakukan modifikasi model

pembelajaran

2. Pemberian motivasi pada awal kegiatan praktek masih kurang 3. Pelaksanaan proses kegiatan dilapangan belum optimal karena siswa nanti kali ini turun lapangan.

4. Masih banyak siswa yang belum aktif dalam pelaksanaan praktek

Kelemahan-kelemahan tersebut dibuktikan dengan instrument berupa lembar penelitian yang rata-rata siswa masih pada katogori cukup. untuk melihat apakah indikator yang diharapkan sudah tercapai, sehingga dirasa perlu untuk mengulang kembali ke siklus kedua.

Pelaksanaan Tindakan Siklus 2

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama dari penilaian tindakan kelas ini yang diperhatikan pada siklus kedua yaitu :

1. Motivasi siswa lebih ditingkatkan praktek materi yang diajarkan . 2. Agar pembelajaran dapat berlangsung sesuai alokasi waktu maka kepada siswa diharapkan sudah berada di lapangan sebelum pemberian praktek dimulai.

3. Guru lebih menekankan melakukan modifikasi model

pembelajaran dengan memperhatikan masing-masing siswa dalam proses pelaksanaan praktek.

Siklus kedua penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama 1 kali tatap muka berlangsung dikelas VII. Akhir siklus kedua penelitian ini ditandai dengan pelaksanaan masing-masing praktek bagi siswa yang dilakukan 2 kali yaitu :

1. Pelaksanaan Perencanaan

Pada tahap ini penelitian tindakan kelas siklus dua disiapkan seperti pada siklus pertama sebagai berikut :

1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai berikut :

2. Membuat lembar pengamatan kegiatan guru maupun siswa.

3. Menggunakan instrument yang berupa penilaian criteria SB (sangat baik), B (baik), dan K (kurang).

2. Pelaksanaan Tindakan

Adapun yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan pada siklus kedua ini dimulai dengan memperbaiki tindakan-tindakan yang masih kurang efektif penerapannya pada siklus pertama seperti yang terungkap direfleksi siklus pertama penelitian tindakan kelas diantaranya yaitu :

(18)

b. Membuka pelajaran dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai apersepsi dengan materi yang akan diajarkan.

c. Memberikan motivasi dengan pertanyaan-pertanyaan untuk membangkitkan rasa keingintahuan siswa.

d. Memaparkan materi pada siswa tentang cara memegang peluru, cara meletakkan peluru di atas bahu di bawa telinga dekat leher, cara mengambil awalan, cara menolak peluru, sikap akhir setelah menolak peluru keseluruhan ini dilakukan dengan praktek.

e. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru (peneliti) harus menilai setiap gerakan siswa, apakah mereka memperhatikan materi yang dipraktekkan oleh guru atau tidak.

f. Guru sebagai mitra pengamat (observer) yang mengamati perilaku peneliti yang sementara mengikuti kegiatan pembelajaran.

g. Pelajaran diakhiri penenangan dan memotivasi siswa untuk melakukan aktivitas jasmani diluar jam sekolah

3. Tahap Observasi dan Evaluasi

Sebelum proses pembelajaran di mulai guru mitra melakukan pengamatan terhdap kegiatan guru dan siswa melalui lembar pengamatan kegiatan yang telah dibuat sebagai berikut:

a. Kegiatan Modifikasi Model Pembelajaran oleh Guru (Peneliti)

Tabel 4.9: Hasil Modifikasi Model Pembelajaran oleh Guru (Peneliti) di Siklus II

NO ASPEK YANG DIAMATI

KATEGORI PENILAIAN

B C K

I Pra Pembelajaran

1. Kesiapan lapangan, alat dan media pembelajaran √

2. Memeriksa kesiapan siswa √

II Membuka Pembelajaran

1. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar √ 2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai √ III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penguasaan materi pelajaran

1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √ 2. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan hierarki belajar √ B. Pendekatan/strategi pembelajaran

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

(tujuan) yangakan dicapai √

2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √

4. Menguasai lapangan tempat praktek √

5. Melaksanakan praktek di lapangan sesuai dengan waktu yang

telah dialokasikan √

C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar

(19)

NO ASPEK YANG DIAMATI

KATEGORI PENILAIAN

B C K

peluru

2. Menghasilkan pesan yang menarik √

3. Menggunakan media secara efektif dan efisien √ D. Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan siswa

1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran √

2. merespon positif partisipasi siswa √

3. menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √ 4. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam

belajar √

E. Penilaian proses dan hasil belajar

1. Memantau kemajuan belajar √

2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

(tujuan) √

F. Penggunaan bahasa

1. Menggunakna bahasa lisan secara jelas dan lancar √

2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar √

IV Penutup

1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa √

2. Melaksanakan tindak lanjut √

Jumlah 21 3

Prosentase 87,5% 12,5%

Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru mitra seperti pada tabel di atas, modifikasi pembelajaran yang dilaksanakan peneliti telah memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 24 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan guru, aspek yang mencapai kriteria baik sebanyak 21 aspek dengan persentase 87,5%, kriteria cukup 3 aspek atau 12,5% dan kriteria kurang tidak ada.

c. Kegiatan Siswa dalam Praktek Teknik Dasar Tolak Peluru

Pada siklus II ini dilaksanakan dengan menggunakan lembar pengamatan siswa dan diamati melalui beberapa aspek yang telah ditentukan. Pengamatan kegiatan siswa dalam meningkatkan teknik dasar tolak peluru melalui modifikasi model pembelajaran. Aspek yang dinilai yaitu cara memegang peluru, cara meletakkan peluru di atas bahu di bawa telinga dekat leher, cara mengambil awalan, cara menolak peluru, sikap akhir setelah menolak peluru keseluruhan ini dilakukan dengan praktek. Dapat diketahui pada table berikut ini:

(20)

KEGIATAN SIKLUS 2

Mata Pelajaran : Penjaskes

Kelas : VII

NO NAMA SISWA Indikator Keterampilan

Jumlah

Rata-rata

Kategori

A B C D

1 Abd. Wahid Yahya 81 79 86 76 322 80,5

2 Firianto Yahya 78 83 79 87 327 81,25

3 Moh. Fikran Lihawa 80 86 83 88 337 84,25

4 Moh. Fachurruozy 84 84 85 81 334 83,5

5 Moh. Nurbachry Ereku

72 73 89 85 319 79,75

6 Moh, Taib Noka 79 72 90 73 314 78,5

7 Mohammad Adam 84 74 86 82 326 81,5 8 Mohammad Agsal Z. 75 81 86 89 324 81 9 Muhajir S. Gobel 83 79 82 88 332 83 10 Rahman Muhammad 72 86 85 76 319 79,75 11 Riski Nento 85 89 81 78 333 83,25 12 Saifullah Mamonto 74 88 86 76 324 81 13 Yusril Basiru 72 83 79 81 315 78,75 14 Fadhila Mohamad 85 87 71 84 330 82,5 15 Fadila Sidiki 81 79 88 80 328 82 16 Fatmawati Ali 79 75 91 87 332 83 17 Friskawati Husain 81 76 83 89 329 83,25 18 Nurlan Rahman 79 76 86 90 331 82,75 19 Putri Mulyaningsih Pou 81 76 89 89 335 83,75 20 Ramla Latif 86 83 87 82 338 83,5 21 Sarah Safira 82 86 83 89 340 85 22 Ulva Mohamad 79 89 86 83 337 84,25 23 Dewi Akuba 83 78 93 86 340 85

24 Siti Nur Anisa Katili 79 82 71 89 321 80,25

Jumlah 1914 1944 1948 2008 1971,7

5

Rata-rata 79,75 81 81,16 83,66 82,15

Keterangan :

A. Cara memegang peluru B. Cara meletakan peluru dileher

C. Sikap menolak

(21)

Dari 4 aspek yang dinilai dalam kegiatan teknik dasar tolak peluru yaitu cara memegang peluru dengan perolehan rata-rata 79.75%, cara meletakkan peluru di atas bahu di bawa telinga dekat leher dengan perolehan rata-rata 81%, cara cara menolak peluru dengan perolehan rata-rata 81.16%, serta sikap akhir setelah menolak peluru yaitu 83.66% keseluruhan ini dilakukan dengan praktek keseluruhan rata-rata perolehan sebanyak 82.15% artinya telah berada pada kategori baik.

Tabel di atas menunjukkan guru telah melakukan modifikasi pembelajaran dengan memperhatikan refleksi dari pelaksanaan siklus sebelumnya. Dengan kata lain terdapat perubahan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa menjadi tertarik meskipun masih ada beberapa orang yang memiliki nilai yang cukup.

3. Tahap Analisis dan Refleksi

Analisis dan refleksi merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan baik oleh peneliti maupun pengamat mulai dari awal kegiatan sampai akhir siklus dengan tujuan untuk mendapat gambaran umum apakah tindakan yang dilakukan mempengaruhi peningkatan teknik dasar tolak peluru pada siswa.

Modifikasi pembelajaran yang dilaksanakan peneliti telah memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 24 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan guru, aspek yang mencapai kriteria baik sebanyak 21 aspek dengan persentase 87,5%, kriteria cukup 3 aspek atau 12,5% dan kriteria kurang tidak ada.

Dari 4 aspek yang dinilai dalam kegiatan teknik dasar tolak peluru yaitu cara memegang peluru, cara meletakkan peluru di atas bahu di bawa telinga dekat leher, cara mengambil awalan, cara menolak peluru, sikap akhir setelah menolak peluru keseluruhan ini dilakukan dengan praktek keseluruhan rata-rata perolehan sebanyak 82.15% artinya telah berada pada kategori baik.

Ditinjau dari hasil refleksi maka dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan baik kegiatan guru maupun kegiatan siswa yang dilakukan telah berhasil, sehingga peneliti dan pengamat bersepakat untuk tidak melakukan tindakan pada siklus selanjutnya.

Pembahasan

Kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) ini diadakan di SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango, bertujuan untuk meningkatkan teknik dasar tolak peluru melalui modifikasi pembelajaran yang dilakukan 2 siklus.

Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini dimulai dari observasi awal sebagai landasan untuk melakukan tindakan siklus I dan siklus II. Disetiap tindakan yang dilakukan selalu terjadi perubahan. Komponen yang diamati pada setiap tindakan adalah peningkatan teknik dasar tolak peluru bagi siswa.

Pada observasi awal diketahui bahwa teknik dasar tolak peluru bagi siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tapa menunjukan kriterian yang kurang hal dapat dilihat dari perolehan skor rata-rata penguasaan siswa tentang teknik dasar tolak peluru meliputi Cara memegang peluru 55%, Cara meletakan peluru dileher 53.33%, Sikap menolak 56.04% dan Sikap akhir/gerak lanjutan 54,37 dengan skor rata-rata keseluruhan 54.68% berada pada kriterian penilaian kurang.

Pada kegiatan siklus I dapat diketahui bahwa modifikasi pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 24 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan mengajar, aspek yang mencapai kriteria baik

(22)

sebanyak 11 aspek dengan persentase 45,8%, kriteria cukup 10 aspek atau 41,6% dan kriteria kurang ada 3 aspek atau 12,5%.

Dari 4 aspek yang dinilai dalam kegiatan teknik dasar tolak peluru yaitu cara memegang peluru, cara meletakkan peluru di atas bahu di bawa telinga dekat leher, cara mengambil awalan, cara menolak peluru, sikap akhir setelah menolak peluru keseluruhan ini dilakukan dengan praktek keseluruhan rata-rata perolehan sebanyak 66.58% artinya masih berada pada kategori cukup.

Hal ini disebabkan oleh kelemahan-kelemahan sebagai berikut :

1. Guru belum sepenuhnya melakukan modifikasi model

pembelajaran

2. Pemberian motivasi pada awal kegiatan praktek masih kurang 3. Pelaksanaan proses kegiatan dilapangan belum optimal karena siswa nanti kali ini turun lapangan.

4. Masih banyak siswa yang belum aktif dalam pelaksanaan praktek

Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, maka pada siklus II dilaksanakan perbaikan-perbaikan modifikasi pembelajaran, sebagai berikut :

1. Motivasi siswa lebih ditingkatkan praktek materi yang diajarkan . 2. Agar pembelajaran dapat berlangsung sesuai alokasi waktu maka kepada siswa diharapkan sudah berada di lapangan sebelum pemberian praktek dimulai.

3. Guru lebih menekankan melakukan modifikasi model

pembelajaran dengan memperhatikan masing-masing siswa dalam proses pelaksanaan praktek

Setelah peneliti dan guru mitra melakukan perbaikan pada kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I maka didapat hasil sebagai berikut:

Modifikasi pembelajaran yang dilaksanakan peneliti telah memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 24 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan guru, aspek yang mencapai kriteria baik sebanyak 21 aspek dengan persentase 87,5%, kriteria cukup 3 aspek atau 12,5% dan kriteria kurang tidak ada.

Pada siklus II juga dari 4 aspek yang dinilai dalam kegiatan teknik dasar tolak peluru yaitu cara memegang peluru, cara meletakkan peluru di atas bahu di bawa telinga dekat leher, cara mengambil awalan, cara menolak peluru, sikap akhir setelah menolak peluru keseluruhan ini dilakukan dengan praktek keseluruhan rata-rata perolehan sebanyak 82.15% artinya telah berada pada kategori baik.

Demikian penelitian tindakan kelas dianggap telah mencapai hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan dan dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang berbunyi “Jika guru memodifikasi pembelajaran, maka teknik dasar tolak peluru dapat ditingkatkan,” terbukti dan dapat diterima.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan penyajian data dan pembahasan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Bahwa dari dua kali tindakan yang dilaksanakan terjadi peningkatan disetiap tindakan. Dan diawali dengan observasi awal sebagai dasar pelaksanaan tindakan selanjutnya

(23)

tampak teknik dasar tolak peluru bagi siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Tapa menunjukan kriterian yang kurang dengan skor rata-rata keseluruhan 54.68%. Pada siklus I kegiatan teknik dasar tolak peluru yaitu cara memegang peluru, cara meletakkan peluru di atas bahu di bawa telinga dekat leher, cara mengambil awalan, cara menolak peluru, sikap akhir setelah menolak peluru keseluruhan ini dilakukan dengan praktek keseluruhan rata-rata perolehan sebanyak 66.58% artinya masih berada pada kategori cukup. Dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu Pada kegiatan teknik dasar tolak peluru yaitu cara memegang peluru, cara meletakkan peluru di atas bahu di bawa telinga dekat leher, cara mengambil awalan, cara menolak peluru, sikap akhir setelah menolak peluru keseluruhan ini dilakukan dengan praktek keseluruhan rata-rata perolehan sebanyak 82.15% artinya telah berada pada kategori baik.

Pada kegiatan siklus I dapat diketahui bahwa modifikasi pembelajaran yang dilaksanakan peneliti belum memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 24 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan mengajar, aspek yang mencapai kriteria baik sebanyak 11 aspek dengan persentase 45,8%, kriteria cukup 10 aspek atau 41,6% dan kriteria kurang ada 3 aspek atau 12,5%. Modifikasi pembelajaran pada siklus II yang dilaksanakan peneliti telah memenuhi target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari 24 aspek yang diamati dalam pelaksanaan kegiatan guru, aspek yang mencapai kriteria baik sebanyak 21 aspek dengan persentase 87,5%, kriteria cukup 3 aspek atau 12,5% dan kriteria kurang tidak ada.

Dengan demikian melalui teknik dasar tolak peluru melalui modifikasi pembelajaran dapat diterima dan dapat ditingkatkan.

Saran

Dalam kesempatan ini peneliti sekaligus sebagai penulis akan memberikan saran yang kiranya dapat dijadikan pegangan dalam menjalankan tugas sebagai seorang pendidik yaitu:

1. Guru dapat memodifikasi pemanasan dengan pemainan penjas sebelum

pelaksanaan kegiatan inti (materi) yang terkait dengan materi yang diajarkan.

2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan

pengalaman secara langsung dalam proses belajar mengajar dan diharapkan peneliti dapat mengaplikasikan modifikasi pembelajaran tersebut.

3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menumbuhkan aktivitas dan

kreatifitas siswa secara optimal dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani.

Gambar

Gambar 1 : Tolak peluru gaya O’Brien                  Sumber: Sri Wahyuni dkk,( 2010. 46)
Gambar Lapangan tolak peluru.
Tabel 4.5: Hasil Pengamatan Modifikasi Model Pembelajaran oleh Guru (Peneliti)  Guru di Siklus I
Tabel 4.9: Hasil Modifikasi Model Pembelajaran oleh Guru (Peneliti) di Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

telah melaksanakan Workshop Penyusunan RPP yang dihadiri oleh, Kepala Sekolah, Dewan Guru , Pengawas sekolah, Dosen, Komite Sekolah untuk melaksanakan workshop

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja pada pegawai negeri sipil, tenaga honor daerah, dan tenaga harian lepas

Berdasarkan grafik yang didapat dari hasil persamaan garis antara % inhibisi dengan konsentrasi ekstrak menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah, daun maupun

perlakuan yang direndam dalam minuman isotonik terjadi pelepasan ion Ni dan Cr karena terdapat kandungan asam sitrat yang memiliki H + cukup tinggi, meningkatnya

69 Pemberian Tugas, Latihan, dan Tanya-Jawab serta Teknik Parafrasa dan Identifikasi Komponen Tutur untuk Peningkatan Penguasaan Ragam Bahasa: PTK dalam Matakuliah Analisis

Penilaian kelayakan besarnya kredit dan jangka waktunya dapat kita lihat dari cash flow serta laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) tiga tahun terakhir. Jika dari

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, perbedaan hasil penelitian terdahulu, dan terbatasnya penelitian yang mengaitkan antara good corporate governance,

Tentunya berbeda dengan obyek penelitian yang dipilih karena penelitian ini lebih mengarah pada tinjauan fungsi manajemen dalam Penyelenggaraan Festival Sendratari 2018