• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Irvan Januar ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Irvan Januar ABSTRAK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRAK PENGADAAN BARANG /JASA (KPBJ) NOMOR : 610/K.020-24.3031/RHB-FJI/KPBJ/DBMP TENTANG PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI FUNGSI JARINGAN IRIGASI DAERAH IRIGASI CIHIDEUNG (SEKITAR SITU CIBANTENG) DESA CIHIDEUNG ILIR DAN CIBANTENG KECAMATAN CIAMPEA (DITELITI DI CV. SYLA)

Oleh : Irvan Januar

ABSTRAK

Perjanjian pembangunan diaur oleh bab yang mengatur perjanjian khusus, dalam KUHPerdata. Perjanjian pemborongan bangunan pada umumnya mengatur tentang hak dan kewajiban pemborong yang harus diperhatikan baik pada saat pembuatan perjanjian, yaitu fase setelah adanya pelulusan sampai dengan penyerahan perjanjian. Untuk melaksanakan suatu perjanjian, terlebih dahulu harus ditetapkan secara tegas dan cermat segala hak dan kewajiban masing-masing pihak, dan perjanjian tersebut akan dapat dilaksanakan apabila sah menurut Undang-undang. Syarat sah suatu perjanjian di dalam Undang-undang diatur dala Pasal 1320 KUHPerdata yaitu sepekat mereka yang mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perikatan, suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal.

Penulis adalah seorang pengusaha di bidang konstruksi, dan seorang mahasiswa Fh Unpak, Bogor yang sedang menempuh penulisan hokum (skripsi).

(2)

Latar Belakang

Jasa kontruksi sangat diperlukan dalam membangun sarana dan prasarana untuk menciptakan kesejahtaraan bagi masyarakat. Dalam pekerjaan kontruksi terdapat dua pihak yaitu penyedia jasa (pemborong) dan pengguna jasa (yang memborongkan). Untuk melaksanakan suatu pekerjaan, maka antara pengguna jasa dan penyedia jasa sangat diperlukan suatu kontrak atau perjanjian.

Pengertian kontrak kerja kontruksi menurut Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Kontruksi (UUJK), yaitu “keseluruhan dokumen yang mengatur hubungna hokum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam menyelenggarakan pekerjaan kontruksi”.1

Pengertian perjanjian

Mengenai perjanjian terdapat macam-macam pengertian diantaranya, yaitu :

1

Indonesia, Undang-undang tentang Jasa

Kontruksi, UU No. 8 Tahun 1999, LN No. 54

Tahun 1999, TLN No. 3833, Pasal 1.

1. Menurut Subekti perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seseorang berjanji kepada orang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.2 2. Menurut Wirjono Projodikoro,

pengertian perjanjian adalah suatu hubungan hokum mengenai harta benda anatara dua pihak, dalam mana satu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal, sedangkan pihak lain berhak menuntut pelaksanaan janji itu.3

3. Menurut Pasal 1313 KUHPerdata, perjanjian adalah suatu perbuatana dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinyaterhadap satu orang lain atau lebih.4

Hukum perjanjian menganut sistem terbuka, di mana undang-undang memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada para pihak untuk mengadakan perjanjian apa saja asalkan tidak melanggar ketertiban

2

R. Subekti. Hukum Perjanjian, (Jakarta : Intermassa, 2005), hal. 36.

3

Wirjono Prodjodikoro, Azas-azas Hukum

Perjanjian, (Bandung : Sumur Bandung, 1986),

hal.9.

4

R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab

Undang-undang Hukum Perdata (Burgelijk Wetboek), (Jakarta : Pradnya Paramita, 2007),

(3)

umum dan kesusilaan. Hal ini sesuai dengan isi Pasal 1338 KUHPerdata, yaitu : “Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.”

Dari uraian di atas mengenai kalimat “semua” seolah-olah berisikan pernyataan pada masyarakat bahwa kita diperbolehkan membuat perjanjian yang berupa dan berisi apa saja dimana perjanjian itu mengikat mereka yang membuatnya, hal tersebut asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang.

Macam-macam Perjanjian

Sebagaimana diketahui bahwa perikatan diatur dalam KUHPerdata Buku III, yang terdiri dari 18 bab dan setiap bab itu dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian umum (bab I s/d bab IV) dan bagian khusus (bab V s/d bab XVIII).

Adapun macam-macam

perjanjian, yaitu :

a. Perjanjian timbal balik (bilateral

contract) adalah perjanjian yang

memberikan hak dan kewajiban kepada kedua belah pihak. Perjanjian timbal balik ini adalah

perjanjian yang paling umum terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya, perjanjian jual beli, sewa menyewa, tukar menukar.

b. Perjanjian sepihak adalah suatu perjanjian yang memberikan kewajiban kepada satu pihak dan hak kepada pihak lainnya. Misalnya, perjanjian hibah, hadiah. Di mana pihak yang satu berkewajiban menyerahkan benda yang menjadi objek perikatan, dan pihak lainnya berhak menerima benda yang diberikan itu.

c. Perjanjian cuma-cuma adalah perjanjian yang hanya memberikan keuntungan pada satu pihak saja. Misalnya, perjanjian pinjam pakai, perjanjian hibah.

d. Perjanjian dengan alas hak membebani adalah perjanjian dalam mana terhadap prestasi dari pihak yang satu selalu terdapat kontra prestasi dari pihak lainnya, sedangkan antara kedua prestasi ada hubungannya menurut hukum. Kontra prestasinya dapat berupa kewajiban pihak lain, tetapi juga pemenuhan suatu syarat potestatif (imbalan). Misalnya, A menyanggupi akan memberikan sejumlah uang

(4)

kepada B, jika B menyerah lepaskan suatu barang kepada A.

e. Perjanjian bernama adalah perjanjian yang mempunyai nama sendiri, yang dikelompokan sebagai perjanjian-perjanjian khusus karena jumlahnya terbatas. Misalnya, jual beli, sewa menyewa, tukar menukar, perjanjian wesel, perjanjian pemborongan.

f. Perjanjian tidak bernama adalah perjanjian yang tidak mempunyai nama tertentu dan jumlahnya tidak terbatas. Misalnya, sewa beli, fidusia, leasing.

g. Perjanjian kebendaan (zakelijke

overeenkomst, dilivery contract)

adalah perjanjian untuk memindahkan hak milik dalam perjanjian jual beli. Perjanjian kebendaan ini sebagai pelaksanaan perjanjian obligator. Misalnya, hipotik, gadai (pand).

h. Perjanjian obligator adalah perjanjian yang menimbulkan perikatan, artinya sejak terjadi perjanjian, timbullah hak dan kewajiban pihak-pihak. Misalnya, dalam perjanjian jual beli dimana pembeli berhak menuntut penyerahan barang, penjual berhak atas pembayaran harga atau

pembali bekewajiban membayarkan harga, penjual berkewajiban menyerahkan barang.

i. Perjanjian konsensual adalah perjanjian yang timbul karena ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak, dapat dengan lisan tidak perlu tertulis. Misalnya, dalam perjanjian jual beli, di mana jual beli telah terjadi apabila ada kata sepakat tentang harga dan barang meskipun belum ada levering.

j. Perjanjian real (riil) adalah perjanjian di samping ada persetujuan kehendak juga sekaligus harus ada penyerahan nyata atas barangnya. Misalnya, jual beli barang bergerak, perjanjian penitipan.

Syarat Sanya Perjanjian

Agar perjanjian dapat dilaksanakan dan tidak bertentangan hokum, perjanjian ituharus memenuhi suatu syarat sahnya perjanjian. Syarat ini terdapat dalan Pasal 1320 KHUPerdarta, yaitu :

(1) sepekat mereka yang mengikatkan dirinya,

(2) cakap untuk membuat perjanjian, (3) mengenai suatu hal tertentu, dan (4) suatu sebab yang halah.

(5)

Syarat nomor (1) dan (2) merupakan syarat subyektif, jika sayarat ini tidak dipenuhi maka perjanjian dapat dimintakan pembatalan perjanjian. Syarat nomor (3) dan (4) disebut syarat obyektif, apabila syarat obyektif ini tidak dipenuhi maka perjanjian tersebut batal demi hukum secara otomatis.

Pengertian dan Pengaturan Kontrak Pengdaan Barang dan Jasa

Dalam KUHPerdata tidak disebutkan kontrak konstruksi tetapi disebut dengan perjanjian pemborongan, yaitu dalam Pasal 1601 huruf b KUHPerdata menyebutkan, bahwa :5 “Perjanjian pemborongan kerja adalah persetujuan bahwa pihak kesatu, yaitu pemborong

mengikatkan diri untuk

menyelesaikankan suatu pekerjaan bagi pihaklain, yaitu pemberi tugas, dengan harga yang telah ditentukan”.

Selanjutnya, menurut F.X. Djumialdji kontrak kerja konstruksi adalah:6 “Suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu, yaitu si

5

R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Op.,

Cit, Pasal 1601.

6

Djumialdji F.X.(2), Hukum Bangunan

(Dasar-dasar Hukum dalam Proyek dan Sumber Daya Manusia), (Jakarta : Rineka Cipta, 1995),

hal. 4.

pemborong, mengikatkan diri untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan, sedangkan pihak yang lain, yang memborongkan, mengikatkan diri untuk membayar suatu harga yang ditentukan”.

Berbeda dengan KUHPerdata, Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi (UUJK) menyebutnya dengan istilah kontak kerja konstruksi, dapat dilihat dalam Pasal 1 angka 5, yaitu : “Keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi”

Pengertian Kontrak Konstruksi menurut Nazarkhan Yasin adalah:7 “Perjanjian tertulis antara pengguna jasa (yang memborongkan) dengan penyedia jasa (pemborong) mengenai pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi”.

Sedangkan pengertian konstruksi menurut Kamus Besar Bahasa

7

Nazarkhan Yasin, Mengenal Kontrak

Konstruksi di Indonesia, (Jakarta : Gramedia

(6)

Indonesia, yaitu :8 “Kontruksi adalah cara membuat, menyusun bangunan seperti jembatan, dermaga, bandara, jalanraya dan sebagainya”.

Jenis-jenis Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa

a) Kontrak pengadaan barang/jasa Berdasarkan bentuk imbalan:

(1) Lump sum; (2) Harga satuan;

(3) Gabungan lump sum dan harga satuan;

(4) terima jadi (turn key); (5) Kontrak terima jadi;

b) Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan:

(1) Kontrak tahun tunggal (2) Kontrak tahun jamak

c) Berdasarkan jumlah pengguna barang dan jasa:

(1) kontrak pengadaan tunggal (2) kontrak pengadaan bersama

8

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), hal.

241.

Bentuk Kontrak Antara CV. Syla dengna Pemerintahan Kabupaten Bogor

Perjanjian atau kontrak merupakan hubungan hukum antara dua orang yang bersepakat untuk menimbulkan akibat hukum.9

Menurut Subekti pemborongna pekerjaan (aanneming van werk) ialah suatu perjanjian, dimana pihak satu menyanggupi untuk keperluan pihak lainnya, melakukan suatu pekerjaan tertentu dengan pembayaran upah yang ditentukan pula.10

Perjanjian pemborongan bentuknya bebas, artinya dapat perjanjian pemborongan dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan.

Dalam hal ini bentuk kontrak pengadaan barang dan jasa antara CV. Syla dengan Pemerintahan Kabupaten Bogor merupakan hubungn ayng timbul karena adanya perjanjian, sebagaimana diatur dalam Pasal 1313 KUHPerdata.

Sehubungan dengan hal tersebut Sri Soedewi mengemukakan bahwa bentuk perjanjian pemborongan

9

Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum

Suatu Pengantar, (Yogyakarta : Liberty, 2002),

hal. 110.

10

Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung : Alumni, 1985), hal. 174.

(7)

lazimnya dituangkan dalam bentuk perjanjian standard dengan syarat-syarat perjanjian ditentukanoleh pengusaha berdasarkan atas syarat-syarat umum dari perjanjian pemborongan bangunan.11

Adpun asas hokum kontrak menurut Salaim, H.S., yaitu :12

1. Asas kebebasan berkontrak. Asas kebebasan berkontrak memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengadakan perjanjian yang berisi apa saja, asalkan tidak melanggar undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan.

2. Asas konsesualisme, yaitu suatu perjanjian pada dasarnya dapat dikatakantan cukup dengan adanyakesepakatan para pihak. 3. Asas kepastian Hukum (asas pacta

sunt servanda), yaitu suatu

perjanjian harus mengandung kepastian hukum, hal ini sebaga kekuatan mengikat perjanjian itu

11

Sri Soedewi Maschn Safwan, Hukum

Bangunan, (Yogyakarta : Liberty, 1982),

hal.53-54.

12

Salim, H.S., hokum Kontrak, (Teori dan

Teknik Penyusunan Kontrak), (Jakarta : Sinar

Grafika, 2033), hal.126.

sebagai undang-undang bafi para pihak.13

4. Asas moral dan Asas kepatutan atau asas itikad baik, yaitu para pihak harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan dan kejujuran sehingga tercapai tujuan dari kontrak tersebut.14

5. Asas kepribadian, yaitu asa ini menentukan bahwa seseorang akan melakukan dan atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan peroranna saja.15

Dilihat dari obyeknya perjanjian pemborongan bangunan mirip dengan perjanjian lain, yaitu perjanjian kerja dan perjanjian melakukan jasa, yaitu sama-sama menyebutkan bahwa pihak yang satu menyetujui untuk melaksankan pekerjaan pihak lain dengan bayaran tertentu.16

13

Asas kepatian hukum dapat di lihat pada Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata.

14

Asas itikad baik dapat dilihat pada Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata.

15

Maksudnya asas kepribadian dapat dilihat dalam Salim, H.S, Perkembangan Hukum

Kontrak Inominat di Indonesia, (Jakarat : Sinar

Grafika, 2002).

16

(8)

Pihak-pihak Yang terkait Dengan Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa

Dengan adanya perjnjian pemborongan selalu ada pihak-pihak yang terkait dengan perjanjian tersebut, yaitu :

a. Pemberi tugas (Bouwheer) b. Pemborong (Kontraktor) c. Perencana (Arsitek; Insinyur) d. Pengawas (Direksi).

Hak dan Kewajiban Para Pihak

Setiap kontrak yang dibuat pasti terdapat hak dan kewajiban para pihak yang membuat kontrak tersebut, tidak terkecuali dengan kontrak kontruksi. Berdasarkan Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Kontruksi, kewajiban pengguna jasa dalam pemilihan penyedia jasa berkewajiban untuk :17

1. Mengumukan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman setiap pekerjaan yang

17

Penjelasan lebih lengkapnya dapat dilihat dalam Pasal 5 PP. No. 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Kontruksi.

ditawarkan dengan cara pelelangan umum atau pelelangan terbatas; 2. Menerbitkan dokumen pelelangan

umum, pelelangan terbatas, dan pemilihan langsung secara lengkap, jelas dan benar serta dapat dipahami.

3. Mengundang semua penyedia jasa yang lulus prakualifikasi untuk memasukan penawaran.

4. Menerbitkan dokumen penunjukan langsung secara lengkap jelas dan benar serta dapat dipahami.

Hak pengguna jasa dalam pemilihan penyedia jasa, yaitu berhak:18 1. Memungut biaya pengadaan

dokumen pelelangan umum dan pelelangan terbatas dari penyedia jasa;

2. Mencairkan jaminan penawaran dan selanjutnya memiliki uangnya dalam hal penyedia jasa tidak memnuhi ketentuan pelelangan;

18

Secara lengkap dapat dilihat dalam Pasal 16 PP. No. 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Kontruksi.

(9)

3. Menolak seluruh penawaran apabila dipandang seluruh pnawaran tidak menghasilkan kompetisi yang efektif atau seluruh penawaran tidak cukup tanggap terhadap dokumen pelelangan.

Kewajiban penyedia jasa diatur dalam Pasal 17 PP. No. 29 Tahun 2000 Tentang Pnyelenggaraan Jasa Kontruksi, yang menentukan bahwa : 1. Menyusun dokumen penawaran

yang memuat rencana dan metode kerja, rencana usulan biaya tenaga terampil dan tenaga ahli, rencana dana anggaran keselamatan dan kesehatan kerja, dan peralatan; 2. Menyerahkan jaminan penawaran;

dan

3. Mendatangani kontrak kerja kontruksi dalam batas waktu yang ditentukan dalam dokumen lelang.

Sedangkan yang menjadi hak penyedia jasa diatur dala Pasal 18 PP No. 29 tahun 2000, yaitu :

1. Memperoleh penjelasan pekerjaan; 2. Melakukan peninjauan lapangan

apabila diperlukan;

3. Mengajukan sanggahan terhadap pengumuman hasil lelang;

4. Menarik jaminan penawaran bagi penyedia jasa yang kalah; dan

5. Mendapat ganti rugi apabila terjadi pembatalan pemilihan penyedia jasa yang tidaksesuai dengan ketentuan dokumen lelang.

Adakalanya para pihak tidak mampu untuk melaksanakan hak dan kewajiban seperti yang telah disepakati dalam kontrak atau yang diatur dalam undang-undang, hal tersebut dikarenakan keadaan memaksa (force majeure), yaitu keadaan dimana seorang debitur terhalang untuk melaksanakan prestasinya karena keadaan atau peristiwa yang tidak terduga pada saat dibuatnya kontrak, keadaan atau peristiwa tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada debitur, sementara si debitur tersebut tidak dalam keadaan beritikad buruk (Pasal 1244 KUH Perdata).

Berakhirnya Kontrak kontrak

Pengadaan Barang dan Jasa

Perjanjian dapat berakhir karena hal-hal sebagai berikut :

(10)

1. Sudah ditentukan dalam perjanjian oleh para pihak;

Berakhir karena ditentukan oleh para pihak sendiri kapan suatu perjajian tersebut dinyatakan berakhir.

Misalnya, persetujuan akan berlaku untuk waktu tertentu. 2. Undang-undang menentukan

batas berlakunya suatu persetujuan atau perjanjian;

Tujuannya ialah untuk melindungi agar debitur jangan sampai terus menerus memberikan bukti-bukti bahwa perjanjian sudah dipenuhi.

Misalnya, menurut Pasal 1066 ayat (3) KUHPerdata bahwa ahli waris dapat mengadakan persetujuan untuk selama waktu tertentu untuk tidak melakukan pemecahan harta warisan. Akan tetapi waktu persetujuan tersebut oleh Pasal 1066 KUHPerdata ayat (4) KUHPerdata dibatasi berlakunya hanya untuk lima tahun.

3. Pernyataan dari pihak-pihak atau salah satu pihak untuk menghentikan perjanjian;

Misalnya, Jika salah satu meninggal persetujuan menjadi hapus karena :

a. Persetujuan perseroan; b. Persetujuan pemberi kuasa; c. Persetujuan kerja.

4. Perjanjian hapus karena putusan hakim;

Adanya tuntutan yang disebabkan syarat subjektif untuk adanya perjanjian tidak dipenuhi. Pihak yang meminta untuk pembatalan itu adalah pihak yang tidak cakap atau yang memberikan sepakatnya secara tidak bebas. Jadi perjanjian yang telah dibuat itu mengikat juga selama tidak dibatalkan oleh hakim atas perintah pihak yang berhak memintkan pembatalan tadi tersebut.

Berakhirnya perjanjian karena putusan hakim dapat terjadi karena adanya wanprestasi oleh pihak debitur, dalam hal demikian perjanjian

(11)

tidak batal demi hukum, tetapi pembatalan harus dimintakan. 5. Tujuan persetujuan telah

tercapai;

Artinya pelaksanaan tiap perjanjian telah dilakukan secara sukarela, tidak dengan paksaan atau eksekusi. Jadi semua pemenuhan prestasi seuai perjanjian yang diadakan.

Berakhirnya perjanjian pemborongan apabila:

a. Proyek bangunan telah selesai dikerjakan dan masa pemeliharaan telah berakhir. Penyerahan banguan dilakukan oleh pihak pemborong kepada pihak pemberi tugas setelah proyek bangunan telah selesai secara keseluruhan (100%) yang dinyatakan dengan berita acara serah terima proyek bangunan yang ditanda tangani untuk kedua belah pihak serta dilampiri bereita acara hasil pemeriksaan oleh tim peneliiti serah terima proyek bangunan. b. Pihak yang memborongkan

mennnghentikan pemberi pemborongannya meskipun

pekerjaannya telah dimulai, asal ia memberikan ganti rugi kerugian sepenuhnya pada pemborong untuk segala biaya yang telah dikeluarkannya guna pekerjaannya, serta keuntungan yang hilang karenanya (Pasal 1611 KUHPerdata). Pemborong bangunan juga dapat beakhir melalui putusan pengadilan, yaitu apabila apa yang telah dikerjakan oleh pemborong tidak sesuai dengan isi perjanjian meskipun telah diperingati beberapa kali maka dalam hal ini pemberi tugas (bouwheer) dapat meminta pengadilan supaya hubungan kerja diputuskan meskipun pekerjaan memberikan ganti kerugian sepenuhnya kepada pemborong guna pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal Perjanjian Pemborongan atau kontrak pengadaan barang dan jasa yang telah dilakukan oleh pihak CV. Syla dan pihak Pemerintahan Kabupaten Bogor dalam hal ini Dinas Bina Marga dan Pengairan akan berakhir apabila pekerjaan yang dilakuakan oleh pihak Cv. Syla telah selaesai di dalam kontrak di jelaskan

(12)

selama 45 (empat puluh lima) hari, dan pihak Pemerintahan Kabupaten Bogor juga telah melakukan kewajibannya, yaitu dengan telah melakukan pembayaran terhadap pihak CV. Syla sebesar Rp. 239.500.000,- (dua ratus tiga puluh sembilan juta lima ratus ribu rupiah).

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir dengan Judul “Pengaruh Kepercayaan Dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Niat Pembelian Ulang ( Repurchase Intention) Online Shop Di Facebook ” Adalah hasil

Bedak adalah sediaan kosmetika yg digunakan untuk memulas kulit wajah dengan sentuhan artitik untuk meningkatkan

Instrumen yang digunakan untuk menilai sikap peserta didik, guru dapat melakukan observasi atau dengan menggunakan angket, sedangkan penilaian ranah keterampilan dalam

Perusahaan ini mulai didirikan pada tahun 2004 sebagai anak usaha dari Jatis Solutions, Jatis Ecom memiliki visi untuk menjadi yang terdepan diantara perusahaan-perusahaan

Recovery Cu (II) dengan Teknik Ekstraksi Fasa Padat Menggunakan Adsorben Silika dari Abu Sekam Padi – Kitosan.. Nanang Tri Widodo 1)* , Ani Mulyasuryani 1) , Akhmad

Kali ini, usaha dua republik tersebut tidak hanya menentang dominasi Serbia terhadap Yugoslavia, namun bergerak lebih jauh dengan mengancam akan keluar dari

Setelah dilakukan tahap-tahap penelitian mulai dari menyusun konsep dan teori, penyusunan pedoman untuk pengambilan data dan hasil, maka pada tahap akhir dari

Memperhatikan identifikasi masalah yang ada, maka permasalahan yang diteliti dibatasi pada pengaruh penerapan metode pembelajaran Improve terhadap hasil belajar