NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Terkonfirmasi dari sejumlah indikator teknikal IHSG masih berpotensi untuk bergerak positif dalam pekan ini. Indikator dari MACD dan Stochastic mengindikasikan trend positif bagi indeks. Selain itu, dari lagging indikator yang tercermin dari MA5 dan MA20 mengkonfirmasikan positif bagi IHSG
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4585.546 +40.168 5,629.59 5,331.87
LQ-45 790.3 +8.973 1,148.48 3,309.98
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada perdagangan hari Rabu (25/11), IHSG menguat 40.17 poin (0,88%) ke level 4585.55, dari level 4545.38 sehari sebelumnya. Penguatan didukung oleh industri dasar yang menguat 1,54%, sektor konsumer dengan 1,38%, dan sektor perbankan dengan 1,36%. Asing berhasil mencatatkan net buy sebesar Rp88.9 miliar. Harga minyak menguat lagi di Asia karena para diplomat berupaya meredakan ketegangan geopolitik yang dipicu oleh militer Turki yang menembak jatuh jet tempur Rusia di perbatasan Suriah. Pada penutupan Selasa, harga minyak langsung melambung setelah insiden tersebut, yang dinilai para analis bisa meningkatkan ketegangan di antara kekuatan utama dunia yang terlibat dalam konflik Suriah, dan berdampak terhadap pasokan minyak dari produsen di Timur Tengah. Dari berita lain, Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, meninginkan BI menurunkan suku bunga acuan (BI rate). Namun, keinginan itu harus disesuaikan waktu yang tepat. Masalah tingkat BI rate bukan hanya persoalan berada di level berapa tapi juga berkaitan dengan nilai tukar, tingkat inflasi, dan lain sebagainya. Sebab, semuanya itu saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Dari pasar global, naiknya harga minyak yang disebabkan oleh isu geopolitik di Turkey mendorong saham-saham AS ke zona hijau. Harga minyak yang naik mendorong saham perusahaan minyak di AS karena ada keraguan yang muncul dari Timur-Tengah yang kaya Minyak. Penguatan juga didukung oleh data pertumbuhan PDB AS yang bertumbuh 2,1% pada 3Q15, lebih dari estimasi pasar yang berada pada level 1,5%. Dari pasar regional, pasar saham Jepang mengakhiri rally lima harinya pada hari Rabu (25/11). Indeks Nikkei 225 melemah 77.31 poin (0,39%) ke level 19,847.58, dari level 19,924.89 sehari sebelumnya. Indeks tersebut terseret oleh isu geopolitik yang menggerus pasar eropa maupun regional. Di sisi lain, indeks Shanghai Composite menguat 31.82 poin (0,88%) ke level 3,616.11, dari level 3,647.93 sehari sebelumnya didukung oleh tanda-tanda stabilisasi, meskipun adanya sentimen IPO yang masih membayangi perlaku pasar. Adapun, indeks Hang Seng melemah 89.63 poin (0,40%) ke level 22,498.00, dari level 22,5873.63 sehari sebelumnya mengikuti sentimen global. Dari Eropa, saham-saham eropa rebound pada pembukaan setelah melemah karena insiden di Turkey yang menyeret indeks-indeks besar eropa kemarin.
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan Indonesia tahun 2016 akan mengalami perbaikan dengan pertumbuhan dikisaran 5,2 – 5,6%. Perbaikan ini ditopang permintaan domestik terutama dari sisi investasi, mengingat kondisi eksternal belum pulih secara signifikan. Sementara itu, inflasi diperkirakan berada dalam kisaran 4±1% di tahun 2016. Sementara itu, defisit transaksi berjalan diperkirakan sedikit meningkat dibandingkan 2015, sejalan dengan intensifnya proyek-proyek infrastruktur, namun tetap pada level yang terkendali di bawah 3%. BI optimis atas kekuatan domestik yang dimiliki Indonesia. Pertama, inisiasi pemerintah untuk mengatasi berbagai hambatan struktural. Kedua, bonus demografi, dimana Indonesia masih akan memiliki penduduk usia produktif dalam 15 tahun ke depan. Ketiga, adanya konsolidasi politik dan ekonomi yang positif. Keempat, kedisiplinan dalam pengelolaan makroekonomi. Sinyalemen positif dari BI diharapkan dapat membuka peluang minat investor asing ke Indonesia. Ditengah optimisme BI terhadap pertumbuhan ekonomi tahun depan yang akan membaik, namun masih ada salah satu sektor sektor yang belum sepenuhnya pulih ditengah ekspektasi ekonomi Indonesia membaik, seperti sektor otomotif. Menurut, lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings, memprediksi industri otomotif Indonesia masih akan mengalami tekanan di 2016. Fitch perkirakan pertumbuhan sektor otomotif tahun ini hanya tumbuh 3%, melihat dari fakta penjualan mobil dan motor di akhir September 2015 turun masing-masing 18% dan 20%. Kendala dari lambatnya penyerapan anggaran pemerintah, pelemahan rupiah, dan ketidakpastian ekonomi global juga akan menghambat pemulihan industri otomotif, Diperkirakan daya beli masyarakat akibat lemahnya kepercayaan konsumen, masih akan membayangi tingkat permintaan berbagai segmen di industri otomotif. Di pihak lainnya, diperlukan juga dukungan dari perekonomian global untuk mencapai agar pertumbuhan ekonomi Indonesia sehat. Mengingat sepanjang 2015 perekonomian dunia melambat, akibat penurunan arus perdagangan antar negara selama 11 bulan terakhir. Nilai perdagangan internasional tahun 2015 mencapai rekor terburuk sejak krisis keuangan beberapa tahun lalu. Jika ditinjau dari sentimen pasar global, dimana bursa saham Eropa ditutup positif, sedangkan indeks saham AS ditutup mix. Namun, nampaknya indeks bursa saham Indonesia akan ditopang oleh pasar Asia yang diperkirakan bergerak positif. Indeks Nikkei dan indeks KOSPI pada awal
perdagang menguat, sentimen ini dapat menjadi katalis bagi IHSG...
DAILY REPORT
26 November 2015Support Level 4567/4548/4539
Resistance Level 4595/4604/4623
Major Trend Down
Minor Trend Up
• WSKT tambah modal Rp 757,48 miliar ke Waskita Toll Road • WSKT jajaki pinjaman Rp 2-3 triliun
• Jatah alokasi gas negara, Pertagas, PGAS di Sumut dikurangi • Konsorsium INDY tunjuk Toshiba, Mitsubishi dan Hyundai • MEDC tandatangani fasilitas pinjaman USD 200 juta • MEDC siapkan smelter untuk ambil alih 76% saham Newmont • Ambil alih NNT, Group Medco minta dukungan Menko Kemaritiman • RAJA incar proyek pembangkit USD 2,1 miliar
• TLKM pertahankan multi-listing
• UNVR bagikan dividen interim Rp 342 per saham • AKRA peroleh kuota distribusi solar bersubsidi 300,000 kl • MPPA akan membagikan dividen interim Rp 7 per saham • Proyek KA Trans Sulawesi gunakan bantalan rel dari WTON • KOIN fokus penjualan semen di tahun 2016
• Anak usaha DAJK rambah sektor ritel, targetkan sumbang 30% • MICE setor tunai Rp 2,999 miliar ke kas CMR
• TAXI siap bayar kewajiban utang
• SMRA batalkan pelepasan aset ke anak usahanya • PPRO dan BKSL akan bentuk perusahaan patungan • Pasca revaluasi aset, aset BBNI bertambah Rp 10-12 triliun • BBNI targetkan kapitalisasi pasar saham Rp 120 triliun di 2016 • BBNI optimis laba tumbuh pada 2016, anggarkan capex Rp 3 triliun • BBTN realisasikan 6.600 KPR dalam sehari
26 November 2015
26 November 2015
Waskita Karya (WSKT) kembali menambah modal ke anak usahanya yaitu PT Waskita Toll Road (WTR) secara tunai sebesar Rp 757,48 miliar. Penambahan modal ini dilakukan agar WTR dapat membeli 38,5% saham PT Sembilan Benua Makmur dari PT Waskita MNC Transjawa Toll Road.
Waskita Karya (WSKT) tengah menjajaki pinjaman sekitar Rp 2-3 triliun kepada sejumlah bank BUMN. Kredit tersebut akan digunakan untuk mendanai konstruksi proyek kereta api ringan (LRT) di Palembang yang senilai Rp 5 triliun. LRT Palembang sepanjang 26 km memiliki masa konstruksi selama 2 tahun atau selesai sekitar Desember 2017. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencari upaya untuk menekan harga gas di Sumatera Utara (Sumut) yang sampai saat ini masih tinggi. Upaya untuk menekan harga gas di Sumut, pemerintah akan mengurangi jatah alokasi negara dan jatah PT Pertagas dan Perusahaan Gas Negara (PGAS). Pengurangan pembiayaan akan diterapkan pada 10 Desember 2015 dan akan mulai berlaku di hulu pada awal tahun 2016. Saat ini tim bina program pemerintah tengah melakukan rapat untuk terus mencari formula menekan biaya gas yang tinggi di Sumut.
Konsorsium Indika Energy (INDY) menunjuk Toshiba Corp, Mitsubishi Hitachi Power Systems Ltd dan Hyundai Engineering & Construction Co Ltd untuk membangun PLTU berkapasitas 1X1.000 MW di Cirebon, Jawa Barat. Pada konsorsium independent power producer (IPP) senilai USD 2 miliar tersebut, INDY memiliki 25% saham, sedangkan Marubeni Corporation 35%, Samtan Co Ltd 20%, Korea Midland Power Co Ltd 10% dan Chubu Electric Power Co Inc 10%. Sesuai rencana, Toshiba akan menyediakan turbin ultra berkekuatan 1.000 MW STG (super-critical steam turbine and generator). Sementara itu, Mitsubishi Hitachi akan memasok boiler ultra-supercritical dan sistem desulfurisasi gas buang. Hyundai Engineering bertanggung jawab terhadap peralatan tambahan serta pekerjaan sipil.
Medco Energi Internasional (MEDC), melalui anak usahanya, Medco E&P Tomori Sulawesi, telah menandatangani term facility agreement senilai USD 200 juta. Fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek hulu gas di lapangan Senoro, Senoro Toili Blok PSC, Sulawesi Tengah.
Medco Energi Internasional (MEDC) mempersiapkan pembangunan fasilitas pemurnian atau smelter dalam rencana pengambilalihan 76% saham PT Newmont Nusa Tenggara di Lapangan Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Perseroan menyiapkan smelter berkapasitas produksi 500.000 ton per hari dengan investasi sekitar USD 500 juta – USD 600 juta. Ada dua opsi pembangunan smelter yaitu di Banten atau di lokasi pertambangan tersebut. Pembangunan smelter harus dilakukan dalam pengelolaan tambang di NTB itu.
Medco Energi Internasional (MEDC) berkomitmen untuk melakukan hilirisasi segera setelah kepemilikan saham dari PT Newmont Nusa Tenggara, Sumitomo dan keluarga Merukh diambil alih. Kapasitas dari fasilitas pemurnian biji mineral yang akan dibangun tersebut mencapai 500.000 ton. Saat ini produksi tembaga di lapangan Batu Hijau, Nusa Tenggara Barat sekitar 400.000 ton. Investasi untuk pembangunan smelter itu antara USD 500 juta-USD 600 juta. Lokasi smelter itu masih dipertimbangkan. Perseroan memiliki lahan di daerah Banten. Namun ada opsi lain smelter dibangun di NTB. Pembangunan smelter akan berpengaruh terhadap rencana kerja sama pembangunan smelter dengan PT Freeport Indonesia. Sementara itu terkait pembelian 76% saham Newmont, perseroan sudah melakukan pembicaraan dengan penjual. Nilai saham yang akan diambil sekitar USD 2,2 miliar.
Pemilik Grup Medco, Arifin Panigoro meminta dukungan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli, untuk mengambil alih 76% saham PT Newmont Nusa Tenggara (Newmont). Nilai saham yang diambil sekitar USD 2,2 miliar. Selain itu Arifin berencana mengembangkan pertambangan di Batu Hijau Nusa Tenggara Barat
itu beserta pembangunan fasilitas pemurnian bijih mineral (smelter).
Nilai investasi pembangunan smelter tersebut ditaksir mencapai USD
500 juta - USD 600 juta.
Rukun Raharja (RAJA) sedang membidik dua proyek pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) PLN senilai USD 2,12 miliar. Kedua proyek tersebut terdiri atas PLTG Jawa 1 dengan kapasitas 1.600 MW senilai USD 2 miliar dan Jambi Peaker dengan kapasitas 100 MW senilai USD 120 juta. Perseroan telah membentuk konsorsium bersama Mitsubishi dan PT PJB untuk membidik proyek PLTG Jawa 1 dengan komposisi kepemilikan masing-masing 24%, 51% dan 25% saham, sedangkan konsorsium Jambi Peaker terdiri atas perseroan 51% dan Indonesia Power 49%. RAJA juga akan bekerja sama dengan mitra dari Jepang untuk proyek perdagangan gas.
Telekomunikasi Indonesia (TLKM) konsisten untuk menjadi perusahaan dalam negeri yang mencatatkan sahamnya di dua negara (multi-listing). Kini, perseroan telah tercatat di Bursa Efek New York (NYSE) selama 20 tahun. Melihat manfaat listing di NYSE, TLKM akan tetap mempertahankan statusnya sebagai perusahaan multi-listing, khususnya di NYSE. Listing di NYSE telah meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik.
Unilever Indonesia (UNVR) akan membagikan dividen interim tahun buku 2015 sebesar Rp 2,6 triliun atau setara Rp 342 per saham. Nilai tersebut setara 88,73% dari laba bersih semester I-2015 yang sebesar Rp 2,93 triliun. Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 1 Desember 2015 dan pelaksanaan pembayaran dividen interim pada 17 Desember 2015.
Matahari Putra Prima (MPPA) siap membagikan dividen interim untuk tahun buku 2015 sebesar Rp 37,64 miliar atau setara Rp 7 per saham. Cum dividen untuk pasar reguler dan negosiasi pada 1 Desember 2015 dan pembayaran dividen interim pada 23 Desember 2015. AKR Corporindo (AKRA) memperoleh kuota distribusi minyak solar bersubsidi sebesar 300,000 kl dari BPH Migas untuk tahun 2016. Perolehan kuota ini menurun dibandingkan kuota 2015 yang mencapai 625,000 kl. Wilayah pendistribusian mencakup beberapa kota dan kabupaten di Sumatera Utara, Lampung, Jakarta, Banten, Yogyakarta, seluruh pulau Jawa, Bali dan Kalimantan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap jalur Kereta Api (KA) Trans Sulawesi yang menghubungkan Makassar (Sulsel) hingga Manado (Sulut) dapat tersambung dan transportasi KA dapat mulai beroperasi. Presiden mengharapkan tahun 2018 rel KA ini tersambung dan beroperasi. Progres proyek KA itu sesuai dengan rencana yang akan tersambung dengan Makassar New Port dan bandara. Bahan atau material pembangunan proyek itu hampir 100% menggunakan produk dalam negeri, seperti bantalan rel dari WIKA Beton (WTON), pengunci dari Pindad.
Proyek jalur kereta api Trans Sulawesi tahap I Makassar-Parepare terbentang sepanjang 145 km. Namun tahun 2015 akan diselesaikan sepanjang 16,1 Km. Sisanya akan dikerjakan secara bertahap dari tahun 2016 dan 2017. Jalur kereta ini ditargetkan bisa beroperasi tahun 2018. Rel kereta ini nantinya akan tersambung dengan berbagai sarana transportasi lain, seperti Makassar New Port atau Bandara Hasanuddin. Dengan demikian sarana transportasi ini diharapkan bisa menekan ongkos logistik di Sulawesi, yang pada akhirnya menekan ongkos transportasi bahan pokok. Presiden Jokowi berjanji memberi dukungan pada penyelesaian proyek tersebut dengan memberi tambahan anggaran sebesar Rp 2 triliun pada tahun 2016. Sebelumnya pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk proyek ini sebesar Rp 10,8 triliun dalam APBN multiyears dari tahun 2015 hingga 2018. Untuk tahun 2015 anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 1,53 triliun dari APBN dan APBD Provinsi Sulawesi Selatan. Keberadaan proyek ini juga mendorong produksi dari industri nasional, terutama untuk bahan baku proyek seperti bantalan rel yang dibuat Wijaya Karya Beton (WTON) dan pengunci relnya dibuat oleh PT Pindad.
26 November 2015
26 November 2015
Kokoh Inti Arebama (KOIN) akan fokus mendorong penjualan semen di tahun 2016. Perseroan mengharapkan penjualan semen bisa memberi kontribusi hingga 40% terhadap pendapatan perusahaan. Pada kuartal III 2015 penjualan semen menyumbang 24,8% terhadap pendapatan perusahaan atau mencapai Rp 256,2 miliar, naik 8,5 kali lipat dibandingkan kuartal III 2014 sebesar Rp 27,1 miliar. Manajemen optimis penjualan semen bisa meningkat menyusul beroperasinya pabrik semen milik induk usahanya, yakni Siam Cement Group Distribution Company Limited di Sukabumi, Jawa Barat. Pabrik ini dikelola oleh Semen Jawa dan mulai beroperasi Oktober 2015. Pabrik tersebut sudah mulai menyumbang pendapatan untuk kuartal IV 2015. Selama ini perusahaan mengimpor semen dari Thailand untuk didistribusikan ke seluruh daerah di Indonesia. Dengan beroperasinya pabrik ini, maka perusahaan tidak perlu lagi mengimpor dari SCG tahun depan semua produksi semen berasal dari pabrik Semen Jawa. Dwi Aneka Jaya Kemasindo (DAJK) melalui anak perusahaannya yaitu PT DAJK Portalido mulai merambah ke sektor ritel untuk meningkatkan penjualan di tengah ketatnya bisnis persaingan. Perseroan menargetkan bisa menyumbang 30% penjualan kepada PT DAJK dengan kegiatan penetrasi pasar ritel tersebut. Perseroan akan terus lakukan roadshow ke seluruh Indonesia untuk penetrasi. Perseroan menargetkan bisa menjaring banyak konsumen dengan pendapatan yang diharapkan sebesar Rp 400 miliar dari
kegiatan roadshow tersebut pada tahun 2016. PT DAJK Portalindo
adalah anak perusahaan dari Dwi Aneka Jaya Kemasindo yang memiliki bisnis utama manufacturing kemasan offset dan corrugated. Sedangkan PT DAJK Distributor Indonesia, anak usaha DAJK yang mendistribusikan produk DAJK di sektor ritel, juga ditargetkan mendapatkan penghasilan sebesar Rp 300 miliar pada tahun 2016. Multi Indocitra (MICE) telah melakukan penyetoran dengan uang tunai melalui kas perusahaan sejumlah 2.999 saham atau seluruhnya senilai Rp 2.999.000.000 pada 24 November 2015. Penyetoran dilakukan ke PT Citra Makmur Retailindo (CMR) anak perusahaan yang didirikan perseroan sejak 14 September 2015. Jumlah penyetoran itu sesuai dengan komposisi pemegang saham yang telah ditetapkan. Saat ini status dari PT Citra Makmur Retailindo masih belum berjalan secara komersial. CMR berkedudukan di Jakarta Pusat dengan menjalankan usaha antara lain perdagangan, percetakan, pembangunan, pengangkutan, pertanian dan jasa.
Express Transindo (TAXI) menyatakan siap untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang termasuk obligasi perseroan. Perseroan akan menggunakan kas internal serta berniat untuk menjual landbank perseroan seluas 10.4 ha.
Summarecon Agung (SMRA) membatalkan pelepasan aset ke anak usahanya yaitu PT Summarecon Investment Property. Sejumlah aset yang batal dilepas tersebut adalah Mal Kelapa Gading, La Piazza, Gading Food City, Hotel PoP Kelapa Gading dan Hotel Harris Kelapa Gading yang seluruhnya bernilai sekitar Rp6.19 triliun.
PP Property (PPRO) akan bekerjasama dengan Sentul City (BKSL) untuk membentuk usaha patungan dan membangun 3 menara apartemen di Sentul senilai Rp1.4 triliun pada awal tahun 2016. Rencananya perseroan selain akan membangun 3 menara apartemen 32 lantai akan berlanjut ke pembangunan ruko dengan membentuk perusahaan JV dengan BKSL. Porsi kepemilikan saham PPRO di bawah 50% dan BKSL diatas 50% sebagai pemilik lahan.
Bank Negara Indonesia (BBNI) telah selesai melakukan revaluasi aset, tercatat ada tambahan aset sebesar Rp 10 triliun - Rp 12 triliun. Dari hasil revaluasi aset ini CAR tier 1 BNI berpotensi mengalami kenaikan menjadi 17,4 % dari posisi saat ini sebesar 14,7%. Selain digunakan untuk menambah modal, dana hasil revaluasi ini akan digunakan untuk tambahan investasi di tahun 2016. Penggunaan lain dana hasil revaluasi masih dipertimbangkan. Mayoritas aset perseroan yang dilakukan revaluasi adalah tanah dan bangunan. Jumlah tambahan dana hasil revaluasi ini bisa signifikan karena kenaikan harga tanah per wilayah dari aset BNI tersebut. Beberapa aset BNI yang lain
diantaranya adalah kantor, rumah dinas dan wisma pelatihan. Selain itu dana hasil revaluasi ini diharapkan juga bisa membantu perseroan meningkatkan kredit tahun 2016. BNI menargetkan pertumbuhan kredit tahun 2016 bisa menjadi 14% - 16% atau lebih tinggi dari perkiraan pemerintah 12% - 14%. Di sisi lain, dari revaluasi aset ini BNI juga harus membayar pajak penghasilan (PPh) final sebesar 3% atau sekitar Rp 190 - Rp 200 miliar.
Bank Negara Indonesia (BBNI) menargetkan kapitalisasi pasar sahamnya di tahun 2016 bisa mengalami kenaikan sebesar 26,3% menjadi Rp 120 triliun. Saat ini kapitalisasi pasar BNI sebesar Rp 95 triliun atau berada di urutan 7 setelah Bank Central Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Mandiri (BMRI). Walaupun proyeksi pertumbuhan kredit tahun 2016 masih di atas ekspektasi pemerintah, yaitu 14% - 16%, namun BNI masih berupaya menjaga NPL dengan meningkatkan CKPN di angka 150% dari posisi tahun 2015 yaitu 140%.
Bank Negara Indonesia (BBNI) optimistis kinerja laba bersih perseroan akan tumbuh positif pada 2016. Hal ini antara lain didorong oleh ekspansi penyaluran kredit dan penurunan tekanan kualitas kredit pada BBNI. Untuk meningkatkan pertumbuhan kredit, tahun depan perseroan fokus menyalurkan kredit ke sektor infrastruktur. Tahun depan, BBNI berharap rasio NPL dapat turun di kisaran 2,5%. Tahun depan, perseroan memperkirakan NIM akan bergerak maksimal di kisaran 6,3-6,4%.
Bank Negara Indonesia (BBNI) kemungkinan akan menganggarkan belanja modal sebesar Rp 3 triliun. Belanja modal tersebut kemungkinan akan digunakan untuk mendukung teknologi perseroan maupun pembelian gedung-gedung kantor yang saat ini masih berstatus sewa.
Bank Tabungan Negara (BBTN) terus menggulirkan kredit pemilikan rumah (KPR) untuk mendorong percepatan program sejuta rumah. Langkah tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan akan hunian yang masih cukup tinggi pada saat ini. Perseroan melakukan akad kredit 6.600 KPR di beberapa kantor cabang yang dilakukan secara serentak dalam sehari.
Bank OCBC NISP (NISP) optimistis pertumbuhan kredit konsumer mencapai 10%. Hal ini didorong oleh mulai meningkatnya pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR), kredit tanpa agunan (KTA) dan kartu kredit.
Penyaluran kredit Bank OCBC NISP (NISP) tumbuh di atas rerata industri, yakni mencapai 23% menjadi Rp 82 triliun hingga kuartal III 2015. Salah satu lini bisnis yang berkontribusi positif terhadap kinerja perseroan adalah kredit pemilikan rumah (KPR) yang tumbuh sekitarr 5% atau lebih baik dari pertumbuhan penyaluran KPR oleh bank umum yang tidak sampai 4%. Pencairan KPR NISP hingga Oktober 2015 tembus Rp 2 triliun, booking meningkat 5% YoY. Saat ini porsi kredit KPR perseroan mendominasi lini kredit konsumer OCBC NISP. Dari total kredit Rp 82 triliun, kredit konsumer berkontribusi 14%, yakni KPR, kartu kredit dan kredit tanpa agunan. Porsi KPR 70% terhadap kredit konsumer perseroan. Di antaranya, 90% mengalir untuk kredit landed house dan 10% untuk kredit pemilikan apartemen (KPA).
Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings, memprediksi industri otomotif Indonesia masih akan mengalami tekanan di tahun 2016. Tahun 2015 pertumbuhannya diprediksi hanya 3%, setelah melihat fakta penjualan mobil dan motor di akhir September 2015 jatuh masing-masing 18% dan 20%. Lesunya daya beli masyarakat ditambah dengan melemahnya kepercayaan konsumen, masih akan membayangi tingkat permintaan berbagai segmen di industri otomotif. Selain itu lambatnya penyerapan anggaran pemerintah, pelemahan rupiah, dan ketidakpastian ekonomi global juga akan menghambat pemulihan industri otomotif. Manajemen stok terutama di tingkat dealer menjadi kunci dalam perbaikan industri ke depan karena akan mencegah persaingan yang berat dan potongan harga, juga membantu mengelola arus kas dealer.
26 November 2015
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 43,10 0,06 TLKM (US) 42 14.323 86
Natural Gas (US$)/mmBtu 2,30 0,00 ANTM (GR) 0,01 247 44
Gold (US$)/Ounce 1071,31 0,16
Nickel (US$)/MT 8910,00 140,00
Tin (US$)/MT 14745,00 320,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 52,80 -9,60
Coal (RB) (US$)/MT* 54,65 -8,71
CPO (ROTH) (US$)/MT 622,50 10,00
CPO (MYR)/MT 2074,50 17,50
Rubber (MYR/Kg) 606,50 -6,50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 801,61 -1,38
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17813,39 0,01 -0,05 16,16 15,18 3,07 2,94 5.376,6
USA NASDAQ COMPOSITE 5116,15 0,26 8,03 23,12 19,85 3,66 3,37 8.014,9
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6337,64 0,96 -3,48 15,70 14,96 1,77 1,72 1.658,4
CHINA SHANGHAI SE A SH 3820,13 0,88 12,71 15,53 14,04 1,80 1,64 4.709,8
CHINA SHENZHEN SE A SH 2452,87 1,90 65,91 33,70 24,41 3,79 3,39 2.953,6
HONG KONG HANG SENG INDEX 22498,00 -0,40 -4,69 11,32 10,75 1,19 1,11 1.787,8
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4585,55 0,88 -12,27 16,89 14,66 2,47 2,22 354,5
JAPAN NIKKEI 225 19847,58 -0,39 13,73 19,16 17,34 1,69 1,58 2.943,7
MALAYSIA KLCI 1684,42 0,44 -4,36 16,42 15,08 1,82 1,72 237,7
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2891,58 -1,09 -14,07 12,63 12,03 1,12 1,07 282,5
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.690,00 -28,00 1000 IDR/ USD 0,07 0,0001
EUR/IDR 14.542,75 -56,10 EUR / USD 1,06 -0,0001
JPY/IDR 111,60 -0,26 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.746,13 -6,60 SGD / USD 0,71 0,0002
AUD/IDR 9.931,41 -4,79 AUD / USD 0,73 0,0003
GBP/IDR 20.704,07 58,73 GBP / USD 1,51 -0,0005
CNY/IDR 2.142,65 0,00 CNY / USD 0,16 0,0000
MYR/IDR 3.248,31 -3,67 MYR / USD 0,24 -0,0003
KRW/IDR 11,95 -0,02 100 KRW / USD 0,09 -0,0002
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 8.24
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
26 November 2015
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description October-15 September-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 2.16 2.24 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 6.25 6.83 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % -0.08 -0.05 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 100.70 Bn 101.72 Bn SBIS (12M) 7.15
GDP (IDR Bn) 2,982,562.00 2,865,246.00
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
26 Nov Indonesia Money Supply YoY --
30 Nov US Pending Home Sales MoM Naik menjadi 1.3% dari -2.3%
30 Nov US Pending Home Sales YoY --
01 Des Indonesia CPI MoM --
01 Des Indonesia CPI YoY --
01 Des US Construction Spending MoM Tetap 0.6%
01 Des US ISM Manufacturing Naik menjadi 50.5 dari 50.1
01 Des US ISM Prices Paid --
01 Des US Domestic Vehicle Sales Naik menjadi 14.20 juta dari 14.14 juta
01 Des US Total Vehicle Sales Turun menjadi 18.00 juta dari 18.12 juta
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
BBRI IJ 11475 3.85 10.33 ASII IJ 6175 -1.20 -3.02 UNVR IJ 37800 2.37 6.65 SCMA IJ 3180 -4.50 -2.18 BMRI IJ 8925 2.59 5.18 BIRD IJ 6975 -4.45 -0.81 TLKM IJ 2900 1.05 3.01 PGAS IJ 2985 -0.83 -0.60 HMSP IJ 97900 1.14 2.55 HERO IJ 1135 -9.92 -0.52 GGRM IJ 50400 2.02 1.92 BHIT IJ 171 -5.00 -0.35 INTP IJ 20000 2.56 1.83 ICBP IJ 12600 -0.40 -0.29 EMTK IJ 10500 2.94 1.69 CMNP IJ 1575 -5.97 -0.27 LPPF IJ 16750 3.08 1.45 ISAT IJ 5350 -0.93 -0.27 KLBF IJ 1350 2.27 1.40 PTPP IJ 3780 -1.43 -0.27
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Dua Putra Utama Makmur
Agriculture Fishery
550.00 1675.00 24-25 Nov 2015 01 Dec 2015 DBS Vickers, BNI Securities
Sucorinvest Central Gani PT Indonesia Pondasi
Raya ( Indopora)
Infrastructure & Construction
1280-1920 303.00 02-03 Dec 2015 09 Dec 2015 Yuanta Securities Indonesia
Minna Padi Investama Tbk
PT Kino Indonesia Consumer 3750-5225 228.57 02-04 Dec 2015 09 Dec 2015 Indo Premier, Credit Suisse
Deutsche Securities PT Ateliers Mecaniques
D'Indonesis (Atmindo)
Manufacture & Industries
120-140 240.00 01-03 Dec 2015 09 Dec 2015 Panin Sekuritas Tbk
PT Buyung Poetra Sembada
26 November 2015
26 November 2015
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
MBAP 50.25 Cash Dividend 20 Nov-15 23 Nov-15 25 Nov-15 16 Dec-15
BFIN 138.00 Cash Dividend 26 Nov-15 27 Nov-15 01 Dec-15 16 Dec-15
SMSM 50.00 Cash Dividend 26 Nov-15 27 Nov-15 01 Dec-15 15 Dec-15
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 20 Nov-15 23 Nov-15
27 Nov – 03 Dec’15
BACA Rights Issue 81:8 102.00 24 Nov-15 25 Nov-15
01 Dec – 07 Dec’15
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 07 Dec’15 08 Dec’15
14 Dec – 21 Dec’15
GSMF Rights Issue 32:15 100.00 15 Dec’15 16 Dec’15
22 Dec – 30 Dec’15
AGRS Rights Issue TBA 100.00 15 Dec’15 16 Dec’15
22 Dec – 30 Dec’15
DEFI Stock Split 1:10 -- -- 23 Nov-15 23 Nov-15
TIRA Stock Split 1:10 -- -- TBA TBA
TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
SONA RUPSLB 30-Nov-15
BEKS RUPSLB 30-Nov-15
BBHI RUPSLB 01-Dec-15
BNII RUPSLB 01-Dec-15
SAFE RUPSLB 02-Dec-15
BBRI RUPSLB 02-Dec-15
ARGO RUPSLB 03-Dec-15
AISA RUPSLB 03-Dec-15
TBLA RUPSLB 03-Dec-15
BSWD RUPSLB 03-Dec-15
GMCW RUPSLB 04-Dec-15
INTP RUPSLB 04-Dec-15
BAJA RUPSLB 04-Dec-15
AGRS RUPSLB 08-Dec-15
MAGP RUPSLB 08-Dec-15
GSMF RUPSLB 08-Dec-15
BACA RUPSLB 09-Dec-15
26 November 2015
26 November 2015
BBRI
TRADING BUY
S1 11225 R1 11600 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 10850 R2 11975
Closing
Price 11475
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 11225-Rp 11600
• Entry Rp 11475, take Profit Rp 11600
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 87.01 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) 88.29 Positif
Bollinger Band (Mid) 10758 Positif
MA5 11100 Positif 8,000 9,000 10,000 11,000 12,000 13,000
May Jun Jul August September October November BBRI Wedge 10,757.5 10,706.3 10,500 9,814.29 9,814.29 9,814.29 9,587.98 10,984.4 11,075 11,100 11,475 11,475 11,475 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BBRI - Stochastic %D(6,3,3) = 87.91, Stochastic %K = 89.47, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 87.9078
80 20 87.9078 89.4664 89.4664 -300 -200 -100 0 100 200 0 BBRI - MACD (5,3) = -108.34, Signal() = -80.27
-108.345 -80.2666 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BBRI - TSI(3,5,3) = 88.29, Volume() = 20,929,400.00 78.81
0.00000 88.2868
20,929,400
BBRI - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 20,929,400.00 0.00000 20,929,400
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
TLKM
TRADING BUY
S1 2865 R1 2930 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 2800 R2 2995
Closing
Price 2900
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 2865-Rp 2995
• Entry Rp 2900, take Profit Rp 2995
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 76.24 Positif
MACD 19.96 Positif
True Strength Index (TSI) 22.89 Positif
Bollinger Band (Mid) 2765 Positif
MA5 2860 Positif 2,500 2,600 2,700 2,800 2,900
May Jun Jul August September October November TLKM Wedge 2,816.54 2,816.54 2,800 2,765.25 2,672.5 2,672.5 2,661.73 2,835.63 2,860 2,900 2,900 2,900 2,950 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 62.06, Stochastic %K = 54.45, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
54.4513 54.4513 20 62.0635 62.0635 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 TLKM - MACD (5,3) = -16.21, Signal() = -15.06 -16.2098 -15.0587 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 TLKM - TSI(3,5,3) = 22.89, Volume() = 72,999,200.00 22.8889 0.00000 25.1491 72,999,200 TLKM - William's % R(14) = -17.24, Volume() = 72,999,200.00 -17.2414 72,999,200
26 November 2015
26 November 2015
UNVR
TRADING BUY
S1 37200 R1 38100 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 36300 R2 39000
Closing
Price 37800
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 37200-Rp 38100
• Entry Rp 37800, take Profit Rp 38100
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 87.83 Positif
MACD 171.07 Positif
True Strength Index (TSI) 40.94 Positif
Bollinger Band (Mid) 36615 Positif
MA5 37245 Positif 34,000 36,000 38,000 40,000 42,000 44,000 46,000
May Jun Jul August September October November UNVR Downward Sloping Channel
37,800 37,245 36,928.1 36,615 34,500 33,450 33,450 37,800 37,800 39,124.6 39,200 39,529.4 39,529.4 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 UNVR - Stochastic %D(6,3,3) = 85.42, Stochastic %K = 81.15, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
81.1489 80 20 81.1489 85.4227 85.4227 -600 -400 -200 0 200 400 600 0 UNVR - MACD (5,3) = -199.86, Signal() = -180.04
-199.863 -180.045 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 UNVR - TSI(3,5,3) = 40.94, Volume() = 1,788,100.00
40.5748 0.00000
40.9402 1,788,100
UNVR - William's % R(14) = -0.75, Volume() = 1,788,100.00 -0.75188 1,788,100
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ROTI
TRADING BUY
S1 1240 R1 1300 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1190 R2 1350
Closing
Price 1270
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 1240-Rp 1300
• Entry Rp 1270, take Profit Rp 1300
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 47.35 Positif
MACD 6.03 Positif
True Strength Index (TSI) 44.33 Positif
Bollinger Band (Mid) 1214 Positif
MA5 1226 Positif 1,020.0 1,080.0 1,140.0 1,200.0 1,260.0 1,320.0
May Jun Jul August September October November ROTI Upward Sloping Channel
1,226 1,214.25 1,208.13 1,148.18 1,148.18 1,146.93 1,145 1,240 1,270 1,270 1,270 1,312.5 1,312.5 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 ROTI - Stochastic %D(6,3,3) = 75.65, Stochastic %K = 87.31, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
75.6507 75.6507 20 80 87.3065 87.3065 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 0.0 ROTI - MACD (5,3) = -11.81, Signal() = -7.34
-11.8079 -7.34046 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 ROTI - TSI(3,5,3) = 44.33, Volume() = 1,157,300.00
25.2064 0.00000 44.3314
1,157,300
ROTI - William's % R(14) = -10.71, Volume() = 1,157,300.00 -10.7143 1,157,300
26 November 2015
26 November 2015
AKRA
TRADING BUY
S1 5900 R1 6050 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 5800 R2 6150
Closing
Price 5975
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 5900-Rp 6050
• Entry Rp 5975, take Profit Rp 6050
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 53.81 Positif
MACD -1.88 Negatif
True Strength Index (TSI) -8.89 Positif
Bollinger Band (Mid) 5955 Positif
MA5 5995 Negatif 4,800 5,000 5,200 5,400 5,600 5,800 6,000 6,200
May Jun Jul August September October November AKRA Wedge 5,975 5,975 5,955 5,900 5,683.68 5,632.76 5,632.76 5,975 5,995 6,006.25 6,192.86 , 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 AKRA - Stochastic %D(6,3,3) = 32.53, Stochastic %K = 23.23, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
23.2323 23.2323 20 32.5262 32.5262 80 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 0.0 AKRA - MACD (5,3) = 9.38, Signal() = 8.52
8.52468 9.38078 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 AKRA - TSI(3,5,3) = -8.89, Volume() = 10,702,000.00
-5.20907 -8.8892
0.00000
10,702,000 AKRA - William's % R(14) = -52.94, Volume() = 10,702,000.00 -52.9412
10,702,000
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ACES
TRADING BUY
S1 760 R1 820 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 710 R2 870
Closing
Price 790
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi negatif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 760-Rp 820
• Entry Rp 790, take Profit Rp 820
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 84.76 Negatif
MACD 8.12 Positif
True Strength Index (TSI) 48.08 Positif
Bollinger Band (Mid) 726 Positif
MA5 760 Positif 540.0 600.0 660.0 720.0 780.0 840.0
May Jun Jul August September October November ACES Upward Sloping Channel
760 753.125 738.571 738.571 725.75 710 605.539 760 790 790 790 875 875 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ACES - Stochastic %D(6,3,3) = 89.70, Stochastic %K = 93.33, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 89.697
80 20 89.697 93.3333 93.3333 -30.0 -24.0 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 0.0 ACES - MACD (5,3) = -8.46, Signal() = -6.14
-8.46325 -6.13926 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ACES - TSI(3,5,3) = 48.08, Volume() = 22,665,100.00
36.4624 0.00000 48.0798
22,665,100
ACES - William's % R(14) = -13.33, Volume() = 22,665,100.00 -13.3333 22,665,100
26 November 2015
26 November 2015
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
25-11-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Buy 18700 18700 18850 18100 18475 18850 19225 Positif Positif Positif 22100 18000
LSIP Trading Buy 1295 1295 1325 1225 1275 1325 1375 Positif Positif Positif 1585 1200
SGRO Trading Buy 1425 1425 1445 1355 1400 1445 1490 Positif Negatif Positif 1445 1010
Mining
PTBA Trading Buy 5900 5900 6050 5750 5850 5950 6050 Positif Positif Negatif 7825 5700
ADRO Trading Buy 585 585 610 550 570 590 610 Positif Positif Positif 695 555
MEDC Trading Buy 1160 1160 1175 1115 1145 1175 1205 Positif Positif Positif 1280 1000
INCO Trading Buy 1710 1710 1725 1665 1695 1725 1755 Positif Positif Negatif 2530 1645
ANTM Trading Buy 357 357 362 346 354 362 370 Positif Positif Positif 453.59 306
TINS Trading Buy 530 530 555 510 525 540 555 Positif Positif Negatif 735 520
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Sell 915 915 910 895 910 925 940 Positif Negatif Negatif 1090 895
SMGR Trading Sell 11050 11050 10950 10750 10950 11150 11350 Negatif Negatif Negatif 11775 9625
INTP Trading Sell 20000 20000 19825 19575 19825 20075 20325 Negatif Positif Negatif 21400 17525
SMCB Trading Buy 1065 1065 1085 985 1035 1085 1135 Positif Positif Positif 1150 995
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 6175 6175 6375 6000 6125 6250 6375 Positif Positif Negatif 6850 5725
GJTL Trading Buy 585 585 605 525 565 605 645 Positif Positif Positif 670 555
Consumer Goods Industry
INDF Trading Sell 5350 5350 5300 5200 5300 5400 5500 Negatif Positif Negatif 6425 5050
GGRM Trading Buy 50400 50400 50950 48650 49800 50950 52100 Negatif Positif Positif 52650 42300
UNVR Trading Buy 37800 37800 38100 36300 37200 38100 39000 Positif Positif Positif 39325 34500
KLBF Trading Buy 1350 1350 1375 1275 1325 1375 1425 Positif Positif Positif 1515 1305
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1710 1710 1735 1605 1670 1735 1800 Positif Positif Positif 1795 1550
PTPP Trading Sell 3780 3780 3750 3670 3750 3830 3910 Negatif Negatif Negatif 3930 3550
WIKA Trading Buy 2875 2875 2940 2805 2850 2895 2940 Positif Positif Positif 3150 2690
ADHI Trading Sell 2255 2255 2240 2205 2240 2275 2310 Positif Negatif Negatif 2410 2040
WSKT Trading Buy 1720 1720 1730 1690 1710 1730 1750 Positif Negatif Positif 1770 1595
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 2985 2985 2950 2880 2950 3020 3090 Positif Negatif Negatif 3160 2560
JSMR Trading Sell 4890 4890 4860 4805 4860 4915 4970 Negatif Positif Negatif 5625 4795
ISAT Trading Sell 5350 5350 5225 4985 5225 5475 5725 Negatif Negatif Positif 5625 3950
TLKM Trading Buy 2900 2900 2995 2800 2865 2930 2995 Positif Positif Positif 2950 2635
Finance
BMRI Trading Buy 8925 8925 9025 8525 8775 9025 9275 Positif Positif Positif 9650 8150
BBRI Trading Buy 11475 11475 11600 10850 11225 11600 11975 Positif Positif Positif 11700 10025
BBNI Trading Sell 5175 5175 5050 5050 5125 5200 5275 Negatif Negatif Negatif 5375 4650
BBCA Trading Buy 13500 13500 13600 13250 13425 13600 13775 Positif Positif Positif 13775 12650
BBTN Trading Buy 1240 1240 1260 1190 1225 1260 1295 Positif Negatif Positif 1250 1085
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 17100 17100 17275 16425 16850 17275 17700 Positif Positif Positif 21200 16550