• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Umum Geologi Geopark Ciletuh.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kondisi Umum Geologi Geopark Ciletuh.docx"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Geodiversity (Keragaman Geologi) Ciletuh

Geodiversity (Keragaman Geologi) Ciletuh – – Palabuhanratu Geopark Palabuhanratu Geopark

Potensi sumberdaya alam di

Potensi sumberdaya alam di Jawa Barat Jawa Barat tidak lepas tidak lepas dari posisi Idari posisi Indonesiandonesia secara

secara keseluruhan. keseluruhan. Dimana Dimana secara secara geografi geografi Indonesia Indonesia terletak terletak di di antaraantara dua lempeng benua dan dua lempeng samudra

dua lempeng benua dan dua lempeng samudra yang saling bergerak satu sama lain.yang saling bergerak satu sama lain. Kondisi geologi seperti ini akan menghasilkan keragaman geologi dan hayati yang Kondisi geologi seperti ini akan menghasilkan keragaman geologi dan hayati yang berbeda-beda dari satu tempat ke t

berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain.empat lain. Keragaman

Keragaman geologi geologi menurut menurut Gray Gray (2004) (2004) didefinisikan didefinisikan sebagai sebagai rentangrentang keragaman dari aspek (keistimewaan dan tampilan) dari

keragaman dari aspek (keistimewaan dan tampilan) dari geologi (batuan, mineral dangeologi (batuan, mineral dan fosil); geomorfologi (bentang alam dan proses fisik); dan pembentukan tanah; yang fosil); geomorfologi (bentang alam dan proses fisik); dan pembentukan tanah; yang meliputi kumpulannya, hubungan, sifat atau karakter yang dimiliki, interpretasi dan meliputi kumpulannya, hubungan, sifat atau karakter yang dimiliki, interpretasi dan sistim dari fitur-f

sistim dari fitur-fitur tersebut. Sehingga secara sederhana keragaman geologi adalahitur tersebut. Sehingga secara sederhana keragaman geologi adalah mencakup semua

mencakup semua material, material, struktur struktur dan dan proses yang proses yang menyusun menyusun dan dan membentukmembentuk bumi.

bumi. Material Material yang yang dimaksud dimaksud meliputi meliputi mineral, mineral, batuan, batuan, fosil, fosil, tanah tanah dandan air; sedangkan struktur antara lain berupa perlipatan, sesar; dan

air; sedangkan struktur antara lain berupa perlipatan, sesar; dan bentang alam; sertabentang alam; serta hubungan

hubungan antar antar unit unit batuan. batuan. Sedangkan Sedangkan proses proses meliputi meliputi aktivitas aktivitas tektonik,tektonik, sedimentasi, pembentukan tanah (pelapukan), aktivitas gunungapi, dan lain-lain. sedimentasi, pembentukan tanah (pelapukan), aktivitas gunungapi, dan lain-lain.

Mengapa keragaman geologi perlu dikonservasi? Menurut Gray (2005), ada Mengapa keragaman geologi perlu dikonservasi? Menurut Gray (2005), ada dua hal utama mengapa

dua hal utama mengapa keragaman geologi harus dikonskeragaman geologi harus dikonservasi. Pertama, ervasi. Pertama, keragamankeragaman geologi sangat penting dan berharga ditinjau dari

geologi sangat penting dan berharga ditinjau dari berbagai kepentingan. Kedua, saatberbagai kepentingan. Kedua, saat ini

ini keragaman geologi keragaman geologi sedang terancam sedang terancam oleh oleh berbagai berbagai macam macam aktifitas aktifitas manusia.manusia. Sehingga, sebagai ukuran dari sebuah masyarakat yang beradab dan maju, adalah Sehingga, sebagai ukuran dari sebuah masyarakat yang beradab dan maju, adalah  jika masy

 jika masyarakat tersebarakat tersebut mau melindungi ut mau melindungi dan melesdan melestarikan unstarikan unsur-unsur dari planet ur-unsur dari planet iniini yang berharga dan terancam.

yang berharga dan terancam.

Keragaman Geologi menurut Gray (2005) bisa memiliki berbagai nilai yang Keragaman Geologi menurut Gray (2005) bisa memiliki berbagai nilai yang dapat dikelompokkan dalam berbagai kriteria sebagai berikut: Nilai Keberadaan, nilai dapat dikelompokkan dalam berbagai kriteria sebagai berikut: Nilai Keberadaan, nilai yang berhubungan denga

yang berhubungan dengan n keberadaan sumberdaykeberadaan sumberdaya alam tersebut tanpa a alam tersebut tanpa melihat nilaimelihat nilai pemanfaatannya; Nilai Kebudayaan, termasuk di dalamnya cerita rakyat , arkeologi pemanfaatannya; Nilai Kebudayaan, termasuk di dalamnya cerita rakyat , arkeologi atau sejarah yang bergubungan dengan pembentukan batuan atau lanskap,

atau sejarah yang bergubungan dengan pembentukan batuan atau lanskap, spiritualspiritual dan sensasi/imaginasi; Nilai Estitika berupa lanskap yang memiliki daya tarik untuk dan sensasi/imaginasi; Nilai Estitika berupa lanskap yang memiliki daya tarik untuk melakukan

melakukan berbagai berbagai aktivitas aktivitas geowisata, geowisata, inspirasi inspirasi untuk untuk melukis, melukis, fotografi; fotografi; NilaiNilai Ekonomi,

(2)

seperti sebagai sumber energi, mineral industri, mineral logam, batumulia, bahan konstruksi; Nilai Fungsi meliputi fungsinya sebagai wadah terdapatnya sumber air, minyak dan gas; sumber mineral vital untuk kesehatan, tempat penyimpanan sampah radioaktif, sebagai penyaring air, tanah, mencegah banjir, sebagai bagian dari ekosistim lingkungan; dan Nilai Ilmiah, merupakan tempat untuk melakukan penelitian, pendidikan dan pelatihan ilmu kebumian, sejarah planet, proses perubahan iklim, maupun kehidupan manusia.

Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu memiliki konsep utama konservasi, maka kelestarian akan keragaman geologi dan hayati perlu dijaga dan dikelola dengan baik sehingga tidak terjadi kerusakan. Kawasan ini berfungsi sebagai pendidikan, pelatihan dan penelitian illmu kebumian untuk sekolah dasar, sekolah menengah sekolah atas dan perguruan tinggi serta masyarakat umum. Situs-situs geologi di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu memperoleh perlindungan tingkat provinsi melalui Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2002 tentang Perlindungan Lingkungan Geologi dan Surat Keputusan Bupati Sukabumi Nomor 556/Kep.555-Disparbudpora/2015 tentang Penetapan Kawasan Geopark Ciletuh. Sebagian besar situs geologi merupakan bagian dari Cagar Alam Cibanteng dan Suaka Margasatwa Cikepuh yang dikelola oleh BBKSDA Jawa Barat. Saat ini situs-situs geologi tersebut juga sedang diajukan sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi (KCAG) kepada Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral.

Situs geologi di kawasan Geoarea Nasional Ciletuh-Palabuhanratu dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya adalah berupa :

1. Air terjun; 2. Bentangalam; 3. Pulau-pulau kecil; 4. Batuan unik/estetik; 5. Gua laut;

6. Batuan langka dan fosil; 7. Pantai;

(3)

A. Kondisi Umum Geologi Ciletuh – Palabuhanratu Geopark

Berdasarkan keragaman geologi, wilayah Ciletuh  –  Palabuhanratu Geopark dibagi menjadi tiga Geoarea, yaitu : “Pergeseran zona magmatic purba dan evolusi muka busur, Geoarea Cisolok; Bentangalam Plato Jampang, Geoarea Jampang; dan Pengangkatan batuan zona subduksi, Geoarea Ciletuh. Geologi Ciletuh -Palabuhanratu Geopark tersusun dari 30 formasi geologi yang berupa endapan permukaan, batuan sedimen, batuan gunungapi, dan batuan t erobosan.

Geoarea Cisolok secara umum tersusun dari batuan gunungapi, termasuk di dalamnya formasi Qvb, Qvl, dan Tpv. Qvb merupakan Breksi Gunungapi, bersusunan andesit  –  basal, setempat aglomerat, lapuk. Qvl merupakan Lava Gunungapi, di daerah Bogor bersusunan basal dengan labradorit, piroksen dan hornblende, di daerah pelabuhanratu bersusunan andesit dengan oligoklas – andesine, dan banyak hornblenda. Tpv merupakan Tuf Citorek, bersusunan breksi tuf batuapung, aliran lava dan batupasir tufan, pada umumnya berlapis kurang baik, konglomerat bersusunan andesit dan basal, diduga berumur Plio – Plistosen (Sujatmiko, 1972). Selain itu juga terdapat batuan terobosan Tmda yang merupakan Intrusi Dasit dengan komponen dasit, liparit dan bostonit porfiri. Struktur geologi yang berkembang di Geoarea Cisolok berupa sesar  –  sesar di sekitar Gunung Bongkok yang diikuti dengan kemunculan intrusi batuan beku. Daerah ini merefleksikan pergeseran zona magmatic dicirikan dengan kehadiran batuan vulkanik tua hingga aktivitas gunungapi muda berupa geyser.

Geoarea Jampang terdiri dari batuan sedimen, lava, dan intrusi batuan beku, termasuk di dalamnya Formasi Tmjv, Tmjc, Tmja, dan Tmcd. Tmjv merupakan Formasi Jampang, formasi ini terdiri dari tiga satuan, yaitu : breksi vulkanik, tufa dari  Anggota Cikarang Tmjc, dan lava dari Anggota Ciseureuh Tmja. Batuan penyusun

berupa Lava andesit yang menunjukkan kekar dan breksi andesit yang mengandung hornblende, sisipan tuf hablur halus terpilitkan, pemiritan terbentuk di sekitar kontak dengan batuan terobosan diorite kuarsa Tmcd. Tmcd merupakan Intrusi Dasit dengan ciri faneritik, porfir, kelabu terang, fenokris bersudut, beberapa kristal kuarsa sepanjang 2 cm; intrusi berada di sekitar Kampung Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Intrusi ini merupakan pembawa zona mineralisasi emas yang menerobos Formasi Jampang. Formasi Jampang diendapkan di lingkungan laut diperkirakan

(4)

berumur Miosen Awal. Struktur geologi yang berkembang di Geoarea Jampang berupa lipatan antiklin dan sinklin yang dipotong oleh sesar – sesar mendatar.

Geoarea Ciletuh terdiri dari batuan sedimen, batuan gunung api, batuan Pra – Tersier dan batuan metamorf, termasuk di dalamanya Tmjc, Tmcl, Tecl, Mpg, dan Mps. Tmjc merupakan Anggota Cikarang Formasi Jampang, umumnya batulempung pasiran, perselingan batupasir tufa dan tufa, bersisipan dengan lapisan tipis breksi,  Anggota ini diperkirakan berumur Miosen Awal yang menindih selaras Anggota tufa dan breksi Formasi Jampang. Tmcl merupakan Formasi Cibodas, satuan ini terdiri atas batugamping, sebagian tufaan, batupasir gampingan. Formasi ini diperkirakan berumur Miosen Akhir. Tecl merupakan Formasi Ciletuh, satuan ini terdiri dari batupasir kuarsa, konglomerat kuarsa, batulempung kelabu, serpih, batusabak, breksi polimik. Satuan ini menindih secara tidak selaras dengan batuan metamorf yang merupakan batuan dasar dari pulau jawa. Selain itu batuan ini termetamorfiskan lemah dan dekat dengan persentuhan dengan batuan pra  – Tersier. Mpg dan Mps merupakan batuan Pra  –  Tersier yang tersusun dari batuan ofiolit dan metamorf, batuan ini merupakan batuan yang tertua yang tersingkap di Jawa Barat. Satuan ini terdiri atas sekis, amfibolit, filit, kuarsit, gabro yang berselingan dengan peridotit. Struktur geologi yang berkembang sangat kompleks dan terjadi dalam beberapa periode tektonik, didominasi oleh struktur geologi lipatan dan sesar – sesar oblique.

Potensi sumber daya geologi Ciletuh - Palabuhanratu Geopark berupa logam, mineral, dan sumber daya energi. Potensi logam berupa besi berasal dari endapan pasir pantai dan emas yang terbawa pada urat kuarsa terobosan batuan beku di sekitar kawasan Ciemas. Potensi mineral berupa andesit, marmer, bentonit dan chert. Sumber daya energi berupa potensi panas bumi dan mikro hidro.

B. Kondisi Hidrogeologi dan Hidrologi Ciletuh - Palabuhanratu Geopark Potensi air tanah Ciletuh - Palabuhanratu Geopark termasuk ke dalam zona cekungan air tanah (CAT) Jampangkulon dengan jumlah aliran air tanah bebas 276 m3/tahun yang terletak di sebelah Selatan. Secara hidrogeologi, Ciletuh

-Palabuhanratu Geopark memiliki akuifer air tanah setempat yang terbagi ke dalam tiga jenis akuifer air tanah, yaitu : akuifer produktif kecil setempat, akuifer setempat berproduksi sedang, akuifer produktif sedang – tinggi.

(5)

 Akuifer Produktif kecil setempat mengalir melalui celahan, rekahan dan saluran, umumnya muka airtanah dalam, setempat airtanah dangkal dalam jumlah terbatas dapat diperoleh di lembah  –  lembah atau pada zona lapukan, keterusan sangat rendah. Akuifer ini terdapat pada formasi geologi Qvb dan Tecl yang tersusun oleh batuan breksi vulkanik dan sedimen, batupasir tufan, batupasir kuarsa, dan konglomerat.

 Akuifer setempat berproduksi sedang mengalir melalui ruang antar butir, keterusan rendah dan tipis, muka airtanah dangkal, debit sumur pada akuifer ini umumnya kurang dari 5 l/dtk. Akuifer ini terdapat pada formasi geologi endapan permukaan Qa yang terdiri atas lempung, lanau, kerikil dan kerakal terutama endapan sungai termasuk pasir dan kerikil endapan pantai sepanjang teluk Pelabuhanratu.

 Akuifer produktif sedang  –  tinggi mengalir melalui celahan, rekahan dan saluran. Aliran airtanah terbatas pada zona celahan, rekahan, dan saluran pelarutan, muka air tanah relatif dangkal, debit sumur dan mata air berada dalam kisaran yang sangat beragam. Akuifer ini berada pada zona CAT Jampangkulon yang menempati formasi geologi Tmcl Formasi Cibodas, satuan ini terdiri atas batugamping, sebagian tufaan, dan batupasir gampingan.

 Air permukaan wilayah Ciletuh - Palabuhanratu Geopark berasal dari empat daerah aliran sungai (DAS), DAS Ciletuh, DAS Cimandiri, DAS Citepus dan DAS Cibarena. Sungai yang mengalir di Ciletuh - Palabuhanratu Geopark berjumlah 14 buah yang bermuara ke Teluk Palabuhanratu, aliran sungainya kebanyakan bersifat perenial. Curah hujan Ciletuh - Palabuhanratu Geopark …………./tahun dengan daerah resapan air berada di sepanjang DAS Cimandiri dan kawasan Gunung Halimun.

C. Kondisi Geomorfologi Ciletuh - Palabuhanratu Geopark

Geomorfologi Ciletuh - Palabuhanratu Geopark dapat dikelompokkan menjadi delapan satuan berdasarkan aspek  –  geomorfologinya, yaitu : perbukitan vulkanik curam; perbukitan vulkanik agak curam; perbukitan vulkanik landai; perbukitan struktural curam; perbukitan struktural agak curam; pedataran struktural landai; pedataran struktural agak landai; dan pedataran.

(6)

Berdasarkan aspek morfografi, Ciletuh - Palabuhanratu Geopark memiliki pola aliran sungai dendritik dominan pada Geoarea Cisolok, pola aliran sungai trelis dan rektangular pada Geoarea Jampang, dan pola aliran sungai pararel  – subdendritik pada geoarea Ciletuh. Bentuk lahan yang berkembang berupa perbukitan tinggi dengan bentukan lembah V di bagian utara dan dataran tinggi  – pedataran dengan bentukan lembah U di bagian selatan.

Berdasarkan aspek morfometri, Ciletuh - Palabuhanratu Geopark berada pada ketinggian 0  – 1731 mdpl dengan puncak tertinggi di Gunung Halimun, kemiringan lereng bervariasi yang terbagi menjadi kelas lereng curam (13° - 18°), agak curam (8° - 12°), landai (4° - 7°), sangat landai (2° - 4°) dan datar (0° - 2°). Kondisi kelas lereng curam dominan berada di bagian Utara Ciletuh - Palabuhanratu Geopark dengan bentuk lahan perbukitan tinggi pada kawasan Gunung Halimun, kondisi lereng landai dengan bentuk lahan dataran tinggi berada pada kawasan dataran tinggi Jampang dan kondisi lereng datar berada pada kawasan pantai di sekitar Teluk Palabuhanratu dan bagian Selatan Ciletuh - Palabuhanratu Geopark.

Berdasarkan aspek morfogenetik, geomorfologi Ciletuh - Palabuhanratu Geopark dipengaruhi oleh litologi penyusun batuan dan tenaga geologi pembentukan muka bumi. Geomorfologi curam umumnya tersusun dari batuan gunungapi berupa breksi dan lava gunungapi, geomorfologi agak curam - landai umumnya tersusun dari batuan sedimen yang terstrukturkan berupa breksi aliran, batupasir dan batulempung, geomorfologi sangat landai – datar tersusun dari material aluvium yang berasal dari pengendapan sungai di bagian hilir. Tenaga pembentukan muka bumi yang berperan dalam pembentukan geomorfologi Ciletuh - Palabuhanratu Geopark ada dua macam, yaitu : tenaga endogen yang berasal dari dalam bumi yang bersifat membangun berupa aktivitas vulkanisme, tektonisme dan agradasi, sedangkan tenaga eksogen merupakan tenaga pembentuk muka bumi yang berasal dari luar yang bersifat menghancurkan berupa pelapukan dan erosi.

D. Potensi Kebencanaan Geologi

Berdasarkan peta potensi kebencanaan geologi, wilayah Ciletuh -Palabuhanratu Geopark memiliki zona potensi bencana geologi berupa kawasan

(7)

gerakan tanah menengah – tinggi, kawasan rawan gempa, kawasan rawan tsunami dan beberapa titik rawan longsor.

Kawasan gerakan tanah menengah  – tinggi meliputi Geoarea Cisolok di kawasan perbukitan tinggi di sebelah Utara dan Geoarea Ciletuh di kawasan yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir dan tebing yang menyusuri sungai Ciletuh dan Cikarang . Potensi bencana gerakan tanah ini lebih dipengaruhi oleh kondisi lereng yang curam  –  agak curam dengan kemiringan lereng . Secara geologi, kawasan gerakan tanah menegah  –  tinggi ini disusun oleh batuan gunungapi dan batuan sedimen.

Kawasan Rawan gempa meliputi geoarea Jampang dan di sekitar kawasan Gunung Reuma. Potensi rawan gempa ini dipengaruhi oleh aktivitas tektonik di bagian Selatan pulau Jawa yang merupakan zona subduksi antara lempeng benua dan lempeng samudera, hal ini ditandai dengan struktur – struktur geologi berupa lipatan antiklin  –  sinklin dan sesar  –  sesar oblique yang diperkirakan masih aktif sampai sekarang sebagai akibat terus berlangsungnya tumbukan lempeng di zona subduksi. Kawasan rawan tsunami meliputi dataran pantai disepanjang Teluk Pelabuhanratu dan dataran pantai di bagian Selatan yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia. Dataran pantai rawan tsunami ini merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0  –  50 mdpl dengan kemiringan lereng datar (0o – 2o).

Bencana tsunami tersebut diakibatkan oleh aktivitas tektonik yang terjadi di zona subduksi di bagian Selatan Pulau Jawa yang dapat memicu geolombang laut tinggi yang mengarah ke daratan.

Titik rawan longsor terdapat pada 7 titik di wilayah Ciletuh - Palabuhanratu Geopark, dimana 6 titik berada di kawasan Geoarea Cisolok yang secara geomorfologi merupakan perbukitan vulkanik curam  –  agak curam. Selain berada pada kawasan yang memiliki kelas lereng curam – agak curam (8o – 18o), titik rawan

longsor tersebut juga berada pada kawasan rawan gerakan tanah menegah – tinggi. Secara geologi titik rawan longsor ditemukan pada formasi geologi Qvb yang merupakan breksi gunung api dan Tpv yang bersusunan breksi tuf batuapung, aliran lava dan batupasir tufan yang telah lapuk. Selain itu, keberadaan akuifer air tanah dangkal di formasi geologi tersebut juga dapat memicu t erjadinya longsor.

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat dua jenis sungai yang berada di dalam kawasan yang sedang ditinjau, yaitu sungai yang merupakan muara dari anak-anak sungai yang berada pada daerah rawan longsor

Kawasan rawan bencana gempa bumi di Provinsi Jawa Timur berada di wilayah: Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Jombang,

Sebelum tahun 1996, kawasan HLGN adalah sebuah kawasan hutan yang sebagai besar (18,75%) telah dijadikan pemukiman dimana terdapat 2 desa di dalamnya yaitu desa Amahusu

Dari hasil analisis terhadap beberapa contoh marka grafis yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata di beberapa wilayah kawasan wisata kota Bogor, terdapat kesimpulan akan

Luas tanah berdasarkan ketinggian tempat dapat dilihat pada Tabel 11, dimana tabel tersebut menunjukkan bahwa wilayah yang berada pada ketinggian 25 – 100 meter di atas permukaan

Terdapat 7 gunung api aktif di Jawa Timur serta lokasi yang merupakan wilayah rawan bencana letusan.. BAB II - 27 Kawasan yang diindikasikan dapat