• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDUGAAN TARGET STRENGTH TERHADAP UKURAN PANJANG IKAN DALAM KONDISI TERKONTROL DI PERAIRAN PULAU KONGSI, KEPULAUAN SERIBU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENDUGAAN TARGET STRENGTH TERHADAP UKURAN PANJANG IKAN DALAM KONDISI TERKONTROL DI PERAIRAN PULAU KONGSI, KEPULAUAN SERIBU"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENDUGAAN TARGET STRENGTH TERHADAP

UKURAN PANJANG IKAN DALAM KONDISI TERKONTROL

DI PERAIRAN PULAU KONGSI, KEPULAUAN SERIBU

LEONARD UNDUK SIMBOLON

SKRIPSI

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

(2)

RINGKASAN

LEONARD UNDUK SIMBOLON. ANALISIS PENDUGAAN TARGET

STRENGTH TERHADAP UKURAN PANJANG IKAN DALAM KONDISI

TERKONTROL DI PERAIRAN PULAU KONGSI, KEPULAUAN SERIBU.

DIBIMBING OLEH SRI PUJIYATI

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya perairan, namun

belum termaksimalkan. Salah satu cara dalam mengeksplor sumberdaya perairan

yaitu dengan menggunakan metode hidroakustik. Parameter utama dalam penentuan

stok ikan dengan menggunakan metode ini yaitu target strength sehingga penelitian

ini bertujuan untuk membandingkan nilai-nilai target strength ikan lape pada

beberapa ukuran panjang ikan yang berbeda dan menentukan nilai target strength

rata-rata ikan lape. Data akustik diperoleh dari BPPL dalam bentuk echogram dan

data ukuran panjang ikan dalam bentuk MS-excel.

Pengolahan data dilakukan dengan 2 tahap yaitu dengan menganalisis dan

mengolah data akustik di dalam software echoview 4.8 dan simrad ER 60 kemudian

mentabulasikan hasil yang diperoleh ke dalam MS-excel. Tahap berikutnya yaitu

dengan menganalisis nilai-nilai TS di dalam MS-excel untuk memperoleh nilai TS

rata-rata ikan serta nilai TS keseluruhan ikan lape dan juga menganalisis hubungan

yang terjadi antara ukuran panjang ikan dengan nilai TS.

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu adanya hubungan linear positif

antara nilai target strength rata-rata dengan ukuran panjang ikan, dimana koefisien

korelasinya yaitu sebesar 0,87. Semakin besar ukuran panjang ikan lape, maka nilai

target strength rata-rata ikan tersebut akan semakin besar juga. Nilai TS rata-rata

keempat ikan lape yang diperoleh yaitu sebesar 57,76 dB.

(3)

ABSTRACT

Indonesia is a rich country in aquatic resources, but has not been maximized. One of the way to explore the resources by using the hidroacoustic method. The main parameter of this method is target strength (TS), so this research aims to compare the value of TS of fish lape and determine the value of the average terget strength (TS) of fish lape. Acoustic data obtained from the BPPL in echogram and size of long fish lape data in MS-excel.

Data processing is done in two stages by analyzing and processing of acoustic data in Echoview 4.8 and Simrad ER 60 and then tabulating the result in MS-excel. The next step is to analyze the value of TS in MS-excel to obtain an average value of fish TS.

The result obtained in this research is a positive linear relationship

between the average TS to fish length, where the correlation coefficient is equal to 0,87. The greater the legth of fish lape, then the value of the average TS of fish will be greater as well. TS value of the average four fish lape obetained that is equal to 57,76 dB.

(4)

ANALISIS PENDUGAAN TARGET STRENGTH TERHADAP

UKURAN PANJANG IKAN DALAM KONDISI TERKONTROL

DI PERAIRAN PULAU KONGSI, KEPULAUAN SERIBU

Oleh:

LEONARD UNDUK SIMBOLON

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

SKRIPSI

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

(5)

© Hak cipta milik Leonard Unduk Simbolon, tahun 2011

Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotocopy,

microfilm, dan sebagainya.

(6)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul

ANALISIS PENDUGAAN TARGET STRENGTH TERHADAP UKURAN PANJANG IKAN DALAM KONDISI TERKONTROL DI PERAIRAN PULAU KONGSI, KEPULAUAN SERIBU

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, 4 Agustus 2011

Leonard Unduk Simbolon C54070019

(7)

Judul Penelitian : ANALISIS PENDUGAAN TARGET STRENGTH

TERHADAP UKURAN PANJANG IKAN DALAM KONDISI TERKONTROL DI PERAIRAN PULAU KONGSI, KEPULAUAN SERIBU

Nama Mahasiswa : Leonard Unduk Simbolon

NRP : C54070019

Departemen : Ilmu dan Teknologi Kelautan

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Sri Pujiyati, M.Si. NIP. 19671021 199203 2 002

Mengetahui, Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Prof. Dr. Ir. Setyo Budi Susilo, M.Sc NIP. 19580909 198303 1 003

(8)

Pembimbing Lapangan

Moh. Natsir, S.pi. M.Si NIP. 19781221 200212 1 003

(9)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas semua berkat dan kasih-NYA yang telah diberikan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Penelitian yang berjudul ANALISIS PENDUGAAN TARGET STRENGTH TERHADAP UKURAN PANJANG IKAN DALAM KONDISI

TERKONTROL DI PERAIRAN PULAU KONGSI, KEPULAUAN SERIBU

diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Ir. Sri Pujiyati, M.Si. selaku dosen yang membimbing penulis selalu dan kepada Bang Moh. Natsir, S.Pi, M.Si. sebagai pembimbing lapangan. Terima kasih juga kepada Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) yang telah memberi data akustik sebagai bahan untuk penelitian ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, keluarga dan teman-teman seperjuangan ITK 44 serta Yohana Artdhi Dahliani yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap tulisan ini dapat berguna baik untuk penulis sendiri maupun orang lain.

Bogor, 4 Agustus 2011

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 01 Agustus 1989

dari ayah Otto Simbolon dan ibu Marida Tambunan. Penulis

merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Tahun 2007

penulis lulus dari SMAN 2 Medan dan pada tahun yang sama

lulus seleksi masuk IPB melalui Undangan Seleksi Masuk

(USMI) IPB. Penulis memilih Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Penulis menjadi asisten Agama Kristen pada tahun ajaran 2008/2009. Penulis

menjadi pengajar agama di sekolah SMAN 2 Bogor pada tahun ajaran 2009/2010 dan

2010/2011. Pada tahun 2010, penulis melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Wonokerto, Pekalongan selama satu bulan dengan

judul laporan “Identifikasi Metode, Alat, dan Kapal Penangkap Ikan di Pelabuhan

Perikanan Pantai Wonokerto, Pekalongan”. Pada tahun 2011, penulis berkesempatan

melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Pendugaan Target Strength

Terhadap Ukuran Panjang Ikan Dalam Kondisi Terkontrol di Perairan Pulau

Kongsi, Kepulauan Seribu”.

(11)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ...

ii

DAFTAR GAMBAR ...

iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ...

vi

1. PENDAHULUAN ...

1

1.1

Latar Belakang ...

1

1.2

Tujuan ...

2

2. TINJAUAN PUSTAKA ...

3

2.1

Metode Akustik ...

3

2.1.1 Prinsip Kerja Metode Hidroakustik ...

3

2.1.2 Split Beam Acoustic System ...

3

2.2

Target Strength (TS) ...

6

2.3

Hubungan TS dengan ukuran ikan ...

7

2.4

Ikan Demersal ...

8

2.5

Ikan Lape (Scarus ghobban) ...

10

2.6

Kondisi Umum Perairan Kepulauan Seribu ...

11

3. METODOLOGI PENELITIAN ...

13

3.1

Waktu dan Lokasi penelitian ...

13

3.2

Bahan dan Peralatan ...

14

3.3

Pengambilan Data Akustik ...

14

3.4

Analisis dan Pengolahan Data Akustik ...

15

3.5

Analisis Lanjutan ...

20

3.6

Analisis Regresi Linear Sederhana ...

20

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ...

22

4.1 Karakteristik Ikan Lape (Scarus ghobban) Berdasarkan Akustik ...

22

4.2

Nilai

Target Strength (TS) Ikan Lape ...

23

4.2.1 Target Strength Ikan Lape ke-1 ...

24

4.2.2 Target Strength Ikan Lape ke-2 ...

26

(12)

iii

4.2.4 Target Strength Ikan Lape ke-4 ...

30

4.3 Hubungan TS Terhadap Ukuran Panjang Ikan ...

32

5. KESIMPULAN DAN SARAN ...

35

(13)

iv

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Split Beam transducer ...

4

2. Bentuk split beam dan full beam echosounder ...

5

3. Ikan Lape (Scarus ghobban) ...

10

4. Peta lokasi pengambilan data ...

13

5. Ilustrasi rancangan alat kurungan...

15

6. Diagram alir pengolahan data akustik ...

17

7. Diagram alir perolehan nilai TS rata-rata ikan lape ...

19

8. Perbedaan bentuk gelembung renang...

22

9. Tampilan echogram ikan lape ...

23

10. Grafik sebaran TS ikan lape ke -1 ...

25

11. Grafik sebaran TS ikan lape ke -2 ...

27

12. Grafik sebaran TS ikan lape ke -3 ...

29

13. Grafik sebaran TS ikan lape ke -4 ...

31

14. Grafik hubungan TS terhadap panjang ikan ...

33

(14)

v

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Nilai TS Rata-rata Keempat Ikan Lape ...

24

2. Selisih Nilai TS Ikan Keempat dengan Ketiga Ikan Lainnya ...

30

(15)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Nilai-nilai TS Ikan Lape ke-1 ...

39

2. Nilai-nilai TS Ikan Lape ke-2 ...

39

3. Nilai-nilai TS Ikan Lape ke-3 ...

41

4. Nilai-nilai TS Ikan Lape ke-4 ...

45

(16)

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang belum termaksimalkan. Permasalahan utama di sektor perikanan Indonesia ini adalah kurangnya informasi dari sumberdaya perikanan, khususnya mengenai stok ikan serta sebarannya di seluruh perairan Indonesia. Mengingat adanya fenomena penangkapan ikan yang berlebihan (overfishing) yang semakin marak terjadi di perairan Indonesia, dikhawatirkan akan menurunkan jumlah ikan, khususnya ikan demersal yang secara tidak langsung akan mempengaruhi keadaan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, sangat penting

ketersediaan informasi mengenai stok ikan di wilayah perairan Indonesia.

Salah satu upaya untuk mengeksplorasi sumberdaya perikanan yaitu dengan menggunakan metode akustik. Metode akustik memanfaatkan gelombang suara yang merambat pada medium air untuk pendeteksian bawah air

(underwater). Metode akustik ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya berkecepatan tinggi, estimasi stok secara langsung, tidak berbahaya, tidak merusak, dan dapat dioperasikan dari jarak jauh (Arnaya, 1991). Pemanfaatan teknologi akustik, dapat mengetahui nilai kelimpahan ikan demersal berdasarkan pulsa suara yang dipantulkan oleh target/objek (ikan demersal).

Menentukan kelimpahan dari ikan demersal, perlu terlebih dahulu mengetahui secara pasti nilai dari target strength (TS) ikan-ikan demersal yang akan menjadi target. Hal ini dikarenakan nilai TS merupakan parameter utama

(17)

2

(scaling factor) untuk menentukan biomassa ikan dalam aplikasi metode akustik (Swierzowski dan Doroszczyk, 2003). Penentuan TS ikan-ikan demersal ini dilakukan di lingkungan yang terkontrol yaitu di dalam jaring di sekitar perairan Pulau kongsi, Kepulauan Seribu. Adanya informasi TS ikan-ikan demesal yang terbarukan (up to date), diharapkan akan memperoleh nilai estimasi ikan demersal yang lebih akurat.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Membandingkan nilai-nilai target strength (TS) ikan lape pada beberapa ukuran panjang ikan yang berbeda.

(18)

3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metode Akustik

2.1.1 Prinsip Kerja Metode Hidroakustik

Teori hidroakustik adalah teori tentang gelombang suara dan

perambatannya dalam medium air. Metode hidroakustik merupakan salah satu metode yang pengoperasiannya mampu mendeteksi target yang ada di kolom perairan. Selain itu juga, dapat dipergunakan dalam eksplorasi sumberdaya ikan demersal serta mendeteksi dasar perairan. Beberapa kelebihan metode ini adalah memiliki kecepatan yang tinggi, dapat digunakan pada perairan yang dalam dan luas, juga tidak merusak sumberdaya ikan (www.jurnal.pdii.lipi.go.id).

Menurut Urick (1983) energi (dalam hal ini energi suara) yang digunakan untuk pendeteksian di dalam air ditentukan oleh 3 faktor :

1. Cakupan penetrasi di dalam medium.

2. Kemampuan untuk membedakan antara berbagai objek di dalam medium.

3. Kecepatan dari perambatan.

2.1.2 Split Beam Acoustic System

Split Beam Acoustic System merupakan salah satu metode baru yang

dikembangkan untuk menyempurnakan metode akustik lainnya seperti single

beam system dan dual beam system. Menurut Simrad (1993) Split Beam Acoustic System menggunakan receiving transducer yang memiliki 4 kuadran yaitu fore

(bagian depan), aft (buritan kapal), port ( sisi kiri kapal), dan starboard (sisi kanan kapal) (Gambar 1)

(19)

4 PORT FORE AFT AFT STARBOARD Sumber: SIMRAD, 1993

Gambar 1. Split beam transducer

Prinsip yang diterapkan pada split beam transduser (Gambar 1) adalah

pulsa ditransmisikan secara bersamaan oleh keempat kuadran namun sinyal yang diterima oleh masing-masing kuadran diproses secara terpisah. Selama

penerimaan berlangsung keempat bagian transduser menerima echo dari target, dimana target yang terdeteksi oleh transduser terletak pada pusat dari beam suara dan echo dari target akan diterima oleh keempat bagian pada waktu yang

bersamaan. Tetapi jika target yang terdeteksi tidak terletak tepat pada sumbu pusat beam suara, maka echo yang kembali akan diterima lebih dulu oleh bagian

transduser yang paling dekat dari target atau dengan mengisolasi target dengan menggunakan output dari fullbeam (SIMRAD, 1993). Berikut bentuk split beam dan full beam echosounder (Maclennan dan Simmonds, 2005) (Gambar 2).

FP FS

(20)

5

Sumber : Maclennan dan Simmonds, 2005

Gambar 2. Bentuk split beam dan full beam echosounder

Split beam system memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan

dengan metode lainnnya. Kelebihan split beam system adalah tepat waktu dalam melakukan pengukuran, lebih akurat dalam mengukur TS ikan di alam, dapat menduga densitas ikan secara langsung, dan posisi sudut dan kecepatannya dengan sifat data recording. Kekurangan split beam system adalah memerlukan

hardware dan software yang lebih kompleks dan rumit dibandingkan dengan

metode dual beam.

Echosounder split beam memiliki fungsi Time Varied Gain (TVG) di dalam sistem perolehan data akustik. TVG ini berfungsi secara otomatis untuk mengeliminir atau mengurangi pengaruh atenuasi yang disebabkan oleh

transmission loss (hilang pancaran) yang terdiri dari geometrical spreading dan absorption loss (absorbsi suara) ketika gelombang suara merambat di dalam air

(21)

6

2.2 Target Strength (TS)

Dalam pendugaan estimasi stok ikan dengan menggunakan metode akustik, maka faktor yang paling penting untuk diketahui adalah Target Strength (TS). Johannesson dan Mitson (1983) menyatakan bahwa target strength adalah kekuatan dari suatu target untuk memantulkan suara yang mengenainya. TS diartikan sebagai sepuluh kali nilai algoritma dari intensitas suara yang

dipantulkan (Ir) pada jarak satu meter dari target, dibagi dengan intensitas suara yang mengenai target tersebut (Ii). Berdasarkan hal di atas, maka target strength dapat diformulasikan sebagai berikut:

...(1)

Dimana : TS = Target Strength dalam satuan desibel (dB)

Ir = Intensitas suara yang dipantulkan pada jarak 1 meter dari

target

Ii = Intensitas suara yang mengenai target.

MacLennan dan Simmonds (2005) menjelaskan TS dapat dipahami dengan membayangkan nilai backscattering cross-section (σ) yakni jumlah energi suara yang dipantulkan ketika suatu objek dikenai sinyal suara dan dinyatakan dalam persamaan :

...(2)

atau kesetaraan backscattering cross-section (σ bs) dengan TS yang dinyatakan

dengan persamaan : bs TS10log ... (3) Ii Ir TS 10log   4 log 10  TS

(22)

7 dimana:    4  bs ...(4)

Nilai TS dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkah laku (orientasi ikan terhadap transduser), fisiologi ikan (ukuran, densitas, bentuk tubuh, posisi organ penting dan lapisan kulit pada tubuh ikan), sudut datang pulsa, frekuensi dan panjang gelombang suara, impedansi akustik dan bagian tubuh ikan (daging, tulang, kekenyalan kulit dan distribusi sirip dan ekor) walaupun pengaruh elemen terakhir ini kecil karena kerapatannya tidak berbeda jauh dengan air (MacLennan dan Simmonds, 2005).

2.3 Hubungan TS dengan ukuran ikan

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap nilai target strength adalah ukuran ikan. Pada ikan dengan spesies yang sama, semakin besar ukuran ikan maka nilai TS nya juga akan semakin besar. Ukuran dari panjang ikan (L) berhubungan linear dengan scattering cross section (σ). Menurut persamaan σ = aL2, hubungan antara TS dengan panjang ikan dapat diformulasikan sebagai berikut:

A L

TS 20log  ...(5)

A adalah nilai TS untuk 1 cm panjang ikan (normalized target strength) yang besarnya bergantung pada spesies ikan. Ikan-ikan yang mempunyai gelembung renang (bladder fish) pada umumnya tidak mempunyai nilai TS maksimum tepat pada dorsal aspect nya, karena gelembung renang tersebut membentuk sudut terhadap garis sumbu memanjang ikan sebesar 2,20-100 atau rata-rata 5,60 sedangkan untuk ikan-ikan yang tidak memiliki gelembung renang

(23)

8

(bladderless fish), nilai maksimum TS pada umumnya terdapat tepat pada dorsal

aspect nya, kecuali untuk ikan yang tubuhnya streamline (Arnaya, 1991).

Menurut Foote (1987) pada pengukuran insitu target strength dengan metode akustik, nilai rata-rata target strength mempunyai hubungan linear dengan nilai rata-rata panjang ikan (cm).

Untuk ikan dengan gelembung renang tertutup (physoclist): 5 , 67 log 20   L TS ...(6)

Untuk ikan dengan gelembung renang terbuka (physostome): 9 , 71 log 20   L TS ...(7)

Untuk ikan yang tidak memiliki gelembung renang (bladderless fish):

80TS 20logL ...(8)

2.4 Ikan demersal

Sumberdaya ikan demersal adalah jenis-jenis ikan yang hidup di dasar atau dekat dasar perairan. Umumnya, ikan-ikan demersal dapat hidup dengan baik di perairan yang bersubstrat lumpur atau lumpur berpasir. Menurut Aoyama (1973)

dalam Rhido (1999), sifat-sifat ekologis ikan demersal adalah kemampuan

beradaptasi yang relatif tinggi terhadap kedalaman. Selain itu, sifat ekologi ikan demersal adalah pengelompokan relatif lebih kecil dibandingkan ikan pelagis. Distribusi atau sebaran ikan demersal sangat dibatasi oleh kedalaman perairan, karena tiap jenis ikan hanya mampu bertoleransi terhadap kedalaman tertentu sebagai akibat perbedaan tekanan air, karena semakin dalam suatu perairan, tekanannya akan semakin besar pula.

(24)

9

Ikan demersal merupakan salah satu sumberdaya ikan yang cukup penting. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Komisi Ilmiah stock assesment tahun 2001, potensi ikan demersal di Indonesia diduga sebesar 1.370,10 juta ton per tahun. Dari potensi tersebut, sebanyak 27% berada di Perairan Laut Jawa , yaitu 375,20 juta ton per tahun (Budiman, 2006). Berdasarkan data yang sudah ada, pemanfaatan sumberdaya ikan demersal di Perairan Laut Jawa dan Selat Sunda mencapai 115, 58% (Rasdani, 2004).

Menurut Widodo et.al. (1999): pengelompokan sumberdaya ikan demersal kategori ekonomis penting adalah:

1. Kelompok komersil utama: Bambangan (Ludjanidae), Bawah putih (Stromateidae), Kakap putih (Centropomidae), Manyung (Ariidae), Kuwe (Carangidae), dan Nomei (Harpodontidae).

2. Kelompok komersial nomor dua: Gerot-gerot (Pomadasydae), Bawal hitam (Formionidae), Kurisi (Nemipteridae), Kuro (Polynemidae), Layur

(Trichiuridae), Ikan pari, Cucut, dan Baronang.

3. Kelompok komersial nomor tiga: Pepetek (Leiognathidae), Beloso (Synodontidae), Kuniran (Mullidae), Kerong-kerong (Teraponidae), Mata besar/merah (Priachanthidae), dan Gabus laut.

4. Kelompok komersil nomor empat (campuran): Srinding (Apogonidae), ikan Lidah (Cynoglossidae), ikan Sebelah (Psettodidae), dan Kapas-kapas (Gerreidae).

(25)

10

2.5 Ikan Lape (Scarus ghobban)

Ikan lape atau dengan bahasa latinnya Scarus ghobban merupakan salah satu jenis ikan demersal yang memiliki genus yang sama dengan ikan kakak tua. Ikan ini termasuk ke dalam ordo Perciformes yang memiliki ciri-ciri dorsal dan sirip anal dibagi menjadi anterior dan posterior berduri, sisik biasanya ctenoid namun ada yang beberapa yang cycloid . Ikan ini hidupnya berasosiasi dengan karang dan umumnya hidup di kedalaman 3-36 m. Rata-rata panjang ikan lape ini yaitu 30 cm. Ikan S. ghobban hidup di daerah tropis yaitu berada pada 300LU – 320LS. Ikan ini merupakan salah satu ikan komersil yang sering dimanfaatkan manusia sebagai konsumsi dan juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan hias (fishbase.org). Berikut ini gambar dari ikan S. ghobban (Gambar 3).

Gambar 3. Ikan lape (Scarus ghobban) Sumber : Dokumentasi

Tingkah laku hidup ikan lape dewasa umumnya soliter atau tipe ikan penyendiri namun kadang membentuk gerombolan kecil. Ikan ini bersifat herbivora yaitu memakan alga yang menempel di bebatuan dan di karang pada dasar perairan (zipcodezoo.com, 2011). Ikan lape merupakan salah satu ikan

(26)

11

ekonomis penting. Selain sebagai ikan konsumsi, ikan lape juga sering dijadikan sebagai ikan hias karena memiliki warna tubuh yang menarik (fishbase.com, 2011). Rata-rata panjang total (total length/TL) ikan lape dewasa yaitu 30 cm. Penelitian ini menggunakan ikan lape yang memiliki panjang antara 16,00 sampai 18,50 cm, maka ikan yang digunakan pada penelitian ini diduga tergolong belum dewasa.

2.6 Kondisi Umum Perairan Kepulauan Seribu

Secara geografis, Kepulauan Seribu merupakan gugusan pulau pulau kecil yang berada di perairan laut utara Jakarta. Kepulauan Seribu terletak pada

106020’00” BT hingga 106057’00” BT dan 5010’00” LS hingga 5057’00” LS. Menurut UU no. 34 tahun 1999 dan PP no. 55 tahun 2001, Kepulauan Seribu merupakan Kabupaten Administratif yang terdiri dari 110 pulau, dimana diantaranya terdapat 10 pulau yang berpenghuni (BPS, 2005).

Kondisi perairan laut sangat dipengaruhi oleh dua musim setiap tahunnya, yaitu musim Barat (November-Maret) dan musim Timur (Mei-September). Kepulauan Seribu termasuk ke dalam sistem musim ekuator yang cenderung dipengaruhi oleh variasi tekanan udara. Musim hujan berlangsung pada bulan November hingga bulan April dengan hari hujan mencapai 10 - 20 hari/bulan, sedangkan musim kemarau berlangsung pada bulan Mei - Oktober dengan hari hujan berkisar antara 4 - 10 hari/bulan. Berdasarkan data tahun 2000, curah hujan bulanan di Kepulauan Seribu rata-rata tercatat sebesar 142,54 mm dengan curah hujan terendah pada bulan Juni dan tertinggi pada bulan September (Terangi, 2007). Suhu udara rata-rata antara 25,60C - 28,50C dengan suhu maksimum

(27)

12

arus permukaan pada musim Barat 0,5 m/s menuju timur sampai tenggara dan begitu juga pada musim Timur yaitu dengan kecepatan maksimum arus permukaan 0,5 m/s. Gelombang laut pada musim Barat mempunyai ketinggian antara 0,5 - 1,75 m dan pada musim Timur 0,5 - 1,0 m. Salinitas permukaan berkisar antara 30 – 34 0/

00, baik pada musim Barat maupun musim Timur (Dinas

(28)

13

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan data echogram deteksi ikan demersal secara terkontrol di perairan Laut Kepulauan Seribu. Survei dilakukan oleh pihak Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2009. Adapun lokasi pengolahan data akustik dilakukan di

Laboratorium Akustik BPPL, Jakarta Utara serta di Kampus FPIK, IPB, Dramaga, Bogor. Berikut peta lokasi pengambilan data akustik (Gambar 4).

(29)

14

3.2 Bahan dan Peralatan

Bahan yang digunakan adalah data akustik yang diterima dalam bentuk echogram dan data ukuran ikan demersal. Alat yang digunakan selama penelitian untuk pengolahan data adalah :

 Perangkat Keras (Hardware)

 Personal Computer (PC) atau Laptop  Perangkat Lunak (Software)

 Software Echoview 4.8  SIMRAD ER 60  Microsoft Excel 2007  Microsoft Office 2007

3.3 Pengambilan Data Akustik

Pengambilan data akustik dilakukan dengan menggunakan instrumen akustik yaitu SIMRAD EY-60 120 kHz split beam echosounder. Perekaman data dilakukan pada masing-masing ikan dengan kondisi terkontrol. Salah satu metode terkontrol yang umum dilakukan untuk mengetahui nilai TS ikan dengan tepat adalah dengan mengukur TS ikan tunggal melalui metode kurungan (cage mehod) (Knudsena, 2004). Penelitian ini menggunakan metode kurungan secara insitu dan TS diukur pada dorsal aspect- nya. Jumlah ikan demersal yang diteliti yaitu sebanyak empat ekor. Satu per satu ikan demersal dimasukkan ke dalam jaring kemudian di sounding rata-rata selama 15 - 30 menit. Berikut ilustrasi

(30)

15

Gambar 5. Ilustrasi rancangan alat kurungan Keterangan :

I : Transduser II : Pelampung III : Tiang penyangga jaring IV : Jaring kurungan V : Kaki Kurungan VI : Pemberat Tinggi Jaring : 4 meter

3.4 Analisis dan Pengolahan Data Akustik

Data akustik yang diperoleh dari hasil perekaman dengan SIMRAD EY-60, kemudian diolah dengan menggunakan software echoview 4.8. Sebelum diolah, 4 m

(31)

16

data dikalibrasi terlebih dahulu. Data-data yang akan dikalibrasi didapatkan dengan cara menampilkan data hasil perekaman menggunakan software ER 60. Data yang akan dikalibrasi antara lain absorption coefficient, kecepatan suara di dalam air, suhu, salinitas, kedalaman, pH, dan frekuensi yang digunakan saat pengambilan data. Setelah itu data ditampilkan dengan menggunakan software

echoview 4.8 kemudian dikalibrasi dengan membuka variable properties dan calibration. Setelah data dikalibrasi, atur minimum dan maksimum threshold (Th)

masing -60 dan -24, color display minimum dan color range masing-masing -60 dan 36, distance grid dan range grid masing-masing-masing-masing ping number dan

depth/range. Pilih display pada variable properties untuk memfokuskan

pengolahan datanya lalu tentukan pada range kedalaman berapa data akustik tersebut berada dan nilai kedalaman tersebut dimasukkan ke dalam upper lower

display limit (m). Pengaturan ping dengan membuka grid dan menentukan number of ping, yaitu 80.

Data yang telah dikalibrasi dan telah di variable properties telah diatur, dapat mulai diintegrasi untuk mendapatkan masing-masing nilai TS. Echogram di

zoom in pada perbesaran 3-4 kali agar datanya terlihat lebih jelas, kemudian

lakukan pendijitan berdasarkan warna yang sama dan dalam range ping yang sama. Pada saat satu data selesai didijit, klik kanan lalu pilih show information untuk mendapatkan nilai TS. Pendijitan data dilakukan berdasarkan region dimana satu region merupakan satu echogram dengan warna yang sama pada interval ping yang sama, sehingga satu region dianggap satu nilai TS. Penelitian ini tidak menggunakan dongle sehingga data hasil dijitan dimasukkan satu per satu ke dalam MS-excel secara manual. Setelah nilai-nilai TS dari 1 ikan telah

(32)

17

dimasukkan ke dalam MS-excel, kemudian ikan 2, 3, dan ke 4 juga diolah seperti metode yang di atas. Berikut diagram alir pengolahan data akustik hingga memperoleh nilai TS di MS-excel (Gambar 6).

.

Gambar 6. Diagram alir pengolahan data akustik

Setelah diperoleh nilai TS, selanjutnya dicari nilai TS rata-rata dari masing-masing ikan lape tersebut. TS rata-rata diperoleh dengan cara

menjumlahkan masing masing TS ikan setelah dikonversi ke dalam bentuk linear per Elementary Sampling Unit (ESU). Rumus untuk melinearkan TS yaitu 10^(a/10) dimana a merupakan nilai TS. Hasil penjumlahan tersebut (total linear) dibagi n untuk mendapatkan total linear rata-rata, dimana n merupakan jumlah total TS per

RAW data hasil perekaman

SIMRAD ER 60 untuk data kalibrasi

Echogram buka di echoview 4.8

Zoom in dan dijitasi data

per region

ESU, variable properties, dan

calibration

Integrasi sel

(33)

18

ikan. Setelah itu ditentukan nilai TS rata-rata per ikan yaitu dengan

melogaritmakan nilai total linear rata-rata. Rumus yang digunakan yaitu 10log(x), dimana x merupakan total linear rata-rata.

Setelah masing-masing TS rata-rata per ikan telah didapatkan, maka tahap selanjutnya yaitu menentukan nilai TS rata-rata ikan lape. Masing-masing TS rata-rata per ikan dilinearkan dengan menggunakan rumus 10^(a/10). Keempat nilai

linear tersebut dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah ikan yaitu 4, setelah itu dilogaritmakan dengan menggunakan rumus 10 log(x) untuk mendapatkan TS rata ikan lape. Berikut contoh perhitungan untuk memperoleh nilai TS rata-rata ikan lape

TS rata-rata ikan I = a dB, dikonversi ke linear menjadi 10 a/10 TS rata-rata ikan II = b dB, dikonversi ke linear menjadi 10 b/10 TS rata-rata ikan III = c dB, dikonversi ke linear menjadi 10 c/10 TS rata-rata ikan IV = d dB, dikonversi ke linear menjadi 10 d/10 Lalu keempat hasil konversi tersebut dijumlahkan dan dibagi 4 Misalnya: x = (10 a/10 +10 b/10 +10 c/10 +10 d/10 )/4

Diperolehnya nilai dari TS rata-rata nya, yaitu : TS = 10 log x

(34)

19

Berikut diagram alir perolehan data TS ikan lape (Gambar 7)

Gambar 7. Diagram alir perolehan nilai TS rata-rata 4 ikan lape TS rata-rata ikan I TS rata-rata ikan II TS rata-rata ikan III TS rata-rata ikan IV Dikonver si ke bentuk linear Dikonver si ke bentuk linear Dikonver si ke bentuk linear Dikonver si ke bentuk linear Dijumlahkan lalu hasilnya dibagi 4 (hasilnya mis: x)

TS rata-rata ikan lape = 10 log x Nilai TS ikan per ESDU/region Nilai TS ikan per ESDU/region Nilai TS ikan per ESDU/region Nilai TS ikan per ESDU/region Dikonversi ke dalam bentuk linear Dikonversi ke dalam bentuk linear Dikonversi ke dalam bentuk linear Dikonversi ke dalam bentuk linear Dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah TS Dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah TS Dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah TS Dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah TS dilogaritmakan (10log(x)) dilogaritmakan (10log(x)) dilogaritmakan (10log(x)) dilogaritmakan (10log(x))

(35)

20

3.5 Analisis Lanjutan

Masing-masing nilai TS setiap ikan lape yang telah diperoleh akan ditampilkan dalam bentuk scatter, dimana sumbu x merupakan nomor region dan sumbu y merupakan nilai-nilai TS nya. Nilai-nilai TS yang digambarkan dalam bentuk scatter bertujuan untuk melihat sebaran nilai-nilai TS yang terdapat pada echogram per ikan.

3.6 Analisis Regresi Linear Sederhana

Dalam analisis selanjutnya untuk melihat hubungan antara nilai TS dengan panjang ikan digunakan analisis regresi linear sederhana. Regresi linear sederhana merupakan suatu persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara satu peubah bebas (x, independent variable) dan satu peubah tak bebas (y, dependent

variable). Persamaan umum dari regresi linear sederhana yaitu y = ax + b.

Secara hidroakustik, ukuran panjang ikan berhubungan linear dengan

backscattering cross-section (σ) menurut persamaan σ = aL2, sehingga hubungan

antara panjang ikan dengan TS adalah : TS 20logLA (Arnaya, 1991).

Dengan persamaan TS ini, jika dihubungkan dengan persamaan umum di atas, maka dapat dilihat bahwa nilai TS merupakan variabel yang tak bebas (y) dan nilai dari panjang ikan (L) merupakan variabel yang bebas (x), sehingga yang mempengaruhi nilai TS adalah nilai dari panjang ikan. Dalam menggambarkan hubungan linear antara nilai TS dengan panjang ikan digunakan koefisien korelasi (r). Jika dilihat dari persamaan TS = 20 log L + A, maka nilai TS dengan panjang ikan memiliki nilai koefisien korelasi yang positif (0 < r <= 1) yang artinya nilai TS berbanding lurus dengan ukuran panjang ikan. Semakin besar ukuran panjang

(36)

21

ikan, semakin besar pula nilai TS yang diperoleh, dan begitu juga sebaliknya, semakin kecil ukuran panjang ikan, semakin kecil pula nilai TS. Selain koefisien korelasi (r), ada juga yang dinamakan dengan koefisien determinasi (r2). Koefisien

ini menyatakan seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variasi variabel tak bebas. Koefisien determinasi ini diperoleh dari hasil pangkat dua keofisien korelasi.

(37)

22

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Ikan Lape (Scarus ghobban) berdasarkan Akustik

Secara fisiologis, ikan lape tergolong ke dalam jenis physoclist yaitu ikan dengan gelembung renang tertutup. Hampir semua jenis ikan demersal tergolong jenis physoclist. Berikut sketsa bentuk gelembung renang tertutup (physoclist) dengan gelembung renang terbuka (physostome).

a. Physostome b. Physoclist Gambar 8. Perbedaan bentuk gelembung renang Menurut Maclennan dan Simmonds (1992), secara akustik ikan

dikelompokkan ke dalam 3 jenis berdasarkan gelembung renangnya, yaitu ikan gelembung renang tertutup (physoclist), ikan gelembung renang terbuka

(physostomes), dan ikan tanpa gelembung renang (bladderless fish). Oleh karena itu, dalam pengukuran target strength ikan, pengetahuan mengenai golongan ikan yang diteliti perlu diperhatikan karena gelembung renang mengkontribusi sekitar 90-95 % energi total backscattering (foote, 1980). Menurut foote (1987), untuk ikan dengan gelembung renang tertutup memiliki nilai TS sebesar 20 log L – 67,5, sedangkan untuk ikan dengan gelembung renang terbuka (physostome) memiliki

(38)

23

nilai TS sebesar 20 log L – 71.9. Menurut Furusawa (1988) dalam Junaidi (2000), nilai TS ikan yang memiliki gelembung renang adalah ± 10 dB dibandingkan dengan ikan yang tidak memiliki gelembung renang, khususnya untuk geometric

region.

4.2 Nilai Target Strength (TS) ikan Lape

Pendugaan nilai TS ikan merupakan salah satu cara dalam estimasi stok ikan di suatu wilayah perairan. Nilai TS merupakan parameter utama pada aplikasi metode akustik dalam menduga kelimpahan ikan di suatu perairan. Gambar di bawah ini (Gambar 9) merupakan tampilan dari salah satu data ikan lape yang dideteksi. Data ikan lape ditunjukkan oleh nomor 1 dan jaring

ditunjukkan oleh nomor 2. Berikut tampilan gambar echogram dari data ikan lape tersebut (Gambar 9)

1

2

(39)

24

Hasil pengolahan data echogram keempat ikan lape yaitu dengan cara mendijitasi data echogram ikan lape (nomor 1), diperoleh range nilai TS yaitu -58,35 dB sampai -57,23 dB. Nilai TS rata-rata dari keempat ikan lape tersebut tersaji dalam Tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1. Nilai TS rata-rata keempat ikan lape Ikan Lape Panjang Ikan Lape

(cm) Target Strength (TS) Rata-rata (dB) I 16,00 -58,35 II 16,50 -58,32 III 17,20 -57,27 IV 18,50 -57,23 TS rata-rata -57,76

Setelah masing-masing dari keempat ikan lape diperoleh nilai TS rata-ratanya, maka dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai TS rata-rata ikan lape. Berdasarkan hasil pengolahan data keempat ikan lape tersebut, diperoleh nilai TS rata-rata ikan lape yaitu -57,76 dB.

4.2.1 Target Strength Ikan Lape ke-1

Ikan lape ini merupakan ikan dengan ukuran yang paling kecil dari keempat ikan lape yang diteliti, yaitu 16,00 cm. Pada hasil pengolahan data yang telah dilakukan, ikan lape ini memiliki nilai TS rata-rata sebesar -58,35 dB. Ikan lape ini memiliki nilai TS yang paling kecil dari keempat ikan lape yang dideteksi karena ikan lape ini memiliki ukuran yang paling kecil dari keempat ikan lape yang dideteksi tersebut yaitu 16,00 cm. Menurut Foote (1987), nilai rata-rata TS

(40)

25

ikan berhubungan linear dengan ukuran panjang tubuh ikan tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai TS yaitu fisiologi ikan, antara lain ukuran ikan (MacLennan dan Simmonds, 2005).

Grafik di bawah (Gambar 10) merupakan grafik sebaran nilai TS yang diperoleh dari hasil pengolahan data ikan lape ke-1 (Lampiran 1). Pada grafik di bawah dapat dilihat bahwa sumbu x merupakan jumlah TS (n) dan sumbu y merupakan nilai TS. Jumlah TS (n) dari data ikan lape yang pertama yaitu 38 data. Sebaran nilai TS digambarkan oleh titik-titik yang berwarna hitam. Berikut ini merupakan grafik sebaran nilai TS ikan lape yang ditampilkan dalam bentuk

scatter (Gambar 10)

Gambar 10. Grafik sebaran TS ikan lape ke-1

Terlihat bahwa nilai TS lebih banyak tersebar di range -60,00 sampai -58,00 dB yaitu sebanyak 25 data nilai TS dibandingkan dengan nilai TS yang tersebar di range -58,00 sampai -56,00 dB yaitu sebesar 13 data nilai TS.

(41)

26

Berdasarkan hasil perhitungan juga diketahui bahwa nilai TS rata-rata dari ikan lape ke-1 berada pada range -60,00 sampai -58,00 dB, yaitu sebesar - 58,35 dB.

4.2.2 Target Strength Ikan Lape ke-2

Ikan lape yang ke-2 ini merupakan ikan dengan ukuran terkecil kedua dari keempat ikan yang akan ditentukan nilai TS ikan, yaitu sebesar 16,50 cm. Pada hasil pengolahan data ikan lape ke-2 ini, ikan ini memiliki nilai TS rata-rata sebesar -58,32 dB. Nilai TS rata-rata ikan lape ini lebih besar dari pada nilai TS dari ikan lape yang pertama. Selisih nilai TS keduanya yaitu sebesar 0,025 dB. Perbedaan nilai TS kedua ikan lape ini disebabkan karena antara ukuran panjang ikan lape pertama dengan ukuran panjang ikan lape kedua berbeda dimana ikan kedua lebih besar 0,50 cm dari pada ikan lape yang pertama. Sebagaimana menurut Arnaya (1991), pada ikan dengan spesies yang sama, semakin besar ukuran ikan maka nilai TS nya juga akan semakin besar.

Grafik di bawah (Gambar 11) merupakan grafik sebaran nilai TS yang diperoleh dari hasil pengolahan data ikan lape ke-2 (Lampiran 2). Pada grafik di bawah dapat dilihat bahwa sumbu x merupakan jumlah TS (n) dan sumbu y merupakan nilai TS. Jumlah TS dari data ikan lape yang ke-2 yaitu 970 data. Sebaran nilai TS ditunjukkan oleh titik-titik yang berwarna merah. Terlihat dari grafik bahwa nilai TS lebih banyak tersebar di range -60,00 sampai -58,00 dB yaitu sebanyak 678 data nilai Ts dibandingkan dengan nilai TS yang tersebar di range -58,00 sampai -55,00 dB yaitu sebesar 273 data nilai TS. Pada ikan ini juga terlihat ada beberapa nilai TS yang berada pada range -55,00 sampai -53,00 dB yaitu sebanyak 19 data. Hal ini disebabkan karena mungkin adanya faktor tilt

(42)

27

garis horizontal dari garis/sumbu memanjang ikan yang menghubungkan ujung mulut dan pertengahan sirip ekor atau dengan kata lain tilt angle merupakan orientasi ikan terhadap transduser. Oleh karena itu, menurut Junaidi (2000), nilai TS tersebut berada pada range -55,00 sampai -53,00 dB disebabkan akibat dari nilai tilt angle ikan pada saat mengenai suara mendekati sudut 00, karena semakin

tilt angle mendekati sudut 00 maka nilai TS nya akan semakin besar. Salah satu faktor yang diduga juga mempengaruhi nilai TS ikan yaitu pergerakan ikan di kolom perairan. Semakin dekat dan semakin berada tegak lurus dengan

transduser, maka nilai TS akan semakin besar. Berikut ini merupakan tampilan grafik sebaran nilai target strength ikan lape yang kedua yang ditampilkan dalam bentuk scatter (Gambar 11)

(43)

28

4.2.3 Target Strength Ikan Lape ke-3

Ikan lape ini merupakan ikan dengan ukuran terbesar ketiga dari keempat ikan lape yang dideteksi, yaitu berukuran panjang 17,20 cm. Pada hasil

pengolahan data ikan lape ketiga, ikan ini memiliki nilai TS rata-rata sebesar -57,27 dB. Terdapat perbedaan antara nilai TS ikan lape lape ketiga ini dengan nilai TS ikan pertama dan kedua yaitu masing-masing sebesar 1,08 dB dan 1,05 dB. Adanya perbedaan nilai TS dari ketiga ikan ini disebabkan karena perbedaan ukuran panjang dari ketiga ikan lape ini, dimana ikan lape ketiga lebih besar 1,2 cm dari ukuran panjang ikan lape pertama dan ikan lape ketiga lebih besar 0,7 cm dari ukuran panjang ikan lape kedua. Pada spesies yang sama, semakin besar ukuran ikan, maka nilai TS ikan juga akan semakin besar.

Grafik di bawah (Gambar 12) merupakan tampilan grafik yang

menjelaskan tentang sebaran nilai TS yang diperoleh dari hasil pengolahan data ikan lape ke-3 (Lampiran 3). Pada grafik di bawah dapat dilihat bahwa sumbu x merupakan jumlah TS (n) dan sumbu y merupakan nilai TS. Jumlah TS yang berada pada data echogram ikan lape ini yaitu 2173 data. Sebaran nilai TS digambarkan oleh titik-titik yang berwarna hijau. Berikut ini merupakan grafik sebaran nilai TS ikan lape ketiga yang ditampilkan dalam bentuk scatter (Gambar 12)

(44)

29

Gambar 12. Grafik sebaran TS ikan lape ke-3

Pada grafik di atas, sebaran nilai TS tersebar lebih banyak pada range -60,00 sampai -55,00 dB yaitu sebanyak 1979 data nilai TS. Jumlah data nilai TS pada range ini jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah data nilai TS yang berada pada range -55,00 sampai -52,00 dB, yaitu hanya 169 data. Pada hasil pengolahan data ikan ini juga diperoleh nilai TS ratarata berada pada range -60,00 sampai -55,00 dB, yaitu -57.27 dB.

Pada grafik scatter ikan lape yang ketiga ini juga terlihat bahwa ada

beberapa data TS yang berada pada range -52,00 sampai -50,00 dB, yaitu sebanyak 25 data nilai TS. Hal ini diduga terjadi akibat dari adanya pengaruh tilt

angle atau pengaruh tingkah laku ikan pada saat pendeteksian ikan ketiga ini.

Kedalaman ikan juga menjadi salah satu yang mempengaruhi nilai TS. Menurut MacLennan dan Simmonds (2005), salah satu faktor yang mempengaruhi nilai TS ikan yaitu tingkah laku ikan (orientasi ikan terhadap transduser), sehingga selain

(45)

30

dari panjang ikan, tingkah laku ikan juga dapat mempengaruhi nilai TS dari ikan yang dideteksi.

4.2.4 Target Strength Ikan Lape ke-4

Ikan lape ini merupakan ikan dengan ukuran panjang yang paling besar dari keempat ikan lape yang diteliti, yaitu 18,50 cm. Pada hasil pengolahan data yang telah dilakukan, ikan lape ini memiliki nilai TS rata-rata sebesar - 57,23 dB. Nilai TS rata-rata ikan lape ini paling besar dari pada nilai TS ikan lape lainnya. Selisih nilai TS rata-rata ikan keempat dengan ketiga ikan lainnya dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2. Selisih nilai TS ikan keempat dengan ketiga ikan lainnya Perbedaan Nilai

Target Strength

Perbedaan Ukuran Panjang Ikan

Keterangan

1,12 dB 2,50 cm Antara ikan ke-1 dengan ikan ke-4 1,10 dB 2,00 cm Antara ikan ke-2 dengan ikan ke-4 0,04 dB 1,30 cm Antara ikan ke-3 dengan ikan ke-4

Pada tabel di atas terdapat hubungan linear yang positif antara selisih ukuran panjang ikan dengan perubahan nilai TS ikan. Semakin besar selisih ukuran panjang ikan, selisih dari nilai TS nya juga akan semakin besar. Hal ini juga dikemukakan oleh foote (1987) dan Junaidi (2000), yaitu nilai rata-rata TS ikan akan berhubungan linear dengan ukuran panjang tubuh ikan tersebut, sehingga semakin besar selisih ukuran tubuh ikan, maka selisih nilai TS rata-rata ikan juga akan semakin besar. Hal ini berlaku pada ikan dengan spesies yang sama.

(46)

31

Grafik di bawah (Gambar 13) merupakan grafik sebaran nilai TS yang diperoleh dari hasil pengolahan data ikan lape keempat (Lampiran 4). Pada grafik di bawah dapat dilihat bahwa sumbu x merupakan jumlah TS (n) dan sumbu y merupakan nilai TS. Jumlah TS yang berada pada data echogram ikan lape keempat yaitu sebanyak 1356 data. Sebaran nilai TS ikan digambarkan oleh titik-titik yang berwarna ungu. Berikut ini merupakan grafik sebaran nilai TS ikan lape keempat yang ditampilkan dalam bentuk scatter (Gambar 13)

Gambar 13. Grafik sebaran TS ikan lape ke-4

Grafik pada Gambar 13 menunjukkan nilai TS lebih banyak berada pada range -60,00 sampai -55,00 dB yaitu sebanyak 1253 data sedangkan nilai TS pada range -55,00 sampai-51,00 dB, hanya terdapat 103 data TS. Nilai rata-rata TS ikan lape ini juga berada pada range -60,00 sampai -55,00 dB yaitu - 57,23 dB. Ada juga beberapa nilai TS yang berada pada range -52,00 sampai -51,00 dB. Hal ini diduga disebabkan karena nilai TS tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor

(47)

32

saja, misalnya ukuran panjang ikan saja, melainkan oleh beberapa faktor, misalnya orientasi ikan terhadap transduser.

4.3 Hubungan Target Strength (TS) Terhadap Ukuran Panjang Ikan Telah banyak penelitian yang menjelaskan tentang hubungan nilai TS terhadap ukuran panjang ikan. Ukuran panjang ikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap nilai TS ikan.

Sebagaimana telah dipaparkan di atas, berdasarkan hasil pengolahan data terhadap empat ikan demersal dengan spesies yang sama namun berbeda ukuran, terdapat hubungan linear positif antara nilai TS dengan ukuran panjang ikan. Pada Tabel 1 yang telah dipaparkan di atas, semakin besar ukuran panjang ikan lape, maka nilai TS nya juga akan semakin besar. Ikan lape dengan panjang 16,00 cm memiliki nilai TS sebesar -58,35 dB sedangkan ikan lape ke-2 yang memiliki panjang 16,50 cm memiliki nilai TS yang lebih tinggi dari pada ikan lape yang pertama yaitu -58,32 dB. Begitu juga dengan ikan lape ketiga dan keempat yang masing-masing memiliki nilai TS sebesar -57,27 dB dan -57,23 dB, dimana ikan lape ke-4 lebih besar ukurannya daripada ikan lape lainnya. Hal ini dikuatkan oleh Johannesson dan Mitson (1983) yang menyatakan adanya hubungan antara ukuran panjang ikan dengan nilai TS. Namun demikian, hubungan tersebut sangat

bervariasi tergantung dari spesies ikan tersebut. Pada umumnya, untuk spesies yang sama, bila semakin besar ukuran ikan maka semakin besar pula nilai TS yang dimiliki ikan tersebut.

Grafik di bawah (Gambar 14) merupakan grafik hubungan linear antara nilai TS terhadap ukuran panjang ikan. Sumbu x merupakan panjang ikan dalam

(48)

33

cm dan sumbu y merupakan nilai dari TS dalam satuan dB. Keempat titik yang berada di dalam grafik merupakan nilai rata-rata TS dari setiap ikan lape. Terlihat bahwa nilai TS rata-rata ikan berhubungan linear positif terhadap ukuran panjang ikan. Ini dibuktikan dengan tingginya nilai koefisien korelasi (r) yaitu 0.87 dengan persamaan y = 0,50x – 66,33. Berikut ini merupakan grafik hubungan linear nilai TS terhadap panjang ikan (Gambar 14)

Gambar 14. Grafik hubungan TS terhadap panjang ikan

Koefisien korelasi merupakan suatu ukuran hubungan antara dua variabel dengan skala -1 sampai +1. Semakin mendekati nilai +1 koefisien korelasinya (r), maka kedua variabel akan memiliki hubungan linear yang semakin positif. Begitu juga sebaliknya, semakin nilai r mendekati -1, maka kedua variabel akan memiliki hubungan linear yang semakin negatif. Jika nilai r nya adalah 0, maka kedua variabel tidak memiliki hubungan yang linear. Pemaparan di atas menunjukkan bahwa hubungan antara nilai TS dengan ukuran panjang ikan adalah hubungan linear positif.

(49)

34

Selain daripada koefisien korelasi (r), dalam analisis korelasi linear, terdapat juga koefisien determinasi atau dilambangkan dengan r2. Koefisien determinasi (r2) menyatakan proporsi dari variasi variabel dependen, bahwa variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar nilai koefisien determinasi tersebut. Jadi dengan kata lain, r2 menjelaskan tentang seberapa besar pengaruh faktor independen dalam mempengaruhi faktor dependen. Dalam penelitian ini, faktor dependen adalah nilai TS dan faktor independen adalah ukuran panjang ikan. Koefisien determinasi diperoleh dari koefisien korelasi dipangkat 2, sehingga koefisien determinasinya pada penelitian kali ini adalah 0, 7541 atau 75,41%. Hal ini menyatakan bahwa variasi nilai TS dapat dijelaskan atau ditafsirkan oleh ukuran panjang ikan sebesar 75,41 % dan 24,59 % lainnya tidak dapat dijelaskan oleh ukuran panjang ikan, namun dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya seperti tingkah laku ikan serta jarak dan posisi ikan terhadap transduser.

(50)

35

5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diajukan beberapa kesimpulan yaitu nilai TS rata-rata dari ikan lape menunjukkan adanya hubungan linear positif yang kuat terhadap ukuran panjang ikan dengan koefisien korelasinya mencapai 0,87. Semakin besar ukuran panjang ikan, semakin besar nilai TS ikan tersebut. Nilai rata-rata TS dari ikan lape berdasarkan hasil pengolahan keempat data ikan lape yaitu sebesar -57,76 dB.

5.2 Saran

Diharapkan untuk penelitian selanjutnya adanya penambahan jumlah dan jenis ikan yang berbeda untuk dideteksi dan dengan ukuran yang lebih bervariasi agar terlihat perubahan nilai TS pada masing-masing ikan secara signifikan.

(51)

36

DAFTAR PUSTAKA

Arnaya, I. N. 1991. Dasar-dasar Akustik. Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2005. Provinsi DKI Jakarta. http://bps.jakarta.go.id/. [4 Maret 2011].

Budiman. 2006. Analisis Sebaran Ikan Demersal Sebagai Basis Pengelolaan Sumberdaya Pesisir di Kabupaten Kendal. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.

Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta. 2003. Analisa CPUE (Catch Per Unit Effort). Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta. Jakarta.

FishBase. Scarus ghobban.

http://fishbase.org/Summary/speciesSummary.php?ID=5548&genusname =Scarus&speciesname=ghobban&AT=s+ghobban&lang=Bahasa. [28 Februari 2011].

Foote, K.G. 1980. Important of The Swimbladder in Acoustic Scattering by Fish : a Comparison of Ganoid and Mackerel Target Strength. J. Acoust. Soc.

Am. 67 (6) : 2084-2089.

Foote, K.G. 1987. Fish Target Strength For Use in Echo Integrator Surveys. J. Acoustic Soeof America (JASA). Bergen.

Johannesson, K. dan R.B. Mitson. 1983. Fisheries Acoustic. A Practical Manual for Acoustic Biomass Estimation. FAO Fisheries Tech. Paper 240. Rome. Junaidi, M. 2000. Hubungan Empiris Target Strength dengan Ukuran Panjang dan

Bobot pada Beberapa Jenis Ikan Pelagis Tropis. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Knudsena F.R., J.E. Fosseidengen, F. Oppedal, Karlsen, E. Ona. 2004. Hydroacoustic Monitoring of Fish in Sea Cages: Target Strength (TS) Measurement on Atlantic Salmon (Salmo salar). Fisheries Research 69 (2004) : 205- 209.

Maclennan, D.N dan E.J. Simmonds. 2005. Fisheries Acoustic. Theory and Practice 2nd ed. Blackwell Science. Oxford.

Pujiyati S., Suwarso, B. Pasaribu, I. Jaya, D. Manurung . 2007. Pendekatan Metode Hidroakustik Untuk Eksplorasi Sumberdaya Ikan Demersal di Perairan Utara Jawa Tengah. Ichthyos. 7 (1):15-20.

(52)

37

Rasdani, M., 2004. Jenis dan Macam Alat Penangkap Ikan yang sesuai untuk Jalur- jalur Penangkapan Ikan. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang.

Rhido, M.H. 1999. Distribusi, Biomassa, dan Struktur Komunitas Sumberdaya Ikan Demersal di Perairan Pantai Barat Sumatra. Tesis. Program Pascasarjana. IPB. Bogor.

SIMRAD. 1993. http://www.simrad.com . [16 Februari 2011]

Sweierzowski A. and L. Doroszczyk. 2003. Seasonal Differences in situ

Measurement of the Target Strength of Vandace (Coregonus albuta L.) in lake pluszne. www.ksem.eti.pg.gda.pl/pta/referaty7/swierzowski.pdf. [11 Februari 2011]

[Terangi] Terumbu Karang Indonesia. 2007. Laporan Pengamatan Terumbu Karang Kepulauan Seribu (2003-2005). Terumbu Karang Indonesia. Jakarta.

Urick, R.J. 1983. Principle Of Underwater Sound. Peninsula Publishing. New York.

Widodo, S. Salim, Tapsirin dan Soewito. 1999. Sumberdaya Perikanan Demersal di Perairan Arafura dan Sekitarnya. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang.

Zipcodezoo. Scarus ghobban.

(53)

                           

LAMPIRAN

(54)

Lampiran 1.

Nilai-nilai TS ikan lape ke-1

TS TS TS TS TS TS TS -56.9034 -56.0932 -58.8213 -58.5261 -57.3397 -57.7982 -58.398 -59.8631 -57.2209 -58.0805 -57.3855 -59.6867 -56.7858 -59.3034 -59.5033 -59.7502 -57.7982 -59.9031 -59.9974 -57.8335 -59.9266 -56.6094 -56.4683 -57.9511 -59.5256 -59.6797 -59.5962 -59.9254 -59.4791 -59.5727 -57.9511 -59.996 -59.2551 -57.2809 -56.6094 -58.7155 -59.5139 -59.9137 Lampiran 2.

Nilai-nilai TS Ikan Lape ke-2

TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS -59.4563 -59.3622 -58.3862 -59.9847 -59.4203 -59.4321 -59.1505 -59.9607 -59.8201 -59.2446 -59.4798 -59.5962 -59.0917 -59.973 -59.9494 -56.7387 -59.9266 -59.1498 -59.3733 -58.7736 -59.5503 -59.5033 -59.7373 -57.81 -59.9259 -56.1873 -59.6091 -59.996 -59.9842 -58.2562 -59.809 -59.5386 -58.5508 -59.9259 -59.3968 -59.6908 -59.3968 -59.6555 -59.6785 -59.6797 -59.374 -59.4668 -58.8918 -59.1976 -59.973 -59.5856 -59.6672 -59.5503 -59.9854 -56.0344 -59.9737 -59.0553 -59.8078 -59.8678 -59.6084 -59.8326 -59.7848 -59.3269 -59.6667 -56.5506 -59.9384 -59.1623 -59.7032 -59.8083 -59.9142 -59.4916 -59.6908 -59.996 -59.1498 -56.8093 -59.762 -59.715 -59.9725 -56.9151 -58.5861 -59.7966 -58.1863 -59.9725 -58.5149 -59.9259 -59.715 -59.6444 -58.833 -59.7378 -56.9269 -59.4092 -59.9489 -59.996 -58.9977 -58.362 -59.8796 -58.8683 -59.3857 -59.6437 -59.5496 -59.7726 -59.9142 -59.4316 -59.8902 -59.9847 -59.8796 -59.1035 -58.7272 -59.9142 -58.3737 -59.4798 -56.8211 -59.8314 -59.9142 -59.3615 -59.8208 -59.9137 -59.762 -57.5866 -59.8796 -59.6797 -59.8554 -59.8561 -59.996 -59.8208 -59.9502 -59.033 -59.9607 -59.0212 -57.7035 -58.6442 -59.9019 -59.4092 -58.8683 -58.7618 -59.9972 -59.127 -58.4568 -59.8789 -56.3049 -59.5621 -59.385 -59.4085 -59.4916 -59.7738 -59.9384 -59.421 -59.127 -59.7613 -56.9516 -58.8676 -59.7385 -59.7973 -59.0917 -56.6694 -59.2211 -59.9489 -59.0565 -59.9965 -56.9046 -59.9254 -59.7973 -59.5026 -59.7613 -58.0099 -59.127 -58.833 -59.1035 -58.0805 -56.9974 -59.7966 -56.9399 -59.7738 -59.8678 -59.6202 -58.6331 -59.1023 -59.2799 -58.7978 -59.7502 -59.9372 -59.1623 -59.7848 -59.5739 -58.5854 -59.8326 -59.2916 -59.5151 -57.9158 -59.5026 -59.5967 -59.4798 -59.9254 -59.9502 -59.8789 -58.9506 -59.8443 -59.7032 -59.9965 -59.762 -59.9612 -58.7155 -59.468 -59.8666 -59.9019 -59.5621 -58.9259 -59.9612 -59.6084 -59.5496 -56.7517 -58.8911 -53.8343 -56.4695 -59.6197 -59.5974 -58.8671 -58.739 -59.3145 -59.973 -55.7052 -59.996 -56.9744 -56.6812 -58.9499 -59.7502 -58.6567 -59.0447 -59.4438 -58.5149 -58.5744 -59.1376 -56.5981 -56.6212 -59.7495 -58.9977 -58.5744 -59.9619 -59.2792 -59.5621 -59.0558 -59.4668 -56.5636 -59.7855 -56.6447 -58.6331 -59.3022 -59.7973 -59.7143 -59.0094 -58.2326 -59.9259 -59.3615 -59.2909 -56.9034 -58.9859 -58.9024 -59.0212 -59.3262 -59.3027 -59.4668 -59.655 -59.2322 -59.1741 -59.9502 -58.9036 -58.5026 -59.8666 -59.044 -59.7378 -59.8902 -59.6785 -59.6091 -59.7025 -59.2204 -59.0917 -58.8436 -59.7025 -56.9622 -59.5268 -59.702 -59.9842 -58.6677 -59.9607 -59.6202 -59.4916 -59.468 -59.973 -56.9386 -59.8326 -59.8796 -56.8093 -59.181 -59.762 -59.9254

(55)

-59.4916 -58.7272 -58.9154 -59.8083 -59.9372 -59.5379 -56.834 -58.3509 -59.8678 -59.4445 -58.9859 -58.8566 -59.2329 -56.8563 -59.7138 -59.7738 -59.5856 -59.0675 -58.7743 -56.9504 -59.2211 -58.9977 -58.3509 -56.8563 -59.996 -57.5271 -58.833 -59.0675 -59.9607 -56.9399 -58.8918 -58.7037 -59.2329 -59.7143 -59.9607 -58.7978 -58.8206 -58.5626 -59.7843 -59.8678 -59.3622 -59.8666 -59.8083 -59.9494 -59.8443 -58.9029 -59.6444 -59.9965 -59.6902 -59.7843 -59.1141 -58.2439 -58.3157 -59.8436 -59.468 -56.0579 -59.5026 -59.2681 -59.8902 -58.8794 -56.834 -58.2444 -59.1851 -59.9489 -56.7164 -57.9622 -59.9965 -56.7863 -56.8928 -56.9634 -56.9046 -59.3574 -57.8799 -58.5861 -56.3872 -56.8693 -59.6632 -59.0793 -58.8911 -56.8575 -59.044 -59.9219 -58.0092 -59.9965 -56.5048 -56.9974 -59.0282 -59.7925 -59.7925 -58.9029 -59.8902 -56.9634 -59.7808 -59.9254 -56.7392 -56.8575 -56.9504 -59.9494 -56.3637 -59.4162 -59.8907 -57.6682 -59.2046 -59.3504 -56.3159 -57.433 -55.9168 -59.9612 -56.7392 -56.9634 -59.8907 -58.7618 -59.4515 -59.3504 -56.5981 -59.7025 -56.2226 -53.9989 -56.7275 -56.9634 -59.8983 -59.8907 -53.9989 -57.9041 -59.0675 -59.9019 -56.3754 -56.5041 -56.5518 -56.8105 -57.2456 -59.9336 -56.3049 -56.8916 -58.6324 -59.9019 -58.5031 -56.6099 -59.7495 -56.3401 -59.9965 -53.9754 -56.6217 -59.8431 -59.4321 -59.8436 -59.9612 -56.9046 -59.8201 -56.8451 -59.9972 -56.8686 -59.7455 -58.5149 -59.338 -58.3855 -59.1028 -56.5636 -58.362 -59.8907 -59.9142 -56.9274 -59.3222 -59.3497 -59.9612 -59.044 -59.6437 -56.8211 -59.9019 -59.1734 -57.0339 -56.5871 -58.7107 -59.6432 -58.793 -59.5026 -59.9219 -59.6437 -59.9024 -59.9336 -56.9509 -58.6324 -57.2919 -59.9019 -58.8048 -59.9689 -56.9039 -59.9924 -59.8278 -56.6812 -57.9504 -59.726 -59.8671 -59.7973 -59.9336 -59.9807 -56.5165 -58.9852 -58.9147 -56.8928 -57.3625 -58.9147 -59.9142 -57.6572 -53.9283 -53.8696 -56.9751 -59.8083 -58.6207 -56.8681 -57.3742 -59.9454 -59.7731 -58.8448 -53.8696 -53.6814 -56.8458 -59.6396 -58.7265 -56.8811 -57.6447 -59.996 -59.9149 -59.9725 -56.8105 -56.9751 -57.9739 -56.8105 -56.9046 -58.8323 -59.6396 -59.996 -59.9965 -59.3615 -56.4923 -56.7987 -58.6089 -56.5518 -56.6106 -59.9219 -59.8983 -59.9965 -59.9965 -57.9699 -56.7863 -56.787 -58.0915 -56.8811 -56.9986 -59.6672 -57.1868 -59.9965 -59.9965 -59.2557 -59.7966 -56.8811 -56.0932 -58.2914 -56.9509 -56.8458 -53.9283 -59.9965 -59.5139 -59.9847 -58.9264 -56.6576 -59.0322 -58.6795 -59.5967 -55.7169 -56.6334 -59.9965 -59.9842 -58.2091 -58.9735 -59.7378 -57.0562 -56.5753 -59.2909 -56.9046 -56.8458 -59.8983 -59.5962 -59.3615 -59.5809 -56.7635 -56.7164 -56.9979 -59.8278 -56.6224 -59.4908 -59.1693 -57.9276 -59.2557 -59.7102 -56.2578 -56.9634 -59.2557 -59.8395 -59.3145 -58.656 -59.8513 -59.6902 -59.1146 -56.8575 -59.2557 -56.152 -58.9264 -57.2096 -59.6084 -58.8441 -56.834 -56.7635 -53.8813 -59.6867 -56.6099 -56.6812 -58.7148 -59.8549 -58.8801 -58.8794 -56.8098 -56.4107 -56.9034 -56.787 -59.1969 -58.4443 -56.5871 -59.7255 -58.8911 -59.8549 -59.1381 -56.6459 -59.9689 -56.7987 -59.475 -59.2792 -59.2439 -59.8549 -59.6444 -58.4332 -59.4798 -56.5871 -59.9101 -56.8446 -59.2516 -56.834 -59.2439 -59.8196 -59.3963 -59.2322 -59.3497 -56.9516 -59.8907 -59.6672 -58.2209 -56.6812 -58.5343 -59.6902 -59.8078 -59.9384 -56.199 -59.9142 -59.9847 -56.787 -58.9811 -56.6569 -56.9869 -59.6562 -59.996 -57.7152 -59.9502 -56.6341 -57.0332 -56.7164 -59.9965 -56.4218 -56.8811 -59.9854 -59.5491 -56.6452 -59.9725 -56.9399 -56.7517 -59.3733 -56.493 -58.2091 -56.9627 -59.715 -59.5727 -59.9149 -59.3968 -56.4695 -56.9634 -56.6224 -56.3754 -59.4438 -59.4162 -59.7267 -59.4203 -59.7966 -58.3509 -56.9986 -56.9281 -59.5379 -59.6555 -58.9382 -56.9046 -59.5033 -59.7848 -59.7966 -58.0327 -59.5261 -56.4107 -59.7572 -56.8458 -59.0205 -59.9377 -59.5033 -56.9399 -59.033 -59.7843 -58.9735 -59.973 -58.8441 -56.6929 -59.9219 -57.5977 -56.9974 -56.9634 -59.9494 -56.6694 -59.6984 -56.9627 -59.8789 -56.5636 -59.6044 -59.749 -58.7037 -56.8686 -59.9266 -56.9269 -59.6396 -56.9509 -59.3927 -56.8563 -59.6044 -59.4085 -58.6912 -56.6099 -58.9624 -58.656 -53.8578 -56.457 -59.3497 -59.9377 -56.6459 -56.5393 -59.5974 -56.0932 -59.8902 -59.4916 -56.6576 -53.9871 -59.8907 -56.1167 -56.8811 -56.834 -59.6632 -59.973 -58.8918 -58.9382 -56.7399 -56.6459 -59.7102 -56.9046 -56.6576 -56.5981 -59.7143 -59.4445 -59.0087 -56.6569 -56.8216 -56.48 -53.9636 -58.6089 -56.6341 -56.5629 -59.1263 -59.722 -59.0087 -56.4107 -56.8105 -59.134 -56.2461 -57.2919 -59.8201 -56.9039 -59.7613 -59.044

(56)

-59.6084 -56.8333 -56.787 -59.3104 -56.5871 -53.117 -59.6396 -59.8278 -59.7143 -58.1738 -59.3222 -56.6812 -56.9979 -53.518 -59.679 -58.1621 -59.9024 -59.0282 -56.7628 -59.9689 -58.2091 -59.9489 -56.9509 -59.385 -59.7267 -58.9977 -56.9744 -53.4122 -59.1028 -58.8323 -59.7373 -59.9137 -57.8211 -53.8472 -59.9149 -56.1873 -56.6224 -54.0224 -58.0092 -57.068 -59.5021 -59.6079 -59.9494 -53.6344 -59.5021 -57.9504 -59.7025 -53.812 -53.9401 -56.5976 -59.0675 -58.7971 -56.6329 -53.9883 -59.6785 -59.7495 -59.338 -55.822 -56.446 -58.656 -59.9502 -59.6672 -56.8811 -56.2101 -59.6679 -59.0322 -57.1861 -56.798 -56.9039 -56.7047 -56.4225 -56.9269 -56.9386 -56.8804 -58.7155 -59.7385 -59.3497 -56.4218 -59.2204 -59.6908 -56.5746 -59.0558 -55.8463 -56.5158 -59.9254 -59.7731 -59.6867 -56.798 -58.1856 -59.9807 -59.9619 -59.0558 -56.4342 -56.6099 -59.8784 -59.9489 -53.9283 -56.787 -58.8323 -58.2797 -58.2444 -59.9842 -56.3872 -59.5614 -59.0917 -59.7843 -54.4234 -56.8333 -58.8518 -53.9754 -59.4328 -59.7143 -56.6917 -59.2163 -59.7855 -59.7843 -56.6099 -56.6929 -56.8693 -53.9283 -58.8794 -59.6915 -59.7966 -57.7465 -59.5144 -59.7843 -56.7628 -56.9274 -56.6929 -56.3989 -58.8911 -59.2204 -59.338 -59.726 -59.9842 -58.8566 -56.5746 -59.5144 -56.834 -56.7275 -58.0922 -59.8678 -56.8811 -59.1498 -59.7143 -59.9259 -59.0047 -59.9965 -56.4225 -56.5393 -59.2046 -59.9142 -56.3865 -59.2516 -59.715 -59.3615 -59.6396 -59.8513 -59.9336 -56.8098 -58.9029 -59.9259 -56.3519 -59.0047 -59.5144 -56.8105 -59.8631 -56.9986 -59.9101 -59.7966 -56.7164 -56.0227 -59.9494 -59.6672 -56.105 -59.5026 -59.6202 -56.7282 -59.2086 -59.7143 \ Lampiran 3.

Nilai-nilai TS Ikan Lape ke-3

TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS TS -59.4387 -59.7966 -59.477 -59.3375 -56.6452 -58.4908 -58.9713 -56.2101 -53.9296 -55.7992 -59.7827 -59.9972 -59.7973 -59.4786 -59.3492 -56.9274 -58.492 -58.7848 -59.4064 -53.9883 -57.6447 -59.7827 -58.3686 -59.7973 -59.4786 -59.3497 -56.5753 -58.501 -59.6416 -58.5967 -53.6702 -58.5144 -59.7827 -59.862 -59.7973 -59.4786 -59.3504 -59.865 -58.5038 -59.5374 -58.8537 -56.4784 -59.3963 -59.7843 -59.9737 -59.7973 -59.4786 -59.3504 -59.9142 -58.5127 -57.2914 -59.1242 -56.1748 -59.9377 -59.7843 -59.7738 -59.7973 -59.4786 -59.3504 -59.08 -58.5127 -56.704 -56.6687 -56.9017 -59.9847 -59.7843 -57.1391 -59.8062 -59.4786 -59.3504 -59.7474 -58.5496 -56.3754 -56.6099 -56.5607 -56.8575 -59.7843 -56.9958 -59.8083 -59.4786 -59.3594 -58.7495 -58.5496 -56.6099 -56.5041 -56.41 -56.798 -59.7855 -56.593 -59.8083 -59.4798 -59.3594 -59.9372 -58.5508 -55.8103 -59.7357 -57.1268 -56.7752 -59.7855 -59.9842 -59.8083 -59.4887 -59.3594 -59.4903 -58.5508 -56.8686 -59.6769 -57.0311 -58.2562 -59.7855 -59.9842 -59.809 -59.4887 -59.3594 -59.7843 -58.5598 -56.798 -58.0205 -57.4678 -57.1861 -59.7945 -59.9842 -59.809 -59.4916 -59.3594 -58.8789 -58.5614 -56.798 -53.6702 -58.75 -57.2214 -59.7945 -59.9842 -59.809 -59.5005 -59.361 -58.8789 -58.5614 -56.9979 -56.4902 -58.5598 -58.1033 -59.7961 -59.9847 -59.809 -59.5005 -56.787 -59.655 -58.5626 -56.3747 -56.4805 -59.1146 -57.7618 -59.7961 -59.9847 -59.818 -59.5021 -56.6812 -59.5962 -58.5626 -59.4887 -56.3277 -59.9826 -56.8105 -59.7961 -59.9847 -59.818 -59.5021 -59.0682 -59.9607 -58.5715 -58.091 -56.8921 -57.9365 -56.6922 -59.7961 -59.9854 -59.818 -59.5021 -57.2221 -56.704 -58.5731 -59.3123 -56.5981 -59.136 -56.7635 -56.9509 -59.9854 -59.818 -59.5026 -51.0479 -56.8105 -58.5731 -59.7474 -59.4417 -58.6068 -56.7863 -56.9605 -59.9854 -59.818 -59.5033 -51.4573 -56.2813 -58.5744 -58.726 -59.9944 -53.9296 -58.9147 -59.421 -59.9854 -59.818 -59.5033 -58.786 -56.5511 -59.9965 -58.5496 -59.912 -56.7628 -57.2914 -59.4299 -59.9854 -59.8196 -59.5122 -58.786 -55.8698 -56.7275 -56.6099 -59.3947 -56.3872 -59.6197 -59.4299 -59.9854 -59.8196 -59.5122 -58.7966 -57.7618 -56.9634 -56.5276 -58.5496 -56.4218 -59.3027 -59.4299 -59.9854 -59.8297 -59.5139 -58.7966 -57.7147 -56.1513 -56.8686 -53.7995 -56.8916 -56.7275 -59.4299 -59.9854 -59.8297 -59.5139 -58.7966 -59.408 -56.5746 -56.798 -56.457 -56.2461 -56.7517 -59.4417

Gambar

Gambar 1. Split beam transducer
Gambar 2. Bentuk split beam dan full beam echosounder  Split beam system memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan  dengan metode lainnnya
Gambar 3. Ikan lape (Scarus ghobban)  Sumber : Dokumentasi
Gambar 4. Peta lokasi pengambilan data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan pada tanggal 21 Juli sampai dengan 5 Agustus 2003 di perairan Teluk Tomini ini bertujuan untuk mengetahui pola distribusi target strength ikan pelagis

posisj penanaman memiliki pengaruh yang nyata terhadap tingkat pertambahan panjang dari fragmen koral yang ditransplantasikan. Perbandingan kelompok ukuran l--aritara Keclua

Terdapat perbedaan ukuran panjang ikan Layang (Decapterus sp) hasil tangkapan di Luar Teluk dan di Dalam Teluk dengan nilai signifikan P&lt;0.05 dimana ukuran panjang