• Tidak ada hasil yang ditemukan

ORGANOGENESIS: TURUNAN ENDODERM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ORGANOGENESIS: TURUNAN ENDODERM"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ORGANOGENESIS:

TURUNAN

 

ENDODERM

Saluran pencernaan,

 

hati &

 

pankreas

Saluran pernafasan (Trakea &

 

paru

paru)

Pembentukan saluran pencernaan

• Pembentukan saluran pencernaan tergantung pelipatan embrio di wilayah cephalocaudal & lateral 

• Tabung pertama, memanjang ke seluruh panjang tubuh embrioÆmenjadi saluran/ tabung pencernaanÆforgut (usus depan), midgut (usus tengah), hindgut 

(usus belakang). Bagian anterior berbatasan dengan stomodeum; bagian posterior 

berbatasan dengan proktodeum berbatasan dengan proktodeum.

• Turunan endoderm Æhanya akan menjadilapisan epitel saluran pencernaan saja dan kelenjar pencernaan

• Tunas‐tunas tabung/ saluran pencernaan membentuk: hati, empedu dan pankreas

(2)

Tabung pencernaan

merupakan turunan dari

usus /

 

primitive

 

gut

.

 

Ketika

endoderm

 

melekuk ke arah

dalam di bagian tengah

embrio

Æ

terbentuklah

wilayah usus depan/

foregut

 

dan usus belakang/

 

hindgut

Pada bagian ekor,

 

endoderm

 

membentuk:

 

hindgut

 

(usus belakang),

 

di bagian tengah antara forgut dan

hindgut:

 

midgut (usus tengah)

Midgut

ÅÆ

kantung yolk

 

dihubungkan dengan tangkai yang

 

besar disebut:

 

duktus vitelin

Pada bagian ujung cephalic foregut

Pada bagian ujung cephalic,

 

foregut

 

berikatan secara temporer dengan

membran ectodermal

endodermal

yang

 

disebut:

 

membran

buccopharyngeal

Æ

pada minggu ke 4

 

sobek/terbuka:

 

berhubungan dengan

rongga amnion

 

dan usus primitif

Æ

rongga oral

 

Usus belakang

Usus belakang

Æ

Æ

minggu ke 7

minggu ke 7

 

membran proktodeum pecah

Æ

terbuka:

 

membran kloaka

Pada mns,

 

pd

 

tahap awal kantung yolk

 

(3)

Pada umur 28

 

hari,

 

tunas

 

dari tabung

pencernaan

membentuk

k l

j

kelenjar

pencernaan yang

 

penting yaitu:

Hati

Pankreas

Empedu

Tabung pencernaan

berdiferensiasi lebih

lanjut

Tabung pencernaan dan turunannya

Pada bagian posterior

g

p

 

dari farings,

g ,

 

tabung

g

pencernaan menyempit membentuk esofagus,

 

kemudian lambung,

 

usus halus dan usus besar.

Sel

sel endoderm

 

hanya menjadi epitel yang

 

membatasi tabung pencernaan dan kelenjar

kelenjarnya.

 

Sel

sel mesenkim mesodermal akan mengelilingi

tabung untuk menjadi otot peristalsis.

 

(4)

Spesifikasi jaringan pencernaan

Epitel endoderm

 

berespons berbeda

beda

terhadap wilayah mesenkim mesoderm

 

yang

 

spesifik

Æ

menghasilkan str kt r ang

spesifik

Æ

menghasilkan struktur yang

 

berbeda pada daerah yang

 

berbeda (akibat

Sonic

 

hedgehog

 

or

 

Shh gene

 

action):

ƒ

esophagus

ƒ

lambung

ƒ

Usus halus

ƒ

Kolon/

 

usus besar

Usus depan

• Bagian usus depan memanjang dari membran buccopharyngeal ke divertikulum respirasi yang disebut pharyngeal gut / lengkung farinks.

• Bagian yang tersisa memanjang dari divertikulum respiratoris ke kuncup hati

• Esofagus – berkembang dari usus depan antara divertikulum respiratoris dan lambung

– Dinding otot berkembang darimesoderm splanchnic (1/3bagian atas‐otot skelet, 

pertengahan 1/3‐campuran dan 1/3 bagian terbawah otot polos)   ‐memanjang karena penurunan jantung dan paru

(5)

Abnormalitas esofagus

• Atresia esofagus/tracheo‐esophageal fistula:‐disebabkan oleh abnormalitas pembentukan septum tracheo‐esophageal atau beberapa faktor mekanis

– Pada bentuk umum, ujung esofagus bagian proksimal terlepas dan bagian distal dihubungkan dengan trachea   

• Atresia esofagus mencegah pelaluan cairan amnion ke dalam usus, sehingga terjadi akumulasi cairan dalam kantung amnion  ‐polyhydramnios.

• Esophageal stenosis:‐lumen sempit

Figure is from Langman’s Embryology

Lambung

• Muncul sebagai hasil dilatasi fusiform dari usus depan

• Bentuk dan posisi berubah karena pertumbuhan diferensial dan perubahan organ 

sekelilingnya

• Lambung mengalami rotasi 90 derajat di sekitar sumbu longitudinal;

– Sisi kiri menjadi permukaan anterior dan sisi kanan menjadi permukaan posterior

– Perbatasan kiri tumbuh lebih cepat daripada sebelah kanan yang menyebabkan pembentukan greater and lesser curvatures

pembentukan greater and lesser curvatures.

• Ujung pilorus pindah ke kanan dan ujung kardiak pindah ke kiri

(6)

Lambung

• Lambung terikat pada dinding dorsal tubuh dengan menggunakan mesogastrium dorsal dan ke bagian ventral dengan menggunakan mesogastrium ventral .

• Rotasi lambung berakibat pada pembentukan rongga di belakang lambung, yang 

disebut bursa omental (lesser sac) 

• Pada mesogastrium dorsal, limpa berkembang dari mesenkim (minggu ke‐5).   – dari mesogastrium dorsal‐berkembang ligamen greater omentum, lienorenal

d l i

dan gastrosplenic. 

Figure is from Langman’s Embryology

Duodenum

• Terbentuk dari bagian akhir usus depan dan bagian kranial usus tengah

• daerah kuncup liver menandai junction antara bagian usus dengan stomach

• Pada awalnya, duodenum berupa tabung lurus, tetapi karena adanya rotasi lambung, 

duodenum  membentuk struktur C dan terdapat di sebelah kiri

• Kepala pankreas tumbuh ke arah cekungan duodenum

• Kedua pankreas dorsal &ventral bergabung & berada pada posisi retroperitoneal.

• Selama bulan kedua, lumen duodenum & pankreas menjadi bebas dari sel, tetapiSelama bulan kedua, lumen duodenum & pankreas menjadi bebas dari sel, tetapi kemudian terjadi kembali rekanalisasi.

(7)

Hati dan kantung empedu

Kuncup hati (endoderm)

 

/

 

divertikulum

hati berkembang dari bagian terminal

 

forgut (di bagian kaudal lambung)

 

selama pertengahan minggu ketiga

Divertikulum hati merupakan tabung

endoderm

 

yang

 

memanjang dari usus

depan ke mesenkim di sekitarnya

(mesoderm

 

kardiogenik).

 

Kuncup ini yang

 

berisi sel yang

 

berproliferasi ,

 

bercabang dan

membentuk epitel glandular

 

hati

Æ

tumbuh ke dalam septum

 

transversum

(mesodermal).

Figure is from Langman’s Embryology

Hati dan kantung empedu

Bagian divertikulum hati yang

 

terdekat dengan tabung pencernaan terus berfungsi

sebagai saluran pembuang/

 

drainage

 

duct

 

dari hati dan bercabang serta

menghasilkan:

 

empedu

Hubungan antara bagian divertikulum hati yang

 

aktif proliferasi dan usus depan

menyempit dan menjadi saluran empedu

Kuncup sistik tumbuh dari saluran empedu membentuk kantung empedu dan

Kuncup sistik tumbuh dari saluran empedu membentuk kantung empedu dan

duktus sistik

Hepatosit berkembang dari endoderm

Sel darah,

 

sel Kupffer dan jaringan ikat dan sel

selnya berkembang dari mesoderm

 

septum

  

transversum.

Selama minggu ke10,

 

hati membentuk 10%

 

berat badan ,

 

sedangkan saat lahir

hanya tinggal 5%

(8)

Abnormalitas hati dan kantung empedu

• Duktus hepatikus asesoris‐umum‐tidak ada masalah .

• Duplikasi kantung empedu –umum, tidak ada masalah, akan tetapi jika dilakukan operasi, penting sekali untuk mencegah luka.

• Extrahepatic biliary atresia:1/15,000 hidup saat lahir. 

‐disebabkan karena kegagalan dalam rekanalisasi duktus selama perkembangan . • Intrahepatic biliary duct atresia:Intrahepatic biliary duct atresia:duktus empedu yang berada di dalam hati tidakduktus empedu yang berada di dalam hati tidak

berkanal

Figure is from Langman’s Embryology

Perkembangan pankreas

• Berkembang dari kuncup endoderm dorsal dan ventral yang berasal dari duodenum  • Kuncup ventral berotasi ke kiri dan tinggal di bawah kuncup dorsal Æberfusi

Æmembentuk pankreas

• Duktus pankreas utama dibentuk oleh penyatuan bagian distal duktus dorsal dari kuncup dorsal dengan duktus dari kuncup ventral

• Hanya duktus bagian ventral tetap ada sampai dewasa dan yang membawa enzim ke dalam usus halus Ketika pankreas mulai rudimenÆbaik jaringan eksokrin maupun dalam usus halus. Ketika pankreas mulai rudimenÆbaik jaringan eksokrin maupun endokrin mulai dibentuk

• Duktus pankreas asesoris dibentuk dari bagian proksimal duktus kuncup dorsal  • Bulan ketiga – pulau‐pulau Langerhans berkembang dari endoderm jaringan pankreas.

• Jaringan ikat kelenjar berkembang dari mesoderm splanknik

(9)

Kelainan Pankreas

Pankreas Annular

  

bagian kuncup pankreas ventral

 

berotasi ke kiri di depan duodenum.

kemudian,

 

jaringan pankreas mengelilingi duodenum

 

.

mengganggu duodenum

 

Asesoris jaringan pankreas :

seringkali terletak dalam mukosa lambung dan divertikulum Meckel

Figure is from Langman’s Embryology

(10)

Tunas

 

respiratori

Pada hari ke 26

 

muncul suatu pembukaan di

d

Æ

i

i

Æ

l i

t k

usus depan

Æ

evaginasi

Æ

laringotrakea

Epitel berkembang dari endoderm

 

tabung

laringotrakea

Mesoderm

 

berkembang dari mesoderm

 

splanknik

splanknik

Rawan berkembang dari pial neural

Pemisahan divertikulum

Laringotrachea

Lipatan longitudinal

 

– terbentuk lipatan

t

h

f

l

tracheoesofageal

(11)

Pemisahan septum

 

tracheoesophageal

Trachea

 

dan kuncup paru – ventral

Esofagus

dorsal

Perkembangan trachea

Epitel berkembang dari endoderm

 

tabung

laringotracheal

Termasuk kelenjar

kelenjarnya

Rawan,

 

jaringan ikat dan otot dari mesoderm

 

splanknik

(12)

Kelainan trache/esofagus:

 

Tracheoesophageal fistula

90%

 

kasus

Æ

udara masuk ke abdomen

Pada saat lahir,

 

trakea bifurkasi berada pada

daerah vertebra

 

torakalis ke 4

Fase perkembangan paru

Pertumbuhan paru

Perkembangan struktur

Perkembangan anatomi

Dipengaruhi oleh faktor fisik

Pematangan paru

Perkembangan fungsi

Perkembangan fungsi

Perkembangan biokimiawi

(13)

Perioda stadium umur pascakonsepsi

karakteristik

embrionik embrionik 3-7 minggu organogenesis paru mulai, tunas paru, pembentukan segmen rudimen bronchopulmonary

Stadium perkembangan paru

Pseudoglandular 5 - 16 minggu pembagian saluran udara conducting --> lengkap, uung bronchioles, mulai diferensiasi sel aliran, rawan dan otot polos muncul

Canalicular 16 - 27 minggu percabangan pohon respirasi, pembentukan asinar, kapilarisasi, sel Clara, sel alveolar tipe I dan tipe, badan lamellar (surfactant)

Saccular 24 - 36 minggu penipisan sel epitel respirasi (tipe I dan II), pembentukan terminal saccular surfactant fetus

pembentukan terminal saccular, surfactant Postnatal Alveolar > 36 minggu terbentuknya alveoli sejati, alveolar septation,

(remodeling septa interalveolar septa, restrukturisasi dan kapiler)

Perkembangan paru pada minggu ke

4

 

sesudah konsepsi dan

diteruskan sampai dewasa

Pada umur kehamilan 30

 

minggu kehamilan

– Belum terdapat alveoli sejati

– 0.3 m2 25 L

B

– 25 mL

B

Bayi manusia memiliki :

– 50 juta alveoli

– Permukaan paru 3 m2

– Volume paru 150‐200 mL

Pada organisma dewasa

g

– 300 juta alveoli

– 75‐100 m2

(14)

Perkembangan paru

Divertikulum endoderm

 

usus depan ventral

 

terbentuk pada

minggu ke

4

 

pascakonsepsi

Î

Fase embrionik

Endoderm

 

menonjol ke dalam mesoderm

 

thoraks

(splanknik)

(splanknik)

Interaksi epitel

mesenkim berakibat pada morfogenesis

percabangan dan perkembangan paru

Æ

Membentuk 2

 

kuncup paru

Endoderm

 

membentuk epitel respirasi

Mesoderm

 

membentuk interstitium,

 

otot polos,

 

pembuluh

d

h d

darah dan rawan paru

Perkembangan paru

Kedua kuncup paru membentuk :

Kanan

Æ

menjadi 3

j

 

bronchus

 

utama

(15)

Stadium

 

embrionik

Segmen bronchopulmonari rudimen membentuk

– 10 kanan 9 ki i

– 9 kiri

Arteri dan vena

 

pulmonari terbentuk

Jantung belum berada dalam thorax

Abnormalitas paru dan ginjal umum terjadi

terutama terjadi karena percabangan umum ada morfogenesis

selama perioda ini

B

hi t

b

b

Bronchi

 

terus bercabang

Pada umur 6

 

bulan,

 

sudah ada 17

 

generasi percabangan

Setelah lahir,

 

masih ada 6

 

generasi percabangan lagi dari

bronchi

Ketika tumbuh paru

paru bagian kaudal berkembang

(16)

Pematangan paru

paru

Terdapat 4

 

tahap pematangan paru

paru:

1. Periode pseudoglandular (5

17

 

minggu)

2. Periode kanalikular (16

25

 

minggu)

3. Periode kantung terminal

 

(24

lahir)

4. Periode alveolar

 

(periode akhir fetus

 

– kanak

kanak)

Stadium

 

Pseudoglandular

Terjadi pada minggu ke

7

 

dan 16

 

masa perkembangan embrio

Fetus

 

lahir prematur berumur sebelum 17

 

minggu

Æ

tidak akan

survive

Proliferasi yang

 

cepat dari saluran conducting

– Bronchiol terminal

– Generasi 12‐23

Penampakan histologis

– Struktur tubulus

– Sel epitel silindris

– Sel mesenkim

Untuk terjadinya percabangan,

 

diperlukan

mesoderm

 

bronchial

Kecepatan dan pemanjangan percabangan :

Kecepatan dan pemanjangan percabangan :

 

proporsional terhadap jumlah mesenkim

Sesudah 16

 

minggu,

 

pertumbuhan lebih jauh

(17)

Stadium

 

Pseudoglandular

Diferensiasi sel epitel pada saluran udara proksimal

Sel

sel bersilia muncul (13

 

minggu)

Serous rudimen dan sel goblet mulai muncul (16 minggu)

Serous

 

rudimen dan sel goblet

 

mulai muncul (16

 

minggu)

Terdapat transisi dari sel epitel bronchial

 

(sel bersilia dan

silindris)

 

menjadi sel alveolar

 

tipe II

 

Mesenkim diperlukan untuk terjadinya diferensiasi

Diferensiasi mesenkim memerlukan epitel paru

Otot polos mulai muncul di sekitar saluran dan pembuluh

darah besar

Rawan muncul di sekitar saluran yang

 

lebih besar

Stadium

 

Canalicular

• Perioda 16‐25 minggu

• segmen kranial lebih cepat matang daripada bagian kaudal

• Lumen bronchi dan bronkiolus lebih besar

• Jaringan menjadi lebih banyak memiliki pembuluh darah

• Bronchiolus respirasi dan saluran alveolar berkembang

• Bronchiolus respirasi dan saluran alveolar berkembang

• Beberapa kantung terminal berkembang

• Respirasi fetus sudah dapat dilakukan pada akhir stadium ini

• Kapiler terbentuk dekat saluran udara

– Penampakan histologis channel  vascular 

– Pada akhir stadium,   barier udara‐darah dapat mendukung pertukaran gas 

• Unit Acinar membentuk

– acinus diasosiasikan dengan bronchiole terminal tunggal

– Berdiferensiasi menjadi 3 bagian bronchiolus respiratori : saluran alveolar, kantung alveolar, alveoli

• Diferensiasi sel epitel

– Sel Clara, sel alveolar tipe I dan II (kuboid)

(18)

Perioda kantung terminal

 

(umur 24

 

minggu sampai lahir)

Banyak kantung terminal

 

berkembang

Epitel menjadi lebih tipis

Epitel menjadi lebih tipis

Kapiler berdekatan dengan alveoli

Sel alveolar

 

tipe I

 

berkembang

Jejaring Kapiler berkembang dengan

cepat

Perioda kantung Terminal

 

Æ

minggu ke 26

 

Surfaktan terbentuk dalam badan lamelar dari

sel tipe 2

  

Stabilitasi paru pada saat lahir berkorelasi

dengan jumlah badan lamellar.

(19)

Saccula Primitif

Pada saat lahir,

 

terdapat sekitar 20

 

x

 

10

6

l

saccula

Stadium

 

Saccular

saccula Terminal

 

terbentuk sebagai ruang udara perifer

Brochiolus terminal

Brochiolus terminal

 

Æ

Æ

3

3 4

4 bronchiolus respirasi

 

bronchiolus respirasi

Æ

Æ

duktus aveolar

duktus aveolar

terminal

 

Æ

sacculus alveolar

Penipisan interstitium

Pemipihan epitel respiratori

Mulai terbentuk septasi saccular

Pembentukan surfaktan

From: The Developing Human, Clinically Oriented Embryology, 4thed,  Keith L. Moore, Philadelphia, 1988

(20)

Stadium

 

alveolar

  

Dimulai sebelum lahir (minggu ~35

 

ke 36)

Diteruskan sampai ca.

 

postnatal

 

bulan ke

18

Septa

 

primer

 

sacculus

Æ

menjadi septa

 

sekunder yang

 

membentuk alveoli

Septa

 

inisial yang

 

masih belum matang dengan kapiler bilayer

Septa

 

yang

 

sudah matang di

remodelisasi menjadi satu lapisan

kapiler (glucocorticoid)

Meneruskan diferensiasi sel

Volume

 

total

 

paru terus bertambah

Jaringan ikat berubah

Collagen

Collagen

elastin

From: The Developing Human, Clinically Oriented  Embryology, 4thed, Keith L. Moore, Philadelphia,  1988

Stadium

 

postnatal

Konfigurasi “dewasa”

 

tercapai pada umur 5

 

i

l hi

(21)

Karakteristik alveolus

 

matang

Terhubung ke duktus alveolar

Dibatasi oleh sel tipe 1,

 

yang

 

kontak dengan

kapiler

Setiap kapiler didedahkan terhadap 2

 

alveoli

 

Mengandung surfaktan

Memiliki interkoneksi dengan alveoli

 

di

sebelahnya melalu pori Kohn.

Paru saat lahir

Pada saat lahir,

 

paru berisi cairan

Cairan digantikan oleh udara

Cairan digantikan oleh udara

Cairan dibersihka melalui

Mulut dan hidung

Kapiler pulmonari

Arteri, vena dan pembuluh limf

P d

t l hi

t

b h

t

t

t j di

Pada saat lahir,

 

pertumbuhan terutama terjadi

dalam penambahan bronchiolus respiratori dan

alveoli

 

dan bukan penambahan ukuran alveoli

(22)

Abnomalistas paru

Sindrom respiratory

 

distress

 

(RDS)

50%

 

karena defisiensi surfaktan

Glukokortikoid stimulasi produksi surfaktan

Secara rutin digunakan untuk mencegah rds

Hypoplasia paru

Congenital diaphagmatic hernia

Congenital

 

diaphagmatic hernia

Berat paru kecil,

 

paru terlalu kecil untuk

mempertahankan hidup

Gambar

Diagram pembentukan saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan (hati & pankreas)
Figure is from Langman’s Embryology
Figure is from Langman’s Embryology
Figure is from Langman’s Embryology
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kegagalan hati akut Istilah ini digunakan untuk menggambarkan perkembangan Kegagalan hati akut Istilah ini digunakan untuk menggambarkan perkembangan

• Analisis deduktif : suatu kejadian disebabkan oleh kejadian sebelumnya ⇒ kejadian lebih lanjut, kegagalan komponen atau kegagalan operator (manusia)7. • Kegagalan dianalisis

Menurut pendapat Sulistyawati (2009), selama kehamilan horman estrogen dan progesterone menginduksi perkembangan alveoli dan duktus laktiferus didalam payudara,

Menurut pendapat Sulistyawati (2011), selama kehamilan horman estrogen dan progesterone menginduksi perkembangan alveoli dan duktus laktiferus didalam payudara,

telah terjadi peradangan pankreas (pankreatitis) yang disebabkan oleh penyumbatan batu empedu pada saluran pankreas (duktus

Gambar 2.10 a) perkembangan organ genetalia yang indiferen, b) perkembangan organ genetalia laki-laki.. dekat dengan duktus Wolff sehingga terhubung oleh suatu membran

MUCOCELE  merupakan pembengkakan yang disebabkan oleh akumulasi saliva pada sisi yang terkena trauma maupun daerah yang mengalami penyumbatan pada duktus glandula saliva

Bila tidak didapati fruktosa dalam sperma, hal ini dapat disebabkan karena:  Azospermia yang disebabkan oleh agenesis vas deferens  Kedua duktus ejakulatorius tersumbat  Kelainan