• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Skripsi Manajemen Mutu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Skripsi Manajemen Mutu"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan penerapan Total Quality Management terhadap

Hubungan penerapan Total Quality Management terhadap

peningkatan Mutu pendidikan

peningkatan Mutu pendidikan

A. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Masalah

Sejak awal peradaban, produktivitas yang merupakan kenyataan hidup telah ada.

Sejak awal peradaban, produktivitas yang merupakan kenyataan hidup telah ada. Hal itu munculHal itu muncul sebagai proses pemikiran ekonomi pada akhir abad ke-15

sebagai proses pemikiran ekonomi pada akhir abad ke-15 yang pada waktu itu sering terjadiyang pada waktu itu sering terjadi kelaparan. Pada keadaan tersebut,

kelaparan. Pada keadaan tersebut, kebutuhan pertama adalah kebutuhan pertama adalah meningkatmeningkatkan produktivitas tanah.kan produktivitas tanah.

Menurut pendapat ahli pertanian, tanahlah yang menghasilkan nilai surplus yang kemudian Menurut pendapat ahli pertanian, tanahlah yang menghasilkan nilai surplus yang kemudian didukung oleh pihak lain. Walaupun teori para

didukung oleh pihak lain. Walaupun teori para ahli pertanian ternyatahli pertanian ternyata tidak ba tidak benar, namun intuisinyaenar, namun intuisinya adalah benar. Produktivitas pertanian yang sebenarnya menyediakan dan menopang tenaga kerja adalah benar. Produktivitas pertanian yang sebenarnya menyediakan dan menopang tenaga kerja yang diperlukan

yang diperlukan oleh industrialisasi (Hardjosoedarmo 2002:216).oleh industrialisasi (Hardjosoedarmo 2002:216).

Dalam perubahan scenario, produktivitas mempero

Dalam perubahan scenario, produktivitas memperoleh leh dimensi yang lebih besar sebagai proses yangdimensi yang lebih besar sebagai proses yang menghasilkan kualitas yang lebih baik. Hal ini merupakan hasil

menghasilkan kualitas yang lebih baik. Hal ini merupakan hasil keyakinan bahwa terdapat perbedaankeyakinan bahwa terdapat perbedaan antara sarana kenikmatan hidup dan tingkat kenikmatan hidup

antara sarana kenikmatan hidup dan tingkat kenikmatan hidup yang diperoleh.yang diperoleh.

Dalam konteks manajemen produktivitas sangat berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan. Dalam konteks manajemen produktivitas sangat berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan. Shrode dan Voich (1974) seperti yang dikutip Fatah (2000), mengatakan bahwa tujuan utama Shrode dan Voich (1974) seperti yang dikutip Fatah (2000), mengatakan bahwa tujuan utama manajemen adalah produktivitas dan kepuasan. Mungkin saja tujuan i

manajemen adalah produktivitas dan kepuasan. Mungkin saja tujuan i ni tidak tunggal bahkan jamakni tidak tunggal bahkan jamak atau rangkap, seperti

atau rangkap, seperti peningkatapeningkatan mutu n mutu pendidikan/lulusannypendidikan/lulusannya, a, keuntungankeuntungan/profit yang tinggi,/profit yang tinggi, pemenuhan kesempatan kerja, pembangunan daerah/nasional, tanggung jawab sosial. pemenuhan kesempatan kerja, pembangunan daerah/nasional, tanggung jawab sosial. Tujuan-tujuan ini ditentukan berdasarkan penataan dan pengkajian

tujuan ini ditentukan berdasarkan penataan dan pengkajian terhadap situasi dan kondisi organisasi,terhadap situasi dan kondisi organisasi, seperti kekuatan dan kelemahan, peluang dan

seperti kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman.ancaman.

Apabila produktivitas merupakan tujuan, maka perlu dipahami makna produktivitas itu sendiri. Fatah Apabila produktivitas merupakan tujuan, maka perlu dipahami makna produktivitas itu sendiri. Fatah (2000) membatasi produktivitas sebagai ukuran kuantitas dan

(2000) membatasi produktivitas sebagai ukuran kuantitas dan kualitas kinerja dengankualitas kinerja dengan mempertimbangkan kemanfaatan sumber daya. Produktivitas itu

mempertimbangkan kemanfaatan sumber daya. Produktivitas itu sendiri dipengaruhi perkembangansendiri dipengaruhi perkembangan bahan, teknologi, dan kinerja

bahan, teknologi, dan kinerja manusia. Pengertmanusia. Pengertian konsep produktivitas berkembang dari pengertianian konsep produktivitas berkembang dari pengertian teknis sampai dengan perilaku.

teknis sampai dengan perilaku.

2. Rumusan Masalah 2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan TQM sebagai wujud

1. Bagaimana penerapan TQM sebagai wujud peningkatan mutu pendidikan?peningkatan mutu pendidikan?

B. PEMBAHASAN MASALAH B. PEMBAHASAN MASALAH

1. Paradigma TQM

1. Paradigma TQM merupakan suatu pendekatmerupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untukan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, j

memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, j asa, manusia,asa, manusia, proses, dan lingkungannya (Tjiptono & Diana 2001:4).

(2)

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan utama TQM adalah untuk mereorientasi sistem manajemen, perilaku staf, fokus organisasi dan proses-proses pengadaan pelayananpendidikan sehingga lembaga penyedia pelayanan pendidikan bisa berproduksi lebih baik, pelayanan yang lebih efektif yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan keperluan pelanggan yg dalam p enelitian ini dapat dikategorikan sebagai siswa ataupun mahasiswa.

D. MANFAAT PENELITIAN

a. Bagi penulis

untuk menambah wawasan mengenai penerapan TQM dan manfaat TQM dalam sebuah organisasi perusahaan.

b.Bagi perusahaan.

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan agar perusahaan dapat menerapkan TQM yg sesuai dengan karakteristik perusahaan sehingga mutu dari perusahaan dapat meningkat.

c. Bagi mahasiswa Program Pasca Sarjana MM UWP dan juga masyarakat umum.

Untuk menambah wawasan serta dapat dijadikan b ahan referensi bagi mahasiswa dan juga masyarakat umum yg tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang penerapan TQM.

E.METODE PENELITIAN

-penulis menggunakan metode kepustakaan diamana penulis mengambil data dan referensi dari buku-buku tentang TQM yg ada di perpustakaan yg mendukung penelitian ini.

F. Landasan Teori.

Sejarah Tentang Mutu

Pada mulanya mutu produk ditentukan oleh produsen. Pada perkembangan selanjutnya, mutu produk ditentukan oleh pembeli, dan produsen mengetahuinya bahwa produk itu bermutu bagus yang memang dapat dijual, k arena produk tersebut dibutuhkan oleh pembeli dan bukan menjual produk yang dapat diproduksi.

Perkembangan mutu terpadu pada mulanya sebagai suatu system, perkembangan di Amerika Serikat. Buah pikiran mereka pada mulanya kurang diperhatikan oleh masyarakat, khususnya masyarakat bisnis. Namun beberapa dari mereka merupakan pemegang kunci d alam pengenalan dan pengembangan konsep mutu. S ejak 1980 keterlibatan mereka dalam manajemen terpadu telah dihargai di seluruh dunia. Adapun konsep-konsep mereka tentang mutu terpadu secara garis besar dapat dikemukakan berikut ini.

(3)

Seorang insiyur mengembangkan satu seri konsep yang merupakan dasar dari pembagian kerja (devision of work).

Analisis dengan pendekatan gerak dan waktu (time and motion study) untuk pekerjaan manual, memperoleh gelar Bapak Manajemen Ilmiah (The Farther of Scientific Management). Dalam bukunya tersebut Taylor menjelaskan beberapa elemen tentang teori manajemen, yaitu :  Setiap orang harus mempunyai tugas yang jelas dan harus diselesaikan dalam satu hari.  Pekerjaan harus memiliki peralatan yang standar untuk menyelesaikan tugas yang menjadi bagiannya.

 Bonus dan intensif wajar diberikan kepada yang berprestasi maksimal.

 Penalti yang merupakan kerugian bagi pekerjaan yang tidak mencapai sasaran yang telah ditentukan (personal loss).

Taylor memisahkan perencanaan dari perbaikan kerja dan dengan demikian memisahkan pekerjaan dari tanggung jawab untuk memperbaiki kerja.

2. Shewhart (1891-1967)

Adalah seorang ahli statistik yang bekerja pada Bell Labs selama periode 1920-1930. Dalam bukunya The Economic Control of Quality Manufactured Products, merupakan suatu kontribusi yang menonjol dalam usaha untuk memperbaiki mutu barang hasil pengolahan. Dia mengatakan bahwa variasi terjadi pada setiap segi pengolahan dan variasi dapat dimengerti melalui penggunaan alat statistik yang sederhana. Sampling dan probabilitas digunakan u ntuk membuat control chart untuk memudahkan para pemeriksa mutu, untuk memilih produk mana yang memenuhi mutu dan tidak. Penemuan Shewhart sangat menarik bagi Deming dan Juran, dimana kedua sarjana ini ahli dalam bidang statistik.

3. Edward Deming

Lahir tahun 1900 dan mendapat Ph. D pada 1972 sa ngat menyadari bahwa ia telah memberikan pelajaran tentang pengendalian mutu secara statistik kepada para insinyur bukan kepada para manajer yang mempunyai wewenang untuk memutuskan. Katanya : Quality is not determined on the shop floor but in the executive suite. Pada 1950, beliau diundang oleh, The Union to Japanese Scientists and Engineers (JUSE) untuk memberikan ceramah tentang mutu. Pendekatan Deming dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Quality is primarily the result of senior management actions and not the results of actions taken by workers.

 The system of work that determines how work is performed and only managers can create system.  Only manager can allocate resources, provide training to workers, select the equipment and tools that worekers use, and provide the plant and environment necessary to achieve quality.

 Only senior managers determine the market in which the firm will participate and what product or service will be solved.

Hal ini berarti bahwa tanpa k eterlibatan pimpinan secara aktif tidak mungkin tercapai manajemen mutu terpadu.

4. Prof Juran

Mengunjungi Jepang pada tahun 1945. Di Jepang Juran membantu pimpinan Jepang di dalam

menstrukturisasi industri sehingga mampu mengekspor produk ke pasar dunia. I a membantu Jepang untuk mempraktekkan konsep mutu dan alat-alat yang dirancang untuk pa brik ke dalam suatu seri konsep yang menjadi dasar bagi suatu management process yang terpadu. Juran

mendemonstrasikan tiga proses manajerial untuk mengelola keuangan suatu organisasi yang dikenal dengan trilogy Juran yaitu, Finance Planning, Financial control, financial improvement. Adapun

(4)

rincian trilogy itu sebagai berikut :

 Quality planning, suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan dan proses yang akan menyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik yang tepat dan kemudian mentransfer pengetahuan ini ke seluruh kaki tangan perusahaan guna memuaskan pelanggan.

 Quality control, suatu proses dimana produk benar-benar diperiksa dan dievaluasi, dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan para p elanggan. Persoalan yang telah diketahui kemudian dipecahkan, misalnya mesin-mesin rusak segera diperbaiki.

 Quality improvement, suatu proses dimana mekanisme yang sudah mapan dipertahankan sehingga mutu dapat dicapai berkelanjutan. Hal ini meliputi alokasi sumber-sumber, menugaskan orang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu, melatih para karyawan yang terlibat dalam proyek mutu dan pada umumnya menetapkan suatu struktur permanen untuk mengejar mutu d an

mempertahankan apa yang telah dicapai sebelumnya.

Uraian tokoh-tokoh mutu di atas sekedar menggambarkan secara singkat saja. Masih banyak para sarjana di bidang mutu yang tidak sempat ditulis pada kesempatan ini. Yang jelas para sarjana tersebut sependapat bahwa konsep : pentingnya perbaikan mutu secara terus menerus bagi setiap produk walaupun tehnik yang diajarkan berbeda-beda. Kini sampailah pada pengertian mutu yang diambil dari America Society for Quality Control yang mengatakan : Quality is the totality of features and characteristics of a product or service that bear on its ability to satisty stated of implied needs (Kotler : 1994).

Definisi di atas berkonotasi kepada pelanggan. Produk bermutu kalau dapat memuaskan para pelanggan yang mengkonsumsi produk tersebut.

Manajemen mutu terpadu

Kita sependapat bahwa mutu tidak ditentukan oleh pekerjaan di b engkel atau oleh tehnis pemberi  jasa yang bekerja melayani pelanggan akan tetapi d itentukan oleh para manajer senior suatu

organisasi yang berkat posisi yang dimilikinya bertanggung jawab kepada pelanggan, karyawan, pemasok dan pemegang saham untuk keberhasilan suatu usaha. Manajer senior ini mengalokasikan implementasi proses manajemen yang memungkinkan perusahaan memenuhi visi dan misi mereka. Dengan mengkombinasikan prinsip-prinsip tentang mutu oleh para ahli dengan pengalaman praktek telah dicapai pengembangan suatu model sederhana akan tetapi sangat efektif untuk

mengimplementasikan manajemen mutu terpadu. Model tersebut terdiri dari komponen-komponen berikut :

Tujuan : Perbaikan terus menerus, artinya mutu selalu diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan dan keinginan para pelanggan.

Prinsip : Fokus pada pelanggan, perbaikan proses dan keterlibatan total.

Elemen : Kepemimpinan, pendidikan d an pelatihan, struktur pendukung, komunikasi, ganjaran dan pengakuan serta pengukuran.

Model di atas dibentuk berdasarkan tiga prinsip mutu terpadu yaitu :  Fokus kepada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.

 Fokus pada perbaikan proses kerja untuk memproduksi secara konsisten produk yang dapat diterima.

 Fokus yang memanfaatkan bakat para karyawan. Tiga prinsip mutu

Tiga prinsip mutu yang di atas yaitu : 1. Fokus pada pelanggan

(5)

dan harapan pelanggan harus dipenuhi setiap saat kalau organisasi/perusahaan secara keseluruhan bermaksud memenuhi kebutuhan pelanggan eksternal (pembeli).

2. Perbaikan proses

Konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan pada premisi suatu seri (urutan) langkah-langkah kegiatan yang berkaitan dengan menghasilkan output seperti produk berupa barang d an  jasa. Perhatian secara terus menerus bagi setiap l angkah dalam proses kerja sangat penting untuk

mengurangi keragaman dari output dan memperbaiki keandalan. Tujuan pertama perbaikan secara terus menerus ialah proses yang handal, dalam arti bahwa dapat diproduksi yang diinginkan setiap saat tanpa variasi yang diminimumkan. Apabila keragaman telah dibuat minimum dan hasilnya belum dapat diterima maka tujuan kedua d ari perbaikan proses ialah merancang kembali proses tersebut untuk memproduksi output yang lebih dapat mem enuhi kebutuhan pelanggan, agar pelanggan puas.

3. Keterlibatan total

Pendekatan ini dimulai dengan kepemimpinan manajemen s enior yang aktif dan mencakup usaha yang memanfaatkan bakat semua karyawan d alam suatu organisasi untuk mencapai suatu

keunggulan kompetitif (competitive advantage) di pasar yang dimasuki. Karyawan pada semua tingkatan diberi wewenang/kuasa untuk memperbaiki output melalui kerjasama dalam struktur kerja baru yang luwes (fleksibel) untuk memecahkan persoalan, memperbaiki proses dan

memuaskan pelanggan. Pemasok juga dilibatkan dan dari waktu ke waktu menjadi mitra melalui kerjasama dengan para karyawan yang telah diberi wewenang/kuasa yang dapat menguntungkan organisasi/perusahaan. Pada waktu yang sama keterlibatan pimpinan bekerjasama dengan karyawan yang telah diberi kuasa tersebut.

Elemen pendukung dalam TQM

Elemen-elemen pendukung dimaksud adalah : 1. Kepemimpinan

Manajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan memberikan, menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan menggali siapa-siapa yang berhasil menerapkan konsep manajemen mutu terpadu. Ketika memutuskan untuk menggunakan

MMT/TQM sebagai kunci proses manajemen, peranan manajer senior sebagai penasihat, guru d an pimpinan tidak bisa diremehkan.

Pimpinan Senior suatu organisasi harus sepenuhnya menghayati implikasi manajemen di dalam suatu ekonomi internasional di mana manajer yang paling berhasil, paling mampu d an paling hebat pendidikannya di dunia, harus diperebutkan melalui persaingan yang ketat. Kenyataan hidup yang berat ini akan menyadarkan manajer senior mengakui bahwa mereka harus mengembangkan secara partisipatif, baik misi dan visi mereka maupun proses manajemen, yang dapat mereka pergunakan untuk mencapai keduanya.

Pimpinan bisnis harus mengerti bahwa MMT ad alah suatu proses yang terdiri dari tiga prinsip dan elemen-elemen pendukung yang harus mereka k elola agar mencapai perbaikan mutu yang

berkesinambungan sebagai kunci keunggulan bersaing. 2. Pendidikan dan Pelatihan

Mutu didasarkan pada ketrampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa yang

dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua karyawan, memberikan baik informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan memecahkan persoalan. Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu bahasa dan suatu set alat yang sama akan diperbaiki di seluruh perusahaan. Pelatihan tambahan pada bench marking, statistik dan teknik lainnya juga

(6)

dipergunakan dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan yang paripurna. 3. Struktur Pendukung

Manajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan yang dianggap perlu melaksanakan strategi pencapaian mutu. Dukungan semacam ini mungkin diperoleh dari luar

melalui konsultan, akan tetapi lebih baik kalau diperoleh dari d alam organisasi itu sendiri. Suatu staf  pendukung yang kecil dapat membantu tim manajemen senior untuk mengartikan konsep mengenai mutu, membantu melalui network dengan manajer mutu di bagian lain dalam organisasi dan membantu sebagai narasumber mengenai topik-topik yang berhubungan dengan mutu bagi tim manajer senior.

4. Komunikasi

Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan cara berbeda-beda agar dapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan mengenai suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus bertemu pribadi dengan para karyawan untuk menyampaikan informasi, memberikan pengarahan, dan menjawab pertanyaan dari setiap karyawan.

5. Ganjaran dan Pengakuan

Tim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan mungkin diberi ganjaran, sehingga karyawan lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa yang diharapkan. Gagal mengenali seseorang mencapai sukses dengan menggunakan proses menejemen mutu terpadu akan memberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju pekerjaan yang sukses, dan menungkinkan

promosi atau sukses individu secara menyeluruh. Jadi pada dasarnya karyawan yang berhasil mencapai mutu tertentu harus diakui dan diberi ganjaran agar dapat menjadi panutan/contoh bagi karyawan lainnya.

6. Pengukuran

Penggunaan data hasil pengukuran menjadi s angat penting di dalam menetapkan proses

manajemen mutu. Jelaskan, pendapat harus diganti dengan data dan setiap orang harus diberitahu bahwa yang penting bukan yang dipikirkan akan tetapi yang diketahuinya berdasarkan data. Di dalam menentukan penggunaan data, kepuasan pelanggan eksternal harus diukur untuk menentukan seberapa jauh pengetahuan pelanggan bahwa kebutuhan mereka benar-benar dipenuhi.

Pengumpulan data pelanggan memberikan suatu tujuan dan penilaian kinerja yang realistis serta sangat berguna di dalam memotivasi setiap orang/karyawan untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya.

Di samping keenam elemen pendukung d i atas, maka ada unsure yang tidak bisa diabaikan yaitu gaya kepemimpinan dalam organisasi/perusahaan bersangkutan. Suatu cara/gaya bagaimana seorang manajer sebagai seorang pimpinan melakukan sesuatu sangat berpengaruh pada

pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh bawahan/karyawan. Terdapat 13 hal yang perlu dimiliki oleh seorang pimpinan dalam manajemen mutu terpadu yaitu :

 Pimpinan mendasarkan keputusan pada d ata, bukan hanya pendapat saja.  Pimpinan merupakan pelatih, dan fasilitator bagi setiap individu/bawahan.

 Pimpinan harus secara aktif terlibat dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh bawahan.  Pimpinan harus bisa membangun komitmen, yang menjamin bahwa setiap orang memahami misi, visi, nilai dan target perusahaan yang jelas.

 Pimpinan dapat membangun dan memelihara kepercayaan

(7)

berhasil/berjasa

 Aktif mengadakan kaderisasi melalui pendidikan dan pelatihan yang t erprogram  Berorientasi selalu pada pelanggan internal/eksternal

 Pendai menilai situasi dan k emampuan orang lain secara tepat  Dapat menciptakan suasana kerja yang sangat menyenangkan  Mau mendengar dan menyadari kesalahan

 Selalu berusaha memperbaiki system dan b anyak berimprovisasi  Bersedia belajar kapan saja dan di mana saja

 Bagaimana Penerapannya di Indonesia?

Berdasarkan data yang ada telah dibuktikan penerapan manajemen mutu terpadu telah berhasil dengan baik di Jepang kalau dilaksanakan secara konsekuen, sehingga membuktikan produk Jepang telah menbanjiri pasar, terutama di Amerika S erikat untuk produk mobil dan elektronik, walaupun cikal bakal manajemen mutu berasal dari negara Paman S am tersebut. Sukses ekonomi luar biasa ini rupakan menyadarkan Amerika Serikat untuk menerapkan manajemen mutu terpadu. Hal in i

kemudian diikuti oleh negara-negara di Eropa dan T imur Tengah dalam tingkat perintisan.

Mungkinkah TQM dapat diterapkan di Indonesia? Jawabnya mungkin saja kalau dipenuhi syarat-syarat berikut :

 Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus meneurus melakukan perbaikan mutu produk dan pelayanan, sehingga dapat memuaskan para pelanggan.

 Memberikan kepuasan kepada pemilik, pemasok, karyawan dan para pemegang saham.  Memiliki wawasan jauh kedepan dalam mencari laba dan memberikan kepuasan.

 Fokus utama ditujukan pada proses, baru menyusul hasil.

 Menciptakan kondisi di mana para karyawan aktif berpartisipasi dalam menciptakan keunggulan mutu.

 Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan ak tif memotivasi karyawan bukan dengan cara otoriter, sehingga di peroleh suasan kondusif bagi lahirnya ide-ide baru.

 Rela memberikan ganjaran, pengakuan bagi yang sukses dan mudah memberikan maaf bagi yang belum berhasil/berbuat salah.

 Setiap keputusan harus berdasarkan pada data, baru berdasarkan pengalaman/ pendapat.  Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur jelas, sehingga pengawasan lebih mudah.

 Program pendidikan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam upaya peningkatan mutu.

C. PENUTUP

1. Simpulan

Input, proses, output dan outcomes merupakan kristalisasi dari pentingnya pencapaian produktivitas dalam sebuah organisasi, termasuk bidang pendidikan. Hal tersebut dapat terwujud apabila

menerapkan Total Quality Management (TQM). Penerapan TQM sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan tidak bisa berhasil secara instant, artinya perubahan inovatif yang diharapkan tidak dapat terwujud secara langsung. Karenanya diperlukan upaya yang berkesinambungan agar dapat

(8)

2. Saran

Mewujudkan kondisi ideal di mana TQM dapat efektif, diperlukan kebersamaan dan kerjasama seluruh komponen penyelenggara suatu organisasi/ pendidikan, dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia . Dengan demikian produktivitas yang diharapkan sangat tergantung bagaimana setiap komponen pendidikan memaknai dan mengaplikasikan TQM.

DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang. 2000. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

--- 2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gaffar, Fakry. 1989. Menghargai Pengabdian Guru. Bandung: University Press Universitas Pendidikan Indonesia.

Hardjosoedarmo, Soewarso. 2002. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi.

http://www.deliveri.org/guidelines/policy/pg-6/pg-6summaryi.htm

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa itsar adalah sikap dan tingkah laku utama yang mampu dilakukan oleh manusia yang telah mampu dan tidak hanya bersimpati dan berempati terhadap

Dengan pertimbangan diatas, maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh serat ampas tebu sebagai bahan penambah campuran beton.Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi

Hal ini berarti Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai, baik secara langsung maupun melalui Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) pada perusahaan

Sampel yang digunakan untuk pengujian total moisture adalah sebanyak 10 increment dengan berat per increment- nya seberat 3 kg, nilai tersebut didapatkan dengan

Proses Fermentasi dimulai dengan menambahkan starter ke dalam medium fermentasi (nira nipah kental) dengan komposisi yang sesuai dengan variabel penelitian,

Hasil pengujian menunjukkan penambahan serat sabut kelapa sebesar 0,5% dengan perlakuan alkali merupakan komposisi yang optimum, dimana mampu meningkatkan nilai

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah kategori dampak untuk sektor industri potensial (sektor kertas dan karton serta sektor industri barang dari logam) adalah