• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PROGRAM PUNDI KENCANA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) (Studi Pada PT. BANK JATIM CAPEM Puspa Agro Sidoarjo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS PROGRAM PUNDI KENCANA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) (Studi Pada PT. BANK JATIM CAPEM Puspa Agro Sidoarjo)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)EFEKTIVITAS PROGRAM PUNDI KENCANA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) (Studi Pada PT. BANK JATIM CAPEM Puspa Agro Sidoarjo). Aswin Suharsono aswins844@yahoo.com. Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Departemen Administrasi, Fakulas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga Abstract This research aims to find out, describe, and analyze the Effectiveness of the Pundi Kencana Program in the Development of UMKM in PT. Bank Jatim Capem Puspa Agro Sidoarjo. Recognizing the significant role of UMKM in improving the national and regional economy growth, especially in Sidoarjo Regency, it is deservedly that the Pundi Kencana Program gets more attention as a program that supports the existence of UMKM. Moreover, in strengthening the people's economy in Sidoarjo Regency. In this study, researcher uses theories and the concept of effectiveness, the development of UMKM, and discusses the problems in developing UMKM. This research uses qualitative research methods and descriptive research types with case-study as research strategy. The data was being collected through observation, in-depth interviews, and document studies. Determination of informants in this study used the purposive sampling technique with a total of 8 informants, consisting of 7 UMKM and 1 internal informant PT Bank Jatim Capem Puspa Agro Sidoarjo. Based on the results of the study, Pundi Kencana Program was quite effective in developing UMKM. The achievement of goals, that the Bank Jatim Pundi Kencana Program is able help UMKM to develop their businesses and is able to provide assistance for UMKM owners who have problems. The obstacle faced during the ongoing program in carrying out the process of developing UMKM at Bank Jatim at the Puspa Agro Sidoarjo branch was the process of lending which contained a risk of uncollectible loan funds. In addition, the obstacle faced by UMKM owners during the Pundi Kencana Program was when making credit payments and when the repayment period was due but the conditions of the business of the UMKM were unstable. Key Words: Effectivity, UMKM Development, Pundi Kencana Program Bank Jatim CAPEM Puspa Agro Sidoarjo City.. PENDAHULUAN Pengembangan Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif didalam menopang keberlangsungan kegiatan perekonomian dimana menurut Kuncoro (2013:47) keberadaan kegiatan UMKM telah terbukti mampu hidup dan berkembang di dalam badai krisis selama lebih dari enam tahun, sektor ini pada kenyataannya mampu menunjukkan kinerja yang lebih tangguh dalam menghadapi masa kritis. Dan tidak hanya itu, Pemerintah pun memberi perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) karena jumlah UMKM di Indonesia yang sangat mendominasi. Berbagai inisiatif selalu diusahakan oleh pemerintah melalui Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil. Menengah agar semakin banyak individu mau menekuni dunia wirausaha dalam bentuk pendirian UMKM. Kinerja UMKM dipengaruhi oleh dua faktor utama dan mendasar yakni faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal meliputi aspek sumber daya manusia (SDM), aspek keuangan, aspek teknis produksi dan aspek pemasaran. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan ekonomi, serta peranan lembaga terkait seperti pemerintah, perguruan tinggi, swasta, dan lembaga sosial masyarakat (LSM), oleh karena itu, upaya untuk mengembangkan dan memperluas UMKM dalam perekonomian nasional diperlukan serangkaian pembinaan yang bersumber pada masalah keterbatasan pengetahuan, informasi, dan permodalan 1.

(2) Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2016, di Indonesia hanya 670.339 orang atau 0,24% terjun kedalam dunia wirausaha dari jumlah penduduk yang sebanyak 261,1 juta orang, sedangkan menurut Kuncoro (2013:122) untuk jadi bangsa maju, dibutuhkan wirausaha minimal 2% dari jumlah penduduk. Pemerintah terus mengem bangkan program wirausaha produktif untuk melatih pengangguran mulai dari lulusan SD sampai sarjana. Untuk mencapai jumlah ideal, pemerintah masih butuh tambahan sekitar 4,18 juta wirausaha, sehingga target ideal jumlah wirausaha sebanyak 40,75 juta wirausaha dapat tercapai. Selain itu pengembangan kegiatan UMKM relatif tidak memerlukan modal yang besar dan dalam priode krisis selama ini UMKM relative “survive”. Sejalan dengan otonomi daerah, pembangunan UMKM merupakan salah satu bidang pemerintahan yang menjadi kewenangan wajib yang diserahkan kepada Kabupaten atau Kota. Salah satu kabupaten di provinsi Jawa Timur yang ikut memberikan andil besar bagi pertumbuhan UMKM di Jawa Timur yakni Kabupaten Sidoarjo. Sejak tahun 2015, telah tumbuh sekitar 82 sentra industri rakyat dan 11 kampung usaha yang ada di Kabupaten Sidoarjo. (www.diskopukm.jatimprov.go.id) Karena itulah, Kabupaten Sidoarjo, pada tahun 2015 meraih Satya lencana Pembangunan Bidang Koperasi dan UKM serta Bhakti Koperasi dan UKM. Penghargaan Tingkat Nasional tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM, Syarief Hasan, pada Selasa, 15 Juli 2015, di Medan, Sumatera Utara serta penghargaan Natamukti Pranatake bagi Kabupaten Sidoarjo yang diberikan oleh International Council for Small Bussines (ICSB), organisasi nirlaba internasional yang bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam acara Indonesia City Award 2016 yang berlangsung di Harris Hotel, Bali,. Hal tersebut menunjukan bahwa betapa tingginya partisipasi masyarakat, yang secara bersama-sama bekerja untuk menggerakkan roda perekonomian di sidoarjo. (www.diskopukm.jatimprov.go.id). Tabel 1 Pertumbuhan Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013-2017.. Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Sidoarjo, 2017.. Berdasarkan pada hasil tabel yang menunjukkan pertumbuhaan jumlah UMKM sebesar 446.017 unit usaha di tahun 2017. UMKM Kabupaten 2. Sidoarjo mengalami pertumbuhan, baik yang bergerak di sektor industri maupun di sektor perdagangan. Kabupaten Sidoarjo juga merupakan kabupaten dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) terbanyak di Indonesia. Menurut (Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo), total usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kabupaten Sidoarjo mencapai 346.017 unit usaha. Rinciannya, usaha mikro 317.825 unit, usaha kecil menengah 22.125 unit, dan usaha besar 6.067 unit. Pada Kabupaten Sidoarjo juga telah tumbuh sekitar 82 sentra industri rakyat, ditambah dengan adanya kampungkampung usaha yang menjadi tempat berkumpulnya para pelaku usaha sejenis, seperti kampung batik, kampung jajanan, kampung kerupuk, kampung sayangan, kampung sandal dan sepatu, dan lain-lain. (www.dinaskoperasi-sidoarjokab.org). Pada tahun 2013 hingga tahun 2017 mengalami peningkatan jumlah UMKM. Berdasarkan hasil data tersebut dapat menunjukkan bahwa, pemberian pembiayaan atau kredit terhadap UMKM di Kabupaten Sidoarjo di setiap tahunnya mengalami peningkatan. Lembaga keuangan seperti Bank dan koperasi dapat lebih memperhatikan sektor usaha mikro, kecil dan menengah Pengawasan terhadap UMKM yang diberikan oleh lembaga keuangan mendapat dukungan dari Kementrian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, karena pengaruh dari UMKM di Kabupaten Sidoarjo untuk perekonomian rakyat sangat besar. Tidak hanya lembaga keuangan Bank maupun non Bank, sebagai Bank Pembangunan Daerah Bank Jawa Timur mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam membantu perkembangan UMKM. Khususnya dalam bidang komoditi, ternak, nelayan, perkebunan, tekstil, dan berbagai macam usaha di sektor ekonomi lainnya yang ada di daerah Jawa Timur termasuk didalamnya yakni Kabupaten Sidoarjo. Program pengembangan UMKM Bank Jawa Timur (Bank Jatim) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat dalam menunjang kesejahteraan masyarakat. Salah satu program yang dilakukan oleh Bank Jawa Timur dalam memberikan akses pinjaman modal terhadap para pelaku usaha yakni melalui program Pundi Kencana. Penerapan program Pundi Kencana di khususkan bagi para pelaku UMKM yang berada di Kabupaten Sidoarjo dan sekitarnya. Penjelasan mengenai program Pundi Kencana adalah sebuah program dari Bank Jatim (Jawa Timur) dalam memberikan kredit modal usaha bagi setiap usaha produktif yang dinyatakan layak berdasarkan asas-asas perbankan dan perkreditan, meliputi antara lain : Usaha Perdagangan, Usaha Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Usaha Industri dan jasa serta untuk keperluan lain yang menurut pihak Bank Jatim layak dan dapat dipertanggung jawabkan.. Program Pundi Kencana yang diluncurkan oleh Bank Jatim sejak Tahun 2010 berorientasi pada kebutuhan nyata UMKM dengan memprioritaskan.

(3) pada peningkatan efisiensi dan daya saing dalam pengembangan UMKM. Sehingga pada akhirnya pemilik usaha (UMKM) mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan memberi nilai tambah pada pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Sidoarjo -sekitarnya. Strategi yang ditempuh untuk melakukan pengembangan UMKM adalah meningkatkan kemampuan pelaku UMKM dalam mengakses sumber pembiayaan, meningkatkan kuantitas dan kualitas melalui pelatihan berwirausaha UMKM serta memberikan fasilitas dan dukungan bagi lembaga keuangan (Bank Jatim) dalam memberikan layanan pembiayaan UMKM. Menyadari akan begitu besarnya peranan UMKM dalam peningkatan perekonomian nasional dan daerah, khususnya di Kabupaten Sidoarjo, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “EFEKTIVITAS PROGRAM PUNDI KENCANA DALAM PENGEMBANGAN UMKM DI PT.BANK JATIM CAPEM PUSPA AGRO SIDOARJO”. Adapun rumusan masalah yang dibuat oleh peneliti yaitu : 1. Bagaimanakah Efektivitas Program Pundi Kencana Dalam Pengembangan UMKM di PT.Bank Jatim Capem Puspa Agro Sidoarjo? 2. Apa sajakah kendala yang timbul pada Program Pundi Kencana Dalam Pengembangan UMKM di PT.Bank Jatim Capem Puspa Agro Sidoarjo ? Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut: Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan administrasi negara terkait dengan pelaksanaan program Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berada di wilayah Sidoarjo Provinsi Jawa Timur. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum dan informasi mengenai efektifitas program pengembangan usaha bagi UMKM melalui Program Pundi Kencana PT Bank Jatim. Sehingga penliti bermaksud dalam penelitian yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai rujukan dan masukan khususnya untuk pelaksanaan pengembangan usaha UMKM khususnya peserta dari wilayah Sidoarjo, untuk perbaikan atau masukan dalam pelaksanaan Program Pundi Kencana PT Bank Jatim kedepannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik penentuan informan dilakukan dengan purposif. Tinjauan Pustaka. EFEKTIFITAS Pendefinisian efektivitas telah dikemukakan oleh beberapa ahli dalam literaturnya. Westra (1980:25) berpendapat bahwa, efektivitas sebagai suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan dalam mencapai sebuah tujuan. Sementara menurut Gibson (2000:25) mendefinisikan efektivitas sebagai sebuah penilaian yang dibuat atas prestasiorganisasi, kelompok dan individu. Pendapat lain mengenai efektivitas juga dikatakan oleh Effendy (1989:24). Menurut Effendy (1989:24) mendefinisikan efektivitas sebagai, sebuah komunikasi yang prosesnya digunakan untuk mencapai tujuan yang direncanakan (sesuai dengan biaya yang anggarkan, penetapan waktu dan penetapan jumlah personil). Efektivitas menurut pengertian di atas dapat diartikan,sebagai sebuah proses perencanaan (anggran, waktu dan jumlah personil) dalam mencapai tujuan ataupun target yang telah ditentukan sebelumnya. Lebih lanjut menurut Kurniawan (2005:38) dalam bukunya Transformasi Pelayanan Publik telah mendefinisikan efektivitas sebagai kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) pada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan dan ketegangan diantara pelaksanaannya. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas mengenai efektivitas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan suatu ukuran untuk menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) oleh manajemen yang telah ditentukan sebelumnya. Pendapat tersebut sesuai dengan apa yang telah dikemukakan oleh Hidayat yang menjelaskan bahwa : “Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa terdapat tiga unsur dalam efektivitas, yaitu : 1. Pencapaian tujuan, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuan atau sasaran sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya. 2. Ketepatan waktu, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila penyelesaian atau pencapaian tujuan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 3. Manfaat, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut memberikan manfaat bagi organisasi dan masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. Adapun kriteria untuk mengukur efektivitas suatu organisasi ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, seperti yang telah dikemukakan oleh Lubis dan Martani (1987:34) yaitu sebagai berikut. 1. Pendekatan Sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. 2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi. 3.

(4) 3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana. UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, mendefinisikan usaha mikro kecil dan menengah yaitu usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Kriteria usaha mikro yang dimaksud oleh Undangundang tersebut yaitu: 1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. 2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. 3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian dan pembangunan nasional. Kebijakan pemberdayaan sektor UMKM diarahkan untuk mendukung upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan, penciptaan kesempatan kerja dan peningkatan ekspor. PENGEMBANGAN UMKM SIDOARJO Seperti halnya Kabupaten Sidoarjo, sejak tahun 2015, telah tumbuh sekitar 82 sentra industri rakyat dan 11 kampung usaha yang ada di KabupatenSidoarjo(www.diskopukm.jatimprov.go.i d). Dengan adanya 446.017 unit usaha yang dijalankan langsung oleh masyarakat lokal, dapat memberikan penegasan bahwa aktivitas ekonomi di sidoarjo benar-benar berada di tangan rakyat dimana kita dapat melihat bahwa secara umum pertumbuhan perekonomian Kabupaten Sidoarjo tidak terlepas dari kontribusi Usaha Mikro, Kecil 4. dan Menegah (UMKM). Hal ini dapat dilihat dari jumlah pertumbuhan UMKM yang ada di Kabupaten Sidoarjo, baik yang bergerak di sektor industri maupun yang bergerak di sektor perdagangan. Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten dengan usaha kecil menengah terbanyak di Indonesia. Total Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kabupaten sidoarjo mencapai 146.017 unit usaha. Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pelaku usaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan untuk terus termotivasi dan menumbuhkan kreativitas Anoraga (2007:66). Untuk membantu pengembangan UMKM, pemkab menyediakan dana bergulir. Sayang, dana tersebut tidak terserap maksimal. Salah satu penyebabnya pencairan yang terlalu lama. Berdasar data Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Sidoarjo, tahun lalu disediakan dana bergulir Rp 8,7 miliar. Dari angka tersebut, yang terserap baru 37 persen atau sekitar Rp 3,3 miliar. Artinya, dana Rp 5,4 miliar masih belum dapat terserap dengan baik.( http://surabaya.bpk.go.id/) Pada dasarnya, bagi para pelaku usaha kecil di Kabupaten Sidoarjo, keterbatasan modal merupakan salah satu kendala terbesar didalam melakukan perluasan produk dan pasar.. HASIL DAN PEMBAHASAN Pencapaian Tujuan Program Pundi Kencana dalam Pengembangan UMKM di PT. Bank Jatim Capem Puspa Agro Sidoarjo Program pundi kencana merupakan salah satu program yang diadakan oleh Bank Jatim yang menawarkan pinjaman dana yang digunakan untuk usaha. Program ini juga tidak dapat diambil apabila peminjam tidak memiliki usaha, dikarenakan tujuan dari program pundi kencana adalah untuk membantu pengembangan usaha. Dapat diketahui bahwa program pundi kencana adalah program yang menawarkan pinjaman dana kepada para peminjam yang memiliki usaha, apabila peminjam tidak memiliki usaha maka tidak diperbolehkan. Peminjam juga memiliki alasan yang menjadikan mereka menggunakan program pundi kencana pada PT. Bank Jatim Capem Puspa Agro Sidoarjo antara lain menurut Bapak Ali Hasan sebagai narasumber ke 2 adalah karena menginginkan usaha yang dimilikinya berkembang, sehingga membutuhkan tambahan modal yang didapatkan dari program pundi kencana, Untuk mengetahui keterangan dari informan mengenai definisi program pundi kencana maka dapat dilihat pada tabel berikut ini..

(5) “Yang namanya pengembangan ya mas, pasti butuh proses yang rumit dan tidak bisa cepat. Mangkanya itu yang kita lihat adalah proses untuk meningkatkan pencapaian. Selama hasil yang kita peroleh mengalami kenaikan kita sudah dapat berhasil. Yaa tahun ini pengucuran dana Bank Jatim untuk program Pundi kencana sudah mengalami peningkatan. Kita harapkan progres yang baik tersebut dapat terus berlanjut sehingga ada kesinambungan gitu. Batasan waktu yang diberikan ke pemohon batasannya adalah 3 tahun atau 5 tahunan.”. Alasan memanfaatkan program pundi kencana Bank Jatim adalah karena mengingnkan usaha yang dijalankan menjadi berkembang. Untuk mendapatkan usaha yang berkembang maka diperlukan pula modal yang lebih sehingga meminjam dana dari program pundi kencana Bank Jatim. Dari hasil wawancara diketahui bahwa alasan penggunaan dana melalui program pundi kencana adalah untuk mengembangkan usaha yang telah dijalankan oleh asing-masing peminjam. Selain itu, meminjam dari program pundi kencana juga memiliki risiko peminjaman yang cukup rendah sehingga para peminjam lebih suka meminjam dari program tersebut. Dengan adanya peminjaman dana yang diadakan oleh program pundi kencana Bank Jatim juga menjadikan usaha semakin berkembang. Pinjaman dana yang didapat dari program pundi kencana Bank Jatim dapat mengembangkan usaha serta dapat juga membantu memulihkan kerugian yang dialami oleh usaha yang dijalankan. Maksudnya adalah peminjam dapat menggunakan dana yang dipinjam dari pundi kencana tersebut agar digunakan untuk menjadikan usahanya memiliki barang yang beragam sehingga dapat bersaing dengan usaha yang lain. Selain dapat memulihkan kerugian, dana tersebut juga dapat meningkatkan laba. Pengembangan usaha yang dihasilkan juga memerlukan proses yang tidak cepat, dan tentu membutuhkan proses yang amat sangat rumit. Selama hasil yang diperoleh menunjukkan peningkatan maka usaha juga dapat dikatakan berkembang. Untuk menjadikan usaha berkembang maka diperlukan juga modal yang banyak. Salah satu cara untuk mendapatkan modal adalah dengan meminjam dana dari program pundi kecana Bank Jatim. Batasan waktu yang diberikan kepada pemohob batasannya adalah sekitar tiga sampai lima tahun. Sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh bapak Zainal Abidin selaku narasumber 1 sebagai berikut.. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pengembangan usaha pada dasarnya membutuhkan proses yang panjang, tidak cepat dan juga rumit. Apabila hasil yang dicapai menmuaskan dan mengalami perkembangan dari hasil sebelumnya berati proses yang dilakukan adalah berhasil dan ini berarti bahwa usaha yang dijalankan mengalami perkembangan. Sedangkan peminjam juga memiliki kekhawatiran apabila tidak mampu untuk membayar modal yang telah dipinjam. Seperti yang disampaikan oleh bapak Sampurno selaku narasumber 5 sebagai berikut. “Kalau saya ambil yang kurun waktunya satu tahun tapi itu saja sudah membuat saya takut. Saya takut bagaimana nanti kalau tidak bisa membayar.” Pengambilan kurun waktu satu tahun adalah kurun waktu yang cukup singkat, dimana hal tersebut dilakukan dikarenakan perasaan takut apabila tidak bisa membayar modal pinjaman yang dipinjam dari program pundi kencana Bank Jatim. Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh bapak Welly Aryudi selaku narasumber 3 bahwa: “Saya ambil yang satu tahun saja mas, itu aja sudah deg-degan. Bagaimana? Kalau tidak bisa mengembalikan. Khawatirnya kan kalau usaha kita tidak berjalan sebagaimana yang kita harapkan gitu mas. Kita perjanjiannya satu tahun. Kalau dalam waktu itu saya tidak bisa membayar, takut juga mas ” Berdasarkan penjelasan dari beberapa informan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kurun waktu yang diperlukan dalam mencapai target pengembangan usaha adalah tiga sampai 5 tahun, namun para pelaku UMKM biasanya mengambil kurun waktu peminjaman satu tahun saja karena mereka takut apabila tidak bisa membayar pinjaman tersebut. Sedangkan ketepatan waktu berkaitan dengan program pundi kencana adalah sudah sangat tepat dimana hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan usaha yang dilakukan pada jangka waktu tersebut. Peminjaman dana yang dilakukan oleh para pelaku UMKM kepada Bank Jatim melalui program pundi kencana bagi mereka merupakan tanggung jawab dan kewajiban yang harus segera dibayar, apalagi hutang juga merupakan tanggungan jadi sebisa mungkin dibayar tepat waktu. Sehingga 5.

(6) apabila sudah waktunya untuk membayar maka harus segera dibayarkan atau dilunasi. Berdasarkan observasi data wawancara, dapat diketahui bahwa ketepatan waktu sudah sangat tepat. Dilihat dari produktivitas usaha yang dapat ditandai dengan perkembangan usaha dalam kurun waktu tertentu. Bagi para pelaku UMKM yang meminjam dana dari program pundi kencana Bank Jatim hutang yang dilakukannya adalah merupakan suatu tanggung jawab dan kewajiban untuk membayarnya sehingga apabila masa kredit sudah habis mereka segera membayarnya agar tidak ada tanggungan. Peminjaman dana yang dilakukan juga membuahkan hasil yaitu pada meningkatnya penjualan dimana hal ini mengindikasikan bahwa peminjaman dana untuk mengembangkan usaha adalah cukup efektif.. Peningkatan Laba dan Manfaat Program Pundi Kencana Bank Jatim Capem Puspa Agro Sidoarjo oleh UMKM Berdasarkan tabel di bawah, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan laba akibat dana yang dipinjamkan oleh Bank Jatim melalui program pundi kencana. Modal yang bertambah besar berarti laba yang didapatkan juga akan semakin besar. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan penjualan. Dana yang didapat dari Bank Jatim tersebut juga dapat digunakan untuk pengadaan barang-barang baru dan juga adanya pegawai baru yang dapat membantu pelaku usaha di dalam menjalankan usahanya.. Manfaat yang diperoleh dari mengikuti program pundi kencana di Bank Jatim capem puspa agro Sidoarjo telah dirasakan oleh para pemilik usaha menengah yaitu untuk mengambangkan usaha yang dimilikinya. Selain itu, bunganya juga ringan, menarik, dan kompetitif apalagi jangka waktu yang diberikan untuk pembayarannya juga lama. Seperti halnya yang 6. disampaikan oleh narasumber 1 yaitu bapak Zainal Abidin sebagai berikut. “Manfaatnya tentu luar biasa sekali bagi pelaku usaha yang memang membutukan kucuran dana untuk mengembangkan usahanya. Selain itu bunganya kan ringan, menarik dan kompetitif. Ditambah jangka waktunya yang lama.” Tersedianya dana yang didapatkan dari program pundi kencana Bank Jatim dapat membantu pengembangan usaha dimana dana tersebut dapat menambah nilai produktivitas sehingga nantinya akan meningkatkan usaha dan menjadikan usaha semakin berkembang. Agar dapat berkembang maka dana tersebut digunakan untuk membeli alat, memperbaiki tempat usaha sehingga akan lebih menarik.. Pengelolaan Kendala Kendala dalam program Pundi Kencana bagi pelaku UMKM ada dalam proses penyaluran kredit yang mengandung suatu risiko yaitu tidak tertagihnya pinjaman dana dimana hal tersebut tidak dapat dihindari. Selain itu, faktor bakan baku, sistem penjualan, tata kelola usaha, pemasaran. Dimana itu dapat menghambat debitur atau dapat diartikan bahwa pemohon akan menjadi kesulitan membayar kewajibannya atau pinjamannya. Sejalan dengan apa yang disampaikan Kuncoro (2013:49), tantangan yang dihadapi pelaku UMK sehingga menjadi sebuah kendala, salah satunya adalah pengadaan bahan baku. Masalah terbesar yang dihadapi dalam pengadaan bahan baku adalah mahalnya harga, terbatasnya ketersediaan, dan jarak yang relatif jauh. Hal tersebut dikarenakan bahan baku bagi UMKM yang berorientasi pada ekspor sebagian besar berasal dari luar daerah. Kendala lain yang dihadapi oleh para pelaku usaha lainnya adalah penjualan yang belum tentu menguntungkan sehingga menjadikan para peminjam dana program pundi kencana menjadi kesulitan untuk membayar dana pinjaman tersebut. Dapat dijelaskan bahwa kendala yang dihadapi para peminjam adalah dalam hal pengembalian. Beban yang didasarkan oleh para peminjam terhadap dana yang harus dibayar juga menjadi sebuah kendala. Sependapat dengan pernyataan mengenai hasil penelitian, menurut Manurung (2008:17) kurangnya pembinaan, khususnya dalam manajemen keuangan, seperti perencanaan keuangan, penyusunan proposal dan lain sebagainya akan menimbulkan kendala bagi para pelaku UMKM. Untuk mengantisipasi kendala dalam pembayaran maka peminjam menyisihkan dana untuk membayar sehingga pada saat jatuh tempo untuk membayar mereka tidak keberatan. Pengelolaan terhadap kendala-kendala yang telah dijelaskan tersebut antara lain adalah meminimalisir agar debitur atau dalam hal ini adalah pemohon tidak berusaha atau dengan sengaja meninggalkan kewajiban.

(7) dalam pembayarannya, maka dilakukan penagihan secara langsung. Apabila penagihan secara langsung tidak berhasil maka dikirimkan surat pengiriman, serta berusaha untuk mengarahkan dan memberikan pengawasan terhadap usaha tersebut. baru langkah terakhir dilakukan penyitaan terhadap barang jaminan. Sementara itu kendala yang dihadapi oleh para pemohon pengelolaan kendala dilakukan dengan tetap membayarkan hutang meskipun dana yang dimiliki kurang, karena pemohon tidak suka memiliki hutang karena hutang merupakan suatu tanggungan yang harus cepat dibayar.. Pinjaman dana yang didapat dari program pundi kencana Bank Jatim dapat mengembangkan usaha para pelaku UMKM serta dapat juga membantu memulihkan kerugian yang dialami oleh usahanya. Selain itu para pelaku UMKM dapat menggunakan dana yang dipinjam dari pundi kencana untuk memiliki barang yang beragam dalam mengembangkan usahanya, sehingga dapat bersaing dengan para pelaku usaha lainnya. Selain dapat memulihkan kerugian, mengemngkan usaha, dana tersebut juga dapat meningkatkan laba dari para pelaku UMKM.. Efektivitas Program Pundi Kencana Dalam Pengembangan UMKM Di PT. Bank Jatim Capem Puspa Agro Sidoarjo. KESIMPULAN. Program pundi kencana di dalam mengembangkan UMKM sudah cukup efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin berkembangnya UMKM yang ada. Manfaat yang diperoleh dari mengikuti program pundi kencana di Bank Jatim capem puspa agro Sidoarjo adalah dirasakan oleh para pemilik usaha menengah yaitu untuk mengambangkan usaha yang dimilikinya. Sependapat dengan Mahmudi (2005:21) juga telah mendefinisikan efektivitas sebagai suatu hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau pelaksanaan suatu kegiatan. Faktor kedua mengenai program pundi kencana yaitu jangka waktu yang diberikan untuk pembayarannya juga lama. Tersedianya dana yang didapatkan dari program pundi kencana Bank Jatim dapat membantu pengembangan usaha dimana dana tersebut dapat menambah nilai produktivitas sehingga nantinya akan meningkatkan usaha dan menjadikan usaha semakin berkembang. Agar dapat berkembang maka dana tersebut digunakan untuk membeli alat, memperbaiki tempat usaha sehingga akan lebih menarik. Hal tersebut sependapat dengan apa yang telah di katakan oleh Makmur (2011:7) ketepatan penentuan waktu adalah sesuatu yang dapat menentukan keberhasilan sesuatu kegiatan dalam sebuah organisasi. Demikian pula ketepatan waktu, akan sangat berakibat terhadap kegagalan suatu aktivitas organisasi, jika organisasi tersebut tidak dapat memaksimal penggunaan waktu yang ada. Dalam penggunaan waktu yang tepat akan menciptakan efektivitas pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya oleh organisasi. Dana pinjaman yang didapatkan dari program pundi kencana dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha. Dimana data yang didapatkan dari program pundi kencana dapat menjadikan nilah produktivitas meningkat sehingga akan menjadikan sebuah usaha semakin meningkat atau dengan kata lain usaha tersebut berkembang dengan dana yang didapat dari mengikuti program Pundi Kencana Bank Jatim.. Berdasarkan hasil temuan penelitianini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.. Program pundi kencana di dalam mengembangkan UMKM sudah cukup efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari 3 fokus penelitian sesuai dengan kerangka berpikir yang telah di jabarkan oleh peneliti. Pertama dari pencapaian tujuan, dari Program Pundi Kencana Bank Jatim dapat membantu pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya serta memberikan pendampingan bagi para pelaku UMKM yang bermasalah. Kedua dari ketepatan waktu, berkaitan dengan program pundi kencana adalah sudah sangat tepat dimana hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan usaha yang dilakukan pada jangka waktu tersebut. Kebanyakan dari para pelaku UMKM telah melunasi angsuran Program Pundi kencana sebelum memasuki masa jatuh tempo. Faktor ketiga yaitu manfaat yang dirasakan pelaku UMKM. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, parapelaku UMKM telah merasakan manfaat ketika mengikuti Program Pundi kencana. Hal tersebut dilihat dari awal mula usaha pelaku UMKM yang kecil dan ketika mengikuti Program Pundi Kencana usahanya semakin berkembang. Sehingga peneliti menarik kesimpulan mengenai penerapan Program Pundi Kencana PT Bank Jatim Cabang Pembantu Puspa Agro Sidoarjo, telah berjalan dengan efektif.. 2.. Kendala yang dihadapi selama berlangsungnya program pundi kencana dalam melakukan proses pengembangan UMKM di Bank Jatim cabang Puspa Agro Sidoarjo adalah proses penyaluran kredit yang mengandung suatu risiko yaitu tidak tertagihnya pinjaman dana dimana hal tersebut merupakan salah satu kendala utama dalam melakukan proses peminjaman kredit pengembangan usaha UMKM. Begitu juga Bank Jatim harus memberikan pendampingan, agar para pelaku UMKM dapat membayar angsuran kredit sebelum masuk jatuh tempo pembayaran. Sementara kendala yang dihadapi oleh para 7.

(8) pelaku UMKM adalah ketika melakukan proses pembayaran kredit dan apabila sudah jatuh tempo waktu pelunasan namun kondisi usahapelaku UMKM sendang tidak berjalan dengan baik.. SARAN Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat memberikan saran antara lain adalah sebagai berikut: 1. Bagi pihak PT Bank Jatim sebaiknya, dapat memberikan pemetaan lebih detail mengenau dana pinjaman yang sesuai dengan batas kemampuan dari para peminjam dana (pelaku UMKM) sehingga diharapkan kendala pembayaran kredit program pundi kencana di Bank Jatim cabang Puspa Agro Sidoarjo dapat dihindarkan. Begitu juga dari pemerintah, sebaiknya memberikan berbagai macam penyuluhan serta kegiatan yang berkolaborasi dengan pihak PT Bank Jatim. Sehingga kedepannya dapat membantu para palaku UMKM khsususnya di Kabupten Sidoarjo dalam mengembangkan usahanya. Kegiatan tersebut dapat meliputi, pengadaan suatu seminar pengembangan usaha, pendampingan dan mengikut sertakan para stakeholder seperti mahasiswa, perusahaan swasta maupun unit usaha daerah dalam membantu pengembangan pelaku usaha UMKM. 2. Bagi pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam proses mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah agar lebih diperhatikan kembali. Seharusnya pemerintah Sidoarjo perlu menyusun sebuah kebijakan yang dapat digunakan sebagai landasan dasar dalam melakukan program pengembangan usaha bagi pelaku UMKM di Sidoarjo. Sehingga para stakeholder yang terlibat ketika melakukan kegiatan pengembangan UMKM (PT Bank Jatim, dengan Program Pundi Kencana) dapat memilki acuan dasar dalam melaksanakan setiap program pengembangan pelaku UMKM terutama di Sidoarjo.. Domai, Tjahjanulin.2002.Aspek Administrasi Manajemen. Jakarta:Bumi Aksara. Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung : PT. Mandar Maju. Gibson, James, L., 2000, Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses, Edisi ke-5. Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga. Kaho, Josef Riwu. (2005). Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia: Identifikasi FaktorFaktor yang mempengaruhi Penyelenggaraan Otonomi Daerah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kasmir. (2005). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT RajaGrafindo. Persada. Kuncoro, Mudrajat, 2013. Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator Ekonomi, Cetakan Pertama, Yogyakarta, UPP STIM YKPN Yogyakarta. Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta : PT. Pembaharuan. Lubis, Hari. S.B. dan Martani Husaini. 1987. Teori Organisasi (Suatu Pendekatan Makro). Jakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta :UPP AMPYKPN, Yogyakarta. Manurung. 2008. Modal untuk Bisnis UKM. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara Miles Matthew dan A. Michael Huberman. 2014. Analisa Data Kualitatif, BukuSumber tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UI Press Moleong, L.J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Makmur. 2011. Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan. Bandung: RefikaAditama. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. DAFTAR PUSTAKA. Primiana, Ina. 2009. Menggerakkan Sektor Riil UKM dan Industri. Bandung: Alfabeta. Buku dan Jurnal : Ardiansyah, Muhril. 2014. Kontribusi UMKM terhadap Perekonomian Indonesia. UMKM Outlook Report. Jakarta: USBI. Purnomo Agus. 2014. Efektivitas Pembiayaan UMKM Akad Musyarakah pada Nasabah Baitul Maal Wat Tamwil Beringharjo Cabang Malioboro. Yogyakarta: UNY Press.. Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Ratnawati, Susi.2013, Model ECommerceuntukmeningkatkanpenjualankeraji. 8.

(9) nankulitpascalumpurlapindo, ejurnalkewirausahaan, Vol 1.No. 1 Oktober 2013 hal- 38-52. Siagian, P Sondang. 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta :Bumi Aksara. Soeharto,Iman.1999.ManagementProyek:DariKonsept ualsampaiOperasional. Jakarta: Erlangga Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D.Bandung : Alfabeta. Steers, Richard M. 1985. Efektivitas Organisasi, Terjemahan: Magdalena Jamin, , Jakarta: Erlangga. Susanto,. Azhar. 2004 . Sistem Informasi Manajemen:Konsep dan Pengembangan. Bandung:Lingga Jaya.. Tambunan, 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Undang-Undang Nomor Perbankan. 10 Tahun 1998Tentang. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Westra, Pariata. 1985. Ensiklopedi Administrasi. Jakarta: CV.Haji Masagung.. Website : www.diskopukm.jatimprov.go.id Diakses Pada Tanggal 28 Desember 2017 pada Pukul 20.18 WIB www.dinaskoperasi-sidoarjokab.org Diakses Pada Tanggal 11 Januari 2018 pada Pukul 11.23 WIB http://www.bankjatim.co.id/id/pembiayaan/produktif/k redit-pundi-kencana-kredit-pundi-kencana-lpdbkumkmDiakses Pada Tanggal 12 Januari 2018 pada Pukul 21.16 WIB. 9.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan Saluran Gunung Gedangan Timur, Normalisasi Buzem Pulorejo, Pembangunan Plengsengan Blooto (batas

IMPROVING STUDENTS ’ WRITING ABILITY OF PROCEDURE TEXT OF CLASS VIIB OF SMP 2 JATI KUDUS IN ACADEMIC YEAR 2013/2014 BY USING MARKET

Merupakan parameter pengukuran objektif yang digunakan untuk mengukur ketepatan data hasil ekstraksi pesan yang telah disisipkan pada suatu file audio dengan menghitung persentase

The present paper intends to discuss the local distribution and pattern of relationship among coexisting of prevalent tree species in peat swamp forests of Kelampangan and

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak maka penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan dengan lancar sehingga tidak ada kata yang

Pemahaman pengertian disiplin kerja tersebut diatas dapat diasumsikan, bahwa bahwa disiplin merupakan suatu alat dalam sistem organisasi baik suasta maupun

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada Puskesmas X khususnya pada dimensi assurance dapat dilakukan dengan: meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada kemampuan