MODUL
ADVOKASI SOSIAL
Pelatihan Dasar Pendamping Sosial
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
BADAN PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN PENYULUHAN SOSIAL
KEMENTERIAN SOSIAL RI
TAHUN 2020
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha ESa, atas rahmat dan karunianya modul Advokasi Sosial dalam Pendampingan Sosial dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan Diklat Dasar Pendamping Sosial.
Advokasi sosial merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam pendampingan sosial. Berbagai isu-isu permasalahan sosial dapat diangkat oleh pendamping sosial melalui pendampingan advokasi sosial agar hak-hak masyarakat dapat terpenuhi. Hanya dengan menyuarakan kepedulian, pendamping sosial dapat mempengaruhi keputusan-keputusan yang menyangkut masyarakat yang membutuhkan. Aksi advokasi dari pendamping sosial dapat memperbaiki kehidupan masyarakat yang mengalami diskriminasi ataupun mencegah kesengsaraan yang tidak seharusnya terjadi.
Terimakasih diucapkan kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan modul ini. Semoga modul ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak dan kalangan untuk meningkatkan kinerja pendamping sosial. Saran konstruktif dalam rangka pengayaan modul selanjutnya sangat kami harapkan.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan meridhoi segala usaha yang kami lakukan. Aamiin.
Jakarta, September 2020 Kepala Pusdiklat Kesos
Ka t a Pen ga n t a r... ii
D a ft ar Isi ... iii
BAB I Pen d ah u l u an ... 1
BAB I I Ad vo kas i S o s i al d al am Pen d amp i n gan S o s i al ... 9
1. Pen g e rt i an ad vo k asi so si al ... 9 2. T u j u an Ad vo k as i S o si al ...11 3. Ni l a i Ad vo ka s i S o s i a l ... 12 4. Jen i s Ad vo k asi S o si al ... 1 3 Ra ng k u m a n . . . 15 Ev al uas i . . . 16
BAB III Str at e g i dan Tek nik Ad vo kas i S o s i al ...17
1. S t rat e g i Ad vo k asi S o si al ...17
2. T ekn i k Ad vo k asi S o si al … … … . . . .. .. .. . 19
Ra ng k u m a n . . . 21
Ev al uas i . . . 21
BAB IV P roses Adv ok as i S os i a l . . . 23
1. Men gi d en ti fi k asi m as a l ah ...23
2. M e ne n t u k a n t ujuan dan s as aran a dv ok as i . . . 24
3. Men d ap a t k a n fakt a … … … . .. . . . ... .. . 24
4. M e ng i de nt i fi kasi ri si ko dan mi ti gasi ri si ko ... 25
5. Men yu su n ren can a ad vo k asi . . . 26
6. Mel ak s an ak a n adv ok a s i . . . 27
7. Mo n i to ri n g d an e v al u asi ... 27
Ra ng k u m a n . . . 28
Lem bar K e r ja. ... 28
Ev al uas i . . . 33
D a ft ar P us t ak a . . . 34
Bi od ata Pen u l i s ... 35
Lampiran...37
Sebelum mempelajari modul ini, sebaiknya anda membaca terlebih dahulu petunjuk penggunaan modul ini:
1. Sebelum pertemuan dilakukan, pastikan bahwa materi untuk mendukung pertemuan ini sudah tersedia:
a. Modul Advokasi Sosial dalam pendampingan sosial b. Bahan Tayang yang diperlukan oleh fasilitator
c. Peralatan yang diperlukan (LCD, spidol, kertas plano, kertas metaplan, flip chart, penjepit kertas, selotip atau lakban kertas, laptop, lembar kerja) 2. Modul ini merupakan acuan bagi tenaga pengajar/ fasilitator dalam
melakukan proses fasilitasi kegiatan pembelajaran dan dalam pelaksanaannya dapat dilakukan improvisasi sesuai dengan situasi dan kebutuhan di lapangan.
3. Kasus yang diangkat dalam diskusi pembahasan modul ini dapat disesuaikan dengan situasi kondisi setempat
BAB I.
PENDAHULUAN
A . DESKRIPSI SINGKAT
Dalam mata pelatihan advokasi sosial, secara substansi pembahasannya fokus kepada bagaimana memahami advokasi sosial dan kemampuan mengadvokasi kepentingan penerima manfaat ataupun masyarakat yang membutuhkan. Melalui mata diklat ini, peserta akan dinilai kemampuannya dalam melakukan advokasi khususnya dalam rangka mengedepankan hak asasi manusia. Mata pelatihan ini disajikan dengan metode experiental learning dan disertai metode ceramah, diskusi, role play dan simulasi
B . RELEVANSI
Mata pelatihan advokasi sosial merupakan bagian dari materi modul Pelatihan Dasar Pendamping Sosial. Secara umum modul ini ditujukan agar Pendamping Sosial memahami bagaimana melakukan advokasi untuk memperjuangkan hak para Penerima Manfaat. Dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, masih banyak hak dasar Penerima Manfaat yang masih belum terpenuhi ataupun dilanggar. Tidak sedikit atau bahkan sebagian besar Penerima Manfaat tidak memiliki kekuatan dan daya untuk memperjuangkan apa yang menjdai haknya. Maka dari itu, sebagai garda terdepan penyelenggaraan kesejahteraan sosial, Pendamping Sosial memiliki tugas untuk melakukan pendampingan, perlindungan dan pembelaan terhadap seseorang, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang dilanggar haknya.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran mata pelatihan ini, peserta diharapkan mampu melakukan upaya advokasi sosial dalam praktek pendampingan sosial secara efektif
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan advokasi sosial ini, peserta pelatihan diharapkan mampu:
a. Menjelaskan konsep advokasi sosial dalam pendampingan sosial dengan benar
b. Mensimulasikan teknik dan strategi advokasi sosial dalam pendampingan sosial secara benar
c. Mempraktekkan proses advokasi sosial dalam pendampingan sosial dengan tepat
D. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
1. Advokasi Sosial dalam pendampingan sosial a. Pengertian advokasi sosial
b. Tujuan advokasi sosial c. Nilai advokasi sosial d. Jenis advokasi sosial
2. Teknik dan strategi advokasi sosial a. Strategi advokasi
b. Teknik advokasi 3. Proses advokasi sosial
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menentukan sasaran dan tujuan advokasi c. Mendapatkan fakta
e. Menyusun dokumen rencana strategi f. Melaksanakan advokasi
g. Monitoring and evaluasi
E . MEDIA/ ALAT PEMBELAJARAN
1. Unit Laptop 2. LCD, projector
3. Modul
4. Kertas flipchart, spidol, Post-it 5. Bahan presentasi/ppt 6. Studi kasus 7. Sticky notes 8. Video
F . METODE PEMBELAJARAN
a. Brainstorming b. Ceramah singkat c. Tanya jawab d. Diskusi Kelompok e. Refleksi f. Presentasi g. Simulasi h. Studi kasus i. Role PlayingPengantar (5’) Advokasi Sosial dalam pendampingan Sosial (85’)
Teknik dan strategi advokasi sosial
85’
G. SKEM A P E MBE L AJAR AN
H. PROSE S PEMBELAJARA N
1. Materi 1: Advokasi Sosial dalam pendampingan sosial a. Indikator Keberhasilan
1) Menjelaskan pengertian advokasi sosial dalam pendampingan sosial 2) Menjelaskan tujuan advokasi sosial dalam penanganan masalah 3) Menguraikan nilai advokasi sosial dalam penanganan masalah 4) Menerangkan jenis-jenis advokasi sosial dalam pendampingan sosial b. Langkah-langkah Pembelajaran
1) Fasilitator melakukan brainstorming tentang advokasi sosial dengan bertanya kepada peserta tentang pengalaman mereka
a) Apakah anda pernah berbicara dengan masyarakat untuk memahami tantangan yang dihadapi, mencari solusi dan memberi tahu pihak lain terkait situasi tersebut?
b) Apakah anda pernah bertemu dengan lembaga/ pemerintah terkait masalah sosial yang ada di daerah anada dan menyampaikan
Penutup
5’
Fasilitator menekankan bahwa poin utama dari nilai advokasi sosial adalah memberdayakan KPM bukan hanya sekedar membantu. Pendamping bertugas untuk membantu KPM dan terpenuhi haknya dengan tetap mengedepankan suara KPM
pengalaman dari program dan mengusulkan ruang untuk berkolaborasi?
c) Apakah anda pernah berpartisipasi dalam pertemuan koordinasi baik di kantor maupun di luar kantor dan berupaya untuk menyampaikan pemikiran untuk sebuah perubahan?
d) Apakah anda pernah menyampaikan usulan dan keprihatinan yang anda temui sehari-hari kepada atasan/ supervisor agar terjadi perubahan?
2) Fasilitator menyampaikan kepada peserta bahwa “upaya upaya yang telah dilakukan oleh peserta merupakan aksi advokasi sosial”
3) Fasilitator melakukan brainstorming bertanya kepada peserta “Jadi,
apa itu advokasi sosial?”
4) Fasilitator bersama dengan peserta menyimpulkan peserta tentang advokasi sosial dengan menggunakan PPT 3
5) Fasilitator menanyakan kepada peserta “mengapa mereka melakukan advokasi sosial dalam kegiatan pendampingan sosial?”
6) Fasilitator menuliskan jawaban peserta di kertas flipchart
7) Fasilitator memperlihatkan gambar-gambar permasalahan sosial dan bertanya apa yang dirasakan dan difikirkan oleh peserta
8) Fasilitator menjelaskan tujuan dan nilai advokasi sosial dengan menggunakan ppt 4-6
9) Fasilitator meminta peserta untuk membagi menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok mencari contoh kasus sesuai dengan jenis
advokasi yang telah ditugaskan di masing-masing kelompok; advokasi client, advokasi kelompok, advokasi administrasi, advokasi legislative 10)Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil dari masing-masing
kelompok
11)Fasilitator dan peserta menyimpulkan hasil diskusi dengan menggunakan ppt 7-10
2. Materi 2: Strategi & Teknik Advokasi Sosial dalam pendampingan sosial a. Indikator Keberhasilan
Peserta dapat mensimulasikan strategi & teknik advokasi sosial dalam pendampingan sosial
b. Langkah-langkah Pembelajaran
1) Fasilitator melakukan brainstorming tentang strategi apa yang biasa dilakukan oleh peserta ketika melakukan perubahan:
a) Strategi apa yang dilakukan oleh peserta ketika melakukan advokasi sosial?
b) Adakah tehnik tertentu yang dilakukan oleh peserta ketika melakukan advokasi sosial?
c) Adakah perbedaan teknik dan strategi pada saat melakukan advokasi sosial dengan audience yang berbeda?
2) Fasilitator menjelaskan tentang strategi & teknik advokasi sosial dengan menggunakan ppt 11-13
3) Fasilitator memutarkan video 1.1 dan melakukan debrief tentang tehnik advokasi sosial yang bisa dilakukan oleh peserta
4) Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok dan meminta peserta untuk menyusun satu pesan advokasi sosial yang efektif 5) Fasilitator melakukan debrief dan menjelaskan tentang pesan
advokasi sosial yang efektif
6) Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok (bisa kelompok yang sama) dan meminta setiap kelompok untuk melakukan role-play
advokasi sesuai dengan teknik yang ditugaskan di masing-masing kelompok:
a) Kelompok 1: Teknik negosiasi
b) Kelompok 2: Teknik media massa/ media sosial (TV/radio/media sosial)
c) Kelompok 3: Teknik loby
d) Kelompok 4: Edukasi ke masyarakat (Home visit) 7) Fasilitator menanyakan kepada peserta:
a) Apa yang dipelajari dari masing-masing role-play? b) Apa yang telah berjalan dengan baik?
c) Apa yang belum berjalan dengan baik?
d) Saran terkait teknik advokasi yang telah digunakan?
8) Fasilitator melakukan debrief dan menjelaskan tentang teknik advokasi dalam pendampingan sosial
3. Materi 3: Proses advokasi sosial dalam pendampingan sosial a. Indikator Keberhasilan
Peserta dapat mempraktekkan proses advokasi sosial dalam pendampingan sosial
b. Langkah-langkah Pembelajaran
1) Fasilitator menanyakan kepada peserta proses apa yang harus dilakukan ketika ingin melakukan advokasi?
2) Fasilitator menjelaskan tentang proses advokasi sosial dengan menggunakan ppt 14-19
3) Fasilitator membagi peserta menjadi 4 kelompok dan membagikan lembar kasus (Lembar kasus I dan II)
4) Fasilitator meminta peserta untuk “mengidentifikasi masalah” yang akan di advokasi dari kasus I/ II dengan menggunakan pohon masalah(lihat LK 7.1)
6) Fasilitator meminta peserta untuk melanjutkan berdiskusi dengan menggunakan kasus yang sama dan melakukan kegiatan:
a) “menentukan masalah yang menjadi prioritas advokasi” dengan menggunakan LK 7.2
b) “menganalis target advokasi” LK 7.3
c) “Membuat rencana advokasi” LK 7.4
d) “Menganalisis Risiko” LK 7.5
7) Fasilitator meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
8) Fasilitator meminta kelompok lain memperhatikan memberikan kritik dan saran terhadap apa yang telah di jelaskan oleh kelompok yang lain
9) Fasilitator meminta peserta untuk melakukan brainstorming di kelompok yang sama dan menanyakan kepada peserta:
a) Mengapa kita perlu melakukan evaluasi dari advokasi? b) Aspek apa saja yang harus di evaluasi?
c) Kapan waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi?
10)Fasilitator menyimpulkan hasil kegiatan dan menjelaskan tentang monitoring dan evaluasi advokasi dengan menggunakan ppt 20-21
BAB II. Advokasi Sosial dalam Pendampingan
BAHAN BACAAN DAN LEMBAR KERJA:
A.
DESKRIPSI SINGKAT
Pembahasan dalam Bab ini akan membantu peserta untuk memahami tentang advokasi sosial dalam pendampingan sosial dari sisi konseptual teoritis secara umum. Pemahaman secara konspetual tentang advokasi sosial akan menjadi landasan bagi para Pendamping Sosial agar dapat melakukan memperjuangkan hak-hak para penerima manfaat sehingga kesejahteraan masyarakat Indonesia dapat terwujud. Setelah mempelajari bab ini, peserta TOT diharapkan dapat menjelaskan tentang pengertian advokasi sosial, tujuan advokasi sosial, nilai dalam advokasi sosial dan jenis-jenis advokasi dalam pendampingan sosial. Bab ini disajikan secara interaktif melalui metode ceramah interaktif, tanya jawab, diskusi, dan simulasi.
B.
URAIAN MATERI
ADVOKASI SOSIAL DALAM PENDAMPINGAN SOSIAL
Advokasi sosial merupakan satu kegiatan yang sangat penting untuk mendukung perubahan sosial. Di dalam pelayanan kesejahteraan sosial, advokasi sosial merupakan kegiatan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan kesejahteraan hidup masyarakatnya.
1. Pengertian Advokasi Sosial
sendiri diambil dari bahasa Belanda yang berarti advocaat yang berarti pengacara atau pembela. Sehingga tidak mengherankan apabila definisi advokasi sangat erat kaitannya dengan ranah hukum. Lalu apa yang dimaksud dengan advokasi sosial? Mengacu pada Undang-Undang nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial mendefinisikan Advokasi Sosial sebagai:
“Upaya memberikan pendampingan, perlindungan dan pembelaan terhadap seseorang, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang dilanggar haknya”
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Pasal 16)
Mengacu pada definisi tersebut, advokasi sosial di dalam pendampingan sosial dapat diartikan sebagai suatu upaya yang sistematis dan terencana, yang diwujudkan dalam berupa aksi dan dilakukan oleh para Pendamping Sosial untuk mempengaruhi tingkah laku, persepsi ataupun sistem kebijakan yang belum berpihak kepada individu, kelompok dan/ atau masyarakat luas. Dalam konteks pendampingan sosial, advokasi sosial tidak hanya berarti membela atau mendampingi Penerima Manfaat, melainkan bersama-sama dengan mereka melakukan upaya-upaya perubahan sosial secara sistematis dan strategis.
Aksi yang diberikan dapat berupa upaya pendekatan pemberian layanan sosial kepada masyarakat/ Penerima Manfaat, peningkatan akses masyarakat untuk mendapatkan informasi, pendorongan transparansi informasi program sosial, atau upaya dorongan kepada pihak terkait agar masyarakat mendapat penyelesaian atas permasalahan yang dihadapinya.
Tidak hanya itu saja, praktek advokasi dalam pendampingan sosial juga dapat berupa upaya yang terencana dan sistematis untuk mengingatkan dan mendesak pemerintah daerah agar meningkatkan akses dan pelayanan warga miskin melalui penetapan kebijakan (Kemensos, 2018). Pendamping Sosial dapat terlibat langsung dalam gerakan perubahan dan aksi sosial untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap masalah sosialdan ketidakadilan, memobilisasi sumber yang ada untuk mengubah kondisi yang buruk dan tidak adil, ataupun melakukan lobby dan negosiasi agar tercapai perubahan di level kebijakan.
2. Tujuan Advokasi Sosial dalam pendampingan sosial
Mengapa advokasi sosial itu penting? Advokasi sosial merupakan aksi yang dilakukan untuk menyuarakan suara rakyat atau orang yang membutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang berada dalam kondisi tidak menguntungkan dan membutuhkan pertolongan, akan tetapi mereka tidak dapat menyuarakan kondisinya baik itu karena birokrasi yang menyulitkan ataupun karena sistem yang belum berpihak kepada masyarakat. Maka dari itu, advokasi sosial sangat dibutuhkan untuk memberi kekuatan (to empower) rakyat atau masyarakat yang membutuhkan pertolongan.
Advokasi sosial dalam proses pelayanan sosial bertujuan untuk memenuhi hak-hak masyarakat Indonesia:
a. memperoleh kecukupan pangan, sandang dan perumahan b. Memperoleh pelayanan kesehatan
c. Memperoleh pendidikan yang dapat meningkatkan martabatnya
d. Mendapatkan perlindungan sosial dalam membangun, mengembangkan, memberdayakan diri dan keluarganya sesuai dengan karakter budayanya e. Mendapatkan pelayanan sosial melalui jaminan sosial, pemberdayaan
sosial, dan rehabilitasi sosial dalam membangun, mengembangkan, serta memberdayakan diri dan keluarganya
f. Memperoleh derajat kehidupan yang layak g. Memperoleh lingkungan hidup yang sehat
h. Meningkatkan kondisi kesejahteraan yang berkesinambungan i. Memperoleh pekerjaan dan kesempatan berusaha
3. Nilai-nilai dalam Advokasi Sosial
Praktek advokasi sosial yang dilakukan oleh pendampingan sosial mengandung beberapa nilai (Schneider & Lester, 2009) yaitu:
a. Mengedepankan hak dan martabat individual (Dignity and Right of the individual)
Segala tindakan advokasi sosial dalam pendampingan sosial dilakukan atas dasar nilai penghargaan terhadap hak dan martabat penerima manfaat yang merupakan hak dasar yang melekat pada setiap manusia.
b. Memberikan suara kepada yang tiada kuasa (Giving voice to the powerless) Advokasi sosial merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyuarakan suara masyarakat miskin atau rentan yang selama ini mereka tidak dapat melakukan hal tersebut.
c. Memberikan kesempatan individu untuk menentukan diri sendiri (Self-
determination)
Advokasi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar masyarakat miskin dan rentan dapat mengerti kebutuhan mereka sendiri dan tindakan apa yang dapat diambil untuk memenuhi kebutuhan mereka tersebut. Pendamping Sosial akan memfasilitasi, mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah dari perspektif masyarakat. Pendamping Sosial akan membantu masyarakat untuk berbicara atas nama mereka sendiri
d. Melakukan pemberdayaan dan memberikan penguatan (Empowerment and strengths perspective)
Proses advokasi dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial menyangkut tindakan langsung dengan masyarakat miskin dan rentan untuk menyelesaikan masalah mereka atau memenuhi keinginan mereka. Nilai ini berdasarkan kepercayaan bahwa masyarakat rentan dan miskin memilki
kemampuan untuk melakukan sesuatu.
e. Memperjuangkan keadilan sosial (Social justice)
Proses advokasi di dalam penyelenggaraan sosial merupakan kegiatan untuk mengakhiri segala bentuk ketidakadilan sosial, seperti diskriminasi, penindasan, kemiskinan, dll.
4. Jenis Advokasi Sosial dalam pendampingan sosial
Advokasi sosial yang bisa dilakukan oleh pendamping sosal di dalam pelayanan kesejahteraan sosial ada 4 jenis, yaitu:
a. Advokasi kasus/klien (Client advocacy)
Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial, Pendamping Sosial sering dihadapkan pada kondisi dimana Penerima Manfaat tidak dapat menjangkau sumber atau pelayanan sosial yang menjadi haknya, yang disebabkan karena diskriminasi ataupun ketidakadilan. Pada kondisi seperti ini, diperlukan Pendamping Sosial yang berbicara, berargumen dan bernegosiasi atas nama Penerima Manfaat secara individu atau disebut dengan advokasi kasus/klien .
Advokasi klien merupakan proses advokasi yang dilakukan untuk membantu individu agar memperoleh hak-haknya atau mampu menjangkau sumber atau pelayanan sosial yang telah menjadi haknya (Zulyadi, 2014). Pendamping Sosial akan berbicara dan bertindak atas nama kepentingan individu yag rentan sesuai dengan pengkhususan tugas dan fungsi yang diemban oleh masing-masing Pendamping Sosial. Contoh, bagi Pendamping Sosial Korban Penyalahguna Narkotika, maka Pendamping Sosial menyuarakan kepentingan dari Korban penyalahguna Narkotika agar tidak lagi mendapatkan stigma dan bisa mendapatkan proses rehabilitasi.
b. Advokasi kelompok (Group advocacy)
kelompok Penerima Manfaat untuk menjamin terpenuhinya hak-hak PM dalam menjangkau sumber atau memperoleh kesempatan. Fokus advokasi kelompok yang dilakukan Pendamping Sosial adalah melakukan perubahan kebijakan yang biasanya pada tingkat tingkat lokal maupun nasional. Pelayanan advokasi diberikan bagi kelompok Penerima Manfaat yang memiliki masalah yang sama. Sebagai contoh, Pendamping Sosial Disabilitas mencoba memperjuangkan kepentingan para penyandang disabilitas agar dapat mendapat sarana dan prasarana yang aksesibel dengan cara membuat video dan diunggah melalui sosial media agar dapat dilihat oleh para pemangku kebijakan.
c. Advokasi legislatif (Legislative advocacy)
Advokasi legislatif merupakan salah satu bentuk aksi yang dilakukan untuk merubah atau mempengaruhi dalam proses pembuatan suatu Undang- undang/ kebijakan/aturan. Salah satu contoh advokasi legislative yang bisa dilakukan oleh Pendamping Sosial adalah mendorong aparatur daerah setempat agar terbentuknya peraturan lingkungan ramah anak di daerah setempat atau dorongan kepada pemda setempat untuk memiliki SOP, juknis atau perda terkait lingkungan ramah anak.
d. Advokasi administratif (Administrative advocacy)
Advokasi ini merupakan aksi untuk memperbaiki atau merubah keluhan- keluhan terkait masalah administrasi. Pendamping Sosial melakukan upaya advokasi terkait masalah administrasi kependudukan, seperti: Nomor Induk Kependudukan, Akte Kelahiran, KTP, Kartu Keluarga, surat pindah datang, perubahan alamat, status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap
C. RANGKUMAN
1. Advokasi sosial adalah upaya memberikan pendampingan, perlindungan dan pembelaan terhadap seseorang, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat 2. Advokasi sosial merupakan aksi yang dilakukan untuk menyuarakan suara rakyat atau orang yang membutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang berada dalam kondisi tidak menguntungkan dan membutuhkan pertolongan, akan tetapi mereka tidak dapat menyuarakan kondisinya baik itu karena birokrasi yang menyulitkan ataupun karena sistem yang belum berpihak kepada masyarakat
3. Nilai-nilai yang harus dikedepankan dalam advokasi sosial yaitu: mengedepankan hak dan martabat individual, memberikan suara kepada yang tiada kuasa, self determination, melakukan pemberdayaan dan penguatan, dan memperjuangkan keadilan sosial
D. EVALUASI
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan advokasi sosial yang kamu ketahui! Dan jelaskan perbedaan antara advokasi sosial dan advokasi hukum!
2. Jelaskan tujuan advokasi sosial dalam pendampingan sosial! Berikan contoh! 3. Sebutkan nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dalam melakukan advokasi
sosial!
4. Sebutkan jenis-jenis advokasi sosial yang bisa dilakukan dalam pendampingan sosial dan berikan contoh satu per satu!
E.
UMPAN BALIK
Apabila saudara telah mampu menjawab pertanyaan diatas maka saudara telah mampu menguasai tentang konsep advokasi sosial. Apabila belum, saudara dapat melakukan pendalaman kembali terhadap materi yang telah diuraikan.
A.
DESKRIPSI SINGKAT
Pembahasan dalam Bab ini akan membantu peserta untuk memahami tentang strategi dan teknik advokasi sosial dalam pendampingan sosial. Pemilihan strategi dan teknik yang baik sangat dibutuhkan agar tujuan dari advokasi yang dilakukan terhadap hak-hak penerima manfaat dapat tercapai. Beberapa teknik advokasi yang sudah dikenal di masyarakat seperti lobbying atau negosiasi akan dibahas pada bab ini. Selain itu, beberapa strategi juga akan diperkenalkan kepada para peserta TOT. Setelah mempelajari bab ini, peserta TOT diharapkan dapat menjelaskan tentang strategi dan teknik advokasi sosial. Bab ini disajikan secara interaktif melalui metode ceramah interaktif, tanya jawab, diskusi, dan role play
B.
URAIAN MATERI
1. Strategi Advokasi
Masih banyak permasalahan sosial yang dialami oleh masyarakat Indonesia, tidak hanya masalah kemiskinan yang tak tertangani, tapi juga permasalahan lainnya seperti penelantaran anak, kekerasan dalam rumah tangga atau eksploitasi. Pendamping Sosial dapat melakukan beberapa kegiatan advokasi yang dapat mendorong mempercepat program perlindungan, rehabilitasi ataupun pemberdayaan sosial bagi masyarakat yang membutuhkan. Dan Tentu saja harus disesuaikan dengan tusinya masing-masing. Sebagai contoh, merespon dan memfasilitasi penduduk miskin yang belum mendapatkan bantuan sosial, dokumen kependudukan atau mendorong kemudahan akses informasi dan memberikan informasi terkait hak-haknya sebagai warga negara.
BAB III STRATEGI DAN TEKNIK ADVOKASI
Ada beberapa langkah strategis yang bisa kita lakukan dalam melakukan praktek advokasi:
a. Menggalang mitra
Didalam masyarakat, banyak kelompok masyarakat yang sudah terbentuk, contohnya karang taruna, organisasi masyarakat keagamaan (NU, muhammadiyah). Ketika menemukan masalah yang perlu di advokasi, para Pendamping Sosial dapat memanfaatkan kelompok-kelompok yang sudah ada dan melakukan koordinasi dengan kelompok-kelompok tersebut untuk advokasi masyarakat yang membutuhkan. Pendamping juga bisa menggalang mitra dengan lembaga lainnya baik pemerintah maupun non-pemerintah seperti: Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI/ LBH), Komnas Perempuan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) . Contoh lainnya yaitu Pendamping Sosial pkh di kabupaten kota dapat membangun jaringan seluas mungkin dengan Pendamping Sosial lainnya untuk memecahkan permasalahan di wilayah tertentu
b. Bentuk kelompok baru
Jika tidak terdapat kelompok/ organisasi yang ada di masyarakat, maka kegiatan advokasi dalam pendampingan dapat dilakukan dengan membentuk aliansi/ kelompok baru agar pendamping memiliki kekuatan untuk melakukan pergerakan advokasi. Sebelum melakukan aksi, terlebih dahulu membentuk beberapa orang yang mempunyai tugas dan fungsi masing-masing, seperti fungsi koordinator dan motivator. Aliansi ini lah yang akan menyusun strategi, mengorganisir dan mendorong masyarakat untuk mendorong orang lain/ masyarakat untuk melakukan perubahan. Aliansi dapat terdiri dari beberapa wakil masyarakat, contohnya ketua RT/ RW/ kepala desa
c. Menyusun pesan advokasi sosial dengan jelas
1) Pesan yang tepat:
Pesan yang efektif menyampaikan pada para audiens apa yang diminta untuk dilakukan dan mengapa itu penting
a) Outlinekan dasar-dasar isu advokasi anda dan dapat diulang berbagai audiens
b) Pesan anda akan mencakup pernyataan masalah, contoh-contoh bukti yang dapat mempengaruhi/ membujuk dan panggilan untuk bertindak c) Pesan anda harus menyebutkan berbagai konsekuensi jika solusi yang
anda ajukan tidak terjadi 2) Pesan yang baik:
a) Berupa pernyataan b) Disertai bukti-bukti c) Memberikan contoh d) Meminta adanya tindakan e) Tepat
3) Pesan yang buruk: a) Tidak jelas b) Jargon
c) Tidak jelas apa yang diminta d) Terlalu panjang
2. Teknik Advokasi
a. Lobi/ Negosiasi
Dalam menjalankan fungsi advokasi sosial, seoarang Pendamping Sosial tidak jarang harus melakukan persuasi terhadap kelompok professional, pemangku kepentingan atau kelompok elit tertentu agar tercapai tujaun yang diharapkan (Adi, 2007). Salah satu teknik yang bisa dilakukan oleh Pendamping Sosial adalah melakukan negosiasi/ lobby yang essensinya adalah proses mengenali perbedaan
kepentingan, mencari titik temu kepentingan (untuk menghindari konflik) dan mempertukarkan konsesi sehingga masing-masing pihak merasa menang. Contohnya, Pendamping Sosial anak dapat melakukan loby/ negosiasi dalam
Negosiasi memiliki 2 bentuk: formal dan informal. Bentuk formal biasa disebut negosiasi, sedangkan bentuk informal disebut lobby. Lobby tidak mengikat waktu dan tempat, bisaa dilakukan terus menerus
Proses lobby membutuhkan kemampuan interpersonal
proses mediasi dengan pihak keluarga korban ketika sedang menghadapi kasus anak berhadapan dengan hukum.
Kemampuan berkomunikasi sangat dibutuhkan dalam melakukan loby dan negosiasi. Menurut London (2009), informasi yang diberikan juga harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu: konsisten, up todate, dan valid.
Seorang negosiator harus memiliki 4 (Empat) kemampuan dasar: 1) Informasi
2) Ilmu Pengetahuan 3) Penilaian
4) Bijak/ Arif
Pendamping Sosial dapat melakukan negosiasi dengan tahapan meliputi: 1) Persiapan: tentukan tujuan, menilai lawan, mengumpulkan info,
membuat strategi
2) Pelaksanaan: mencari informasi tambahan, menilai ulang, mengajukan tawaran
3) Penutupan: mencapai kesepakatan
b. Melakukan advokasi melalui media (media Massa/ media sosial)
Advokasi media (media advocacy)adalah melakukan kegiatan advokasi dengan melibatkan massa atau sosial. Contohnya kisah anak terlantar di sukabumi yang disiarkan oleh media tv merupakan salah satu advokasi yang bisa dilakukan untuk menyadarkan pemerintah tentang kondisi fakir miskin/ anak terlantar di suatu daerah. Pendamping Sosial juga bisa menggunakan beberapa platform media sosial untuk mnegadvokasi suatu masalah seperti facebook, twitter, instagram baik dengan menggunakan video ataupun disertai dengan #hashtag. Contohnya, #stopperkawinanak atau #stopkekerasananak. Keberadaan hashtag ini digunakan untuk meningkatkan kesadaran atau mendorong tindakan dari masalah yang ada di sekitar. Untuk konteks membangun kampanye di media sosial, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan, yaitu:
1) Menentukan tujuan kampanye
2) Menjelaskan mengapa isu tersebut penting 3) Memilih audiens sasaran
4) Memilih platform media sosial yang sesuai
c. Melakukan edukasi (home visit)
Pendamping Sosial juga dapat melakukan advokasi dengan cara home visit dan memberikan edukasi kepada warga masyarakat agar kebijakan pemerintah dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Salah satu teknik advokasi yang bisa dilakukan oleh petugas yaitu degan memberikan penjelasan secara langsung kepada warga
C. RANGKUMAN
Pemilihan strategi dan teknik yang baik sangat dibutuhkan agar tujuan dari advokasi yang dilakukan terhadap hak-hak penerima manfaat dapat tercapai. Ada beberapa langkah strategi yang bisa dilakukan dalam melakukan praktek advokasi sosial; (1) Menggalang mitra (2) membentuk kelompok baru/ aliansi, (3) Menyusun pesan advokasi dengan jelas. Beberapa teknik advokasi sosial juga bisa dilakukan; (1) lobi/ negosiasi, (2) media (media massa/ sosial), (5) melakukan edukasi (home visit)
D. EVALUASI
Jawablah Pertanyaan berikut dengan lengkap dan jelas:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi advokasi! Mengapa strategi dalam advokasi itu penting?
2. Sebutkan beberapa strategi dalam advokasi dan berikan contohnya! 3. Sebutkan beberapa teknik advokasi sosial! Berikan contoh
4. Sebutkan dan jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan negosiasi dan lobbying dengan aparat desa!
5. Apa yang dimaksud dengan membentuk aliansi dalam strategi advokasi? Jelaskan dengan contoh penerapannya dalam tugas dan fungsi anda sebagai Pendamping Sosial!
E. UMPAN BALIK
Bagi anda yang sudah menguasai strategi dan teknik di atas, anda dapat mencari referensi lebih lanjut mengenai strategi dan teknik advokasi yang lainnya. Kaitkan dengan pendampingan sosial yang sedang anda lakukan dan berikan contoh strategi dan teknik advokasi lainnya yang pernah anda lakukan.
A.
DESKRIPSI SINGKAT
Pembahasan dalam Bab ini akan membantu peserta untuk memahami tentang proses advokasi sosial dan tahapan apa saja yang perlu dilakukan oleh Pendamping Sosial agar advokasi sosial yang diupayakan dapat berjalan efektif. Advokasi Setelah mempelajari bab ini, peserta TOT diharapkan dapat mensimulasikan proses advokasi sosial mulai dari mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi target advokasi, mendapatkan fakta-fakta, melaksanakan advokasi sampai dengan melakukan monitoring dan evaluasi. Segala kegiatan yang dilakukan terkait penyelenggaraan kesejahteraan sosial perlu membutuhkan monitoring dan evaluasi tidak terkecuali advokasi sosial. Bab ini disajikan secara interaktif melalui metode ceramah interaktif, tanya jawab, diskusi, dan role play.
B.
URAIAN MATERI
Untuk mendukung keberhasilan advokasi, ada beberapa proses yang dapat dilakukan:
1. Mengidentifikasi masalah/ Melakukan asesmen
Tahapan yang pertama adalah mengidentifikasi masalah untuk menentukan tindakan. Untuk mengadvokasi permasalahan yang ada pada penerima manfaat, Pendamping Sosial harus menentukan fokus permasalahan yang harus dituju dan memerlukan tindakan. Pendamping Sosial perlu melakukan identifikasi masalah dan melakukan proses asesmen.
BAB IV. PROSES ADVOKASI
SOSIAL
Identifikasi masalah dalam pendampingan sosial dapat dimulai dengan melihat masalah yang sedang dihadapi. Pendamping Sosial dapat mencatat keluhan individu/masyarakat yang terjadi.
Identifikasi masalah dapat menggunakan beberapa pertanyaan yaitu: a. Siapa yang terkena masalah?
b. Apa masalahnya? c. Apa akar masalahnya?
d. Apa yang akan terjadi jika tidak segera diatasi? e. Apakah isu ini mendesak?
Ketika permasalahan sudah diketahui, maka langkah selanjutnya yaitu mengidentifikasi siapa yang menjadi target dalam advokasi. Dalam tahapan ini, perlu dilakukan pemetaan terhadap pemangku kepentingan, baik itu orang, kelompok, ataupun organisasi yang bertanggungjawab terhadap sistem atau regulasi yang menjadi akar permasalahan. Kita juga perlu mengidentifikasi orang-orang yang dapat diajak bekerjasama untuk membentuk aliansi sehingga membentuk kekuatan dalam proses advokasi.
2. Menentukan tujuan dan sasaran advokasi
Sasaran merupakan hasil yang diharapkan dan dirancang untuk mengurangi atau meredakan gejala-gejala yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi. Sasaran dapat berupa sasaran jangka pendek dan jangka panjang. Sebagai contoh, ketika Pendamping Sosial anak mendapatkan ada anak terlantar di daerahnya , maka sasaran jangka pendeknya adalah mencarikan tempat perlindungan sementara untuk anak tersebut. Sasaran jangka panjang adalah mencarikan tempat perlindungan permanen yang layak dan memberikan akses untuk mendapatkan pendidikan. Tujuan disusun dengan prinsip SMART: Specific, Measurable, achievable, Relevant, Time-bound
3. Mendapatkan fakta-fakta
Ketika melakukan proses advokasi, Pendamping Sosial perlu untuk mencari data dan fakta yang mendukung agar perubahan terjadi. Jangan mendasarkan
keputusan-keputusan atas desas desus saja. Pendamping Sosial dapat mencari fakta dengan mengumpulkan informasi melalui para penerima manfaat atau pihak lain yang terkait, seperti aparat desa, karang taruna, dll
4. Mengidentifikasi risiko dan mitigasi risiko
Pendamping sosial merupakan profesi yang menuntut pendamping untuk terjun langsung ke masyarakat. Program-program yang dijalankan oleh pendamping sosial tidak jarang mengharuskan pendamping pada situasi dan kondisi yang berisiko. Program-program Kementerian Sosial dapat membawa pendamping pada sistem politik yang mungkin tidak berfungsi, konflik yang masih berlngsung, atau dimana advokasi sosial tidak diperbolehkan atau dilarang sama sekali. Lingkungan seperti ini mungkin sangat berisiko pada diri pendamping ketika melakukan advokasi sosial.
a. Jenis-Jenis risiko
Berikut merupakan yang mungkin terjadi bagi pendamping sosial: 1) Risiko Keselamatan Pribadi
Dalam konteks tertentu, advokasi dapat menempatkan staf dalam risiko, khususnya di area dengan keamanan tinggi dimana pendapat masyarakat dibatasi
2) Risiko Perlindungan Program
Dalam beberapa lingkugan, mengomentari atau kritik terhadap kebijakan pemerintah atau pengambil keputusan dapat menyebabkan program anda ditutup, pendanaan dikurangi, operasi organisasi diawasi
3) Risiko reputasi
Para pendukung program anda atau pengambil keputusan mungkin tidak setuju dengan tujuan advokasi pendamping dan mengurangi dukungan di masa depan
4) Resiko keuangan
Pendanaan advokasi berbeda untuk program dan tidak jaminan sukses dilanjutkan
Negara-negara memiliki perbedaan ukuran hukum untuk advokasi. Jadi pendamping sosial harus memastikan bahwa seluruh aktivitas dilaksanakan secara legal
b. Analisis Risiko
Untuk menguruangi dampak risiko, ada beberapa pertanyaan yang bisa dijawab:
1) Apakah ada situasi yang mengandung risiko bagi anda?
2) Apakah ada isu/ program yang akan menyinggung etnis, sosial atau politik?
3) Apakah program/ isu yang anda usulkan merupakan topik yang kontroversial?
4) Apakah advokasi yang dilakukan akan menyebabkan ancaman/ risiko bagi masyarakat yang kita bantu?
Langkah –langkah memahami tingkat risiko
1) Identifikasi potensi risiko dari aksi yang akan dilakukan baik pada organisasi anda maupun pada pihak lain. Setiap risiko diberikan skor: kemungkinan terjadi dan berapa luas kerusakannya?
2) Pertimbangkan anda mampu memitigasi/ menangani risiko 3) Pahami potensi manfaat dari tindakan yang akan dilakukan 4) Putuskan jika manfaat lebih tinggi daripada risiko
5. Menyusun dokumen rencana strategi advokasi
Menyusun rencana kegiatan secara detail, terdiri:
a. Rencana implementasi: tujuan yang akan dicapai per kegiatan, waktu pelaksanaan, melakukan apa, oleh siapa, serta informasi yang mendukung b. Mengembangkan pesan advokasi yang ingin disampaikan dan memilih
saluran komunikasi
c. Menentukan: anggaran kegiatan, sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan dan penyebaran materi dan kebutuhan logistik lainnya
6. Melaksanakan Advokasi
Setelah mengidentifikasi siapa yang akan menjadi target advokasi, maka pelaksanaan advokasi dilakukan. Pelaksanaan advokasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan teknik lobi, negosiasi, seminar, petisi, dll. Sesuai dengan pembahasan teknik advokasi pada bab sebelumnya
7. Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi dapat menentukan seberapa dekat anda untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam memenuhi kebutuhan para penerima manfaat. Ini dapat mengungkapkan apa yang bekerja dengan baik, apa yang tidak berhasil dengan baik atas upaya advokasi sosial yang sudah dilakukan oleh Pendamping Sosial.
Bagaimana cara melakukan monev terhadap kegiatan advokasi sosial yang kita lakukan? Pertama, sebelum melaksanakan advokasi perlu ditentukan bagaimana akan memantau rencana pelaksanaan. Dapatkah kita secara realistis mengharapkan untuk membawa perubahan dalam upaya yang kita lakukan? Kedua, secara spesifik tuliskan apa yang diharapkan akan terwujud setelah aksi advokasi. Ketiga, bagaimana kita mengetahui bahwa situasi telah berubah.
1. Pendamping Sosial perlu memahami tentang proses advokasi sosial dan tahapan apa saja yang perlu dilakukan oleh Pendamping Sosial agar advokasi sosial yang diupayakan dapat berjalan efektif
2. Beberapa tahapan dalam proses advokasi sosial yaitu; (1) mengidentifikasi masalah, (2) mengidentifikasi target, (3) mendapatkan fakta-fakta, (4) merencakan strategi dan taktik, (5) melaksanakan advokasi, dan (6) melaksanakan monitoring dan evaluasi
D.
LEMBAR KERJA7.1
Simulasi
“Mengidentifikasi masalah”
1. Fasilitator meminta peserta untuk membentuk kelompok terdiri dari 4 – 5 orang 2. Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk menggambar satu buah
pohon besar dan menuliskan satu isu atau masalah yang terjadi daerah mereka di tengah2 batang pohon
3. Fasilitator memulai dengan bertanya “mengapa ini menjadi masalah?”. Ketika peserta menemukan jawabannya, minta peserta untuk menuliskan jawabannya di ranting pohon dan tanyakan lagi pertanyaan yang sama
4. Fasilitator menanyakan kepada peserta “apa yang menjadi penyebab dari masalah tersebut?”. Ketika peserta menemukan jawabannya, tuliskan jawaban tersebut di akar dan tanyakan lagi pertanyaan yang sama
5. Setelah menuliskan masalah di akar, minta peserta untuk memikirkan solusi dari masing-masing masalah. Ketika mereka menemukan solusinya, minta peserta untuk menuliskannya di sticky notes dan menempelkannya di sebelah masing- masing masalah.
6. Tanyakan kepada masing-masing kelompok: “Mana diantara solusi-solusi ini yang membutuhkan usaha advokasi?”
7. Fasilitator membimbing peserta untuk melingkari solusi yang membutuhkan usaha advokasi
E.
LEMBAR KERJA 7.2
Simulasi
“Menentukan masalah yang menjadi prioritas advokasi”
1. Fasilitator meminta peserta untuk tetap berada di kelompok yang sama
2. Fasilitator meminta peserta untuk memilih satu masalah yang akan di advokasi (dipilih dari pohon masalah yang telah dibuat di aktivitas sebelumnya
3. Fasilitator meminta peserta untuk melakukan analisa terhadap masalah yang telah dipilih dengan menggunakan tabel analisa prioritas masalah (lampiran 2) 4. Setelah selesai fasilitator meminta peserta untuk memaparkan hasil diskusi
Lampiran 2. Tabel analisa prioritas masalah
Kriteria untuk menentukan masalah yang paling prioritas
Apakah memenuhi kriteria (beri tanda ✓)
Keterangan
Pentingnya isu/ permasalahan
Apakah langkah advokasi ini mewakili kelompok yang rentan atau warga yang membutuhkan
Praktis
Apakah langkah advokasi ini mudah
untuk dilaksanakan dan
dikomunikasikan
Apakah ada pihak-pihak yang jelas menjadi target advokasi terkait masalah ini?
Catatan:
Pemilihan stakeholder yang diprioritaskan didasarkan pada:
1. Ketertarikan dari para stakeholder terhadap proposal advokasi 2. Kekuatan mereka untuk menmpengaruhi pengambil keputusan
F.
LEMBAR KERJA 7.3
Simulasi
“Menganalisa target advokasi”
1. Fasilitator meminta peserta untuk tetap bekerja di kelompok yang sama 2. Peserta diminta untuk menentukan dan menuliskan pihak yang akan menjadi
target kunci advokasi (pengambil kebijakan/ keputusan)
3. Setelah selesai, masing-masing kelompok akan diberikan satu set kertas metaplan yang terdiri dari 3 warna:
4. Merah: pihak yang mendukung 5. Biru: Pihak oposisi
6. Kuning: pihak yang netral
7. Setelah selesai, peserta diminta untuk menuliskan pihak-pihak yang terkait isu advokasi di kertas metaplan sesuai dengan warnanya dan menempelkannya di peta analisis kekuatan stakeholder
8. Peserta diminta menempelkan kertas metaplan berdasarkan jarak kedekatan/ pengaruh stakeholder terhadap pengambil kebijakan dan menganalisa kekuatan/ pengaruh dari masing-masing stakeholder terhadap keputusan dari pengambil kebijakan/ keputusan
9. Setelah selesai, peserta diminta untuk menentukan pihak-pihak yang kunci yang diprioritaskan oleh peserta (gabungan antara pihak yang mendukung, pihak oposisi dan pihak yang netral)
10. Fasilitator menanyakan kepada peserta:
Catatan:
Selama diskusi, bimbing peserta untuk memahami bahwa tujuan mereka adalah meyakinkan pengambil keputusan untuk menyetujui usulan mereka, mempengaruhi para pendukung untuk melakukan aksi, menetralisir dampak negative dari pihak oposisi, dan mempengaruhi pihak netral untuk mendukung hal-hal yang di advokasi
12. Apa yang kita inginkan dari pihak pendukung? 13. Apa yang kita inginkan dari pihak oposisi? 14. Apa yang kita inginkan dari pihak yang netral?
G.
LEMBAR KERJA 7.4
Simulasi
“Membuat rencana kegiatan advokasi”
1. Fasilitator meminta peserta untuk tetap bekerja di kelompok yang sama
2. Fasilitator meminta peserta untuk membuat rencana advokasi sesuai dengan masalah yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan form lampiran 4
3. Setelah selesai, fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk memaparkan hasil diskusi
4. Fasilitator dan peserta melakukan debrief
Lampiran 4: Tabel Rencana Kegiatan Advokasi
Strategi:
Kegiatan Tujuan Indikator Penanggungjawab Tanggal Sumber daya pendukung
H.
LEMBAR KERJA 7.5
Simulasi
“Membuat analisa risiko”
1. Fasilitator meminta peserta untuk tetap bekerja di kelompok yang sama 2. Fasilitator meminta peserta untuk membuat analisis risiko dari permasalahan
yang akan di advokasi
3. Setelah selesai, fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk memaparkan hasil diskusi
4. Fasilitator dan peserta melakukan debrief
POTENSI RESIKO KEMUNGKIN AN TERJADI TINGKAT GANGGUAN RENCANA MITIGASI KEMUNGKINAN BERHASIL PELAKSANA 1. ❑❑ ❑❑ ❑❑ Besar Sedan g Kecil ❑❑ ❑❑ ❑❑ Parah Biasa Tidak parah 1. ❑❑ ❑❑ ❑❑ Besar Sedang Kecil 2. ❑❑ ❑❑ ❑❑ Besar Sedan g Kecil ❑❑ ❑❑ ❑❑ Parah Biasa Tidak parah 2. ❑❑ ❑❑ ❑❑ Besar Sedang Kecil 3. ❑❑ ❑❑ ❑❑ Besar Sedan g Kecil ❑❑ ❑❑ ❑❑ Parah Biasa Tidak parah 3. 1. Besar 2. Sedang 3. Kecil 4. a. Besar b. Sedan g c. Kecil d. Parah e. Biasa f. Tidak parah 4. • Besar • Sedang • Kecil
I. EVALUASI
Ketika anda akan melakukan advokasi sosial di tempat anda bertugas, apa saja tahapan yang akan anda lakukan? Buatlah kronologis proses advokasi yang anda lakukan yang meliputi:
1. Mengidentifikasi masalah yang akan di advokasi 2. Menentukan tujuan dan sasaran advokasi 3. Mendapatkan fakta-fakta
4. Membuat perencanaan strategi dan taktik 5. Melaksanakan advokasi
6. Melakukan monitoring dan evaluasi
K.
UMPAN BALIK
Setelah mempelajari bab ini, pengalaman menarik apa yang anda peroleh dari simulasi yang telah dilakukan? Bagaiman perasaan anda ketika melakukan advokasi sesuai dengan proses/tahapannya? Sub pokok bahasan mana yang sulit anda pahami?
A. B. C.
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Jakarta.
Bateman, N. 2000. Advocacy skills for health and social care profesionals. Jessica Kingsley Publishers.
Fahrudin, Adi. 2010. Advokasi Pekerjaan Sosial. STKS Bandung.
Kementerian Sosial. 2018. Mendorong Anggaran yang Memihak Pelayanan Satu pintu Penanggulangan Kemiskinan. Dirjen
Lester & Schneider, 2009. Advokasi Pekerjaan Sosial. Kerangka Baru Untuk Bertindak. Pustaka Societa. Jakarta.
London, M. 2009. Understanding Social Advocacy. An Integrative model of motivation, strategy, and persistence in support of coorporate social responsibility and social enterpreneurship. Journal of Management Development, Vol 29 No.3. USA
Modul Pelatihan Pendamping program Keluarga Harapan. Kementerian sosial: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial. Jakarta
Suradi. 2011. Advokasi Sosial Dalam Pemberdayaan Fakir Miskin. Informasi Vol 16 No.02. Jakarta
Zulyadi, T. 2014. Advokasi Sosial. Jurnal Al-Bayan, Vol. 21, No.30, Juli- Desember. Aceh
Biodata Penulis
Mujiastuti adalah seorang Widyaiswara Kementerian Sosial RI kelahiran Jakarta 11 November 1983. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Pendidikan pada Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan program studi Pendidkan Bahasa Inggris di tahun 2007. Tahun 2017 ia mulai melanjutkan Pendidikan Pascasarjana (S2) Program studi Pekerjaan Sosial di Flinders University, Australia, dengan melalui jalur beasiswa Australia Awards Scholarship (AAS) dan berhasil menyelesaikan studinya di tahun 2018 dengan gelar Master of Social Work (MSW).
Dari tahun 2008 ia bertugas di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional I Sumatera dan memulai kariernya sebagai widyaiswara sejak tahun 2014. Di tahun 2015, ia berpindah tugas sebagai Widyaiswara di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (Pusdiklat) Kementerian Sosial RI yang bertempat di Jakarta. Beberapa Diklat dan TOT yang di fasilitasi yaitu; TOT dan Diklat Family Development Session, Diklat Peksos dan Konselor Adiksi Napza, TOT Manajemen Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), Diklat Pekerja Sosial yang Menangani Perempuan Korban Tindak Kekerasan, Diklat Peksos yang menangani anak korban tindak kekerasan, Diklat Peksos Pendamping Anak Berhadapan dengan Hukum
Kecintaannya pada dunia penulisan, pengajaran dan pekerjaan sosial menghantarkan ia menghasilkan beberapa modul pelatihan di bidang pekerjaan sosial. Modul Dasar Pendamping Sosial ini merupakan salah satu modul pembelajaran yang telah disusun setelah beberapa modul lain seperti; Modul Manajemen SLRT (Pusdiklat Kesos, 2019), Modul Family Development Session (FDS) P2K2 PKH sesi Perlindungan Anak (Pusdiklat Kesos kerjasama dengan UNICEF, 2013), Modul FDS P2K2 PKH sesi Kesejahteraan Sosial (Pusdiklat kesos, 2016), Modul Manajemen Institusi Penerima Wajib Lapor (Pusdiklat Kesos, 2015) dan Modul Pekerja Sosial NAPZA (Pusdiklat Kesos kerjasama dengan Universitas Atmajaya, 2016),
Sebagai widyaisawara yang sejak 2014 telah berkecimpung di dunia kediklatan, mujiastuti telah mengikuti berbagai macam pelatihan baik dalam dan luar negeri seperti; TOT Sistem Layanan Rujukan Terpadu (2019), TOT Pendamping Program Keluarga Harapan (2016), TOT Sistem Perlindungan Anak (2016), TOT Konselor Adiksi (2016), MOT Family Development Session Program Keluarga Harapan (2014), TOT Pekerja Sosial Pendamping Perempuan yang Mengalami Kekerasan (2013), TOT Pendamping Sosial bagi TKSM (2013). Beberapa pelatihan juga diikuti di luar negeri seperti Child Save Environments Awareness Training (2017, South Australia) dan
Training on the Universal Prevention Curriculum for Substance Use, Series 1: Curriculum 5 (Colombo Plan, Thailand, 2015). Mujiastuti juga sudah mendapatkan sertifikat sebagai trainer (sertifikasi kompetensi trainer) dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Dalam bidang kesejahteraan sosial dan advokasi sosial, di tahun 2015, Mujiastuti juga mewakili Kementerian Sosial sebagai peserta Rountable Discussion with ASEAN Sectoral Bodies di Manila, Filipina untuk mengadvokasi program-program untuk pemenuhan hak-hak anak di tingkat ASEAN. Di tahun 2015 ia juga berhasil lulus ujian
International Certified Addiction Professional yang diselenggarakan oleh Colombo Plan dan terpilih sebagai salah satu konselor adiksi yang telah tersertifikasi secara internasional.
LAMPIRAN
Lampiran Kasus
Kasus I
Pengakuan Anak yang Berkonflik dengan Hukum, Suara Sunyi dari Balik jeruji
Sudah hampir 3 tahun Yadi menghuni Rutan Kebonwaru. Ia merupakan warga Ciwidey dengan postur tubuh kurus dan berkulit hitam. Ia divonis selama lima tahun dan saat divonis umurnya 12 tahun. Ia divonis dengan tuduhan memperkosa anak tetangga yang berusia 10 tahun. Ia juga dituduh mencabuli adik korbannya yang berusia 4.5 tahun.
Yadi mengaku hasrat seksualnya tak terbendung karena terlalu sering diajak oleh tetangganya menonton film porno. Menurut pengakuannya, anak tetangganya itu tidak menolak, dan aksi itu dilakukannya dua kali. Ia selalu memberi uang Rp.1.000,00. Tapi ia mengatakan bahwa ia tidak pernah melakukan dengan adiknya. Setelah orang tua Putri mengetahui kejadian itu, Yadi digelandang ke kantor polisi. Dia menghadapi tuduhan perkosaan dengan kekerasan, terhadap dua anak kecil. Karena sempat tidak mau mengaku, Yadi mengaku organ vitalnya dijepit oleh petugas. Ia juga mengaku sempat ditetesi lilin panas. Dia kemudian dimasukkan ke dalam sel. Petugas juga mengambil sapu dan gagang sapu dipukulkan. Yadi juga mengatakan bahwa pada waktu siding ia ditanya oleh hakim kenapa keterangannya beda dengan Berita Acara dan menyampaikan bahwa BAP itu terpaksa ditandatangani karena merasa tidak kuat lagi.
Kisah II
JAMBI - Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Gurun Tuo, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun merupakan salah satu etalase Komunitas Adat terpencil (KAT) yang diresmikan Kementerian Sosial RI.
SAD di Desa Gurun Tuo dipilih menjadi etalase KAT karena di sana tepah tersedia lahan dan perumahan untuk SAD. Lahan disediakan oleh masyarakat setempat bekerja sama dengan Pemkab Sarolangun. Kemudian juga ada CSR dari SKK Migas untuk memberi bantuan air bersih dan kehidupan ekonomi seperti ternak lele, ternak ayamk arab, dan kambing.
“Mereka tidak hanya diberi rumah, namun juga penghidupan agar tidak melangun lagi. Rumah SAD sudah dibangun sejak 2017 lalu dan sudah dihuni,” katanya.
Akan tetapi dari 1.885 KK SAD yang seharusnya mendapatkan PKH, baru 155 KK yang sudah menerimanya. Sebab, baru 155 KK tersebut yang sudah terdaftar pada basis data terpadu di Kementerian Sosial RI.
“Yang lainnya belum terdaftar karena belum punya KTP. Untuk mendapatkan PKH itu, mereka harus terdaftar dulu dalam basis data, tentunya dengan mengantongi KTP. Bantuan pangan non tunai mereka juga belum bisa dapat karena belum punya KTP itu,” katanya.
Sumber: diadaptasi dari
https://www.jambi- independent.co.id/read/2019/09/30/43354/sad-desa-gurun-tuo-
Lampiran PowerPoint
TUJUAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR HASIL BELAJAR :
1. Peserta dapat menjelaskan konsep
advokasi sosial dengan benar
2. Peserta dapat mensimulasikan teknik dan
strategi advokasi sosial dalam
pendampingan sosial secara benar
3. Peserta dapat mempraktekkan proses
advokasi sosial dalam pendampingan
sosial dengan tepat
Setelah
mengikuti
pembelajaran
mata
pelatihan ini, peserta
diharapkan
mampu
melakukan
upaya
advokasi sosial dalam
praktek pendampingan
sosial secara efektif
ADVOKASI SOSIAL DALAM
PENDAMPINGAN SOSIAL
“ Upaya memberikan dampingan, perlindungan dan
pembelaan terhadap seseorang, keluarga, kelompok
dan/atau masyarakat yang dilanggar haknya”
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KESEJAHTERAAN SOSIAL (PASAL 16)
ADVOKASI SOSIAL
Tujuan Advokasi Sosial
Advokasi sosial dalam pendampingan sosial bertujuan untuk
memenuhi hak-hak Penerima Manfaat:
o
Memperoleh kecukupan pangan, sandang dan perumahan
o
Memperoleh pelayanan kesehatan
o
Memperoleh pendidikan yang dapat meningkatkan
martabatnya
o
Mendapatkan perlindungan sosial dalam membangun,
mengembangkan, memberdayakan diri dan keluarganya
sesuai dengan karakter budayanya
Tujuan Advokasi Sosial
o
Mendapatkan pelayanan sosial melalui jaminan
sosial, pemberdayaan sosial, dan rehabilitasi sosial
dalam membangun, mengembangkan, serta
memberdayakan diri dan keluarganya
o
Memperoleh derajat kehidupan yang layak
o
Memperoleh lingkungan hidup yang sehat
o
Meningkatkan kondisi kesejahteraan yang
berkesinambungan
Nilai Dalam Advokasi Sosial
01
02
Hak dan
martabat
individual
.
Memberi suara
kepada
yang
tidak kuasa
.Menentukan
diri sendiri
.
Pemberdayaan
.
Keadilan Sosial
.
03
04
05
Advokasi Klien
ANAK-ANAK
02
FAKIR MISKIN03
WANITA04
LANJUT USIA
01
PENYANDANG DISABILITAS05
Advokasi keluarga &
Kelompok (Group Advocacy)
dilakukan dengan melakukan
identifikasi kebutuhan dari
keluarga penerima manfaat
dan penghubungnya dengan
layanan yang dikelola oleh
pemerintah dan
D
D
D
D
D
Advokasi Legislatif merupakan salah satu
bentuk
akasi
yang
dilakukan
untuk
merubah
atau
mempengaruhi
dalam
proses pembuatan kebijakan
Advokasi Administratif
Pendamping sosial melakukan upaya
advokasi terkait pelayanan masalah
administrasi kependudukan seperti:
nomor induk kependudukan, akte
kelahiran, kartu keluarga, surat pindah
datang, perubahan alamat, status tinggal
STRATEGI & TEHNIK ADVOKASI
✓
Menggalang mitra
✓
Membentuk kelompok baru/ aliansi
✓
Menyusun pesan advokasi denganjelas
PUSDIKLAT KESOS
11
LOBI/ NEGOSIASI MELALUI MEDIA
MASSA/ SOSIAL
MELAKUKAN HOME VISIT
Teknik Presentasi yang Persuasif
1. Kenali sasaran Advokasi Anda (argumen apa
yg dapat mempengaruhinya)
2. Fokuskan pada pesan Anda
–
jangan minta
sasaran advokasi melakukan lebih dari 1 hal
setiap kali bertemu, kecuali sasaran sangat
mendukung ide Anda. (gambar-grafis
sederhana akan mendukung)
PUSDIKLAT KESOS
13
PROSES ADVOKASI
Mengidentifikasi masalah (identifying advocacy issue)
Mengidentifikasi target (identifying your targets)
Mendapatkan fakta
Mengidentifikasi risiko dan mitigasi risiko
PUSDIKLAT KESOS
14
Menyusun dokumen rencana strategi advokasi sosial
Melaksanakan advokasi sosial
POHON MASALAH
Resiko dan Mitigasi
•Keselamatan Pribadi
•Perlindungan Program
•Resiko Reputasi
•Resiko Keuangan
•Resiko Hukum
Analisis Resiko
• Apakah ada situasi yang mengandung risiko bagi
anda?
• Apakah ada isu/ program yang akan menyinggung
etnis, sosial atau politik?
• Apakah program/ isu yang anda usulkan
merupakan topik yang kontroversial
• Apakah advokasi yang dilakukan akan
menyebabkan ancaman/ risiko bagi masyarakat
yang kita bantu?
Langkah-langkah memahami tingkat resiko
• Identifikasi potensi resiko-resiko dari aksi yang
akan dilakukan baik pada organisasi Anda
maupun pada pihak lain. Setiap resiko diberikan
skor: kemungkinan terjadi dan berapa luas
kerusakannya?
• Pertimbangkan Anda mampu
memitigasi/menangani resiko
• Pahami potensi manfaaf dari tindakan yang
akan dilakukan
• Putuskan jika manfaat lebih tinggi dari pada
resiko
Matriks Resiko dan Rencana Mitigasi
POTENSI RESIKO KEMUNGKINAN TERJADI TINGKAT GANGGUAN RENCANA MITIGASI KEMUNGKINAN BERHASIL PELAKSANA 1. ❑Besar ❑Sedang ❑Kecil ❑Parah ❑Biasa ❑Tidak parah 1. ❑Besar ❑Sedang ❑Kecil 2. ❑Besar ❑Sedang ❑Kecil ❑Parah ❑Biasa ❑Tidak parah 2. ❑Besar ❑Sedang ❑Kecil 3. ❑Besar ❑Sedang ❑Kecil ❑Parah ❑Biasa ❑Tidak parah 3. ❑Besar ❑Sedang ❑Kecil 4. ❑Besar ❑Sedang ❑Kecil ❑Parah ❑Biasa ❑Tidak parah 4. ❑Besar ❑Sedang ❑KecilMonitoring dan
Evaluasi
Monitoring
adalah
kegiatan
mengukur
kemajuan advokasi dalam mencapai hasil
yang ingin dituju dan sesuai dengan strategi
yang telah direncanakan dalam melakukan
advokasi sosial
Evaluasi adalah upaya yang sistematis dan
objektif untuk menentukan signifikansi atau
efektifitas dari suatu strategi
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT
1. Nama Diklat : Diklat Teknis Pelatihan Dasar Pendamping Sosial
2. Mata Diklat : Advokasi Sosial
3. Alokasi waktu : 6 Jam Pelajaran @ 45 menit = 270 menit
4. Deskripsi singkat : Mata Diklat ini membahas tentang: (1) Konsep advokasi sosial dalam pendampingan sosial meliputi: pengertian advokasi sosial, tujuan advokasi sosial, nilai advokasi sosial dan Jenis-jenis advokasi; (2) Tehnik dan strategi advokasi sosial; dan (3) Proses Advokasi Sosial.
5. Tujuan Pembelajaran
:
a. KompetensiDasar
: Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan upaya advokasi sosial dalam Pendampingan Sosial secara efektif
b. Indikator Keberhasilan N O INDIKATOR KEBERHASILAN MATERI
POKOK SUB MATERI POKOK METODE
MEDIA / ALAT BANTU ESTIMASI WAKTU REFERENSI 1. Peserta dapat: Menjelaskan Konsep Advokasi Sosial dalam Pendampingan Sosial dengan benar Konsep Advokasi sosial 1.Pengertian advokasi sosial,
2.Tujuan Advokasi Sosial 3.Nilai advokasi sosial 4.Jenis advokasi sosial
1.Brainstorming 2.Ceramah singkat ceramah 3.Tanya jawab 1.Infocus 2.Laptop 3.Whiteboard 4.Boardmarker 5.Bahan Ajar 6.Kertas Metaplan 7.Kertas Flipchart 90 menit 2. Mensimulasikan teknik dan strategi advokasi sosial dengan benar Strategi dan Teknik advokasi sosial 1. Strategi advokasi 2. Teknik advokasi 1. Ceramah singkat 2. Diskusi kelompok 3. Simulasi 4. Pemutaran film 1. Infocus 2. Laptop 3. Bahan Ajar 4. PPT 5. Film 85 menit
3 Mempraktekkan proses advokasi sosial dalam pendampingan sosial dengan tepat Proses advokasi sosial 1. Mengidentifikasi masalah 2. Menentukan sasaran dan tujuan advokasi sosial
3. Mendapatkan fakta 4. Melaksanakan
advokasi
5.Monitoring dan evaluasi
1. Ceramah singkat 2. Diskusi 3. Membuat skenario. 4. Presentasi 5. Diskusi 6. Simulasi 1. Infocus 2. Laptop 3. Bahan Ajar 4. PPT 90 menit
RENCANA PEMBELAJARAN
1. Nama Diklat : Diklat Teknis Pelatihan Dasar Pendamping Sosial
2. Mata Diklat : Advokasi Sosial
3. Alokasi waktu : 6 Jam Pelajaran @ 45 menit = 270 menit
4. Deskripsi singkat : Mata Diklat ini membahas tentang: (1) Konsep advokasi sosial dalam pendampingan sosial meliputi: pengertian advokasi sosial, tujuan advokasi sosial, nilai advokasi sosial dan Jenis-jenis advokasi; (2) Tehnik dan strategi advokasi sosial; dan (3) Proses Advokasi Sosial.
5. Tujuan Pembelajaran : a. Kompetensi
Dasar
: Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan advokasi sosial dalam Pendampingan Sosial
b. Indikator Keberhasilan :
1. Peserta mampu menjelaskan konsep advokasi sosial dalam pendampingan sosial dengan benar
2. Peserta mampu mensimulasikan teknik dan strategi advokasi sosial dalam pendampingan sosial secara benar
3. Peserta mampu mempraktikkan proses advokasi sosial dalam pendampingan sosial dengan tepat 6.Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan :
a. Pokok Bahasan
1. Konsep advokasi sosial
1.1 Pengertian advokasi sosial 1.2 Tujuan advokasi sosial 1.3 Nilai advokasi sosial 1.4 Jenis advokasi sosial
2. Tehnik dan strategi advokasi sosial 3.1 Strategi advokasi
3.2 Tehnik advokasi 3. Proses advokasi sosial
4.1 Mengidentifikasi masalah