• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuarahkan Mata Hati Pada Mahkota Kehidupan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kuarahkan Mata Hati Pada Mahkota Kehidupan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

16 Agustus 2015 Tahun VI – No.33

Kuarahkan Mata Hati Pada Mahkota Kehidupan

Hatiku tergelitik untuk membaca selembar kertas itu. Rupanya, kertas itu adalah bagian dari kumpulan pe-er dari keponakan kami, Nicholas. Di sana, tertulis satu paragraf yang berjudul: “Dua puluh tahun dari sekarang.” (Twenty Years from Now). Demikianlah tulis Nicholas:

“When I’m twenty-eight years old I will be a priest. I will live in a priesthouse. I will drive in a truck. I will serve Mass at my old school St. Adalbert. My pets would be just two gold fish….”

Pikiranku menerawang jauh… Walaupun baru berusia 8 tahun, Nicholas telah memiliki gambaran yang jelas akan dirinya, dua puluh tahun ke depan. Dalam kesederhanaannya, ia bercita-cita ingin menjadi seorang imam, yang berkarya di sekolahnya yang dulu, yaitu sekolah sederhana yang terletak di pinggiran kota, yang

JADWAL MISA

Misa Harian: Senin s/d Jumat 06.00 wib

Hari Sabtu : 17.00 wib Hari Minggu : 06.30 - 09.00 - 17.00 wib

Misa Jumat Pertama : 06.00 - 12.00 - 19.30 wib

Adorasi Ekaristi : Setiap hari Senin 15.00 s/d 22.00 di Kapel ditutup pukul 22.00 dengan ibadat penutup (completorium)

PENYELIDIKAN KANONIK (dengan perjanjian) Hari Senin, 17.00 – 18.30 wib

Romo A.S. Gunawan, Pr. Hari Kamis, 17.00 – 18.30 wib

Romo Anton Baur, Pr.

PELAYANAN MISA REQUIEM DI GEREJA

Dapat diselenggarakan pada hari Senin hingga Jumat. Hubungi Sekretariat Paroki.

Website: www.parokisanmare.or.id

Facebook Group: SanMaRe

Kontribusi artikel, pengumuman, iklan: [email protected]

(2)

mayoritas muridnya adalah anak-anak petani. Aku jadi bertanya kepada diriku sendiri, akan bagaimanakah kiranya aku 20 tahun lagi, 50 tahun atau …. setelah aku beralih dari dunia ini? Sebab sebagai seorang murid Kristus, pengharapan kita tidak terbatas pada kehidupan di dunia ini, namun juga pada kehidupan setelahnya. Akankah aku telah memiliki gambaran yang jelas akan apa yang kuharapkan terjadi padaku di masa mendatang, dalam kekekalan?

Perayaan yang kita peringati hari ini, memberikan suatu pencerahan batin bagi kita semua yang mengimani Kristus. Yaitu bahwa kita menantikan saatnya, di mana kita akan dibangkitkan, “hidup kembali dalam persekutuan dengan Kristus” (lih. 1Kor 15:22) dan menerima karunia mahkota kehidupan yang dianugerahkan Allah bagi semua orang yang mengasihi Dia dan setia kepada-Nya sampai mati (lih. Yak 1:12; Why 2:10). Dan tentang hal ini, Allah menentukan urutannya: Kristus sebagai yang sulung, dan sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya (1Kor 15:23). Urutan setelah Kristus tentu dimulai dari orang yang paling sempurna mengasihi Dia, dan yang paling setia kepada-Nya sampai mati. Dan orang ini, tidaklah lain dan tidaklah bukan, selain daripada ibu-kepada-Nya sendiri yaitu Bunda Maria. Baru setelahnya ia diikuti oleh para murid Kristus yang lain, yang urutan-Nya ditentukan oleh Allah menurut kebijaksanaan dan keadilan-Nya.

Maka dari sini, kita mengetahui bahwa perayaan hari ini bukan semata perayaan penghormatan kepada Bunda Maria. Perayaan ini dimaksudkan juga untuk mengarahkan hati kita umat beriman, akan pengharapan yang menanti kita di kehidupan yang akan datang. Kelak, jika kita setia beriman dan hidup dalam kasih seperti Bunda Maria, kitapun akan memperoleh kemuliaan, baik jiwa maupun tubuh kita. Seperti Bunda Maria, kita pun didorong untuk menjaga kemurnian jiwa dan tubuh, sesuai dengan tujuan akhir yang Tuhan kehendaki bagi kita. Paus Pius XII, mengajarkan:

“Dan demikianlah kita dapat berharap bahwa mereka yang merenungkan teladan mulia yang diberikan Bunda Maria kepada kita, dapat menjadi semakin yakin akan nilai kehidupan manusia yang dicurahkan untuk melaksanakan kehendak Allah Bapa dan untuk membawa kebaikan kepada sesama…. di dalam cara yang agung ini, semua orang dapat dengan jelas melihat kepada tujuan akhir yang demikian luhur, yang ditentukan bagi tubuh dan jiwa kita. Akhirnya, adalah harapan kami bahwa kepercayaan akan pengangkatan tubuh Maria ke Surga akan membuat kepercayaan kita akan kebangkitan tubuh kita sendiri menjadi lebih kuat dan menjadikannya menjadi lebih berdaya guna” (Munificentissimus Deus, 42).

Saat kita memadahkan Magnificat hari ini, biarlah perkataan sabda Allah ini meresap di batin kita. Biarlah kita mengucapkannya dengan segenap hati, bersama dengan Bunda Maria:

“Jiwaku memuliakan Tuhan,

dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamat-ku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.

Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,

karena yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus…..”

Semoga Tuhan membantu kita untuk setia kepada-Nya sampai akhir, supaya kita dapat pada akhirnya, memperoleh mahkota kehidupan, seperti yang dijanjikan-Nya. Bunda Maria, Bunda umat beriman, doakanlah kami!

Sumber: http://www.katolisitas.org/16242/kuarahkan-mata-hati-pada-mahkota-kehidupan

(3)

-* Paulus dari Tarsus -*

(bagian 2) Saudari-saudara,

Pada seri Bapa Gereja kali ini ini kita akan mengenali beberapa pokok refleksi dan permenungan Santo Paulus. Ada dua pandangan yang menjadi refleksi pokok Gereja Katolik, yakni terkait dengan “pembenaran” dalam Kristus dan identitas Kristiani.

“Pembenaran” mungkin menjadi istilah yang agak asing di telinga kita. Tetapi, istilah ini terkait erat dengan refleksi iman Paulus yang membantu kita untuk memahami nilai paling pokok dan tak tergantikan dari iman. Paulus mengatakan, “Karena kami yakin, manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat” (Rm 3:28; bdk Gal 2:16). Kata “dibenarkan” berarti

dibuat menjadi benar. Kita diterima oleh keadilan belaskasih Allah untuk masuk ke dalam persekutuan dengan-Nya dan konsekuensinya mampu untuk menjalin relasi yang jauh lebih murni dengan semua saudara kita. Paulus mengatakan juga bahwa keadaan hidup kita tidak tergantung pada karya baik kita, melainkan melulu pada rahmat Allah, “oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus” (Rm 3:24).

Kini, kita yang dibenarkan di hadapan Allah, memiliki identitas baru, yakni sebagai anak-anak Allah. Inilah yang menjadi identitas Kristiani. Paulus merefleksikan bahwa identitas Kristiani terdiri atas dua unsur: tidak mencari diri sendiri, melainkan menerima diri dari Kristus dan memberikan diri dengan Kristus dan berperan serta dalam peristiwa Kristus hingga serupa dengan-Nya dan mengambil bagian dalam kematian dan kehidupan-Nya. Paulus juga mengatakan bahwa tidak cukup untu kberkat abahwa orang-orang Kristen adalah orang-orang yang telah dibaptis; baginya juga sangatlah penting untuk mengatakan bahwa mereka orang-orang Kristen ada “dalam Kristus Yesus” (Rm 8:1.2.39; 12:5; 16:3.7.10; 1 Kor 1:2.3)

Jadi, dari refleksi pokok Paulus ini, kita yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibenarkan oleh-Nya berkat sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya. Kita diingatkan bahwa pembaptisan mengantar kita pada identitas Kristiani. Artinya, kita semua diajak untuk menghayati hidup bersama dengan Kristus setiap harinya dalam pengalaman suka dan duka. Yang kita imani dan yakini bersama adalah bahwa segala perbuatan baik kita adalah buah rahmat Allah yang melimpah. Dan, kita berbuat baik karena kita telah menerima rahmat dan janji keselamatan dari Allah, bukan karena demi keselamatan (Tit 3:4-8).**

Kolom ini diasuh oleh Romo Anton Baur Pr.

BAPA GEREJA

(4)

Para anggota Dewan Paroki Pleno,

mari kita kobarkan kembali semangat pelayanan kita

Gerejaku, Rumahku, Tanggungjawabku”

dalam

REKOLEKSI DEWAN PAROKI PLENO

yang diadakan di Wisma Samadi, Klender, Jakarta Timur

pada

Minggu, 20 September 2015,

pukul 09.00 sampai selesai.

(5)

-Mengapa Bunda Maria disebut Ratu Surga?

Gelar Bunda Maria sebagai Ratu Surga berhubungan dengan gelar Bunda Maria yang lainnya, yaitu bahwa Bunda Maria adalah Bunda Kristus yang adalah Sang Raja di atas segala raja di bumi ini (Why 1:5).

1. KITAB SUCI MENGAJARKAN BAHWA PARA KUDUS DI SURGA AKAN MENERIMA MAHKOTA KEHIDUPAN, TERLEBIH BUNDA MARIA YANG ADALAH ORANG KUDUS YANG TERBESAR.

Rasul Paulus mengajarkan bahwa Tuhan memberikan mahkota kebenaran kepada orang- orang yang telah mengakhiri pertandingan dalam kehidupan ini dengan baik dengan memelihara iman (lih 2 Tim 4:8). Jika

ini berlaku untuk Rasul Paulus, hal ini pastilah lebih lagi berlaku untuk Bunda Maria, yang ketaatan imannya terus terpelihara sejak mengandung Tuhan Yesus sampai mendampingi-Nya di kaki salib-Nya. Kesetiaan Bunda Maria yang bertahan sampai akhir, mendatangkan mahkota kehidupan yang dijanjikan Tuhan (lih. Yak 1:12, 1 Pet 5:4, Why 2:10). Janji mahkota kehidupan bagi orang beriman ini digenapi secara

istimewa dalam diri Bunda Maria, seorang yang sungguh beriman dan telah lebih dahulu dipilih Allah untuk melahirkan Kristus Putera-Nya. Di dalam Maria dipenuhi janji Tuhan yang memberikan, “kerajaan

yang mulia dan mahkota yang indah dari tangan Tuhan” kepada orang-orang yang benar (Keb 5:16).

2. SABDA TUHAN MENGGAMBARKAN BUNDA MARIA SEBAGAI PEREMPUAN YANG BERMAHKOTA DUA BELAS BINTANG

Kitab Wahyu 12 menyebutkan penglihatan Rasul Yohanes akan surga di mana terlihat Sang Tabut Perjanjian, yaitu seorang perempuan yang berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan bermahkotakan dua belas bintang” (lih. Why 11: 19- Why 12: 1). Tanda besar di langit itu, yaitu perempuan tersebut, adalah Bunda Maria, sebab Anak laki- laki yang dilahirkannya dan yang akan menggembalakan semua bangsa itu adalah Kristus.

3. DALAM KITAB SUCI, DISEBUTKAN BAHWA RATU KERAJAAN YANG DUDUK DI SEBELAH KANAN RAJA ADALAH BUNDA SANG RAJA

Dalam Perjanjian Lama, ratu kerajaan bukanlah istri sang raja, namun adalah ibu sang raja, yang disebut geḇiyrāh (ibu suri). Sebab di masa itu raja dapat mempunyai lebih dari satu istri, sedang ia hanya mempunyai satu ibu. Geḇiyrāh ini dihormati bersama raja (lih. Yer 13:18), dan namanya dicantumkan bersama dengan setiap raja Yehuda (1 Raj 14:21, 15:9-10, 22:42; 2 Raj 12:2; 14:2; 15:2; 15:33; dst), yang

merupakan keturunan Raja Daud.

Dalam kitab Raja- raja yang pertama, dikatakan bahwa Ratu Batsyeba menghadap Raja Salomo dan Raja memberikan tempat duduk/ tahta kepada bundanya di sebelah kanan-Nya (lih. 1 Raj 2:19). Kitab Mazmur

juga mengisahkan adanya permaisuri yang berpakaian emas, berada di sebelah kanan sang Raja, yang mengacu kepada Kristus (lih. Mzm 45:10), yang tahtanya tetap untuk selama- lamanya (Mzm 45:7; lih. Luk

1:32-33). Dengan demikian gelar Bunda Maria sebagai Ratu Surga berhubungan dengan perannya yang istimewa dalam sejarah keselamatan, yaitu sebagai Bunda yang melahirkan Kristus Sang Raja Penyelamat

umat manusia (lih. Luk 1:31-32).

Maka gelar ‘Ratu Surga’ (gebirah) yang mengacu kepada Bunda Maria tidak sama dengan istilah ratu surga (meleḵeṯ:) yang disebut dalam Yer 7:18, 44:17. Sebab, gebirah mengacu kepada ibu sang raja dari keturunan Yehuda, sedangkan meleḵeṯ: mengacu kepada dewi kesuburan bangsa-bangsa Semit, yaitu

Astoret atau Astarte.

Untuk penjelasan lebih lengkap: http://www.katolisitas.org/7295/mengapa-bunda-maria-disebut-ratu-surga

(6)

 JADWAL LITURGI 

MINGGU BIASA XXI, 23 Agustus

Bacaan: Yos. 24:1-2a,15-17,18b; Mzm.

34:2-3,16-17,18-19,20-21,22-23; Ul:9a; Ef. 5:21-32; Yoh. 6:60-69

Saran

Lagu: PS 257, 384, 366, 368, 369, 539, 650,

652, 654, 857, 956

MINGGU BIASA XXII, 30 Agustus

Bacaan: Ul. 4:1-2,6-8; Mzm. 15:2-3a,3cd-4ab,5;Ul:1a;

Yak. 1:17-18,21b-22,27; Mrk. 7:1-8,14-15,21-23

Saran

Lagu: PS 257, 337, 370, 371, 647, 655, 670,

685, 848, 956

Misa HUT Kemerdekaan, Senin, 17 Agustus, pukul 17.00 Koor dan Tatib: OMK

Putra/i Altar: Catarina Jennifer Juwana

,

Petrus Jason Bhaskara

,

Gabriela Liviana

,

Laurentius Melvin

Pratama

,

Maria Kiara Anindita

,

Paulus Winton Fernandes Tambunan

,

Fransisca Mariana Rasendrya Z.

,

Robertus Darren Radyan

,

Ignathius Rahardianto Patiung

,

Vincentius Kevin Anggoro R. M.

Prodiakon: Alfonsus Haryanto

,

Thomas Erwin Kurniawan

,

Yohanes Budi Purwanto

,

Yustinus T.

Mudjihardjo

,

Agustinus Darmawan

,

Metty Suprapti

,

Antonius E. Nelwan

,

Agung Wahyu Wibowo

Sabtu, 22 Agustus, pukul 17.00 Koor dan Tatib: WILAYAH 2 Lektor:

Maria Stella K / Anastasia Agnes

Putra/i Altar: Catherine Inez Maharani P.,

Caroline Susan Mahadewi Gadis Amara, Agata

Anjani Cita P. K., Maria Fransiska Chelsea

Novelia P. G., Seraphine Archangela Girlani O.,

Kevin Bagas K., Irenne Yudia Hagaina Tarigan,

Shannon Wijaya, Yohanes Purba Sangga B., T.

Avilla Revabelle M.

Prodiakon: Felicianus Purnawan S., Fransiskus

P. Narendra, Heribertus Darno, Agus Munandar,

Esther Meinelsa Manurung, Rinto Setiono

Sabtu, 29 Agustus, pukul 17.00 Koor dan Tatib: PDKK

Lektor:

Mahendra / B. Diana Proditasari

Putra/i Altar: Graciella Antonius Putri, Alexander

Andi, Christopher Rizal, Bernadette Claudia

Kartikasari Sutandi, Joety Johannes Aaron

Bongku, Jonathan Stevandhy, Kevin Stevandhy,

Jessica Nadia Agustin, Michael Rama Aviandri

Santoso, Margaretha Velicia

Prodiakon: Yadi Djuhandi, Ping Julianto Widjaja,

Willem Dagi, Yuliana Yelly, Agnes A. Sayan

Rampisela, Albertus Sugianto Supriadi, Wahid

Gunawan, Saras Damai Susetyo

Minggu, 23 Agustus, pukul 06.30 Koor dan Tatib: WILAYAH 4 Lektor: Dewi Rajasa / Maria Conipra

Putra/i Altar: Gabriela Liviana, Adrian Alfa

Sebastian Kullit, Elisabeth Anggitasari Hartawan,

Mikael Josafat, Florentina Harly Kusnadi, Debritto

Maurizt Angara Sitorus, Anselmus Abimayung

Prayudi, Antonius Rangga Hapsoro W, Theresia

Aurora Rosarian Adliana, Gabriella Putri

Prodiakon: Yohanes Soeryanto S., Agustinus

Fadjar AS, Bambang Tedjo Nugroho, Haryono

Widarta, Daniel Bala Batti, Yohannes Pudjiastoto

Minggu, 30 Agustus, pukul 06.30 Koor dan Tatib: Sta. Regina Lektor: Carin Faradina / Yasinta Dhyaning

Putra/i Altar: Catherine Inez Maharani P.,

Caroline Susan Mahadewi Gadis Amara, Agata

Anjani Cita P. K., Maria Fransiska Chelsea

Novelia P. G., Seraphine Archangela Girlani O.,

Kevin Bagas K., Irenne Yudia Hagaina Tarigan,

Shannon Wijaya, Yohanes Purba Sangga B., T.

Avilla Revabelle M.

Prodiakon: Irwan Wijaya, Agustono Widjaja,

Helfina M. Tisnakusuma, Indri Prijatmodjo,

Marcus B. Samosir, Maryono Suwargo

Minggu, 23 Agustus, pukul 09.00 Koor dan Tatib: PS. SanMaRe Lektor:

Henrica Nugraheni / Cicilia Nina

Putra/i Altar: Benedict Matthew Sukieche,

Minggu, 30 Agustus, pukul 09.00 Koor dan Tatib: St. Yohanes de Brito Lektor:

Maria Agustine Tri Mardikowati / Maria

Bernadette Sri Mardyaningrum

(7)

-Immanuel Xestopongiamura, Brigitta Stephanie,

Yohanna Emarina, Margaretha Yosillia Paskalova,

Tomas Ginta, Peter Bradley, Helena Keren

Imanuela, Fransiska Wahyuni Novita Kristiyani

Br.M, Estherania N

Prodiakon: Hartawan Makmur, Heru Santosa,

Georgino Godong, Temmy Royani, Paul August

Liqui, Soetojo Dharmadi, Tjhong Vincentius,

Gatot Kusumo Atmojo, Bayu Rajasa, Arden

Andreas Barus, Fifi Amaliawaty, Florentina Ratna

Supeni H., Grace Theresia Supit, I. Y. Supriyanto,

Saly Listiyadhi, Ingewati Kusuma, Heru

Yuniriyanto, Didi Hartanto, Veronika Kani, Yosep

Yendi, Hadi Susanto, Lily Irene Tantra

Putra/i Altar: Patricia Dias Riandari, Jonathan

Mark, Maria Kiara Anindita, Josephine Marie

Yohana, Andreas Widiatmoko Prabowo, Ignatius

Prayogo, Dylan Alexander Christanto, Katarina

Sari Kusuma Dewi Mursito, Kristina Irmadani

Darwin, Elisabeth Novadiana Kurniasavitri T

Prodiakon: R. Ponidjan, Hesti P., Yasinta

Fatmawati, Yustinus F. Irjayanto, Agnes Bertha

Tabarani, Alfonsus Haryanto, Anna Retno

Hapsari, C. Marianto, Josz Juswanto, F. X. Andri,

Probel Gultom, Johanes Sumardi, Cynthia

Catharina, Prima Widi H., Ronald C. Sampayan,

Thomas Erwin K., Y. Budi Purwanto, Yustinus T.

Mudjihardjo, Agustinus Darmawan, Metty

Suprapti, Antonius E. Nelwan, Agung Wahyu W.

Minggu, 23 Agustus, pukul 17.00

Koor dan Tatib: WILAYAH 5

Lektor:

Adriana. P / Yohana Apsari Tantiana

Putra/i Altar:

Franscisca Vannia R.

,

Ivana

Permata Ariesta

,

Felicia Safira Rahardjo

,

Fransiskus Arya Kusuma Aji

,

Margareta Sheren

Angela Asroyo

,

Vincentius Laurens Nestya

Pradhana

,

Vincentius Kevin Anggoro R. M.

,

Catarina Jennifer Juwana

,

Efrem Kriste Prana

Pangasta Mukti

,

Laurentia Judith Vanessa R.

Prodiakon:

Hendrawan Thiodorus, Yoseph

Martahan Sitorus, George Pangemanan, Ferry

Kodrat, Gunawan Gunarso, Didik Wiryawan AP,

Floribertus Rismantoro, Gregorius Suyanto

Utomo, Joannes Suharno, Lucas Hanifa N.

Minggu, 30 Agustus, pukul 17.00 Koor dan Tatib: OMK

Lektor:

Boyke Indrasakti Aveanti / Maria F.

Kristiono

Putra/i Altar: Gregorius Rio Alfrian, Nicholas

Yabes Condi, Maria Lilian Dharmautama, Gabriel

Kineta, Agatha Velline Lumy, Timothy Luke Lumy,

Alleandra Luwina Nugroho, Fransciscus Xaverio

Anggara Nugroho, Clara Lourdessa Oryza

Emmanuella, Efrem Kriste Prana Pangasta Mukti

Prodiakon: Felicianus Purnawan S., Fransiskus

P. Narendra, Heribertus Darno, Agus Munandar,

Esther Meinelsa Manurung, Rinto Setiono,

Royandi Ernestus DP, Gunawan Wibowo,

Yohanes Soeryanto S., Bambang Tedjo Nugroho

PERAYAAN EKARISTI SYUKUR

HUT KE-70 REPUBLIK INDONESIA

SENIN, 17 AGUSTUS 2015

JAM 17.00

(8)

 PENGUMUMAN 

1. PDKK mengundang bapak/ibu untuk mendengarkan firman Tuhan pada hari Kamis, 20 Agustus

di Aula SanMaRe yang akan dibawakan oleh Ibu Esther Kandaw. Dimohon kehadiran umat. 2. Misa HUT Perkawinan bulan Agustus akan diadakan pada hari Sabtu, 29 Agustus pukul 17.00.

Bagi pasutri/keluarga yang merayakan dapat mendaftar di sekretariat paroki atau seksi Kerasulan Keluarga di lingkungan masing-masing.

3. Akan saling menerimakan Sakramen Pernikahan Pengumuman ke I

• Yosef Edward Jaya Hadi dari Lingk. Sta. Beatrix dengan Koe Kartika dari Jakarta Barat Pengumuman ke II :

• Fransiscus Bambang Suharso dari Lingk. Thomas Rasul dengan Yacinta Sulistya Taty

Raharjo dari St. Laurensius – Alam Sutra, Tangerang

• Birgita Asdewi Arifin dari Lingk. Sta Theresia dengan Christian Rubbitsani Suhendra dari Bernadet – Cileduk, Tangerang

Barangsiapa mengetahui adanya halangan untuk perkawinan tersebut, wajib memberitahu Pastor Kepala Paroki.

FESTIVAL MEMASAK dan

ACARA MAKAN BERSAMA

Dalam rangka Lustrum I Paroki SanMaRe,

WKRI mengadakan festival/lomba memasak serta

acara makan bersama Bapak Uskup, para Romo serta

umat, pada acara syukuran dan puncak perayaan:

hari MINGGU, 23 Agustus 2015

setelah misa pukul 09.00 di sekitar Aula.

Setiap lingkungan diminta berpartisipasi memasak

jenis makanan sesuai yang telah diinformasikan.

Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:

Ibu Sustiadji 0813 254 4999, atau

Ibu Yati 0812 943 9074

IKLAN BARIS – Wahana bagi umat yang ingin mengiklankan informasi lowongan pekerjaan atau mencari pekerjaan. Materi iklan diserahkan ke sekretariat paroki setiap hari kerja atau email ke: [email protected]

Referensi

Dokumen terkait

1) Guru harus dapat menempatkan dirinya sebagai teladan bagi siswanya. Teladan disini bukan berarti bahwa guru harus menjadi manusia sempurna yang tidak pernah salah.

Nilai-nilai dalam kehidupan manusia bahkan merupakan dunia budaya manusia. Sebagai mikromos manusia hidup di dalam alam makromos yang tiada berbeda dengan makhluk-makhluk

(Semoga selalu diberikan keselamatan tidak ada satupun halangan, selanjutnya saya haturkan kepada Nabi Muhammad saw. Yang telah menjadi teladan kehidupan untuk menuju

 Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas menyimpulkan nilai- nilai kehidupan dalam cerpen “Uluran Tangan’ yang dapat menjadi teladan siswa 

Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

Kebutuhan manusia akan benda pakai menjadi salah satu faktor pendorong manusia untuk menciptakan suatu bentuk karya untuk menunjang keberlangsungan kehidupan

Adab adalah Norma dengan Banyak Fungsi Adab tentu penting bagi manusia, sebab adab merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia yang kelak akan menuntun manusia untuk bisa menjadi

Dengan proses ini, nilai-nilai ilahiyah akan menyentuh dan mengangkat seluruh dimensi kehidupan manusia menjadi lebih luhur kehidupan manusia akan mendapatkan sentuhan nilai-nilai