• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan

cross sectional ( potong lintang ).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Pakahan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten. Waktu pengumpulan data, pengukuran kadar TSP debu batu bata dan kadar IL-1β

serum dimulai pada bulan Januari. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016.

C. Pemilihan Sampel

Karena mempunyai tipe ruang produksi industri pembuatan batu bata yang hampir homogen yaitu jenis ruang industri tradisional dan lama operasional hampir sama maka dipilih secara purposive sampling berdasarkan suatu pertimbangan tertentu, cirri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui. Semua sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang layak diteliti sebagai subjek penelitian.

D. Besar Sampel

Populasi penelitian ini adalah semua pekerja industri pembuat batu bata di Desa Pakahan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten. Jumlah rumah industri yang terdata 30 produksi di dalam ruangan yang tercatat 115 pekerja. Populasi kontrol (tidak terpajan) adalah penduduk yang tinggal di dekat sekitar industri pembuatan batu bata di desa Pakahan yang berjarak ± 100 meter (Vaidya et al., 2015). Besar sampel yang diambil dalam penelitian agar dapat mewakili populasi ditentukan berdasarkan jenis penelitian cross sectional: (Murti, 2010)

(Z 1-α/2)2 .p.q . N

n = _________________________

(2)

2 Keterangan:

n = besar sampel (sample size) N= besar populasi (115)

Zα= nilai pada kurva normal untuk α (alpha) tertentu α = 0,05 ; Z = 1,96 (Confidence coefficient 95%)

p= estimator proporsi populasi (angka kejadian penurunan fungsi paru dari penelitian sebelumnya (0,162)

q= 1-p

d= degree of precision/ derajat keputusan = 0,1

sehingga jumlah sampel yang diperoleh adalah: n= 36,0967 dibulatkan menjadi 36.

Berdasarkan rumus besar sampel diperoleh hasil perhitungan sebesar 36 sampel terpajan dan untuk kontrol 36 sampel tidak terpajan.

E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria inklusi:

1.1kelompok pekerja (terpajan)

1. Pekerja usia 18-58 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan (khusus pekerja perempuan tidak sedang hamil atau menyusui) masih aktif bekerja di industri pembuatan batu bata.

2. Telah bekerja minimal 2 tahun. 3. Dalam kondisi sehat saat penelitian.

4. Mampu melakukan pemeriksaan fungsi paru.

5. Bersedia ikut dalam penelitian secara penuh untuk diwawancara, dilakukan pemeriksaan fisik, spirometri, foto toraks dan pengambilan darah vena dengan menandatangani surat persetujuan pada formulir informed concent.

1.1. Kelompok kontrol (tidak terpajan)

1. Usia 18-58 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan (khusus pekerja perempuan tidak sedang hamil atau menyusui).

2. Telah bekerja > 2 tahun ditempat yang tidak terpajan debu batu bata. 3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsi paru.

(3)

3 5. Bersedia ikut dalam penelitian secara penuh untuk diwawancara, dilakukan pemeriksaan fisik, spirometri, foto toraks, dan pengambilan darah vena dengan menandatangani formulir surat persetujuan.

2. Kriteria Eksklusi

2.1. Kelompok pekerja (terpajan)

1. Pekerja dengan riwayat pekerjaan yang diperkirakan dapat menimbulkan penyakit saluran napas yang serupa dengan penyakit akibat kerja seperti pengolahan batu kapur, pengolahan asbes, pekerja

tambang, logam dan lain-lain.

2. Pekerja yang menderita penyakit lain, baik di dalam maupun di luar paru yang dapat mempengaruhi fungsi paru yang akan dinilai. Penyakit tersebut antara lain adalah kelainan parenkim paru termasuk tuberkulosis paru, tumor paru, penyakit kolagen, kelainan dinding dada, neuromuskuler, mediastinum dan diafragma serta kelainan jantung.

3. Pekerja yang sebelum bekerja telah menderita penyakit paru obstruksi seperti asma, penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) dan sindrom obstruksi pasca tuberkulosis (SOPT) yang diketahui dari hasil wawancara riwayat penyakit dahulu dan foto toraks.

4. Mengundurkan diri atau tidak bersedia melanjutkan penelitian. 2.1. Kelompok kontrol (tidak terpajan)

1. Sampel kontrol dengan jenis atau riwayat pekerjaan yang diperkirakan dapat menimbulkan penyakit saluran napas yang diakibatkan penyakit akibat kerja seperti pekerja tambang, logam, pengolahan asbes, pengolahan batu kapur, dan lain-lain.

2. Sampel kontrol yang menderita penyakit lain, baik di dalam atau di luar paru yang dapat mempengaruhi faal paru yang akan dinilai. Penyakit tersebut antara lain adalah kelainan parenkim paru seperti tuberkulosis paru, penyakit kolagen, kelainan dinding dada, neuromuskuler, dan diafragma. 3. Sampel kontrol yang sebelum bekerja telah menderita penyakit paru

obstruksi seperti penyakit paru obstruksi kronik (PPOK), dan sindrom obstruksi pasca tuberkulosis (SOPT) yang diketahui dari hasil wawancara riwayat penyakit terdahulu.

(4)

4 4. Mengundurkan diri atau tidak bersedia melanjutkan penelitian.

F. Identifikasi Variabel 1. Variabel bebas:

- Kadar debu total suspended particle (TSP) batu bata 2. Variabel tergantung:

- Kadar IL-1β serum darah 3. Variabel perancu:

- umur, jenis kelamin, masa kerja, riwayat alergi, lama pajanan, pendidikan, kebiasaan merokok, status gizi, kebiasaan menggunakan APD.

G. Definisi Variabel Operasional

1. Kadar debu Total suspended particle (TSP) batu bata

Kadar debu TSP adalah kadar debu hasil pembuatan batu bata dalam µg/Nm3 diukur menggunakan alat High volume sampler (HVS) di tempat kerja proses pembuatan batu bata. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar NAB debu batu bata dalam 1 jam : 230 µg/Nm3.

Skala data: skala ordinal.

2. Interleukin-1β (IL-1β) serum darah

Interleukin-1β merupakan family sitokin interleukin-1. Interleukin-1β (IL-1β)

diproduksi oleh aktivasi makrofag sebagai proprotein dimana proteolitik diolah menjadi bentuk aktif oleh caspase 1. Interleukin-1β merupakan mediator penting

sitokin inflamasi dan terlibat berbagai aktivitas selular termasuk proliferasi sel, diferensiasi, dan apoptosis. Pemeriksaan IL-1β dengan metode ELISA, dibaca

dengan alat microplatereader kemudian didapatkan hasil opticall density (OD). Nilai OD selanjutnya digunakan/ dibuat dalam bentuk kurva dan nilai tengah pada kurva tersebut sebagai acuan untuk nilai rata-rata hasil penelitian. Kadar

IL-1β berdasarkan kurva standar dapat ditentukan dengan satuan pq/ml.

Perubahan kadar IL-1β diperiksa dengan membandingkan kadar antara pekerja

yang terpajan debu dan kontrol. Skala data: skala numerik.

(5)

5 Karakteristik faktor perancu diukur dalam penelitian adalah: karakteristik umum, kebiasaan, dan manifestasi klinis.

a. Umur : Umur responden sejak lahir dalam tahun dibulatkan ke bawah, dikelompokan:

1 = umur 18 – 30 tahun 2 = umur 31 – 45 tahun 3 = umur 46 – 59 tahun 4 = umur > 60 tahun Skala data : skala ordinal b. Jenis kelamin:

1 = laki-laki. 2 = perempuan.

Skala data: data nominal c. Status gizi

Dinyatakan dalam Index Masa tubuh (IMT), yakni perbandingan berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter ( BB/Kg = Kg/m2) : 1 = baik/ normal : IMT = 18,5-22,9.

2 = status gizi kurang : IMT < 18,5. 3 = risiko obesitas : IMT =23,0-24,9. 4 = obesitas I : IMT = 25,0-29,9. 5 = obesitas II : IMT > 30,0. Skala data : skala ordinal d. Pendidikan

Tingkat pendidikan yaitu tingkat pendidikan tertinggi yang berhasil diselesaikan. 1 = Sekolah Dasar

2 = Sekolah Menengah (SLTP dan SMA) Skala data : skala ordinal

e. Riwayat alergi

Kondisi/ kelainan atopi yang diderita responden (misal eksim, rinitis, alergi makanan, mudah biduran).

1 = tidak mempunyai kelainan alergi 2= mempunyai kelainan alergi

(6)

6 Skala data: skala nominal

f. Kebiasaan merokok dinyatakan dengan indeks Brinkmen (IB): jumlah rokok yang dihisap setiap hari dikalikan lama merokok (tahun).

1= bukan perokok 2= ringan (IB< 199) 3= sedang (IB: 200-599) 4= berat (IB> 600) Skala data : ordinal

g. Kebiasaan penggunaan Alat pelindung diri (APD)

Kebiasaan menggunakan APD berupa masker penutup hidung dan mulut yang disediakan pemilik.

1= tidak memakai 2= memakai

Skala data : skala ordinal h. Masa kerja

Masa kerja di industri pembuatan batu bata, dikelompokkan menjadi: 1 = 2-5 tahun

2 = 6-10 tahun 3 = 11-15 tahun

4 = lebih dari 15 tahun Skala data : skala ordinal i. Lama pajanan

Lamanya seseorang berada dalam lingkungan kerja dalam sehari, dikelompokkan menjadi :

1 = (<8 jam/hari) 2 = (>8 jam/hari)

Skala data : skala ordinal j. Manifestasi klinis terdiri dari:

- Sesak napas: mengalami sesak napas apabila berjalan cepat ditempat datar atau berjalan ditempat yang agak menanjak.

- Batuk kronik: batuk kronik lebih dari 8 minggu yang tidak produktif. - Berdahak kronik: berdahak yang tidak memenuhi bronkitis kronik.

(7)

7 - Bronkitis kronik: batuk kronik berdahak selama minimal 3 bulan dalam 1

tahun dan berlangsung selama 2 tahun berturut-turut.

H. Cara Penelitian Pengumpulan data:

1. Menerangkan tujuan penelitian kepada pekerja industri pembuat batu bata. 2. Mengisi lembar atau surat pernyataan bahwa pekerja tersebut menyetujui

dilakukan penelitian setelah mendengar atau membaca penjelasan tentang penelitian dan menandatanganinya.

3. Mengisi lembar data pekerja meliputi identitas pekerja, lama bekerja, masa bekerja, perokok atau bukan perokok, riwayat pekerjaan sekarang, dan riwayat pekerjaan sebelumnya.

4. Pengisian kuesioner

Dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner sehingga didapat karakteristik responden mencakup gejala klinis kelainan paru meliputi batuk kronik, berdahak kronik, sesak napas/ dada rasa tertekan.

5. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan meliputi berat badan, tinggi badan, tanda vital, bentuk dada, pemeriksaan paru dan jantung (inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi) serta kelainan lainnya.

6. Pengambilan sampel darah vena untuk pemeriksaan kadar IL-1β. Tata cara pengambilan sampel ambil 5 cc darah, bolak balik perlahan himgga homogen, diamkan selama 30-45 menit hingga darah beku, segera setrifuge 1000g (sekitar 3000rpm) 15 menit, segera pisahkan serum masukkan ke dalam 3 sampel cup @ 0,5 cc serum (untuk masing-masing pemeriksaan) beri identitas, nama, tanggal, jenis pemeriksaan), segera bekukan dan simpan di -20o C( stabilitas 6 bulan), setelah terkumpul, sampel dikirim menggunakan dryice ke Prodia Tower Jakarta Pusat.

Tempatkan semua reagen dan sampel pada suhu kamar sebelum digunakan dengan jumlah rangkap dua.

a. Menyiapkan semua reagen dan standar kerja sesuai petunjuk.

b. Menghapus strip lempeng mikro yang berlebih dari bingkai lempeng, kembalikan ke kantong foil berisi paket pengering, tutup kembali.

(8)

8 c. Menambahkan 50 μL Assay Diluent RD1C. Assay Diluent RD1C berisi

presipitat. Aduk rata sebelum dan selama digunakan.

d. Menambahkan 200 μL standar, sampel atau kontrol per cekungan. Tutup dengan strip perekat yang disediakan. Inkubasi selama 2 jam dalam suhu ruang.

e. Pencucian

 Membersihkan cairan dari cekungan dengan aspirasi atau membalik lempeng dan menuang isinya.

 Menghapus kelebihan cairan dengan memegang lempeng dan mengetuk lempeng secara terbalik pada handuk kertas 5 kali.

 Mengisi cekungan dengan 400 µL Wash Buffer menggunakan botol semprot, pipet multi channel, dispenser, atau autowasher.

 Menghapus cairan dari cekungan dengan aspirasi atau membalik piring dan menuang isinya.

 Mengulangi aspirasi atau mencuci seperti langkah diatas.

 Menambahkan 200 μL IL-1β HSConjugate pada setiap cekungan. Tutup dengan strip perekat baru. Inkubasi selama 2 jam pada suhu kamar.

 Menambahkan 200 μL dari Substrate solution untuk setiap cekungan. Menutup dengan strip perekat baru. Inkubasi selama 20 menit di suhu ruang.

 Menambahkan 50 μL Stop solution pada tiap cekungan.

 Menentukan kepadatan optik masing-masing cekungan dalam 30 menit, gunakan set pembaca lempeng 450 nm.

7. Pengukuran debu di lingkungan kerja

Pengukuran kadar debu di bagian produksi dengan menggunakan High Volume Air Sampler (HVS)-500.

a. Alat tersebut diletakkan pada titik pengukuran setinggi zona pernapasan, pengambilan contoh dilakukan selama beberapa menit hingga 1 jam (sesuai kebutuhan dan tujuan pengukuran) dan ditentukan secara gravimetric yang meliputi tahap persiapan, pengambilan contoh, penimbangan, dan perhitungan kadar total debu.

(9)

9 b. Dilengkapi pompa penghisap udara dengan kapasitas 0 l/menit – 15 l/menit dan selang silikon, kemudian menggunakan timbangan analitik dengan sensifitas 0,0001 mg serta ditunjang peralatan lain seperti pinset, desikator, suhu (20+1)0C, kelembaban (50+5)%, flowmeter, tripod, thermometer, hygrometer untuk mengetahui kadar debu total di ruangan kerja yang dilaksanakan oleh petugas laboratorium FK Hiperkes K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) FK UNS.

c. Perhitungan kadar debu total di udara dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

C adalah kadar debu total (mg/l) atau (mg/m3)

W2 adalah berat filter contoh setelah pengambilan contoh (mg) W3 adalah berat filter contoh sebelum pengambilan contoh (mg) B2 adalah berat filter blanko setelah pengambilan contoh (mg) B3 adalah berat filter blanko sebelum pengambilan contoh (mg) V adalah volume udara pada waktu pengambilan contoh (l)

I. Etika Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian, penulis mengajukan persetujuan penelitian ke Panitia Kelaikan Etik Fakultas Kedokteran UNS Surakarta. Sebelum dilakukan prosedur penelitian setiap subjek penelitian diberikan penjelasan yang benar dan terperinci tentang tujuan dan manfaat penelitian. Setelah subjek mengerti dan setuju mengikuti penelitian, subjek diminta menandatangani lembar persetujuan dan isian data penderita.

(10)

10 J. Analisis Data

Korelasi antara kadar TSP dengan kadar interleukin 1-β serum akibat pajanan debu TSP pada industri pembuat batu bata di Desa Pakahan, Kecamatan Jogonalan, kabupaten Klaten. Data diperoleh dari pengukuran dan hasil kuesioner diolah dan di analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 16 for windows dengan metode sebagai berikut:

a. Univariat

Hasil penelitian akan dideskripsikan dengan menggunakan tabel distribusi dan analisis presentase.

b. Bivariat

Dilakukan untuk menguji hipotesis hubungan antara setiap variabel bebas yang diteliti dengan variabel terikat secara satu persatu. Uji statistik yang digunakan untuk perbandingan antara kelompok terpajan dan tidak terpajan menggunakan uji Chi-Square, dengan tabulasi silang 2x2 dan untuk korelasi antara variabel dianalisis dengan uji korelasi Pearson (parametrik) apabila distribusi data normal, atau uji korelasi Spearman (non parametrik) apabila distribusi data tidak normal.

(11)

11 K. Alur Penelitian

Sampel terpajan dan tidak terpajan Keluar

Pemeriksaan IL-1β serum

Analisis hasil Analisis hubungan

Penjamu: Kesimpulan - Umur - Jenis kelamin - Pendidikan - Status gizi - Alergi - Kebiasan merokok - Kebiasaan APD - Masa kerja - Lama kerja

Gambar 13. Alur penelitian korelasi antara kadar TSP dengan kadar IL-1β serum pada pekerja industri pembuat batu bata.

Sampel tidak terpajan (kontrol)

Inform consent

Anamnesis dengan kuesioner dan pemeriksaan fisik

Kriteria inklusi dan eksklusi Jarak area penelitian

dengan tempat tinggal ±100 meter

Pekerja industri pembuat batu bata (terpajan)

Setuju mengikuti penelitian Tidak setuju mengikuti penelitian Populasi penelitian pekerja pembuat batu bata N(115)

(12)

Gambar

Gambar  13.  Alur  penelitian  korelasi  antara  kadar  TSP  dengan  kadar  IL-1β  serum  pada pekerja industri pembuat batu bata

Referensi

Dokumen terkait

Pada praktikum ini dibuat sediaan krim yang mengandung bahan aktif minyak zaitun, temulawak dan kloramfenicol yang menggunakan basis vanishing cream yaitu suatu krim yang terdiri

Nefrolitiasis adalahsuatu keadaan terdapatnya batu dalam saluran kemih baik dalam ginjal,ureter maupun buli-buli.Nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau kalkulus dalam

1. Ketika berbicara dengan guru atau orang yang lebih tua, banyak siswa kelas III yang tidak dapat berbicara dengan sopan yang sesuai dengan budaya Jawa yaitu menggunakan

Konflik Poso merupakan pertikaian antar suku dengan pemeluk agama islam dan kristen sehingga dapat disebut sebagai konflik agama. Peristiwa kerusuhan ini diawali

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada

If this message is not eventually replaced by the proper contents of the document, your PDF viewer may not be able to display this type of document.. You can upgrade to the

Mata Pelajaran Nilai Rata-rata Rapor1. Nilai

Dalam hal ini merupakan permasalahan yang dihadapi dimana pengeluaran semakin meningkat sedangkan pendapatan justru semakin menurun, oleh karena itu perlunya rencana yang