• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Strategis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rencana Strategis"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya Renstra Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku tahun 2020-2024. Penyusunan Rencana Strategis ini berdasarkan pada surat Sekretaris Utama BKKBN Nomor : 1324/I/RC.01/B1/2020 tentang Penyelesaian dan Penetapan Penyusunan Renstra Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan BKKBN Provinsi 2020-2024. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional tidak hanya mempunyai tugas fungsi penyelenggaraan bidang keluarga berencana saja tetapi juga mencakup bidang penyerasian kebijakan kependudukan dan peningkatan penyediaan data informasi kependudukan. Rencana Strategis tahun 2020-2024 berisi tujuan, sasaran, arah kebijakan, strategi, maupun target kinerja yang hendak dicapai dan menjadi acuan dalam menyelenggarakan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Bangga Kencana) selama lima tahun ke depan.

Terakhir kami sampaikan ucapan terima kasih kepada tim penyusun serta semua pihak yang telah membantu penyusunan Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Tahun 2020-2024. Dengan harapan seluruh target dalam dokumen Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku ini dapat tercapai.

Ambon, 22 Juni 2020

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku,

(3)

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR... ………..………...i

DAFTAR ISI ...ii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Kondisi Umum ... 1

1.2. Potensi dan Permasalahan ... 6

BAB II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN BKKBN PROVINSI MALUKU ... 9

2.1. Tugas Pokok dan Fungsi Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku ... 9

2.2. Tujuan Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku... 10

2.3.Sasaran Strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku ... 12

BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI... 13

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ... 13

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku... 14

BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN... 15

4.1. Target Kinerja ... 15

4.2. Kerangka Pendanaan... 26

4.3. Perencanaan Program dan Kegiatan Prioritas berbasis Kewilayahan………..30

BAB V. PENUTUP ... 35 HN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Matriks Kinerja dan Pendanaan Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku 2. Peta Strategi Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kondisi Umum

Dalam Undang-undang nomor 52 tahun 2009 tersirat bahwa penduduk sebagai modal dasar pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cepat dikhawatirkan akan memperlambat tercapainya kondisi ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional merupakan upaya pokok dalam pengendalian jumlah penduduk dan peningkatan kesejahteraan keluarga sebagai bagian integral pembangunan nasional, perlu terus dilanjutkan dan ditingkatkan pelaksanaannya.

Secara garis besar, pembangunan berwawasan kependudukan adalah pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada, dimana penduduk harus dijadikan titik sentral dalam proses pembangunan, penduduk harus dijadikan subyek dan obyek dalam pembangunan, dimana pembangunan dilaksanakan oleh penduduk dan untuk penduduk. Selain itu,pembangunan berwawasan kependudukan merupakan pembangunan sumberdaya manusia, dimana pembangunan lebih menekankan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur semata.

Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan yang berwawasan kependudukan, maka Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) turut memperkuat pelaksanaan pembangunan kependudukan dengan upaya pengendalian kuantitas dan peningkatan kualitas penduduk dan mengarahkan persebaran penduduk. Pembangunan kependudukan juga merupakan upaya untuk mewujudkan keserasian kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan.

Provinsi Maluku adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang terletak di wilayah timur Indonesia. Secara keseluruhan, kondisi geografis Provinsi Maluku adalah wilayah darat dan laut yang meliputi pulau-pulau besar dan kecil. Secara keseluruhan Provinsi Maluku memiliki wilayah seluas 712.479,69 km2. Sebagian besar wilayahnya merupakan perairan seluas 658.294,69km2(92,4%),

(5)

sebanyak 1.340 pulau dengan panjang garis pantai 10.630 km dengan batas-batas administrasi sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan :Provinsi Maluku Utara Sebelah Selatan berbatasan dengan :Timor Leste dan Australia Sebelah Timur berbatasan dengan :Provinsi Papua

Sebelah Barat berbatasan dengan : Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah

Gambar 1.1

Peta Administrasi Provinsi Maluku

Sumber : RPJMD Provinsi Maluku 2019-2014

Secara administratif Provinsi Maluku terdiri dari 9 kabupatendan 2 kota. Nama kabupaten/kota, luas wilayah administratif, serta jumlah kecamatan, desa, dan kelurahan masing-masing kabupaten/kota dapat dilihat pada pada Tabel 1.1

Tabel 1.1

Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku No Kabupaten / Kota

Jumlah Luas

Wilayah (Km2) Kecamatan Desa Kelurahan

1 Kabupaten Maluku Tengah 18 165 6 11.595,57

2 Kabupaten Maluku Tenggara 11 190 1 3.410,61

3 Kabupaten Kepulauan Tanimbar 10 80 1 10.451,94

(6)

7 Kepulauan Aru 10 117 2 6.269,00

8 Kabupaten Maluku Barat Daya 17 117 - 4.581,06

9 Kabupaten Buru Selatan 6 79 - 3.780,56

10 Kota Ambon 5 30 20 377

11 Kota Tual 5 27 3 254,39

MALUKU 118 1198 33 54.185,00

Sumber : BPS Provinsi Maluku

Dalam rangka mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pembangunan antar wilayah di Daerah Maluku sebagai wilayah kepulauan, salah satu pendekatan dalam implementasi pembangunan adalah pendekatan wilayah yang didasarkan pada konsep Gugus Pulau. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 16 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Maluku Tahun 2013-2033, terdapat 12 kawasan gugus pulau di Provinsi Maluku, yaitu :

1. Gugus Pulau I meliputi wilayah Pulau Buru; 2. Gugus Pulau II meliputi wilayah Seram Barat; 3. Gugus Pulau III meliputi wilayah Seram Utara; 4. Gugus Pulau IV meliputi wilayah Seram Timur; 5. Gugus Pulau V meliputi wilayah Seram Selatan;

6. Gugus Pulau VI meliputi wilayah Kepulauan Banda, P.Teon, P.Nila dan P.Serua;

7. Gugus Pulau VII meliputi wilayah Pulau Ambon dan PP Lease; 8. Gugus Pulau VIII meliputi wilayah Kepulauan Kei;

9. Gugus Pulau IX meliputi wilayah Kepulauan Aru; 10. Gugus Pulau X meliputi wilayah Kepulauan Tanimbar;

11. Gugus Pulau XI meliputi wilayah Kepulauan Babar, Leti, Moa, Lakor dan Damer;

12. Gugus Pulau XII meliputi wilayah Pulau-Pulau Terselatan dan Pulau Wetar.

(7)

Gambar 1.2

Peta Gugus Pulau Provinsi Maluku

Sumber : RPJMD Provinsi Maluku Tahun 2019-2024

Dengan memperhatikan kondisi wilayah tersebut, maka Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku melaksanakan program Bangga Kencana melalui pendekatan wilayah dengan konsep gugus pulau. Pelaksanaan program KB Nasional dalam menurunkan dan mencegah kelahiran di provinsi Maluku masih berfluktuasi hasil SDKI tahun 2017 TFR Maluku menunjukkan angka 3,3 Unmet Need hasil SDKI 2017 menunjukan angka 19 % tidak bergerak dari tahun 2012 dan CPR SDKI 2017 menunjukan angka 46,9 % mengalami peningkatan sekitar 0,97 % dari tahun 2012 45,5 % serta Pendewasaan usia Kawin yang relatif tinggi yakni 21,9 tahun.

.

1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Potensi dapat diidentifikasi dari hasil analisis sebagai berikut :

1. Undang – undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menetapkan bahwa urusan pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana merupakan urusan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar dan merupakan urusan bersama antara pemerintah pusat dan daerah atau urusan konkuren;

2. Komitmen Pemerintah daerah provinsi Maluku dalam mendukung pelaksanaan program kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga; 3. Dukungan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang memadai, baik

(8)

4. Efektivitas dan efisiensi pengelolaan program Kependudukan,Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga yang mengharuskan menerapkan manajemen prima yang dapat memanfaatkan sumber daya yang ada dan sistem pengelolaan yang transparan dan akuntabel;

5. Usia Kawin Pertama Relatif Tinggi (21,9 Tahun);

6. Pelaksanaan program Bangga Kencana di BKKBN Provinsi Maluku dengan menggunakan asas kebersamaan dan kekeluargaan yang sesuai dengan menanamkan nilai – nilai Revolusi Mental yaitu Integritas, Etos Kerja serta Gotong Royong.

7. Ketersediaan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dan bantuan operasional KB (BOKB) untuk mendukung program KB dan Kesehatan Reproduksi

Berbagai potensi tersebut di atas, merupakan salah satu modal dasar bagi BKKBN Provinsi Maluku untuk menjadi lembaga pemerintah yang memegang amanah dalam merevitalisasi Program KB dan menyerasikan kebijakan kependudukan dengan pembangunan lainnya.

Pelaksanaan Program Bangga Kencana di Provinsi Maluku yang merupakan provinsi kepulauan yang luas daratannya hanya kurang lebih 6 persen dan sisanya adalah perairan, selain kondisi geografis yang memerlukan biaya transportasi relatif tinggi, hambatan lainnya adalah terbatasnya tenaga, sarana dan prasarana serta biaya pelayanan yang tinggi. Dengan kondisi geografis seperti itu maka penanganan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana atau disingkat Bangga Kencana berbasis gugus pulau di maluku dengan berpedoman pada strategi dan kebijakan nasional. Terkait kondisi geografis tersebut maka permasalahan yang di hadapi dalam pelaksanaan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana di provinsi Maluku antara lain :

a. Tingginya angka kelahiran

Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Total Angka Kelahiran [TFR] Provinsi Maluku tahun 2017 sebesar 3,3 mengalami kenaikan dari tahun 2012 sebesar 3,2. Angka ini menunjukan bahwa kelahiran di provinsi Maluku masih tinggi diatas rata-rata nasional yaitu sebesar 2,4.

.

b. Angka pemakaian kontrasepsi masih dibawah standar nasional

Prevalensi pemakaian kontrasepsi (Contraceptive Prevalence Rate / CPR) Provinsi Maluku berdasarkan SDKI 2012-2017 mengalami penurunan berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) mengalami

(9)

c. Tingginya unmet need

Berdasarkan data SDKI 2007-2012 unmet need Provinsi Maluku berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Unmet Need Provinsi Maluku tahun 2017 sebesar 19 % mengalami penurunan sekira 0,2 % dari tahun 2012 sebesar 19,2 %.Hal ini menunjukan bahwa keinginan untuk ber-KB namun tidak terlayani masih tinggi di provinsi Maluku dan masih dibawah rata-rata nasional sebesar 10,6 %.

d. Masih lemahnya komitmen dan dukungan stakeholders terhadap program KKBPK, yaitu terkait kelembagaan, perencanaan dan penganggaran

Lemahnya komitmen dan dukungan stakeholders salah satunya dapat dilihat dengan baru terbentuknya 6 (enam) DPPKB dari 11 Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku

e. Kuantitas dan distribusi dokter, tenaga medis, PLKB dan Faskes masih kurang

Rasio Dokter dan tenaga medis per jumlah penduduk di Provinsi Maluku belum ideal hal ini dapat dilihat dari 1 dokter masih melayani lebih dari 2500 penduduk. Di Provinsi Maluku 1 PLKB masih menangani 5 sampai dengan 6 desa hal ini menunjukan bahwa jumlah PLKB belum ideal. Sedangkan untuk jumlah faskes di Provinsi Maluku persebarannya belum merata di tiap Kabupaten/Kota dan jumlahnya belum mencukupi serta sarana dan prasarana yang belum memadai.

(10)

BAB II

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN BKKBN PROVINSI MALUKU 2020-2024

2.1. VISI, MISI, DAN TUJUAN

Visi BKKBN adalah “Mewujudkan keluarga berkualitas dan pertumbuhan penduduk yang seimbang guna mendukung tercapainya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.” Visi ini mengandung pengertian:

1) Keluarga berkualitas, yaitu tenteram, mandiri, dan bahagia.

2) Kebijakan pengendalian penduduk dilaksanakan untuk mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS) dan menghasilkan bonus demografi. Untuk mencapai kondisi ini, angka kelahiran total (TFR) diturunkan secara nasional menjadi 2,26 pada tahun 2020 sampai dengan 2,1 di tahun 2024.

3) Pengaturan kelahiran melalui berbagai kegiatan prioritas Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) yang komprehensif dan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) untuk menurunkan TFR serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak guna membangun manusia berkualitas dan berdaya saing. 4) Pembangunan keluarga yang holistik integratif sesuai siklus hidup sebagai upaya

meningkatkan kualitas keluarga yang berketahanan dan berkarakter. Misi BKKBN untuk mencapai visi diatas adalah:

1) Mengendalikan pertumbuhan penduduk dalam rangka menjaga kualitas dan struktur penduduk seimbang.

2) Menyelenggarakan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi secara komprehensif.

3) Menyelenggarakan pembangunan keluarga yang holistik integratif sesuai siklus hidup.

4) Membangun kemitraan, jejaring kerja, peran serta masyarakat, dan kerjasama global.

5) Memperkuat inovasi, teknologi, informasi, dan komunikasi.

6) Membangun kelembagaan, meningkatkan kapasitas, dan kesejahteraan SDM aparatur.

(11)

Tujuan BKKBN selama periode Rencana Strategis (Renstra) 2020-2024: 1) Mewujudkan keluarga berkualitas.

Mengendalikan struktur penduduk menuju Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS) dengan SDM yang berkualitas sehingga terwujud bonus demografi yang bermanfaat bagi pembangunan.

2.2. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (disingkat BKKBN) adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Kesehatan. Perwakilan BKKBN Provinsi yang secara vertikal merupakan turunan dari BKKBN menjalankan tugas dan fungsi BKKBN. BKKBN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Dalam melaksanakan tugas, BKKBN menyelenggarakan fungsi:

1) perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

2) penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

3) pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

4) penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

5) penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

6) pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana

Selain fungsi di atas, BKKBN juga menyelenggarakan fungsi:

1) penyelenggaraan pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

2) pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di lingkungan BKKBN;

3) pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BKKBN;

4) pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN; dan

5) penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.

2.3 . Tujuan Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku

Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana di Maluku (Perka BKKBN Nomor 82 Tahun 2011 pasal 2). Fungsi Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku adalah:

(12)

1) Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan nasional di Bidang Pengendalian Penduduk, Penyelenggaraan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga.

2) Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pengendalian Penduduk, Penyelenggaraan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga.

3) Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di Bidang Pengendalian Penduduk, Penyelenggaraan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga.

4) Pelaksanaan advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi, penggerakan hubungan antarlembaga, bina lini lapangan, serta pengelolaan data dan informasidi Bidang Pengendalian Penduduk, Penyelenggaraan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga.

5) Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di Bidang Pengendalian Penduduk, Penyelenggaraan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga.

6) Pelaksanaan tugas administrasi umum.

7) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya.

Sesuai dengan tujuan BKKBN untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang, berkualitas dan berdaya saing serta dalam upaya penguatan pelaksanaan 4 (empat) Sub Urusan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, yakni; a)Menguatkan akses pelayanan KB dan KR yang merata dan berkualitas, b)Peningkatan pembinaan peserta KB, baik menggunakan MKJP maupun Non-MKJP, c)Meningkatkan pemahaman remaja mengenai Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, d)Penguatan tata kelola, penelitian, dan pengembangan bidang Keluarga Berencana. Dan sesuai dengan visi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih yaitu Maluku yang terkelola secara jujur, bersih dan melayani, terjamin dalam kesejahteraan dan berdaulat atas gugus kepulauan dengan salah satu misinya yang dapat dihubungkan dengan tujuan BKKBN yaitu Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan, murah dan terjangkau maka tujuan yang harus di capai Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku antara lain:

a. Terlaksananya pengelolaan Program Pembagunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana di seluruh tingkatan wilayah Provinsi Maluku.

b. Terselenggaranya dukungan manajemen pengelolaan Program Pembagunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana di Provinsi Maluku.

c. Terwujudnya pelaksanaan pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur di Provinsi Maluku.

d. Terselenggaranya kegiatan pelatihan, penelitian dan pengembangan di Provinsi Maluku.

(13)

e. Mewujudkan keserasian, keselarasan dan kesinambungan kebijakan penduduk guna mendorong terlaksananya pembangunan nasional dan daerah yang berwawasan kependudukan.

f. Mewujudkan penduduk tumbuh seimbang melalui pelembagaan keluarga kecil bahagia sejahtera.

2.4. Sasaran Strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku

Sasaran adalah hasil penjabaran dari tujuan pelaksanaan tugas Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku di bidang Pengendalian Penduduk dan penyelenggaraan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Untuk melaksanakan visi dan misi yang ada, sasaran strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku antara lain:

1) Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR)

2) Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need)

3) Menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19 tahun) 4) Meningkatnya Indeks Pembagunan Keluarga (iBangga)

5) Meningkatnya Media Usia Kawin Pertama Perempuan (MUKP) 6) Persentase SDM Aparatur dan Tenaga Program yang Kompeten

7) Persentase Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Penentuan Kebijakan Program Bangga Kencana

(14)

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1 Arah Kebijakan Dan Strategi Nasional

Agenda pembangunan nasional selama 20 tahun telah di tuangkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005- 2025, yang merupakan acuan, arah dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang dilakukan secara bertahap dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional dan keberlanjutan dari pembangunan sebelumnya.Saat ini Indonesia memasuki periodet erakhir RPJMN IV tahun 2020-2024, dimana visi dan misi pembangunan dalam RPJPN menjadi landasan sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, danmakmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

Lebih lanjut sebagaimana tertera dalam Lampiran I Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, Presiden telah menetapkan 5 (lima) arahan utama sebagai strategi dalam pelaksanaan misi Nawa cita dan pencapaian sasaran Visi Indonesia 2045. Kelima arahan tersebut mencakup (1) Pembangunan Sumber Daya Manusia, (2) Pembangunan Infrastruktur, (3 )Penyederhanaan Regulasi, (4) Penyederhanaan Birokrasi, dan (5) Transformasi Ekonomi.

RPJPN 2005-2025, Visi Indonesia 2045, Visi Misi dan 5(lima) arahan utama Presiden menjadi landasan utama RPJMN 2020-2024, yang selanjutnya diterjemahkan kedalam 7 agenda pembangunan (Prioritas Nasional/PN). Dalam hal ini, BKKBN diberi mandat untuk turut berkontribusi secara langsung pada PN “Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas dan Berdaya Saing”, dan PN “Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan”, dengan penjabaran sebagaiberikut:

a. Prioritas Nasional (PN) Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas dan Berdaya Saing;

1) Program Prioritas (PP) Perlindungan Sosial dan Tata Kelola Kependudukan, dengan KP; 1) Integrasi Sistem Administrasi Kependudukan, dan 2) Pemaduan dan Sinkronisasi Kebijakan Pengendalian Penduduk.

2) PP Penguatan Pelaksanaan Perlindungan Sosial, dengan KP; Kesejahteraan Sosial.

3) PP Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, dengan KP;

4) Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi, dan

(15)

Dari Program Prioritas tersebut, BKKBN memiliki kontribusi terhadap KP Peningkatan Kesehatan Ibu Anak, KB dan Kesehatan Reproduksi, dengan fokus strategi untuk:

a) peningkatan pengetahuan ibu dan keluarga khususnya pengasuhan, tumbuh kembang anak dangizi;

b) perluasan cakupan KB dan kesehatan reproduksi berkualitas sesuai karakteristik wilayah melalui penguatan kemitraan dengan pemerintah daerah;

c) peningkatan pengetahuan dan akses layanan kesehatan reproduksi bagi remaja dan praremaja yang responsif gender;

d) peningkatan kompetensi PKB/PLKB;

e) penguatan jejaring dalam pelayanan KB dan kesehatan reproduksi khususnya praktik mandiri bidan, dokter swasta dan organisasi profesi;dan

f) penguatan advokasi, komunikasi, informasi, edukasi (KIE) Program Bangga Kencana serta konseling KB dan Kesehatan Reproduksi secara komprehensif. b. Prioritas Nasional (PN) Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan:

PP Revolusi Mental dan Pembinaan Ideologi Pancasila untuk Memperkukuh Ketahanan Budaya Bangsa dan Membentuk Mentalitas Bangsa yang Maju, Modern, dan Berkarakter, dengan KP Revolusi mental dalam sistem sosial untuk memperkuat ketahanan, kualitas dan peran keluarga dan masyarakat dalam pembentukan karakter sejak usia dini. Dari KP tersebut, BKKBN berkontribusi melalui beberapa fokus strategi,diantaranya:

1. Peningkatan pemahaman peran keluarga yang memiliki anak remaja dalam pengasuhan dan pembentukan karakterremaja.

2. Peningkatan penyampaian informasi dan edukasi pada remaja dalam pembentukan karakter.

3. Peningkatan pemahaman keluarga dalam pola pengasuhan dan pendampingan anak sejak usiadini.

4. Penguatan pemberdayaan ekonomi keluarga guna meningkatkan kualitaskeluarga.

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku

Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku dalam rangka mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga kecil Sejahtera melakukan beberapa kebijakan dengan memperhatikan arah dan kebijakan BKKBN maka arah kebijakan dan strategi Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku dalam menyelenggarakan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana yang dapat dipadukan dengan arah kebijakan dan strategi BKKBN dalam lima tahun ke depan adalah:

a. meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang holistik dan integratif sesuai siklus hidup, serta menguatkan pembentukan karakter di keluarga melalui strategi:

(16)

1) Penguatan pemahaman 8 fungsikeluarga.

2) Optimalisasi pola asuh dan pendampingan balita dan anak,serta pembentukan dan penguatan karakter sejak dini melalui keluarga.

3) Peningkatan pola asuh dan pendampingan remaja, peningkatan kualitas dan karakter remaja, serta penyiapan kehidupan berkeluarga bagiremaja.

4) Peningkatan kemandirian ekonomi keluarga, dengan sasaran khusus keluarga-keluarga akseptor KB lestari, keluarga peserta MKJP khususnya MOP dan MOW, serta peserta KB Mandiri di wilayah KampungKB

5) Peningkatan ketahanan dan kemandirian keluarga rentan.

6) Penguatan pelayanan ramah lansia melalui 7 (tujuh) dimensi lansia tangguh dan pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia.

7) Peningkatan kemitraan pembangunan keluarga.

8) menguatnya pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian penduduk melalui strategi:

9) Pengembangan Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK). 10)Penguatan sinergitas kebijakan penyelenggaraan pengendalian penduduk. 11)eningkatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan.

12)Peningkatan sinkronisasi dan pemanfaatan data/informasi kependudukan. 13) meningkatkan akses dan kualitas penyelenggaraan KBKR yang komprehensif

berbasis kewilayahan dan fokus pada segmentasi sasaran melalui strategi 14)Penguatan kapasitas faskes dan jaringan/jejaring yang melayani KBKR. 15)Penguatan kemitraan kualitas pelayanan KBKR.

16)Peningkatan jangkauan pelayanan KBKR diwilayah dan sasaran khusus. 17)Peningkatan KB Pria.

18)Penguatan promosi dan konseling kesehatan reproduksi berdasarkan siklus hidup, pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) dan peningkatan pelayanan KB Pasca Persalinan (KBPP).

19)Peningkatan kemandirian PUS dalam ber-KB.

b. meningkatkan akses dan kualitas penyelenggaraan KBKR yang komprehensif berbasis kewilayahan dan fokus pada segmentasi sasaran melalui strategi :

1) Peningkatan penyebarluasan materi KIE Program Bangga Kencana sesuai segmentasi sasaran dan wilayah.

2) Peningkatan kinerja tenaga Penyuluh KB/PLKB dan pemberdayaan masyarakat melalui penggerakan kader PPKBD/Sub PPKBD.

3) memperkuat system informasi keluarga yang terintegrasi, dengan strategi: 4) Peningkatan kualitas dan pemanfaatan data/informasi Program Bangga

Kencana berbasis teknologi informasi di seluruh tingkatan Wilayah.

5) Perkemgembangan Smart Technology/Smart Program untuk memperkuat pengelolaan Program Bangga Kencana.

Berbagai arah kebijakan dan strategi BKKBN sebagaimana tersebut diatas tentunya memerlukan dukungan untuk membantu agar operasionalisasi Program Bangga Kencana dapat berjalan dengan baik, diantaranya:

1. Dari sisi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Program Bangga Kencana, arah kebijakan yang diambil diantaranya untuk meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan

(17)

a. peningkatan kualitas SDM Program Bangga Kencana melalui pendidikan dan pelatihan yang terstandarisasi berbasis teknologi informasi;

b. peningkatan kualitas, pemanfaatan hasil Penelitian dan Pengembangan Inovasi Program Bangga Kencana sebagai input/masukan atas rumusan kebijakan;

c. peningkatan kemitraan dan kerjasama global di bidang pendidikan, pelatihan, dan pengembangan untuk memperkuat kelembagaan.

2. Dari sisi Dukungan Manajemen, Sekretariat Utama memiliki arah kebijakan untuk dukungan manajemen yang berkualitas dalam mendukung Penyelenggaraan Program Bangga Kencana, yang dapat diwujudkan melalui strategi:

a. penyediaan dan sinkronisasi landasan hukum Kependudukan dan KB, serta Pengelolaan Organisasi danTatalaksana;

b. peningkatan kualitas pengelolaan keuangan danBMN; c. penguatan Perencanaan Program danAnggaran;

d. peningkatan kualitas pengelolaan administrasi kepegawaian dan Pengembangan SDM Aparatur;dan

e. penyediaan pelayanan administrasi perkantoran dan kerumah- tanggaan yang berkualitas.

3. Dari sisi pengawasan dan peningkatan akuntabilitas, Inspektorat Utama memiliki arah kebijakan untuk meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Program Bangga Kencana guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, yang akan diwujudkan melalui strategi:

a. Mendorong pengelolaan keuangan BKKBN secara tertib,taat pada peraturan perundang-undangan, ekonomis, efisien, danefektif;

b.mendorong pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP),Reformasi Birokrasi dilaksanakan secara efektif dan efisien oleh seluruh Unit Kerja Eselon I dan Perwakilan BKKBN Provinsi;

c. mendorong seluruh kebijakan yang ditetapkan Kepala BKKBN dilaksanakan secara konsisten oleh seluruh Unit Kerja Eselon I dan Perwakilan BKKBN Provinsi;dan

d.mendorong pencapaian sasaran strategis BKKBN secara efektif danefisien.

Dalam menjabarkan arah kebijakan dan strategi BKKBN sebagaimana terteradiatas, terutama dalam implemetasinya, BKKBN akan terus memperhatikan perkembangan situasi/kondisi dan isu strategis nasional serta prioritas strategi pembangunan nasional. Salah satu strategi pembangunan nasional yang perlu mendapat perhatian adalah Pengarusutamaan Gender yang telah diamanatkan dalam Instruksi Presiden(Inpres)No 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Pengarusutamaan Gender merupakan isu lintas sektor yang tanggung jawab implementasinya harus didukung baik oleh Pemerintah Pusat (lintas K/L) maupun oleh Pemerintah Daerah. BKKBN berkomitmen untuk memastikan setiap orang (laki-laki dan perempuan) mendapatkan hak yang sama dalam pelayanan Program Bangga Kencana serta memperhatikan konsep Pegarusutamaan Gender dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi Program/Kegiatan Bangga Kencana yang inklusi fgender.

(18)

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 4.1. Target Kinerja

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 dan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementrian/Lembaga (Renstra K/L) 2020-2024, maka Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku menyusun dan menetapkan Rencana Strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku 2020-2024 dengan target kinerja dan kerangka pendanaan selama kurun waktu 5 (Lima) tahun. Penyusunan Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku 2020-2024 telah mengacu kepada Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) khususnya agenda nomor 5 yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Di dalam agenda pembangunan manusia dan masyarakat, Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku berperan di dalam Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana sehingga seluruh sasaran dan indikator kinerja diarahkan untuk mendukung agenda prioritas pembangunan.

4.1.1. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis

Sasaran strategis Perwakilan BKKBN adalah kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya outcome dari beberapa program. Sebagai bentuk penjabaran tujuan strategis, Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku menetapkan Sasaran Strategis Tahun 2020-2024 sebagai berikut:

1. Menurunnya Angka Kelahiran Total (TFR) per WUS (15-49 tahun) 2. Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR)

3. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need)

4. Menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19 tahun)

5. Meningkatnya Indeks Pembagunan Keluarga (iBangga)

6. Meningkatnya Media Usia Kawin Pertama Perempuan (MUKP) 7. Persentase SDM Aparatur dan Tenaga Program yang Kompeten

8. Persentase Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Penentuan Kebijakan Program Bangga Kencana

(19)

Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Tahun 2020-2024, maka Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku menetapkan indikator sasaran strategis sebagai berikut:

Tabel.4.1

Indikator Kinerja Sasaran Program Bangga Kencana Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku

Tahun 2020-2024

No Indikator

Baseline

2019 2020 2021 2022 2023 2024

1 Angka Kelahiran Total (TFR) per WUS (15-49 tahun)

3,3 (SDKI 2017)

2,93 2,91 2,89 2,87 2,84

2 Persentase pemakaian kontrasepsi (CPR)

46,9 (SDKI 2017)

45,42 45,70 45,99 46,27 46,63

3 Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need)

19% (SDKI 2017)

13,68 13,30 12,91 12,53 12,17

4 Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun

36 (SDKI 2017)

25 24 21 20 18

5 Meningkatnya Indeks Pembagunan Keluarga (iBangga)

n/a (Survei/PK)

51,11 52,47 54,38 56,29 58,20

6 Meningkatnya Media Usia Kawin Pertama Perempuan (MUKP)

22 (SDKI 2017)

21,9 22 22 21,1 21,1

7 Persentase SDM Aparatur dan Tenaga Program yang Kompeten

21 30 45 65 75 80

8 Persentase Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Penentuan Kebijakan Program Bangga Kencana

n/a 75 78 81 84 87

4.1.2. Sasaran Program (Outcome) dan Indikator Kinerja Program

Sasaran Program (outcome) merupakan hasil yang akan dicapai dari suatu program dalam rangka pencapaian sasaran strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Tahun 2020-2024. Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementrian (LPNK) sehingga hanya mempunyai 1 (satu) Program Teknis yaitu Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana serta 2 (dua) Program Generik yaitu: 1) 1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya; 2) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN.

(20)

4.1.3. Sasaran Program (Outcome) Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Sasaran Program (Outcome) yaitu Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di seluruh tingkatan wilayah. Untuk mengukur keberhasilan pencapaian hasil (outcome), maka ditetapkan Indikator Kinerja Program Pembagunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana sebagai berikut:

Tabel 4.2.

Indikator Kinerja Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku

Tahun 2020-2024

NO INDIKATOR BASELINE

2019 2020 2021 2022 2023 2024

1 Persentase keluarga yang melaksanakan pengasuhan dan pendampingan pembentukan karakter

37,68 (3.112.430 keluarga)

38,68 39,68 40,68 41,68 42,68

2 Jumlah PIK Remaja dan BKR yang mendapat pembinaan GenRe 215 PIK Remaja & 134 BKR 215 PIK Remaja & 134 BKR 217 PIK Remaja & 136 BKR 226 PIK Remaja & 145 BKR 235 PIK Remaja & 155 BKR 244 PIK Remaja & 165 BKR

3 Jumlah Kelompok BKL Yang Melaksanakan 7 (Tujuh) Dimensi Lansia Tangguh dan Pendampingan Perawatan Jangka Panjang Bagi Lansia

n/a 146 147 147 147 147

4 Jumlah Keluarga yang mengakses PPKS 306 306 311 317 322 328

5 Persentase Kabupaten/kota yang melaksanakan kegiatan usaha ekonomi keluarga

60 60 70 80 90 100

7 Persentase Pemerintah Daerah yang

memanfaatkan GDPK dalam penetapan parameter kependudukan pada perencanaan pembangunan daerah

n/a

1rov & 2 Kab1 Prov & 2 Kab/Kota /Kota1 Prov & 2 Kab/Kota1 Prov & 2 Kab/Kota1 Prov & 1 Prov &4 Kab/Kota 1 Prov & 5 Kab/Kota 1 Prov & 6 Kab/Kota 1 Prov & 7 Kab/Kota

8 Persentase Rumah Data Kependudukan Paripurna yang terbentuk di Kampung KB

26 RDK terbentuk di Kamp. KB

26 RDK terbentuk di Kamp. KB

14 16 18 20 22

9 Persentase Kelompok Kerja Bangga Kencana Provinsi dan Kab/Kota yang efektif

n.a. 1 prov & 1 kab/kot 1 prov & 2 kab/kot 1 prov & 3 kab/kot 1 prov & 4 kab/kot 1 prov & 5 kab/kot

10 Cakupan implementasi pendidikan kependudukan di provinsi

n/a 3 3 3 3 3

11 Persentase pemerintah daerah yang melaksanakan Sistem Peringatan Dini Pengendalian Penduduk

n/a 1 prov & 1 kab/kot 1 prov & 2 kab/kot 1 prov & 3 kab/kot 1 prov & 4 kab/kot 1 prov & 6 kab/kot

(21)

melayani KB MKJP (Statistik Rutin BKKBN)

14 Indeks Informasi Metode KB (Method Information Index/MII)

60.94 62,55 64,17 65,78 67,4 69,01

15 Persentase kesertaan KB di Kabupaten/Kota dengan kesertaan rendah

35,34 (PK)

35,45 35,56 35,67 35,78 35,89

16 Persentase Kehamilan Yang Tidak Diinginkan 20,5

(SKAP 2019)

20,5 20,2 19,9 19,5 19,1

17 Persentase Pelayanan KB Pascapersalinan 2

(Pelkon dan Pusdatin)

5,8 8,8 11,8 14,8 16,8

18 Persentase stakeholders/pemangku kepentingan dan mitra kerja yang berperan serta aktif dalam pengelolaan Program Bangga Kencana

18,18 20 21 22 23 24

19 Persentase masyarakat yang terjangkau Program Bangga Kencana

53 (SKAP 2019)

55 60 65 70 75

20 Persentase Penyuluh KB yang berkinerja baik 55 55 60 65 70 80

21 Jumlah pengelolaan Sistem Informasi Keluarga (SIGA)

2 2 11 11 11 11

22 Persentase cakupan perangkat dan jaringan sistem Teknologi dan Informasi di Tk. Provinsi dan Kabupaten/Kota

100 100 100 100 100 100

23 Persentase peserta Diklat yang lulus dengan kategori baik dan sangat baik

21 30 45 65 75 80

24 Jumlah Penelitian dan Pengembangan Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana yang digunakan sebagai input rumusan Kebijakan Program

1 1 1 1 1 1

Program Bangga Kencana diimplementasikan oleh 5 (lima ) Bidang pada Perwakilan BKKBN Provinsi , yaitu:

1) Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK), dengan sasaran “Mewujudkan Keluarga yang Mandiri, Tentram dan Bahagia (keluarga berkualitas)” yang akan dicapai melalui Indikator Kinerja Utama sebagai berikut :

a) Indeks Pembangunan Keluarga(iBangga) yang merupakan Indikator Kinerja Utama ;

b) Median Usia Kawin Pertama (MUKP) perempuan usia 25-49 tahun;

Selain Indikator Kinerja Utama terdapat beberapa indikator yang menunjang pencapaian kinerja bidang KSPK sebagai berikut :

a) Persentase keluarga yang melaksanakan pengasuhan dan pendampingan pembentukan karakter

b) Jumlah PIK Remaja dan BKR yang mendapat pembinaan GenRe

c) Jumlah Kelompok BKL Yang Melaksanakan 7 (Tujuh) Dimensi Lansia Tangguh dan Pendampingan Perawatan Jangka Panjang Bagi Lansia

(22)

2) Bidang Pengendalian Penduduk (DALDUK), dengan sasaran “Meningkatnya implementasi pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pembangunan pengendalian penduduk” yang akan dicapai melalui Indikator Kinerja Utama(IKU):

a) Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) per WUS 15- 49tahun; b) Indeks Pembangunan Keluarga

Selain Indikator Kinerja Utama terdapat beberapa indikator yang menunjang pencapaian kinerja bidang DALDUK sebagai berikut :

a) Persentase Pemerintah Daerah yang memanfaatkan GDPK dalam penetapan parameter kependudukan pada perencanaan pembangunan daerah

b) Persentase Rumah Data Kependudukan Paripurna yang terbentuk di Kampung KB

c) Persentase Kelompok Kerja Bangga Kencana Provinsi dan Kab/Kota yang efektif

d) Cakupan implementasi pendidikan kependudukan di provinsi

e) Persentase pemerintah daerah yang melaksanakan Sistem Peringatan Dini Pengendalian Penduduk

f) Persentase Kampung KB yang melaksanakan penanganan terpadu isu kependudukan

3) Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR), dengan sasaran “Meningkatnya kesertaan keluarga dalam Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi” yang akan dicapai melalui Indikator Kinerja Utama(IKU):

a) Persentase angka prevalensi kontrasepsi modern (Modern Contraceptive Prevelance Rate/mCPR);

b) Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmetneed); c) Persentase Peserta KB Aktif (PA) Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

(MKJP);dan

d) Angka Kelahiran Remaja Umur 15-19 tahun/Age Specific Fertility Ratio (ASFR) 15-19tahun.

Selain Indikator Kinerja Utama terdapat beberapa indikator yang menunjang pencapaian kinerja bidang KBKR sebagai berikut :

a) Target indicator kinerja kegiatan pada sasaran kegiatan meningkatnya pembinaan faskes dalam pelayanan KB yaitu meningkatnya persentase faskes yang siap melayani KB MKJP. Faskes yang masuk dalam perhitungan indicator ini adalah FKTP karena FKTP sebagai faskes primer diharapkan mampu melayani KB MKJP. Setiap faskes yang siap melayani KB MKJP harus memenuhi beberapa unsu sebagai berikut :

1. Ketersediaan SDM, yaitu dengan melihat ketersediaan tenaga dokter dan/atau bidan yang kompoten memberikan pelayanan KB MKJP IUD dan Implan di FKTP yang teregister oleh BKKBN. Data ini dapat dilihat dari laporan potensi

(23)

2. Ketersediaan sarana, yaitu dengan melihat ketersediaan sarana pelayanan KB MKJP (IUD KIT, Implan Removal Kit) di di FKTP yang teregister oleh BKKBN. Penyediaan sarana pelayanan KB ini merupakan kewenangan OPD KB Kabupaten/Kota melalui pemilihan menu DAK, sehingga perlu mendorong kabupaten/kota untuk memenuhi sarana pelayanan KB MKJP di FKTP. Data ini dapat dilihat dari laporan potensi faskes ( K/0/KB)

3. Ketersediaan alokon, yaitu tersedianya 2 jenis alokon MKJP yaitu IUD dan/atau Implan di FKTP yang teregister oleh BKKBN dimana tidak boleh terjadi kekosongan alokon tersebut lebih dari 2 bulan dalam 1 (satu) tahun. Hal ini dapat dilihat dari laporan F/II/KB atau R/II/KB Siga dan telaah hasil F/II/KB

b) Target indikator kinerja kegiatan pada sasaran kegiatan meningkatnya kualitas pelayanan KB yaitu ditunjukan dengan meningkatnya kualitas pelayanan KB melalui program kegiatan pembinaan standarisasi kapasitas tenaga kesehatan pelayanan KBKR sebagai berikut :

Indeks Informasi metode KB (method Information Index/MII) alternative proksi MII menggunakan cakupan informed consent MKJP.

Target indicator kinerja kegiatan pada sasaran kegiatan meningkatnya kesertaan KB di wilayah dan sasaran khusus adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya persentase kesertaan KB di kabupaten/kota dengan kesertaan rendah

2. Meningkatnya persentase kesertaan KB keluarga Penerima Bantuan Iuran (PBI)

3. Meningkatnya persentase kesertaan KB Pria

c). Target indicator kinerja kegiatan meningkatnya kualitas kesehatan reproduksi adalah sebagai berikut :

1. Menurunnya persentase kehamilan tidak diinginkan

Kabupaten/kota yang memiliki kesertaan rendah adalah kabupaten/kota yang menjadi prioritas target indicator output kabupaten/kota dengan daerah merupakan lokus yang angka kematian Ibu nya tinggi akibat dari kehamilan tidak diinginkan

2. Meningkatnya persentase KB Pasca persalinan

Kabupaten / kota yang memiliki kesertaan rendah adalah kabupaten/kota dengan daerah merupakan lokus yang angka kematian Ibu yang disebabkan kurangnya perencanaan kehamilan yang sehat serta jarak kehamilan yang tidak ideal/terlalu dekat. Persentase pelayanan KB Pascapersalinan merupakan persentase dari jumlah peserta KB baru Pasca Persalinan dalam

(24)

berjalan. Alat dan obat kontrasepsi yang digunakan antara lain IUD, Implan, tubektomi, pil dan suntikan.

4) Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN), dengan sasaran “Meningkatnya cakupan dan kualitas advokasi KIE, jejaring kemitraan,kinerja petugas lini lapangan dan pengelolaan smart data dan informasi melalui teknologi” yang akan dicapai melalui Indikator Kinerja Utama(IKU):

a) Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmetneed).

Selain Indikator Kinerja Utama terdapat beberapa indikator yang menunjang pencapaian kinerja bidang ADPIN sebagai berikut :

a) Persentase stakeholders/pemangku kepentingan dan mitra kerja yang berperan serta aktif dalam pengelolaan Program Bangga Kencana;

b) Persentase masyarakat yang terjangkau Program Bangga Kencana; c) Persentase Penyuluh KB yang berkinerja baik;

d) Jumlah pengelolaan Sistem Informasi Keluarga (SIGA);

e) Persentase cakupan perangkat dan jaringan sistem Teknologi dan Informasi di Tk. Provinsi dan Kabupaten/Kota.

5) Bidang Pelatihan, PenelitiandanPengembangan (LALITBANG), memiliki sasaran program “Mewujudkan SDM Aparatur dan Tenaga Program Bangga Kencana, Penelitiandan Pengembangan, serta Kerjasama Internasional yang berkualitas” yang akan dicapai melalui Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaiberikut:

a) Presentase SDM

b) Persentase Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Penentuan Kebijakan Program BanggaKencana.

Selain Indikator Kinerja Utama terdapat beberapa indikator yang menunjang pencapaian kinerja bidang LALITBANG sebagai berikut :

a) Persentase peserta Diklat yang lulus dengan kategori baik dan sangat baik b) Jumlah Penelitian dan Pengembangan Pembangunan Keluarga,

Kependudukan dan Keluarga Berencana yang digunakan sebagai input rumusan Kebijakan Program Bangga Kencana di Provinsi

4.1.4. Sasaran Program (Outcome) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN

Sasaran program (outcome) dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya adalah Tersedianya Dukungan Manajemen Dalam Rangka Penyelenggaraan program KKBPK. Untuk mengukur keberhasilan pencapaian hasil (outcome), maka ditetapkan Indikator Kinerja Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya sebagai berikut:

(25)

Tabel 4.3.

Indicator Kinerja Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku

Tahun 2020-2024

NO INDIKATOR BASELINE

2019 2020 2021 2022 2023 2024

1 Dukungan Manajemen di Provinsi (termasuk gaji/001 dan pemeliharaan rutin/002)

12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan

4.1.5. Sasaran Program (Outcome) Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN

Sasaran program (outcome) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku adalah meningkatnya akuntabilitas pengelolaan program KKBPK.

Tabel 4.4

Indikator Kinerja Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN

NO INDIKATOR BASELINE

2019 2020 2021 2022 2023 2024

1 Indeks ZI WBK 75 75 77 79 82 85

4.1.7. Sasaran Kegiatan (Output) dan Indikator Kinerja Kegiatan

Sasaran Kegiatan (Output) adalah keluaran yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran program. Berikut adalah program dan kegiatan prioritas Perwakilan BKKBN Tahun 2020-2024 :

a. Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana dengan sasaran kegiatan (output) Terlaksananya Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana diseluruh tingkatan wilayah dengan Indikator Kinerja Kegiatan terdiri dari:

1. Jumlah sosialisasi dan diseminasi kebijakan dan strategi pengendalian penduduk yang dilaksanakan ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota

2. Jumlah kegiatan penyerasian kebijakan pengendalian penduduk dengan lintas sektor di tingkat Provinsi dan Kab/Kota

3. Jumlah sosialisasi kebijakan dampak kependudukan dan pengembangan model solusi strategik dampak kependudukan

4. Peningkatan kerjasama pendidikan kependudukan

(26)

7. Peningkatan jumlah provider vasektomi yang kompoten

8. Jumlah pelayanan KB dan KR bergerak / bakti sosial di wilayah dan sasaran khusus

9. Persentase PUS dengan kehamilan risiko tinggi ( 4 Terlalu)

10.Jumlah Kabupaten/Kota dengan PKB/PLKB yang puskesmas diwilayahnya melayani KB Pascapersalinan

11.Persentase faskes teregister yang mendapat ketersediaan Alokon MKJP

12.Jumlah pelaksanaan Sosialisasi dan desiminasi kebijakan, strategi operasional dan materi informasi tentang akses dan peningkatan kualitas pembinaan kesertaan ber-KB yang sesuai dengan standarisasi pelayanan KB

13.Jumlah penggerakan pelayanan KB (PB MKJP), pelayanan ganti cara (PA MKJP), pelayanan komplikasi berat, Pencabutan Implant dan Kegagalan yang ditindaklanjuti

14.Jumlah penggerakan pelayanan KB di wilayan Khusus dan Galciltas

15.Persentase Faskes dan jejaringnya (diseluruh tingkatan wilayah) yang memberikan pelayanan KB dan KR sesuai dengan standarisasi pelayanan

16.Persentase Faskes yang melakukan promosi dan konseling Kesehatan dan hak-hak Reproduksi di Provinsi dan Kab/Kota

17.Jumlah Provinsi yang mengembangkan manajemen pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi, melalui penguatan pelayanan MUYAN kecamatan, dan jaminan ketersediaan Alokon dan sarana-prasarana KB

18.Jumlah pelaksanaan sosialisasi dan diseminasi kebijakan Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga diseluruh tingkatan wilayah

19.Jumlah Fasilitasi Kegiatan dan pembentukan PPKS diseluruh tingkatan wilayah 20.Jumlah provinsi yang melaksanakan BKB Holistic Integrative

21.Jumlah provinsi yang melaksanakan Pembinaan Genre (PIK-R/M dan BKR) di Provinsi (Jumlah Penguatan GenRe di seluruh tingkatan wilayah)

22.Jumlah kelompok BKL yang terbentuk dan mendapat pembinaan 23.Jumlah kelompok UPPKS yang terbentuk dan mendapat pembinaan

24.Jumlah Pembinaan dan sosialisasi kebijakan, strategi dan materi advokasi dan KIE pembangunan KKB

25.Jumlah Penayangan informasi KKB melalui berbagai media cetak dan elektronik, media luar ruang dan seni dan budaya/tradisional

26.Jumlah Advokasi dan KIE program KKBPK melalui mupen

27.Jumlah Penggerakan Pembinaan KKB bagi mitra kerja di setiap tingkatan wilayah

(27)

29.Persentase kesertaan stakeholder dan mitra kerja dalam implementasi program KKBPK

30.Jumlah pengelolaan data dan informasi program KKBPK di provinsi 31.Jumlah sistem informasi kependudukan dan keluarga yang dimanfaatkan

32.Jumlah Pembinaan dan Pengembangan SDM (SDM Aparatur dan tenaga Fungsional) diseluruh tingkatan wilayah

33.Jumlah hasil-hasil penelitian dan pengembangan program Bangga Kencana yang dimanfaatkan

b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku dengan sasaran kegiatan (output) adalah terselenggaranya dukungan manajemen pengelolaan program Kependudukan, KB serta Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga di Provinsi dengan Indikator Kinerja Kegiatan yang terdiri dari:

a. Persentase ketepatan Pembayaran Gaji dan uang makan Pegawai (Perwakilan BKKBN Provinsi)

b. Jumlah penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran

c. Jumlah penyelenggaraan Manajemen di Provinsi (Keuangan dan BMN, Perencanaan, Kepegawaian, Umum, dan Ortala)

c. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN dengan sasaran kegiatan (output) adalah terwujudnya akuntabilitas pelaksanaan pengawasan lainnya di Provinsi; dengan Indikator Kinerja Kegiatan terdiri dari: a. Jumlah peningkatan pelaksanaan pengawasan lainnya dan penerapan ZI WBK 4.2. Kerangka Pendanaan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga (RKA-K/L), Pemerintah menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahun untuk penyelenggaran fungsi pemerintahan untuk mencapai tujuan bernegara. Dokumen penyusunan anggaran yang dibutuhkan sebelum APBN ditetapkan oleh Pemerintah dan DPR, adalah RKA/KL dan Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP BUN). RKA/KL merupakan dokumen rencana keuangan tahunan K/L yang disusun menurut Bagian Anggaran Kementrian/Lembaga, sedangkan RDP BUN adalah rencana kerja dan anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara yang memuat rincian kebutuhan dana

(28)

pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010 juga mengatur bahwa penyusunan RKA/KL harus menggunakan pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), penganggaran terpadu (unified budgeting) dan penganggaran berbasis kinerja (PBK).

Dukungan anggaran Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku untuk pelaksanaan Program Bangga Kencana bersumber dari APBN rupiah murni, dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang KB (yang baru dimulai tahun 2008).

4.2.1. Pendanaan Sasaran Strategis

Untuk mendukung tercapainya sasaran strategis program Pembangunan Keluarga,Kependudukan dan Keluarga Berencana maka dibutuhkan pendanaan untuk mendukung pelaksanaan Program dimaksud .Berikut merupakan trend Pendanaan untuk mendukung pelaksanaan Program Bangga Kencana di Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku 2020-2024

Tabel 4.6

Alokasi Pendanaan Sasaran Strategis 2020-2024

No Indikator Baseline

2019 2020 2021 2022 2023 2024

1 Angka Kelahiran Total (TFR) per WUS (15-49 tahun)

38.066.62 42.440.90 44.754.36 47.599.71 51.109.04 52.739.48

2 Persentase pemakaian kontrasepsi (CPR)

3 Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need)

4 Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun

5 Meningkatnya Indeks Pembagunan Keluarga (iBangga)

6 Meningkatnya Media Usia Kawin Pertama Perempuan (MUKP)

7 Persentase SDM Aparatur dan Tenaga Program yang Kompeten

8 Persentase Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Penentuan Kebijakan Program Bangga Kencana

(29)

4.2.2 Pendanaan Program (outcome) dan Indikator Kinerja Program

Pendanaan Program Teknis, baseline anggaran pada tahun 2019 sebesar Rp.11.433.284.000,- untuk Tahun 2020 telah dianggarkan pada dokumen perencanaan sebesar Rp.17.749.870.000,- dan pada akhir tahun RPJMN (2024 ) dianggarkan sebesar Rp.21.567.260.000,- Sedangkan untuk pendanaan Program Generik, Baseline Anggaran pada Tahun 2019 sebesar Rp. 24.604.646.000,- untuk Tahun 2020 pada dokumen perencanaan telah dianggarkan sebesar Rp. 24.691.030.000,- dan pada akhir tahun RPJMN (2024) dianggarkan sebesar Rp.31.171.860.000,-.

4.2.3. Pendanaan Program (Outcome) Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana

Pendanaan program (Outcome) Program Pembanguna Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) merupakan anggaran untuk mendukung kegiatan program Pembanguna Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana di tingkat Provinsi di Provinsi Maluku yang merupakan program tekhnis . Adapun trend pendanaan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Maluku 2020-2024 dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.7

Alokasi Pendanaan Per Program (Outcome) Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun 2020-2024

NO INDIKATOR BASELINE

2019 2020 2021 2022 2023 2024

PROGRAM PEMBANGUNAN KELUARGA, KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

11.433.28 17.749,87 17.981.87 19.106.87 20,301.63 21.567.62

1 Persentase keluarga yang melaksanakan pengasuhan dan pendampingan pembentukan karakter

2 Jumlah PIK Remaja dan BKR yang mendapat pembinaan GenRe

3 Jumlah Kelompok BKL Yang Melaksanakan 7 (Tujuh) Dimensi Lansia Tangguh dan Pendampingan Perawatan Jangka Panjang Bagi Lansia

4 Jumlah Keluarga yang mengakses PPKS

5 Persentase Kabupaten/kota yang melaksanakan kegiatan usaha ekonomi keluarga

7 Persentase Pemerintah Daerah yang

memanfaatkan GDPK dalam penetapan parameter kependudukan pada perencanaan pembangunan daerah

8 Persentase Rumah Data Kependudukan Paripurna yang terbentuk di Kampung KB

9 Persentase Kelompok Kerja Bangga Kencana Provinsi dan Kab/Kota yang efektif

(30)

11 Persentase pemerintah daerah yang melaksanakan Sistem Peringatan Dini Pengendalian Penduduk

12 Persentase Kampung KB yang melaksanakan penanganan terpadu isu kependudukan

13 Persentase Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang siap melayani KB MKJP

14 Indeks Informasi Metode KB (Method Information Index/MII)

15 Persentase kesertaan KB di Kabupaten/Kota dengan kesertaan rendah

16 Persentase Kehamilan Yang Tidak Diinginkan

17 Persentase Pelayanan KB Pascapersalinan

18 Persentase stakeholders/pemangku kepentingan dan mitra kerja yang berperan serta aktif dalam pengelolaan Program Bangga Kencana

19 Persentase masyarakat yang terjangkau Program Bangga Kencana

20 Persentase Penyuluh KB yang berkinerja baik

21 Jumlah pengelolaan Sistem Informasi Keluarga (SIGA)

22 Persentase cakupan perangkat dan jaringan sistem Teknologi dan Informasi di Tk. Provinsi dan Kabupaten/Kota

23 Persentase peserta Diklat yang lulus dengan kategori baik dan sangat baik

24 Jumlah Penelitian dan Pengembangan Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana yang digunakan sebagai input rumusan Kebijakan Program

4.2.4. Pendanaan Program (Outcome) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya BKKBN dan Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN

Pendanaan Program (Outcome) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya serta Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN yang merupakan Program Generik yang mendukung pelaksanaan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya serta Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur pada Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku 2020-2024 dapat dilihat pada trend sebagai berikut:

(31)

Tabel 4.3.

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya BKKBN Tahun 2020-2024 NO INDIKATOR BASELINE 2019 2020 2021 2022 2023 2024 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA DAN PROGRAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS APARATUR 24.604.64 24.691.03 26.772.49 28.492.84 30.807.41 31.171.85 1 Jumlah Dukungan manajemen pengelolaan program Kependudukan, KB serta Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga di Provinsi

2 Jumlah pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur di satker

Perwakilan BKKBN provinsi

4.3. Perencanaan Program dan Kegiatan Prioritas berbasis Kewilayahan

Rencana Strategis (Renstra) BKKBN 2020-2024 memprioritaskan indicator SasaranStrategis yang harus dicapai secara nasional, akan tetapi capaian tingkat nasional juga tidak terlepas dari pencapaian target/sasaran di seluruh tingkatan wilayah. Untuk menjamin penggarapan Program dan Kegiatan Prioritas yang disusun dalam upaya pencapaian Sasaran Strategis tersebut dapat diimplementasikan secara baik diseluruh tingkatan wilayah diperlukan pemetaan target Sasaran Strategis per-Kabupaten dan Kota serta pemetaan potensi yang dapat menjadi focus penggarapan di setiap wilayah (Kabupaten/Kota). Pemetaan fokus penggarapan wilayah dalam Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku ini bersifat acuan dasar pengembangan kebijakan dan strategi Renstra per-Unit Kerja Eselon II (UKE II) Perwakilan BKKBN Provinsi. Selain itu, pemetaan wilayah ini dapat dikembangkan secara lebih spesifik sampai tingkat intervensi yang paling bawah.

Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku yang berada di Provinsi Kepulauan menyusun rencana untuk pengarapan dan pelaksanaan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana di Provinsi berbasis gugus pulau.

Pemetaan fokus penggarapan Program Bangga Kencana pada Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku berdasarkan strategi kewilayahan mengunakan Strategi pengarapan berdasarkan gugus pulau dan hasil capaian program di Provinsi Maluku. Pemetaan fokus penggarapan Program Bangga Kencana dalam Renstra Perwakilan

(32)

kewilayahan yang menjadi target wilayah sasaran Program secara garis besar dikelompokan sebagai berikut:

a) Penurunan angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) per WUS usia 15- 49 Tahun)

b) Peningkatan angka prevalensi kontrasepsi modern (Modern Contraceptive PrevelanceRate/mCPR)

c) Penurunan persentase kebutuhan ber-KB yg tidak terpenuhi(Unmetneed)

Pemetaan prioritas penggarapan Program Bangga Kencana per-Kabupaten/Kota melalui pengarapan dengan konsep gugus pulau dapat dipetakan sebagai berikut :

1) mCPR danTFR

Agar capaian target Program Bangga Kencana dapat tercapai ditengah keterbatasan yang ada, perlu perencanaan program yang memperhatikan fokus wilayah garapan. Analisis kuadran merupakan salah satu metode pemetaan wilayah yang ditentukan berdasarkan indicator Sasaran Strategis Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku 2020-2024 yang diprioritaskan pada 3 (tiga) Sasaran Strategis Renstra diantaranya TFR, mCPR dan Unmetneed . Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku melakukan pemetaan berdasarkan Analisis Kuadran dengan sumber data diperoleh dari data Susenas 2018 BPS.

Dengan menggunakan kerangka pikir bahwa CPR berhubungan negatif (berpengaruh terbalik) terhadap TFR, meningkatnya mCPR berpengaruh terhadap penurunan TFR. Pemetaan kuadran mCPR dan TFR sebagai berikut:

ANALISIS KUADRAN SEGMENTASI WILAYAH PENGGARAPAN PROGAM BANGGA KENCANA

PROVINSI MALUKU

[CELLRANGE] [CELLRANGE] [CEL L RANGE]

[CELLRANGE] [CEL L RANGE] [CELLRANGE] [CELLRANGE] [CELLRANGE] [CELLRANGE] [ C ELLRANGE] [ C ELLRANGE] [CELLRANGE] [CELLRANGE] 1 2 3 4 5 0 10 2 0 30 4 0 50 6 0 70 *Data SUSENAS 2018 BPS TFR CPR MODERN I III IV II

Dari Analisis kuadran di atas dapat digambarkan melalui peta pengarapan berbasis gugus pulau di Maluku dalam mendukung pengarapan Program Bangga Kencana dan Pelayanan berbasis gugus pulau melalui peta di bawah ini :

(33)

1) Peta Kuadran Provinsi Maluku

Gambar :4.3.1

Peta Kuadra Provinsi Maluku

BurSel Buru SBB Ambon Malteng SBT Kep. Aru Tual MalRa MTB MBD TFR Tinggi (4 s/d 5 ) TFR Rendah (2 s/d 3)

2). Peta sebaran TFR Provinsi Maluku

Gambar : 4.3.2.

Peta sebaran TFR Provinsi Maluku

Sumber BPS, SUSENAS 2018

KAB/KOTA TFR

Buru 3.2

Maluku Tengah 3.0

Maluku Barat Daya 4.3

Buru Selatan 3.4

Kepulauan Aru 3.4

Seram Bagian Timur 3.7

Seram Bagian Barat 3.9

Maluku Tenggara Barat 3.3

Maluku Tenggara 3.8 Tual 3.2 Ambon 2.0 MALUKU 3.0 BurSel Buru SBB Ambon Malteng SBT Kep. Aru Tual MalRa MBD 3 s/d 4 2 s/d 2.9 MTB

(34)

3). Peta Sebaran Contraceptive Prevalence Rate (CPR) Provinsi Maluku Gambar : 4.3.3

Peta Sebaran Contraceptive Prevalence Rate (CPR) Provinsi Maluku

PETA K ESERTAAN KB ( CPR)

KAB/KOTA CPR

Buru 52.5 Maluku Tengah 46.2 Maluku Barat Daya 25.5 Buru Selatan 27.7 Kepulauan Aru 35.1 Seram Bagian Timur 36.0 Seram Bagian Barat 38.8 Maluku Tenggara Barat 30.3 Maluku Tenggara 37.6 Tual 41.4 Ambon 46.6 MALUKU 42.0 Sumber : BPS, SUSENAS 2018 BurSel Buru SBB Ambon Malteng SBT Kep. Aru Tual MalRa MTB MBD 20 s/d 40 41 s/d 70

4). Peta Sebaran Unmet Need Maluku

Gambar : 4.3.4

Peta Sebaran Unmet Need Maluku

PETA UNMETNEED

Sumber BPS, SUSENAS 2018 KAB/KOTA UNMTD

Buru 14.2

Maluku Tengah 27.0

Maluku Barat Daya 2.8

Buru Selatan 2.5

Kepulauan Aru 5.4

Seram Bagian Timur 6.5

Seram Bagian Barat 11.2

Maluku Tenggara Barat 5.7

Maluku Tenggara 5.2 Tual 4.5 Ambon 31.0 MALUKU 18.9 BurSel Buru SBB Ambon Malteng SBT Kep. Aru Tual MalRa MBD 20 - 50 dibawah 20 MTB

(35)

d) Indeks Pembangunan Keluarga(iBangga)

Indikator ini dikembangkan untuk menangkap dinamika pembangunan keluarga secara komprehensif dan terintegrasi dalam upaya peningkatan kualitas keluarga Indonesia. Dalam indikator ini, kualitas keluarga dicirikan dengan dimensi ketenteraman, dimensi kemandirian dan dimensi kebahagiaan. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan Pembangunan Keluarga baik secara nasional maupun kewilayahan, mengidentifikasi isustrategis/ permasalahan terkait kualitas keluarga, serta sebagai acuan dalam menyusun program/kegiatan yang dibutuhkan. Pencapaian indikator ini merupakan salah satu kunci dari keberhasilan Pembangunan Keluarga Indonesia yang berkontribusi dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang unggul dan memiliki daya saing tinggi.

(36)

BAB V PENUTUP

Upaya penguatan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang kemudian cukup tergambar pada kondisi pencapaian Program Bangga Kencana secara nasional selama lima tahun terakhir (Renstra 2020-2024), dimana target/sasaran yang telah ditetapkan belum berhasil dicapai secara maksimal. Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku harus lebih meningkatkan komitmen bersama dan lebih membangun kerjasama lintas sektor dengan seluruh mitra kerja utama, untuk bekerja lebih keras dalam upaya pencapaian target/sasaran yang telah ditetapkan di dalam Rencana Strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku 2020-2024

Segala penajaman pada tujuan dan sasaran strategis yang diikuti dengan perumusan indikator-indikator dalam pencapaian sasaran strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku 2020-2024 tentunya harus bermuara pada visi dan misi pembangunan 2020-2024, Nawa Cita dan Agenda Prioritas Pembangunan Nomor 5 (lima) untuk “ meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia”.

Akhirnya segala upaya dalam implementasi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) yang telah direncanakan di dalam dokumen Renstra ini diharapkan mendapat dukungan sepenuhnya dari seluruh unit kerja di lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku. Segala permasalahan yang ada di dalam implementasi Program Bangga Kencana ke depan merupakan tantangan bersama yang harus dihadapi melalui berbagai strategi yang telah disiapkan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat diperoleh bahwa hasil identifikasi dari pemahaman peserta didik tentang materi makanan dan

Fokus kajian Manajemen Sumber Daya Manusia adalah tenaga kerja manusia yang diatur menurut urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan

Berdasarkan pelaksanaan praktik mengajar di kelas yang telah dilakukan selama kurang lebih dua bulan, dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Konsultasi secara teratur

Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena yang terjadi pada santri di PP Sekar anyar yaitu (1) Santri memiliki krakter yang kurang baik dalam hal budi pekerti,

Secara umum galur haploid ganda toleran naungan GI-8, IG-19, dan IW-56 menunjukkan respon pertumbuhan dan hasil relatif sama dengan Jatiluhur (varietas kontrol)

o Satu orang petugas Security melaporkan ke petugas HSSE atau Company Man (bila diperlukan) tentang material yang masuk, setelah itu petugas HSSE atau Company

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Perbandingan Pos Polisi di

(4) Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan sistem pembelajaran perguruan tinggi berkualitas dan berdaya saing yang merata di