• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film karakter di SMP (uji coba terbatas pada siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang tahun ajaran 2016/2017)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film karakter di SMP (uji coba terbatas pada siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang tahun ajaran 2016/2017)"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI i. PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER BERSAHABAT DAN KARAKTER CINTA DAMAI BERBASIS FILM KARAKTER DI SMP (Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang Tahun Ajaran 2016/2017) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. oleh : Cristian Ade Prasetia 141114005. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iv. HALAMAN MOTTO. “MELAYANI ADALAH SUATU KEHORMATAN BUKAN BEBAN”. -Cristian Ade Prasetia-. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI v. HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk. . .. Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan penyertaanNya yang berlimpah selama ini dalam proses menyelesaikan skripsi;. Kedua orang tuaku Stefanus Ngatino dan Priska Puji Rahayu Ningsih yang selalu mendukung, memberikan semangat, motivasi dan mendoakanku;. Winda Nursiana Lahagu yang menjadi tempat untuk curhat selama ini;. Teman-teman dan keluarga BK Universitas Sanata Dharma yang mendukung, menyemangati dan membantu terlaksananya penelitian ini;. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vi. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI viii. ABSTRAK PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER BERSAHABAT DAN KARAKTER CINTA DAMAI BERBASIS FILM KARAKTER DI SMP (Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII A dan VIII A di SMPK Santa Maria Malang Tahun Ajaran 2016/2017) Cristian Ade Prasetia Universitas Sanata Dharma 2018 Penelitian ini bertujuan: 1) menghasilkan prototipe soal tes karakter bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film karakter; 2) menguji kualitas soal tes karakter bersahabat dan soal tes karakter cinta damai berbasis film pada siswa kelas VII A dan VIII A di SMPK Santa Maria Malang meliputi validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran; 3) mengukur capaian hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berdasarkan hasil uji coba soal penggunaan tes pada siswa; 4) menganalisis efektivitas penggunaan prototipe soal tes karakter bersahabat dan karakter cinta damai menurut penilaian. Jenis penelitian ini adalah penelitian Research and Development (R&D). Subjek penelitian adalah siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang, Jawa Timur yang berjumlah 72 orang. Metode pengumpulan data menggunakan tes karakter bersahabat dan tes karakter cinta damai berbasis film karakter dan skala penilaian validasi efektivitas model menurut penilaian siswa. Teknik uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal tes menggunakan IRT model Rasch dengan aplikasi Quest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) telah tersusun instrumen penilaian karakter yaitu prototipe soal tes karakter bersahabat dan soal tes karakter cinta damai; 2) uji kualitas kedua soal tes karakter tersebut menunjukkan soal tes karakter bersahabat dan soal tes karakter cinta damai berbasis film cukup baik dan efektif untuk mengukur karakter bersahabat dan karakter cinta damai; 3) berdasarkan penggunaan soal tes ini diperoleh gambaran bahwa karakter kedisiplinan dan karakter kemandirian yaitu capaian skor siswa berkisar tinggi (>60) dan sedang (40-60). 23 siswa kelas VII berada dalam kategori tinggi dan 18 siswa kelas VIII berada dalam kategori tinggi untuk karakter bersahabat. 19 siswa kelas VII masuk dalam kategori tinggi dan 18 siswa kelas VIII masuk dalam kategori sedang untuk karakter cinta damai; 4) Menurut penilaian siswa, model soal tes ini memiliki kualitas-kualitas efektivitas, antara lain membangkitkan kesadaran menghargai teman, menumbuhkan rasa bersyukur, menumbuhkan keinginan menolong orang lain, menumbuhkan rasa kemanusiaan, dsb. Kata kunci; prototipe, penilaian karakter, karakter bersahabat, karakter cinta damai viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ix. ABSTRACT THE ASSESSMENT RESULT TEST PROTOTYPE DEVELOPMENT OF FRIENDLY AND PACIFIST CHARACTER EDUCATION BASED ON CHARACTER MOVIE (Limited Trial on class VII A and VIII A students of SMPK Santa Maria Year 2016/2017) Cristian Ade Prasetia Sanata Dharma University 2018 This reseach was aimed tp: 1) produce a test prototype of friendly and pacifist character educarion based on movie character; 2) check the quality of friendly character test and pacifist character test both based on movies on class VII A and VIII A students of SMPK Santa Maria Malang that include validity, reliability, difficulty level, and appropriateness; 3) measure the friendly and pacifist character education achievement based on the test trial on students; 4) analyze the effectiveness of friendly and pacifist character test prototype usage based on student judgement. This research was a Research and Development (R&D). The research subject was class VII A and VIII A students of SMPK Santa Maria Malang, Jawa Timur with total 72 students. The data gathering method was using friendly character test and pacifist character test both based on character movie and the model effectiveness validity was based on student judgement. The test of validity, reliability, difficulty level and appropriateness was using ORT Rasch model accompanied with the use of Quest application. The research result shows: 1) there are arranged character test istrument which was friendly character test and pacifist aharacter test; 2) the quality test of both character showed that friendly character test and pacifist character test was good and effective to measure the friendly and pacifist character; 3) Based on the test trial, it was shown that friendly and pacifist character was considered high (>60) and medium (40-60). 23 student from 7th grade were in high category and 18 students from 8th grade were in high category both are category in friendly chaeacter. 19 student from 7th grade were in high category and 18 students from 8th grade were in medium category, both for pacifist character category; 4) based on student judgement, the test model had various qualities which were rouse the awareness to appreciate freiends, growing the gratitude-ness, rouse the feel to help other, raise the humanity sense, etc. Keywords; prototype, character judgement, friendly character, pacifist character. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI x. KATA PENGANTAR. Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan bimbinganNya, peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul "Pengembangan Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Bersahabat dan Karakter Cinta Damai Berbasis Film Karakter di SMP (Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang, Tahun Ajaran 2016/2017). Selama penulisan tugas akhir ini, peneliti mendapatkan bantuan dari banyak pihak, maka peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Rohani, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling serta Dosen Pembimbing Skripsi peneliti yang menjadi teladan sekaligus sahabat peneliti selama peneliti menimba ilmu di Universitas Sanata Dharma 3. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling. 4. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling: Ibu Indah, Ibu Hayu, Ibu Retno, Ibu Retha, Bapak Budi, Bapak Sinurat, dan Bapak Agus. 5. Mas Moko atas segala bantuan pelayanan administrasi di Program Studi Bimbingan dan Konseling.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xi. 6. Para Guru dan Siswa SMPK Santa Maria Malang atas peran serta dalam penelitian ini. 7. Sahabat tim PSHP: Donald Ivantoro, Yosep Yoga, Okda, Siska, Vincent, Inggried, Yustinus, Eko, Billy, Bambang, Lita, Brigitta, Titian, dan Govan yang selalu mendukung peneliti dalam menyelesaikan skripsi dengan bertukar pikiran dan menyemangati peneliti segera ujian. 8. Sahabat-sahabat peneliti: Billy, Yaya, Bella, Lina, dan Ana yang selalu menjadi teman jalan-jalan, teman curhat, dan memberikan motivasi pada peneliti. 9. Teman-teman angkatan 2014 yang juga selalu memberikan semangat dan saling menyemangati. 10. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung mulai dari proses penelitian hingga penyelesaian tugas akhir ini. Walaupun dalam skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan peneliti, kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membaca.. Yogyakarta, Peneliti,. Januari 2018. Cristian Ade Prasetia. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xii. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii HALAMAN MOTTO ......................................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................ vii ABSTRAK ..........................................................................................................................viii ABSTRACT .......................................................................................................................... ix KATA PENGANTAR. ........................................................................................................ x DAFTAR ISI. ...................................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................................................. 4 C. Pembatasan Masalah ................................................................................................. 5 D. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian....................................................................................................... 6 F. Spesifikasi Produk ..................................................................................................... 7 G. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 8 H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan. ............................................................ 9 I. Definisi Istilah ......................................................................................................... 11. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiii. BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................... 13 A. Hakikat Evaluasi, Asesmen, dan Tes .................................................................... 13 1.. Pengertian Evaluasi, Asesmen, dan Tes ..................................................... 13. 2.. Tujuan dan Fungsi Asesmen ........................................................................ 14. 3.. Ruang Lingkup Asesmen ............................................................................. 15. 4.. Prinsip-prinsip Asesmen .............................................................................. 15. 5.. Jenis-jenis Asesmen ...................................................................................... 18. 6.. Teknik-teknik Asesmen ................................................................................ 20. 7.. Tes Sebagai Tenik Asesmen ........................................................................ 20. B. Hakikat Pendidikan Karakter ................................................................................ 21 1.. Pengertian Karakter ...................................................................................... 21. 2. Pengertian Pendidikan Karakter .................................................................. 22 3.. Tujuan, Fungsi dan Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter ....................... 23. C. Hakikat Karakter Bersahabat dan Karakter Cinta Damai .................................. 26 1.. Pengertian Karakter Bersahabat .................................................................. 26. 2.. Aspek-aspek Karakter Bersahabat .............................................................. 26. 4.. Karakteristik Individu Berkarakter Bersahabat ......................................... 27. 5.. Pengertian Karakter Cinta Damai ............................................................... 27. 6.. Aspek-aspek karakter Cinta Damai ............................................................ 28. 7.. Karakteristik Individu Berkarakter Cinta Damai ...................................... 29. D. Asesmen Pendidikan Karakter .............................................................................. 30 1.. Pengertian Asesmen Pendidikan Karakter ................................................. 30. 2.. Manfaat Asesmen Pendidikan Karakter ..................................................... 30. 3.. Teknik-teknik Asesmen Pendidikan Karakter ........................................... 31. 4.. Tes: Kekuatan dan Kelemahannya Dalam Pendidikan Karakter ............ 31. 5.. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Penggunaan Tes dalam Pendidikan Karakter.......................................................................... 34. E. Media Film dan Pendidikan Karakter .................................................................. 41 1.. Karakteristik Media Film Karakter ............................................................. 41 xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiv. 2.. Kekuatan-kekuatan Media Film dalam Pendidika Karakter ................... 44. 3.. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Film dalam Pendidika Karakter ..... 45. 4.. Film Sebagai Media Asesmen ..................................................................... 46. 5.. Pengembangan Soal-soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter ...... 47. F. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................................................ 50 G. Kerangka Pikir ......................................................................................................... 51 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................. 54 A. Model Pengembangan ............................................................................................. 53 B. Prosedur Pengembangan ........................................................................................ 53 1.. Potensi dan Masalah ..................................................................................... 55. 2.. Pengumpulan Informasi ............................................................................... 55. 3.. Desain Produk................................................................................................ 56. 4.. Validasi Desain .............................................................................................. 56. 5.. Revisi Desain ................................................................................................. 57. 6.. Uji Coba Produk ............................................................................................ 57. C. Uji Coba Produk ...................................................................................................... 57 1.. Desain Uji Coba ............................................................................................ 57. 2.. Tempat Penelitian dan Subjek Uji Coba Produk ...................................... 58. 3.. Jenis Data ....................................................................................................... 59. D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 60 1.. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 60. 2.. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................................... 61. E. Teknik Analisis Data .............................................................................................. 64 1.. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ........................................................... 64. BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................................... 76 A. Hasil penelitian ........................................................................................................ 75 B. Pembahasan ............................................................................................................ 101 BAB V PENUTUP........................................................................................................... 109 A. Kesimpulan ............................................................................................................ 107 xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xv. B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................................ 108 C. Saran ........................................................................................................................ 110. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 113 LAMPIRAN....................................................................................................................... 114. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiii. DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Spesifikasi Produk ........................................................................................ 9 Tabel 3.1 Jumlah Subjek Penelitian ........................................................................... 58 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Karakter Bersahabat ..................................................... 62 Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes Karakter Cinta Damai ................................................... 63 Tabel 3.4 Norma Kategori Nilai Reliabilitas Item Model Rasch ............................... 69 Tabel 3.5 Norma Kriteria Kategorisasi Capaian Skor Karakter Siswa ...................... 70 Tabel 3.6 Norma Kategorisasi Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa ................ 71 Tabel 3.7 Norma Kategorisasi PAP Tipe 1 ................................................................ 73 Tabel 3.8 Kategori Tingkat Kesukaran Item .............................................................. 74 Tabel 4.1 Contoh Soal Tes Karakter Bersahabat........................................................ 75 Tabel 4.2 Contoh Soal Tes Karakter Cinta Damai ..................................................... 76 Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal Tes Karakter Bersahabat ................ 77 Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal Tes Karakter Cinta Damai .............. 79 Tabel 4.5 Reliabilitas Soal Tes Karakter Bersahabat ................................................. 81 Tabel 4.6 Reliabilitas Soal Tes Karakter Cinta Damai ............................................. 81 Tabel 4.7 Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Bersahabat dengan Tingkat Kesulitan Rendah ........................................................................................ 82 Tabel 4.8 Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Bersahabat dengan Tingkat Kesulitan Sedang ....................................................................................... 83 Tabel 4.9 Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Bersahabat dengan Tingkat Kesulitan Tinggi ......................................................................................... 84 Tabel 4.10 Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Cinta Damai dengan Tingkat Kesulitan Rendah .................................................................................... 85 Tabel 4.11 Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Cinta Damai dengan Tingkat Kesulitan Sedang ..................................................................................... 86. xvi xiii.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiv. Tabel 4.12 Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Cinta Damai dengan Tingkat Kesulitan Tinggi ...................................................................................... 87 Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Hitung Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Tes Karakter Bersahabat ......................................... 91 Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Hitung Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Tes Karakter Cinta Damai ...................................... 92 Tabel 4.15 Norma Kategori Capaian Hasil Karakter Bersahabat dan Karakter Cinta Damai ...................................................................................................... 93 Tabel 4.16 Data Distribusi Capaian Skor Karakter Bersahabat pada Siswa ............. 95 Tabel 4.17 Data Distribusi Capaian Skor Karakter Cinta Damai pada Siswa............ 97 Tabel 4.18 Rekepitulasi Hasil Validasi Efektivitas Penggunaan Soal Tes ................ 99. xiv xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Print Out Hasil Uji Fit Model Soal Tes Karakter Bersahabat ..................................78 Gambar 4.2 Print Out Hasil Uji Fit Model Soal Tes Karakter Cinta Damai ...............................80 Gambar 4.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Karakter Bersahabat ...........................88 Gambar 4.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Cinta Damai .......................................89. Gambar 4.5 Grafik Profile Capaian Skor Subjek Karakter Bersahabat .......................................92 Gambar 4.6 Grafik Komposisi Kategorisasi Capaian Karakter Bersahabat ...............................95 Gambar 4.7 Profile Capaian Skor Karakter Cinta Damai ...........................................................96 Gambar 4.8 Grafik Komposisi Kategorisasi Capaian Karakter Cinta Damai .............................97. xviii 15.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Penilaian Siswa .........................................................................................114 Lampiran 2 Tabel Tingkat Kesukaran dan Uji Validitas Karakter Bersahabat .........................115 Lampiran 3 Tabel Tingkat Kesukaran dan Uji Validitas Karakter Cinta Damai ......................116 Lampiran 4 Indeks Daya Beda Karakter Bersahabat ......................................................................117 Lampiran 5 Indeks Daya Beda Karakter Cinta Damai ...................................................................121 Lampiran 6 Tabulasi Data Karakter Bersahabat kelas VII .............................................................125 Lampiran 7 Tabulasi Data Karakter Cinta Damai Kalas VII ..........................................................126 Lampiran 8 Tabulasi Data Karakter Bersahabat Kelas VIII ............................................................127 Lampiran 9 Tabulasi Data Karakter Cinta Damai Kelas VIII ..........................................................128 Lampiran 10 Daftar Hadir ..........................................................................................................129 Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian ..............................................................................................135. 16 xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, manfaat penelitian, asumsi dan keterbatasan pengembangan, dan definisi istilah. A. Latar Belakang Masalah Karakter merupakan hal yang sangat penting dan mendasar dalam pembangunan bangsa. Karakter adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan binatang. Manusia tanpa karakter adalah manusia yang perilakunya seperti binatang. Oleh karena itu, penguatan pendidikan karakter dalam konteks sekarang menjadi sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di negara ini. Bangsa Indonesia belakangan ini mengalami gejala kemerosotan moral yang parah khususnya dikalangan remaja, mulai dari kasus narkoba, pergaulan bebas, maraknya kekerasan, tawuran, tindakan anarkis dan sebagainya. Hal tersebut mengindikasikan adanya pergeseran ke arah ketidakpastian jati diri dan karakter bangsa. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan, dalam kurun waktu tiga tahun (2010-2012) sebanyak 301 peristiwa tawuran pelajar terjadi di Jabodetabek. Dari seluruh peristiwa tersebut, sebanyak 46 orang pelajar tewas. Data tersebut menunjukkan bahwa karakter cinta damai dan bersahabat dikalangan remaja saat ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan, padahal dalam Mustari (2011) 1 1.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 sudah menyuarakan program pengembangan budaya dan karakter bangsa. Pendidikan karakter yang seharusnya menjadi tanggung jawab setiap guru mata pelajaran di sekolah, pada dasarnya dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengalaman nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. Maka, sejak 2010 pemerintah mencanangkan gerakan pendidikan karakter terintegrasi melalui pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Semua guru wajib memasukkan aspek pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas, namun dalam pelaksanaanya para guru terkendala banyak kesulitan dan hasilnya belum memuaskan (Barus, 2015). Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera dikaji dan dicari alternatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkan suatu model pelaksanaan dan evaluasinya secara efektif supaya mudah diimplementasikan di sekolah. Pemerintah belum mengembangkan suatu sistem penilaian, pengukuran, maupun evaluasi pendidikan karakter yang terstandar untuk mengevaluasi proses dan hasil pendidikan karakter terintegrasi di SMP, maka peneliti melakukan penelitian pengembangan prototipe soal-soal tes sebagai salah satu produk penelitian ini ditargetkan dapat menghasilkan produk “Model Asesmen Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Media Film Karakter” (Barus, dkk: Program PSHP, DRPM, 2.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Kemenristekdikti, 2017) yang diharapkan dapat lebih memberdayakan guru mata pelajaran dan khususnya guru BK dalam melaksanakan asesmen pendidikan karakter yang berimplikasi langsung pada upaya perbaikan penyelenggaraan pendidikan karakter di SMP. Peneliti dari data di atas berupaya mengembangkan suatu sistem untuk menilai, mengukur, maupun mengevaluasi proses dan hasil pendidikan karakter berupa prototipe soal asesmen hasil pendidikan karakter menggunakan film karakter. Media film dipilih sebagai basis asesmen ini karena film lebih menggambarkan aspek sikap, afeksi, akomodasi, dan perilaku berkarakter yang menginternalisasi dibanding cara-cara atau media asesmen lainnya. Film karakter ini akan memvisualisaikan kasus yang memuat nilai hidup, dilema moral, klarifikasi nilai, atau gambaran perilaku berkarakter. Dalam penelitian ini, asesmen pendidikan karakter dirancang dengan memvisualisasikan dilema moral yang terjadi dikalangan remaja khususnya yang berkaitan dengan karakter bersahabat dan cinta damai melalui potongan film 1-2 menit, kemudian berdasarkan isi potongan film itu, siswa diminta menjawab soal-soal yang menyertainya. Berdasarkan hal di atas, peneliti melakukan penelitian pengembangan (research and development) yang bertujuan untuk menghasilkan prototipe soal-soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis media film karakter yang diujicobakan pada siswa SMPK Santa Maria Malang, Jawa Timur dengan mengangkat judul “Pengembangan Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter. 3.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Bersahabat dan Karakter Cinta Damai Berbasis Film Pada Siswa SMPK Santa Maria Malang, Jawa Timur Tahun Ajaran 2016/2017”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dilakuakan identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Tawuran antar pelajar meningkat dari waktu ke waktu. 2. Dalam kurun waktu tiga tahun (2010-2012) sebanyak 43 siswa meninggal akibat tawuran. 3. Pendidikan karakter yang dilakukan belum sampai pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. 4. Pemerintah belum mengembangkan suatu sistem penilaian, pengukuran, maupun evaluasi pendidikan karakter yang terstandar untuk mengevaluasi proses dan hasil pendidikan karakter terintegrasi di SMP. 5. Belum ditemukan soal-soal tes pendidikan karakter yang efektif digunakan untuk melakukan asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai. 6. Perlu pengembangan prototipe soal tes hasil asesmen pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai. 7. Belum ada penelitian terkait pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai di SMPK Santa Maria Malang, Jawa Timur. 8. SMPK Santa Maria Malang belum memilki penilaian karakter peserta didik. 4.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. C. Pembatasan Masalah Mengingat berbagai keterbatasan peneliti, maka dalam penelitian ini fokus kajian diarahkan untuk menjawab masalah-masalah pada butir nomor 5, 6, 7, dan 8 dengan mengkaji capaian karakter bersahabat dan karakter cinta damai siswa SMPK Santa Maria Malang, Jawa Timur melalui pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai dengan berbasis film. D. Rumusan Masalah Berdasarkan dari beberapa kondisi yang melatarbelakangi penelitian ini, dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus sebagai berikut : 1. Seperti apa prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film yang efektif dikembangkan di SMPK Santa Maria Malang? 2. Seberapa baik kualitas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film terutama menyangkut validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran berdasar data uji coba pada siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang? 3. Seperti apa gambaran capaian hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berdasarkan hasil uji coba penggunaan prototipe soal tes ini pada siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang?. 5.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. 4. Seberapa efektif penggunaan prototipe soal tes hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berdasarkan peniliaian siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menghasilkan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai yang efektif diujicobakan pada siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang. 2. Menguji kualitas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film meliputi validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran berdasarkan data ujicoba produk pada siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang. 3. Memperoleh gambaran capaian hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berdasarkan hasil uji coba penggunaan prototipe model soal tes yang dilakukan pada siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang. 4. Menganalisis efektivitas penggunaan prototipe soal tes hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berdasarkan peniliaian siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang.. 6.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Produk yang dikembangkan adalah prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film karakter.. 1. Nama Produk. 2. Bentuk Produk. 3. Fungsi Produk 4. Kriteria efektivitas model 5. Komponen model. 6. Pengguna produk/model. Tabel 1.1 Spesifikasi Produk Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Bersahabat dan Karakter Cinta Damai Berbasis Media Film di SMP. Soal-soal tes hasil pendidikan karakter berbasis potonganpotongan film yang memuat karakter bersahabat dan karakter cinta damai (dalam format softcopy/VCD). Mengukur hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai pada siswa di SMP. Aplikatif, fisibel, realistik, akurat, praktis, ekonomis, dan mudah digunakan konselor/guru BK berkolaborasi dengan guru mata pelajaran di SMP. 1. Identifikasi nilai dalam program pendidikan karakter. 2. Identifikasi dan pemilihan film yang bermuatan karakter bersahabat dan karakter cinta damai. 3. Perancangan (designing) pemotongan film bermuatan karakter dan soal tes relevan. 4. Prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film karakter di SMP. 5. Penentuan kriteria, norma scoring, dan penyusunan rubrik penilaian. 6. Implementasi asesmen dan evaluasi hasil pendidikan karakter di SMP. Pembuat kebijakan, pengembang dan pelaksana pendidikan karakter di SMP (pemerintah, kepala sekolah, konselor/guru BK, dan guru mata pelajaran di SMP).. 7.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian. ini. diharapkan. mampu. memberikan. sumbangan. pengetahuan dalam bidang kajian bimbingan dan konseling, khususnya mengenai mengukur soal tes hasil asesmen pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kepala Sekolah dan Guru Hasil penelitian diharapkan menjadi tolak ukur pihak sekolah untuk mengetahui, memahami dan melaksanakan pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film. b. Bagi Siswa SMPK Santa Maria Malang Penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman karakter bersahabat dan karakter cinta damai agar siswa mampu mengaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari. c. Bagi Peneliti Peneliti dapat mengetahui efektivitas prototipe soal tes hasil asesmen untuk mengukur pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai pada siswa SMPK Santa Maria Malang.. 8.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. d. Bagi Peneliti Lain Prosedur penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai referensi dalam mengembangkan penelitian dengan topik pendidikan karakter di sekolah. H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Asumsi-asumsi pada penelitian dan pengembangan (Research and Development) yaitu 1. Sekolah yang dipakai untuk ujicoba model soal tes asesmen sudah menerapkan pendidikan karakter terintergrasi, namun belum adanya penilaian assesmen hasil pendidikan karakter dengan cara tes. 2. Subjek ujicoba produk penelitian ini diasumsikan dapat dengan cermat menonton tayangan film dan dapat membaca soal tes dengan baik dari layar LCD. 3. Penayangan film dan soal tes ditempatkan sedemikian rupa sehingga terlihat dengan jelas oleh subjek (tidak silau, faktor pencahayaan yang baik, siswa tidak bisu, buta dan tuli). 4. Sekolah tempat implementasi model memiliki fasilitas penayangan video dan speaker yang berkualitas baik. 5. Adanya film atau video yang mencerminkan karakter cocok dengan soal yang ingin disajikan.. 9.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. 6. Rumusan penyusunan soal dan distraktor (opsi jawaban) diformulasikan sedemikian rupa sehingga memuat dilema moral bergradasi pada level moral action. Keterbatasan yang timbul dalam penelitian dan pengembangan (Research and Development) yaitu 1. Dalam mencari film karakter peneliti tidak mudah menemukan film yang tepat dengan judul penelitian tes hasil asesmen. 2. Keterbatasan waktu peserta didik saat membaca dan menjawab pertanyaan yang ditampilkan setelah penanyangan film. 3. Keterbatasan peneliti dalam membuat pertanyaan dengan kata-kata sederhana dan mudah dipahami oleh siswa SMP. 4. Keterbatasan fasilitas yang dimiliki sekolah seperti speaker, LCD dan proyektor karena penelitian prototipe soal tes asesmen pendidikan karakter membutuhkan fasilitas tersebut agar siswa maksimal menjawab pertanyaan soal-soal. 5. Peserta didik tidak mau membaca dengan cepat pertanyaan yang ditampilkan setelah penanyangan potongan film sehingga kekurangan waktu untuk menjawab. 6. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti apakah benar-benar memuat upaya peningkatan dilema moral karakter kedisiplinan dan karakter kemandirian. Peserta didik tidak serius, mengantuk, tidak antusias dan asal menjawab dalam mengerjakan tes asesmen pendidikan karakter.. 10.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. I. Definisi Istilah Beberapa istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Prototipe adalah produk sederhana berupa buku atau aplikasi software yang belum dipublikasikan secara luas dan masih diuji coba ke masyarakat untuk mengetahui produk yang dihasilkan. 2. Pengembangan prototipe adalah proses mengembangkan sebuah produk baru yang sederhana untuk menghasilkan suatu aplikasi software atau buku berupa soal tes asesmen pendidikan karakter yang lebih baik. 3. Asesmen adalah proses pengumpulan informasi atau data yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian. 4. Pendidikan karakter adalah upaya sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. 5. Karakter bersahabat adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain. 6. Karakter cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 7. Film adalah gambar atau frame yang diproyeksikan kedalam audio visual yang. dapat. digunakan. untuk. materi. pembelajaran. mendokumentasikan kejadian-kejadian yang ada di sekitar.. 11. dan. dapat.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 8. Soal Tes adalah soal-soal berisikan pilihan ganda yang memiliki jawaban bergradasi dan mencerminkan dilema moral untuk mengukur perilaku siswa secara objektif.. 12.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bab ini menjelaskan hakikat evaluasi, asesmen, dan tes, hakikat karakter bersahabat dan karakter cinta damai, asesmen pendidikan karakter, media film dan pendidikan karakter, kajian penelitian yang relevan, dan kerangka pikir. A. Hakikat Evaluasi, Asesmen, dan Tes 1. Pengertian Evaluasi, Asesmen, dan Tes Ralph Tyler (Arikunto, 2013) menegaskan evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan tercapai. Dengan kata lain, evaluasi sebagai proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar. Jadi, evaluasi sebagai proses menilai sesuatu yang didasarkan pada kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi. Linn dan Grounlund (Uno dan Koni, 2012:1) menegaskan asesmen (penilaian) adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksana tes tertulis) dan format penilaian kemajuan belajar. Asesmen juga dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu. Selain itu, asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-. 13 13.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. keputusan mengenai para peserta didik, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu. Asesmen sering disebut sebagai salah satu bentuk penilaian, sedangkan penilaian merupakan salah satu komponen dalam evaluasi. Tindakan suatu pengukuran yang bersifat kuantitatif dan penilaian yang bersifat kualitatif adalah bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari asesmen. Arikunto (2012) menegaskan tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa. Jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan itu dianggap sebagai informasi terpercaya yang mencerminkan kemampuannya. Informasi tersebut dinyatakan sebagai masukan yang penting untuk mempertimbangkan siswa. Jadi, tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur suatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. 2. Tujuan dan Fungsi Asesmen Arikunto (2013) menegaskan tujuan atau fungsi asesmen ada beberapa hal, yaitu (1) penilaian berfungsi sebagai selektif , (2) penilaian berfungsi sebagai diagnotif, (3) penilaian berfungsi sebagai penempatan, dan (4) penilaian berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan. Selanjutnya, Sudjino ( Uno dan Koni, 2012) mengemukakan secara umum, penilaian sebagai suatu tindakan atau proses setidaktidaknya memliliki tiga fungsi, yaitu (1) mengukur kemajuan, (2) menunjang penyusunan rencana, dan (3) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali. 14.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. 3. Ruang Lingkup Asemen Uno & Koni (2012:17) isi model penilaian kelas ini meliputi konsep dasar penilaian. kelas,. teknik. penilaian,. langkah-langkah. pelaksanaan. penilaian,. pengelolahan hasil penilaian, serta pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian. Dalam konsep penilaian, akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan penilaian, manfaat penilaian, fungsi penilaian, dan rambu-rambu penilaian. Teknik penilaian akan menjelaskan berbagai cara dan alat penilaian. 4. Prinsip-prinsip Asesmen Menurut Jahid & Haris (2008: 63-64) sistem penilaian (asesmen) dalam pembelajaran, hendaknya dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut. a.. Menyeluruh Penguasaan kompetensi/kemampuan dalam mata pelajaran hendaknya. menyeluruh,. baik. menyangkut. standar. kompetensi,. kemampuan dasar serta keseluruhan indikator ketercapaian, baik menyangkut dominan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap, perilaku dan nilai), serta psikomotorik (keterampilan), maupun menyangkut evaluasi proses dan hasil belajar. b.. Berkelanjutan Penilaian. hendaknya. dilakukan. secara. berkelanjutan. (direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar siswa sebagai dampak langsung (dampak instruksional/pembelajaran) maupun 15.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. dampak tidak langsung (dampak pengiring/nurturan effect) dari proses pembelajaran. c.. Berorientasi pada Indikator Ketercapaian Sistem penilaian dalam pembelajaran harus mengacu pada indikator ketercapaian yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar/kemampuan minimal dan standar kompetensinya. Dengan demikian hasil penilaian akan memberikan gambaran sampai seberapa indikator kemampuan dasar dalam suatu mata pelajaran telah dikuasai oleh siswa.. d.. Sesuai dengan Pengalaman Belajar Sistem penilaian dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan pengalaman belajarnya. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas problem solving maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) maupun produk/hasil melakukan problem-solving. Menurut Jahid & Haris terdapat empat prinsip-prinsip penilaian. (asesmen) yaitu secara menyeluruh, berkelanjutan, berorientasi pada indikator ketercapaian, dan sesuai dengan pengalaman belajar. Sedangkan menurut Depdiknas, (Suwandi 2010: 21-22) prinsip-peinsip penilaian (asesmen) berbasis kelas yang perlu diperhatikan oleh guru atau penilai meliputi : a.. Valid (penilaian berbasis kelas harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan alat yang dapat dipercaya dan sah). 16.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. b.. Mendidik (penilaian harus memberi sumbangan yang positif terhadap hasil pencapaian belajar siswa : dirasakan sebagai penghargaan yang memotivasi bagi siswa yang berhasil dan sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil).. c.. Berorientasi pada kompetisi (mampu menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum).. d.. Adil dan objektif (penilaian harus adil terhadap semua siswa dan tidak membeda-bedakan latar belakang siswa).. e.. Terbuka (kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan).. f.. Berkesinambungan (penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, teratur, terus menerus, dan berkesinambungan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar siswa).. g.. Menyeluruh (penilaian terhadap hasil belajar siswa hendaknya dilaksanakan secara menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta berdasarkan berbagai teknik dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar siswa).. h.. Bermakna (penilaian hendaknya mudah dipahami dan mudah ditindak lanjut oleh pihak-pihak yang berkepentingan). Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prisip–prinsip. dari penilaian (asesmen) harus memiliki beberapa aturan penting yang 17.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. menjadi acuan seperti penilaian (asesmen) harus dilakukan secara menyeluruh, berkelanjutan, berorientasi pada indikator ketercapaian, dan sesuai dengan pengalaman belajar serta harus valid dan mendidik bagi siswa, adil dan objektif dalam pelaksannya serta terbuka dan bermakna bagi pihakpihak yang berkepentingan. 5. Jenis- jenis Asesmen Menurut Prijowuntato (2016: 60, 66) alat yang dapat digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi siswa dapat dibedakan menjadi dua yaitu tes dan non tes. a. Tes Bentuk tes yang digunakan untuk mengevaluasi peserta didik dapat berupa; pilihan ganda, uraian objektif, uraian non objektif/uraian bebas, jawaban singkat/isian singkat, menjodohkan, performans/unjuk kinerja, portofolio. Bentuk tes digunakan apabila sifat suatu objek yang diukur menyangkut tingkah laku yang berhubungan dengan apa yang diketahui, dipahami atau proses psikis lainnya yang tidak dipahami dengan indera. Tingkat berpikir yang digunakan dalam mengerjakan tes harus mencakup mulai dari yang rendah sampai yang tinggi, dengan proporsi yang sebanding sesuai jenjang pendidikan. Bentuk tes yang digunakan di sekolah dapat dikategorikan menjadi dua yaitu tes objektif dan tes non objektif. Objektif di sini dilihat dari 18.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. sistem penskorannya, yaitu siapa yang memeriksa lembar jawaban tes akan menghasilkan skor yang sama. Tes non objektif adalah tes yang sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tes objektif adalah tes yang sistem penskorannya objektif sedangkan non objektif sistem penskorannya dipengaruhi oleh subjektifitas pemberi skor. b. Non tes, Bentuk non tes yang digunakan untuk mengevaluasi peserta didik dapat berupa; observasi, catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, kuesioner, wawancara. Bentuk non tes digunakan apabila perubahan tingkah laku yang dapat diamati dengan indera dan bersifat konkret. Konsekuensi dari pengukuran menggunakan bentuk non tes sangat bergantung pada situasi di mana perubahan tingkah laku individu itu muncul atau menggejala. Oleh karenanya, situasi pengukuran yang seragam sukar dipersiapkan. Suatu pengukuran dengan alat pengukuran non tes terjadi dalam situasi yang kurang distandarisasi, seperti waktu pengukuran yang dapat tidak sama atau seragam bagi semua siswa.. 19.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. 6. Teknik-teknik Asesmen Pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar siswa terhadap pencapaian standar kompetensi dasar dapat dilakukan dengan teknik tes dan non tes. Poerwati (2001) menegaskan teknik-teknik asesmen yaitu : a. Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang diberi tes dan berdasarkan hasil tugas-tugas tersebut akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut. Alat tes ini memberikan tekanan pada dimensi kuantitatif dari berbagai aspek dan tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan mengukur berapa banyak dari aspek tertentu terdapat pada seseorang. b. Teknik non tes adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi baik secara langsung ataupun tak langsung, angket, wawancara, dan sosiometri. Teknik non tes digunakan sebagai pelengkap dan digunakan sebagai pertimbangan tambahan dalam pengambilan keputusan penentuan kaliatas hasil belajar. 7. Tes Sebagai Teknik Asesmen Arikunto (2012) menegaskan tes adalah prosedur pengukuran yang sengaja dirancang secara sistematis untuk mengukur atribut tertentu dilakukan dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas dan spesifik, sehingga hasilnya relatif ajeg bila dilakukan dalam kondisi yang relatif sama. Respon subjek atas tes merupakan perilaku yang ingin diketahui dari penyelenggaraan tes karena tes. 20.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. mengukur perilaku, sebagai manifestasi atribut psikologis atau tingkah laku individu yang akan diukur. Tes sebagai teknik asesmen dapat menyediakan informasi-informasi objektif yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan keputusan yang harus diambil pendidik terhadap proses dan hasil belajar. Tes ini dilakukan sebelum, saat, dan akhir pembelajaran, sehingga bergulir tanpa henti (dynamic asesment). B. Hakikat Pendidikan Karakter 1. Pengertian Karakter Menurut Samani & Hariyanto (2013: 41) karakter dimakanai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap bertanggungjawab setiap akibat dari keputusannya. Karakter adalah perilaku yang tanpak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak. Sementara itu, Douglas (Samani, 2013:41) menegaskan “character isn’t inherited. One builds its daily by the way one thinks and acts, thougth by ythougth, action by action.” Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kelima dalam situs offline, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa karakter identik dengak akhlak, sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan 21.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. dengan Tuhan, dirinya, sesama manusia, maupun dengan lingkungannya, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari seseorang: mentalitas, sikap, cara berpikir, dan perilaku berdasarkan norma-norma agama, budaya, adat istiadat sehingga seseorang berusaha melakukan hal yang baik dalam bentuk nyata di kehidupan sehari-hari. 2.. Pengertian Pendidikan Karakter Zubaedi (2013) menjelaskan pendidikan karakter dimaknai sebagai upaya. penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhan, diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya. Nilai-nilai luhur tersebut antara lain: kejujuran, kemandirian, sopan santun, kemuliaan sosial, kecerdasan berpikir, dan berpikir logis. Menurut David Elkind dan Freddy Sweet (Zubaedi, 2013:15), “character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical value” artinya pendidikan karakter adalah usaha sadar untuk membantu manusia memahami, peduli, dan melaksanakan nilai-nilai etika. Beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya mendorong peserta didik mengembangkan nilai-nilai karakter yang. 22.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. dimilikinya, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif. 3. Tujuan Pendidikan Karakter Kemendiknas (2011: 7) menegaskan bahwa pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi : a. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikir baik, dan berperilaku baik. b. Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila. c. Mengembangakan potensi warga negara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia. Fathurrohman, dkk. (2013) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan karakter secara khusus, yaitu untuk ; a. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi karakter bangsa yang religius. b. Mengembanggkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter dan karakter bangsa. c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.. 23.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan. 4. Fungsi Pendidikan Karakter Kemendiknas (2011: 7) bahwa pendidikan karakter berfungsi: a. Membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural. b. Membangun peradapan bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap terhadap pengembangan kehidupan umat manusia, mengembangakan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik. c. Membangun sikap warga negara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni. 5. Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Karakter di Sekolah Prinsip-prinsip dasar pendidikan karakter di sekolah menurut Kemendiknas (2010) adalah sebagai berikut : a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etik sebagai basis karakter. b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku. c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif, dan efektif untuk membangun karakter. d. Menciptakan komunikasi sekolah yang memiliki kepedulian.. 24.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik. f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter peserta didik, dan membantu peserta didik untuk sukses. g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi dari pada peserta didik. h. Mengfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagai tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama. i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter. j. Mengfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter. k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik Menurut Fathurrohman (2013) prinsip-prinsip pendidikan karakter sebagai berikut : a. Berkelanjutan yang artinya bahwa proses pengembangan nilai-nilai karakter merupakan sebuah proses panjang dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. b. Pengembangan nilai-nilai karakter terintegrasi melalui setiap mata pelajaran dan setiap kegiatan kurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler. 25.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. c. Nilai karakter tidak diajarkan tapi dikembangkan melalui proses belajar. d. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan. C. Hakikat Karakter Bersahabat 1. Pengertian Karakter Bersahabat Yaumi (2014) mengungkapkan bahwa karakter bersahabat adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain juga merupakan pengertian dari karakter bersahabat atau komunikatif. Orang bersahabat selalu mununjukkan keinginan besar untuk menyapa dengan bahasa yang santun dan terkadang humoris jika sudah saling kenal lebih dekat. Hubungan interpersonal selalu dibangun termasuk memberikan rasa simpatik dan empati kepada setiap orang yang mengenalnya. Menurut Yaumi (2014) karakter bersahabat adalah karakter yang dapat mengantarkan seseorang untuk membangun hubungan baik di antara sesama tanpa memandang latar belakang suku, ras, agama, asal daerah, atau latar belakang lain yang bersifat primordional. Bahkan seseorang yang memiliki karakter bersahabat memiliki kemampuan untuk memahami pikiran, sikap, dan perilaku orang lain. 2. Aspek-aspek Bersahabat Menurut Yaumi (2014) aspek-aspek bersahabat terdiri dari: a. Dukungan dan kepedulian. Sejauh mana hubungan ditandai dengan kepedulian, dukungan, dan minat. 26.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. b. Pertukaran yang akrab. Sejauh mana hubungan ditandai dengan pengungkapan informasi pribadi dan perasaan. c. Bantuan dan bimbingan. Sejauh mana teman-teman berusaha membantu satu sama lain dalam menghadapi tugas-tugas rutin dan menantang. d. Pemecahan masalah. Sejauh mana perselisihan dalam hubungan diselesaikan secara efisien dan baik. 3. Karakteristik Individu Bersahabat Karakteristik individu bersahabat menurut Yaumi (2014), yaitu: a. Senang belajar bersama orang lain. b. Semakin banyak berinteraksi dengan orang lain, semakin merasa berbahagia dan termotivasi untuk belajar. c. Menunjukkan perkembangan yang luar biasa ketika belajar melalui pendekatan kooperatif dan kolaboratif. d. Berorganisasi merupakan cara terbaik untuk mengaktualisasi diri. e. Melibatkan diri dalam berbagai aktivitas yang melibatkan orang lain. f. Memilki kepedulian dalam berbagai persoalan dan isu-isu moral.. 27.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. D. Hakikat Karakter Cinta Damai 1. Pengertian Karakter Cinta Damai Yaumi (2014) mengungkapkan bahwa karakter cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadirannya. Perdamaian adalah terjadinya harmoni yang ditandai dengan kurangnya kekerasan, perilaku konflik dan kebebasan dari rasa takut tentang kekerasan. Pada umumnya perdamaian dipahami sebagai ketiadaan permusuhan dan pembalasan dendam. Perdamaian juga menunjukkan upaya yang tulus untuk rekonsiliasi, keberadaan kehidupan yang sehat, atau hubungan interpersonal yang baik atau hubungan internasional yang stabil, kemakmuran dalam kesejahteraan social dan ekonomi, pembentukan kesetaraan, dan tatanan kerja politik yang melayani kepentingan sejati dari semua orang. Rachman, dkk (2011:17) mengungkapkan bahwa esensi dari perdamaian adalah anti kekerasan dalam penyelesaian masalah dan selalu mengedepankan dialog dan menghargai orang lain. Oleh karena itu, peserta didik yang cinta damai adalah mereka yang menghindari konflik, tanpa kekerasan, dan mengedepankan harmoni, toleransi, saling menghargai, dan relasi yang setara antara individu maupun komunitas. 2. Aspek-aspek Karakter Cinta Damai Menurut Yaumi (2016) aspek-aspek cinta damai terdiri dari: a. Senang berteman dengan siapa saja.. 28.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. Dalam berteman, seseorang yang memiliki karakter cinta damai tidak memilih sesuai dengan suku, agama, ataupun ras yang sesuai dengan dirinya sendiri. b. Tidak suka membuat keributan atau menggangu teman. Seseorang. yang. memiliki. karakter. cinta. damai. dalam. kehidupan. kesehariannya ketika sedang bergurau tidak sampai membuat keributan dengan temannya. c. Tidak suka menang sendiri. Seseorang yang memilki karakter cinta damai tidak merasa keberatan ketika pendapatnya tidak diterima oleh teman-temannya. d. Menunjukkan rasa empati. Seseorang yang memilki karakter cinta damai cepat tanggap sewaktu temannya sedang sedih karena mengalami masalah. e. Senang menolong orang lain. Seseorang yang memiliki karakter cinta damai tanpa pamrih menolong siapapun jika ada seseorang yang membutuhkan pertolongan. 3. Karakteristik Individu Cinta Damai Karakteristik individu cinta damai menurut Yaumi (2014) yaitu: a. Memiliki pandangan positif tentang diri sendiri dan orang lain. b. Mengungkapkan kata-kata menyejukkan yang membuat orang lain merasa nyaman dan tenang.. 29.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. c. Mengontrol diri untuk tidak melakukan tindakan provokasi, menghasut, atau yang memicu terjadinya konflik secara terbuka. d. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan berprinsip “kebersamaan adalah kekuatan” atau prinsip saling membantu, saling menghargai dalam urusan kebaikan e. Menghindari cemoohan, caci maki, ejekan, dan bahkan merendahkan pihak lain walaupun terdapat sesuatu tindakan orang lain yang tidak disetujui. f. Menyadari bahwa setiap orang pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan dan jika terdapat kelemahan melakukan perbakan dengan cara yang santun dan dapat diterima oleh orang lain. E. Asesmen Pendidikan Karakter 1. Pengertian Asesmen Pendidikan Karakter Albertus (2015) menegaskan penilaian pendidikan karakter pada hakikatnya adalah evaluasi atas proses pembelajaran secara terus menerus dari individu untuk menghayati peran dan kebebasannya bersama orang lain dalam sebuah lingkungan sekolah demi pertumbuhan integritas moralnya sebagai manusia. Hanya individu yang terbuka pada pengalaman diri dengan yang lain mampu menentukan apakah dirinya telah menjadi manusia berkarakter atau bukan. 2. Manfaat Asesmen Pendidikan Karakter Penilaian. merupakan. kegiatan. untuk. menentukan. pencapaian. hasil. pembelajaran yang dapat dikategorikan menjadi tiga ranah yaitu : ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Setiap peserta didik memiliki tiga ranah tersebut, hanya 30.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. kedalamannya tidak sama. Penilaian pada ranah afektif, seperti ranah lainnya memerlukan data yang bisa berupa kuantitatif atau kualitatif. Karakter yang baik melibatkan pemahaman, perhatian, dan bertindak sesuai nilai-nilai etika. Pendekatan yang holistik terhadap pengembangan karakter oleh karenanya peserta didik mengembanggkan kognitif, emosi, dan aspek perilaku dari kehidupan moral. Peserta didik berkembang untuk memahami nilai-nilai karakter untuk mempelajari, mendiskusikannya, mengenai model perilaku, dan memecahkan masalah yang mencakup nilai-nilai tersebut. Asesmen pendidikan karakter bermanfaat untuk pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik kepengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengalaman nilai secara nyata. 3. Teknik- teknik Asesmen Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif. Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat (dalam arti pengukuran formal) karena perubahan tingkah laku peserta didik dapat berubah sewaktu-waktu. Perubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama. Sasaran penilaian kawasan afektif adalah perilaku peserta didik, bukan pengetahuannya. Asesmen pendidikan karakter yang pernah ada kebanyakan menggunakan skala sikap yaitu skala likert. Skala likert ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh lima respons yang menunjukkan tingkat.. 31.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 4. Tes: Kekuatan dan Kelemahannya dalam Pendidikan Karakter Arikunto (2003) menegaskan tes objektif adalah tes. yang dalam. pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Tes objektif terdapat kelemahan dan kelebihan, sebagai berikut. a. Kelebihan tes objektif, yaitu.. 1) Lebih respektif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat di hindari campur tangan unsur-unsur subjektif baik dari segi peserta didik maupun segi guru yang memeriksa. 2) Lebih. mudah. dan. cepat. cara. memeriksanya. karena. dapat. memnggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi. 3) Pemeriksaan dapat diserahkan orang lain. 4) Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi. 5) Untuk menjawab tes objektif tidak banyak memakai waktu 6) Reabilitinya lebih tinggi kalau dibandingkan dengan tes essay, karena penilainya bersifat objektif. 7) Validitas tes objektif lebih tinggi dari tes essay, karena samplingnya lebih luas. 8) Pemberian nilai dan cara menilai tes objektif lebih cepat dan mudah karena tidak menuntut keahlian khusus. 9) Tes objektif tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah dilaksanakan.. 32.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. b. Kelemahan tes objektif. 1) Persiapan untuk menyusun jauh lebih sulit dari pada tes essay karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahankelemahan yang lain. 2) Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi. 3) Banyak kesempatan untuk main untung-untungan 4) Kerjasama antar peserta didik pada waktu mengerjakan sol tes lebih terbuka 5) Peserta didik sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban, karena belum menguasai bahan pelajaran tersebut. 6) Tes sampling yang diajukan kepada peserta didik cukup banyak dan hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk menjawabnya. 7) Tidak biasa mengajak peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi. 8) Banyak memakan biaya, karena lembaran item-item tes harus sebanyak jumlah pengikut tes. Beberapa bentuk tes objektif yaitu salah-benar (true-false), pilihan ganda (multiple choise), isian (completion), jawaban singkat (short answer), dan menjodohkan (matching). Masing-masing bentuk tes objektif mempunyai kelebihan dan kelemahan. Salah satu bentuk tes objektif yaitu pilihan ganda mempunya kelebihan dan kelemahan sebagai berikut. 33.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. a. Kelebihan 1) Hasil belajar yangs ederhana sampai yang komplek dapat diukur. 2) Terstruktur dan petunjuknya jelas. 3) Alternatif jawaban. yang salah dapat. memberikan informasi. diagnostik. 4) Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban. 5) Penilaian mudah, objektif, dan dapat dipercaya. b. Kelemahan 1) Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama. 2) Sulit menemukan pengacau. 3) Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide. 4) Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca. 5. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Penggunaan Tes dalam Pendidikan Karakter Untuk mendapatkan instrumen tes baik diperlukan sejumlah langkah pengembangan atau langkah umum konstruksi tes. Menurut Azwar (2014: 1420) awal kerja penyusunan atau pengembangan suatu alat tes dimulai dari : a.. Identifikasi tujuan ukur Yaitu memilih suatu definisi, mengenali dan memahami dengan seksama teori yang mendasari konstruk atribut yang hendak diukur.. 34.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. b.. Pembatasan domain ukur Pembatasan domain dilakukan dengan cara menguraikan konstruk teoretik atribut yang diukur menjadi beberapa rumusan demensi atau aspek yang lebih jelas, agar menunjang validitas isi sekala.. c.. Oprasionalisasi aspek Oprasionalisasi aspek diperlukan agar membentuk keprilakuan yang hendak diukur dapat lebih konkret sehingga penulis item akan lebih memahami benar arah respon yang harus diungkap dari subjek. Oprasionalisasi dirumuskan dalam bentuk indikator keperilakuan. Himpunan indikator-indikator kemudian dituangkan dalam kisi-kisi atau blue print dan dilengkapi dengan spesifikasi skala, sebagai acuan bagi penulisan item. Sebelum penulisan item perancang perlu menetapkan format stimulus yang hendak digunakan, format ini erat kaitanya dengan metode penskalaannya.. d.. Penulisan item Pada tahap awal penulisan item, item dibuat dalam jumlah yang lebih banyak daripada jumlah yang direncanakan dalam spesifikasi skala, yaitu sekitar tiga kali lipat dari jumlah item yang digunakan dalam bentuk final. Tujuannya agar nantinya penyusun skala tidak kehabisan item akibat gugurnya item-iten yang tidak memenuhi syarat.. e.. Review penullisan item. 35.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. Review pertama harus dilakukan oleh penulis item sendiri, yaitu dengan mengecek ulang setiap item sendiri, apakah telah sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkap. Setelah itu review dapat dilakukan oleh orang yang berkompeten atau ahli. Semua item yang tidak sesuai dengan kaidah atau spesifikasi blue print harus diperbaiki, dan hanya item-item yang diyakini berfungsi dengan baik oleh ahli (expert judgmen), yang dapat diloloskan untuk uji empirik. f.. Uji coba bahasa (evaluasi kualitatif) Kumpulan item yang telah direview kemudian dievaluasi secara kualitatif, dengan mengujicobakan pada sekelompok kecil responden untuk mengetahui apakah kalimat yang digunakan sudah tepat dan mudah dipahami oleh responden sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis item. Pertanyaan-pertanyaan dari responden mengenai kata-kata dalam item menandakan bahwa kalimat dalam item masih kurang komunikatif dan memerlukan perbaikan.. g.. Field Tes (Evaluasi Kuantitatif) Evaluasi terhadap fungsi item biasa dikenal dengan analisis item merupakan proses pengujian item secara kuantitatif guna mengetahui apakah item memenuhi syarat psikometrik untuk disertakan sebagai bagian dari skala. Parameter item yang diuji adalah daya beda item atau daya diskriminasi item.. 36.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. h.. Seleksi item Pada tahap ini item-item yang tidak memenuhi syarat psikometrik tidak akan digunakan atau akan diperbaiki lebih dahulu sebelum dapat digunakan. Sebaliknya item-item yang memenuhi syarat psikometrik dengan sendirinya akan digunakan dalam skala.. i.. Validasi konstruk Validasi skala merupakan proses yang berkelanjutan, tetapi pada skala yang digunakan secara terbatas umumnya hanya melalui validasi isi yang dilakukan oleh ahli (expert judgment) namun sebenarnya semua sekala harus teruji konstruknya. Skala yang sudah sesuai secara isi tetap perlu diuji secara empirik apakah konstruk yang digunakan dari teori sudah didukung dengan data.. j.. Kompilasi final Format final skala dirakit dalam tampilan yang menarik namun tetap memudahkan responden untuk membaca dan menjawabnya. Dalam bentuk final, skala dilengkapi dengan petunjuk soal dan lembar jawab. ukuran tulisan pada sekala perlu disesuaikan agar tidak ada kata yang tertinggal atau tidak terbaca. Menurut Fernandes Soeharto, (Suwandi, 2010: 57) ada sembilan langkah dalam pengembangan insrumen tes antara lain: a.. Membuat. spesifikasi. tujuan. (penjelasan. tentang. keterampilan, atau tingkah laku yang akan dideteksi). 37. pengetahuan,.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. b.. Menerjemahkan tujuan-tujuan tes dalam istilah-istilah yang operasional (tes harus mencerminkan isi dan tujuan dalam keadaan operasional dan sesuai dengan kepentingannya).. c.. Merumuskan tujuan dalam kata-taka yang mengambarkan tingkah laku (observable dan measurable).. d.. Merencanakan tes (berapa jumlah butir tes, bagaimana bentuk tes, dsb).. e. Menulis butir-butir tes dengan format yang dikehendaki. f. Melakukan uji coba butir-butir tes dan menganalisisnya. g. Menyetel tes yang sudah final. h. Standarisasi (proses pengembangan alat kontrol: petunjuk pengerjaan, waktu pengerjaan, prosedur dan standar penilaian). i. Memberi atribut pada skor-skor tes (menjelaskan indeks validitas dan reliabilitas). Sementara itu, menurut Surapranata, (Suwandi, 2010: 59-64) prinsip-prinsip pengembangan dan penggunaan tes meliputi: a.. Penentuan tujuan Tahap awal yang sangat penting dalam pengembangan tes adalah menentukan tujuan. Secara umum tes antara lain dikembangkan untuk kepentingan penempatan yang terdiri atas pre tes kesiapan dan pre tes penempatan, formatif, diagnostik, dan sumatif.. 38.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. b.. Penyusunan kisi-kisi Kisi-kisi. digunakan. untuk. menjamin. bahwa. soal. yang. dikembangkan sesuai dengan tujuan yang hendak diukur, penyusunan kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal. kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang memuat informasi untuk dijadikan pedoman dalam penulisan soal atau merakit soal menjadi tes. c.. Penulisan soal Penulisan soal merupakan salah satu langkah penting untuk dapat menghasilkan tes yang baik. Penulisan soal adalah karakteristik yang diuraikan dalam kisi-kisi.. d.. Review dan revisi soal Riview dan refisi soal pada prinsipnya adalah upaya untuk memperoleh informasi mengenai sejauh mana suatu soal telah berfungsi (mengukur apa yang hendak diukur sebagaimana tercantum dalam kisikisi) dan telah memenuhi kaidah yang telah ditetapkan, misalnya kaidah konstruksi, bahasa, dan penulisan soal. review dan revisi idealnya dilakukan oleh orang lain (bukan si penulis soal) yang terdiri atas suatu tim penelaah yang terdiri atas ahli-ahli materi, pengukuran dan bahasa.. e.. Uji coba dan analisis Uji coba soal pada prinsipnya adalah upaya untuk mendapatkan informasi yang empirik mengenai seberapa baik sebuah soal dapat 39.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. mengukur apa yang hendak diukur. Informasi empirik tersebut pada umumnya menyangkut segala hal yang dapat mempengaruhi validitas soal seperti aspek-aspek keterbacaan soal, tingkat kesukaran soal, pola jawaban, tingkat daya pembeda, pengaruh budaya, dan sebagainya. Dari hasil uji coba akan diketahui apakah suatu soal “lebih berfungsi”. Hasil uji coba tersebut selanjutnya dianalisis dengan teknik yang telah ditentukan. f.. Perakitan soal Soal-soal yang baik terbagi hasil dari uji coba dapat dirakit sesuai dengan kebutuhan tes. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perakitan antara lain; penyebaran soal, penyebaran tingkat kesukaran soal, daya pembeda atau validitas soal penyebaran jawaban, dan lay out tes.. g.. Penyajian tes Hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian tes ini adalah administrasi penyajian tes yang antara lain meliputi: petunjuk pengerjaan, cara menjawab, alokasi waktu yang disediakan, ruangan, tempat duduk peserta didik, dan pengawasan.. h.. Penskoran Penskoran atau pemeriksaan atas jawaban peserta didik dan pemberian angka dilakukan dalam rangka mendapatkan informasi. 40.

Gambar

Tabel 1.1  Spesifikasi Produk
Tabel 3.1  Jumlah Subjek Penelitian
Tabel 3.3   Kisi-kisi Cinta Damai
Grafik 4.5 Profile Capaian Skor Karakter Bersahabat Siswa SMPK Santa  Maria Malang
+3

Referensi

Dokumen terkait

FAKTOR – FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI KINERJA MENGAJAR GURU BAHASA.. ARAB MADRASAH IBTIDAIYAH DI

2.1.3 Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga pada Bank Syariah dan Konvensional. Tidak sedikit masyarakat yang menganggap bahwa bagi hasil tidak

Sebagai contoh, dalam belajar bernyanyi sambil memperagakan gerakan biasanya melihat dari pengajarnya tapi sekarang dengan adanya komputer maka dapat menggunakannya sebagai salah

Untuk penyetingan relay di gardu hubung Kantor, perhitungan untuk nilai setting yang dimasukan dalam data setting pada relay harus di koordinasikan dengan data

M EMENUHI Berdasarkan hasil pemeriksaan antara data penerimaan bahan baku, hasil produksi, penjualan dan dokumen ekspor dalam periode bulan Agustus 2015

Pendirian rumah sakit gigi mulut pendidikan harus memperhatikan semua aspek yang dibutuhkan seperti lahan, ruang, peralatan medis/non medis, SDM dan organisasi kerja

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui latarbelakang pengiklan dan perusahaan iklan menggunakan

Orang di sekelilingnya yaitu figur orang tua merupakan lingkungan pertama yang berpengaruh terhadap pengalaman kelekatan yang mempengaruhi pandangan individu