• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanggapan Terhadap KAK (Kerangka Acuan Kerja)

Target perancangan yang telah dipelajari dari KAK ini adalah bagaimana desain bangunan pada gedung galeri yang akan dikembangkan menjadi Pusat Pengembangan Kebudayaan Nasional ini dapat menjadi bangunan yang dapat selaras dengan lingkungan sekitar dengan memperhatikan kondisi iklim tropis dan dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Desain harus dapat mengeluarkan ekspresi sesuai perkembangan jaman yang memiliki fungsi dan layanan dalam bidang kebudayaan, khususnya seni rupa bertaraf regional dan internasional.

Desain diharapkan dapat menjawab kebutuhan dan tuntutan desain yang di-inginkan, yaitu:

1. Konsep perencanaan, penempatan lokasi yang strategis yang berada di kawasan Pusat Pemerintahan Ibukota Negara Indonesia ini harus saling memiliki keterhubungan/konektivitas antara tapak dengan titik-titik strategis yaitu perpustakaan Nasional dan Museum Nasional. Desain mempertimbangkan master plan kawasan agar dapat menciptakan keharmonisasian/keselarasan terhadap bangunan eksisting dengan memperhatikan kaidah-kaidah konservasi yang sebagaimana diamanatkan dalam UU Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang cagar budaya Pasal 2 bahwa perlindungan benda cagar budaya dan situs bertujuan melestarikan dan memanfaatkannya untuk memajukan kebudayaan nasional Indonesia.

2. Desain ruang luar, pada level lantai dasar bangunan yaitu dengan menempatkan area terbuka sebagai penyambut pengunjung untuk masuk ke tapak GNI serta menyelaraskan dengan kawasan PPKN agar saling terkonektivitas sesuai dengan fungsi yang diperuntukan.

(2)

3. Desain bangunan pada gedung GNI dibagi menjadi dua galeri. Kedua galeri masing-masing memiliki basement dan bangunan untuk galeri empat lantai. Basement berfungsi sebagai gudang transit, lab. Konservasi dan riset koleksi, serta ruang penyimpanan koleksi karya seni sedangkan bangunan galeri pertamadifungsikan untuk pameran temporer, pameran

galeri anak, dan kantor administrasi. Sedangkan bangunan galeri kedua difungsikan untuk pameran temporer, pameran permanen, dan perpustakaan. 4. Desain bangunan pada gedung GNI mempertimbangkan bangunan

penunjang galeri seperti area komersil (art shop, toko buku, dan café).

5. Desain bangunan pada mempertimbangkan kesan keterbukaan pada area halaman depan (Jalan Medan Merdeka Timur) dan halaman belakang (Sungai Ciliwung).

6. Arsitektur gedung GNI yang berada di kawasan PPKN, dapat memunculkan rasa nyaman karena lokasi yang strategis, fasilitas yang memadai, dan rasa aman terhadap koleksi barang galeri

7. Desain tata bangunan mempertimbangkan lingkage ke kawasan monas sesuai masterplan Monas sebagai monumental. Dan keterhubungan aksesibilitas dengan transportasi publik seperti kereta api dan bus.

8. Desain pada kawasan PPKN, memperhatikan bahwa sungai sungai ciliwung sebagaai landmark kota Jakarta dan diharapkan menjadi bagian “depan” (waterfront) kawasan PPKN juga. Setelah sungai dinormalisasi menjadi semakin lebar dan bersih, akan difungsikan sebagai sarana transportasi air. 9. Desain tata ruang dalam, mempertimbangkan aspek iklim tropis. Mengingat

bahwa barang-barang seni juga harus memperhatikan environmental control (pengontrolan lingkungan) sehingga dapat meminimalisasikan resiko kerusakan terhadap karya-karya seni yang ada dan meningkatkan kenyamanan pengunjung dan pengguna bangunan.

10. Penyediaan aksesibilitas, bagi para difabel baik di area dalam dan luar bangunan serta lingkungannya.

(3)

11. Tafsiran biaya pembangunannya, masih dalam batas yang wajar bagi ukuran bangunan pemerintah. Spesifikasi teknisnya dapat diupayakan menggunakan bahan-bahan material lokal dan mudah didapat.

12. Optimum reliability, dengan memperhatikan detail desain yang tahan lama, praktis dan mudah dalam pemeliharaannya.

13. Mengadopsi prinsip-prinsip dari arsitektur berkelanjutan, antara lain:

a. Konsumsi sumber daya alam, termasuk menimalisasikan pemakaian air dan energy serta mempertimbangkan penggunaan sumber energy terbarukan;

b. Kenyamanan termal dan visual di dalam bangunan harus terpenuhi sesuai peraturan atau standar nasional yang berlaku;

c. Memperhatikan orientasi (hadapan) bangunan, penempatan dinding yang dapat mengurangi radiasi panas berlebih secara proporsional, dan mengoptimalkan pemakaian AC tanpa mengurangi kenyamanan termal yang diisyaratkan;

d. Rancangan bangunan tidak meningkatkan konsentrasi CO2 di dalam bangunan;

e. Mengoptimalkan bidang atap dan dinding vertical bangunan untuk mengurangi efek pemanasan kawasan.

f. Mempertimbangkan penyediaan jalur pedestrian yang nyaman;

14. Rancangan mempertimbangkan kemudahan pelaksanaan melalui metode pelaksanaan yang menggunakan energy yang rendah dalam proses konstruksi.

2.2 Studi Pustaka

2.2.1 Galeri

Galeri berasal dari bahasa latin, galeria, yang atinya sebuah bangunan yang salah satunya terbuka tanpa pintu. Bisa juga berati sebuah ruang yang digunakan untuk menyajikan suatu karya seni, sebuah area untuk memajang aktivitas publik, area publik, area publik yang kadang digunakan untuk keperluan khusus (Cyril M. Harris, 2006).

(4)

Galeri adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, terbuka untuk umum, mengumpulkan, merawat dan memamerkan benda-benda yang bersangkutan, yang bertujuan untuk penelitian, pendidikan dan hiburan (Sumber: Skripsi dan Tugas Akhir, Yohan Adi Nugraha,

Universitas Kristen Petra). Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa Galeri

merupakan gedung yang digunakan sebagai tempat untuk memamerkan benda atau karya seni yang mendapat tempat perhatian umum.

Menurut Susilo Tedjo dalam buku pedoman Tata Pameran Galeri (Jakarta:1997), galeri dapat diklasikasikan berdasarkan status masyarakat, jenis koleksi, dan ruang lingkup wilayahnya. Penjelasannya sebagai berikut:

A. Klasifikasi Galeri

Galeri diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu:

Jenis Galeri Keterangan

Berdasarkan status masyarakat

- Galeri swasta yang diselenggarakan dan dikelola oleh

badan swasta dalam bentuk badan hokum

- Galeri pemerintah diselenggarakan oleh pemerintah

pusat maupun pemerintah daerah. Berdasarkan jenis koleksinya - Galeri umum - Galeri khusus - Galeri pendidikan Menurut Luas Lingkup wilayah - Galeri nasional

Galeri yang mempunyai ruang lingkup yang lebih besar

- Galeri lokal

Galeri yang mempunyai ruang lingkup yang lebih sempit, meliputi kabupaten dan kota

. Tabel 2.1Klasifikasi Galeri Sumber: Tiara Ika Widia Primadini,

Berdasarkan kalsifikasi tersebut, pengembangan galeri nasional merupakan galeri pemerintah. Dilihat dari koleksinya, galeri ini ditujukan untuk umum karena selain sebagai wadah untuk memamerkan karya-karya seni, galeri ini memiliki beragam fasilitas untuk masyarakat diantaranya dari segi pendidikan, ruang terbuka publik, hiburan kesenian, dsb. Sedangkan jika dilihat dari ruang lingkup wilayahnya, sudah jelas bahwa galeri ini merupakan galeri nasional yang merupakan galeri berskala nasional dan internasional.

(5)

B. Klasifikasi jenis pameran

Galeri nasional memiliki klasifikasi jenis pameran yang berupa karya seni rupa modern dan kontemporer. Pelaksanaan pameran diantaranya adalah sebagai berikut:

Jenis Pameran Keterangan

Pameran Tetap  Menampilkan sebagian koleksi galeri, karya seniman Indonesia dan mancanegara dengan penataan berdasarkan kurasi tertentu dan bergantian secara periodik

 Waktu penyelenggraan Pameran Tetap berlangsung minimal 1 kali dalam satu tahun

Pameran Temporer  Pameran tunggal atau pameran bersama yang menyajikan karya-karya seni rupa dalam jangka waktu tertentu.

 Waktu penyelenggaraan Pameran Temporer berlangsung minimal selama 10 hari, maksimal berlangsung selama 30 hari.

Pameran Keliling  Menyajikan karya-karya di dalam galeri maupun luar galeri ke berbagai daerah di Indonesia dan atau di luar negeri

 Waktu penyelenggaraan Pameran Keliling minimal berlangsung selama 10 hari.

Pameran Khusus  Pameran yang penyelenggaraannya sepenuhnya ditanggung oleh galeri.  Waktu penyelenggaraan pameran keliling minimal berlangsung selama

10 hari Pameran

Tunggal/Pameran Bersama

 Pameran bersama merupakan karya-kara lebih dari satu seniman.  Biaya pameran ditanggung seniman yang bersangkutan

 Pameran dapat dilangsungkan antara 1 minggu sampai 3 minggu

 Selama satu tahun pameran yang diiselenggarakan di gedung ini dapat dilaksanakan 15 kali

Pameran Kerja Sama  Pola pameran ini dilaksanakan berdasarkan kerjasama antara galeri dengan pihak lain

 Biaya penyelenggaraan di tanggung bersama

 Kerjasama ini dapat dilaksanakan selama 10 kali dalam 1 tahun  Pameran dapat dilaksanakan antara 2 minggu sampai 1 bulan

Tabel 2.2 Klasifikasi Jenis Pameran Sumber: http/www.galeri-nasional.or.id

Jenis pameran yang akan digunakan dalam galeri ini adalah pameran tetap dan pameran temporer. Sesuai dengan term of reference (TOR) galeri nasional, jenis pameran ini diadakan untuk kegiatan menyajikan karya seni rupa untuk dikomunikasikan dan diapresiasikan kepada masyarakat luas.

(6)

C. Persyaratan Galery

Galeri hendaknya memiliki beberapa persyaratan yang telah dipenuhi:

Persyaratan Galery Keterangan

Persyaratan Lokasi

- Lokasi strategis, tidak harus dipusatkan di kota tetapi yang

mudah dijangkau untuk umum

- Lokasi galeri harus sehat (tidak terletak di daerah industri,

banyak polusi udara tidak di daerah yang tanahnya

berlumpur,tanah berawa atau tanah berpasir)

- Elemen iklim kelembaban lokasi harus terkontrol (50% sampai

60%)

- Kondisi tanahnya punya daya dukung yang tinggi dan stabil tidak

dekat laut)

- Nilai lingkungan yang bersifat sebagai pusat kegiatan

masyarakat (community civic center)

- Cukup mempunyai ruang terbuka

Persyaratan Umum

(bangunan dikelompokan dan dipisahkan menurut)

- Fungsi dan aktifitasnya

- Keterangannya dan keramaiannya

- Keamanan (bangunan harus sanggup menyelamatkan obyek

galeri, personil galeri, dan pengunjung galeri)

- Pintu masuk utamanya (main entrance) adalah untuk pengunjung

galeri, sedangkan

- Pintu masuk khusus (service entrance) adalah lalu lintas koleksi

bagian pelayanan, perkantoran, rumah jaga, serta ruang-ruang pada bangunan khusus

Bangunan Utama (pameran tetapdan pameran temporer)

- Memuat benda-benda yang akan dipamerkan

- Mudah dicapai dari dalam maupun dari luar

- Merupakan bangunan penerima yang mempunyai daya tarik

sebagai bangunan pertama yang dikunjungi oleh pengunjung galeri

- System keamanan yang baik dari segi kontruksi, spesifikasi

ruang untuk mencegah kerusakan benda-benda koleksi secara alami maupun dari kriminalitas dan pencurian

Bangunan Khusus (terdiri

dari laboratorium, studi

preparasi, storage, dan studi koleksi)

- Terletak pada daerah yang tenang

- Memiliki system keamanan yang baik terhadap kerusakan,

kebakaran, serangga, kriminalitas yang mencakup segi kontruksi dan spesifikasi ruang.

Tabel 2.3 Persyaratan Galeri

(7)

D. Persyaratan Ruang Penyimpanan koleksi seni

Adapun kriteria dalam penyimpanan benda-benda karya seni yang ideal dan

memenuhi standar internasional museum:

Syarat Ruang

Penyimpanan Keterangan

Suhu, kelembapan dan aliran udara

Standar museum direkomendasikan untuk lingkungan yang ideal dalam iklim tropis yang lembab adalah antara 55%-70% kelembapan relative.

Persyaratan Cahaya Ketika mempertimbangakan lokasi penyimpanan, pastikan

bahwa itu tidak terkena sinar matahari langsung atau sumber cahaya yang kuat.

Polusi Polutan udara dalam ruangan dapat dimnimalisasikan dengan

memilih bahan-bahan dalam area penyimpanan yang rendah kadar VOC (seperti pilihan cat tembok), serta perabot (misalnya papan kayu lapis tidak bervernis formaldehida)

Keamanan Fasilitas penyimpanan

Obyek disimpan dalam rak dan lemari. Ditumpuk di rak-rak disesuaikan atau pada daerah yang ditunjuk

Untuk menyusun objek dari terbesar ke terkecil, dengan pembatas karton kaku/papan di antara setiap objek

Penyimpanan Bahan

Kertas silikon dianjurkan untuk membungkus karyaseni yang masih basah atau lengket seperti cat minyak

Pemeliharaan Ruang Penyimpanan

Perlu memastikan perawatannya area penyimpanan harus secara teratur dibersihkan dan dimonitor untuk memastikan tidak ada hama atau rayap

Semua benda terpajang harus hati-hati dibersihkan dengan sikat yang sangat lembut dan di vacum

Tabel 2.4. Persyaratan ruang penyimpanan koleksi Sumber: Tugas Akhir Jannat Daneswara, Universitas Mercu Buana

Pada pengembangan Galeri nasional ini, yang diperhatikan adalah suhu yang tepat. Karena benda koleksi yang akan dipamerkan sangat rentan terhadap hawa panas dan paparan sinar matahari langsung. Sinar matahari yang mengenai langsung dapat menyebabkan kerusakan pada warna pada lukisan atau benda seni yang akan dipamerkan. Jelas hal ini akan merubah kualitas dan tampilan benda seni.

(8)

2.2.2 Pengertian Seni Rupa

Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media

yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu:

SENI RUPA MURNI SENI RUPA KRIYA SENI RUPA DESAIN

Dua kategori terakhir kemudian lebih dikenal dengan sebutan Seni Rupa Terapan. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan ekspresi pribadi. Sementara kriya dan desain, lebih mementingkan fungsi dan kemudahan produksi. Secara umum, terjemahan seni rupa di dalam bahasa Inggris adalah “Fine Art”. Namun, sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah “Fine Art” menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan seni rupa desain dan seni rupa kriya ke dalam bahasa “Visual Arts” atau “Applied Arts” atau dalam bahasa indonesia adalah seni rupa terapan.

Klasifikasi Seni

Dilihat dari tujuan, nilai dan fungsinya karya seni rupa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

Seni Rupa Murni Seni Rupa desain Seni Rupa Kriya  Seni lukis  Seni grafis  Seni patung  Seni instalasi  Seni pertunjukan  Seni keramik  Seni film  Seni koreografi  Seni fotografi  Arsitektur  Desain grafis  Desain komunikasi visual  Desain interior  Desain busana  Desain produk  Kriya tekstil  Kriya keramik  Kriya rotan  Kriya kayu

(9)

Dalam pembahasan tersebut, yang diambil sebagai obyek-obyek yang

akan dipamerkan dalam proyek pengembangan Galeri Nasional Indonesia ini

adalah seni rupa murni, diantaranya:

a. Seni Lukis

seni lukis adalah salah satu lingkup seni rupa yang berwujud dua

dimensi. Karya seni lukis yang sering ada disebut juga lukisan,

umumnya di buat di atas kain kanvas berpigura dengan bahan cat

minyak, akrilik, atau bahan lainnya.

b. Seni Grafis

seni grafis adalah cabang seni rupa murni yang berwujud dua dimensi

dan dikerjakan melalui teknik cetak. Seni grafis dapat dibuat dengan

teknik sablon (cetak saring), cukil kayu (cetakan). Esa (pengasaman

pada benda metal), dan lito (pencetakan pada batu lito). Sedangkan

tema obyek dan gaya dalam berekspresi umumnya sama dengan

karya seni rupa lainnya.

c. Seni Pertunjukan

karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan

waktu tertentu. Sebuah pertunjukan biasanya melibatkan empat unsur:

waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan

penonton.

d. Seni Fotografi

Seni fotografi adalah perpaduan antara teknologi dan seni. Berbagai

nilai estetika yang tidak tercakup dalam teknologi fotografi harus

diselaraskan dengan proses teknis untuk memberikan karakter dan

keindahan pada hasil visualnya. Seni fotografi bukan sekedar

merupakan rekaman apa adanya dari dunia nyata, tapi menjadi karya

seni yang kompleks dan media gambar yang juga memberi makna dan

pesan.

(10)

2.3 Penyajian Koleksi

Gambar 1. Sudut pandangan mata

Dalam menyajikan koleksi galeri yang ingin di pamerkan, koleksi harus ditata rapi dan nyaman untuk dilihat. Agar para pengunjung dapat menikmati karya-karya seni yang di tampilkan dan dapat memberikan kesan yang berati dalam pemahaman suatu karya seni. Ada beberapa teknik penyajian koleksi berdasarkan koleksinya, yakni:

 Pandangan yang nyaman ke arah objek lukisan adalah pandangan di dalam daerah

visual 30° ke arah atas, 30° ke arah bawah, 30° ke arah kiri. Hal tersebut dikarenakan pada daerah tersebut merupakan daerah dimana mata kita dapat mengenali warna atau membedakan daerah dimana kita dapat mengenali warna.

(11)

Pencahayaan yang memberikan kesan ruang dan meningkatkan kualitas karya

seni Pencahayaan dalam galeri seni dapat berupa cahaya alami dan buatan

(dengan menggunakan spotlight).

Gambar 3. Sistem pencahayaan buatan

Masyarakat Indonesia mempunyai jarak pandangan yang nyaman dengan ketinggian tertentu untuk menikmati suatu objek yang dilihat, yakni:

Tabel 2.6 Tinggi rata-rata manusia

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jarak perletakan lukisan dan jenisnya bergantung pada jarak pandang manusia dengan ketinggian rata-rata tertentu sehingga dapat memberikan kesan nyaman dilihat.

Tinggi rata-rata

Pandangan mata

Pria 165 cm 160 cm

Wanita 155 cm 150 cm

(12)

2.4 Studi Banding

2.4.1 Galeri Salihara

Galeri Salihara di bangun pada sebidang tanah seluas 3.060 m2. Galeri salihara memiliki gedung yang dirancang dengan konstruksi bangunan yang unik, asri, dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Yaitu sebagai berikut:

• Serambi Salihara • Toko cindera mata • Perpustakaan • Kantor • Wisma • Café • Teather terbuka • Mushola • Lift

• Area parkir motor • Area parkir mobil • Toilet

Gambar 4. Galeri Salihara

Lokasi:

Jl. Salihara no. 16 pasar minggu, Jakarta Selatan

Arsitek: Adi Purnomo, Marco Kusumawijaya, dan Isandra Matin Ahmad.

Berdiri sejak tahun 2008

Terdiri dari tiga unit bangunan utama: Teater Salihara, Galeri salihara, dan ruang perkantoran.

Gambar 4. Kantor Salihara Gambar 5. Serambi salihara

(13)

kompleks Komunitas Salihara terdiri dari bangunan-bangunan yang mempunyai karakter dan permainan ruang dan juga fasad yang khas. Dinding Galeri Salihara yang berbentuk oval tidak punya ujung tidak punya pangkal.

(14)

Gambar 9. Potongan Galeri Salihara

(15)

2.4.2 Queensland Gallery of Modern Art

Location: Stanley place, south Brisbane, Brisbane, Queensland, Australia

Architect: Sidney Architecture firm Architectus Opened on 2 December 2006

Total floor area 25.000 m2 Type: Art museum

Gambar 11. Queensland Gallery of modern art

Gedung galeri ini merespon tapak, topografi alam, pola perkotaan, dan sungai. Konsep desain bangunan mempertahankan koneksi pada sungai Brisbane. Bangunan ini terdiri dari dua tingkatan. Tingkat pertama untuk ruang pameran, tingkat kedua untuk bioskop, fasilitas pendidikan, restoran, dan kafe broadwalk. Galeri disusun menjadi fleksibel, ruang adaptif yang dapat mengubah menjadi ruang pameran. Galeri merupakan tempat untuk mengumpulkan, melestarikan, dan memamerkan kesenian yang sekaligus menandai adanya area publik.

Gedung galeri ini ditempatkan tegak lurus ke arah sungai Brisbane sehingga benar-benar mengkonfigurasi ulang lingkungan binaan. Hubungan antar gedung galeri dan ruang publik disekitarnya dibangun menyatu namun terdapat bukaan agar tidak terasa seolah mengintimidasi.

Gambar

Tabel 2.3 Persyaratan Galeri
Tabel 2.4. Persyaratan ruang penyimpanan koleksi  Sumber: Tugas Akhir Jannat Daneswara, Universitas Mercu Buana
Tabel 2.5 Klasifikasi Seni
Gambar 1. Sudut pandangan mata
+6

Referensi

Dokumen terkait

Landa (2010) menyatakan bahwa penggunaan Visual Hierarchy pada suatu desain saat proses perancangan desain dapat sangat membantu dalam mengarahkan sudut pandang

Menurut Landa (2014), desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada target audiens dalam wujud visual. Desain

Secara garis besar sebuah perencanaan struktur bangunan merupakan pencarian dimensi yang tepat untuk digunakan pada bentuk bangunan yang sudah di desain sebelumnya, untuk

Jalan kolektor primer adalah jaringan yang menghubungkan pusat aktivitas daerah dengan pusat aktivitas daerah lokal. Persyaratan desain teknis yang disusun pada jalan

Beban hidup yang digunakan dalam perencanaan bangunan gedung atau struktur ain harus digunakan beban maksimum yang diharapkan terjadi akibat penghunian dan penggunaan

Menurut Peraturan Menteri No.26/PRT/M/2008, setiap bangunan gedung harus dilengkapi dengan sarana evakuasi yang dapat digunakan oleh penghuni bangunan,

Keseimbangan dalam perancangan desain layout ini yang juga perlu diperhatikan adalah kepekaan estetis dan keseimbangan dari unsur-unsur desain, sehingga unsur-unsur

Konsep gagasan dasar desain bangunan terminal di bandar udara Mali Alor diantaranya memiliki desain rencana (plan) yang sederhana sehingga menghindari kebingungan penumpang