• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PANDUAN UJIAN MASUK RUMAH TAHFIDZ DAARUL QUR AN PURWOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU PANDUAN UJIAN MASUK RUMAH TAHFIDZ DAARUL QUR AN PURWOKERTO"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU PANDUAN UJIAN MASUK

RUMAH TAHFIDZ DAARUL QUR’AN

PURWOKERTO

RUMAH TAHFIDZ DAARUL QUR’AN

PURWOKERTO

(2)

i

Muqoddimah

Assalamu’alaikum wr.wb.

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah Swt. Dzat Yang Maha mendidik manusia dengan wahyu-wahyu yang diturunkan untuk kebaikan kehidupan. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan atas baginda nabi besar Muhammad SAW yang muallim bagi seluruh alam.

Buku ini kami susun, agar dapat membantu ananda sekalian para calon santri Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Purwokerto di mana pun berada, untuk memahami proses dan prosedur pelaksanaan ujian masuk. Dalam buku ini terdapat beberapa ketentuan-ketentuan dan materi-materi yang akan diujikan. Semoga bermanfa’at untuk ananda sekalian.

Selamat belajar! Wassalamu’alaikum wr.wb.

Purwokerto, Desember 2016

(3)

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillahilladzi hatstsa ‘alainat ta’allum, walladzi ‘allama bilqolam, ‘allamal ing- saana maa lam ya’lam. Allahumma sholli was alim ‘ala sayydiina muhammadin wahuwa Khoirul anaam alqoil : “khoirukum man ta’allamal qur’ana wa ‘allamah”.

Amma ba’du

Para calon santri Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Purwokerto yang disayang Allah...

Beruntunglah bila rumah tahfidz menjadi tujuan belajar ananda, lebih beruntung lagi dan merupakan sebuah kemuliaan bila ananda berniat kuat untuk menghafal kalam Allah, mempelajari kandungannya, mengambil hikmah dan pelajaran di dalamnya, mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang dimuliakan dengan Al Qur’an di dunia dan akhirat.

Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Purwokerto merupakan kawah candradimuka, tempat penggemblengan bagi calon santri yang ingin melanjutkan ke dunia pondok yang sebenarnya dan pemimpin yang akan datang, bagi next generation, generasi yang akan menghadapi masa yang teknologi dan gaya berkomunikasinya lebih canggih dari yang ada saat ini. Ananda harus kenal, cinta dan dekat kepada Pemilik dan Pengatur masa depan, Dialah Allah ‘azza wa jalla, harus kenal dan cinta juga kepada Rasulullah

(4)

SAW, dengan sunnahnya, akhlaqul karimah-nya, dan nilai- nilai spiritualitas serta daya juangnya yang tinggi.

Kenapa harus ada tes masuk?

Segala sesuatu tentu ada tujuan dan harapan yang ingin dicapai, termasuk dalam hal ini Rumah Tahfidz mempunyai tujuan dengan diadakannya tes masuk :

 Memberikan penilaian kemampuan calon santri

dalam ujian dengan materi sama (standard test) di bidang tahfidz, dirosah Islamiyyah, bahasa dan akademiknya.

 Memberikan gambaran awal atas niat dan tujuan

serta minat dan bakat seorang santri

 Nilai tes masuk dapat menjadi pertimbangan

Pesantren untuk penerimaan santri baru dan pengelompokan halaqoh tahfidz dan kelasnya.

Adalah menjadi kemestian bagi ananda yang ingin belajar di

rumah tahfidz untuk mengokohkan pondasi awal yaitu niatnya karena Allah, siap hidup mandiri dan sederhana, mau belajar dengan sungguh-sungguh, berakhlaqul karimah dan mau mengikuti segala aktifitas, disiplin dan sunnah

rumah tahfidz. Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan, ridho, dan bimbingan-Nya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokatuh

Purwokerto, Desember 2016

(5)

Daftar Isi

Muqoddimah ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

A. UJIAN MASUK RUMAH TAHFIDZ DAARUL QU’RAN PURWOKERTO ... 1

B. MATERI UJIAN MASUK ... 7

1. SHALAT ... 15

2. DO’A-DO’A... 26

(6)

1

A.

UJIAN MASUK RUMAH TAHFIDZ DAARUL

QU’RAN PURWOKERTO

1. Materi Ujian:

a. Al Qur’an (baca, tulis dan hafalan)

b. Praktek Ibadah (Taharah/ Bersuci dan Shalat), Do’a-do’a Harian.

c. Dirosah Islamiyyah.

2. Metode Ujian:

a. Lisan : Baca dan Hafalan Al Qur’an.

b. Praktek : Praktek Ibadah (Fiqh) dan Doa-do’a

Harian.

c. Tulis : Al Qur’an dan Dirosah Islamiyyah.

3. Durasi Ujian

a. Lisan : 120 Menit (Perkelompok)

b. Praktek : 10 Menit (Persantri)

c. Tulis : 60 Menit (Persantri)

4. Sistem Ujian

a. Ujian Lisan dan Praktek dilaksanakan terpisah.

1. Ujian Lisan dan Tulis Al Qur’an pukul 08.00 WIB s.d 10.00 WIB.

(7)

2. Ujian Tulis Dirosah Islamiyyah pukul 10.30 WIB s.d 11.30 WIB.

3. Praktek pukul 13.00 WIB s.d 14.30 WIB.

b. Sistem Ujian Lisan dan Tulis Al Qur’an

1. Tes Al Qur’an memiliki porsi utama dari

keseluruhan rangkaian tes masuk yang dilaksanakan.

2. Calon santri diberi tugas untuk menghafal

maqro’ (satu halaman al-Quran) dengan durasi waktu yang ditentukan.

3. Hal-hal yang dinilai dari tugas sebagaimana

tersebut di nomor 2 di atas meliputi:

 Kekuatan hafalan maqro’ yang telah

ditentukan; skor 45%.

 Kelancaran bacaan dan fasohah

(tajwid praktis) hafalan maqro’; skor 35%.

 Penguasaan ilmu tajwid teoritis; skor

10%.

(8)

4. Mushaf yang digunakan dalam penentuan maqro dan penilaian adalah mushaf yang setiap halamannya terdiri dari 15 baris, dan terdapat akhir ayat di setiap pojoknya (Qur’an pojok).

5. Setiap satu baris yang dapat dihafal calon santri diberi nilai 3 (tiga), adapun jika dapat menghafal satu halaman penuh maka diberi nilai 45.

6. Penilai Tes Tahfidz dilakukan oleh Tim yang

ditunjuk Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an.

c. Calon Santri sudah berada di depan ruang ujian

10 menit sebelum ujian dimulai.

d. Calon santri wajib mengisi angket guna

mengetahui latar belakangnya (keluarga, kesehatan, kemampuan berbahasa asing dan motivasi masuk Rumah Tahfidz).

e. Calon Wali Santri tidak diperkenankan berada di

(9)

f. Calon Wali Santri berkumpul di lain untuk mengikuti kajian mingguan/ wawancara dengan pengurus Rumah Tahfidz.

5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Ujian*1

 Waktu pelaksanaan ujian diadakan sebanyak

3 gelombang dalam setahun:

Gelombang I*** : Bulan Pebruari Gelombang II*** : Bulan April Gelombang III** : Bulan Oktober

 Tempat Pelaksanaan Ujian.

- Calon Santri Putra:

 Rumah Tahfidz Daarul Qur’an

Purwokerto.

Jl. Jatiwinangun Gg Samiaji 24

- Calon Santri Putri:

 Rumah Tahfidz Daarul Qur’an

Purwokerto.

*Waktu dan Tempat masih bisa berubah

**Khusus seleksi santri program penerimaan jalur khussus. *** Minggu ke satu di tahun 2018, 2019, 2020

(10)

 Jl. Jatiwinangun Gg Pergiwati 36A.

6. Sasaran dan Tujuan Materi yang Diujikan

a. Materi Al Qur’an:

 Mengetahui kemampuan membaca,

menulis dan menghafal Al Qur’an.

 Penentuan kelompok tahfidz calon santri.

b. Materi Praktek Ibadah:

 Mengetahui kemampuan dasar setiap

calon santri dalam bidang ibadah (Taharah dan Shalat)

 Mengetahui hafalan do’a-do’a harian

c. Materi Dirosah Islamiyyah:

 Mengetahui kemanpuan dasar ke Islaman.

7. Penilaian

a. Standar Penilaian

 Ujian Lisan : 10 s.d 100

 Ujian Praktek : 10 s.d 100

 Ujian Tulis : 10 s.d 100

b. Kelulusan adalah jika akumulasi nilai lisan, tulisan dan praktek mencapai nilai minimal 80.

(11)

c. Kelulusan Istimewa, jika calon santri lulus tes hafalan Al Qur’an minimal:

 Usia SD : 5 Juz

 Usia SMP : 10 Juz

d. Format Penilaian

 Al Qur’an :

1. Kemampuan Hafalan

2. Kelancaran Bacaan, Fashohah dan Tajwid

Teoritis.

3. Kemampuan tulis Al Qur’an

 Praktek Ibadah : Kelancaran hafalan do’a dan

ketepatan dalam praktek.

 Dirosah Islamiyyah : Pencapaian point.

8. Pengumuman Hasil Ujian

Adapun pengumuman hasil ujian bisa dilihat di WhatsApp/ Blog atau di Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Purwokerto terdekat, selambat-lambatnya satu bulan setelah calon santri mengikuti ujian masuk Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Purwokerto.

(12)

B.

MATERI UJIAN MASUK

1. Materi Praktikum Fiqh Ibadah

A.WUDHU

Setiap orang yang akan mengerjakan shalat dia harus dalam keadaan suci dari hadats kecil karena kesucian itu merupakan salah satu syarat sahnya shalat. Apabila dia dalam keadaan tidak suci atau punya hadats kecil maka dia diwajibkan berwudhu. Wudhu ialah membasuh empat anggota badan yaitu muka, dua tangan, kepala, dan dua kaki dengan cara-cara tertentu untuk menghilangkan hadats kecil.

Rukun-Rukun Wudhu

Rukun-rukun wudhu ialah perkara-perkara yang harus dipenuhi ketika berwudhu. Rukun-rukunnya ada 6, yaitu:

1. Niat, yaitu menyatakan di dalam hati perbuatan yang

(13)

Cara niat dalam berwudhu ialah mengucapkan di dalam hati salah satu lafal niat di bawah ini:

“Saya niat menghilangkan hadats kecil sebagai kewajiban karena Allah Ta’ala”

Niat itu dilakukan ketika membasuh muka, baik membasuhnya dari bagian atas muka atau bagian tengah, maupun bagian bawah dari muka.

2. Membasuh muka. Batasan muka dari atas ke bawah

adalah antara tempat tumbuh rambut hingga ujung dagu, dan dari samping antara kedua telinga. Diharuskan membasuh muka dengan melewati batasan di atas dan tidak terdapat sesuatu yang dapat menghalangi air mengenai seluruh kulit muka sehingga diyakini bahwa seluruh bagian muka telah terbasuh.

3. Membasuh dua tangan hingga dua siku. Dalam

(14)

basuhan mengenai seluruh bagian tangan dari ujung jari sampai siku dan tidak boleh terdapat sesuatu yang menghalangi air bahkan kotoran yang terdapat di bawah kuku apabila keberadaannya menghalangi air sampai ke ujung jari ia harus dibersihkan.

4. Mengusap sebagian kepala atau rambut dengan

tangan yang telah dibasahi. Batas rambut yang diusap ialah rambut yang berada dibagian kepala, bukan rambut yang berada di luar batas kepala bagi pemilik rambut yang panjang.

5. Membasuh dua kaki hingga dua mata kaki.

Sebagaimana halnya dengan tangan pada kedua kaki terdapat kuku-kuku jari kaki yang terkadang menyimpan kotoran. Kotoran tersebut harus dibersihkan agar air basuhan mengenai ujung-ujung jari kaki yang terletak di bawah kuku.

6. Tertib. Yaitu berurutan dalam melaksanakan

(15)

Sunah-Sunah Wudhu.

Selain perkara-perkara di atas yang harus dipenuhi ketika berwudhu, ada perkara-perkara yang disunahkan untuk dilakukan ketika berwudhu yaitu membaca basmalah ketika hendak memulai berwudhu yang dibarengi dengan membasuh kedua telapak tangan hingga pergelangan tangan, berkumur-kumur, bersiwak,

memasukkan air ke dalam hidung lalu

menyemprotkannya kembali, mengusap seluruh kepala, mengusap kedua telinga dengan tangan yang basah, mendahulukan anggota wudhu yang kanan daripada yang kiri, menggosok-gosok setiap anggota wudhu yang dibasuh, melakukan basuhan atau usapan hingga tiga kali, hemat dalam penggunaan air, dan membaca do’a setelah berwudhu sekurang-kurangnya sebagai berikut: Do’a setelah berwudhu’:

(16)

“Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, ya Allah jadikanlah saya termasuk orang-orang yang bertobat dan orang-orang yang mensucikan diri”.

B.TAYAMUM

Tayamum ialah menghantarkan debu ke muka dan tangan dengan syarat-syarat tertentu.

Syarat-Syarat Tayamum

Ada 10 perkara yang harus dipenuhi sebelum dan ketika melakukan tayamum, yaitu:

1. Menggunakan debu murni.

2. Debu tersebut suci.

3. Debunya tidak musta’mal (bekas digunakan

tayamum).

4. Debunya tidak bercampur dengan tepung atau

(17)

5. Menyengaja menghantarkan debu kepada anggota tayamum.

6. Menepuk debu dua kali, satu tepukan untuk

mengusap muka dan satu tepukan lagi untuk kedua tangan.

7. Menghilangkan najis terlebih dahulu dari badannya karena tayamum dilakukan untuk kebolehan shalat, sedangkan wudhu tidak disyaratkan demikian karena wudhu untuk menghilangkan hadats.

8. Mencari tahu arah kiblat sebelum tayamum.

9. Melakukan tayamum setelah masuk waktu shalat

karena tayamum merupakan bersuci yang terpaksa dan belum terpaksa sebelum masuk waktunya. 10. Satu kali tayamum hanya dapat digunakan untuk

satu kali shalat fardhu atau satu kali ibadah wajib saja sekalipun belum mengalami hadats karena tayamum merupakan bersuci yang terpaksa maka kebolehan melakukan yang wajib menjadi terbatas.

(18)

Rukun-Rukun tayamum

Rukun-rukun tayamum ada 5 yaitu:

1. Menepuk debu dan mengusapkannya pada anggota

tayamum.

2. Niat. Tayamum termasuk ibadah oleh karena itu

diharuskan niat seperti ibadah-ibadah lainnya. Cara niatnya ialah:

"Saya niat tayamum untuk dibolehkan shalat wajib".

3. Mengusap seluruh bagian muka tanpa harus

menghantarkan debu kepada kulit tempat tumbuh rambut seperti kumis atau cambang.

4. Mengusap kedua tangan hingga dua siku secara

merata.

5. Berurutan antara dua usapan, yaitu muka terlebih

dahulu kemudian kedua tangan sekalipun

(19)

Cara Melaksanakan Tayamum

Tepukkan kedua telapak tangan pada debu atau tanah yang mengandung debu dan niat bertayamum. Kemudian usaplah dengan kedua telapak tangan itu seluruh bagian muka. Sisa-sisa debu yang masih ada di telapak tangan dibersihkan pada tempat lain, kemudian tepuk lagi debu dengan kedua telapak tangan dan usaplah kedua tangan dari ujung jari hingga siku. Telapak tangan kiri untuk mengusap tangan kanan dan telapak tangan kanan untuk mengusap tangan kiri. Sunat-Sunat Tayamum

Membaca basmalah, mendahulukan tangan kanan daripada tangan kiri, dan tidak terputus dengan kegiatan lain antara mengusap muka dan mengusap tangan. Termasuk sunat-sunat tayamum menipiskan debu yang melekat di telapak tangan ketika hendak mengusap muka dan kedua tangan, menanggalkan cincin, dan menghadap kiblat ketika bertayamum, serta membaca doa setelah tayamum seperti doa selesai wudhu dan mandi.

(20)

1. SHALAT

Secara bahasa shalat artinya do’a. Menurut istilah shalat ialah suatu ibadah yang terdiri dari ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.

Rukun-Rukun Shalat

Rukun-rukun shalat ialah bagian-bagian dari shalat yang harus dikerjakan, apabila ditinggalkan salah satunya maka shalatnya tidak sah. Rukun-rukunnya itu ada 17 yaitu:

1. Niat. Artinya menyatakan di dalam hati bahwa akan

mengerjakan shalat tertentu seperti “saya niat mengerjakan shalat fardhu zhuhur…..”. Demikian pula shalat-shalat yang lain.

2. Berdiri dalam shalat fardhu bagi yang mampu. Apabila tidak mampu berdiri dibolehkan duduk, apabila tidak mampu duduk dibolehkan berbaring.

(21)

“Kunci shalat itu wudhu, permulaannya takbir, dan penutupnya salam” (H.R al-Hakim dari Abu Sa’id)

4. Membaca surah al-Fatihah. Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Tidah sah shalat seseorang yang tidak membaca surah al-Fatihah” (Disepakati oleh Bukhari dan Muslim dari Ubadah bin Shamit).

5. Ruku’, yaitu menundukkan badan sehingga kaki dengan punggung membentuk siku 90 derajat dan meletakkan kedua telapak tangan pada lutut. Bagi orang yang shalatnya duduk ruku’nya menundukkan muka hingga sejajar dengan lutut atau baiknya sejajar dengan tempat sujud.

(22)

6. Thuma’ninah di dalam ruku’. Thuma’ninah artinya diam sebentar (sepanjang bacaan “subhaanallaah”) tanpa ada gerakan.

7. Berdiri tegak (i’tidal) setelah ruku’ yaitu kembali dari ruku’ kepada posisi semula ketika membaca al-Fatihah. 8. Thuma’niah di dalam i’tidal.

9. Sujud dua kali. Yaitu meletakkan kedua lutut, kedua telapak tangan, dahi, dan jari-jari kedua kaki.

10. Thuma’ninah di dalam sujud.

11. Duduk di antara dua sujud.

12. Thuma’ninah ketika duduk di antara dua sujud.

13. Duduk untuk tasyahhud atau tahiyyat akhir. 14. Membaca tasyahhud akhir yiatu:

(23)

“Segala kehormatan, keberkahan, do’a, dan segala kebaikan milik Allah, semoga turunlah kesejahteraan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya atasmu wahai Nabi, semoga dilimpahkan pula kesejahteraan kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang saleh, aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah”.

15. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad dalam

tasyahhud akhir. Sekurang-kurangnya shalawat yang dibaca:

(24)

16. Mengucapkan salam. Yaitu sekurang-kurangnya membaca:

Salam yang sempurna dibaca:

17. Tartib, yaitu melakukan tiap-tiap rukun pada

tempatnya masing-masing menurut susunan yang telah disebutkan di atas.

Hal-Hal Yang disunahkan Ketika Shalat

Perkara-perkara yang disunahkan di dalam shalat ada dua macam yaitu sunah ab’adh dan sunah hai at.

Sunah ab’adh ialah sunah-sunah di dalam shalat yang apabila ditinggalkan disunahkan menggantinya dengan sujud sahwi. Sunah-sunah ab’adh tersebut ialah:

1. Tahiyyat pertama.

(25)

3. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad pada tahiyyat pertama.

4. Membaca shalawat kepada keluarga Nabi Muhammad

pada tahiyyat terakhir.

5. Membaca do’a qunut pada shalat shubuh dan pada shalat

witir pada paruh ke dua dari bulan Ramadhan. Do’a qunut yang biasa dibaca ialah:

“Ya Allah, berilah saya petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk, dan sehatkanlah saya sebagaimana orang yang telah Engkau berikan kesehatan, perhatikanlah diri saya sebagaimana

(26)

orang-orang yang telah Engkau perhatikan, berkahilah pada apa-apa yang telah Engkau berikan kepada saya, lindungilah saya dari keburukan apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sesungguhnya Engkaulah yang menentukan dan tidak ada yang menentukan atas-Mu, sesungguhnya tidak akan hina orang yang mendekati-Mu, dan tidak akan mulia orang yang menjauhi-Mu, Maha Mulia Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi, segala puji bagi-Mu atas apa yang telah tentukan, saya memohon ampun kepada-Mu dan taubat kepada-Mu, semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada penghulu kami Muhammad Nabi yang tidak pandai baca-tulis, dan kepada keluarga serta para sahabatnya”.

Sunah hai-at ialah sunah-sunah di dalam shalat yang apabila ditinggalkan tidak disunahkan sujud sahwi yaitu:

1. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, ketika akan ruku’, ketika bangun dari ruku’, dan ketika bangun dari tahiyyat pertama.

(27)

2. Tangan kanan menggenggam pergelangan tangan kiri dan meletakkan keduanya di bawah dada.

3. Membaca do’a iftitah setelah takbiratul ihram.

4. Membaca ta’awwudz sebelum membaca al-Fatihah.

5. Membaca aamiin setelah membaca al-Fatihah.

6. Membaca surah atau beberapa ayat Alqur’an setelah

al-Fatihah pada raka’at pertama dan ke dua bagi yang shalat sendirian atau menjadi imam, atau sebagai makmum pada shalat zhuhur dan ashar. Men-jahar-kan suara bacaan al-Fatihah dan surah pada shalat shubuh dan pada raka’at pertama dan ke dua pada shalat maghrib dan ‘isya’, pada shalat Jum’at, shalat tarawih, dan shalat witir.

7. Diam (tidak membaca) sejenak antara takbiratul

ihram dan do’a iftitah, antara do’a iftitah dan ta’awwudz, antara ta’wwudz dan al-Fatihah, antara al-Fatihah dan aamiin, antara aamiin dan membaca surah, dan antara surah dangan ruku’.

(28)

8. Membaca ( ) pada setiap gerakan dari berdiri kepada ruku’, ketika akan sujud, ketika bangun dari sujud, dan sebagainya.

9. Membaca ( ) ketika i’tidal dan

dilanjutkan dengan membaca:

Wahai Allah Tuhan kami, segala puji milik Engkau, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh yang Engkau kehendaki selain langit dan bumi”.

10. Membaca tasbih ruku’ dan tasbih sujud sekurang-kurangnya 3 kali:

Tasbih ruku’:

(29)

11. Ketika duduk di antara dua sujud membaca:

“Wahai Tuhanku, ampunilah saya, rahmatilah saya, cukupilah kekurangan saya, angkatlah derajat saya, berikanlah saya rizki, berikanlah taufik kepada saya, sehatkanlah saya, dan maafkanlah kesalahan saya”.

12. Meletakkan tangan di atas paha ketika duduk

tahiyyat dengan menghamparkan tangan kanan di atas paha kiri dan menggenggamkan tangan kanan di atas paha kanan kecuali telunjuk guna berisyarat ketika membaca “illallaah”.

13. Duduk iftirasy, yaitu duduk dengan cara

menduduki kaki kiri, sedangkan telapak kaki kanan berdiri dan jarinya terletak di atas lantai menghadap kiblat sedapat mungkin.

14. Duduk tawarruk pada tahiyyat akhir, yaitu duduk dengan cara mengulurkan kaki kiri di bawah kaki

(30)

kanan, sedangkan telapak kaki kanan berdiri dan ujung jarinya menghadap kiblat sedapat mungkin. 15. Membaca shalawat ibrahimiah setelah tahiyyat.

16. Membaca do’a sebelum salam sebagai berikut:

“Ya Allah, saya berlindung kepada Engkau dari siksa kubur, saya berlindung kepada Engkau dari kejahatan fitnah dajjal, saya berlindung kepada Engkau dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian, ya Allah saya berlindung kepada Engkau dari perbuatan dosa dan utang”.

17. Membaca salam yang ke dua.

18. Khusyu’ selama shalat, yaitu mengkonsentrasikan pikiran kepada bacaan dan gerakan-gerakan shalat.

(31)

2.

DO’A-DO’A

Doa-Doa Sehari-Hari

 Doa menjelang pagi

”Ya Allah, ya Tuhanku karena Engkau kami di pagi hari dan karena Engkau kami di sore hari dan karena Engkau kami hidup dan karena Engkau kami mati.”

 Do’a menjelang sore

“Ya Allah, ya Tuhanku karena Engkau kami di sore hari dan karena Engkau kami di pagi hari ini dan karena Engkau kami hidup dan karena Engkau kami mati dan kepadaMu-lah kami kembali.”

(32)

“Dengan namaMu Ya Allah, aku hidup dan dengan namaMu aku mati.”

 Do’a bangun tidur

“Puji bagi Allah yang menghidupkan kami sesudah mati (tidur) kami dan kepadaNya kami kembali”

 Do’a ketika memakai pakaian biasa

“Dengan nama-Mu ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kebaikannya dan kebaikan olehnya dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang disebabkan olehnya.”

(33)

“Segala puji bagi Allah yang memakaikan pakaian ini dan memberiku rizqi dengannya dari segala upaya dan tanpa kekuatan.”

 Do’a ketika melepaskan pakaian

“Dengan nama Allah yang tiada Tuhan selain Dia.”

 Do’a akan masuk kakus (dengan mendahului kaki kiri)

“Dengan nama Allah, ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari segala kotoran dan penyakit.”

 Do’a sesudah keluar kakus (dengan mendahului kaki

kanan)

“Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan apa-apa yang menyakitiku dan memberikukesehatan”

(34)

 Do’a mau berwudhu (ketika mencuci tangan)

“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang segala puji bagi Allah yang menjadikan air suci.”

 Do’a sesudah berwudhu

“Aku bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba utusan Allah, Ya Allah, ya Tuhanku, jadikanlah hambaMu ini termasuk golongan orang-orang yang mendapatkan taubat dan jadikanlah hambamu ini termasik golongan orang-orang Engkau sucikan.“

(35)

 Do’a menolak gangguan setan selama sembahyang

“Ya Tuhanku aku berlindung kepadamu dari golongan setan dan aku berlindung kepadamu akan masuknya setan menggangguku”

 Do’a sesudah mendengar adzan

“Ya Allah, ya Tuhanku yang memiliki panggilan yang sempurna ini , dan yang memiliki sholat yang didirikan berikanlah kepada nabi kami Muhammad perantaraan dan karunia dan kehormatan dan derajat yang tinggi dan mulia dan bangkitkanlah (berikanlah) dia kedudukan yang tinggi dan mulia dan bangitkatlah (berikanlah) dia

(36)

kedudukan yang terpuji yang telah Engkau janjikan sesungguhnya Engkau tidak mengingkari janji.”

 Do’a sesudah qomat

“Semoga Allah mendirikan sholat ini dengan kekal-Nya dan semoga Allah menjadikan aku ini dari golongan orang yang sebaik-baiknya ahli sholat.”

 Do’a memasuki masjid

“Ya Allah, ya Tuhanku bukalah untukku pintu rahmat-Mu.”

 Do’a keluar mesjid

“Ya Allah, ya Tuhanku bukakanlah kami pintu karunia-Mu.”

(37)

 Do’a sesudah makan dan minum

“Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami makan dan minum dan menjadikan kami di antara orang-orang yang Muslim.”

 Do’a ketika masuk rumah

“Dengan nama Allah aku bertawakal kepada Allah tiada upaya dan kekuatan selain Allah.”

 Do’a ketika keluar rumah

 Do’a naik kendaraan darat

(38)

“Ya Allah, Tuhanku permudahkanlah kepada kami perjalanan ini dan jadikanlah dekat kejauhannya, Allah Engkau adalah teman di dalam perjalanan dan pemimpin terhadap yang memiliki.”

 Do’a akan belajar

“Ya Tuahanku tambahkanlah kepadaku ilmu dan rizkikanlah pemahaman.”

 Do’a setelah belajar

“Ya Allah, Tuhanku sesungguhnya aku menitipkan apa-apa yang telah engkau ajarkan maka kembalikanlah ia

(39)

kepadaku ketika aku membutuhkannya dan jangalah Engkau membuat aku lupa kepadanya wahai Tuhan semesta alam.”

 Do’a untuk kedua orang tua

“Ya Allah, ya Tuhanku ampunilah dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku pada waktu kecil.”

 Do’a mensyukuri nikmat

“Tuhanku berikanlah kepadaku nikmat-Mu supaya aku menyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau karuniakan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku mengerjakan amal yang sholeh yang Engkau ridhoi dan masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang sholeh.”

(40)

 Do’a akan makan

“Yang Allah, berikanlah kepada kami apa-apa yang telah Engkau rizkikan kepada kami dan jauhilah kami dari siksa api neraka.”

 Do’a sesudah minum

“Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum menjadikan kami dari golongan orang-orang yang Muslim.”

 Do’a kebaikan dunia akhirat

“Ya Allah, ya Tuhan kami berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jauhilah kami dari siksa api neraka.”

(41)

 Do’a mohon pertolongan mengikuti kebaikan dan menjauhi kebatilan.

“Ya Allah, ya Tuhan kami nyatakanlah kepada bahwa kebenaran itu adalah benar dan tunjukilah kami jalan untuk mengikutinya, dan nyatakanlah kepada kami bahwa yang batil itu adalah batil dan tunjikilah kami jalan untuk menghindarinya.”

 Do’a selesai berkumpul

“Maha suci Engkau Ya Allah, dan segala pujian adalah milik-Mu, aku bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain Engkau , aku memohon ampunan dari Engkau dan bertaubat kepada-Mu”

(42)

Penutup

Buku ini kami susun, semoga menjadi informasi yang cukup dan bekal yang bisa membantu bagi calon santri untuk mengikuti prosedur yang telah di tetapkan sebelum menjadi santri di Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Purwokerto.

Apa yang tercantum dalam buku panduan ini, masih sekedar informasi umum, untuk lebih menyempurnakan pengetahuan tentang hal-hal terkait, ada baiknya para calon santri membaca sumber-sumber yang lain.

Demikian semoga membawa manfa’at bagi calon santri yang akan mengikuti tes masuk Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Purwokerto.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Makanya, kalau kalian bermain dengan teman-teman kamu di sekolah, jangan bermain curang, tidak suka berbohong, dll… Jika kita melakukan segala sesuatu dengan memberi yang terbaik

Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara mengamati langsung aktifitas yang terjadi di perusahaan PT.Putra Mandiri Prima adapun data yang diperlukan berupa, batasan luas

Jenis penelitian adalah case control study untuk mengetahui seberapa besar faktor risiko variabel dependen, dalam hal ini pola makan (asupan energi, protein,

Dalam kerja praktek yang telah dilakukan, penulis mengamati proses  pendeteksian level    baja cair dengan menggunakan EMLI dan pengaruh level   baja cair terhadap

Motif ikan Lele (clarias) adalah sumber inspirasi penciptaan karya seni, ketertarikan penulis pada ikan Lele (clarias) diekspresikan untuk membuat inovasi

ii. Pemeriksaan pendahuluan tersebut merupakan tugas kepolisian yang meliputi kegiatan penyelidikan dan penyidikan serta kewenangan untuk melakukan kegiatan yang

3) Peneliti selanjutnya dapat menggali lagi keterkaitan antara compassion dengan pola asuh orangtua, untuk mengetahui apakah orangtua dengan tingkar compassion