• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. krim, makanan ringan dan minuman dari teh, dan prodik-produk kosmetik. Merek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. krim, makanan ringan dan minuman dari teh, dan prodik-produk kosmetik. Merek"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Unilever Indonesia, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

produksi sabun, deterjen margin, minyak sayur makanan yang terbuat dari susu, es

krim, makanan ringan dan minuman dari teh, dan prodik-produk kosmetik. Merek

merek perawatan pribadi telah dikenal dan di akui diseluruh dunia. Produk produk

tersebut membentu para konsumen menjadi tampak sehat dan merasa sehat dan

mendapatkan nilai lebih dalam hidup ini. Produk tersebut yaitu Axe, citra, pepsodent,

Lifebuoy, Clear, Lux, Rexona, Ringso, Sunsilk, Sunlight, Bango, Blue Band, Royko, Sariwaangi, Taro, Walls.

PT. Unilever Indonesia, Tbk didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama awal

Zeepfebriken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn, A. H Van

Ophuijen, di Batavia. Akta ini disetujui oleh gubernur jendral Van

Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Read Van

Justice di Batavia dengan No.302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan

dalam Jevasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 tambahan NO. 3

Pada Tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT.

(2)

AL) yang bergerak dibidang pembuatan, pengembangan, pemasaran, dan penjualan

kecap, saus cabe dan saus-saus lainya dengan merek dagang bango, pariket, dan

sakura dan merek merek lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT. AL.

Pada Tahun 2007, PT. Unilever Indonesia,Tbk. (Unilever) telah menandatangani

perjanjian bersyarat dengan PT. Ultra Jaya Milk Industri & Treading Company Tbk (

Ultra) sehubungan dengan pengambil alih industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever.

4.1.2 Visi Dan Misi PT. Unilever Indonesia Tbk.

Visi PT. Unilever Indonesia: “Menjadi pilihan utama bagi konsumen, pelangan dan komunitas.”

Misi PT. Unilever Indonesia:

“Meningkatkan Vitalitas dan Kehidupan.”

Untuk lebih mendetail misi Unilever diuraikan sebagai berikut:

1. Menjadi yang pertama dan terbaik dikelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan

aspirasi konsumen.

2. Menjadi rekan yang utama bagi pelangan, konsumen dan komunitas.

3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses

4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi

5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan

(3)

6. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan

lingkungan hidup

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Bentuk badan usaha PT. Unilever Indonesia adalah perseroan multi atau trans

nasional (multinational/transnational comparation), dimana operasinya telah

melampaui batas-batas dari negara, dan telah disesuaikan dengan negara tempat ia

beroperasi. PT. Unilever Indonesia, Tbk dipimpin oleh seorang chairman dan

memiliki sepuluh direktur (director) sebagai berikut:

1) Chief Financial Officer 2) Home Care Directur 3) Personal Care Director 4) Ice Cream Director 5) Food Director

6) Supply Chain Director 7) Development Director 8) Customer Care Director 9) Humen Reseources director 10)Corporete Relation Director

Bentuk organisasi PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah organisasi garis/ lini,

(4)

produk dan penjualan dari setiap produk. Secara imim bagan organisasi PT. Unilever

Indinesia, Tbk dapat dilihat pada lampiran.

Setiap jabatan pada Coldstore, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

1. Coldstore Master

Coldstore Master memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa

kegiatan didalam Coldstore, diantaranya:

a. Bertanggung jawab untuk semua operational di Coldstore dan NH3

Refrigerator Utility.

b. Mengatur kebutuhan manpower / manning untuk kebutuhan operasional dan

administrasi

c. Berkoordinasi dengan team lain (Planner, Production, QC, Sales dan Marketing)

untuk mencapai target-target perusahaan (customer order fullfill)

d. Mengatur kebutuhan operasional khususnya untuk MHE /Material Handling

Equipment.

2. Admin supervisor

Admin supervisor memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa kegiatan

didalam Coldstore, diantaranya:

a. Menarik data material/stock secara keseluruhan, dari sistem SAP untuk

(5)

b. Memperbaiki data-data yang tidak akurat, seperti:

- Status suatu stock di Coldstore yang seharusnya Block namun terlewat oleh

Bagian Quality (Quality Dept.), sehingga masih Release. Dalam hal ini,

Admin supervisor harus melepas stock tersebut dari sistem, sehingga tidak

terjadi kesalahan pada Bagian Penjualan di MBAU yang menangani

pemesanan (Sales order) untuk GT dan MT, serta di Head Office (HO)

yang menangani pemesanan (Sales order) untuk export (RSE) dalam

memperkirakan material yang tersedia untuk membuat Delivery plan.

- Barcode/Pallet id pada stock yang berasal dari Palletizing (Bagian

Produksi) dan sudah berupa pallet di Despatch area, tidak dapat di-scan

oleh Radio frequency (RF), sehingga tidak bisa dihasilkan alamat untuk

meletakkan stock.

- Transaksi - transaksi seleksi produk, yang berasal dari Bagian Quality dan

Bagian Produksi. Bagian Quality dan Bagian Produksi, akan membuat

dan memberikan BON Permintaan Seleksi kepada Admin supervisor,

sehingga stock yang sudah berada ataupun baru masuk di BOF, diminta

dikeluarkan kembali. Situasi tersebut, mengharuskan Admin supervisor

untuk mengurangi stock pada sistem.

c. Berdasarkan permintaan Bagian Quality, yang telah menyeleksi stock-stock

apa saja yang dapat digolongkan pada export (RSE) ataupun local, maka

(6)

ditentukan) dari local dipindahkan ke Export. Otorisasi pemindahan tersebut

dimiliki oleh Admin supervisor.

d. Menarik data-data Sales order, dari Bagian Penjualan (MBAU) untuk tujuan

export.

e. Yang menarik data-data yang diperlukan untuk aktivitas Stock Take,

sekaligus sebagai penanggung jawab kegiatan.

f. Menentukan jatah planning transporter, pada dokumen Delivery plan yang

telah dibuat sebelumnya oleh Bagian Penjualan (MBAU) pada tiap-tiap

minggu.

3. Operational Supervisor

Operator Supervisor memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa

kegiatan didalam Coldstore, diantaranya:

a. Penanggung jawab, kegiatan operasional mulai dari aktifitas Penerimaan

Produksi sampai Pengeluaran Stock untuk siap dikirim, dan juga apabila

terdapat pengembalian (retur) pada proses Modern trade (MT).

b. Penanggung jawab, pada beberapa aktifitas, pengecekkan stock yang akan

dikirim, diantaranya:

- Pallet id yang tidak dapat discan.

(7)

- Memastikan terpenuhinya kebutuhan Pick face, untuk memudahkan team

Assembling.

c. Membuat Delivery note untuk Concess.

4. Despatch checker

Despatch checker bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait

dengan aplikasi SAP R/3 khususnya untuk aktifitas Picking General Trade (GT)

mulai dari aktifitas Order Management Processing, Delivery Order Processing,

Shipment Processing, hingga Transfer order Processing.

5. Admin clerk

Admin clerk bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait

dengan aplikasi SAP R/3 khususnya untuk aktifitas Picking General Trade (GT)

mulai dari aktifitas Order Management Processing, Delivery Order Processing,

Shipment Processing, hingga Transfer order Processing.

6. Reach Truck Driver (Forklift Operator)

Reach Truck Driver memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa

kegiatan didalam Coldstore, diantaranya:

a. Menaikkan dan menurunkan stock (berupa pallet) dari Rack, untuk proses

(8)

b. Menarik data produksi di tiap akhir shift, untuk mengecek stock hasil

produksi dengan yang diterima di BOF sama.

7. Coldstore Technition

Coldstore Technition memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa kegiatan

didalam Coldstore, diantaranya: Menangani kerusakkan yang sifatnya teknis dan

urgent.

8. Pallet Ridder Operator (Loader)

Pallet Ridder Operator memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa

kegiatan didalam Coldstore, diantaranya: Menarik dan mendekatkkan stock untuk

memudahkan Forklift Operator menaikkan ke High Rack atau menurunkan dari

High Rack.

9. Despatch Assembling

Despatch Assembling memiliki dua tanggung jawab atas beberapa kegiatan

didalam Coldstore, diantaranya:

a. Menangani aktifitas pick face.

(9)

4.1.4 Produk PT. Unilever Indonesia

Hingga saat ini, PT. Unilever Indonesia, Tbk. telah memproduksi dan

memasarkan kurang lebih sebanyak 43 jenis produk. Dalam memasarkan

produkproduknya, perusahaan membagi dalam 3 divisi, dimana setiap divisi

bertanggung jawab untuk memasarkannya. 1. Divisi Produk Makanan (Food Products)

Dimulai sejak tahun 1937, perusahaan ini mulai memproduksi margarine

dengan merek Blue Band dan memutuskan untuk menjadikannya sebagai

produk margarine nomor satu. Sejak itulah merek tersebut merupakan awal dari

usaha perusahaan ini memproduksi makanan.

2. Divisi Produk Perawatan Pribadi (Persona Care Products)

Usaha divisi personal dimulai dengan pengakuisisian pabrik Colibri di

Surabaya, saat itu perusahaan hanya memproduksi pasta gigi merek

Pepsodent dan tidak berminat untuk memperluas usahanya dengan

memproduksi produk - produk toiletries. Selain karena perusahaan tidak

memiliki pengalaman yang cukup untuk usaha itu, hal ini juga karena

kualitas material baku dan konsumen saat itu lebih tertarik pada produk

produk import dari Inggris. Sejak tahun 1977, kemampuan daya beli

masyarakat Indonesia meningkat dan perusahaan melihat bahwa produk yang

(10)

itu perusahaan meluncurkan produk-produk Perawatan Pribadi seperti minyak

rambut, deodorant, shampoo, lotion, skin care, bedak, dan pasta gigi.

3. Divisi Produk Perawatan Rumah Tangga (Household Products)

Hingga saat ini detergent merupakan produk terbesar perusahaan dan telah

membuktikan volume penjualan yang meyakinkan. Pada tahun 1970-an,

divisi detergent berhasil melipatgandakan penjualannya dan sampai saat ini

sabun pencuci pertama di Indonesia yang menggunakan material NSP (Non Soap

Detergent) yang berhasil menjadi nomor satu dipasaran adalah Rinso. Divisi ini

juga menghasilkan produk – produk Dishwasher, Fabric 95 softeners, Household

cleaner, Mosquito coil, Fabric wash. Adapun jenis dan kategori produk –

produk yang dihasilkan divisi-divisi tersebut:

(11)

4.1.5 Fasilitas Produksi

PT. Unilever Indonesia, Tbk yang berkantor pusat di Graha Unilever, Jl.

Jenderal Gatot Subroto Kav. 15, Jakarta Selatan, memiliki fasilitas – fasilitas

produksi (pabrik-pabrik) salah satunya terletak di Rungkut, Surabaya yang

memproduksi material perawatan dan kosmetik. Serta di Cikarang, Bekasi. Antara

(12)

Seluruh produk Unilever diproduksi dengan menggunakan peralatan modern

berteknologi tinggi. Sebagai perwujudan dari komitmen perusahaan untuk

menjamin standard mutu produk bertaraf internasional, pabrik-pabrik Unilever

telah Produk-produk Perawatan Rumah Tangga (Household products) Dishwash

(Sunlight) ; Fabric softeners (Molto) ; Fabric wash (Omo, Rinso, Surf, Superbusa) ;

Mosquito coil (Domestos nomos) ; Household cleaner (Super pell, Vixal,

Domestos Wipol). Produk-produk Makanan (Foods Products) Beverages (Lipton,

Sariwangi) Food (Tara Nasiku) Jam (Skippy, Knorr mayonaise ) Snack (Taro) ;

Seasoning (Royco, Bango) ; Margarine (Blue - band) ; Ice cream (Wall’s

products) 97 mendapatkan sertifikat ISO 14001, ISO 9001, dan Safety and

Occupational Health. Selain itu, Unilever Indonesia juga memperoleh

penghargaan Special Award in Total Productive Maintenance.

4.1.6 Nilai – Nilai Perusahaan

PT. Unilever Indonesia mempunyai nilai dan bangga terhadap

nilai-nilai tersebut serta menjalankannya dalam aktivitas sehari-hari.

a. Fokus kepada pelanggan, konsumen & masyarakat

Kita memusatkan perhatian untuk memenangkan hati para pelanggan (internal

dan eksternal) dan membuat konsumen dan masyarakat merasa senang

dengan selalu memahami dan mengantisipasi kebutuhan mereka serta

(13)

b. Kerjasama

Kita mengakui adanya ketergantungan satu sama lain dan kita bekerja

bersama-sama guna mencapai tujuan yang bersama-sama, dengan semangat untuk menang, dan

saling percaya.

c. Integritas

Kita bersikap jujur, berpegang teguh pada prinsip, konsisten, dan terpercaya

dalam semua transaksi yang kita lakukan. Kita percaya diri dalam

mempertahankan keyakinan kita, bahkan dalam situasi sulit. Kita

melaksanakan apa yang kita katakan.

d. Membuat sesuatu terjadi

Kita bersikap positif dalam mengambil keputusan yang cepat berdasarkan

fakta yang ada dan dalam membuat sesuatu terjadi. Kita mengadopsi

semangat perusahaan kecil sehingga dapat memberikan fleksibilitas,

ketangkasan dan imajinasi yang ktia perlukan agar berhasil.

e. Berbagi kegembiraan

Kita harus berhasil bersama-sama. Semangat kita yang melimpah

menandakan bahwa kita berbagi penghargaan atas hasil kerja keras kita.

Kita melaksanakan tugas dengan gembira sehingga kita mendapatkan energi

(14)

f. Excellence

Kita bersemangat untuk melampaui harapan pelanggan, konsumen dan masyarakat

melalui produk dan cara kerja kita. Kita memiliki kebebasan untuk berkarya di dala

suatu kerangka kerja.

4.2 Deskripsi Trend

4.2.1 Earning Per Share (Variabel X)

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan PT. Unilever

Indonesia, Tbk, didapatkan informasi Earning Per Share Tahun 2006 -2010 sebagai

berikut :

Tabel 4.2

Data Earning Per Share PT. Unilever Indonesia, Tbk Tahun 2006-2010

TAHUN

EARNING PER SHARE (EPS) PT. Unilever Indonesia, Tbk 2006 Rp. 225,- 2007 Rp. 257,- 2008 Rp. 315,- 2009 Rp. 200,- 2010 Rp. 232,-

(Sumber : Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk)

Dari perkembangan trend pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa Earning per

share selama tahun 2006 sampai 2010 mengalami peningkatan dan penurunan dari

(15)

kemudian mengalami peningkatan menjadi Rp. 257,- di tahun 2007. Meningkat

sampai tahun 2008 menjadi Rp. 315,-. Pada tahun 2009 sampai tahun 2010

mengalami penurunan dibandingkan Earning per share tahun 2008. Dimana pada

tahun 2009 Earning per share menjadi Rp. 200,-, mengalami penurunan sebesar Rp.

115,- dari tahun sebelumnya. Kemudian mengalami peningkatan sedikit sebesar

Rp. 32,- di tahun 2010 menjadi Rp. 232,-.

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, peneliti menampilkannya dalam bentuk grafik 4.1

sebagai berikut :

Grafik 4.1

Berdasarkan data dan penjelasan pada tabel 4.2 serta grafik di atas, trend

Earning per share jika dipersentasekan dapat dilihat pada tabel berikut : 0 100 200 300 400 2010 2009 2008 2007 2006

Earning Per Share

PT. Unilever Indonesia,

Tbk

(16)

Tabel 4.3

Data Persentase Perkembangan Earning Per Share PT. Unilever Indonesia, Tbk Tahun 2006-2010

TAHUN

Persentase Earning Per Share

PT. Unilever Indonesia, Tbk 2005 0% 2006 16,44% 2007 12,45% 2008 18,41% 2009 57,5% 2010 13,79%

(Sumber : Data Olahan)

Mencermati tabel 4.3 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa persentase

perkembangan Earning per share PT. Unilever Indonesia, Tbk. Mengalami

peningkatan dan penurunan selama tahun penelitian. Dimana pada tahun 2006

sebagai starting point, Earning per share meningkat sebesar 16,44% dari tahun

sebelumnya sebagai tahun dasar. Pada tahun 2007 terjadi peningkatan dihitung

sebesar 12,45% dari tahun 2006. Kemudian terjadi peningkatan yang dihitung sebesar

18,41% di tahun 2008 menjadi Rp. 315,-. Pada tahun 2009 mengalami penurunan

sebesar 57,5% menjadi Rp. 200,-. Serta mengalami peningkatan sedikit di tahun 2010

sebesar 13,79% menjadi Rp. 232,-. Peningkatan dan penurunan ini diakibatkan oleh

perkembangan yang terjadi pada jumlah laba bersih setelah bunga dan pajak yang

(17)

4.2.2 Return Saham (Variabel Y)

Berdasarkan data sekunder dari PT. Unilever Indonesia, Tbk diperoleh

informasi tentang Return Saham dalam hal ini total akumulasi capital gain dan yield

sesuai dengan harga saham historis dan dividen sebagai berikut :

Tabel 4.4

Data Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk Tahun 2006-2010

TAHUN

Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk 2006 1,15% 2007 1,17% 2008 1,43% 2009 1,10% 2010 1,33%

(Sumber : Laporan Keuangan Yang Diolah)

Berdasarkan data pada tabel 4.4 di atas, maka dapt dijelaskan tren

perkembangan Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk dari tahun 2006 – 2010.

Dimana pada tahun 2006 Return Saham sebesar 1,15%, seiring dengan peningkatan

yang terjadi pada Earning per share sebesar 12,45%, terjadi peningkatan pula pada

Return Saham menjadi 1,17% di tahun 2007. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan

Return saham menjadi 1,43% didorong oleh peningkatan yang terjadi pada Earning

per share di tahun 2008 sebesar 18,41%. Kemudian tahun 2009 mengalami

penurunan menjadi 1,10% Return Saham di tahun 2009 seiring dengan penurunan

(18)

1,33% Return Saham di tahun 2010 yang didorong oleh peningkatan yang terjadi

pada Earning per share.

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, peneliti menampilkannya dalam bentuk grafik 4.1

sebagai berikut :

Grafik 4.1

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian 4.3.1 Analisis Regresi Sederhana

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Earning Per Share

terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk. Alat analisis yang digunakan

adalah Analisis Regresi Sederhana melalui SPSS (Statistical Product Service

Solution). Dimana persamaan regresinya adalah : 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 2010 2009 2008 2007 2006

Return

Saham PT. Unilever Indonesia,Tbk

Return Saham

(19)

Berikut ini data hasil SPSS (Statistical Product Service Solution), yang

menyatakan hasil persamaan regresi tentang pengaruh Earning Per Share terhadap

Return saham PT. Unilever Indonesia, Tbk :

Tabel 4.5 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. 95% Confidence

Interval for B Correlations

B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound

Zero-order Partial Part

1 (Constant) 12.321 .107 12.370 .000 .981 1.661

EPS 1.004 .004 .492 4.979 .001 .015 .008 .492 .492 .492

a. Dependent Variable: RETURN

Berdasarkan tabel 4.5 Coefficientsa di atas, maka persamaan regresi linear

sederhana adalah sebagai berikut :

Berdasarkan data hasil SPSS (Statistical Product Service Solution) di atas, yang

menyatakan hasil persamaan regresi tentang pengaruh Earning per share terhadap

Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk, maka hasil pengujian hipotesis

menunjukkan persamaan ŷ = 12,321 + 1,004 X yang telah teruji keberartiannya pada tingkat signifikan  = 5% (0,05). Hal ini menunjukkan nilai constant sebesar 12,321 merupakan nilai dari variabel Earning Per Share. Sedangkan nilai koefisien regresi

sebesar 1,004 menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel Earning ŷ = 12,321 + 1,004 X

(20)

per share dapat mempengaruhi Return Saham dengan anggapan bahwa variabel

bebas lainnya konstan.

4.3.2 Koefisien Determinasi (R Square)

Koefisien Determinasi mencerminkan besarnya perngaruh perubahan variabel

independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara

bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan pengaruh antar

variabel dalam model yang digunakan. Untuk mengetahui Pengaruh Earning Per

Share terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk berikut adalah hasil SPSS

(Statistical Product Service Solution) yang menyatakan besarnya pengaruh antara

variabel x dan variabel y :

Tabel 4.6

Koefisien Determinasi (R Square) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .792a .542 .310 .13920 .242 .959 1 3 .400 1.076

a. Predictors: (Constant), EPS

b. Dependent Variable: RETURN

Mencermati tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa pengaruh Earning Per Share

terhadap Return saham PT. Unilever Indonesia, Tbk dapat dilihat pada kolom R

(21)

Earning Per Share terhadap Return saham PT. Unilever Indonesia, Tbk sebesar

54,2%. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pengaruh variabel independent

terhadap variabel dependent signifikan. Dan sisanya 45,8% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain yang dapat

mempengaruhi Return Saham tersebut bisa dipengaruhi oleh Dividend Per Share,

Return On Investment, Return On Equity serta rasio-rasio keuntungan lainnya, dapat

pula dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perubahan nilai mata uang (kurs valuta

asing), inflasi, gejolak sosial politik, perubahan tingkat suku bunga, besarnya

investasi, dan berbagai issue baik dari dalam dan luar negeri.

Adapun tabel correlation hasil SPSS yang dijadikan pedoman dalam memberikan

gambaran interpetasi korelasi variabel adalah sebagai berikut:

Correlations

RETURN EPS

Pearson Correlation RETURN 1.000 .492

EPS .492 1.000

Sig. (1-tailed) RETURN . .200

EPS .200 .

N RETURN 5 5

(22)

4.3.3 Pengujian Keberartian (Uji t)

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya yakni

untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share terhadap Return Saham PT. Unilever

Indonesia, Tbk, maka peneliti akan melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji

t.

Uji t dilakukan untuk membandingkan antara t hitung dengan t tabel pada taraf

signifikan () = 5%, berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dengan kriteria sebagai berikut :

HA = Earning Per Share berpengaruh terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia

Tbk.

HO = Earning Per Share tidak berpengaruh terhadap Return Saham PT. Unilever

Indonesia, Tbk

Atau,

Jika t hitungt tabel : HA ditolak dan HO diterima Jika t hitungt tabel : HA diterima dan HO ditolak

Berdasarkan pernyataan hipotesis sebelumnya, maka disajikan data hasil olahan

SPSS (Statistical Product Service Solution) pada tabel 4.5 Coefficient di atas, yang

menyatakan besarnya t hitung pada penelitian pengaruh Earning Per Share terhadap

(23)

Untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian (HA) yang menyatakan Earning

Per Share berpengaruh pada Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk, perlu

membandingkan besarnya nilai t hitung dengan besarnya nilai t tabel. Dimana nilai t

tabel dari koefisien (b1) hasil analisis regresi dapat diikhtisarkan uji dua sisi dan

derajat kebebasan (df) 4 = 2,776. Perbandingan antara t hitung dan t tabeldari koefisien

regresi (b1) dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7

Perbandingan antara t hitungdan t tabeldari koefisien regresi Pengaruh Earning Per Share terhadap Return Saham

PT. Unilever Indonesia, Tbk Tahun 2006 -2010

Koefisien Regresi t hitung t tabel

1 4,979 2,776

Dari tabel 4.6 di atas diketahui bahwa nilai t hitung variabel x lebih besar dari nilai

t tabel yaitu 4,979 > 2,776, dengan demikian HA diterima dan HO ditolak. Hal ini

berarti terdapat pengaruh yang signifikan Earning Per Share terhadap Return Saham

PT. Unilever Indonesia, Tbk.

4.4 Pembahasan

Earning Per Share (EPS) sebagai suatu rasio yang biasa digunakan dalam

prospektus, bahan penyajian, dan laporan tahunan kepada pemegang saham yang

(24)

dibagi dengan rata-rata tertimbang dari saham biasa yang beredar yang akan

menghasilkan laba per saham. Sehingga Earning Per Share (EPS) merupakan jumlah

pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar

Alat ukur yang paling sering digunakan adalah Earning Per Share (EPS). Angka

yang ditunjukkan dari EPS inilah yang sering dipublikasikan mengenai performance

perusahaan yang menjual sahamnya ke masyarakat luas (go public) karena investor

maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang

penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividen per saham dan tingkat

harga saham dikemudian hari, serta EPS juga relevan untuk menilai efektivitas

manajemen dan kebijakan pembayaran dividen.

Peningkatan maupun penurunan Earning Per Share merupakan tolak ukur dari

pergerakan Return saham. Penetapan Return saham yang diperoleh mengharuskan

pihak perusahaan mengikuti perkembangan dari laba per lembar saham (Earning Per

Share). Semakin besar nilai laba per lembar (Earning Per Share) dari saham

perusahaan maka akan berdampak pada peningkatan Return saham perusahaan,

begitu pula sebaliknya.

Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukkan bahwa Ho yang diuji ditolak

dan sebaliknya penelitian HA yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari hasil t hitung

yang lebih besar dari t tabel pada taraf signifikan  = 5% (0.05). Adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh Earning per share terhadap Return Saham

(25)

Berdasarkan data hasil SPSS (Statistical Product Service Solution) pada tabel

4.5, yang menyatakan hasil persamaan regresi tentang pengaruh Earning per share

terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk, maka hasil pengujian hipotesis

menunjukkan persamaan ŷ = 12,321 + 1,004 X yang telah teruji keberartiannya pada tingkat signifikan  = 5% (0,05). Hal ini menunjukkan nilai constant sebesar 12,321 merupakan nilai dari variabel Earning Per Share. Sedangkan nilai koefisien regresi

sebesar 1,004 menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel Earning

per share dapat mempengaruhi Return Saham dengan anggapan bahwa variabel

bebas lainnya konstan. Memperhatikan pula hasil olahan SPSS di atas, maka untuk

mengetahui apakah hipotesis penelitian (HA) yang menyatakan Earning per share

berpengaruh pada Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk, perlu membandingkan

besarnya nilai t hitung dengan besarnya nilai t tabel. Dimana nilai t tabel dari

koefisien (b1) hasil analisis regresi dapat diikhtisarkan uji dua sisi dan derajat

kebebasan (df) 4 = 2,776.

Dari tabel perbandingan di atas diketahui bahwa nilai t hitung variabel X lebih

besar dari nilai ttabel yaitu 4,979 > 2,776. Dengan demikian Ho ditolak dan HA

diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan Earning per share

terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk. Untuk mengetahui pengaruh

Earning per share terhadap Return Saham perlu memperhatikan data pada tabel 4.6

(26)

Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan,

diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,542. Nilai ini menunjukkan

bahwa pengaruh Earning per share terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia,

Tbk sebesar 54,2%. Hasil ini menunjukkan pengaruh antara Earning per share

terhadap Return Saham. Dan sisanya 45,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang

tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain yang dapat mempengaruhi Return

Saham tersebut bisa dipengaruhi oleh Dividend Per Share, Return On Investment,

Return On Equity serta rasio-rasio keuntungan lainnya, dapat pula dipengaruhi oleh

faktor-faktor seperti perubahan nilai mata uang (kurs valuta asing), inflasi, gejolak

sosial politik, perubahan tingkat suku bunga, besarnya investasi, dan berbagai issue

Gambar

Tabel 4.1 Jenis - Jenis Produk Unilever
Tabel 4.5 Coefficients a Model  Unstandardized Coefficients  Standardized Coefficients  t  Sig

Referensi

Dokumen terkait

Pengenalan jiwa beserta tahapan-tahapan jiwa, sejatinya bersesuaian dengan pendapat para psikolog dan ahli pendidikan yang menyatakan bahwa pengenalan terhadap tahapan yang berbeda

Abstrak: Salah satu strategi agar nasabah dapat bertahan dan setia bahkan lebih meningkat yaitu dengan memberikan penawaran produk yang menarik, akan tetapi hal

Penelitian ini sering disebut dengan “ longitudinal research ”, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan satuan waktu1. (historikal sifatnya) sebagai

Tujuan penelitian ini untuk menentukan efisiensi penyisihan COD dan mempelajari pengaruh faktor variasi material organik dalam campuran tanah pada lapisan anaerob dan variasi

Regulasi ini muncul pertama kali dari kekhawatiran banyaknya lahan-lahan pertanian yang berubah fungsi ataupun dimiliki oleh perusahaan asing.Evaluasi ini diharapkan

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan komunikasi guru terhadap kepuasan belajar siswa. 2) Untuk mengetahui ada

Hasil penelitian menunjukkan penyimpanan tempe dengan metode modifikasi atmosfer dengan perlakuan konsentrasi udara dan kemasan memberikan pengaruh pada kadar

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemaknaan denotatif pada logo Calais Tea adalah bowler hat, handlebar moustache, bow tie, lingkaran,