• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TENTANG SYIRKAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TENTANG SYIRKAH"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TENTANG SYIRKAH

A. Pengertian dan Dasar Hukum Syirkah

Syirkah berasal dari kata ﻙﺭـﺸ, mashdarnya ﺔﻜﺭـﺸ, dan orang yang menetapkan syirkah disebut ﻙﺭﺎـﺸﻤ. Syirkah secara bahasa berarti al-ikhtilath

(percampuran) atau persekutuan dua hal atau lebih, sehingga antara masing-masing sulit dibedakan.1 Dalam buku Menggagas Bisnis Islam, syirkah berarti perseroan.2 Sedangkan dalam ensiklopedi hukum Islam kata syirkah adalah persekutuan atau perkongsian antara dua orang atau lebih untuk melakukan usaha bersama dengan tujuan memperoleh keuntungan.3 Sedangkan menurut istilah syirkah adalah akad perjanjian yang menetapkan adanya hak milik bersama antara dua orang atau lebih yang bersekutu/ bersero.4

Definisi syirkah menurut mazhab Maliki adalah suatu izin bertasharruf bagi masing-masing pihak yang bersertifikat. Menurut mazhab Hambali, syirkah adalah persekutuan dalam hal hak dan tasharruf. Menurut Syafi'i, syirkah adalah berlakunya hak atas sesuatu bagi dua pihak atau lebih dengan tujuan persekutuan.5

1

Mas'adi Ghufron A., Fiqh Muamalah Kontekstual, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 191.

2

Yusanto M. Ismail, et al., Menggagas Bisnis Islami, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, hlm. 126.

3

Nasution Harun, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Sapdodadi, 1992, hlm. 907.

4

Sudarsono, Pokok-pokok Hukum Islam, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992, hlm. 444.

5

(2)

Sayyid Sabiq mengatakan bahwa syirkah adalah akad antara orang Arab yang berserikat dalam hal modal dan keuntungan.6

M. Ali Hasan mengatakan bahwa syirkah adalah suatu perkumpulan atau organisasi yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang bekerja sama dengan penuh kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan anggota atas dasar sukarela secara kekeluargaan.7

Berdasarkan pengertian syirkah diatas, syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam suatu usaha perjanjian guna melakukan usaha secara bersama-sama serta keuntungan dan kerugian juga ditentukan sesuai dengan perjanjian.

Demikian beberapa pengertian mengenai syirkah yang merupakan awal dari pembahasan ini.

Ada beberapa dasar hukum syirkah yang menjadi pegangan bagi para ulama, yaitu: 1. Al-Qur'an

ِﺚﹸﻠﱡﺜﻟﺍ ﻲِﻓ ﺀﺎﹶﻛﺮﺷ ﻢﻬﹶﻓ

).

ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ

:

12

(

Artinya: "… maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga …" (QS. An-Nisa': 12).8 Dan

ﱠﻻِﺇ ٍﺾﻌﺑ ﻰﹶﻠﻋ ﻢﻬﻀﻌﺑ ﻲِﻐﺒﻴﹶﻟ ﺀﺎﹶﻄﹶﻠﺨﹾﻟﺍ ﻦﻣ ﹰﺍﲑِﺜﹶﻛ ﱠﻥِﺇﻭ

ﺍﻮـﹸﻠِﻤﻋﻭ ﺍﻮـﻨﻣﺁ ﻦﻳِﺬـﱠﻟﺍ

ﹲﻞﻴِﻠﹶﻗﻭ ِﺕﺎﺤِﻟﺎﺼﻟﺍ

ﻢﻫ ﺎﻣ

)

:

24

(

Artinya: "Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian

6

Sabiq Sayyid, Fiqh Sunnah 13, Bandung, Bandung: PT. Al-Ma'arif, 1987, hlm. 193.

7

Hasan, M. Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 161.

8

(3)

yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh" (QS. Shad: 24)9

Kedua ayat diatas menunjukkan perkenan dan pengakuan Allah SWT, akan adanya perserikatan dalam kepemilikan harta, hanya saja dalam surah An-Nisa': 12 perkongsian terjadi secara otomatis (jabr) karena waris, sedangkan dalam surah Shad: 24 terjadi atas dasar akad (ikhtiyar).10

2. Hadits

Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan disahkan oleh Hakim.

ﻝﺎﻗ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻰﺿﺭ ﺓﺮﻳﺮﻫ ﰉﺍ ﻦﻋ

:

ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻝﺎﻗ

:

ﻝﺎـﻗ

ﱃﺎﻌﺗ ﷲﺍ

:

ﻦـﻣ ﺖﺟﺮﺧ ﻥﺎﺧﺍﺫﺈﻓ ﻪﺒﺣﺎﺻ ﺎﳘﺪﺣﺍ ﻦﳜ ﱂﺎﻣ ﲔﻜﻳﺮﺸﻟﺍ ﺚﻟﺎﺛﺎﻧﺍ

ﺎﻤﻬﻨﻴﺑ

.

)

ﻢﻛﺎﳊﺍ ﻪﺤﺤﺻﻭ ﺩﻭﺍﺩﻮﺑﺍ ﻩﺍﻭﺭ

(

Artinya: "Dari Abu Hurairah RA menceritakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT berfirman: Aku jadi yang ketiga dari dua orang yang berserikat, selama tidak berkhianat terhadap temannya, jika ia berkhianat, maka aku harus keluar dari mereka berdua itu". (HR. Abu Dawud dan disahkan oleh Hakim).11

Hadits ini menerangkan, bahwa jika dua orang bekerja sama dalam satu usaha, maka Allah ikut menemani dan memberikan berkah-Nya, selama tidak ada teman yang mengkhianatinya. Koperasi akan jatuh nilainya jika terjadi penyelewengan oleh pengurusnya. Inilah yang diperingatkan Allah SWT, bahwa dalam berkoperasi masih banyak jalan dan cara yang memungkinkan untuk berkhianat terhadap sesama

9

Ibid., hlm.

10

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank syari’ah suatu pengenalan umum, Jakarta: Tazkia institute, 1999, hlm 130

11

Ash-Shon'ani, Subul as-Salam, Juz 3, Beirut, Libanon, Dar al-Kutub al-Alamiyah, 1998, hlm. 64.

(4)

anggotanya. Itulah koperasi yang dijauhi atau diangkat berkahnya oleh Allah SWT, maka kejujuran harus diterapkan kembali.

Hadits lain yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah.12

ﻪـﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠـﺻ ﱯﻨﻟﺍ ﻚﻳﺮﺷ ﻥﺎﻛ ﻪﻧﺍ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻰﺿﺭ ﻰﻣﻭﺰﺨﳌﺍ ﺐﺋﺎﺴﻟﺍ ﻦﻋ

ﻢﻠﺳﻭ

:

ﻝﺎﻘﻓ ﺢﺘﻔﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﺀﺎﺠﻓ ﻞﺒﻗ

:

ﻲﻜﻳﺮﺷﻭﻰﺧﺄﺑ ﺎﺒﺣﺮﻣ

)

ﻦـﺑﺍﻭ ﺩﻭﺍﺩﻮﺑﺍﻭﺪﲪﺍ ﻩﺍﻭﺭ

ﻪﺟﺎﻣ

(

Artinya: "Dari Saib Al-Makhzumi sekutu Nabi Muhammad SAW sejak

Sebelum jadi Rasul, ia datang pada hari penaklukan Makah, maka ia berkata, dipersilahkan selamat datang saudaraku dan sekutuku". (HR. Ahmad dan Abu Daud dan Ibnu Majah)

Dan dari riwayat yang sama

ﺐﺋﺎﺴﻟﺍ ﰉﺍ ﻦﺑ ﺐﺋﺎﺴﻟﺍ ﻦﻋﻭ

,

ﻢﻠـﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﱮﻨﻠﻟ ﻝﺎﻗ ﻪﻧﺍ

:

ﺖـﻨﻛ

ﺔﻴﻠﻫﺎﳉﺍ ﰱ ﻲﻜﻳﺮﺷ

,

ﻻﻭ ﻦﻳﺭﺍﺪﺗﻻ ﻚﻳﺮﺷﲑﺧ ﺖﻨﻜﻓ

ﲎﻳﺭﺎﲤ

)

ﻦـﺑﺍﻭ ﺩﻭﺍﺩﻮﺑﺍﻭ ﻩﺍﻭﺭ

ﻪﺟﺎﻣ

(

Artinya: "Dan dari Saib bin Abi Saib, sesungguhnya ia berkata kepada Nabi SAW: engkau pernah menjadi kongsiku pada (zaman) jahiliyah, (ketika itu) engkau adalah kongsiku yang paling baik. Engkau tidak mencegah aku, dan tidak mengatai-ngatai kepadaku". (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)13

Dengan melihat hadis tersebut diketahui bahwa masalah serikat (koperasi) sudah dikenal sejak sebelum Islam datang, dan dimuat dalam buku-buku ilmu fiqh Islam. Dimana koperasi termasuk usaha ekonomi yang diperbolehkan dan termasuk salah satu cabang usaha.

3. Ijma'

Ibnu Qudamah dalam kitabnya Al Mughni yang dikutip oleh Muhammad Syafi'i Antonio dalam bukunya Bank Syari'ah dari Teori ke Praktik, telah berkata: "Kaum muslimin telah berkonsesus terhadap

12

Ibid.,

13

Faishol bin Abul Aziz Al Mubarok, Nail al Authar, Jilid 3, Beirut Libanon: Dar al Kitab al 'Arabi , t.th, hlm. 653.

(5)

legitimasi musyarokah secara global walaupun terdapat perbedaan dalam beberapa elemen darinya.14

B. Syarat dan Rukun Syirkah Serta Tujuan Syirkah

Sebelum mengetahui rukun syirkah, maka perlu membahas terlebih dahulu syarat syirkah. Adapun syarat akad syirkah adalah sebagai berikut:15 1. Yang berhubungan dengan dua orang yang mengadakan perjanjian 2. Yang berhubungan dengan sighot

3. Yang berhubungan dengan harta dan modal 4. Yang berhubungan dengan keuntungan Adapun rukun syirkah adalah sebagai berikut:16 1. Dua orang yang mengadakan perjanjian 2. Sighot

3. Obyek, ada dua madam: harta dan pekerjaan.

Menurut ulama Hanafiyah syirkah hanya mempunyai satu rukun yaitu: ijab dan qabul. Sedangkan orang yang berakad dan obyeknya bukan termasuk rukun, tetapi termasuk syarat.17

Tujuan dari pada syirkah itu sendiri yaitu: memberi keuntungan kepada karyawannya, memberi bantuan keuangan dari sebagian hasil usaha koperasi untuk mendirikan ibadah, sekolah dan sebagainya.18

14

Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syari'ah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001, hlm. 91.

15

Imam Taqiyuddin Abi Bakrin Muhammad, Kifayah al Akhyar, Semarang, Thoha Putra, t.th., hlm. 220.

16

Abdurrahman Al Jaziri, Kitab Al-Fiqh 'Ala Mazhahib al Arba'ah, juz III, Beirut: dar Al Kutub Al-ilmiyah, t.th., hlm. 71.

17

Ibid.,

18

(6)

C. Pembagian Syirkah dan Macam-macamnya

Pembahasan mengenai macam-macam syirkah, para ulama' fiqih memberikan beberapa macam syirkah, sebagian ulama' ada yang memperoleh syirkah tertentu dan ada yang melarang syirkah tertentu pula.

Ulama fiqih membagi syirkah dalam dua bentuk, yaitu syirkah amlak dan syirkah uqud.19

1. Syirkah Amlak (perserikatan dalam kepemilikan)

Syirkah Amlak adalah pemilikan suatu jenis barang oleh lebih dari satu orang. Syirkah ini terjadi pada harta warisan, atau hibah kepada lebih dari satu orang. Harta ini menjadi milik mereka bersama dan diusahakan bersama. Syirkah dalam kategori terbagi menjadi dua bentuk:20

a. Syirkah Ikhtiari, bahwa dua orang dihibahkan atau diwasiatkan sesuatu, lalu mereka berdua. Demikian pula halnya jika mereka memberi sesuatu yang mereka bayar berdua, maka barang yang mereka beli itu sebagai syirkah milik.

b. Syirkah jabari, adalah sesuatu yang berstatus sebagai milik lebih dari satu orang, karena mau tak mau harus demikian, artinya tanpa adanya usaha mereka dalam proses pemilikan barang tersebut, misalnya harta warisan tanpa adanya usaha dari pemilik, barang menjadi mereka berdua.

2. Syirkah Uqud

19

Prof. Dr. H. Buchari Alma, Dasar-dasar Etika Bisnis Islami, Bandung, CV. Alfabeta, 2003, hlmj. 251.

20

Sayyid Sabiq, Fiqhu as-Sunnah, Vol. III, Beirut, Libanon: Dar al Kitab al-Arabi, 1981, hlm. 355.

(7)

Syirkah uqud yaitu, bahwa dua orang atau lebih melakukan akad untuk bergabung dalam suatu kepentingan harta dan hasilnya berupa keuntungan.21

Ulama fiqih berbeda pendapat tentang bentuk-bentuk serikat yang termasuk dalam syirkah uqud ini.22 Ulama madzhab Hambali membagi syirkah uqud dalam lima bentuk, yaitu: syirkah inan, syirkah wujuh, syirkah abdan, syirkah mufawadhah, syirkah mudharabah.

Ulama madzhab Syafi'i membatalkan semua bentuk syirkah kecuali syirkah inan.23 Adapun ulama Maliki mereka membolehkan semua jenis syirkah, kecuali syirkah wujuh.24

Sementara ulama madzhab Hanafi membagi syirkah uqud menjadi tiga bentuk yaitu: syirkah bil maal, syirkah abdan, syirkah wujuh, menurut mereka, ketiga bentuk perserikatan ini bisa masuk al inan dan bisa juga al mufawadhah.

Macam-macam syirkah tersebut akan dijelaskan satu persatu. Adapun macam-macam syirkah adalah:25

1. Syirkah inan ( ﻥﺎﻨﻌﻟﺍ ﺔﻜﺭﺸ)

Yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih dalam permodalan untuk melakukan suatu bisnis atas dasar profit and loss sharing (membagi untung dan rugi) sesuatu dengan jumlah modal

21

Ibid., hlm. 356

22

Abdurrahman Al Jaziri, op.cit., hlm. 70

23

Ibid., hlm. 71

24

Sayyid Sabiq, loc.cit.

25

(8)

masing-masing. Syirkah macam itu disepakati oleh ulama tentang bolehnya (ijma' ulama).

2. Syirkah Mufawadhah ( ﺔﺿوﺎﻔﻤﻟا ﺔآﺮﺷ )

Adalah kerjasama antara dua orang atau lebih untuk melakukan suatu usaha dengan modal untuk melakukan suatu usaha dengan modal uang atau jasa dengan syarat sama modalnya, agamanya, mempunyai wewenang melakukan perbuatan hukum, dan masing-masing melarang syirkah mufawadhah ini, kecuali Abu Hanifah yang membolehkannya. Menurut mazhab Hanafi tidak memperbolehkan modal salah satu pihak lebih besar dari pihak lain, dan keuntungan untuk salah satu pihak lebih besar dari pihak lain, dan keuntungan untuk satu pihak lebih besar dari keuntungan yang diterima mitra serikatnya. Demikian juga dalam masalah kerja masing-masing pihak harus sama-sama bekerja.26 Sedangkan menurut Imam Malik, perserikatan ini bisa dianggap sah apabila masing-masing pihak yang berserikat dapat bertindak hukum secara mutlak dan mandiri terhadap modal kerja, tanpa izin dan musyawarah dengan mitra serikatnya. Dan jika salah satu pihak tidak bebas melakukan transaksi, maka perserikatan ini sama dengan perserikatan al inan bukan lagi

mufawadhah.

Sedangkan menurut ulama mazhab Syafi'i dan Hambali bahwa syirkah Mufawadhah, tidak diperbolehkan, seperti yang dikemukakan

26

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ictiar Van Hoeve, 1996, hlm. 1712

(9)

mazhab Hanafi dan Maliki, karena sulit untuk menentukan prinsip kesamaan modal kerja, dan keuntungan dalam perserikatan tersebut, disamping tidak satu dalil shahihpun yang memperbolehkan bentuk perserikatan seperti itu.27

3. Syirkah Abdan ( ﻥﺍﺩﺒﻻﺍ ﺔﻜﺭﺸ )

Adalah syirkah (kerja sama) antara dua orang atau lebih untuk melakukan suatu usaha pekerjaan, yang hasilnya/ upayanya dibagi antara mereka menurut perjanjian. Misalnya usaha konfeksi, bangunan, dan sebagainya. Abu Hanifah dan Malik membolehkan syirkah ini. Sedangkan syafi'i melarangnya.28

4. Syirkah Wujuh ( ﻩﻭﺠﻭﻟﺍ ﺔﻜﺭﺸ )

Adalah kerja sama antara dua orang atau lebih untuk membeli sesuatu tanpa modal uang, tetapi hanya berdasarkan kepercayaan pengusaha dengan perjanjian profit sharing (keuntungan dibagi antara mereka sesuai dengan bagian (masing-masing). Ulama Hanafi dan Hambali membolehkan syirkah itu, sedangkan ulama syafi'i dan malik melarangnya, karena menurut mereka syirkah hanya boleh dengan uang atau pekerjaan, sedangkan uang dan pekerjaan tidak terdapat dalam syirkah ini.

Disamping macam-macam syirkah telah disebutkan tadi, masih ada syirkah yang dianggap syirkah baru, yaitu syirkah ta'awuniyah atau koperasi, menurut Mahmud Syaltut syirkah ta'awuniyah itu

27

Ibid., hlm. 1713

28

(10)

merupakan suatu syirkah baru yang belum dikenal oleh Fuqaha dahulu.29 Akan tetapi sebagian dalam ulama menganggap koperasi sebagai akad mudharabah, yakni suatu perjanjian kerjasama antara dua orang atau lebih, yang mana satu pihak menyediakan modal usaha, sedangkan pihak lain melakukan, usaha atas dasar membagi keuntungan (profit sharing) menurut perjanjian,30 dan antara syarat sahnya mudharabah itu ialah menetapkan keuntungan setiap tahun dengan prosentase tetap, misalnya 1% setahun kepada salah satu pihak dari mudharabah itu. Karena itu, apabila koperasi itu termasuk mudharabah, tetapi dengan ketentuan tersebut diatas, maka akad mudharabah itu tidak sah (batal), dan hukumnya adalah seluruh keuntungan usaha kepada pemilik modal, sedangkan pelaksana usaha mendapat upah sepadan atau pantas.31

Mahmud Syaltut sendiri tidak setuju akan pendapat tersebut, karena syirkah ta'awun tidak mengandung unsur mudharabah yang dirumuskan Fuqaha. Sebab syirkah ta'awun itu modal usahanya adalah dari sejumlah anggota pemegang saham, dan usaha syirkah ta'awuniyah itu dikelola oleh pengurus dan karyawan yang dibayar oleh koperasi menurut kedudukan dan fungsinya masing-masing. Dan jika pemegang saham itu ikut mengelola usaha koperasi itu, maka ia berhak mendapatkan gaji sesuai dengan sistem perjanjian yang berlaku.

29

Mahmud Syaltut, Al Fatawa, Mesir, Darul Qalam, t.th, hlm. 394

30

Sayyid Sabiq, op.cit., hlm. 202

31

(11)

D. Pelaksanaan Syirkah Dalam Sistem Ekonomi Islam

Berbicara mengenai ekonomi Islam, terlebih dahulu perlu ditanyakan apa pengertian kita mengenai ekonomi itu, selanjutnya bagaimana definisi ekonomi Islam.

Ekonomi pada hakekatnya adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan produksi dan distribusi diantara orang-orang.32

Sedangkan definisi ekonomi Islam banyak ditemukan oleh para ahli, menurut Hasanuzzaman seorang bankir Pakistan bukan hanya aspek tujuan aktivitas ekonomi, melainkan juga caranya. Definisi tersebut adalah

"Ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan penerapan perintah-perintah (injuction) dan tata cara (rules) yang ditetapkan oleh syari'ah yang mencegah ketidakadilan dalam panggilan, dan penggunaan sumber daya mereka melaksanakan kewajiban kepada Allah dan masyarakat".33

Menurut Arkham, ekonomi Islam adalah cara yang harus ditempuh untuk mencapai kerja sama (gotong royong) dan partisipasi. Maka definisi berbunyi:

"Ilmu ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia (hukum falah) yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya di bumi atas dasar gotong-royong dan partisipasi".34

32

M. Dawam Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi, Jakarta: LSAP, Cet. I, 1999, hlm. 5

33

Ibid., hlm. 10

34

(12)

Sedangkan menurut H. Halide seorang doktor ilmu ekonomi yang menjadi kepala pusat pengelola data Universitas Hasanudin Ujung Pandang, mengatakan bahwa:

"Ekonomi Islam adalah kumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari Al-Qur'an dan As Sunnah yang ada hubungannya dengan urusan ekonomi".35

Menurut Halide, pengembangan konsep Islam mengenai kehidupan ekonomi mengajukan indikasi keberhasilan. Ia mengajukan beberapa hal yaitu:

1. Bank pembangunan Islam (Islamic Development Bank), dengan saham dan modal kerja sebanyak 3 milyar dinar Islam yang berkerja tanpa interest. Sistem perbankan ini mampu bersaing dengan sistem perbankan barat yang disandarkan pada tingkat bunga dalam pengaturan kegiatannya. 2. Beberapa lembaga ekonomi dan program aksi yang dibuat oleh organisasi

negara-negara Islam dan negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam, ternyata tumbuh dan berkembang. Lembaga-lembaga tersebut ialah: a. Pusat Islam untuk pengembangan perdagangan di Karachi.

b. Pusat Islam untuk latihan keterampilan dan teknik serta penelitian di Dakka (Banglades).

c. Pusat latihan statistika, ekonomi, dan sosial di Amerika (Turki).36

35

Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Waqaf, Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press), Cet. I, 1998, hlm. 3

36

(13)

Dalam perekonomian Islam, yang menjadi tujuan utama ialah memberikan kesejahteraan terhadap manusia dengan sikap adil, gotong royong serta partisipasi guna mencapai suatu kegiatan baik dunia maupun akhirat.

Dalam perekonomian Islam itu memiliki nilai-nilai dasar ekonomi, adapun nilai-nilai tersebut adalah:37

1. Nilai dasar pemilikan dalam sistem ekonomi Islam

a. Pemilikan terletak pada memiliki kemanfaatan secara mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi. Seorang muslimin yang mempergunakan manfaat dari sumber-sumber yang dimanfaatkan Allah padanya akan kehilangan hak atau sumber-sumber tersebut, seperti pemilikan lahan atau tanah.

b. Pemilikan itu terbatas hanya selama hidup di dunia. Jika mati harus diberikan kepada ahli warisnya sesuai ketentuan Islam.

c. Pemilikan perorangan tidak dibolehkan terhadap sumber-sumber yang menyangkut hajat orang banyak, harus menjadi milik umum atau negara.

2. Nilai dasar keseimbangan

Merupakan nilai dasar yang mempengaruhi berbagai tingkah laku ekonomi muslim, misalnya kesederhanaan, berhemat, dan menjauhi pemborosan.

3. Nilai dasar keadilan yang meliputi

a. Keadilan berarti kebebasan yang bersyarat akhlak Islam.

37

Ahmad M. Saefudin, Ekonomi dan Masyarakat Perspektif Islami, Jakarta: Rajawali, Cet. I, 1987, hlm. 65-69. Dan Lihat Mohammad Daud Ali, op.cit., hlm. 7-8

(14)

b. Keadilan harus diterapkan disemua fase kegiatan.

Selain nilai dasar ekonomi Islam, dalam sistem ekonomi Islam terdapat nilai-nilai instrumental yang mempengaruhi tingkah laku ekonomi seorang muslim, masyarakat dan pembangunan ekonomi pada umumnya. Nilai-nilai instrumen tersebut adalah:38

1. Zakat

Zakat mempunyai peranan penting dan signifikan dan distribusi pendapatan dan kekayaan, dan berpengaruh nyata. Pada tingkah laku konsumsi.

2. Pelarangan riba

Hakekat pelarangan riba dalam Islam ialah suatu penolakan terhadap resiko finansial tambahan yang ditetapkan dalam transaksi uang atau modal maupun jual beli yang kepada pihak satu saja. Sedangkan pihak lainnya dijamin keuntungan.

3. Kerjasama Ekonomi

Kerjasama ekonomi (cooperation) merupakan karakter dalam masyarakat ekonomi yang Islami versus bebas dari masyarakat kapitalis dan kediktatoran ekonomi maxisme. Nilai kerja kegiatan ekonomi, produksi, distribusi barang atau jasa. Misal, syirkah atau giradl

4. Jaminan Sosial

38

(15)

Jaminan sosial bertujuan untuk kepentingan negara atau untuk komunis dan tujuan-tujuan lainnya menurut syariat Islam.

5. Peranan negara dalam sistem ekonomi

Peranan pemerintah diperlukan dalam instrumentasi dan fungsionalisasi nilai-nilai sistem ekonomi Islam dalam aspek legal perencanaan atau distribusi sumber-sumber maupun dana penerapan pendapatan dan kekayaan serta pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.

Dengan melihat ini instrumental ekonomi Islam di atas, maka syirkah merupakan salah satunya wujud dari pada syirkah itu bisa berupa koperasi dalam sistem prakteknya sedangkan dalam sistem perbankan, maka syirkah ini dapat berupa pembiayaan proyek dan modal ventura.39

Dalam hal ini, koperasi itu sendiri dari masing-masing anggota menyetorkan simpanan wajib dan simpanan pokok sebagai modal dari anggotanya. Adapun penggajian karyawan koperasi itu (bukan anggota koperasi) akan digaji oleh koperasi sedangkan dalam pengelola usaha koperasi dari anggota koperasi sendiri. Mereka tidak mendapat gaji, akan tetapi mereka mendapat uang kehormatan menurut ketetapan rapat anggota.

39

Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syari'ah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gama Insani, 2001, hlm. 9

(16)

Disamping itu syirkah mempunyai ketentuan-ketentuan seperti ketentuan-ketentuan tentang syirkah menurut M. Nejatullah Siddiqi, yaitu sebagai berikut:40

1. Pembagian keuntungan dan pertanggung jawaban kerugian

a. Kerugian merupakan bagian modal yang hilang, karena kerugian akan dibagi ke dalam bagian modal yang diinvestasikan dan akan ditanggung oleh para pemilik modal tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tak seorangpun yang terlepas dari tanggung jawab terhadap kerugian modalnya dan bagi pihak yang tidak menanamkan modalnya tidak akan bertanggung jawab terhadap kerugian apapun.

b. Keuntungan akan dibagi diantara para mitra usaha dengan bagian yang tidak ditentukan.

c. Dalam suatu kerugian usaha yang berlangsung terus, akan menjadi baik melalui keuntungan sampai usaha tersebut menjadi seimbang dan akhirnya jumlah nilainya dapat ditentukan.

d. Pihak-pihak yang berhak atas pembagian keuntungan boleh meminta bagian mereka hanya jika para peranan modal awal telah memperoleh kembali investasi mereka. Juga apabila sebagian dari pemilik modal yang sebenarnya atau suatu transfer yang sah sebagai hadiah mereka.

40

(17)

2. Mitra Transaksi Usaha

a. Atas izin mitra usaha seorang mitra boleh memperoleh tambahan jumlah modal dari orang lain berdasarkan kesepakatan yang ada dalam syirkah.

b. Setelah memperoleh modal berdasarkan perjanjian syirkah atau dengan izin langsung dari pemilik modal, ia bisa memperoleh modal tambahan dari orang lain berdasarkan syirkah untuk tujuan-tujuan usaha.

c. Tidak ada mitra atau orang yang melakukan usaha berdasarkan modal yang diperoleh dari suatu perjanjian boleh meminjam kepada pihak lain diluar dari dana yang dikumpulkan dari pihak lain untuk digunakan dalam usaha tersebut.

3. Pertanggungjawaban keuangan para mitra

Tidak ada pihak yang bertanggungjawab atas tanggung jawab dari pihak lain kecuali jika dalam hal tersebut tanggung jawab tersebut telah diterima atas dasar usaha bersama dengan melalui izin dari semua pihak terikat.

4. Jangka waktu dalam usaha

a. Setiap pihak boleh mengakhiri perjanjian kapan saja.

b. Perjanjian dapat juga diakhiri karena suatu batas waktu tertentu.

(18)

c. Perjanjian berakhir dengan kematian salah seorang dari pihak-pihak tersebut. Jika anggota lebih dari dua orang maka anggota lain dapat melanjutkan perjanjian.

Referensi

Dokumen terkait

25% Tidak aktif dalam diskusi Kurang aktif dalam diskusi Sangat aktif dalam diskusi Perorangan - Sikap 25% Penyampaian tidak keras, tanpa menatap peserta, tanpa sikap

Pada penelitian ini, sintesis material katoda NCM telah dilakukan dengan menggunakan metode solid state yang mana pada metode ini ialah metode yang paling simpel dibanding

Setiap bagian atas dari pintu terdapat ventilasi berbentuk persegi (kecuali ventilasi pintu depan yang berbentuk setengah lingkaran) yang dilengkapi dengan terali besi dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kualitas pelayanan Program Studi PGSD UAD Yogyakarta; 2) kepuasan mahasiswa Program Studi PGSD UAD; dan 3)

A: Untuk harapan pemerintahan yang baru pasti kita punya harapan yang lebih baik dari pemerintahan sebelumnya, atau paling tidak tetap bisa mempertahankan perekonomian di

Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan perilaku merokok berat lebih besar berada pada kategori mereka yang mendapat dukungan keluarga (mendukung) yaitu sebesar

Dimana dari kedua alternatif tadi jika akuisisi ini feasible dan memberikan keuntungan maka ada kemungkinan untuk dijual ke pihak lain lagi atau jika Hotel ini

• Hapus : digunakan untuk menghapus data ijin tidak bisa hadir sesuai dengan data karyawan yang ditunjuk atau disorot. • Akses : digunakan untuk memberikan hak akses di transaksi