PELAYANAN KAPAL
Memberikan pelayanan dalam penyandaran kapal. Kapal Tunda
Kapal Pandu Kapal Kepil
PELAYANAN BARANG
Memberikan pelayanan dalam kegiatan bongkar muat barang (General Cargo)
Mobile Crane
Forklift
Head Truck
dll
PELAYANAN TERMINAL
Memberikan pelayanan dalam kegiatan bongkar muat barang dengan konsep pelayanan terminal seperti Terminal Peti kemas, Terminal Curah Cair, Terminal Curah Kering, dll
PELAYANAN TERMINAL
TERMINAL CURAH CAIR
Sistem pipa terpadu melayani kegiatan bongkar muat
curah cair (CPO, PKO, dll) dengan memompakannya dari
tangki timbun ke kapal dan sebaliknya.
TERMINAL CURAH KERING
Sistem conveyor terpadu melayani kegiatan bongkar
muat curah kering/bulk (pupuk, cangkang, batubara,
dll) mengangkut material dari tempat penimbunan
sampai ke kapal dan sebaliknya.
TERMINAL PETI KEMAS
Sistem pelayanan bongkar muat peti kemas
(container) dari lapangan penumpukan ke kapal dan
sebaliknya.
CONTAINER CRANE
RUBBER TYRED GANTRY CRANE
RAIL MOUNTED GANTRY CRANE
REACH STACKER
SIDE/TOP LOADER
FORKLIFT
HEAD TRUCK – CHASSIS
STRADDLE CARRIER
MOBILE HARBOUR CRANE
QUAYSIDE GANTRY CRANE disebut juga “Ship To Shore Crane“, “Portainer” atau “Container Crane” didesain untuk beroperasi di dermaga digunakan untuk menangani bongkar muat peti kemas di dermaga.
CONTAINER CRANE Didesain terdiri dari rangka baja yang dapat bergerak (gantry) di sepanjang dermaga dan dapat mengangkat container dari kapal ke dermaga untuk kegiatan bongkar dan dan sebaliknya untuk kegiatan muat dengan menggunakan “Spreader”.
CONTAINER CRANE Pertama sekali dikenal pada pertengahan tahun 1950 tetapi untuk tujuan penanganan bongkar muat peti kemas pertama sekali dirakit pada tahun 1959 oleh perusahaan paceco corp. Untuk perusahaan Matson (Marine Terminal, Alameda, California) yang dikenal dengan nama “Portainer”.
Klasifikasi Berdasarkan Kapasitas Angkat Panamax (12–13 Container Rows)
Post Panamax (18 Container Rows)
Super Post Panamax Gantry Crane For DP World Southampton, United Kingdom
CC#07 dan CC#08 milik Belawan International Container Terminal Belawan
Post Panamax di Port Alberni, Texada Island
RUBBER TYRED GANTRY CRANE (RTG) atau Transfer Crane yang oleh Paceco disebut pula “TRANSTAINER” adalah tipe lain dari Mobile Gantry Crane yang dilengkapi dengan roda ban karet (RTG CRANE) sebagai alat angkat peti kemas yang bergerak di lapangan penumpukan untuk melakukan stacking maupun unstacking dari tumpukan.
Pertama sekali dibangun pada sekitar tahun 1960-an oleh Paceco dan Drott membangun instalasi mesinnya pada tahun 1969.
Pada awal pembuatannya bentangan kaki dapat mengcover 2 row container, menggunakan 4 roda dengan ban berjumlah 8 atau 16 buah dengan kapasitas angkat 30, 35 dan 40 ton.
RTG Crane yang ada saat ini (yang juga digunakan di BICT) memiliki bentangan 6 row ditambah jalur head truck dan ketinggian penumpukan 6 tier dengan menggunakan 8 roda dan kapasitas angkat 40 ton.
RTG merk Preussag Noell milik Belawan International Container Terminal
RTG merk Konecranes milik Belawan International Container Terminal
RAIL MOUNTED GANTRY CRANE (RMG) adalah seperti halnya
Rubber Tyred Gantry Crane merupakan pengembangan dari industri crane yang telah ada.
Bentangan kaki pada beberapa row dapat melakukan stacking lebih
dari 4 tier.
Pengoperasian RMG di lapangan penumpukan (Container Yard) dan
dapat dikombinasikan dengan unit Tractor Trailer atau pada kebutuhan tertentu dengan STRADDLE CARRIER untuk operasi transfer container.
Pada tahun 1968 diproduksi 2 unit RMG dari Drott dan 3 unit diproduksi oleh pabrikan lainnya.
Pada tahun 1980 lebih dari 150 unit diproduksi dimana 46 unit oleh Paceco, 13 unit oleh Hitachi, 11 unit oleh Nelcon, 9 unit Krupp, 8 unit Mannesmann, 6 unit dari Mitsubishi dan 5 unit dari Drott.
RAIL MOUNTED GANTR CRANE YANG BEROPERASI DI TARTOUS PORT GENERAL COMPANY, SYRIA
Pada awal tahun 1980-an banyak dikembangkan jenis Top Loader, Side Loader, Front Loader kemudian dikembangkan jenis reach stacker sebagai peralatan bongkar muat peti kemas kombinasi antara lift truck dengan mobile crane.
Di desain untuk fungsi stacking dan unstacking di lapangan penumpukan dimana fungsi spreader dapat diputar sejauh 360o dengan menggunakan telescopic boom untuk memudahkan dalam operasional.
Lebih banyak digunakan pada terminal peti kemas dalam masa pengembangan.
Desainer dan manufacturer
1. KALMAR 5. LIEBHERR
2. FANTUZZI 6. TEREX
3. KONECRANES 7. DLL
8 unit Reach Stacker merk Linde sipa beroperasi di terminal Belawan International Container Terminal
Liebherr mengembangkan reach Stacker dengan boom yang melengkung untuk memudahkan dalam kegiatan Stacking di CY Reach Stacker 03 sedang
beroperasi di terminal International BICT
Top Loader untuk menghandle Container di lapangan penumpukan
Empty Container handler (Side Loader) buatan Konecranes
Forklift Toyota FD25 kap. 2,5 Ton
Forklift Linde 2,5 Ton yang digunakan di Belawan Logistic Center
Terminal Tractor-Trailer digunakan untuk operasi dermaga dan di indonesia umumnya disebut Head Truck-Chassis;
Pada tahun 1985 lebih dari 4000 unit beroperasi di pelabuhan peti kemas.
Pasangan peralatan head truck – chassis ini mempunyai manuver yang cepat di antara peralatan lainnya karena fungsi dari head truck-chassis ini adalah mengangkut peti kemas dari dermaga ke lapangan penumpukan dan sebaliknya.
Fungsi lainnya adalah untuk kegiatan receipt/delivery dan alat angkut peti kemas dari dan ke kapal ro-ro.
Desainer dan manufacturer
1. OTTAWA 4. TERBERG 2. DOUGHLAS TUGMASTER 5. KALMAR 3. FERRARI 6. DLL
STRADDLE CARRIER adalah peralatan yang digunakan untuk
mengangkut container untuk berbagai variasi intermoda dari Container Yard.
STRADDLE CARRIER sangat baik digunakan di Container Yard untuk
penumpukan (Stacking), pembongkaran (Unstacking) dari dan ke chassis.
Beberapa manufacturer mengembangkan desain STRADDLE CARRIER
untuk Direct System dimana STRADDLE CARRIER digunakan untuk mengangkut container antara dermaga dan Container Yard serta melakukan penumpukan (Stacking). Selain itu juga digunakan untuk pemindahan antar moda (Receipt/Delivery) dan dari / ke CFS.
Selain itu ada juga STRADDLE CARRIER yang didesain untuk Relay
System dimana STRADDLE CARRIER difungsikan untuk melakukan stacking di Container Yard.
Kalmar saat ini telah mengembangkan generasi ke-7 dari STRADDLE
CARRIER yang mampu bekerja optimum untuk setiap jenis operasi STRADDLE CARRIER, Mulai dari pengangkutan dari dermaga ke lapangan penumpukan dan penumpumpukan sampai dengan tinggi 4 tier.
STRADDLE CARRIER BEROPERASI DI PORT OF HAMBURG
2 (dua) unit Mobile Harbour Crane di BICT 2 (dua) unit Mobile Harbour Crane di Port Moresby Papua New Guinea
Mobile Harbour Crane adalah Jenis Shore Crane yang di desain
khusus untuk keperluan pelayanan bongkar muat di dermaga.
Sistem
gantry
menggunakan
roda
ban
karet
(wheel)
memudahkannya dalam manouver.
Mobile Harbour Crane biasanya digunakan untuk melayani
kegiatan bongkar muat pada terminal di pelabuhan seperti seperti
Terminal Container, Terminal Curah Kering dan Terminal Curah
Batu baru dan lain-lain.
Untu keperluan pelayanan bongkar muat tersebut dibutuhkan
peralatan tambahan seperti Spreader untuk penanganan bongkar
muat peti kemas, Grab untuk penanganan bulk, dan lain-lain.
Rel Portal Beam Boom Girder Machinery & Electrical House Lift Sill beam Festoon Cable Wheel Gantry Spreader Leg
Pylon A-Frame Engine room Forestay Frame Brace Backstay
Electrical Equipment Room Trolley Operator’s Cab CableTrack Head Block Spreader Diesel-Alternator Main Access Bogies Sill Beam Leg Girder
1. Tower Cabin 2. Luffing cylinder 3. Slewing platform cabin 4. Undercarriage 5. Slewing platform 6. Tower 7. Boom 8. Support pad 9. Wheel set
10. Water air cooler
8 9
ElectricalCubicle (Panel) Trolley Traverse Machinery (2 pcs) Hoist Machinery Slewing machinery (optional) Pulley Spreader Cable Basket Spreader Head Block
Gearbox Hoist Electrical Brake
Trolley Traverse
Slewing
Machinery Motor Hoist
Gearbox Hoist Drum hoist & Wire rope Motor Hoist Cooling fan motor Brakes
Main frame Flipper Electrical panel Twistlock Twistlock Nut Twistlock arm Guide Neck
1. MENGENAL ALAT YANG AKAN DIOPERASIKAN
Setiap Operator harus mengenali secara detail alat yang akan dioperasikan untuk memudahkan dalam mengoperasikan yang benar dan sesuai dengan performansi alat;
2. PEMERIKSAAN SEBELUM START
Sebelum menghidupkan, operator harus memperhatikan kondisi dari peralatan apakah perlengkapan seperti emergency stop dalam keadaan terbuka, kondisi ban (tekanan, fisik dll), perlengkapan-perlengkapan yang harus tersimpan dengan rapi seperti shore connection, dan lain-lain untuk memastikan bahwa alat sudah aman dan siap.
3. PEMAHAMAN TERHADAP PERLENGKAPAN KESELAMATAN DAN AKSES DARURAT
Mengetahui tempat-tempat atau lokasi dari perlengkapan keselamatan (safety device) dan jalur akses darurat (emergency access).
4. PEMERIKSAAN AWAL PADA START UP
Operator melaksanakan pemeriksaan rutin harian terhadap fungsi-fungsi utama dari peralatan yang dituangkan dalam form laporan pemeriksaan rutin/harian yang juga diketahui oleh supervisi penyiapan peralatan;
5. TEST FUNGSI ALAT
Melakukan test fungsi seperti gantry, hoist dan gerakan trolley apakah sudah bekerja dengan baik.
Pastikan lokasi kerja aman dan nyaman, jangan pernah
mengoperasikan alat apabila terlihat bahaya.
Pastikan E-stop dalam kondisi direset (tidak tertekan/
terkunci).
Pastikan Storm Pin dalam kondisi terbuka (posisi pin
terangkat). Untuk Crane yang tidak operasi dalam waktu
beberapa hari pin dalam kondisi terkunci.
Lakukan visual inspeksi untuk memastikan tidak adanya
kebocoran (hydraulic dan diesel fuel).
Pastikan kondisi wire rope dalam kondisi baik (tidak
tersangkut).
Untuk kegiatan operasional pastikan kondisi
“Boom” dalam
keadaan aman untuk dilakukan “Boom Down”.
Pastikan lokasi kerja aman dan nyaman, jangan pernah
mengoperasikan alat apabila terlihat bahaya.
Lakukan visual inspeksi untuk memastikan kondisi ban gantry
layak operasi dan pastikan setiap penahan ban dikeluarkan
dari bawah roda gantry.
Pastikan E-stop dalam kondisi direset (tidak tertekan/ terkunci).
Pastikan bahwa tidak ada pintu panel dalam keadaan terbuka.
Pastikan pintu masuk ke ruang cabin (pada walkway) tertutup.
Pastikan level oli engine, air radiator dan oli hydraulic “OK” dan
volume bahan bakar cukup untuk kegiatan operasional.
Pastikan anti colission Crane to Crane atau Crane to Container
dalam kondisi OK.
Pastikan lokasi kerja aman dan nyaman, jangan pernah mengoperasikan alat apabila terlihat bahaya.
Pastikan E-stop dalam kondisi direset (tidak tertekan/ terkunci).
Lakukan visual inspeksi untuk memastikan kondisi ban gantry layak operasi.
Lakukan visual inspeksi untuk memastikan tidak adanya kebocoran (hydraulic, engine dan gear oil, coolant dan diesel fuel).
Pastikan support pad dalam kondisi “OK”.
Pastikan cover “Escape Hole” terpasang dengan benar. Setelah duduk di kursi cabin, pastikan Safety Lever.
Pastikan level oli engine, air radiator dan oli hydraulic “OK” dan volume bahan bakar cukup untuk kegiatan operasional.
Pastikan “Stop Valve” di bawah tangki bahan bakar utama dan tangki harian (tangki bahan bakar pada slewing platform) dalam kondisi terbuka.
Pastikan lokasi kerja aman dan nyaman, jangan pernah mengoperasikan alat apabila terlihat bahaya.
Pastikan kondisi frame, spreader, boom dan lampu counter weight dalam kondisi baik.
Lakukan visual inspeksi untuk memastikan kondisi ban layak operasi.
Pastikan level oli engine, air radiator dan oli hydraulic “OK” dan volume bahan bakar cukup untuk kegiatan operasional.
Pastikan level air baterai “OK”.
Pastikan “Switch Baterry” pada posisi “ON”.
Khusus Side Loader pastikan ketegangan rantai lifting pada kedua sisi sama (visual inspeksi) dan diolesi oleh Grease.
Pastikan lokasi kerja aman dan nyaman, jangan pernah mengoperasikan alat apabila terlihat bahaya.
Pastikan level oli engine, air radiator dan oli hydraulic “OK” dan volume bahan bakar cukup untuk kegiatan operasional.
Lakukan visual inspeksi untuk memastikan kondisi ban (tekanan dan kondisi fisik) layak operasi.
Pastikan junction air hose, electrical tersambung (terkoneksi) dengan benar pada junction chassis.
Pastikan lokasi kerja aman dan nyaman, jangan pernah mengoperasikan alat apabila terlihat bahaya.
Pastikan body, lift mast dan fork (garpu) dalam kondisi OK.
Pastikan level oli engine, air radiator dan oli hydraulic “OK” dan volume bahan bakar cukup untuk kegiatan operasional.
Lakukan visual inspeksi untuk memastikan kondisi ban (tekanan dan kondisi fisik) layak operasi.