• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. sungguh sangat memuaskan, terutama perkebunan kakao rakyat dan. perkebunan swasta. Kakao merupakan komoditi ekspor nonmigas yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. sungguh sangat memuaskan, terutama perkebunan kakao rakyat dan. perkebunan swasta. Kakao merupakan komoditi ekspor nonmigas yang"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

Perkembangan kakao dewasa ini ditinjau dari penambahan luas areal sungguh sangat memuaskan, terutama perkebunan kakao rakyat dan perkebunan swasta. Kakao merupakan komoditi ekspor nonmigas yang memiliki prospek cukup cerah sebab permintaan di dalam negeri juga semakin kuat dengan semakin berkembangnya sektor agroindustri (Susanto,1994).

Salah satu cara untuk meningkatkan produksi tanaman kakao yaitu dengan pemberian pupuk organik cair Nasa yang bermutu tinggi dan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas hasil tanaman yang memiliki unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro dan mikro. Pupuk organik cair adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya maksimum 5%. Oleh karena itu, kandungan NPK pupuk organik cair relatif rendah. Pupuk organik cair memiliki beberapa kandungan yang mengandung zat tertentu seperti mikroorganisme yang jarang terdapat dalam pupuk organik padat (Parnata,2004).

Fungsi pupuk organik adalah menambah kesuburan tanah Adanya penambahan unsur hara, humus, dan bahan organik ke dalam tanah menimbulkan efek residual, yaitu berpengaruh dalam jangka panjang. Pemberian pupuk organik menyebabkan terjadinya perbaikan struktur tanah. Akibatnya sifat fisik dan kimia tanah ikut diperbaiki. Pemberian pada tanah

(2)

berpasir menyebabkan daya ikatan tanah menigkat, daya tanah terhadap unsur

hara meningkat,serta tata udara tanah dapat diperbaiki. Sifat biologi tanah dapat diperbaiki dan mekanisme jasad renik yang ada menjadi hidup.Salah satu pembentukan bahan organik sehingga sangat penting dilakukan penambahan bahan organik ke dalam tanah melalaui pupuk organik.Pemberian pupuk organik perpengaruh positif terhadap tanaman

(Musnamar, 2005).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur pertumbuhan bibit kakao dengan pemberian pupuk cair Nasa pada konsentrasi yang berbeda Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat yang membudidayakan tanaman kakao dalam penggunaan pupuk organik cair dengan konsentrasi yang tepat terhadap bibit kakao.

(3)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tanaman Kakao 1. Sistematika Tanaman Kakao

Menurut Siregar dkk (2008) sistematika klasifikasi botani tanaman kakao adalah sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta Kelas : Dicocotyledonae Ordo : Malvales

Famili : Sterculiceae Genus : Theobroma

Spesies : Theobroma cacao L. 2. Morfologi Tanaman Kakao

a. Akar

Perakaran kakao tumbuh lebih cepat pada bibit dan biji yang baru berkecambah, dan panjang akar 1 cm pada umur 1 minggu tumbuh menjadi 16-18 pada umur 1 bulan dan 25 cm pada umur 3 bulan. Perakaran kakao dewasa mencapai 1,0-1,5 m akar lateral sebagian besar sekitar 56% pada bagian yang lebih dalam (11-20 cm) dan sekitar 14% pada bagian yang lebih dalam lagi (21-30 cm) dan hanya sekitar 4% tumbuh kedalaman lebih dari 30 cm. Jangkauan akar lateral jauh diluar proyeksi tajuk tanaman. Tanaman kakao memiliki akar tunggang dan pada akar kakao terdapat cendawan

(4)

mikoriza yang membantu penyerapan unsur hara tertentu terutama unsur P. Tanaman yang dikembangkan secara vegetatif tidak memiliki akar tunggang, namun nantinya akan terbentuk dua akar yang menyerupai akar tunggang ( Susanto, 1994).

b. Batang

Kakao dapat tumbuh hingga ketinggian 8 – 10 meter dari pangkal batangnya pada permukaan tanah. Diawal pertumbuhannya tanaman kakao yang diperbanyak melalui biji akan menumbuhkan batang utama sebelum menumbuhkan cabang-cabang primer. Letak cabang-cabang primer tersebut tumbuh jorquette, yang tingginya dari permukaan tanah 1 – 2 meter. Ketinggian jorquette yang ideal adalah 1,2 – 1,5 meter agar tanaman dapat menghasilkan tajuk yang baik dan seimbang.

c. Daun

Daun kakao mempunyai dua persendian atau orticulation yang terletak pada pangkal dan ujung tangkai daun. Hal ini memungkinkan pergerakan daun dengan menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari. Tangkai daun pada cabang ortotrop lebih panjang, sekitar 7,5-10 cm sedangkan cabang plagiotrop tangkai daun lebih pendek sekitar 2,5 cm. Tangkai daun bersisik halus dan membentuk sudut 30-600 dan berbentuk silinder. Kuncup-kuncup daun dilindungi stipula yang segera gugur apabila daunnya tumbuh. Warna daun mudah kemerahan sampai merah tergantung

(5)

varietasnya, bila daun telah dewasa menjadi hijau tua. Bentuk daun bulat memanjang deng pangkal meruncing, panjang daun dewasa sekitar 80 cm dan lebar sekitar 11 cm. Masa tumbuh tunas-tunas baru disebut flush, dimana tunas-tunas membentuk 3-6 helai daun baru sekaligus.

d. Bunga

Jumlah bunga kakao mencapai 5.000 – 12.000 bunga per-pohon per-tahun, tetapi jumlah buah matang yang dihasilkannya hanya berkisar 1 persen saja.

Bunga kakao terdiri dari 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran terdiri dari tangkai sari tetapi hanya satu lingkaran yang fertile dan 5 daun buah yang bersatu. Bunga kakao berwarna putih, ungu atau kemerahan, benagsari yang steril disebut staminodia dan yang fertike disebut stemen yaitu pada lingkaran dalam.

e. Buah

Buah kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Kulit buah mempunyai sepuluh alur dan tebalnya 1 – 2 cm. pada waktu muda, biji menempel pada bagian dalam kulit buah, tetapi bila buah telah matang maka biji akan terlepas dari kulit buah, buah yang demikian bila digoncang akan berbunyi.

Warna buah kakao beraneka ragam, namun pada dasarnya hanya memiliki dua macam yaitu: buah muda berwarna hijau putih

(6)

dan bila masak menjadi berwarna kuning, dan buah muda yang berwarna merah setelah masak menjadi warna oren. Kulit buah beralur 10, alur dalam dan dangkal silih berganti, untuk jenis Criollo dan Trinitario alur buah nampak jelas, kulit tebal tetapi lunak dan permukaan kasar. Sedangkan jenis Forastero umumnya permukaan buah halus atau rata dan kulitnya tipis.

f. Biji

Biji kakao terdiri dari kulit atau testa, dua kutiledon yang saling melipat, dan emrio yang terdiri epitikotil, hipokotil dan radikula. Biji kakao termasuk epigeous artinya hipikotil memanjang mengangkak kotiledon yang masih menutup keatas permukaan tanah. Fase ini disebut fase serdadu, yang kemudian diikuti membukanya kotiledon dan epikotil memanjang dengan empat lembar daun pertama.

3. Syarat Tumbuh

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktifitas dapat dikelompokkan dalam 2 faktor yaitu:

1. Iklim

Faktor iklim yang penting bagi pertumbuhan tanaman kakao meliputi curah hujan, suhu, kelembaban udara, sinar matahari, dan angin. Tanaman kakao dapat tumbuh dan berproduksi dengan optimal didataran rendah sampai dengan suhu uadara berkisar antara

(7)

300-320C secara maksimal. Sedangkan suhu maksimum sekitar 18-210c (Suanto, 1994).

a. Curah hujan

Hal terpenting dari curah hujan yang berhubungan dengan pertanaman dan produksi kakao adalah distribusinya sepanjang tahun. Areal penanaman kakao yang ideal adalah daerah-daerah bercurah hujan 1.100 – 3.000 mm per-tahun.

b. Temperatur

menurut hasil penelitian, temperatur ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 300 – 320C (maksimum) dan 180 - 210C (minimum). c. Sinar matahari

Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan hujan tropis yang didalam pertumbuhannya membutuhkan naungan untuk mengurangi pencahayaan penuh.

2. Tanah

Seperti tanaman pada umumnya, tanaman kakao juga menghendaki tanah yang mudah diterobos oleh akar tanaman, dapat menyimpan air, terutama pada musim hujan drainase dan aerasinya baik. Tanaman kakao dapat tumbuh pada tanah yang memiliki kisaran pH 4,0-8,5. Namun pH yang ideal adalah 6,0-7,5 dimana unsur hara dalam tanah cukup tersedia bagi tanaman. ( Susanto,1992)

(8)

B. Tinjauan Umum Pupuk Organik Cair Nasa

Pupuk organik cair Nasa adalah formula khusus tanaman perkebunan yang diolah dari kotoran hewan (pupuk kandang), limbah tanaman dan kompos sampah kota yang difermentasikan menjadi pupuk oeganik cair dan diperkaya dengan unsure hara lengkap yang dapat menambah mineral dalam tanah, merangsang pertumbuhan tanaman dan dapat mempercepat pertumbuhan tanaman (PT. Tani Makmur Sejahtera, 1992).

Manfaat pupuk organik cair Nasa, menyuburkan pertumbuhan tanaman pada daun dan membuat puncuk-puncuk daun menjadi segar serta tanman menjadi lebih sehat dan hijau. Mempercepat penunasan dan pembuahan serta mencegah kerontokan dan kelayuan tanaman. Pupuk organik cair Nasa mempunyai unsure- unsur yang lengkap yang sangat dib utuhkan oleh tanaman Adapun unsur- unsur yang terkandung didalamnya:

1. Unsur makro, N 88% P 0,93%, K 2,17%, Mg, 0,01% Fe 56, PPM, Ca, 0.19%.

2. Unsur mikro, Zn 16,23% PPM, 0,02, AlBlw 0,02 PPM, S 0.66% B, Blw 0,57 PPM.

C. Kandungan Unsur Pupuk Organik Cair Nasa

Total (N+P2O5+K2O) 0,18%, C Organik 4,6%, Zn 41,04 ppm. Cu 8,43

ppm Mn 2,42 ppm, Co 2,54 ppm, Fe 0,45 ppm, S 0,12%, Ca 60 ppm, Mg 16,88 ppm, CI 0,29%, Na 0,15%, B 60,84 ppm, Si 0,01% Al 6,38 ppm, Na CI 0,98%, Se 0,11 ppm, Cr <0,06 ppm, V <0,2 ppm, So4 0,35%, pH 7,9, C/N

(9)

Kandungan lain :

Humat (0,01%), Vulvat, Zat Perangasang Tumbuh : Giberlin, Sitokinin, Auksin bebas Logam Berat (Pb, Cd, Hg,As) Bebas Mikroba E. Coli, Salmonella (PT. NATURAL NUSANTARA INDOSESIA, 1999)

(10)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama dua bulan terhitung dari awal bulan Januari 2011 hingga awal bulan Maret 2011, meliputi persiapan, pengambilan data dan pengolahan data. B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Polibag ukuran 20x30 cm 2. Cangkul 3. Parang 4. Timbangan 5. Alat tulis 6. Mikrokalifer digital 7. Penggaris

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Bibit kakao forestero

2. Sub soil

(11)

D. Prosedur Penelitian 1. Persiapan bibit

Bibit yang digunakan dalam penelitian ini bibit tanaman kakao dari perbanyakan generatif yang berumur 2 bulan setelah semai dan dari jenis forestero yang diperoleh dari petani kakao didaerah Bengkuring Kecamatan Sempaja, Kabupaten Samarinda.

2. Persiapan media tanam

Tanah yang digunakan untuk pengisian polibag dalam penelitian ini adalah sub soil yang diayak serta dibersihkan dari sisa-sisa perakaran, daun dan ranting tanaman. Ukuran polibag yang digunakan untuk bibit yang akan dipindahkan adalah berukuran 20 x 30 cm dan diisi tanah hingga penuh sampai ke permukaan polibag.

3. Perlakuan

Penelitian ini disusun dalam 3 perlakuan dimana tiap perlakuan terdiri 10 ulangan jadi jumlah Bibit yang di rawat adalah 30 tanaman. Perlakuan dalam penelitian ini adalah.

P0 = Kontrol (tanpa perlakuan)

P1 = Pemberian pupuk cair Nasa demgan konsentrasi 20 cc/5 liter air.

(12)

4. Penanaman bibit kakao

Sebelum penanaman bibit, terlebih dahulu dilakukan penyiraman pada media tanam untuk mempermudah penanaman, tanah dilubangi dengan kayu. Pemindahan atau penanaman bibit dilakukan dengan hati-hati agar akar bibit kakao tersebut tidak mengalami kerusakan, setelah itu diletakan pada bak semai dengan jarak polibag 20 cm dan diberi naungan paranet yang memiliki batas pencahayaan dan dapat menghalangi kotoran yang terjatuh. Ukuran paranet 2 meter.

5. Pemeliharaan

Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari dengan alat gembor. Penyiangan dilakukan secara manual apabila terdapat gulma disekitar tananaman.

6. Aplikasi pupuk organik cair Nasa

Pemberian POC Nasa dilakukan dengan cara penyemprotan. Pupuk organik cair dicampur dengan air sesuai dengan dosis pada masing- masing perlakuan. Pemberian POC Nasa dilakukan pada awal pengamatan, selanjutnya dilakukan dua minggu sekali pada pagi hari selama dua bulan. E. Pengambilan data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang 1 cm di atas permukaan tanah sampai pada titik tumbuh ujung tunas tertinggi dengan menggunakan penggaris. Pengukuran dilakukan di awal

(13)

(setelah penanaman bibit) di akhir penelitian 4 (empat ) minggu setelah tanam.

2. Jumlah daun

Jumlah daun yang diamati adalah daun yang sudah membuka sempurna. pengukuran dilakukan di awal dan di akhir penelitian. 3. Diameter batang

Diukur dari diameter batang yang di tandai spidol 1 cm dari permukaan tanah. pengukuran dilakukan di awal dan di akhir penelitian.

F. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan rataan hitung sederhana untuk mengetahui rata-rata parameter yang di amati dari penelitian

(Nugro ho dan harahap, 2001). adalah : x = n x ? x = rata-rata hitung n = banyaknya data x = variasi yang diteliti

(14)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tinggi tanaman kakao

Berdasarkan hasil penelitian dari pemberian pupuk organik cair Nasa dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertambahan bibit tanaman kakao dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Rata-rata pertambahan tinggi bibit kakao (cm) selama 4 minggu.

Pengamatan

Pertambahan tinggi tanaman (cm) selama 2 bulan

P0 P1 P2

Tanaman yang diamati 10 10 10

Pertambahan tinggi tanaman 64,9 79,9 100,7 Rata-rata tinggi tanaman 6,49 7,99 10,07 Rata-rata pertumbuhan tinggi bibit kakao tertinggi di hasilkan dari P2 (30 cc/5 liter air) yaitu 10,07 cm dan terendah P0 (kontrol) yaitu 6,49 cm.

Gambar 1. Diagram pertambahan tinggi tanaman bibit kakao.

0 2 4 6 8 10 12 P0 P1 P2 6.49 7.99 10.07 rata -rata (cm) Perlakuan

(15)

2. Jumlah daun

Berdasarkan hasil penelitian dari pemberian pupuk organik cair Nasa dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertambahan jumlah daun bibit kakao dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Rata-rata pertambahan jumlah daun bibit kakao (helai) pada minggu ke 4 setelah tanam.

Pengamatan

Pertambahan jumlah daun (helai) selama 2 bulan

P0 P1 P2

Tanaman yang diamati 10 10 10

Pertambahan jumlah daun 55 52 83

Rata-rata jumlah daun 5,5 5,2 8,3

Rata-rata pertambahan jumlah daun bibit kakao tertinggi di hasilkan dari P2 (30 cc/5 liter air) yaitu 8,3 helai dan yang terendah P1 yaitu 5,2 helai.

Gambar 2. Diagram pertambahan jumlah daun bibit tanaman kakao.

0 2 4 6 8 10 P0 P1 P2 5,5 5,2 8,3 Rata -rata (helai) Perlakuan

(16)

3. Diameter batang

Berdasarkan hasil penelitian dari pemberian pupuk organik cair Nasa dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertambahan diameter batang bibit kakao dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Rata-rata pertambahan diameter batang bibit kakao (mm) pada minggu ke 4 setelah tanam.

Pengamatan

Pertambahan diameter batang (mm) selama 2 bulan

P0 P1 P2

Tanaman yang diamati 10 10 10

Pertambahan diameter batang 20,49 25,4 30,97 Rata-rata diameter batang 2,049 2,54 3,097

Rata-rata pertambahan diameter batang bibit kakao tertinggi di hasilkan dari P2 (30 cc/5 liter air) yaitu 3,097 mm dan terendah P0 (kontrol) yaitu 2,049.

Gambar 3. Diagram pertambahan diameter batang bibit kakao.

0 1 2 3 4 P0 P1 P2 2.049 2,54 3.097 Rata -rata (mm) Perlakuan

(17)

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian rata-rata pertambahan tinggi kakao, jumlah daun dan diameter batang selama 4 minggu P2 menunjukan hasil yang lebih baik yaitu rata-rata tinggi tanaman 10,07 cm, jumlah daun 8,3 helai, diameter batang 3,134 mm. Perlakuan P1 pertambahan tinggi rata-rata tanaman 7,99 cm, jumlah daun 5,2 helai dan diameter batang 2,54 mm. Perlakuan P0 (Kontrol) menunjukkan rata-rata tinggi pertambahan bibit tana man 6,49 cm, jumlah daun 5,5 helai dan diameter batang 2,049 mm. Hal ini terlihat bahwa denga n pemberian pupuk organik cair Nasa mampu memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman bibit kakao untuk proses pertambahan. Tanaman akan dapat tumbuh dengan baik apabila unsur hara ya ng dibutuhkan tersedia cukup untuk diserap oleh tanaman Menurut (Dwijoseputro,1990).

Menurut (Hadisuwito, 2007). untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, proses fotosintesis harus dibuat menjadi lebih efisien. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki kelembaban tanah (menurunkan tingkat stres akibat kekeringan), meningkatkan penyerapan energi surya dan CO2 serta

menyediakan nutrisi yang diperlukan dalam proporsi yang benar dan tepat. Nutrisi untuk tanaman berupa pupuk merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertambahan tanaman (Novizan, 2004). Penggunaan Pupuk organik merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme tanah. Organisme tanah dapat membantu proses penggemburan tanah dan mengubah zat yang tidak

(18)

bisah diserap tanaman menjadi bisah diserap tanaman. Pupuk organik dapat meningkatkan simbiosis mutualisme antara tanaman (Parnata, 2004).

Keuntungan menggunakan pupuk Organik cair Nasa adalah dapat merangsang pertumbuhan, perpanjangan dan pembesaran bagian vegetatif maupun generati Pertumbuhan erat dikaitkan dengan tiga proses yang berlangsung pada tanaman yaitu pada pembelahan sel dan diferensiasi sel dari keduanya. ketiga proses pertumbuhan tersebut akan berjalan dengan cepat bila tersedia cukup karbohidrat, protein dan garam mineral. Bahan bahan tersebut tersedia bagi tanaman melalui proses metabolisme. Untuk itu pertumbuhan bibit kakao memerlukan keadaan lingkungan dan sumber cahaya yang cukup dan kebutuhan unsur hara harus selalu terpenuhi. Sebab keperluan ini sangat esensial bagi kelangsungan proses matabolisme, fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Dan hampir setiap proses metabolisme tanaman dipengaruhi oleh pembebesaran sel dan akhirnya menentukan ukuran bagian tanaman. Menurut (Anonim, 2007).

Pengaruh penggunaan pupuk organik cair Nasa adalah untuk menggantikan kehilangan unsur hara dari dalam tanah, dan juga bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor lingkungan yang baik. Unsur hara yang diberikan merupakan tambahan bagi unsur hara yang lain, yang berada dalam tanah, sehingga jumlah keseluruhan yang tersedia bagi tanaman dalam perbandingan tepat dan pada waktu bersamaan ketersediaan unsur hara esensial maka keseimbangan kesuburan secara menyeluruh dapat menunjang pertumbuhan tanaman kakao yang

(19)

pertumbuhan dan perkembangan tanaman kakao mulai dari perkecambahan sampai menghasilkan buah, membutuhkan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan bibit kakao normal. Tidak tersedianya unsur hara bagi tanaman akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu, sehingga dapat menurunkan hasil. Usaha peningkatan produksi pertanian seperti pangan, hortikultura, perkebunan tidak terlepas dari peranan pupuk sebagai bahan penyubur Menurut (Anonim 2007).

Proses penyerapan unsur hara adalah Dengan energi aktif dapat berlangsung apabila tersedia energi metabolik. Energi metabolik tersebut dihasilkan dari proses pernapasan akar tanaman. Selama proses pernapasan akar tanaman berlangsung akan dihasilkan energi metabolik dan energi ini mendorong berlangsungnya penyerapan unsur hara secara proses aktif. Apabila proses pernapasan akar tanaman berkurang akan menurunkan pula proses penyerapan unsur hara melalui proses aktif. Bagian akar tanaman yang paling aktif adalah bagian dekat ujung akar yang baru terbentuk dan rambut-rambut akar. Bagian akar ini merupakan bagian yang melakukan kegiatan respirasi (pernapasan) terbesar Menurut (Anonim 2007).

(20)

V. Kesimpulan dan saran

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan konsentrasi pupuk organik cair Nasa yang diberikan pada bibit kakao, diduga mampu meningkatkan pertambahan tanaman, dapat dilihat pada hasil yang tertinggi yaitu P2(3,097) dan yang terendah P0(2,049).

B. Saran

1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut sampai bibit siap tanam. 2. Perlu diadakan penelitian dengan mengunakan konsentrasi yang lebih tinggi dari 30 cc/5 liter air

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. http:// natural nusantara. Wordress. Com/2007/08/12/Pupuk- Organik- Cair –Nasa/

Anonim, 2007. http:/ Dasar-dasar ilmu tanah. Blogspot. Com/2007/11/ mekanisme- penyerapan- hara. Html

Dwidjosepputro. 1990. Budidaya Tanaman Kakao. Penebar Swadaya.

Hadisuwito dan Sukamto. 2007. Membuat Pupuk Kompos Agromedia Pustaka, Jakarta.

Musnawar, E. I. 2005. Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta

Novizan, 2004. Petunjuk Pemupukan. PT. Agromedia Pustaka.Jakarta.

Nugroho dan Harahap. 2001. Statistik Teori dan Aplikasinya. Erlangga, Jakarta PT. Tani Karya Makmur Sejahtera, 1992. Karya Anak Bangsa Untuk Nusantara. Jakarta.

Parnata AS, 2004. Pupuk Organik Cair. Agromedia Pustaka Jakarta.

Siregar T.H.S., S. Riyadi dan L. Nuraeni. 2008. Budidaya pengolahan dan pemasaran kakao dan tuntunan praktikium. Rineka cipta. Jakarta.

Susanto. 1994. Budidaya Kakao dan Pengolahan Hasil. Kanisius Yogyakarta. Jakarta

(22)
(23)

Lampiran 1. Rancangan Penelitian

P

0

1

P

1

1

P

2

1

P

0

2

P

1

2

P

2

2

P

0

3

P

1

3

P

2

3

P

0

4

P

1

4

P

2

4

P

0

5

P

1

5

P

2

5

P

0

6

P

1

6

P

2

6

P

0

7

P

1

7

P

2

7

P

0

8

P

1

8

P

2

8

P

0

9

P

1

9

P

2

9

P

0

10

P

1

10

P

2

10

(24)

Lampiran 2. Data pertambahan tinggi bibit tanaman kakao Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P0 6 9 6 6 7,4 6 5,4 6,2 6,9 6 64,9 6,49 P1 7,6 8 8,1 7,4 8 9 9 7,8 7 8 79,9 7,99 P2 11 8,9 10 8,9 7,8 7,5 8,5 12,2 12,2 13,7 100,7 10,07

Lampiran 3. Data pertambahan jumlah daun bibit tanaman kakao.

Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P0 4 3 7 6 7 7 5 5 5 6 55 5,5 P1 5 3 4 6 6 6 7 3 5 7 52 5,2 P2 5 9 9 10 6 6 7 9 12 10 83 8,3

Lampiran 4. Data pertambahan diameter batang bibit tanaman kakao.

Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P0 2,8 2,5 1,69 1,63 1,9 1,96 1,53 2,15 2,1 2,23 20,49 2,049 P1 2,87 2,99 3,01 0,03 2,76 2,78 2,65 2,59 2,97 2,75 25,4 2,54 P2 2,81 3 3,34 3,15 3,1 2,86 3,17 3,17 3,22 3,15 30,97 3,097

(25)

Lampiran 5. Pengukuran diameter batang tanaman kakao

Lampiran 6. Alat diameter batang (mikrokaliper) dan pengukur tinggi batang (penggaris).

(26)

Gambar

Gambar 1. Diagram pertambahan tinggi tanaman bibit kakao.
Gambar 2.  Diagram pertambahan jumlah daun bibit tanaman kakao.
Gambar 3.  Diagram pertambahan diameter batang bibit kakao.

Referensi

Dokumen terkait

penelitian mengenai respons pertumbuhan bibit kakao ( Theobroma cacao L. ) terhadap pemberian abu janjang kelapa sawit dan pupuk urea pada

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi kompos kulit kakao yang sesuai dengan pertumbuhan bibit kakao dan efisiensi pemberian pupuk

Pada penelitian ini diharapkan dengan pemberian pupuk kandang ayam dapat memberikan pertumbuhan yang baik pada bibit tanaman kakao, dan memberikan informasi tentang pemberian

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa luas daun pada pertumbuhan bibit kakao terhadap pemberian pupuk organik cair kulit nanas dan pupuk kandang sapi pada umur

Data hasil menunjukkan bahwasannya setelah dilakukan penganalisa secara statistik menunjukkan bahwa pengaruh pemberian pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan tanaman

Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk anorganik NPK sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan bibit kakao untuk mensuplai ketersediaan hara.Peningkatan pemberian pupuk

Pemberian pupuk kandang ayam pengaruh nyata terhadap total luas daun bibit kakao, sedangkan pemberian pupuk organik cair berpengaruh tidak nyata terhadap total

Perlakuan pupuk organik cair dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan bibit tanaman karet menunjukan perbedaan tidak nyata pada jumlah payung dan tinggi