No Judul Kegiatan Tahun Hasil Implikasi terhadap kebiajakan 1. Survei logitudinal di Desa Kasimbar
Kec. Ampibabo, Kab. Parigi Moutong
1999 – 2001
1. Ditemukan 10 spesies Anopheles yaitu, An. barbirostris, An. subpictus, An. parangensis, An.aconitus, An.kochi, An. hyrcanus grup, An. Indefinitus, An . masulatus, An. tesselatus dan An. vagus.
2. An. barbirostris dan An. subpictus merupakan suspek vektor di Sulteng.
3. An. barbirostris ditemukan sepanjang tahun. 4. Kepadatan suspek vektor/An.barbirostris
dipengaruhi oleh peningkatan curah hujan. 5. Puncak kepadatna menggigit ke-2 vektor
berlangsung sekitar tengah malam (antara jam 21,00-04,00).
6. Tempat perkembangbiakan adalah sawah, rawa-rawa, kolam ikan yang tidak terurus umtuk An. barbirostris, sedangkan An. subpictus di lagun yang terkena matahari langsung dan ditumbuhi jenis lumut tertentu.
1. Program pemberantasan vektor dilakukan pada saat mulai terjadi peningkatan curah hujan yang pertama,meningat peningkatan kasus klinis terjadi rata-rata satu bulan setelah terjadinya peningkatan curah hujan. 2. Kebijakan pemberantasan vektor diarahkan pada pemberantasan jentik dan pembersihan tempat perindukannya.
3. Penggunaan predator/musuh alami. 4. Penyebarluasan informasi dan peningkatan
PSM.
2.
3.
Hasil kegiatan spot survei di Desa Toro, Kec. Kulawi di Kab.
Donggala.
Hasil kegiatan spot survei di Desa Watukilo, Kec. Kulawi di Kab. Donggala.
2000
2000
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,6 ekor/org/jam dan diluar rumah 1,16 ekor/org/jam.
2. Tempat perindukan adalah sawah dan Kolam.
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An.
barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 1,2 ekor/org/jam dan diluar rumah 3,4
ekor/org/jam.
2. Tempat perindukan adalah genangan air (kolam rawa).
4.
5.
6.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Huhak Kec. Bunta di Kab. Banggai.
Survei logitudinal di Desa UPT Nelayan Kec. Lamala, Kab. Banggai.
Survei logitudinal di Desa Siboang Kec. Sojol, Kab. Donggala 2000 2000 - 2002 2000 - 2002
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. flavirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,25 ekor/org/jam dan diluar rumah 0,29 ekor/org/jam.
2. Tempat perindukan adalah kolam ikan yang tidak terurus.
1. Anopheles yang ditemukan yaitu, An. barbirostris, An. subpictus, An. hyrcanus grup dan An. vagus.
2. An. barbirostris dan An. subpictus merupakan suspek vektor di Sulteng.
3. An. barbirostris paling dominan tertangkap menggigit orang baik di dalam maupun di luar rumah.
4. Aktifitas menggigit An. barbirostris dan An.subpictus sepanjang malam, tertangkap menggigit sejak sore hari dan An. barbirostris paling banyak menggigit antara pukul 22.00-23.00 baik di dalam maupun di luar rumah.
5. An.barbirostris menggigit sepanjang tahun,
denganpuncak kepadatan sekitar bulan Agustus dan Januari.
6. Tempat perindukan An.barbirostris adalah tambak ikan.
1. Anopheles yang ditemukan yaitu, An. barbirostris, An. subpictus, An. peditaeniatus, An. Indefinitus, An. tesselatus, An. aconitus dan An. vagus.
2. An. barbirostris paling dominan tertangkap menggigit orang dan An. subpictus paling dominan di kandang. Keduanya ditemukan menggigit orang dan paling banyak menggigit di luar rumah bila dibandingkan di dalam rumah.
3. Aktifitas menggigit An. barbirostris dan An.subpictus sepanjang malam, tertangkap menggigit sejak sore hari dan An. barbirostris paling banyak menggigit antara pukul 24.00-01.00.
4. Tempat perindukan An.barbirostris adalah tambak ikan rawa-rawa, sawah dan genangan-genangan air. An.subpictus tempat perindukannya di genangan-genangan air payau.
1. Program pemberantasan vektor diarahkan pada pemberantasan jentik dan pembersihan tempat perindukannya.
2. Penggunaan predator/musuh alami. 3. Penggunaan kelambu untuk mencegah &
menurunkan kepadatan nyamuk menggigit manusia.
4. Penyebarluasan informasi dan peningkatan PSM.
1. Program pemberantasan vektor dilakukan pada saat mulai terjadi peningkatan curah hujan karena akan diikuti peningkatan kepadatan nyamuk. 2. Program pemberantasan vektor sebaiknya
dilakukan satu bulan sebelum Februari.
3. Program pemberantasan vektor diarahkan pada pemberantasan jentik dan pembersihan tempat perindukannya.
4. Penggunaan kelambu untuk mencegah & menurunkan kepadatan nyamuk menggigit manusia.
No. Judul Kegiatan Tahun Hasil Implikasi terhadap kebiajakan 7.
8.
Hasil kegiatan spot survei di Desa Karya Mukti , Kec. Dampelas, Kab. Donggala
Hasil kegiatan spot survei di Desa Sidoan, Kec. Tinombo di Kab. Donggala.
2001
2001
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,25 ekor/org/jam dan diluar rumah 0,21 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah kolam tidak terurus.
1. Spesies vektor yang ditemukan adala An. subpictus dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,04 ekor/org/jam.
2. Tempat perindukan adalah lagun yang ditumbuhi lumut.
9.
10.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Lempelero Kec. Kulawi di Kab. Donggala.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Balean Kec. Bunta di Kab. Banggai.
2001
2001
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 1,63 ekor/org/jam dan diluar rumah 2,5 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah kolam dan rawa-rawa.
1. Tidak ada nyamuk Anopheles yang tertangkap.
2. Tempat perindukan adalah sungai dengan aliran pelan.
11. Hasil kegiatan spot survey di Desa Balean Kec. Bunta di Kab. Banggai.
2001 1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,96 ekor/org/jam dan diluar rumah 2,25 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah rawa-rawa, dan mata air.
12 Survei logitudinal di Desa Huhak Kec. Bunta
Desa UPT Malik di Kab. Banggai
2001- 2002
2000- 2002
1. Terdapat 13 spesies Anopheles di ke-2 lokasi yaitu An. barbirostris, An. subpictus, An. flavirostris, An. parangensis, An. aconitus, An. Hyrcanus grup, An. indefinitus, An. kochi, An. maculatus, An. tesselatus, An. barbumbrosus, An. sulawesi, An. vagus.
2. An. flavirostris, An. barbirostris dan An. subpictus merupakan spesies vektor dan suspek vektor di Sulteng.
3. An. barbirostris dan An. subpictus ditemukan sepanjang tahun di ke2 lokasi, sedangkan An.
flavirostris ditemukan sepanjang tahun di Desa Huhak saja.
4. Puncak kepadatan menggigit ke3 spesies berlangsung pada sekitar tengah malam. An.
flavirostris puncak kepadatan menggigit 01.00-02.00, sedangkan An. barbirostris mempunyai kepadatan menggigit antara 23.00-04.00, dan An. subpictus berlangsung antara 22.00-24.00.
5. Tempat perindukan yang potensial yaitu rawa-rawa dan kolam ikan yang tidak terurus dengan baik.
1. Penggunaan kelambu di ke2 desa dianjurkan dikaitkan dengan perilaku vektor dengan puncak kepadatan menggigit terjadi pada waktu istirahat (tidur).
2. Perlu didukung penyebarluasan informasi mengenai hasil penelitian.
13. Survei logitudinal di Desa Sidoang Kec. Tinombo, Kab. Parigi Moutong
2001 - 2002
1. Ditemukan 10 spesies Anopheles yaitu, An. barbirostris, An. subpictus, An. parangensis, An.aconitus, An.kochi, An. hyrcanus grup, An. Indefinitus, An.maculatus, An.tesselatus dan An.vagus.
2. An. barbirostris dan An. subpictus merupakan suspek vektor di Sulteng.
3. An. barbirostris dan An. subpictus ditemukan sepanjang tahun.
4. Kepadatan suspek vektor/An.barbirostris tidak dipengaruhi oleh peningkatan curah hujan.
5. Puncak kepadatna menggigit ke-2 vektor berlangsung sekitar tengah malam (antara jam 21,00-04,00). 6. Tempat perkembangbiakan adalah sawah, rawa-rawa,
kolam ikan yang tidak terurus umtuk An. barbirostris, sedangkan An. subpictus di lagun yang terkena matahari
1. Program pemberantasan vektor dialkukan satu bulan sebelum Juli, karena puncak kasus malaria klinis selama 2 tahun terakhir terjadi pada bulan Juli.
2. Kebijakan pemberantasan vektor diarahkan pada pemberantasan jentik dan pembersihan tempat perindukannya.
3. Penggunaan predator/musuh alami.
4. Penggunaan kelambu untuk mencegah dan menurunkan kepadatan nyamuk menggigit manusia.
langsung dan ditumbuhi jenis lumut tertentu.
No Judul Kegiatan Tahun Hasil Implikasi terhadap kebiajakan
14. Cross check sediaan darah malaria di Puskesmas Lambunu I
2002 1. Jumlah slide yang diambil untuk diperiksa 11 slide, 4 Pf dan 7 negatif.
2. Setelah dilakukan cross chek semua slide hasilnya negatif, yang berarti false positifnya 100%.
Perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu kualitas tenaga laboran, mutu giemsa, metode
pewarnaan/perbandingan yang digunakan dan pemeliharaan mikroskop.
15.
16.
17.
Cross check sediaan darah malaria di Puskesmas Mepanga
Cross check sediaan darah malaria di Tada
Cross check sediaan darah malaria di Sumber Sari
2002
2002
2002
1. Jumlah slide yang diambil untuk diperiksa sebanyak 59 slide, 38 slide penderita Pv,2 slide penderita Pf, dan 19 slide negatif.
2. Hasil cross chek menunjukkan 42 slide Pv, 2 slide Pf dan hanya 15 yang negatif, sehingga false negatif sebesar 21,1%.
1. Jumlah slide yang diambil untuk diperiksa hanya 6 buah, 2 slide Pf dan 4 slide negatif.
2. Dari hasil cross chek yang dilakukan diperoleh 2 slide Pv, 1 slide Pf dan 3 slide negatif. Hal ini berarti kesalahan spesies dari Pf menjadi Pv sebesar 50% dan untuk false negatif sebesar 25%.
1. Jumlah slide yang diambil untuk diperiksa yaitu 12 buah : 9 slide Pf dan 3 slide negatif.
2. Hasil cross chek didapatkan 8 slide Pf dan 4 slide negatif, sehingga False positif sebesar 11,1%.
Perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu kualitas tenaga laboran, mutu giemsa, metode
pewarnaan/perbandingan yang digunakan dan pemeliharaan mikroskop.
Perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu kualitas laboran dan metode pewarnaan.
Perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu tenaga laboran dan kualitas mikroskop.
18. Cross check sediaan darah malaria di Pandere
2002 1. Jumlah slide yang diambil untuk diperiksa yaitu 14 buah : 6 slide Pf, 1 slide Pv, 1 slide mix dan 6 slide negatif. 2. Setelah dilakukan cross chek hasilnya sama dengan hasil
dari puskesmas, hanya saja 4 dari slide yang negatif telah berjamur (rusak).
Perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu kualitas bahan (giemsa).
19.
20.
21
Cross check sediaan darah malaria di Puskesmas Kaleke
Hasil kegiatan spot survey di Desa Lumbu Kec. Banawa di Kab. Donggala.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Bolapapu Kec. kulawi di Kab. Donggala.
2002
2002
2002
1. Jumlah slide yang diambil untuk diperiksa yaitu 23 buah : 7 slide Pf dan 16 negatif.
2. Hasil cross chek ditemukan hanya 3 slide Pf dan 1 slide negatif, selebihnya 19 slide rusak.
1. Spesies vektor yang ditemukan adala An. subpictus dengan kepadatan menggigit orang diluar rumah 0,08 ekor/org/jam.
2. Tempat perindukan adalah sungai dengan aliran pelan.
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,17 ekor/org/jam dan diluar rumah 0,08 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah kolam yang tidak terurus.
Perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu kualitas bahan (giemsa).
22.
23.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Malino Kec. Moutong di Kab. Donggala.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Berdikari Kec. Palolo di Kab. Donggala.
2002
2002
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,25 ekor/org/jam dan diluar rumah 1,08 ekor/org/jam, sedangkan An. subpictus dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,08 ekor/org/jam dan diluar rumah 0,50 ekor/org/jam.
2. Tempat perindukan An. barbirostris adalah sawah, tambak,rawa, sedangkan An. subpictus yaitu rawa-rawa.
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang di dalam dan di luar rumah adalah 0,5 ekor/org/jam.
No Judul Kegiatan Tahun Hasil Implikasi terhadap kebiajakan 24.
25.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Trans Sausu Kec. Sausu di Kab. Donggala.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Labean Kec. Balaesang di Kab. Donggala.
2002
2002
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang di dalam dan di luar rumah adalah 0,17 ekor/org/jam, sedangkan An. subpictus dengan kepadatan menggigit orang di dalam dan di luar rumah adalah 0,08 ekor/org/jam.
2. Tempat perindukan adalah sawah dan sungai dengan aliran pelan.
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang di dalam rumah adalah0,17 ekor/org/jam.
2. Tempat perindukan adalah aliran sungai.
26.
27.
28.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Karya mukti Kec.
Dampelas di Kab. Donggala.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Kayoa Kec. Batui di Kab. Banggai.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Bone Baru Kec. Banggai di Kab. Banggai.
2002
2002
2002
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang di dalam dan di luar rumah adalah 0,04 ekor/org/jam.
2. Tempat perindukan adalah sawah dan rawa-rawa.
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,46 ekor/org/jam dan diluar rumah 1,29 ekor/org/jam, sedangkan An. flavirostris dengan kepadatan menggigit orang diluar rumah 0,04 ekor/org/jam.
2. Tempat perindukan yaitu sawah dan lagun.
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. subpictus dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 3,67 ekor/org/jam dan di luar rumah 8,96 ekor/org/jam, An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang di luar rumah 0,04 ekor/org/jam, sedangkan An. flavirostris dengan kepadatan menggigit orang diluar rumah 0,5 ekor/org/jam.
29.
30.
31.
32.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Hohudongan Kec. Pagimana di Kab. Banggai.
Survei kegagalan pengobatan di Desa Bolapapu Kec. Kulawi, Donggala.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Rusa Kencana Kec. Toili di Kab. Banggai.
Survei logitudinal di Desa Bolapapu Kec. Kulawi, Kab. Donggala. 2002 2002 2002 2002 - 2004
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. flavirostris dengan kepadatan menggigit orang di luar rumah 0,04 ekor/org/jam.
2. Tempat perindukan adalah kolam ikan yang tidak terurus.
1. Jumlah responden yang diwawancarai sebanyak 50 orang 68 % laki-laki,32% perempuan.
2. Pernah mendengar malaria 70%.
3. Dari 50% responden, 96 % mencari pengobatan pertama ke Nakes dan 4 % yang melakukan pengobatan sendiri sebelum berobat ke Nakes. 4. Responden yang meminum obat 3 macam sebanyak
74%, 2 macam obat sebanyak 10 % dan 16 % tidak tahu/lupa.
5. Rata-rata obat di minum perjenis selama 3 hari 6. Pengetahuan dari sebagian responden masih sangat
kurang mengenai penyebab dan cara pengobatan
Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,3
ekor/org/jam dan diluar rumah 0,25 ekor/org/jam, sedangkan An. subpictus dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,08 ekor/org/jam.
1. Ditemukan 9 spesies Anopheles yaitu, An. barbirostris, An. pseudo barbirostris, An. hyrcanus grup, An.vagus, An. Indefinitus, An. tesselatus, An. kochi, An.maculatus, dan An. barbumbrosus.
2. An. barbirostris ditemukan menggigit di dalam rumah dengan MHD antara 0,04-0,54/ekor/orang/jam dan menggigit di luar rumah dengan kepadatan 0,04 -0,75/ekor/orang/jam.
3. An. barbirostris ditemukan menggigit di dalam rumah pada pukul 02.00-03.00, sedangkan di luar rumah pada
1. Penyuluhan tentang pentingnya keteraturan minum obat dengan dosis yang tepat .
2. Perlu diadakan pelatihan /refresing pada petugas mikroskopis malaria di puskesmas.
3. Penyuluhan mengenai penyakit malaria baik dari media elektronik maupun nakes, khususnya pada masyarakat yang jauh dari nakes
1. Program pemberantasan vektor dilakukan pada saat mulai terjadi peningkatan curah hujan yang pertama.
2. Kebijakan pemberantasan vektor diarahkan pada pemberantasan jentik dan pembersihan tempat perindukannya.
3. Penggunaan predator/musuh alami. 4. Penggunaan kelambu untuk mencegah &
menurunkan kepadatan nyamuk menggigit manusia.
pukul 21.00-22.00 dan 22.00-23.00.
4. Tempat perkembangbiakan adalah sawah yang terletak di bagian belakang pemukiman penduduk.
5. Penyebarluasan informasi dan peningkatan PSM.
No Judul Kegiatan Tahun Hasil Implikasi terhadap kebiajakan
33.
34.
35.
36.
Survei logitudinal di Desa Bahagia Kec. Bahagia, Kab. Donggala.
Cross check sediaan darah malaria di Puskesmas Kulawi
Hasil kegiatan spot survey di Desa Sigenti Kec. Tinombo di Kab. Donggala.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Moutong Tomur Kec. Moutong di Kab. Donggala.
2002 - 2004 2003 2003 2003
1. Ditemukan 7 spesies Anopheles yaitu, An. barbirostris, An. barbumbrosus, An. hyrcanus grup, An.vagus, An. Indefinitus, An. tesselatus dan An. Kochi.
2. An. barbirostris ditemukan menggigit di dalam rumah dengan MHD antara 0,04-0,68/ekor/orang/jam dan menggigit di luar rumah dengan kepadatan 0,08 -2,21/ekor/orang/jam.
3. An. barbirostris ditemukan menggigit di dalam rumah pada pukul 24.00-01.00, sedangkan di luar rumah pada pukul 21.00-22.00 dan 23.00-24.00.
4. Tempat perkembangbiakan adalah sawah, kolam ikan, dan sungai.
1. Jumlah slide yang diambil untuk diperiksa yaitu 11 slide, 4 Pf dan 7 slide negative.
2. Hasil cross chek menunjukkan semua slide negatif, sehingga false positif sebesar 100%.
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,04 ekor/org/jam dan diluar rumah 1,42 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah rawa-rawa, sawah dan
saluran air.
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. subpictus dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 1,2 ekor/org/jam dan diluar rumah 2,5 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan adalah kubangan kecil yang
tersebar diseluruh rawa-rawa dan pohon nipa.
1. Program pemberantasan vektor dilakukan pada saat mulai terjadi peningkatan curah hujan yang pertama.
2. Kebijakan pemberantasan vektor diarahkan pada pemberantasan jentik dan pembersihan tempat perindukannya.
3. Penggunaan predator/musuh alami. 4. Penggunaan kelambu untuk mencegah &
menurunkan kepadatan nyamuk menggigit manusia.
5. Penyebarluasan informasi dan peningkatan PSM.
Perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu kualitas tenaga laboran, mutu giemsa, metode pewarnaan/perbandingan yang digunakan dan pemeliharaan mikroskop.
37.
38.
39.
40.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Pondan Kec. Lamala di Kab. Banggai.
Hasil kegiatan spot survey di Kel. Batui Kec. Batui di Kab. Banggai.
Hasil kegiatan spot survey di Desa Poyang Kec. Balantak di Kab. Banggai.
Survei Kegagalan pengobatan dilakukan Survei Kegagalan pengobatan dilakukan
Lumbudolo, Limboro dan Boya) dan Puskesmas Tompe ( jono oge, Sibado, dan Balentuma).
2003
2003
2003
2003
1. Tempat perindukan yaitu sawah.
2. Tidak ada nyamuk Anopheles yang tertangkap. 3. Tempat perindukan adalah rawa-rawa dan sawah.
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. subpictus dengan kepadatan menggigit orang dalam rumah 0,16 ekor/org/jam dan An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang di dalam rumah 0,08 ekor/org/jam. 2. Tempat perindukan yaitu rawa-rawa, tambak yang tidak
difungsikan.
1. Spesies vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris dengan kepadatan menggigit orang di dalam dan di luar rumah adalah 0,25 ekor/org/jam.
2. Tempat perindukan yaitu tambak (air payau) yang tidak terpelihara.
1. Jumlah responden penderita yang diwawancarai dikedua puskesmas sebanyak 26 orang.
2. Responden pernah mendengar tentang malaria 84,6%, melalui Nakes 63,6%.
3. Penderita yang mencari pengobatan ke Nakes 57,7%, Obat yang diberikan sebanyak 3 macam 42,3%, dimunum selama 3 hari 46,1%.
4. cara minum obat sekaligus 42,3%, bertahap 23 %. 5. Menghabiskan obat 69,2% dan 30,8% tidak
menghabiskan dengan alasan sudah merasa sembuh 75%.
1. Penyuluhan tentang pentingnya keteraturan minum obat dengan dosis yang tepat. 2. Perlu diadakan pelatihan /refresing pada
No Judul Kegiatan Tahun Hasil Implikasi terhadap kebiajakan 41.
42.
43.
Konfirmasi vektor filaria di Desa Toro, Kec. Kulawi.
Konfirmasi vektor filaria di Desa Tuwa, Kec. Sigi Biromaru.
Investigasi tempat perindukkan Ae. aegypti (L) pada 3 daerah dengan tingkat endemisitas yang ber berbeda di Kota Palu.
2003
2003
2004
Ditemukan beberapa spesies nyamuk yi ; Anopheles (8 spesies), Culex (7 spesies), Mansonia (1 spesies) dan Armigeres spp.
Ditemukan beberapa spesies nyamuk yaitu Anopheles (6 spesies), Culex (6 spesies), Mansonia (1 spesies), Armigeres spp dan Ae. albopictus.
1. Tempat penampungan air yang menjadi tempat perindukkan potensial: bak mandi, bak penampungan, ember, baskom plastik, tempayan, drum dan baskom karet.
2. Sumur-sumur di daerah studi belum menjadi habitat potensial bagi tempat perindukkan Ae. aegypti.
3. Tatura Selatan HI 13 %, CI 5,25 %, dan BI 15 %.Tondo HI 60 %, CI 29,93%, dan BI 91 %. Baiya HI 13 %, CI 6,20% dan BI 14 %.
4. Dari semua konteiner yang di periksa jentik Ae. aegypti banyak ditemukan di dalam rumah
Perlu diwaspadai An. barbirostris karena dari hasil pembedahan thoraks dan kepala ditemukan larva stadium infektif (L3) dari cacing B. malayi.
1. Menggalakkan PSM DBD.
2. Memperkuat tim epidemologi dan entomologi dengan menjalin hubungan dengan lembaga penelitian.
3. Meningkatkan PSP masyarakat mengenai penykit DBD.
4. Mendukung program pemberantasan DBD dengan dukungan anggaran.
44. Hasil uji kerentanan Ae, aegypti (L) dan Aedes albopictus (thebold) terhadap insektisida organophosphate (malathion 0.55) di Wilayah Kota Palu
2004 1. Insektisida malathion yang selama ini digunakan pada program DBD di Prop, Sulteng peka namun ada indikasi mengarah ke toleran.
2. Penggunaan insektisida ini dalam pengendalian vektor DBD masih baik, meskipun perlu dilakukan verivikasi ulang.
45.
46.
47.
48.
Survei darah jari filarial Di Desa Tolole kab. Parigi Moutong
Koleksi referensi serangga Dusun Tombi Desa Ampibabo Kec. Ampibabo kab. Parigi moutong
Survei Schistosomiasis di Napu, Kab. Poso.
Efektifitas predasi ikan kepala timah (Aploocheilus panchax) terhadap jentik Ae, albopictus (Theobald) pada tempat penampungan air buatan
2004
2004
2004
2004
1. Hasil SDJ dari 81 orang yang diambil didapatkan 21 sediaan arah positf mengandung mikrofilaria yaitu Brugia malayi.
2. Sediaan darah positif banyak ditemukan pada gol. Umur antara 40-51 tahun (23,8%), umur 10-16 dan 17-25 tahun masing-masing sebanyak 19%.
Ditemukan 5 ordo serangga yatiu Carabidae, Scarabidae dan Curculionidae. Sedangkan odonata ada 2 famili yaitu,
protoncuridae dan libellulidae. Untuk ordo Orthoptera di temukan 2 family yaitu, gryllidae dan tettgoniidae, begitu pula Diptera ditemukan 2 family yaitu muscidae dan culicidae (genera Anopheles, culex dan Coguilitidae).
1. Survei tinja dilakukan dengan metode Kato Katz dengan mengambil tiga sampel tinja dari setiap individu selama 3 hari hasil survei tinja menunjukkan infection rate di Wuasa adalah 6,25% ( dari 16 orang yang diambil tinjanya.
2. Dari survei keong dikumpulkan 484 keong dengan total kepadatan populasi keong adalah, 938 keong/M2. Infection rate pada keong adalah 0,21%.
Hasil survei menunjukan A. panchax sebagai predator potensial terhadap Ae. aegypti dan Ae. albopictus. Angka predasi A.panchax berdsarakan hasil observasi berturut-turut adalah 49,18 larva/ hari (Ae,aegypti) dan 41,10 larva/hari (Ae. albobpictus). Hasil T-test menunjukan bahwa tidak ada perbedaan nyata efektifitas predasi A, panchax terhadap Ae, aegypti dan Ae, albopictus.
No Judul Kegiatan Tahun Hasil Implikasi terhadap kebiajakan 49.
50.
Spot survei entomologi malaria dan filaria di Dusun Tombi, Desa Ampibabo, Kec. Ampibabo, Parigi Moutong.
Survei malaria di Kelurahan Poboya, Palu.
2004
2005
1. Ditemukan beberapa fauna Anopheles, Culex, Aedes, Coquilletidia sp., dan diantaranya ditemukan suspek vektor malaria dam filaria yi; An. barbirostris.
2. Aktifitas An. barbirostris menggigit orang yaitu jam 02.00-03,00 di dalam rumah dan 02.00-03,00-04,00 di luar rumah. 3. Tempat perindukan barupa sawah.
Adanya kasus endegenous menunjukkan terjadinya penularan setempat.
Perlu dilakukan longitudinal survei setiap bulan
sehingga dapat ditemukan cara pemberantasan yang tepat waktu dan sasaran.
Perlu adanya pengobatan infeksi cacing terutama pada anak SD yang hasil pemeriksaan tinjamya dinyatakan positif.
51.
52.
53.
54.
Studi schistosomiasis di lembah Napu Kab. Poso Sulteng
Konfirmasi vektor malaria di Desa Bungkudu, Kec. Bungku Tengah Kab. Morowali
Konfirmasi vektor malaria di Desa Mendui, Kec. Bungku Tengah Kab. Morowali Konfirmasi vektor malaria di Desa pinamula, Kec. Momunu Kab. Buol.
2005
2006
2006
2006
1. Ditemukan penderita positif dan habitat keong di 2 Desa yaitu Desa Maholo dan Dodolo.
2. Di Desa Dodolo ditemukan 4,6% positif serkaria di daerah fokus Kalaha dan Ranteonowa.
Berdasarkan Uji Elisa, vektor yang ditemukan : An. barbirostris,An. subpictus,dan An. vagus.
Berdasarkan Uji Elisa, vektor yang ditemukan : An.
barbirostris,An. flavirostris , An. Indefinitus dan An. vagus.
Berdasarkan Uji Elisa, vektor yang ditemukan : An.
barbirostris,An. tesselatus , An. Pediataeniatus, An. kochi dan An. vagus.
1. Diupayakan pemberantasan daerah fokus melalui koordinasi dengan penduduk pemilik lahan yang tidak digarap.
2. Survailans terhadap penduduk yang berisiko tinggi.
1. Perlunya dilakukan pembedahan saliva pada spesies Anopheles yang ditemukan.
55.
56.
Konfirmasi vektor malaria di Desa Bahometefe, Kec. Bukal Kab. Buol.
Konfirmasi vektor malaria di Desa Dolago, Kec. Parigi Kab. Parigi moutong
2006
2006
Berdasarkan Uji Elisa, vektor yang ditemukan adalah An. barbirostris, An. subpictus dan An. vagus.
Berdasarkan Uji Elisa, vektor yang ditemukan : An. subpictus, An. tesselatus , An. Pediataeniatus, dan An. vagus
57.
58.
59.
Konfirmasi vektor malaria di Desa Sikara, Kec. Sindue Kab. Donggala.
Uji efikasi insectisida DBD (Malathion) Di kota Palu
Survei tinja pada anak sekolah
2006
2007
2007
Berdasarkan Uji Elisa, vektor yang ditemukan : An. subpictus.
Hasil pengujian kerentanan insektisida malathion yang digunakan dalam pengasapan dengan menggunakan swing fog, menunjukkan persentase kematian nyamuk uji rata-rata di dalam rumah di Kel. Birobuli Utara adalah 100% dan persentase kematian nyamuk uji rata-rata di luar rumah adalah sebesar 93%.
Tingkat infeksi cacing pada anak sekolah kelas 1 di SD Dalika, Labuan dan Inpres 2 termasuk tinggi.
60. Kolref parasit malaria dari magang Mikroskopis Kab. Morowali
2007 Semua sediaan darah yang diperiksa hasilnya negatif di Dusun Dalika dan Sisere, Desa Labuan Toposo.
No Judul Kegiatan Tahun Hasil Implikasi terhadap kebiajakan
61.
62
Kolref parasit malaria dari magang Mikroskopis Kab. Banggai
Kolref parasit malaria dari magang Mikroskopis Kab. Donggala
2007
2007
Semua sediaan darah yang diperiksa hasilnya negatif di Desa Pewunu Kec. Dolo.
Ditemukan 3 orang positif plamodium. 2 orang P.vivax dan 1 orang P.falcifarum di Desa Sumari
63.
64.
65.
Kolref parasit malaria di Desa Sungku Desa Kola-Kola, Desa Poeluwa dan Desa Toaya.
Koleksi referensi
schistosomiasis di Dataran Tinggi Lindu, Kab. Donggala
Kolref parasit malaria dari magang mikroskopis malaria Kab. Touna
2007
2007
2008
Ditemukan 19 slide positif P.falcifarum, 4 slide P.vivax dan 2 slide mix.
1. Ditemukan 3 ekor tikus positif S.japonicum dari 5 ekor yang tertangkap yaitu 2 ekor Rattus hormani dan 3 ekor R. exulans di fokus Tomado I.
2. Dari 111 keong yang ditemukan, ada 12 keong positif cercaria S.japonicum di fokus paku 7.
Ditemukan masing-masing 15 sediaan darah positif P. falcifarum dan P.vivax di Desa Salena (lingkingan III) Kel. Tipo dan Buluri, Kec. Palu Barat.
Perlu penelitian mengenai kandungan mineral daerah fokus, mineral/zat organik yang disukai keong dan Peran serta masyarakat di daerah endemis.
66.
67.
Kolref parasit malaria dari magang mikroskopis malaria Banggai
Survei jentik di beberapa daerah endemis dan potensial DBD di Palu
2008
2008
Semua sediaan darah yang diperiksa hasilnya negatif di Desa Rezeki Kec. Palolo.
Semua daerah yang teliti mempunyai risiko terhadap kejadian DBD karena ABJ jauh dibawah standar nasional.
Perlu kajian lebih lanjut terutama tentang virologi dan entomologi DBD.