P Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Pedoman nasional monitoring dan evaluasi program
pengendalian HIV dan AIDS.—Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2009-08-31
1. Judul I. HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUSES-PREVENTION & CONTROL II.
KATA PENGANTAR
Monitoring dan Evaluasi adalah bagian penting dari manjemen sebuah program, baik sebagai unsur perencanaan maupun pelaksanaan. Sebagai bagian perencanaan menghasilkan data dan informasi untuk penetapan prioritas masalah, tujuan, kegiatan dan target yang harus dicapai. Sebagai bagian dari pelaksanaan, menghasilkan data dan informasi untuk mengukur kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan mutu pelayanan atau program. Dilihat dari perannya maka kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan yang sangat strategis bagi upaya pengembangan program ke depan.
Dalam program pengendalian HIV dan AIDS telah ditetapkan berbagai target yang telah disepakati yang harus dicapai baik yang bersifat nasional maupun internasional. Target tersebut kemudian diformulasikan berupa indikator-indikator pencapaian. Mengingat luasnya ruang lingkup program dan banyaknya sektor yang berperan dalam kegiatan monitoring dan Evaluasi ini, maka adanya pedoman nasional yang akan menjadi acuan bagi setiap pelaksana
sangat di butuhkan sehingga kegiatan monitoring dan evaluasi dapat dilakukan secara eisien,
efektif dan mampu mengukur hasil capaian program secara optimal.
Sesuai dengan ruang lingkup pembahasannya maka buku ini di samping sangat bermanfaat bagi program manajer dan tenaga teknis program, buku ini juga bermanfaat bagi para pengambil keputusan, para donor, lembaga swadaya masyarakat atau organisasi non pemerintah yang bergerak di bidang pengendalian AIDS, para pegiat, dunia usaha, dan dunia pendidikan. Hadirnya buku ini diharapkan mampu meminimalisir permasalahan dan tantangan yang selama ini dihadapi secara lebih strategis.
Kepada para penyusun, kontributor, dan editor yang telah bekerja keras menyelesaikan buku ini, diucapkan banyak terima kasih. Selanjutnya kami berharap agar buku ini benar-benar dapat dipergunakan sebagai acuan mulai dari tingkat pelaksana, kabupaten/ kota provinsi maupun pusat, oleh berbagai layanan instansi pemerintah, LSM, maupun komunitas. Masukan untuk perbaikan terhadap buku ini di masa yang akan datang sangat diharapkan.
Jakarta, Agustus 2009
Direktur Jenderal PP&PL
TIM PENYUSUN
Pengarah : Iwan M. Muljono, Dr, MPH
Penanggung Jawab : Dyah Erti Mustikawati, Drg, MPH
Koordinator : Asik Surya, Dr, MPPM
Penulis : - Asik Surya, Dr, MPPM - Irawan Kosasih, Dr, MPH
- Eko Saputro, SKM, MKes - Sri Pandam Pulungsih, Dr, MSc
- Eli Winardi, SKM, MKM - Yuliandri, SKM, Mkes
Kontributor : - Aang Sutrisna, MPH - Maria T.
- Abdul Syahran, SH, MKes - Marni Radini
- Achmad Mabrur, SKM, MKes - Mirsad, Dr
- Adi Sarininggar, SKM - Mohammad Erfandi, Dr
- A. Rasyid - Muyono
- Ari Wulan Sari, SKM - Ne Dewy Larasati
- Arwan Nofri, SKM - Ni Made Jendri
- Atiek Anartati, Dr, MPH - Novidiyanto
- Dewi Ariani - Novita Indriani, Dr
- Didik S. - Nur Achmadi, S.Pd
- Eddy R. Lamanepa, Dr, MPH - Nurcholis Majid, Dr
- Ekarini, Dr, SPOG - Nurul Hasanah
- Elisabeth - Otto Parorrongan, SKM
- Embry Netty, Dr, MKes - Rachma Febriana, SKM
- Eva Muzdalifah, SKM - Rahmi Solehah, SKM
- Fadhlina - Raden Mulyati, SKM, MKes
- Fadia Miralka, SKM - Reggy Stephanus S, Drg
- Fatimah Hidayani - Rini Palupy
- Fii Indriani, SKM - Roberta Taher
- Hardi - Sisworo Rini
- Hariati, BSc - Siti Juariah, SKM
- Henni Rokhana - Siti Zarah Eka Putri, SKM
- Hepa Sesami, SKM, MScPH - Sri Andriany
- Herry Riadi, SKM - Sri Agustini, SKM
- I Nyoman Suarcayasa, S.Sos - Tiara Mahatmi, Dr
- In Ratri Ariani, SKM - Titta G. Salim, Dr
- Lina Juniar, Dr - Wawan Setiawan, SKM
- Lisa Puspasari - Widhi Hastuti
- Listijani Sukwati G, SKM, MKes - Yanti Susanti
- Makkaraus, SKM - Yudith S.
- Mandala Noras, SKM, MKes - Yusransyah, S.Sos, MM
Editor : - Asik Surya, Dr, MPPM - Irawan Kosasih, Dr, MPH
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
AIDS Acquired Immune Deiciency Syndrome, kumpulan gejala dan penyakit,
sebagai bentuk lanjut dari infeksi HIV
ART Antiretroviral Therapy, pengobatan menggunakan antiretroviral (ARV) pada
ODHA
ARV Antiretroviral, obat antiretroviral, obat yang digunakan untuk menekan virus
pada ODHA
Dampak Impact, dalam kerangka M&E merupakan akibat jangka panjang, longterm
Effect.
Dinkes Dinas Kesehatan, kantor kesehatan pemerintah yang ada pada tingkat
administratif kabupaten/kota dan provinsi.
Hasil Outcome, dalam komponen M&E merupakan akibat lebih lanjut dari luaran,
akibat jangka menengah, medium effect.
HIV Human Immunodeiciency Virus, virus penyebab AIDS
IDU Injecting Drug User, lihat Penasun
IMS Infeksi yang ditularkan melaui hubungan seksual, lihat STI
IRIS Immune reconstitution inlammatory syndrome dikenal juga sebagai IRS
(Immune reconstitution syndrome), sindrom pemulihan kekebalan.
Kemkes Kementerian Kesehatan
Keluaran Output, dalam komponen M&E merupakan efek segera akibat proses,
intermediate effect
KTS Konseling dan tes HIV secara sukarela, tes HIV secara sukarela disertai
dengan konseling, terjemahan dari VCT, voluntary counseling and testing.
LJSS Layanan jarum alat suntik steril, Needle Exchange Program (NEP), adalah
upaya untuk memastikan bahwa penasun yang belum mampu dan berhenti menggunakan Napza secara suntik menggunakan jarum suntik baru setiap melakukan penyuntikan.
LSM Lembaga swadaya masyarakat, organisasi non pemerintah.
Masukan Input, dalam komponen M&E merupakan sumber daya yang dimiliki
organisasi
M & E Monitoring dan evaluasi, bagian penting dari unsur manajemen yang
berfungsi sebagai pengawasan dan penilaian pelaksanaan program dan menyediakan informasi bagi perencanaan
MARP Most at risk population, kelompok penduduk yang paling rentan tertular HIV
MTCT mother-to-child transmission (of HIV); penularan HIV dari ibu ke anak
NAPZA narkotik, alkohol, psikotropik dan zat adiktif lain
ODHA orang dengan HIV DAN AIDS, terjemahan dari people living with HIV/AIDS
(PLWHA)
PCR polymerase chain reaction (reaksi rantai polimerasi)
Proses dalam komponen M&E, proses berupa intervensi atau kegiatan program
atau proyek
PPS pria penjaja seks
Penasun Pengguna NAPZA suntikan, lihat IDU
PMTCT prevention of mother-to-child transmission, pencegahan penularan dari ibu
PPP proilaksis pasca-pajanan = post exposure prophylaxis
PPT periodic presumptive treatment, pengobatan presumtif secara periodik, salah satu strategi pendekatan pengobatan komprehensif pada seluruh kelompok populasi berisiko untuk menurunkan prevalensi IMS secara cepat.
Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat, suatu upaya kesehatan masarakat dilengkapi
dengan layanan kesehatan dasar yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia, di tingkat Kecamatan atau Desa
PS Penjaja Seks
RAR Rapid Assessment and Response
Riskesdas Riset Kesehatan Dasar
Risti Risiko Tinggi
RR Repeat Reactive
RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RS Rumah Sakit
SDKI Survei demograi Kesehatan Indonesia
SDM Sumber daya manusia, PSDM = Pengembangan SDM
SKRRI Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia
TB Tuberkulosis, tuberculosis, dikenal juga sebagai TBC.
Three ones “Three one principle”, prinsip mekanisme koordinasi respon nasional
penangulangan AIDS yang disepakati dunia, terdiri dari satu kerangka kerja AIDS, satu koordinasi dan satu sistem M&E tingkat nasional
UNAIDS United Nations Programme on HIV DAN AIDS,
UPK Unit Pelayanan Kesehatan
VCT voluntary counseling and testing, lihat KTS
WPS Wanita Penjaja Seks
WBP Warga Binaan Permasyarakatan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN ... v
DAFTAR ISI ... vii
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Maksud dan tujuan ... 1
BAB 2. KERANGKA KERJA M&E ... 3
2.1 Pengertian ... 3
2.2 Kerangka Kerja Logis M&E ... 4
2.3 Sistem Monitoring dan Evaluasi ... 7
2.3.1 Sistem Monitoring ... 8
2.3.2 Manfaat Monitoring ... 8
2.3.3 Monitoring yang Baik dan Efektif ... 8
2.3.4 Persoalan Klasik Monitoring ... 9
2.3.5 Pendekatan Pengumpulan Data untuk Monitoring ... 9
2.3.6 Sistem Evaluasi ... 10
2.3.7 Komponen Evaluasi ... 10
2.3.8 Proses Evaluasi ... 11
2.3.9 Kriteria Penilaian dalam Evaluasi ... 12
BAB 3. STRUKTUR PENGORGANISASIAN ... 13
3.1 Struktur Pengorganisasian ... 13
3.2 Peran dan Fungsi ... 13
3.2.1 Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) ... 13
3.2.2 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ... 14
3.2.3 Dinas Kesehatan Provinsi ... 14
3.2.4 Kementerian Kesehatan ... 14
BAB 4. INDIKATOR PROGRAM ... 15
4.1 Indikator Keberhasilan Program ... 15
4.2 Jenis Indikator Penting dalam Program ... 15
4.2.1 Konseling dan Testing ... 16
4.2.2 Pencegahan di Unit Pelayanan ... 17
4.2.3 Pencegahan HIV melalui Seksual dan Penasun ... 18
4.2.4 Perawatan ... 22
4.2.5 HIV-TB ... 22
4.2.6 Infeksi Menular Seksual (IMS) ... 23
4.2.7 Antiretroviral Therapy (ART) ... 25
4.2.8 Sistem Kesehatan ... 28
4.3 Pemanfaatan Data ... 32
4.3.1 Pemanfaatan Data Secara Efektif untuk meningkatkan program ... 32
4.3.2 Analisis Situasi ... 32
4.3.3 Menentukan Target ... 32
4.3.4 Mutu Data ... 33
BAB 5. PELAPORAN PROGRAM ... 35
5.1 Jenis Pelaporan ... 35
5.2 Penjelasan Umum Pengisian Pelaporan ... 36
5.3 Perhitungan Rekapitulasi Bulanan ... 38
Bacaan Lebih Lanjut ... 39
Daftar Lampiran
FORMULIR PELAPORAN
HA-UPK-1 Laporan Bulanan KTS / VCT ... 43
HA-KAB/KOTA-1 Laporan Bulanan KTS / VCT ... 44
HA-PROV-1 Laporan Bulanan KTS / VCT ... 45
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN BULANAN KTS/VCT ... 46
HA-UPK-2 Laporan Bulanan IMS ... 47
HA-KAB/KOTA-2 Laporan Bulanan IMS ... 48
HA-PROV-2 Laporan Bulanan IMS ... 49
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN BULANAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) ... 50
HA-UPK/LSM-3 Laporan Bulanan Penjangkauan ... 52
HA-KAB/KOTA-3 Laporan Bulanan Penjangkauan ... 53
HA-PROV-3 Laporan Bulanan Penjangkauan ... 54
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN BULANAN PENJANGKAUAN ... 55
HA-UPK-4 Laporan Bulanan PMTCT ... 56
HA-UPK-4 Laporan Bulanan PMTCT ... 57
HA-UPK-4 Laporan Bulanan PMTCT ... 58
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN BULANAN PMTCT ... 59
HA-UPK/UTD-5A Laporan Bulanan Donor Darah UTD ... 60
HA-KAB/KOTA-5A Laporan Bulanan Donor Darah UTD ... 61
HA-PROV-5A Laporan Bulanan Donor Darah UTD ... 62
HA-UPK/UTDP-5B Laporan Semester Donor Darah UTD Pusat/Balai LABKESDA .... 63
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN BULANAN DARAH DONOR UTD ... 64
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN SEMESTER DARAH DONOR UTD PUSAT/BALAI LABKESDA ... 65
HA-UPK-6 Laporan Bulanan Penasun yang mengikuti LJSS ... 66
HA-KAB/KOTA-6 Laporan Bulanan Penasun yang mengikuti LJSS ... 67
HA-PROV-6 Laporan Bulanan Penasun yang mengikuti LJSS ... 68
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN BULANAN PENGGUNA NARKOTIKA SUNTIK (PENASUN) YANG MENGIKUTI LAYANAN JARUM SUNTIK STERIL (LJSS) ... 69
HA-UPK-7 Laporan Bulanan Penasun yang mengikuti Layanan Metadon ... 70
HA-KAB/KOTA-7 Laporan Bulanan Penasun yang mengikuti Layanan Metadon ... 71
HA-PROV-7 Laporan Bulanan Penasun yang mengikuti Layanan Metadon ... 72
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN BULANAN PENGGUNA NARKOTIKA SUNTIK (PENASUN) YANG MENGIKUTI LAYANAN METADON ... 73
HA-UPK-8A Laporan Bulanan Perawatan HIV dan ART (lembar 1) ... 74
HA-KAB/KOTA-8A Laporan Bulanan Perawatan HIV dan ART (lembar 1) ... 75
HA-PROV-8A Laporan Bulanan Perawatan HIV dan ART (lembar 1) ... 76
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN BULANAN PERAWATAN HIV DAN ART ... 77
HA-UPK-8B Laporan Bulanan Perawatan HIV dan ART (lembar 2) ... 85
HA-KAB/KOTA-8B Laporan Bulanan Perawatan HIV dan ART (lembar 2) ... 86
HA-UPK -9 Laporan Kohort Dampak Pengobatan ARV ... 90
HA-KAB/KOTA-9 Laporan Kohort Dampak Pengobatan ARV ... 91
HA-PROV -9 Laporan Kohort Dampak Pengobatan ARV ... 92
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN KOHORT DAMPAK PENGOBATAN ARV ... 93
HA-UPK-10 Laporan Bulanan ODHA yang diberi Dukungan ... 96
HA-KAB/KOTA-10 Laporan Bulanan ODHA yang diberi Dukungan ... 97
HA-PROV-10 Laporan Bulanan ODHA yang diberi Dukungan ... 98
PETUNJUK PENGISIAN ODHA YANG DIBERI DUKUNGAN ... 99
HA-UPK-11 Laporan Bulanan Kasus AIDS ... 100
HA-KAB/KOTA-11 Laporan Bulanan Kasus AIDS ... 101
HA-PROV-11 Laporan Bulanan Kasus AIDS ... 102
LAPORAN SURVEILANS PENDERITA AIDS ... 103
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN KASUS AIDS ... 104
HA-UPK-12 Laporan Tahunan SDM Terlatih ... 108
LAMPIRAN HA-UPK-12 Lampiran Laporan Tahunan SDM Terlatih ... 109
HA-KAB/KOTA-12 Laporan Tahunan SDM Terlatih ... 110
LAMPIRAN HA-KAB/KOTA-12 Lampiran Laporan Tahunan SDM Terlatih ... 111
HA-PROV-12 Laporan Tahunan SDM Terlatih ... 112
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN TAHUNAN SUMBER DAYA MANUSIA TERLATIH ... 113
HA-UPK-13 Laporan Triwulan Bahan dan Alat ... 115
HA-KAB/KOTA-13 Laporan Triwulan Bahan dan Alat ... 117
HA-PROV-13 Laporan Triwulan Bahan dan Alat ... 119
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN TRIWULAN BAHAN DAN ALAT ... 121
Formulir HIV 1 Formulir Pengiriman Spisimen untuk Pemeriksaan HIV ... 122
Formulir HIV-2 Formulir Pengiriman Spisimen untuk Pemeriksaan HIV ... 123
Formulir HIV 3 Formulir Arsip Labotarium untuk Balai Labkes Provinsi ... 124
Formulir HIV 4 Formulir Pelaporan Labotarium untuk HIV Balai Labkes Provinsi ... 125
Formulir Siilis - 1 Formulir Pengiriman Spisimen untuk Pemeriksaan Siilis ... 126
Formulir Siilis - 2 Formulir Pengiriman Spisimen untuk Pemeriksaan Siilis ... 127
Formulir Siilis - 3 Formulir Laporan Labotarium untuk Siilis yang Positif ... 128
Formulir Siilis - 4 Formulir Laporan Labotarium untuk Siilis yang Positif ... 129
Formulir HIV-5 Laporan Surveilans Sentinel HIV ... 130
Formulir HIV-6 Laporan Surveilans Sentinel HIV ... 131
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR HIV-1 ... 132
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR HIV-2 ... 133
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR HIV-3 ... 134
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR HIV-4 ... 135
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR SIFILIS-1 ... 136
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR SIFILIS-2 ... 137
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR SIFILIS-3 ... 138
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR SIFILIS-4 ... 139
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR HIV-5 ... 140
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Monitoring dan Evaluasi, selanjutnya disingkat M&E, adalah bagian penting dari manajemen sebuah program, baik sebagai unsur perencanaan maupun pelaksanaan. Sebagai bagian perencanaan M&E menghasilkan data dan informasi untuk penetapan prioritas masalah, tujuan, kegiatan dan target yang harus dicapai. Sebagai bagian dari pelaksanaan, M&E menghasilkan data dan informasi untuk mengukur kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan mutu pelayanan atau program.
Operasional harian program tergantung kepada kemapanan sistem monitoring dan evaluasi. Keefektifan fungsi sistem M&E tergantung pada rasa kepemilikan dan tanggung jawab para pemangku kepentingan terhadap informasi yang mereka sediakan bagi sistem, umpan balik dan pemanfaatannya bagi pembuatan kebijakan.
Dengan luasnya respon negara dalam penanggulangan AIDS, pada tahun 2003 disepakati
mekanisme koordinasi respon nasional penanggulangan AIDS yang dikenal dengan “Three
ones principle” yang saat ini diadopsi oleh banyak negara di dunia. Salah satu prinsip terkait
dengan pelaksanaan M&E. Three Ones Principles, terdiri dari :
satu kerangka kerja AIDS yang memberikan dasar bagi koordinasi kerja semua
pemangku kepentingan,
satu koordinasi dengan dasar mandat multisektoral yang luas, dan
satu sistem M&E tingkat nasional
Sesuai dengan “Three ones principle”, program penanggulangan AIDS telah menuju ke
satu sistem M&E dalam tingkat nasional. Dengan prinsip ini, pemilihan indikator sejauh mungkin disesuaikan dengan indikator yang tersedia baik pada tingkat lokal, nasional dan internasional, termasuk indikator yang dikeluarkan oleh donor. Pertimbangan lain adalah kontinuitas, membatasi data yang dikumpulkan sesuai dengan relevansi manajemen program dan mengurangi beban petugas di lapangan dalam pengumpulan data.
1.2 MAKSUD DAN TUjUAN
Maksud dan tujuan buku pedoman monitoring dan evaluasi program pengendalian HIV dan AIDS adalah memberikan pedoman bagi penanggung jawab program dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi seluruh kegiatan program pengendalian HIV dan AIDS. Pedoman ini meliputi:
pedoman dalam pengumpulan dan pengolahan data berdasarkan indikator-indikator
yang disepakati dan ditetapkan secara nasional,
mekanisme dan alur pelaporan program pengendalian HIV dan AIDS yang berjenjang
piranti atau alat pengumpul data berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan pada unit pelayanan kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Provinsi sampai pusat
pemanfaatan informasi untuk perbaikan intervensi dan perencanaan program
pengendalian HIV dan AIDS.
Sasaran utama buku ditujukan kepada:
Koordinator atau manajer dan pengelola program pengendalian AIDS baik ditingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota
Sasaran lain:
Tenaga teknis lainnya dalam program
Para donor, lembaga swadaya masyarakat atau organisasi non pemerintah yang
BAB 2.
KERANGKA KERjA M&E
2.1 PENGERTIAN
M&E dapat dilihat sebagai kegiatan yang berkelanjutan (continuum). Monitoring adalah
pengawasan kegiatan secara rutin dan menilai pencapaian program terhadap target melalui pengumpulan data mengenai input, proses dan luaran secara reguler dan terus-menerus yang dapat menghasilkan indikator-indikator perkembangan dan pencapaian suatu kegiatan program/proyek terhadap tujuan yang ditetapkan. Indikator-indikator tersebut diperuntukkan bagi program/proyek yang sedang berjalan.
Bagi program pengendalian HIV dan AIDS, data dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk register pasien, laporan keuangan, daftar tilik dan survey. Monitoring biasanya menjawab pertanyaan “ apa yang terjadi”?
Evaluasi adalah suatu proses untuk membuat penilaian secara sistematik mengenai suatu kebijakan, program, proyek, atau kegiatan berdasarkan informasi dan hasil analisis dibandingkan terhadap relevansi, keefektifan biaya, dan keberhasilannya untuk keperluan pemangku kepentingan. Data monitoring yang baik sering menjadi titik awal bagi evaluasi. Penelitian khusus sering dibutuhkan untuk menilai tingkat luaran yang lebih tinggi yang biasanya tidak dikumpulkan melalui kegiatan monitoring rutin. Evaluasi biasanya melakukan dibalik yang deskriptif dan didesain untuk mengeksplorasi penyebab kegagalan dan formulasi untuk keberhasilan. Disain evaluasi yang baik bisa menjadi rumit dan memerlukan penerapan metodologi survei atau epidemiologi. Secara ringkas, evaluasi adalah piranti untuk menjawab “Apakah tujuan tercapai, dan mengapa?
Tabel 1. Perbedaan antara Monitoring dan Evaluasi
ASPEK MONITORING EVALUASI
Tujuan Menilai kemajuan dalam pelaksanaan program Memberikan gambaran pada suatu waktu
yang sedang berjalan tertentu mengenai suatu program
Fokus – Kegiatan – Hasil
– Masukan (input), proses (process), dan – Outcome (hasil), dampak (impact)
keluaran (output) – Akuntabilitas penggunaan sumberdaya
– Akuntabilitas penyampaian input program – Pembelajaran tentang hal-hal yang dapat – Dasar untuk aksi perbaikan dilakukan lebih baik di masa yang akan
– Penilaian keberlanjutan program datang
Cakupan – Apakah pelaksanaan sesuai dengan – Relevansi
rencana? – Keberhasilan
– Apakah terdapat penyimpangan? – Keefekifan biaya
– Apakah penyimpangan tersebut dapat – Pembelajaran dibenarkan?
Metode – Prosedur tidak terlalu baku – Prosedur baku
– Data cakupan pelayanan – Survei, riset, data monitoring program
Waktu pelaksanaan Dilaksanakan terus-menerus atau secara Umumnya dilaksanakan pada pertengahan dan
berkala selama program berjalan akhir program
2.2
Kerangka Kerja Logis M&E
Kerangka kerja untuk pemilihan indikator yang sering digunakan adalah kerangka logis masukan-proses-luaran-hasil-dampak sebagaimana digambarkan pada tabel dibawah. Kerangka ini memberikan jalan untuk mengorganisasi data yang dibutuhkan untuk memonitor kemajuan program dan memberikan urutan logis untuk pengumpulan dan analisa informasi. Dimulai dengan menelaah masukan yang dibutuhkan (misalnya sumber daya) untuk melaksanakan kegiatan, proses (misalnya konseling dan testing) dan kemudian luaran (output, immediate effect). Luaran kemudian mengantarkan ke hasil (outcome, intermediate effect, seperti perubahan perilaku berisiko) dan kemudian menjadikan dampak (impact, long term effect, seperti penurunan insiden HIV). Paradigma tersebut digambarkan dalam Tabel 2 berikut dengan menampilkan jenis data yang diperlukan pada masing-masing tahap.
Tabel 2. Komponen M&E dalam Kerangka Logis
PENILAIAN, MONITORING EVALUASI PROSES EVALUASI EFEKTIVITAS PERENCANAAN
DAN Masukan Proses Luaran (Output, Hasil (Outcome, Dampak (Impact, PENGEMbANGAN (Sumber daya) (Intervensi) Intermediate Medium Effect) Longterm Effect)
PROGRAM Effect)
Analisis Situasi Tenaga Pelatihan dan Staf terlatih Perilaku petugas Prevalensi HIV
Analisis Respon Biaya Pendidikan Kondom Perilaku berisiko Insidens IMS
Kebutuhan Logistik Layanan terdistribusi Perilaku Morbiditas AIDS
Pemangku Peralatan Pengobatan Klien menerima pemanfaatan Mortalitas AIDS
Kepentingan Kebijakan, Intervensi layanan layanan Norma sosial
Analisis petunjuk, Tes yang diberikan Dampak klinis Dampak Ekonomi
Sumberdaya dan prosedur Kualitas hidup
Perencanaan
Data Pengem- Data berbasis program (Program based Data) Data berbasis biologi, perilaku dan
[image:16.581.58.513.102.338.2]Rangkaian kegiatan M&E untuk mencapai tujuan program digambarkan dalam suatu rangkaian kerangka logis berikut (tabel 3) untuk melaksanakan M&E
1. Pada tahap pertama digunakan semua unsur masukan (input) M&E (man, money,
material);
2. Semua masukan (input) berproses (merencanakan M&E, melaksanakan dan
mengevaluasi hasilnya);
3. Proses M&E menghasilkan luaran (output) berupa informasi;
4. Informasi digunakan dalam membuat kebijakan dan keputusan untuk program/proyek,
sebagai outcome dari M&E.
5. Kebijakan yang dibuat berdasarkan hasil M&E akan memberi impact (dampak) berupa
[image:17.581.74.526.270.525.2]penurunan angka kesakitan atau perbaikan derajat kesehatan sesuai tujuan.
Tabel 3. Kegiatan M&E dalam Pengelolaan Program
MASUKAN/Input PROSES LUARAN/Output HASIL/OutcOme DAMPAK/Impact
Sumber daya untuk Kegiatan pokok dalam Informasi sebagai Kebijakan & keputusan Perbaikan Kinerja
pelaksanaan M&E hasil M&E berdasarkan informasi Program
SDM: Tim M&E Pencatatan semua Informasi tentang Pembuatan Tercapainya kinerja program di semua kegiatan di unit kemajuan pelaksa- kebijakan untuk program sesuai yang
tingkatan pelaksana naan kegiatan pengelolaan direncanakan berupa :
Dana untuk M&E Pelaporan berkala Kesimpulan, program/ Mutu pelayanan
Jaringan teknologi dari unit pelaksana summary of proyek (perbaikan Target per indikator informasi (TI) dan Survei tentang indicators mutu pelayanan) Tujuan akhir
telekomunikasi keadaan tertentu Rekomendasi untuk Pembuatan menurunkan
Format pelaporan, Analisa Data di perbaikan kinerja keputusan untuk angka kesakitan
data dan informasi semua tingkatan dan pembuatan perbaikan dan perbaikan
dari unit pelaksana (kab/kota, provinsi, kebijakan baru pelaksanaan derajat kesehatan
Pedoman atau pusat) program
Rencana M&E Monitoring dan
supervisi untuk
menjaga mutu data
Feed back, umpan
balik ke unit
pelaksana
Pelaksanaan M&E dalam manajemen program dilakukan sesuai dengan tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan M&E
Penetapan tujuan M&E, indikator yang diukur, cara pelaksanaan (pedoman), format
(alat ukur), alur pelaporan, rumusan kegiatan pokok dan jadwal.
Pengorganisasian tenaga pelaksana dari unit pelaksana berjenjang hingga ke pusat.
Pendanaan kegiatan sesuai alokasi dan kegiatan yang direncanakan.
2. Implementasi M&E
Pelaksanaan kegiatan M&E sesuai rencana dan jadwal
Pengawasan mutu M&E dengan supervisi, bimbingan teknis dan monitoring
3. Penilaian M&E
Penilaian M&E untuk rencana perbaikan
Pedoman dalam implementasi system M&E yang komprehensif diperlukan untuk pendekatan yang strategis dan bertahap, berdasarkan kenyataan bahwa:
Infrastruktur dan kapasitas yang harus dimiliki untuk melaksanakan masing-masing
Gambar berikut menggambarkan tingkat kegiatan M&E yang diperlukan sesuai dengan jumlah kegiatan program
Gambar 1. Tingkat Upaya M&E menurut jumlah kegiatan program
[image:18.581.58.506.407.727.2]2.3 SISTEM MoNIToRING DAN EvALUASI
Sistem M&E tidak berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari suatu strategi. Pada umumnya, suatu strategi mencakup perencanaan, pelaksanaan atau implementasi berbagai program dan proyek, dan sistem M&E. Kaitan antara sistem M&E dalam strategi suatu program, pemahaman mengenai apa itu sistem M&E, bagaimana menyusun dan melaksanakannya, serta mengapa sistem M&E diperlukan, akan dibahas secara lebih rinci dalam pedoman ini.
Penentuan konsep atau rancangan strategi, seperti tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana mencapainya haruslah menjadi titik awal penyusunan strategi program. Selanjutnya, dari konsep mengenai apa tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut, disusun suatu sistem M&E, detil rencana operasional program-program, serta
luaran (output), hasil (outcome), dan dampak (impact) yang diharapkan. Penentuan
luaran, hasil, dan dampak dari suatu strategi program dalam tahap perencanaan sangat penting karena jika hal tersebut dibandingkan dengan kondisi aktual yang dicapai akan mencerminkan perubahan, yang sekaligus merupakan ukuran keberhasilan suatu program. Hal tersebut merupakan fungsi pokok sistem M&E dalam kaitannya dengan strategi program.
Tahap-tahap sistem M&E secara rinci, yang mencakup:
pengembangan sistem M&E dengan mengidentiikasi apa saja informasi yang
dibutuhkan. Penyusunan dan pengembangan sistem ini harus mengacu pada tujuan
(apa yang ingin dicapai) dan cara pencapaian (mekanisme pelaksanaan) yang ditetapkan,
pengumpulan dan manajemen informasi yang erat kaitannya dengan pengukuran
indikator keluaran, hasil, dan dampak program/proyek. Di samping itu juga perlu dilakukan pengecekan terhadap pelaksanaan operasional di lapangan,
releksi hal-hal kritis yang perlu diperbaiki dari para pemangku kepentingan (stakeholders). Dari data/informasi yang dikumpulkan perlu dianalisis dan direleksikan
oleh semua pemangku kepentingan, yang hasilnya digunakan untuk perbaikan dan pengembangan sistem M&E, dan
komunikasi dan pelaporan hasil dari pelaksanaan semua kegiatan monitoring
dan evaluasi kepada para pemangku kepentingan. Komunikasi dan pelaporan hasil tersebut semestinya dimanfaatkan sebagai masukan baik untuk perbaikan pelaksanaan tahap-tahap berikutnya dari kegiatan program/proyek yang sedang berjalan maupun pelaksanaan program/proyek serupa di masa yang akan datang.
Perencanaan, yang mencakup tujuan dan bagaimana mencapainya, merupakan dasar atau basis bagi penyusunan rencana operasional yang lebih rinci. Penyusunan rencana operasional tersebut sangat penting dalam pelaksanaan atau implementasi program/ proyek karena akan menentukan keluaran, hasil, dan dampaknya. Selanjutnya, untuk mengukur tingkat perkembangan dan pencapaian luaran, hasil, dan dampak program/proyek terhadap tujuan yang ditetapkan perlu adanya indikator-indikator yang relevan dan terukur
yang untuk setiap tahapan harus dideinisikan dengan jelas. Informasi yang berasal dari
2.3.1 Sistem Monitoring
Sistem monitoring dapat dideinisikan sebagai suatu sistem pengumpulan data/
informasi secara reguler dan terus-menerus yang dapat menghasilkan indikator-indikator perkembangan dan pencapaian suatu kegiatan program/proyek yang sedang berjalan terhadap tujuan yang ditetapkan. Sistem monitoring mencakup penelusuran pelaksanaan sistem yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap target kinerja yang jelas dan konsisten,
laporan kemajuan, dan identiikasi masalah. Secara umum, sistem monitoring (dan evaluasi)
terdiri dari empat komponen, yaitu: tujuan (goal), sasaran (target), indikator (indicator), dan
masukan (input). Masing-masing komponen tersebut dapat dijelaskan seperti berikut:
tujuan (goal) adalah sebuah objektif (pada umumnya untuk kurun waktu yang
panjang) yang ingin dicapai oleh suatu negara atau sekelompok orang, kebanyakan dinyatakan dengan ukuran nonteknis (bersifat kualitatif), seperti mengurangi kemiskinan dan kelaparan,
sasaran (target) adalah tingkat pencapaian yang terukur (umumnya berupa
ukuran kuantitatif) yang ingin dicapai program pada suatu waktu tertentu, misalnya menurunkan tingkat prevalensi hingga setengah pada 2015,
indikator adalah alat ukur untuk melihat tingkat pencapaian output terhadap
sasaran dan tujuan yang ditetapkan, seperti persentase kelompok berisiko yang telah melakukan testing HIV pada suatu waktu tertentu, dan
aktivitas/masukan (input) adalah berbagai bentuk sumber daya dan kegiatan yang
perlu dilakukan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan, misalnya program konseling dan testing HIV.
2.3.2 Manfaat Monitoring
Monitoring pada umumnya dilakukan dengan mengumpulkan data/informasi secara reguler dan terus-menerus yang menghasilkan indikator-indikator perkembangan dan pencapaian sehingga hasilnya sangat bermanfaat untuk menilai apakah suatu program/ kebijakan dijalankan sesuai rencana dan apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai. Di samping itu, indikator-indikator yang dihasilkan juga sangat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat waktu dan bertanggung gugat (akuntabel), serta bermanfaat sebagai masukan baik bagi perbaikan program/proyek yang sedang berjalan maupun pembelajaran bagi program serupa di masa mendatang.
Dari manfaat monitoring seperti disebutkan di atas, dapat dikatakan bahwa sistem monitoring yang efektif sangat diperlukan untuk menjawab beberapa pertanyaan, di antaranya
apakah tujuan yang ditetapkan akan cenderung dapat dicapai? Mengapa dan
mengapa tidak?
apakah hambatan yang ada dalam pelaksanaan/implementasi program/proyek?
apakah koordinasi yang dilakukan efektif?
apakah terdapat kesenjangan dalam implementasi, dan bagaimana mengatasinya?
2.3.3 Monitoring yang Baik dan Efektif
Sistem monitoring yang baik dan efektif dirancang sebelum suatu program/proyek dijalankan atau dengan kata lain terintegrasi dengan perencanaan program/proyek. Monitoring
yang dilakukan (kebanyakan dilakukan pada saat program/proyek sedang berjalan (on going)
sesuai tidaknya program yang dijalankan dengan perencanaan dan anggaran,
masalah yang dihadapi dan kemungkinan pemecahannya, dan
perlu tidaknya penyesuaian (adjustment) agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Selain mempertimbangkan metode dan pendekatan yang akan digunakan, monitoring yang efektif juga harus mencakup sistem pelaporan yang terkoordinasi. Tambahan pula, perlu dipikirkan pertimbangan antara jenis dan banyaknya indikator yang digunakan, tingkat
pemilahan (aggregat) indikator, serta metode, frekuensi, waktu dan/atau periode
pengumpulan data yang berdampak pada besarnya biaya monitoring terhadap keseluruhan anggaran proyek.
2.3.4 Persoalan Klasik Monitoring
Selama ini sistem monitoring banyak mengalami kendala yang mengurangi keefektifan sistem tersebut, seperti:
(1) pembagian peran dan tanggung jawab antar pelaku yang kurang jelas,
(2) tanggung jawab tidak dialokasikan dengan jelas/secara eisien,
(3) penegakan aturan-aturan formal lemah yang berdampak pada lemahnya koordinasi sehingga terjadi duplikasi, persaingan, kesenjangan dan penundaan pelaksanaan tanggung jawab,
(4) informasi kurang sahih dan tidak relevan (ketidaksesuaian antara informasi yang dibutuhkan dan informasi yang disediakan), dan
(5) informasi sulit diperoleh, lemah dalam pelaporan, dan diseminasi yang kurang sehingga data kurang dimanfaatkan oleh pihak-pihak terkait (Bastagli).
Karena kendala-kendala tersebut di atas, hasil monitoring seringkali tidak dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, pembentukan dan penataan kelembagaan yang baik merupakan bagian terpenting untuk menjamin kelancaran arus informasi, yang selanjutnya sangat menentukan keberhasilan monitoring, diseminasi, dan pemanfaatan hasilnya.
2.3.5 Pendekatan Pengumpulan Data untuk Monitoring
Untuk mengukur input, proses, output, hasil (outcomes), dan dampak perkembangan proyek,
program, atau strategi diperlukan indikator kinerja (performance indicators). Oleh karena itu,
pengumpulan data yang dilakukan, baik pendekatan maupun metodenya, harus berpedoman pada indikator-indikator yang akan diukur.
Sistem M&E acapkali dilihat sebagai suatu pekerjaan statistik karena terkait dengan berbagai indikator – pada umumnya kuantitatif – yang digunakan untuk melihat pencapaian sasaran dan tujuan. Dalam praktik, pengumpulan data untuk monitoring dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan/atau kualitatif. Metode pengumpulan datanyapun bervariasi tergantung pada jenis pendekatan yang dipilih.
diskusi kelompok terarah (focus group discussion - FGD), maupun metode-metode kualitatif lainnya – pada umumnya tidak semata-mata berorientasi pada hasil, tetapi juga proses. Selain itu, indikator kualitatif lebih mampu menggambarkan karakteristik yang sulit dideskripsikan dengan ukuran numerik.
2.3.6 Sistem Evaluasi
Setiap tahun dilaksanakan berbagai program, sebagian diantaranya memakan biaya yang besar, tetapi hasil yang sebenarnya dari program-program tersebut seringkali tidak diketahui. Akibatnya muncul pertanyaan-pertanyaan yang seringkali tidak terjawab:
Apakah desain program-program tersebut sudah tepat? Jawaban dari pertanyaan ini
akan memberikan pembelajaran untuk penyusunan desain suatu program di masa yang akan datang.
Apakah sumberdaya yang tersedia telah digunakan secara eisien? Jawaban dari
pertanyaan ini akan memberikan gambaran mengenai akuntabilitas penggunaan dana publik dalam suatu program.
Apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan yang diharapkan? Jawaban dari
pertanyaan ini akan memberikan landasan bagi pengambilan keputusan mengenai apakah suatu program akan dilanjutkan, dan kalau dilanjutkan apakah desainnya akan diperbaiki.
Untuk dapat memberikan jawaban yang tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap program-program yang telah dijalankan.
Dalam kenyataannya evaluasi terhadap suatu program yang telah dijalankan jarang dilakukan. Alasan yang sering diajukan oleh pelaksana program mengapa mereka tidak mau melakukan evaluasi adalah:
Biaya evaluasi mahal.
Evaluasi menghabiskan banyak waktu.
Secara teknis, evaluasi sulit dilakukan.
Temuan evaluasi sering bersifat politis.
Laporan evaluasi sering terlambat.
Namun, alasan yang lebih penting adalah banyak pelaksana program yang takut bahwa program mereka akan dinilai gagal.
2.3.7 Komponen Evaluasi
Evaluasi yang baik dari suatu program menuntut beberapa persyaratan. Komponen-komponen yang perlu ada agar evaluasi dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang diinginkan adalah:
Evaluasi menjadi bagian integral dari desain program. Artinya kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan program secara keseluruhan, sehingga kegiatan evaluasi bukan merupakan kegiatan “baru” di luar program yang keberadaannya dipaksakan oleh pihak luar.
Evaluasi direncanakan dengan baik sejak awal. Karena kegiatan evaluasi
direncanakan dengan baik dan matang, sehingga pelaksanaannya pun tidak bersifat mendadak dan terburu-buru.
Pelaksanaan evaluasi mendapat dukungan dari seluruh pemangku
kepentingan. Ini penting agar pelaksanaan kegiatan evaluasi dapat berjalan lancar dan memperoleh hasil sesuai dengan tujuannya. Tanpa adanya dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, akan sulit bagi pelaksana kegiatan evaluasi untuk mengumpulkan seluruh data dan informasi yang diperlukan.
Evaluasi menjadi bagian dari tanggung jawab pemimpin program. Ini berarti bahwa keberhasilan pelaksanaan evaluasi menjadi tanggung jawab pemimpin program, sehingga dia akan memastikan kerjasama pelaksana seluruh pelaksana program untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan evaluasi. Hal ini juga akan membantu penerapan hasil evaluasi bagi perbaikan desain dan pelaksanaan program.
Evaluasi memperoleh alokasi sumber daya yang memadai. Pelaksanaan
kegiatan evaluasi yang baik sangat memerlukan sumber daya manusia yang handal dan sumber daya pendukung yang mencukupi. Ini seringkali berarti bahwa biaya pelaksanaan kegiatan evaluasi tidak murah. Tanpa alokasi sumber daya yang memadai, besar kemungkinan kegiatan evaluasi yang dilaksanakan tidak memberikan hasil yang baik.
2.3.8 Proses Evaluasi
Dalam pelaksanaan evaluasi, terdapat beberapa tahap pekerjaan yang perlu dilakukan. Untuk memperoleh hasil evaluasi yang efektif, penting untuk memastikan bahwa setiap tahap pekerjaan ini dilaksanakan dengan benar.
Menentukan tujuan evaluasi. Sebuah evaluasi perlu memiliki tujuan yang jelas. Tujuan evaluasi yang jelas akan membantu dalam penyusunan desain evaluasi yang sesuai.
Menyusun desain evaluasi yang kredibel. Tahap ini terdiri dari beberapa langkah: (i) menentukan indikator dan tolok ukur yang akan digunakan dalam evaluasi untuk
mengukur keberhasilan program;
(ii) menentukan metode analisis yang akan digunakan dalam evaluasi dan kebutuhan data, termasuk cara pengumpulannya;
(iii) menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan evaluasi; dan
(iv) menghitung perkiraan biaya yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh kegiatan evaluasi.
Mendiskusikan rencana evaluasi. Pihak program dan pelaksana program perlu dilibatkan sejak awal agar dapat membantu pelaksanaan evaluasi.
Menentukan pelaku evaluasi. Pelaku evaluasi dari bersifat internal, yaitu berasal dari pelaksana program sendiri, ataupun eksternal, yaitu pihak luar atau independen. Keuntungan apabila evaluasi dilakukan secara internal adalah pelaku evaluasi sudah mengenal dengan baik mengenai seluk-beluk program yang akan dievaluasi, tetapi
kelemahannya adalah kemungkinan adanya pertentangan kepentingan (conlict of
interest) antara keinginan untuk melakukan evaluasi secara objektif dengan keinginan agar program dinilai berhasil. Apabila pelaku evaluasi dipilih dari eksternal, maka penting untuk mengetahui keahlian, objektivitas, pengalaman dari orang atau lembaga yang akan dikontrak untuk melakukan evaluasi.
Mendiseminasikan hasil evaluasi. Agar hasil evaluasi dapat digunakan seoptimal mungkin, perlu dibuat versi ringkas dari laporan yang berfokus pada temuan utama dan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh umum.
Menggunakan hasil evaluasi. Tergantung dari temuannya, hasil evaluasi dapat memberikan rekomendasi berupa tuntutan perubahan, baik dalam pelaksanaan atau bahkan dalam desain program. Perubahan yang disarankan adalah untuk membuat program menjadi lebih efektif dalam upaya mencapai tujuan-tujuannya. Pembelajaran dari hasil evaluasi juga akan sangat berguna bagi penyusunan program atau kebijakan baru.
2.3.9 Kriteria Penilaian dalam Evaluasi
Penilaian terhadap pelaksanaan dan hasil suatu program yang dilakukan dalam evaluasi perlu didasarkan pada kriteria-kriteria yang jelas dan objektif. Ini penting untuk menghindarkan ketidaksepakatan atau penolakan terhadap hasil evaluasi yang telah dilaksanakan. Terdapat beberapa kriteria penilaian yang umum digunakan dalam evaluasi:
Relevansi (relevance): Apakah tujuan program mendukung tujuan kebijakan?
Keefektifan (effectiveness): Apakah tujuan program dapat tercapai?
Eisiensi (eficiency): Apakah tujuan program tercapai dengan biaya paling rendah?
Hasil (outcomes): Apakah indikator-indikator tujuan program membaik?
Dampak (impact): Apakah indikator-indikator tujuan kebijakan membaik?
Keberlanjutan (sustainability): Apakah perbaikan indikator-indikator terus berlanjut
BAB 3.
STRUKTUR PENGoRGANISASIAN
3.1 STRUKTUR PENGoRGANISASIAN
Struktur pengorganisasian M&E yang terpadu sesuai dengan tingkat administrasi, digambarkan sebagai berikut:
DITJEN PP&PL KEMKES
KPA NASIONAL
DINKES
PROVINSI PROVINSIKPA
DINKES KAb/KOTA
KPA KAb/KOTA
UNIT LAYANAN
CST UNIT LAYANANVCT UNIT LAYANANLAINNYA TERKAITMITRA
Keterangan : Melapor Koordinasi Umpan balik
3.2 PERAN DAN FUNGSI
Peran dan Fungsi masing-masing tingkat administrasi dalam pengendalian HIV dan AIDS :
3.2.1 Unit Pelayanan Kesehatan (UPK)
a. Pelayanan
b. Konseling dan testing
c. Perawatan, Dukungan dan Pengobatan d. Layanan terpadu HIV-TB
e. Layanan pencegahan : IMS, pengurangan dampak buruk, dan lain-lain f. Pengumpulan data sasaran dan pemetaan
3.2.2 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
a. mengumpulkan dan mengolah data dari sumber data (Puskesmas, rumah sakit, klinik dan LSM).
b. memberikan umpan balik bulanan atau permintaaan perbaikan data ke sumber data c. mengirim data ke Dinkes Provinsi setiap bulan
d. koordinasi dan kerja sama lintas program dan sektor e. merencanakan pengembangan program.
f. memperkuat jejaring dan koordinasi dengan mitra terkait.
g. mengalokasikan anggaran, melengkapi sarana, prasarana dan peralatan yang memadai bagi terlaksananya keberhasilan program di wilayahnya
h. melatih dan supervisi
i. monitoring dan evaluasi program di tingkat unit pelaksana j. jaminan mutu
3.2.3 Dinas Kesehatan Provinsi
a. mengumpulkan dan mengolah data dari Dinkes Kabupaten/Kota
b. memberikan umpan balik bulanan atau permintaan perbaikan data ke Dinkes Kabupaten/Kota.
c. setiap bulan, mengirim data ke Ditjen PP & PL Kemkes RI d. Koordinasi dan kerjasama lintas program dan mitra terkait.
e. menyusun rencana program yang disesuaikan dengan prioritas dan rencana strategis daerah.
f. memperkuat jejaring dan koordinasi dengan sektor terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta donor dalam penyusunan perencanaan
g. mengalokasikan anggaran pendidikan dan pelatihan, operasional serta melengkapi berbagai sarana, prasarana dan peralatan yang memadai bagi keberhasilan program di wilayahnya.
h. melatih dan supervisi untuk Kabupaten/Kota.
i. monitoring dan evaluasi program di tingkat Kabupaten/Kota. j. jaminan mutu
3.2.4 Kementerian Kesehatan
a. mengumpulkan dan mengolah data dari Dinkes Provinsi
b. memberikan umpan balik bulanan atau permintaaan perbaikan data ke Dinkes Provinsi.
c. koordinasi dan kerja sama lintas program di tingkat nasional serta menentukan prioritas provinsi, kabupaten/kota.
d. menyusun rencana program yang disesuaikan dengan rencana strategis nasional. e. melakukan koordinasi dan kerja sama dengan sektor terkait maupun Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) serta donor.
f. mengalokasikan anggaran pendidikan dan pelatihan, operasional serta melengkapi berbagai sarana, prasarana dan peralatan yang memadai bagi keberhasilan program. g. melakukan latihan, pendidikan dan supervisi
BAB 4.
INDIKAToR PRoGRAM
4.1 INDIKAToR KEBERHASILAN PRoGRAM
Indikator keberhasilan program adalah hal utama yang harus diukur dalam kegiatan M&E. Dalam program M&E harus menetapkan:
Jenis indikator menurut komponen sistem
[image:27.581.70.527.293.457.2] Jenis atau cara pengukuran indikator
Tabel 4. jenis Indikator dan Cara Pengukurannya
KOMPONEN JENIS INDIKATOR CARA PENGUKURAN ALAT YANG FREKWENSI
PROGRAM DIGUNAKAN
Masukan (Input) Tenaga Laporan berkala Format laporan baku Tahunan
Sarana Bulanan (dana)
Dana
Proses Pertemuan koordinasi Laporan berkala Format laporan baku Bulanan
Luaran (Output) Hasil langsung Laporan berkala Format laporan baku Bulanan
pelayanan
Hasil (Outcome) Perubahan perilaku pd Survei/ penelitian Format kuesioner Dua atau lima tahunan
kelompok sasaran berkala survei
Dampak (Impact) Perubahan keadaan Survei/ penelitian Format survei Dua atau lima tahunan
kelompok sasaran berkala
Survei dan Surveilans dilakukan untuk mengukur indikator hasil dan dampak. Dari segi sasarannya survei meliputi:
Survei Fasilitas, mengukur jangkauan layanan (berbasis fasilitas), kesiapan untuk
menyediakan layanan yang berkualitas, manajemen kasus sesuai pedoman
Survei Populasi mengukur perilaku seksual, diagnosa penyakit (misalnya
seroprevalensi HIV, atau penyakit lain), kematian (dari register vital, mortalitas umum atau penyakit tertentu)
Surveilans, kegiatan khusus memonitor perkembangan suatu keadaan atau penyakit
secara berkala, misalnya penyebaran HIV/AIDS/IMS
4.2 jENIS INDIKAToR PENTING DALAM PRoGRAM
Berikut ini daftar jenis indikator penting yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program. Jenis indikator yang dicetak tebal dalam program pengendalian HIV dan AIDS
digolongkan sebagai indikator utama (core indicator), sementara sisanya digolongkan
sebagai indikator tambahan (additional indicator). Indikator ini disusun berdasarkan indikator
nasional RPJMN (Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, Rencana Aksi Pengendalian
HIV dan AIDS Sektor Kesehatan) maupun indikator yang disepakati secara global (Universal
4.2.1 Konseling dan Testing
NO INDIKATOR NUMERATOR DENOMINATOR CARA PENGUMPULAN PERIODE PENGUMPULAN VARIAbEL DALAM
LAPORAN
1 Persentase sarana pelayanan Jumlah sarana pelayanan Jumlah seluruh sarana Laporan bulanan KTS/ VCT Bulanan - Jumlah seluruh layanan kesehatan yang memberikan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan KTS/ VCT
pelayanan konseling dan pelayanan konseling dan - Jumlah seluruh UPK
testing HIV testing
2 Jumlah orang yang berumur - - Laporan bulanan KTS/ VCT Bulanan Jumlah orang yang diberi post
15 tahun atau lebih yang test konseling dan menerima
menerima konseling dan hasil (umur ≥ 15 tahun,
testing HIV dan mengetahui laki + perempuan)
hasilnya
3 Persentase perempuan dan Jumlah responden berumur Jumlah seluruh reponden SSP, STHP, STBP 2-3 tahun laki-laki berumur 15 - 49 tahun 15 - 49 tahun yang pernah berusia 15-49 tahun
yang ditesting HIV dan ditesting HIV dan mengetahui mengetahui hasilnya dalam hasilnya dalam 12 bulan
12 bulan terakhir terakhir
4 Persentase perempuan dan Jumlah responden berumur Jumlah seluruh reponden SSP, STHP, STBP 2-3 tahun laki-laki muda seksual aktif 15 - 24 tahun yang ditesting berumur 15-24 tahun yang
berumur 15 - 24 tahun yang HIV dan mengetahui hasilnya melakukan hubungan seks ditesting HIV dan mengetahui dalam 12 bulan terakhir dalam 12 bulan terakhir hasilnya dalam 12 bulan
terakhir
5 Persentase populasi berisiko Jumlah responden pada Jumlah seluruh sampel SSP, STHP, STBP 2-3 tahun (MARP) yang ditesting HIV populasi berisiko yang responden populasi berisiko
dan mengetahui hasilnya ditesting HIV dan mengetahui dalam 12 bulan terakhir : hasilnya dalam 12 bulan PS, IDUs, LSL terakhir
6 Persentase orang berumur Jumlah orang berumur 15-49 Jumlah seluruh responden SSP, STHP, STBP 2-3 tahun 15-49 tahun yang mengetahui tahun pernah testing HIV dan berumur 15-49 tahun
NO INDIKATOR NUMERATOR DENOMINATOR CARA PENGUMPULAN PERIODE PENGUMPULAN VARIAbEL DALAM
LAPORAN
7 Persentase anak muda Jumlah responden berumur Jumlah seluruh responden STHP, STBP 2-3 tahun berumur 15-24 tahun yang 15-24 tahun yang di testing berumur 15-24 tahun yang
terinfeksi HIV HIV dengan hasil testing HIV ditesting HIV
positif
8 Jumlah warga binaan - - Laporan bulanan KTS/ VCT Bulanan - Jumlah orang yang ditesting
pemasyarakatan (WBP) yang HIV (kelompok risiko WBP)
mengikuti Konseling dan Testing HIV Sukarela
4.2.2 Pencegahan di Unit Pelayanan
NO INDIKATOR NUMERATOR DENOMINATOR CARA PENGUMPULAN PERIODE PENGUMPULAN VARIAbEL DALAM
LAPORAN
1 Persentase sarana kesehatan Jumlah sarana kesehatan Jumlah sarana kesehatan Survei Tahunan yang memberikan pengobatan yang memberikan pengobatan yang dinilai dalam survei
suntikan dengan alat suntik suntikan dengan alat suntik baru, disposibel, alat suntik baru, disposibel, alat suntik sekali pakai sekali pakai
2 Persentase sarana kesehatan Jumlah sarana kesehatan Jumlah seluruh sarana Laporan Prop/Kab/Kota Tahunan
yang menyediakan layanan yang menyediakan proilaksis kesehatan
proilaksis pasca pajanan pasca pajanan (PPP) ditempat
(PPP) di tempat bagi mereka yang berisiko dan atau terpapar HIV
3 Persentase darah donor Jumlah darah donor yang Jumlah seluruh darah donor Laporan bulanan darah donor Bulanan - Jumlah darah donor/donasi ditapis HIV ditapis HIV oleh UTD yang diterima oleh UTD (IR) yang ditapis HIV
- Jumlah darah donor/donasi
yang diterima
Laporan semester darah Semester - Jumlah darah donor/donasi
donor (IR & RR) yang ditapis HIV
- Jumlah darah donor/donasi
NO INDIKATOR NUMERATOR DENOMINATOR CARA PENGUMPULAN PERIODE PENGUMPULAN VARIAbEL DALAM
LAPORAN
4 Persentase darah donor Jumlah darah donor yang Jumlah seluruh darah donor Laporan bulanan darah donor Bulanan - Jumlah darah donor/donasi
ditapis siilis ditapis siilis oleh UTD yang diterima oleh UTD yang dites siilis
- Jumlah darah donor/donasi
yang diterima
4.2.3 Pencegahan HIv melalui Seksual dan Penasun
NO INDIKATOR NUMERATOR DENOMINATOR CARA PENGUMPULAN PERIODE PENGUMPULAN VARIAbEL DALAM
LAPORAN
1 Jumlah unit pelayanan LJSS Jumlah unit pelayanan LJSS Jumlah Penasun per 1000 Laporan Prop/ Kab/Kota Tahunan per 1000 Penasun (termasuk apotik yang
menyediakan jarum suntik
gratis)
2 Jumlah unit pelayanan Jumlah unit pelayanan Jumlah Penasun per 1000 Laporan Prop/ Kab/Kota Tahunan metadon per 1000 Penasun metadon
3 Jumlah alat suntik/jarum yang Jumlah alat suntik/jarum yang Estimasi jumlah Penasun Laporan bulanan LJSS Bulanan - Jumlah alat suntik/jarum didistribusikan oleh pelayanan didistribusikan oleh pelayanan yang didistribusikan pada LJSS untuk setiap penasun LJSS untuk setiap penasun Penasun bulan ini (dalam
dalam satu tahun dalam satu tahun periode laporan tahunan)
4 Persentase Penasun yang Jumlah responden Penasun Jumlah responden Penasun SSP, STHP, STBP 2-3 tahun dijangkau oleh program yang menjawab ya untuk 3 yang disurvei
pencegahan HIV dalam pertanyaan (mengetahui 12 bulan terakhir dimana terdapat layanan tes HIV, kondom, dan alat/jarum
suntik steril)
5 Persentase Pekerja Seks Jumlah responden Pekerja Jumlah responden Pekerja SSP, STHP, STBP 2-3 tahun yang dijangkau oleh program Seks yang menjawab ya Seks yang disurvei
NO INDIKATOR NUMERATOR DENOMINATOR CARA PENGUMPULAN PERIODE PENGUMPULAN VARIAbEL DALAM
LAPORAN
6 Persentase LSL yang dijang- Jumlah responden LSL yang Jumlah responden LSL yang SSP, STHP, STBP 2-3 tahun kau oleh program pencegahan menjawab ya untuk 2 disurvei
HIV dalam 12 bulan terakhir pertanyaan (mengetahui dimana terdapat layanan tes
HIV, dan kondom)
7 Persentase Penasun yang Jumlah responden Penasun Jumlah responden Penasun SSP, STHP, STBP 2-3 tahun melaporkan telah mengguna- yang melaporkan telah meng- yang menyuntik dalam
kan jarum suntik steril saat gunakan jarum suntik steril sebulan terakhir menyuntik terakhir saat menyuntik terakhir
8 Persentase Penasun yang Jumlah responden Penasun Jumlah responden Penasun SSP, STHP, STBP 2-3 tahun menggunakan kondom pada yang melaporkan mengguna- yang melakukan hubungan
hubungan seks terakhir kan kondom pada hubungan seks dalam sebulan terakhir
seks terakhir
9 Persentase pekerja seks Jumlah responden yang Jumlah responden yang SSP, STHP, STBP 2-3 tahun laki-laki dan perempuan yang menggunakan kondom berhubungan seks komersial
menggunakan kondom saat dengan pelanggan terakhir dalam 12 bulan terakhir hubungan seks terakhir dalam 12 bulan terakhir
dengan pelanggan
10 Persentase laki-laki yang Jumlah responden yang Jumlah responden yang SSP, STHP, STBP 2-3 tahun - menggunakan kondom saat menggunakan kondom saat berhubungan seks anal
berhubungan seks anal berhubungan seks anal dengan pasangan laki-laki terakhir dengan pasangan terakhir dengan pasangan dalam 6 bulan terakhir laki-laki laki-laki
11 Persentase Penasun Jumlah Penasun yang Jumlah Penasun yang STHP, STBP 2-3 tahun HIV positif ditesting HIV dan hasilnya ditesting HIV
positif
12 Persentase pekerja seks Jumlah pekerja seks yang Jumlah pekerja seks yang STHP, STBP 2-3 tahun HIV positif ditesting HIV dan hasilnya ditesting HIV
NO INDIKATOR NUMERATOR DENOMINATOR CARA PENGUMPULAN PERIODE PENGUMPULAN VARIAbEL DALAM
LAPORAN
13 Persentase LSL HIV positif Jumlah LSL yang ditesting Jumlah LSL yang ditesting STHP, STBP 2-3 tahun HIV dan hasilnya positif HIV
14 Persentase anak muda Jumlah responden (umur Jumlah responden (umur Riskesdas, SKRRI, SDKI berumur 15-24 tahun yang 15-24 tahun) yang melaporkan 15-24 tahun) yang melaporkan
melaporkan memakai kondom telah melakukan hubungan telah mengadakan hubungan selama hubungan seksual seks dengan pasangan seks dengan pasangan dengan pasangan seksual tidak tetap (dengan kata lain tidak tetap dalam 12 bulan tidak tetap tidak menikah dan tidak hidup terakhir
bersama sebagai suami istri) dalam 12 bulan terakhir yang sekaligus juga melaporkan bahwa kondom digunakan pada terakhir kali mereka
mengadakan hubungan
seks dengan pasangan tidak tetap mereka
15 Persentase penduduk Jumlah responden (berumur Jumlah responden (berumur Riskesdas, SKRRI, SDKI berumur 15-24 tahun yang 15-24 tahun) yang menjawab 15-24 tahun) yang memberi
memiliki pengetahuan benar untuk semua jawaban (termasuk tidak komprehensif mengenai pertanyaan ini tahu) terhadap semua HIV/AIDS Pertanyaan singkat : pertanyaan ini 1. Dapatkan Anda mengetahui
seseorang sudah terinfeksi
HIV hanya dengan
melihatnya?
NO INDIKATOR NUMERATOR DENOMINATOR CARA PENGUMPULAN PERIODE PENGUMPULAN VARIAbEL DALAM
LAPORAN
3. Apakah dengan saling setia pada pasangan dapat mengurangi risiko tertular
HIV?
4. Bisakah seseorang tertular HIV melalui gigitan
nyamuk/serangga?
5. Bisakah seseorang tertular
HIV dengan cara
menggunakan alat
makan atau minum secara bersama dengan seseorang yang sudah terinfeksi HIV?
16 Persentase Penasun yang Jumlah responden yang Jumlah responden yang SSP, STHP, STBP 2-3 tahun mengadopsi perilaku yang melapor tidak pernah berbagi melapor menyuntikkan
mengurangi penularan HIV alat suntik selama bulan narkoba pada bulan terakhir Catatan : terakhir dan yang melapor dan melakukan hubungan Berlaku pada negara-negara bahwa kondom dipakai pada seks pada bulan terakhir dimana penggunaan napza saat terakhir kali mereka
suntik menjadi model berhubungan seks
transmisi HIV
17 Jumlah Provinsi yang secara - - Laporan Prop/Kab/Kota Tahunan rutin menyelenggarakan sero
surveilans HIV dan siilis pada
kelompok risiko tinggi
18 Jumlah Penasun yang mene- - - Laporan bulanan metadon Bulanan - Jumlah klien baru program
rima terapi metadon termasuk metadon bulan ini + jumlah
penasun yang dijangkau warga binaan yang
di penjara mendapat terapi rumatan
4.2.4 Perawatan
NO INDIKATOR NUMERATOR DENOMINATOR CARA PENGUMPULAN PERIODE PENGUMPULAN VARIAbEL DALAM
LAPORAN
1 Persentase orang dewasa dan Jumlah orang dewasa dan Jumlah orang dewasa dan Laporan bulanan perawatan Bulanan - Jumlah kasus baru yang
anak-anak yang masuk dalam anak-anak yang berada dalam anak-anak yang berada HIV dan ART mendapat proilaksis
perawatan HIV dan memenuhi perawatan HIV dan memenuhi dalam perawatan HIV dan moksasol selama bulan ini
syarat untuk proilaksis kotri- syarat untuk proilaksis kotri- tercatat memenuhi syarat (total jumlah laki-laki +
moksasol serta mendapatkan moksasol serta mendapatkan menerima proilaksis kotri- perempuan dalam periode
proilaksis kotrimoksasol proilaksis kotrimoksasol pada moksasol dan tercatat pada laporan tahunan)
kunjungan terakhir dalam kunjungan terakhir dalam - Jumlah orang baru yang
periode pelaporan periode pelaporan masuk perawatan HIV
selama bulan ini (total
jumlah laki-laki +
puan dalam periode
poran/ laporan tahunan)
4.2.5 HIv-TB
NO INDIKATOR NUMERATOR DENOMINATOR CARA PENGUMPULAN PERIODE PENGUMPULAN VARIAbEL DALAM
LAPORAN
1 Persentase HIV positif dan Jumlah orang dewasa dengan Estimasi jumlah kasus TB Laporan bulanan Perawatan Bulanan - Jumlah kasus baru orang menderita TB yang HIV lanjut yang saat ini men- pada orang dengan HIV positif HIV dan ART dengan koinfeksi TB-HIV mendapatkan pengobatan dapat pengobatan ART dan dan mendapatkan terapi
TB dan HIV mulai pengobatan TB dalam TB dan ARV selama bulan
periode pelaporan tahunan ini (total jumlah laki-laki +
perempuan dalam periode
laporan tahunan)
NO INDIKATOR NUMERATOR DENOMINATOR CARA PENGUMPULAN PERIODE PENGUMPULAN VARIAbEL DALAM
LAPORAN
kunjungan terakhir kunjungan terakhir periode berjalan perempuan dalam periode
laporan tahunan)
- Jumlah orang baru yang
masuk perawatan HIV
selama bulan ini (total
jumlah laki-laki +
puan dalam periode
laporan tahunan)
4.2.6 Infeksi Menular Seksual (IMS)
NO INDIKATOR NUMERATOR DENOMINATOR CARA PENGUMPULAN PERIODE PENGUMPULAN VARIAbEL DALAM
LAPORAN
1 Persentase jumlah layanan Jumlah layanan IMS untuk Estimasi jumlah pekerja seks Laporan Prop/Kab/Kota Tahunan IMS per 1000 pekerja seks pekerja seks per 1000
2 Proporsi perempuan yang Jumlah perempuan umur Jumlah perempuan umur Laporan bulanan IMS Bulanan - Jumlah yang di tes siilis
mempunyai akses antenatal 15 tahun atau lebih yang 15 tahun atau lebih yang (perempuan umur
dan di test siilis dalam mengunjungi layanan datang ke layanan antenatal >= 15 tahun)
12 bulan terakhir antenatal sedikitnya satu kali sedikitnya satu kali dalam - Jumlah kunjungan layanan
serta di tes siilis dalam 12 bulan terakhir IMS (perempuan
12 bulan terakhir >= 15 tahun)
3 Prevalensi siilis pada Jumlah pekerja seks berumur Jumlah pekerja seks berumur - Sero Surveilans - Tahunan - Siilis (umur >= 15 tahun,
pekerja seks 15 tahun atau lebih yang dites 15 tahun atau lebih yang - Laporan bulanan IMS - Bulanan pendekatan laboratorium
dan positif siilis dites siilis kelompok risiko WPS+PPS)
- Jumlah yang di tes siilis
(umur >= 15 tahun,
NO INDIKATOR NUMERATOR DENOMINATOR CARA PENGUMPULAN PERIODE PENGUMPULAN VARIAbEL DALAM
LAPORAN
4 Prevalensi siilis pada LSL Jumlah LSL berumur15 tahun Jumlah LSL berumur 15 tahun - Sero Surveilans - Tahunan - Siilis (umur >= 15 tahun,
atau lebih yang dites dan atau lebih yang dites siilis - Laporan bulanan IMS - Bulanan pendekatan laboratorium
positif siilis kelompok risiko LSL)
- Jumlah yang di tes siilis
(umur >= 15 tahun
kelom pok risiko LSL)
5 Prevalensi siilis pada Jumlah kunjungan antenatal Jumlah kunjungan antenatal Laporan bulanan IMS Bulanan - Jumlah bumil yang positif
kunjungan antenatal berumur 15 tahun atau lebih berumur 15 tahun atau lebih siilis (perempuan umur
yang dites dan positif siilis yang dites siilis >= 15 tahun)
- Jumlah bumil yang di tes
siilis (perempuan umur
>=15 tahun)
6 Persentase siilis bumil umur Jumlah bumil umur 15–24 th Jumlah bumil umur 15–24 th Laporan bulanan IMS Bulanan - Jumlah bumil positif siilis
15-24 tahun di layanan ANC dengan siilis di layanan ANC dengan yang diobati (perempuan
positif diobati secara adekuat siilis positif umur 15-19 tahun + umur
20-24 tahun).
- Jumlah bumil yang positif
siilis (perempuan umur
15-19 tahun + umur
20-24 tahun)
7 Persentase kasus IMS di UPK Kasus IMS di UPK yang Jumlah kasus IMS di UPK Laporan bulanan IMS Bulanan - Jumlah kasus IMS yang yang didiagnosis dengan baik didiagnosis dengan baik dan diobati
dan diobati serta di konseling diobati serta di konseling - Jumlah pendekatan sindrom dengan adekuat pada tahun dengan adekuat sesuai + jumlah pendekatan
2015 sesuai dengan dengan pedoman nasional laboratorium)
pedoman nasional
8 Persentase IMS yang diobati Jumlah pasien IMS yang Jumlah pasien IMS yang Laporan bulanan IMS Bulanan - Jumlah pasien yang diobati
berkunjung ke pelayanan berkunjung ke pelayanan (total)
kesehatan dan mendapat kesehatan - Jumlah kunjungan layanan
NO INDIKATOR NUMERATOR DENOMINATOR CARA PENGUMPULAN PERIODE PENGUMPULAN VARIAbEL DALAM
LAPORAN
9 Prevalens gonorhea pada Jumlah responden WPS yang Jumlah responden WPS yang STBP 2-3 tahun WPS positif gonorhea disurvei dan diperiksa
gonorhea
10 Prevalens gonorhea pada Jumlah responden waria yang Jumlah responden waria yang STBP 2-3 tahun waria penjaja seks positif gonorhea disurvei dan diperiksa
gonorhea
11 Prevalens gonorhea pada LSL Jumlah responden lelaki Jumlah responden lelaki STBP 2-3 tahun pekerja seks yang positif pekerja seks yang disurvei
gonorhea dan diperiksa gonorhea
12 Jumlah orang yang mendapat - - Laporan PPT PPT untuk IMS
4.2.7 Antiretroviral Therapy (ART)
NO INDIKATOR NUMERATOR DENOMINATOR CARA PENGUMPULAN PERIODE PENGUMPULAN VARIAbEL DALAM
LAPORAN
1 Persentase sarana kesehatan Jumlah sarana kesehatan Jumlah total sarana Laporan bulanan perawatan Bulanan - Jumlah layanan ART yang yang memberikan pelayanan yang memberikan pelayanan kesehatan, tidak termasuk unit HIV dan ART melapor
ART ART pela yanan khusus dimana - Jumlah seluruh layanan
ART tidak mungkin ada ART
2 Persentase orang dewasa dan Jumlah orang dewasa dan Estimasi jumlah orang dewasa laporan bulanan perawatan Bulanan - Jumlah orang baru yang anak-anak dengan infeksi HIV anak-anak dengan infeksi HIV dengan HIV positif dan HIV dan ART memulai ART selama bulan lanjut dan memenuhi syarat lanjut yang memenuhi syarat memenuhi syarat pengobatan ini (total laki-laki + untuk ART yang mendapatkan untuk ART serta mendapatkan ART puan dalam periode laporan
ART ART pada akhir periode tahunan)
NO INDIKATOR NUMERATOR DENOMINATOR CARA PENGUMPULAN PERIODE PENGUMPULAN VARIAbEL DALAM
LAPORAN
3 Persentase orang dewasa dan Jumlah orang dewasa dan Jumlah orang dewasa dan Laporan bulanan kohort Bulanan - Jumlah orang yang anak-anak dengan HIV positif anak-anak dengan HIV positif anak-anak yang telah mulai mengambil ARV setiap dan masih dalam pengobatan dan masih dalam pengobatan pengobatan ART dalam bulan selama 12 bulan dalam 12 bulan setelah mulai dalam 12 bulan setelah mulai periode laporan 12 bulan - Jumlah orang memulai ART pengobatan ART pengobatan ART dalam berjalan di klinik ini (kohort orisinal),
periode pelaporan berjalan total dalam 12 bulan
4 Persentase orang dewasa dan Jumlah orang dewasa dan Jumlah orang dewasa dan Laporan bulanan kohort Bulanan - Jumlah orang yang anak-anak dengan HIV positif anak-anak dengan HIV positif anak-anak yang telah mulai mengambil ARV setiap dan masih dalam pengobatan dan masih dalam pengobatan pengobatan ART dalam bulan selama 24 bulan dalam 24 bulan setelah mulai dalam 24 bulan setelah mulai periode laporan 24 bulan - Jumlah orang memulai ART pengobatan ART pengobatan ART dalam berjalan di klinik ini (kohort orisinal),
periode pelaporan berjalan total dalam 24 bulan
5 Persentase orang dewasa dan Jumlah orang dewasa dan Jumlah orang dewasa dan Laporan bulanan kohort Bulanan - Jumlah orang yang anak-anak dengan HIV positif anak-anak dengan HIV positif anak-anak yang telah mulai mengambil ARV setiap dan masih dalam pengobatan dan masih dalam pengobatan pengobatan ART dalam bulan selama 36 bulan dalam 36 bulan setelah mulai dalam 36 bulan setelah mulai periode laporan 36 bulan - Jumlah orang memulai ART pengobatan ART pengobatan ART dalam berjalan di klinik ini (kohort orisinal),
periode pelaporan berjalan total dalam 36 bulan
6 Persentase orang dewasa Jumlah orang dewasa dan Jumlah orang dewasa dan Laporan bulanan kohort Bulanan - Jumlah orang yang dan anak-anak dengan HIV anak-anak dengan HIV positif anak-anak yang telah mulai mengambil ARV setiap positif dan mas