• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Status Gizi dan Kecerdasan pada Anak dengan Riwayat dibawah Garis Merah Kms di Desa Watuagung Kecamatan Tuntang T1 462007058 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Status Gizi dan Kecerdasan pada Anak dengan Riwayat dibawah Garis Merah Kms di Desa Watuagung Kecamatan Tuntang T1 462007058 BAB I"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan

tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Kadang gizi

dikatakan baik bila terdapat keseimbangan dan keserasian

antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Namun

demikian, perlu diketahui bahwa keadaan gizi seseorang dalam

suatu masa bukan saja ditentukan konsumsi zat gizi pada

beberapa waktu berselang, bahkan jauh sebelum masa itu.

Status gizi masa kanak-kanak memberi andil terhadap status

gizi masa dewasa.

Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka

anak usia 3-6 tahun, termasuk golongan masyarakat yang

disebut kelompok rentan gizi. Padahal, mereka sedang

mengalami proses pertumbuhan relatif pesat dan memerlukan

zat gizi dalam jumlah yang relatif besar (Santoso ,1999).

Pertumbuhan yang relatif pesat misalnya adalah pertumbuhan

fisik dan perkembangan kecerdasaan.

Kecerdasan atau intelligence memiliki pengertian yang sangat luas. Menurut Susanto (2005), kecerdasan merupakan

(2)

masalah lalu menyelesaikannya atau membuat sesuatu yang

dapat berguna bagi orang lain.

Otak manusia merupakan organ yang paling rumit dan

paling istimewa dibanding dengan organ lainnya.

Perkembangan susunan saraf secara normal berlangsung

sejak usia kandungan 25 hari hingga saat lahir. Namun, laju

kecepatan tumbuh kembang otak tersebut dapat mengalami

gangguan. Salah satu faktor yang dapat mengganggu adalah

status gizi ibu yang mengandung dan menyusui, serta status

gizi anaknya sendiri (Soendjojo, 2000).

Jumlah balita di Indonesia menurut data Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tahun

2007 mencapai 17,2% dengan laju pertumbuhan penduduk

2,7% per tahun. United Nations Children’s Fund (UNICEF)

melaporkan Indonesia berada di peringkat kelima dunia untuk

negara dengan jumlah anak yang terhambat pertumbuhannya

paling besar dengan perkiraan sebanyak 7,7 juta balita

(Depkes RI, 2007).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010,

menunjukkan bahwa secara nasional sudah terjadi penurunan

prevalensi kurang gizi (berat badan menurut umur) pada balita

dari 18,4 % tahun 2007 menjadi 17,9 % tahun 2010.

(3)

pada tahun 2007 menjadi 4,9 % tahun 2010. Prevalensi pendek

pada balita adalah 35,7 %, menurun dari 36,7 % pada tahun

2007. Penurunan terutama terjadi pada prevalensi balita

pendek yaitu dari 18,0 % tahun 2007 menjadi 17,1 % tahun

2010. Sedangkan prevalensi balita sangat pendek hanya

sedikit menurun yaitu dari 18,8 % tahun 2007 menjadi 18,5 %

tahun 2010. Penurunan juga terjadi pada prevalensi anak

kurus, dimana prevalensi balita sangat kurus menurun dari 13,6

% tahun 2007 menjadi 13,3 % tahun 2010.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan bulan

Juni 2012, pada tahun 2008 di Desa Watuagung Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang, terdapat 70 balita (48 % dari

total 144 balita) yang pernah mengalami berat badan dibawah

garis merah KMS.

Dari penjelasan diatas serta mengingat masih banyaknya

anak yang mengalami berat badan kurang, peneliti mulai

menitikberatkan permasalahan pada bagaimana sebenarnya

performansi gizi pada anak yang memiliki riwayat berat badan

dibawah garis merah KMS dan bagaimana performansi

(4)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan

diatas, maka dirumuskan persoalan penelitian sebagai berikut,

”Bagaimana gambaran mengenai tingkat konsumsi, status gizi

dan kecerdasan anak dengan riwayat berat badan dibawah

garis merah KMS”.

1.3 Fokus Penelitian

Berdasarkan data dan uraian di latar belakang, maka peneliti

mulai memfokuskan masalah pada bagaimana gambaran

tingkat konsumsi, status gizi dan kecerdasan IQ pada anak

dengan riwayat berat badan dibawah garis merah KMS di Desa

Watuagung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

1.4 Keunikan Penelitian

Penelitian ini dipilih karena dalam kenyataannya pengamatan

terhadap gizi dan kecerdasan pada anak dengan riwayat berat

badan dibawah garis merah KMS masih jarang dilakukan.

1.5 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat konsumsi, status gizi dan tingkat

kecerdasan anak pada anak dengan riwayat berat badan

(5)

1.6 Manfaat penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat menambah informasi mengenai

performansi gizi anak dengan berat badan dibawah

garis merah KMS di Desa Watuagung, khususnya

bidang keperawatan anak, keluarga dan komunitas.

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, mendapatkan wawasan tentang

gambaran tindakan orang tua terhadap anak

dengan berat badan riwayat dibawah garis merah.

b. Bagi tenaga kesehatan, agar bisa menambah

informasi bagi tenaga kesehatan dalam pelayanan

kesehatan yang berhubungan dengan tumbuh

kembang anak terutama dengan berat badan

dibawah garis merah.

c. Bagi orang tua khususnya ibu-ibu, diharapkan

mendapatkan tambahan informasi seputar tindakan

yang tepat dalam mengatasi pertumbuhan anak

dengan berat badan kurang.

d. Bagi pengambil kebijakan dalam hal ini adalah

perangkat kesehatan desa, diharapkan dapat

menambah informasi seputar pertumbuhan anak

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat grafik pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS, seorang ibu dapat mengetahui dan secara dini dapat segera melakukan tindakan penanggulangan

hubungan antara asupan Fe dengan kadar hemoglobin pada anak usia 2-5 tahun. dengan berat badan bawah garis kuning menurut KMS di

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah hubungan berat badan lahir (BBL) dan status gizi perkembangan anak usia pra-sekolah di desa Kaswito Windu Kabupaten

Tidak terdapat hubungan antara riwayat status gizi ibu pada masa kehamilan berdasarkan ukuran LILA dan pertambahan berat badan ibu hamil trimester III dengan pertumbuhan anak

3 Jika berat badan anak dalam KMS berada dalam status gizi yang baik, ibu tidak perlu lagi datang keposyandu.. 4 Menurut saya perkembangan baduta seharusnya di pantau

Balita dengan riwayat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) memiliki pertumbuhan dan perkembangannya lebih lambat dibandingkan anak yang lahir dengan berat badan

Frekuensi Kunjungan Posyandu dan Riwayat Kenaikan Berat Badan sebagai Faktor Risiko kejadian Stunting pada anak Usia 3 - 5 tahun Media Gizi Indonesia 2015;10

Berkurangnya nafsu makan yang terus menurus akan menyebabkan munculnya masalah gizi pada anak balita yaitu berat badan berada di bawah garis merah.18 Hal ini juga sejalan dengan hasil