• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru melalui Layanan Bimbingan Kelompok T1 132009109 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru melalui Layanan Bimbingan Kelompok T1 132009109 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pergaulan maupun dalam proses belajar saat ini, siswa dituntut

untuk dapat aktif dalam mengemukakan pendapat, saran dan keinginan yang

dimilikinya secara langsung, jujur dan terbuka. Untuk mengatasi masalah dalam

mengemukakan pendapat tersebut, siswa dituntut untuk mengembangkan perilaku

asertif secara efektif dalam interaksi sosial di dalam lingkungannya, terutama

dalam interaksi sosialnya dengan teman sebayanya.

Menurut Gunarsa (1992) menyatakan bahwa perilaku asertif adalah perilaku

antara pribadi (interpersonal behaviour) yang melibakan aspek kejujuran,

keterbukaan, pikiran dan perasaan. Perilaku asertif ini ditandai dengan adanya

kesesuaian sosial dan seseorang yang mampu berperilaku asertif akan

mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan orang lain.

Sedangkan menurut Alberti dan Emmons (dalam Siampa, 2011) perilaku

asertif adalah sebuah kemampuan untuk mempromosikan kesetaraan dalam

hubungan manusia, yang memungkinkan individu-individu untuk bertindak

menurut kepentingan individu sendiri, untuk membela diri sendiri tanpa

kecemasan yang tidak semestinya, untuk mengekspresikan perasaan dengan jujur

dan nyaman, untuk menerapkan hak pribadi individu tanpa menyangkal

hak-hak orang lain. Dalam hal ini yang dimaksud adalah keberanian dalam

(2)

mengatakan tidak pada orang lain jika tidak sesuai dengan keinginan diri tanpa

menyakiti orang lain.

Perilaku asertif sangat penting untuk dimiliki oleh siswa agar ia mampu untuk

berinteraksi dengan baik dalam lingkungannya. Hal ini dapat diketahui dari artikel

tentang workshop asertif anak yang dilakukan LSPPA (Lembaga Studi dan

Pengembangan Perempuan dan Anak) yang dilaksanakan di salah satu kampung

bantaran sungai Winongo Kota Yogyakarta menunjukkan hasil bahwa situasi dan

kondisi anak di Kota Yogakarta tahun 2011 di 12 Kelurahan menunjukkan

sebagian besar anak mendapat tindak kekerasan di lingkungan keluarga dan

sekolah.

Sedangkan menurut Plt. Kepala BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan

Soedbyo Alimoeso berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2010 tentang seks

bebas dikalangn remaja angkanya cenderung naik yaitu sebesar 21% remaja

terutama di perkotaan yang diduga melakukan seks bebas, tidak jauh berbeda

dengan pengguna narkoba pada remaja di taksir 14.000 remaja dari 70 juta

remaja, belum lagi perkelahian antar pelajar yang saat ini semakin

mengkhawatirkan. Kondisi diatas terjadi disebabkan oleh beberapa hal, seperti

lingkungan pergaulan yang negatif, kurangnya perhatian dari orang tua dan masih

banyak lagi faktor lainnya termasuk berkaitan dengan kemampuan remaja untuk

bersikap asertif.

Terdapat berbagai macam masalah di dalam kehidupan yang harus

diselesaikan bersama-sama, dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan

(3)

diselesaikan dengan berbagai macam cara. Oleh karena itu dalam bimbingan tidak

hanya terdapat bimbingan secara individual tetapi juga terdapat bentuk bimbingan

yang lain yaitu bimbingan kelompok. Dalam hal ini upaya meningkatkan perilaku

asertif dapat dilakukan melalui layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan

kelompok merupakan suatu layanan bimbingan yang dilaksanakan secara

kelompok untuk membahas permasalahan tertentu agar individu dapat

berkembang secara optimal.

Layanan bimbingan kelompok di sekolah merupakan bagian program layanan

bimbingan konseling yang tergolong ke dalam komponen pelayanan dasar,

pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh

konseli dalam hal ini siswa. Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk

mencegah berkembangya masalah atau kesulitan pada diri konseli

(Nurihsan,2005). Layanan bimbingan kelompok yang diberikan adalah berupa

penyampaian informasi yang tepat mengenai masalah pengembangan

keterampilan dan kemampuan dalam berbagai bidang yaitu bidang pendidikan

pekerjaan, pemahaman pribadi, penysuaian diri, dan masalah antar pribadi.

Informasi tersebut dierian terutama dengan tujuan memperbaiki dan

mengembangkan pemahaman diri individu dan pemahan terhadap orang lain.

Layanan bimbingan kelompok tidak hanya berupa pemberian informasi tetapi

menyajkan informasi dan kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dengan kebutuhan

individu dan dapat membantu pemecahan masalah serta tercapainya tujuan yang

telah dirumuskan. Perubahan sikap pada anggota kelompok merupakan tujuan

(4)

Dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan

perilaku asertif , maka diharapkan siswa dapat memperoleh manfaat dari

layanan bimbingan kelompok tersebut, sehingga tingkat asertifnya juga

meningkat. Menurut Sukardi (2008) apabila manfaat dari layanan bimbingan

kelompok dapat ditumbuhkembangkan , maka layanan bimbingan kelompok

akan sangat efektif bukan saja bagi perkembangan pribadi siswa tetapi juga

bagi kemaslahatan lingkungan dan masyarakat.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ichda Satria Figraha (2012) dengan

judul Upaya Peningkatan Sikap Asertif Melalui Sosiodrama pada Siswa Kelas

X.1 Administrasi Perkantoran SMK Sudirman 1 Wonogiri Tahun Ajaran

2011/2012, menunjukkan adanya peningkatan perilaku asertif setelah

dilakukan layanan bimbingan kelompok yang berupa teknik sosiodrama. Hal

ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan asertif. Pra tindakan yang

dilakukan dengan menyebar angket diperoleh hasil bahwa sikap asertif siswa

masih rendah dengan rata-rata kelas mencapai 49%. Pada siklus pertama yang

terdiri dari tiga tindakan tingkat persentase siswa meningkat menjadi 72,51%.

Siklus kedua dilakukan peneliti dikarenakan hasil post test pertama belum

mencapai pada kriteria keberhasilan yang peneliti harapkan. Siklus kedua yang

juga terdiri dari tindakan mampu meningkat persentase siswa yang semula

72,5% menjadi 77,3% atau sudah masuk pada persentase baik. Hasil

pengamatan menunjukkan bahwa adanya perubahan sikap dari siswa yang

semula kurang asertif lambat laun sudah menunjukkan asertif.

Sedangkan penelitian Tri Astutik (2005) dengan judul efektifitas layanan

(5)

Negeri 11 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006 menunjukkan siswa sebelum

mendapat layanan bimbingan kelompok memiliki skor rata-rata 2,28 setelah

mendapat layanan bimbingan kelompok memiliki skor rata-rata 3,25, sehingga

dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok efektif.

Untuk penelitian awal peneliti menggunakan angket perilaku asertif

berdasarkan teori dari Alberti dan Emmons yang dimodifikasi dari Siampa

untuk mengetahui tingkat perilaku asertif. Dari pra penelitian diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 1.1. Hasil dari skala perilaku asertif pada siswa kelas X SMA

Kartika III-1 Banyubiru

Tabel 1.1 Kategori Perilaku Asertif (Pra Penelitian)

Skore Kategori Frekuensi %

131-137 Sangat tinggi 3 8

124-130 Tinggi 11 28

117-123 Sedang 13 33

110-116 Rendah 11 28

103-109 Sangat rendah 1 8

Total 39 100

Dari hasil pra penelitian dapat diketahui seorang yang masuk dalam

kategori sangat rendah (8%), 11 siswa dalam kategori rendah (28%), 13 siswa

dalam kategori sedang (33%), 11 siswa dalam kategori tinggi (28%) dan hanya 3

siswa yang mempunyai perilaku asertif sangat tinggi (3%).

Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka peneliti ingin melakukan

[image:5.595.99.512.208.618.2]
(6)

“Meningkatkan Perilaku Asertif pada Siswa Kelas X SMA Kartika III-1

Banyubiru melalui Layanan Bimbingan Kelompok”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang peneliti paparkan di atas maka permasalahan

peneliti yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah: “Apakah layanan

bimbingan kelompok secara signifikan dapat meningkatkan perilaku asertif siswa

kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru?”

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui layanan

bimbingan kelompok secara signifikan dapat meningkatkan perilaku asertif siswa

kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru.

1.4. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan manfaat bagi seluruh

masyarakat, baik itu dunia pendidikan maupun pada bimbingan dan konseling,

yaitu:

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Diharapkan dapat berguna bagi guru bimbingan dan konseling dalam

pemberian layanan bimbingan kelompok yang berhubungan dengan perilaku

asertif.

b. Diharapkan dapat berguna bagi siswa dalam berperilaku yang asertif.

1.4.2 Manfaat Praktis

a.Memberikan informasi kepada masyarakat pada khususnya orang tua

(7)

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak sekolah yang bersangkutan agar

senantiasa memberikan dukungan kepada siswa siswinya dalam

mewujudkan perilaku asertif.

1.5. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi dalam lima bab. Adapun susunan

yang akan disajikan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah dan pokok bahasan, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika

penulisan skripsi.

BAB II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini membahas berupa kisi-kisi, teori-teori dan masalah-masalah

penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu

mengenai perilaku asertif dan konsep diri dan hipotesis penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Dalam bab ini berisi tentang identifikasi variabel penelitian, definisi

operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode

pengumpulan data, metode analisis instrumen serta metode analisis data.

BAB IV Laporan Penelitian

Dalam bab ini mencakup masalah yang berkaitan dengan deskripsi

lingkungan penelitian, persiapan penelitian, hasil analisis data serta pembahasan.

BAB V Penutup

Gambar

Tabel 1.1. Hasil dari skala perilaku asertif pada siswa kelas X SMA

Referensi

Dokumen terkait

dengan media visual terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII.. SMPN 3

Abstrak —Struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari dua atau lebih material berbeda sifat dan karakteristik yang berkerja bersama sama untuk memikul beban yang

Kantor virtual klien memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan pengeluaran dengan fluktuasi pendapatan langsung. Karena biasanya

Imam asy-Syaukani memahami hadits ini bahwa para sahabat perempuan di antaranya Aisyah ra tidak dapat mengenali satu sama lain sepulang dari shalat subuh karena

- Direktur perusahaan hadir langsung, apabila diwakilkan membawa surat tugas dan mendapat kewenangan penuh untuk mengambil keputusan. Demikian undangan ini disampaikan,

[r]

Strategi penyediaan air bersih di desa rawan air bersih pada Kecamatan Baitussalam adalah menetapkan wilayah pelayanan oleh PDAM Tirta Mountala terhadap bangunan pengolahan air

Dalam rangka penguatan kewenangan Mahkamah Partai Politik terkait dengan penyelesaian konflik internal partai politik maka disarankan agar kewenangan Mahkamah Partai lebih