• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PSAK NO. 45 PADA GEREJA GMIM BUKIT ZAITUN WALIAN DUA | Kumambow | JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN 8371 16569 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PSAK NO. 45 PADA GEREJA GMIM BUKIT ZAITUN WALIAN DUA | Kumambow | JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN 8371 16569 1 SM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PSAK NO. 45 PADA GEREJA GMIM BUKIT ZAITUN WALIAN DUA

THE APPLICATION PSAK NO. 45 OF THE CHURCH GMIM BUKIT ZAITUN WALIAN DUA

Oleh:

Leonardo Kumambow1 Jantje J. Tinangon2 Victorina Z. Tirayoh3

Fakultas Ekonomi & Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado email :1leonardokumambowlintong@gmail.com

Abstrak: Keterbukaan laporan keuangan Gereja sangatlah penting sehingga pertanggungjawaban keuangan menjadi jelas, dan dapat meningkatkan kepercayaan donatur dan umat yang telah memberikan amalnya kepada Gereja untuk mengelola dana tersebut. Tuntutan akan akuntabilitas memadai, untuk organisasi nirlaba khususnya Gereja dapat diatasi dengan menerapkan standar umum yang berlaku di Indonesia yaitu PSAK No. 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Laporan Keuangan Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua apabila menerapkan PSAK No 45. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian yang diperoleh Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua menyusun laporan keuangannya berdasarkan pada Tata Gereja, dimana laporan keuangan dibuat dalam bentuk laporan realisasi anggaran yang berisi pemasukan dan pengeluaran Gereja selama tahun berjalan. Sebaiknya Gereja GMIM Bukit Zaitun menerapkan PSAK No. 45 agar supaya laporan keuangannya akan lebih relevan, dapat diandalkan, dan dapat dibandingkan sehingga akuntabilitas dari laporan keuangan tersebut lebih memadai.

Kata kunci: PSAK, nirlaba, laporankeuangan

Abstract: Disclosure of financial statements of the Church so important that financial accountability becomes clear, and can increase the confidence of donors and people who have given charity to the Church to manage the fund. Demands for accountability are adequate, especially for non-profit organizations of the Church can be overcome by applying general standards that apply in Indonesia, PSAK No. 45 on financial reporting nonprofits. The purpose of this study was to determine how the Financial Statements GMIM Olivet Church Walian Two when applying PSAK No. 45. The method used is descriptive qualitative method. The results obtained GMIM Olivet Church Walian Two prepare financial statements based on Tata's Church, where the financial statements prepared in the form of a report containing the budget realization of revenue and expenditure of the Church during the year. GMIM Olivet Church should apply PSAK No. 45 so that the financial statements would be more relevant, reliable, and can be compared to the accountability of the financial statements is adequate.

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Organisasi didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan tujuannya organisasi dibedakan atas organisasi berorientasi laba dan organisasi berorientasi non laba atau organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter).

Seiring berkembangnya zamanmenyebabkan semakin terstrukturnya suatu pengelolaan badan usaha atau perusahaan. Semakin banyaknya peningkatan aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan dirasakan sebagai beban yang berat. Oleh karena itu agar supaya kegiatan usaha dapat berjalan dengan baik, maka perusahaan membutuhkan suatu informasi mengenai perusahaan dengan baik dan akurat serta dapat diandalkan melalui laporan keuangan.

Banyak hal yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi berorientasi laba. Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya pemilik organisasi nirlaba, apakah anggota klien, atau donatur. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari hasil usaha organisasinya, berbeda dengan organisasi nirlaba. Tetapi sama halnya dengan organisasi laba, organisasi nirlaba juga harus memberikan dan menyajikan informasi keuangan kepada publik internal ataupun eksternal melalui laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan produk utama dari akuntansi. Secara umum, tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan setidaknya disajikan secara tahunan dan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas.

Menurut Setiawan (2007) Keterbukaan laporan keuangan Gereja sangatlah penting sehingga pertanggungjawaban keuangan menjadi jelas, dan dapat meningkatkan kepercayaan donatur dan umat yang telah memberikan amalnya kepada Gereja untuk mengelola dana tersebut. Dampak suatu penyajian pelaporan keuangan yang tidak faktual dan tidak dapat dipertanggungjawabkan yaitu kehilangan kepercayaan. Hal ini merupakan kerugian terbesar yang dihadapi sebuah organisasi, baik dalam hal kegiatan di masyarakat maupun proses pertanggungjawaban keuangan ke lembaga donor.

Tuntutan akan akuntabilitas memadai, untuk organisasi nirlaba khususnya Gereja bukanlah hal yang mudah. Adanya bermacam tuntutan bentuk laporan keuangan tersebut sebenarnya tidak menghalangi penerapan standar umum yang berlaku di Indonesia. IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) telah mengakomodir hal tersebut dengan menerbitkan PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Sesuai dengan PSAK tersebut, laporan keuangan organisasi nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Laporan Keuangan Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua apabila menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 45.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Akuntansi

Pada saat ini akuntansi bukanlah sebuah cabang ilmu ekonomi yang baru. Akuntansi telah dikenal secara umum dan merupakan sebuah keahlian yang sangat diperlukan. Akan tetapi perlu kiranya untuk mengetahui apa makna akuntansi sebenarnya.

(3)

Dengan melihat pengguna informasi akuntansi tersebut, maka akuntansi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.

1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)

Akuntansi Keuangan merupakan bidang akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan secara berkala untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan kepada pihak-pihak di luar perusahaan (Soemarso, 2009:15). Pemakai laporan keuangan ini meliputi investor, kreditor, manajer, serikat pekerja, dan badan-badan pemerintah. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam menyusun laporan keuangan untuk pihak – pihak ini adalah aturan-aturan yang disetujui bersama. Informasi akuntansi keuangan dihasilkan berdasarkan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU) atau Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).

2. Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting)

Akuntansi Manajemen merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisaan, dan pengomunikasian informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengevaluasi operasi sebuah organisasi (Kieso, et al. 2007:2). Informasi akuntansi manajemen yang dihasilkan tidak harus berdasarkan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU), akan tetapi dapat berdasarkan asumsi atau kebijakan dari internal organisasi guna mendukung proses pengambilan keputusan sebuah divisi dalam internal organisasi. Dalam menghasilkan informasi yang diperlukan, akuntansi manajemen tidak membatasi diri pada data historis saja. Ada kalanya digunakan data baru yang terjadi dan bahkan data taksiran di masa datang.

Definisi Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian public untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa adan perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencarin laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit, dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi professional, institute, riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.

Ciri Ciri Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba atau organisasi yang tidak bertujuan memupuk keuntungan memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1. Sumber daya entitas

Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

2. Menghasilkan barang/jasa tanpa bertujuan menumpuk laba

Menghasilkan barang/jasa tanpa bertujuan memupuk laba, kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para atau pemilik entitas tersebut.

3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis

Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan atau ditebus kembali atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada suatu likuidasi atau pembubaran entitas. (Hasana, 2011)

Manfaat Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Manfaat laporan keuangan adalah untuk membantu para pengguna laporan keuangan menilai : 1. Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut; 2. Cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek kinerja manajer.

(4)

Dalam buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT), seperti yang dikutip dan diterjemahkan oleh Harahap, S.S (2007:126) merumuskan empat tujuan laporan keuangan sebagai berikut.

1. Membuat keputusan yang menyangkut pengunaan kekayaan yang terbatas dan untuk mencapai tujuan 2. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif Sumber Daya Manusia dan faktor produksi lainnya 3. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan

4. Membantu fungsi dan pengawasan social

Unsur-unsur Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Unsur-unsur laporan keuangan berdasarkan PSAK No. 45 a. Laporan Posisi Keuangan

b. Laporan Aktivitas c. Laporan Arus Kas

d. Catatan Arus Laporan Keuangan

Penelitian Terdahulu

Pontoh (2013) dengan judul Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No. 45 Pada Gereja Bukit Zaitun Luwuk Sulawesi Tengah. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat bagaimana penerapan laporan keuangan Gereja Bukit Zaitun Luwuk Sulawesi Tengah apakah telah sesuai dengan apa yang tercantum dalam PSAK No. 45. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gereja Bukit Zaitun Luwuk Belum menerapkan PSAK No 45.

Mamesah (2013) dengan judul Penerapan PSAK No. 45 Pada GMIM Efrata Sentrum Sonder Kaitannya Dengan Kualitas Informasi Laporan Keuangan. Tujuan dari penelitian ini untuk Mengetahui Apakah GMIM Efrata Sentrum Sonder sudah menerapkan PSAK No. 45 Pada Penyajian Laporan Keuangannya dan Untuk Mengetahui Apakah GMIM Efrata Sentrum Sonder Memiliki Kualitas Informasi Laporan Keuangan Yang Memenuhi Syarat Dalam Memberi Penjelasan Bagi Para Pemakai Laporan Keuangan. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GMIM Efrata Sentrum Sonder belum menerapkan PSAK No.45.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan penemuan penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Menurut Sugiyono (2010a) jenis-jenis metode penelitian dikelompokkan berdasarkan, tujuan, dan tingkat kealamiahan (natural setting) obyek yang diteliti.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian adalah di Gereja GMIM Bukit Zaitun yang berada di Kelurahan Walian Dua, Tomohon, Sulawesi Utara. Periode waktu penelitian dimulai dari pertengahan bulan Februari sampai dengan Maret 2015.

Prosedur Penelitian

1. Studi literatur baik studi kepustakaan maupun membaca melalui internet.

2. Pengidentifikasian tentang masalah, merumuskannya, menetapkan tujuan/ manfaat penelitian,

kemudian membatasi masalah ke lingkup yang disesuaikan dengan penelitian saat ini.

3. Perancangan dan persiapan survei pada objek penelitian yang telah ditentukan, kemudian

(5)

Gereja GMIM Bukit Zaitun maupun data sekunder dengan memperoleh laporan keuangan Gereja

GMIM Bukit Zaitun.

4. Melakukan pengolahan data, membahasnya kemudian menarik kesimpulan dan memberikan

saran-saran guna melengkapi penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif dan data kuantitatif, sumber data primer dan sekunder, dan teknik pengumpulan data melalui wawancara, survey lapangan dan studi kepustakaan.

Metode Analisis Data

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yaitu metode yang sifatnya menguraikan, menggambarkan, membandingkan suatu data dan keadaan serta menerangkan suatu keadaan sedemikian rupa sehingga dapatlah ditarik suatu kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Objek Penelitian

Jemaat Bukit Zaitun BWB adalah hasil pemekaran dari jemaat Imanuel Walian. Awalnya warga Gereja (warga GMIM dan Katolik) yang bermukim di perumnas BWB masih terdiri dari beberapa keluarga (belasan keluarga) mengadakan ibadah bersama yang dilaksanakan di rumah-rumah pada pertengahan tahun 1997 sampai awal tahun 1998. Kelompok ini disebut kelompok Oikumene. Pdt. F. A. Menajang, STh dipercayakan menjadi pelayan pada kelompok tersebut sejak dicanangkan ibadah awal yang bertempat dirumah keluarga Supit-Potu.

Selanjutnya mengingat warga GMIM semakin bertambah maka mulai mengikuti ibadah bersama dengan jemaat Imanuel di Walian. Kemudian setelah mempertimbangkan bahwa sudah selayaknya warga GMIM yang bermukim di perumnas BWB menjadi salah satu kolom dari jemaat Imanuel Walian, sehingga hal ini dikomunikasikan oleh Pdt. F. A. Menajang dengan BPMJ Imanuel Walian yang pada saat itu ketuanya PDT. G. Paendong-Rawis, STh dan sekretarisnya Pnt. K. Siwi. Upaya tersebut direspon positif dan diproses oleh BPMJ Imanuel Walian, sehingga akhirnya warga GMIM yang bermukim di BWB menjadi satu kolom, yaitu kolom XVI dari Jemaat Imanuel Walian. Dalam pemilihan maka yang terpilih menjadi penatua adalah Felix Mantiri dan syamas adalah John Runtu pada akhir tahun 1998. Seiring dengan pesatnya pemukiman dari warga GMIM, maka awal tahun 1999 kolom XVI ini dimekarkan menjadi tiga kolom, yaitu kolom XVI, XVII, dan XVIII dari jemaat Imanuel Walian.

Selanjutnya untuk mengkoordinir pelayanan di tiga kolom di BWB, oleh BPS GMIM melalui BPMJ Imanuel Walian dengan mempertimbangkan aspek geografis maka dianggap perlu menunjuk koordinator pelayanan yang dipercayakan kepada Pdt. F. A Menajang, STh. Dengan demikian pelaksanaan ibadah minggu dari ketiga kolom ini dilaksanakan di Kanisah (sekarang lokasi dari Gereja Jemaat Bukit Zaitun BWB).

Berdirinya Jemaat

Dengan semakin bertambahnya warga jemaat maka pelayan khusus bersama warga berobsesi untuk menjadikan ketiga kolom ini menjadi satu jemaat yang mandiri. Keinginan tersebut dikomukasikan kepada BPMJ Imanuel Walian pada pertengahan tahu 1999 yang pada saat itu ketuanya adalah Pdt. Ny. N. Mapaliey-Monde, STh dan disambut positif oleh mereka. Selanjutnya oleh coordinator pelayanan dikomunikasikan hal tersebut dengan BPS GMIM melalui wakil ketua bidang territorial Pdt. M. L. H. Mosal, STh. Beliau menyambut baik asalkan memenuhi syarat Tata Gereja GMIM, yaitu harus ada BPMJ bersama Komisi Pelayanan Kategorial. Hal ini ditindaklanjuti oleh BPMJ Imanuel Walian melalui panitia pemilihan pada awal bulan September 1999.

(6)

rumah kel. Baali-Pompana dengan maksud membicarakan nama jemaat yang baru. Terinspirasi dengan pembacaan dari Mazmur 128, maka kami sepakat memberi nama bagi calon jemaat yang baru dengan nama Jemaat Bukit Zaitun Bumi Walian Baru. Setelah semua persyaratan menjadi satu jemaat dipenuhi, yaitu: BPMJ, Majelis Kolom, Komisi Kategorial, dan Nama Jemaat, maka berita acara pemilihan oleh Ketua dan Sekretaris BPMJ diteruskan ke BPS GMIM untuk diproses.

Selanjutnya pada hari Minggu, 26 September 1999 diteguhkanlah Komisi Kategorial, pelantikan BPMJ BPS GMIM Pdt. M. L. H. Mosal, STh. Dengan demikian Jemaat Bukit Zaitun BWB berdiri pada tanggal tersebut periode pelayanan 1999-2000. Kemudia nama Gereja GMIM Bukit Zaitun Bumi Walian Baru berubah nama

menjadi GMIM Bukit Zaitun Walian Dua, sesuai dengan kelurahan dimana Gereja GMIM Bukit Zaitun berada.

Hasil Penelitian

[image:6.595.85.359.285.570.2]

Dalam PSAK No. 45, Laporan keuangan yang harus dibuat adalah (1) Laporan Posisi Keuangan, (2) Laporan Aktivitas, (3) Laporan Arus Kas, (4) Catatan Atas Laporan Keuangan. Berdasarkan pada transaksi yang terjadi selama tahun 2014, akan dibuat laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 45. Untuk itu, pada Tabel 1 dapat dilihat laporan posisi keuangan Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua untuk tahun 2014.

Tabel 1. Laporan Posisi Keuangan

Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua Laporan Posisi Keuangan

Per 31 Desember 2014 (dalam Rp Juta)

ASET

Aset Lancar

Kas dan Setara Kas 34.292.144

Aset Tidak Lancar -

Jumlah Aset 34.292.144

LIABILITAS

Liabilitas Jangka Pendek -

Liabilitas Jangka Panjang -

Jumlah Liabilitas -

ASET NETO

Tidak Terikat 22.383.448

Terikat Temporer (Catatan B) 11.908.696

Terikat Permanen -

Jumlah Aset Neto 34.292.144

Jumlah Liabilitas dan Aset Neto 34.292.144

Sumber: Data Olahan

Tabel 1 terdapat akun-akun yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Aset

Kas dan setara kas yang disajikan dalam laporan posisi keuangan Tahun 2014 merupakan total atau jumlah dari aset bersih pada akhir tahun. Aset untuk Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua hanya terdiri dari aset dan setara kas, karena Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua tidak memiliki piutang dan persediaan, sedangkan untuk aset tetap dan perlengkapan Gereja laporannya hanya berupa jumlah unit yang disusun dalam daftar inventaris sehingga tidak diketahui berapa nilai buku dari aset tetap dan perlengkapan. Dalam laporan keuangan khususnya kelompok aset tidak disajikan nilai dari investasi dan surat berharga yang dimiliki dalam laporan tahunan Gereja sehingga tidak diketahui berapa nilai dari investasi dan surat berharga.

(7)

Gereja GMIM Bukit Zaitun tidak memiliki saldo kewajiban pada akhir tahun karena telah melunasi kewajibannya sebelum tanggal 31 Desember 2014. Aset bersih Gereja terdiri dari Aset Bersih Terikat dan Aset Bersih Terikat Temporer. Nilai aset bersih terikat temporer dalam laporan posisi keuangan merupakan saldo akhir yang merupakan hasil dari perhitungan sumbangan terikat dikurangi penggunaan untuk biaya-biaya sesuai pembatasan dalam satu periode pelaporan, perhitungannya disajikan dalam catatan laporan keuangan. Sedangkan untuk nilai aset bersih tidak terikat yang disajikan dalam laporan posisi keuangan merupakan hasil perhitungan jumlah pendapatan dan peghasilan tidak terikat dikurangi jumlah beban dan pengeluaran. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh, Sumbangan tidak terikat tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk biaya dan kewajiban yang tidak termasuk dalam pembatasan, dan nilai tersebut oleh Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua dipenuhi dengan sumbangan terikat temporer.

Setelah membuat laporan posisi keuangan, selanjutnya membuat laporan aktivitas berdasarkan aktivitas Gereja GMIM Bukit Zaitu Walian Dua selama Tahun 2014. Untuk itu, pada Tabel 2 dapat dilihat Laporan Aktivitas Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua.

Tabel 2. Laporan Aktivitas

Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua Laporan Aktivitas

Untuk Tahun Pelayanan yang Berakhir pada 31 Desember 2014 (dalam Rp Juta)

PERUBAHAN ASET NETO TIDAK TERIKAT Pendapatan

Sumbangan 24.104.500

Jasa Layanan 638.034.767

Penghasilan dari Investasi 7.071.000

Lain-lain 7.894.000

Jumlah 677.104.267

Aset Neto yang Berakhir Pembatasannya (Catatan C):

Pemenuhan Program Pembatasan 46.299.500

Jumlah 46.299.500

Jumlah Pendapatan 723.403.767

Beban

Keesaan/ Persekutuan (Koinonia) 540.513.550 Pelayanan Kesaksian (Marturia) 21.142.800

Diakonia dan Pendidikan 46.299.500

Belanja Lain-lain 69.230.721

Jumlah 677.186.571

Kenaikan Aset Neto Tidak Terikat 46.217.196 PENURUNAN ASET NETO TERIKAT TEMPORER

Sumbangan 11.991.000

Aset Neto Terbebaskan Dari Pembatasan (Catatan C) 46.299.500 Penurunan Aset Neto Terikat Temporer (34.308.500)

KENAIKAN ASET NETO 11.908.696

ASET NETO AWAL TAHUN 22.383.448

ASET NETO AKHIR TAHUN 34.292.144

Sumber: Data Olahan

Tabel 2 terdapat akun-akun yang dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat

(8)

2. Aset yang Dibebaskan dari Pembatasan

Pemenuhan program pembatasan yang termasuk dalam aset bersih yang dibebaskan dari pembatasan merupakan total aset yang dikeluarkan untuk program pembatasan, nilai ini juga secara langsung merupakan jumlah aset yang pembatasannya telah berakhir karena telah digunakan untuk pemenuhan program yang telah dibatasi. Perhitungannya dapat dilihat dalam Catatan C di Catatan Atas Laporan Keuangan.

3. Jumlah Pendapatan

Merupakan total dari penjumlahan jumlah aset yang telah berakhir pembatasannya dengan jumlah pendapatan dan penghasilan tidak terikat.

4. Beban

Yang termasuk dalam beban adalah semua penggunaan dana untuk membiayai program setiap bidang. 5. Pemenuhan Program Pembatasan

Yang disajikan dalam pemenuhan program pembatasan adalah total sumbangan terikat, dan aset bersih yang terbebaskan dari pembatasan.

Setelah laporan posisi keuangan dan laporan aktivitas adalah membuat laporan arus kas berdasarkan pada arus kas masuk dan arus keluar yang terjadi selama Tahun 2014 pada Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua. Pada Tabel 3 dapat dilihat Laporan Arus Kas Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua.

Tabel 3. Laporan Arus Kas

Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua Laporan Arus Kas

Untuk Tahun Pelayanan yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (dalam Rp Juta)

Arus Kas dari Aktivitas Operasi :

Kas dari Pendapatan Jasa 638.034.767

Kas dari Pemberi Sumber Daya 24.104.500

Penerimaan lain-lain 7.894.000

670.033.267

Biaya Persekutuan (Koinonia) 540.513.550

Biaya Kesaksian (Marturia) 21.142.800

Biaya Lain-lain 69.230.721

(630.887.071) Kas neto yang diterima untuk aktivitas operasi 39.146.196

AKTIVITAS INVESTASI

Penerimaan dari investasi 7.071.000

Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi 7.071.000 AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan dari kontribusi berbatas dari:

Diakonia 11.991.000

11.991.000 Aktivitas Pendanaan Lain:

Diakonia & Pendidikan 46.299.500

(34.308.500) Kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan

KENAIKAN NETO DALAM KAS DAN SETARA KAS 11.908.696

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 22.383.448

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 34.292.144

Sumber: Data Olahan.

Penjelasan Tabel 3 adalah sebagai berikut. 1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

(9)

Penerimaan Lain-lain, Biaya Persekutuan, Biaya Kesaksian, dan Biaya Lain-lain yang terkait dengan kegiatan operasional Gereja. GMIM Bukit Zaitun Walian Dua.

2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Yang termasuk dalam perkiraan ini adalah semua penerimaan dan pengeluaran yang terkait dengan investasi Gereja. Untuk tahun 2014 hanya terjadi penerimaan dari investasi, tidak ada pengeluaran.

3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Perkiraan yang termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah perkiraan penerimaan dari kontribusi jemaat yang penggunaannya dibatasi, pelunasan kewajiban, dan aktivitas pendanaan lain.

Laporan Keuangan yang terakhir adalah Catatan Atas Laporan Keuangan, yang merupakan penjelasan untuk beberapa akun pada laporan sebelumnya. Untuk itu, pada Tabel 4 dapat dilihat Catatan Atas Laporan Keuangan pada Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua.

Tabel 4. Catatan Atas Laporan Keuangan

Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua Catatan Atas Laporan Keuangan 2014

(dalam Rp Juta)

Catatan A menguraikan kebijakan Gereja yang menyebabkan Catatan B dan C disajikan Catatan A

Jemaat Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua menyajikan sumbangan terikat dalam 2 akun yaitu tanggung jawab pelayanan (Wilayah/ Sinode/ BS) dan Diakonia & Pendidikan. Jika kebutuhan untuk 2 akun tersebut telah terpenuhi, maka dana tersebut dapat digunakan untuk pembiayaan aktivitas lain Gereja. Apabila sumbangan terikat tersebut tidak cukup membiayai kebutuhan tanggung jawab pelayanan (Wilayah/ Sinode/ BS) dan diakonia & Pendidikan maka kebutuhan dana tersebut dipenuhi dengan sumbangan lainnya.

Catatan B

Tanggung Jawab Pel. (Wilayah/ Sinode/ BS) Kotak Pelayanan

Tanggung Jawab Pel. (Wilayah/ Sinode/ BS)

260.816.917 (145.369.000) 115.447.917 Diakonia & Pendidikan

Diakonia 11.991.000

Diakonia Karitatif

Dana Sehat 32.690.000

Diakonia Duka Jemaat 9.325.000 Bantuan Bencana Alam 64.500 Bantuan Lainnya/ Pendidikan 150.000 Diakonia (Puasa Diakonal) 2.270.000

Diakonia Natal -

Pendidikan

Konven, Pentaloka, Seminar 1.500.000 Katekisasi Baptisan/ Sidi/

Pernikahan

300.000

Katekisasi Pelayan Khusus - LATPIM Komisi BIPRA -

(46.299.500)

(34.308.500)

Total Aset Terikat 81.139.417

Belanja Lain-lain Gereja (69.230.721)

Aset Neto Terikat Temporer 11.908.696

(10)

Aset neto yang dibebaskan dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali melalui terjadinya beban tertentu atau terjadinya kondisi yang diisyaratkan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali: Tujuan pembatasan yang dicapai:

Diakonia 46.299.500

Pembatasan yang telah terpenuhi 46.299.500

Sumber: Data Olahan

Catatan atas Laporan Keuangan Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua berupa.

1. Kebijakan Majelis Jemaat Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua dan Sinode GMIM. 2. Catatan Aset Bersih Terikat Temporer.

3. Catatan Aset Bersih yang Dibebaskan dari Pembatasan.

Pembahasan

Gereja GMIM Bukit Zaitun membuatAPBJmengacu pada Tata Gereja GMIM 2007 dan Adendum Tata Gereja Tahun 2012, Ketetapan-ketetapan Sidang Majelis Sinode, Program umum GMIM, Keputusan-keputusan Sidang Majelis Jemaat, serta usul-usul dan saran-saran dari anggota jemaat Kolom I-X. Program Jemaat GMIM Bukit Zaitun Walian Dua tahun pelayanan 2014 mencakup 3 tugas panggilan Gereja yaitu keesaan/ Persekutuan (Koinonia), Kesaksian (Marturia), dan Diakonia serta pranatalayanan di bawa sorotan tema GMIM (sesuai tema PGI) dimana pelaksanaan program. Gereja GMIM Bukit Zaitun juga membuat daftar inventaris, walaupun hanya mencantumkan nama inventaris dan jumlahnya. Laporan keuangan Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua sederhana dan cukup jelas, namun sebaiknya menggunakan laporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45 agar supaya laporan keuangan Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan penyumbang, jemaat, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya organisasi nirlaba. Walaupun tidak meminta pengembalian, namun para donatur sebagai salah satu stakeholder utama organisasi nirlaba tentunya mengharapkan adanya pengembalian atas sumbangan yang mereka berikan. Para donatur ini, baik mempersyaratkan atau tidak, tentu tetap menginginkan pelaporan serta pertanggungjawaban yang transparan atas dana yang mereka berikan. Para donatur ingin mengetahui bagaimana dana yang mereka berikan dikelola dengan baik dan dipergunakan untuk memberi manfaat bagi kepentingan publik.

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Laporan keuangan berdasarkan Tata Gereja yang dibuat oleh Gereja lebih sederhana, terdiri atas 2 laporan yaitu: Laporan Kas Umum dan Laporan Laporan Realisasi Anggaran. Setiap kas masuk yang diperoleh dari ibadah akan dicatat kedalam bukti kas setoran yang dipegang oleh pihak terkait yang bertanggungjawab dalam ibadah tersebut. Selain itu, ketika terjadi transaksi yang menyebabkan kas berkurang juga dibuatkan bukti kas keluar. Bukti kas setoran dan bukti kas keluar ini yang diinput kedalam laporan kas umum setiap bulannya, dan menjadi dasar pembuatan laporan realisasi anggaran untuk tahun berjalan.

2. Penerapan PSAK no. 45 ke dalam Laporan keuangan Gereja akan menghasilkan laporan keuangan yang terdiri atas: Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dengan menerapkan standar umum ini akan menghasilkan laporan keuangan yang lebih relevan, dapat diandalkan dan dapat dibandingkan sehingga akuntabilitas dari laporan keuangan tersebut lebih memadai.

Saran

(11)

1. Sebaiknya Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua menerapkan PSAK No. 45 dalam penyajian laporan keuangannya sehingga Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua memiliki laporan keuangan yang berkualitas.

2. Sebaiknya Gereja GMIM Bukit Zaitun Walian Dua melakukan penilaian aset sehingga aset tidak lancar seperti aset tetap dan perlengkapan disajikan lengkap dengan nilai buku atau harga perolehannya.

3. Untuk Aset Terikat Temporer sebaiknya hanya digunakan untuk membiayai program sesuai dengan tujuan pemberian sumbangan, tidak untuk memenuhi dana untuk program lainnya.

4. Sebaiknya Badan Pekerja Majelis Sinode dan GMIM Bukit Zaitun Walian Dua mulai melakukan pelatihan dalam menerapkan PSAK No. 45 dalam penyajian laporan keuangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri.2011. Teori Akuntansi. Edisi Revisi 2011. Raja GrafindoPersada. Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.45.Menteng. Jakarta Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J. & Warfield, Terry D., 2007. Akuntansi Intermediate Jilid 1. Edisi

Keduabelas. Alih Bahasa Elim Salim. Erlangga. Jakarta

Libby, R., Libby, P. & Short, Daniel G., 2008. Akuntansi Keuangan. Edisi Kelima. Alih Bahasa J. Agung Seputro. Andi. Yogyakarta

Mamesah, Melisa.2013. Penerapan PSAK NO. 45 Pada GMIM Efrata SentrumSonder Kaitannya Dengan Kualitas Informasi LaporanKeuangan.Universitas Sam Ratulangi. Manado. Jurnal EMBA. Vol. 1. No. 4. (2013) http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/issue/view/469. Diakses pada 13 Maret 2015. Hal 462-581.

R., Soemarso S, 2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima. Salemba Empat. Jakarta.

Reeve, James M., Warren, Carl S., Duchac, Jonathan E., Wahyuni, Ersa Tri., Soepriyanto, Gatot., Jusuf, Amir Abadi. & Djakman, Chaerul D., 2009. Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Salemba Empat. Jakarta.

Setiawan Komang Adi. 2007. Mengelola Organisasi Nonprofit. 10 Februari 2015. http://komangadi.wordpress.com/2007/11/22/mengelola-organisasi-nonprofit/.

Sugiyono.2010a. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Pontoh, Chenly Ribka S.2013. Penerapan Penyusunan Laporan KeuanganOrganisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No. 45 Pada Gereja Bukit Zaitun LuwukSulawesi Tengah.Universitas Sam Ratulangi. Manado. Jurnal EMBA. Vol. 1. No. 3. (2013) http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/issue/view/362. Diakses pada 13 Maret 2015. Hal 110-229.

Gambar

Tabel 1. Laporan Posisi Keuangan

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Setelah mendapatkan hasil dari pengo- lahan dan analisis data, kemudian didapat per- kiraan, faktor-faktor apa saja atau komponen apa saja yang dapat menjadi kerangka

Suatu penelitian untuk mengukur retensi nitrogen (nitrogen tertinggal) pada kambing kacang yang diberi ransum rumput lapangan dan daun kaliandra dilaksanakan dengan

Pada hari ini Kamis tanggal Delapan bulan Nopember Tahun Dua Ribu Dua Belas , kami yang bertanda tangan dibawah ini Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Bina Marga dan

manusia dengan Allah yang diatur dalam Fiqih Ibadah dan hubungan. manusia dengan sesama yang diatur dalam

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk merancang dan membangun sistem informasi belajar mengajar secara online antara guru, siswa dan orang tua sehingga dapat

Dalam upaya mewujudkan Misi Kelima yaitu mewujudkan pembangunan yang. ramah lingkungan dan berkelanjutan , maka stategi dan arah kebijakan

Pada proses pengolahan laporan, sistem mendapat masukan dari apoteker dan pegawai berupa data periode dengan keluaran berupa informasi laporan.. Proses 5