• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)laporanrkt OJL KepSek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "(1)laporanrkt OJL KepSek"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA

ADMINISTRASI SEKOLAH (TAS) DALAM

MENGELOLA ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

MELALUI PERAN KEPALA SEKOLAH

SEBAGAI MANAJER PENDIDIKAN

Disusun sebagai laporan akhir kegiatan On The Job

Learning pada Pendidikan dan Pelatihan Calon

Kepala Sekolah

Periode : 26 Juli s/d 26 Oktober 2012

Nama : HASTO TYAS HARJADI, S.Pd, M. Pd. Unit Kerja : SMA NEGERI JUMAPOLO

NIP : 19721108 200012 1 003

PILOTING PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA

SEKOLAH

(2)

PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2012

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Akhir Kegiatan On The Job Learning ini telah disahkan pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 18 Oktober 2012

Di : Karanganyar

Disahkan Oleh

Kepala SMA Negeri Kerjo Kepala SMA Negeri Jumapolo Kab. Karanganyar Kab. Karanganyar

Drs. Jaka Wismono, M.Pd Drs. Sardiyo, M.Pd NIP. 19630912 198703 1 009 NIP. 19641002 199103 1 003

Mengetahui; Master Trainer

Drs. Slamet Trihartanto NIP. 19660105 199103 1 010

(3)

Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dan segala isinya, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Shalawat dan taslim senantiasa tercurah atas junjungan Nabiyyullah Muhammad SAW. Berkat curahan rahmat dan kasih sayang Allah SWT jualah, sehingga laporan akhir kegiatan On The Job Learning (OJL) pada Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah yang berjudul “Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) Dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian Melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer Pendidikan ” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam proses penyusunan hingga penyelesaian laporan ini, merupakan suatu pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga bagi penulis. Walau diakui terasa sangat melelahkan, namun berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, khususnya Bapak dan Ibu pendamping Diklat, Alhamdulillah akhirnya laporan kegiatan OJL ini selesai juga. Oleh karena itu, penulis merasa berkewajiban untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Drs. Sri Suranto, M. Pd. selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar yang telah banyak membantu sejak awal seleksi sampai pelaksanaan diklat selesai.

2. Agus Hariyanto, SE, MM selaku Kepala Bidang PTK Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar yang menjadi penanggungjawab pelaksanaan diklat calon kepala sekolah yang telah banyak membantu sejak seleksi sampai pelaksanaan diklat selesai.

(4)

memberikan petunjuk serta bimbingan dalam pelaksanaan OJl dari awal hingga selesainya kegiatan ini. 4. Drs. Sardiyo, M.Pd sebagai Kepala SMA Negeri

Jumapolo dan Drs. Jaka Wismono, M.Pd sebagai Kepala SMA Negeri Kerjo yang telah banyak membantu, memberikan masukan dan bimbingan selama pelaksanaan magang pada kegiatan OJL.

5. Christianto Tri Cahyono, S.Pd sebagai guru yunior SMA Negeri Jumapolo yang bersedia diobservasi pada kegiatan supervisi akademik peserta diklat calon kepala sekolah.

6. Sutarno selaku Kepala Tata Usaha SMA Negeri Jumapolo, yang telah banyak membantu kegiatan selama menggali data dan observasi tenaga kependidikan.

7. Bapak dan ibu guru beserta staf karyawan tata usaha SMA Negeri Jumapolo dan SMA Negeri Kerjo yang telah banyak membantu memberikan data dan informasi kepada penulis dalam melakukan kajian-kajian dan pelaksanaan rencana tindak kepemimpinan calon kepala sekolah.

8. Semua teman peserta diklat calon kepala sekolah kabupaten Karanganyar tahun 2012 khususnya Pokja 2 Karanganyar atas kerja sama yang terbangun selama ini mulai dari awal seleksi sampai kegiatan OJL berakhir. 9. Keluargaku yang tersayang, bapak, ibu, istri dan

Ulinnuha anakku yang telah memberikan inspirasi dan motivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

Atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis, maka penulis hanya dapat mendoakan semoga mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT atas amal amal kebaikannya.

(5)

senantiasa memberikan bimbingan, kemudahan, kelancaran dan keberuntungan serta berkah bagi kita semua, Amiin.

Jumapolo, Oktober 2012 Penulis,

Hasto Tyas Harjadi

Daftar Isi

Halaman

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan... ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Lampiran... vi

Daftar Gambar... ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan ...3

C. Kompetensi Sasaran ... 4

BAB II. KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG ... 5

A. Profil SMA Negeri Jumapolo... 5

B. Profil SMA Negeri Kerjo ... 35

C. Permasalahan yang di Temukan di Lapangan... 42

BAB III. RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN ... 44 A. Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi

Sekolah (TAS) dalam Mengelola Administrasi

Kepegawaian melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai

(6)

Manajer... 44

B. Kerangka Pemikiran... 47

C. Implementasi Program... 48

D. Peningkatan Kompetensi Hasil AKPK di SMA Negeri

Kerjo ...52 E. Supervisi Guru Yunior ...

53

F. Perangkat Pembelajaran ... 59

G. Kajian Hasil On The Job Learning (OJL) ... 64

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 67 A. Kesimpulan ... 67 B. Saran - Saran ... 67

Daftar Lampiran

Nomor Halaman

1. Rencana Tindak Kepemimpinan ... 73 2. Instrumen Indentifikasi Kompetensi TAS Mengelola

Administrasi Kepegawaian ... 78 3. Instrumen Monitoring dan Evaluasi 1 Kompetensi TAS

Mengelola Administrasi Kepegawaian... 80 4. Instrumen Monitoring dan Evaluasi 2 Kompetensi TAS

Mengelola Administrasi Kepegawaian ... 84 5. Analisis hasil indentifikasi Kompetensi TAS Mengelola

Administrasi Kepegawaian ... 86 6. Analisis hasil Monitoring dan Evaluasi 1 Kompetensi TAS

Mengelola Administrasi Kepegawaian... 94

(7)

7. Analisis hasil Monitoring dan Evaluasi 2 Kompetensi TAS Mengelola Administrasi Kepegawaian ...102 8. Analisis hasil indentifikasi Kompetensi TAS Mengelola

Administrasi Kepegawaian Sekolah Magang lain ...110 9. Analisis hasil Monitoring dan Evaluasi Kompetensi TAS

Mengelola Administrasi Kepegawaian Sekolah Magang lain ...116 10. Daftar Hadir Pembimbingan TAS Mengelola Administrasi

Kepegawaian ... ...122 11. Materi Pembimbingan TAS ... 137 12. Laporan Pelaksanaan Supervisi Akademik/Observasi Guru

Yunior... 169 13. Hasil Penyusunan Silabus, RPP dan Bahan Ajar

………...190 14. Laporan Kajian On The Job

Learning...230 15. Dafar Hadir dalam Kegiatan On The Job Learning (OJL)

………... 341 16. Foto Foto Kegiatan On The Job Learning (OJL)

………...345

Daftar Gambar

Nomor Halaman

2.1. SMA Negeri Jumapolo ... 5 2.2. Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA Negeri

Jumapolo... 31 2.3. Salah Satu Sudut Ruang Kelas SMA Negeri

Jumapolo... 32

(8)

2.4. SMA Negeri

Kerjo... ...35 2.5. Ruang Kelas SMA Negeri

Kerjo... 40 3.1. Diskusi Tentang Administrasi Pembelajaran Guru

Yunior... 57 3.2. Pelaksanaan Supervisi Guru

Yunior... 58 3.3. Refleksi Pelaksanaan Supervisi dan Rencana Tindak

Lanjut... 59

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah sebagai tempat pelaksanaan proses belajar mengajar perlu dikelola secara baik dan benar. Keberhasilan suatu sekolah mencapai tujuan yang diharapkan sangat tergantung kepada bagaimana model pengelolaan terhadap segala sumber daya yang dimiliki sekolah tersebut. Sumber daya sekolah yang memadai bukan jaminan akan mewujudkan harapan-harapan warga sekolah yang telah dirumuskan menjadi tujuan sekolah tersebut jika kepala sekolah sebagai pimpinan tidak mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik.

Kepala sekolah adalah guru yang diserahi tugas tambahan untuk memimpin dan mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai seorang guru, kepala sekolah sejatinya adalah juga pendidik yang harus mampu membina guru-guru disekolahnya menjadi guru kreatif dan selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran. Dengan adanya tugas tambahan tersebut, kepala sekolah tidak hanya dituntut untuk membina guru saja, tetapi lebih dari itu, juga dituntut untuk membina dan mengelola seluruh komponen sekolah lainnya seperti tenaga adminstrasi sekolah, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium dan lain sebagainya. Tuntutan-tuntutan ini adalah merupakan tugas-tugas yang baru bagi seorang guru yang diserahi tugas tambahan kepala sekolah. Disisi lain, tujuan utama sekolah berupa peningkatan mutu pendidikan hanya dapat diraih jika seluruh komponen sekolah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing melalui pembinaan dan pengelolaan seorang kepala sekolah yang profesional.

(10)

untuk belajar bagaimana melaksanakan tugas-tugas yang baru tersebut. Pelatihan, pembimbingan dan pembinaan bagi calon kepala sekolah merupakan upaya-upaya yang mesti dilakukan oleh pihak terkait dalam rangka melahirkan pemimpin sekolah yang berkualitas yang diharapkan mampu untuk memimpin dan mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Peraturan menteri pendidikan nasional (permendikas) Republik Indonesia nomor 28 tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah memberikan angin segar bagi peningkatan profesionalisme seorang kepala sekolah ataupun calon kepala sekolah.

Dalam permendiknas tersebut dijelaskan bahwa seorang guru yang telah dinyatakan lulus seleksi calon kepala sekolah diharuskan mengikuti pendidikan dan pelatihan sebagai kegiatan pemberian pengalaman pembelajaran teoretik maupun praktik yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.

Berdasarkan permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kompetensi kepala sekolah menetapkan dimensi kompetensi manajerial kepala sekolah merupakan dimensi kompetensi yang menuntut 16 kompetensi. Jumlah kompetensi ini merupakan jumlah terbanyak dibandingkan dengan kompetensi pada dimensi kompetensi kepribadian, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Tingkat kemampuan kepala sekolah dalam mengarahkan, memberdayakan, menggerakkan, dan mengembangakan sumber daya sekolah dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah sangat bergantung kepada kompetensi manajerial seorang kepala sekolah.

(11)

ideal dibandingkan dengan beban kerja sekolah yang memiliki 27 rombongan belajar dan 56 tenaga pendidik. Hal ini juga semakin diperparah dengan sumber daya manusianya yang masih dibawah standar kualifikasi dan kompetensi tenaga kependidikan.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama mengabdi di SMA Negeri Jumapolo, menemukan beberapa tenaga administrasi sekolah yang belum memahami tugas dan fungsinya. Bahkan ada sebagian kecil diantara mereka hanya datang kemudian pulang tanpa berbuat sesuatu. Sebahagian lagi ada yang tidak tertib waktu saat masuk dan pulang kantor. Kemampuan menyelesaikan tugas dengan memanfaatkan perangkat komputer juga hanya dibebankan pada personil personil tertentu.

Pendidikan dan pelatihan yang dijalani calon kepala sekolah dalam kegiatan tatap muka (in servis-1) dalam kurun waktu 70 jam merupakan modal awal untuk menjalani praktek lapangan on the job learning (OJL) selama kurang lebih 3 bulan. Kegiatan OJL penting bagi peserta diklat untuk mempraktekkan kompetensi yang telah dipelajari selama kegiatan tatap muka. Dalam OJL dipraktekkan bagaimana mengkaji pengelolaan kurikulum sekolah, RKAS/RKJM, pengelolaan keuangan, produksi dan jasa, pembinaan tenaga administrasi sekolah, pengelolaan peserta didik, sarana dan prasarana, pengelolaan pendidikan dan tenaga kependidikan, pemanfaatan TIK, monitoring dan evaluasi serta program supervisi akademik.

(12)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengangkat tema tulisan dengan judul “Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer Pendidikan ”

B. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan tema yang diangkat dalam tulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah (TAS) dalam mengelola administrasi kepegawaian, 2. Untuk meningkatkan kompetensi tenaga administrasi sekolah

(PAS) dalam mengelola administrasi kepegawaian.

3. Untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam mengelola suatu instituisi pendidikan ditingkat sekolah menengah.

4. Untuk memahami kelebihan dan kelemahan penulis sebagai seorang pemimpin.

C. Kompetensi Sasaran

(13)

BAB II

KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG

A. Profil SMA Negeri Jumapolo

(14)

Gambar 2.1. SMA N Jumapolo

Kondisi Geografis Lingkungan Sekolah yang edukatif , kondusif, jauh dari hiruk pikuk keramaian dan terluas di Kabupaten Karanganyar banyak menunjang proses pengembangan sekolah. Kondisi lingkungan seperti ini terkelola pula di lingkungan sekolah dengan baik, ini di buktikan dengan keasrian dan keindahan SMA Negeri Jumapolo dan program Green School yang memanfaatkan area yang masih ada. Secara geografis SMA N Jumapolo berada 15 Km dari pusat Kabupaten Karanganyar dan dapat dikatakan jauh dari keramaian tetapi terdapat kemudahan untuk menuju Sekolah ini.

Kondisi Keamanan sekitar SMA Negeri Jumapolo yang berlokasi di pinggir kecamatan Jumapolo dan bersebelahan dengan Lapangan Kecamatan Jumapolo dan jarak antara sekolah menengah pertama yang tidak berjauhan, dan kondisi lingkungan bernuansa kecamatan pelajar di Kabupaten Karanganyar, sangat terasa, sehingga situasi sangat kondusif karena adanya koordinasi dan kerjasama yang baik antara masyarakat sekolah.

(15)

memiliki pesawat televisi, Telephone, Internet dan berbagai alat elektronik ini memudahkan masyarakat Jumapolo untuk memperoleh informasi yang banyak. Hal tersebut dapat mewujudkan perkembangan dan pengaruh ke berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan aktifitas manusia kini banyak tergantung kepada teknologi, inforamasi dan komunikasi. Sekolah sebagai tempat mempersiapkan generasi muda yang mampu mengendalikan dan memanfaatkan perubahan-perubahan dari dampak proses globalisasi.

Perkembangan IPTEK di era globalisasi telah mempercepat proses kemajuan Iptek sehingga kehidupan masyarakat Jumapolo telah bergerak dengan lompatan-lompatan dahsyat dalam kehidupannya. Kehidupan masyarakat yang terus menerus mengalami perubahan sebagai akibat dari kemajuan IPTEK menuntut SMA Negeri Jumapolo untuk menyesuaikan serta mengantisipasi setiap kemajuan dan perubahan yang terjadi. Dengan perkembangan tersebut materi dan pengalaman belajar yang diajarkan di SMA Negeri Jumapolo harus bermakna dan bermamfaat untuk bekal kehidupan peserta didik. Selain itu sarana dan prasarana khususnya menyangkut koneksi internet terus ditingkatkan dan terbentuklah kawasan bebas akses internet dengan fasilitas Hot Spot.

(16)

1. Visi Misi dan Tujuan Sekolah a. Visi Sekolah

Unggul dalam mutu, santun dalam budi, terampil dalam karya

Dengan Indikator sebagai berikut :

1) Unggul dalam penguasaan materi pelajaran 2) Unggul dalam lomba olagraga

3) Siap membentuk budi pekerti yang luhur

4) Siap menghantarkan peserta didik yang terampil dan mandiri

b. Misi Sekolah

Unggul dalam mutu berdasarkan penguasaan iptek yang dilandasi imtaq yang mantap

Dengan rumusan sebagai berikut :

1) Upaya meningkatkan sumber daya manusia terus dilakukan untuk mengikuti perkembangan pendidikan. 2) Siswa sadar bahwa budaya tertib dan disiplin

merupakan sarana kesuksesan tiap-tiap personal. 3) Daya serap materi tiap-tiap mata pelajaran meningkat

tiap semester.

4) Jurusan IPA dan IPS dalam memperoleh NEM minimal memperoleh peringkat IV tingkat kabupaten.

5) Dalam Lomba kegiatan akademik dan nonakademik minimal memperoleh peringkat III.

6) Memberikan bekal keterampilan yang memadai bagi para tamatan SMA agar dapat hidup mandiri.

c. Tujuan Sekolah

Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya.

(17)

1) meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, 2) meningkatkan kualitas kelulusan,

3) menyiapkan peserta didik yang terampil, disiplin tinggi, berbudi pekerti luhur yang dilandasi IMTAQ dan IPTEK yang mantap,

4) menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi

2. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : SMA Negeri Jumapolo

b. Status : Negeri

c. N I S : 20312174

d. NSS : 301031303018

e. Alamat Sekolah : Jl.Jurug no 1 Jumapolo

Desa : Jumapolo

Kabupaten : Karanganyar Propinsi : Jawa Tengah Nomor Telpon : (0271) 7081121

f. Web : www.smajumapolo-kra.sch.id

Email :

sman75polo@smanjumapolo-kra.sch.id

3. Kepala Sekolah Identitas Diri

a. Nama Lengkap : Drs.Sardiyo, M.Pd

b. NIP : 19641002 199103 1 003 c. Pangkat Gol./Ruang : Pembina Tk I/IV.b

d. Tempat/Tgl.lahir : Gunung Kidul, 02 Oktober e. Jenis Kelamin : Laki-laki

f. Agama : Islam

g. Status Perkawinan : Kawin

h. Alamat Rumah : Tegalasri RT 01 RW 07 Bejen Kec. Karanganyar Kab. Karanganyar

(18)

a. Jumlah Rombongan Belajar : 27 Rombongan Belajar Kelas X : 9 Rombongan Belajar Kelas XI : 9 Rombongan Belajar

Kelas XI IPA : 4 Rombongan Belajar Kelas XI IPS : 5 Rombongan Belajar Kelas XII : 9 Rombongan Belajar

Kelas XII IPA : 4 Rombongan Belajar Kelas XII IPS : 5 Rombongan Belajar b. Jumlah Siswa

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

X 126 184 310

XI IPA 28 82 110

XI IPS 62 83 145

XII IPA 39 71 110

XII IPS 67 116 183

Jumlah 322 536 858

5. Kemajuan Yang Telah Dicapai

a. PRESTASI BELAJAR SISWA YANG DILIHAT DARI HASIL UN DAN US

No .

Tahu n

Peringkat Kecamata

n

Peringkat Kabupaten/kota

Peringkat

Provinsi Keterang an

IPA IPS IPA IPS

1 201

1 1 (Satu) 11 10 269 333 N

2 201

2 1 (Satu) 8 7 249 291 N

b. PRESTASI SEKOLAH DALAM BIDANG OLAHRAGA

NO CABANG OLAHRAG

A YANG DIIKUTI

NAMA SISWA

NAMA LOMBA/PERTAN

DINGAN YANG DIIKUTI

TAHU N

(19)

1 Atletik( T

(20)

Silat Kab.

Siti Rahayu POPDA Tingkat, Kab.

(21)

28 Atletik( L

c. PRESTASI SEKOLAH DALAM BIDANG KESINIAN

N

d. KESEMPATAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN PROFESI ( Peningkatan Kualifikasi Pendidikan, Diklat, Penataran, Seminar, dll)

No Nama Guru Nama Kegiatan Tahu

n Tempat bahan ajar power point

2008 Alfa Bank

(22)

2 Drs.Hartono Lomba KTI 2008 UMS FKIP UMS 3 Drs.Hartono Temu Ilmiah 2008 UNS Mahkama

h

Konstitusi RI

4 Drs.Hartono Temu Ilmiah 2008 UNS Mahkama h

Konstitusi RI

5 Drs.Hartono IHT 2008 Dinas

Dikbud

(23)

Endah Hadi pemanfaatan

Cources of study prescribed

20 Harsono Cources of study prescribed

Cources of study prescribed

Cources of study prescribed

Cources of study prescribed

Cources of study prescribed

Diklat komputer 2009 Karanga nyar Realisasi hak dan kewajiban warga Negara dibidang pajak

2009 UNS LPPKM UNS

Penataran PAK 2009 Dinas DIKPORA

(24)

30 Dra.

2009 UNS Kantor Humas UNS 33 Suryani,

S.Pd

Seminar Nasional 2009 UNS Dirjen Pajak 34 Drs.

Hartono

Seminar Nasional 2009 UNS Dirjen Pajak 35 Harsono,

S.Pd

Seminar Nasional 2009 STAIN Surakart

Seminar Nasional 2009 STAIN Surakart

Seminar Nasional 2009 STAIN Surakart

Seminar Nasional 2009 UNS JPOK-FKIPUNS

Seminar Nasional 2009 UNS Pasca Sarjana UNS 41 H.Dwirihatm

ono,S.Pd

Seminar Nasional 2009 UNS FISIP UNS

42 H.Dwirihatm ono,S.Pd

Diklat Nasional 2009 DPRD Karanga

Seminar Nasional 2009 Karanga nyar

(25)

d Pemetaan

Semnar Nasional 2009 Matesih Kra

Kegiatan POPDA 2009 Dinas Dikpora

51 Suryani Cources of study prescribed

52 Sugiyarti Cources of study prescribed

Cources of study prescribed

Cources of study prescribed

Cources of study prescribed

Cources of study prescribed

57 Hartono Cources of study prescribed

(26)

Handoyo,

Cources of study prescribed

Cources of study prescribed

2010 UNY FBS UNY

65 Anggraini

Diklat Nasional “Inovasi PTK Menuju guru sebagai inovator

(27)

70 Meita Dwi

2010 UNS FISIP UNS

72 Hasto Tyas

2010 UNS MIPA UNS

74 Dwi

Handayani SW

Seminar Nasional 2010 DPRD Karanga

2010 UNS FISIP Prodi

Diklat Nasional KTI 2010 Gedung Wanita

Seminar Nasional 2010 Gedung DPRD Karanga

(28)

nyar

Work shop 2010 UMS F.Geografi UMS

85 Drs. Dwi Susianto, M.Pd

Seminar 2010 UGM F.Geografi

UGM

86 Drs. Dwi Susianto, M.Pd

Seminar Nasional 2010 UMS F.Geografi UMS

87 Drs. Dwi Susianto, M.Pd

Seminar Nasional 2010 UNS Pasca Sarjana UNS 88 Suryani Diklat Nasional 2010 UNS FKIP UNS 89 Aris Tri

Margono,S. Pd

Seminar Remaja 2010 Dinas Dikpora

Pembimbing PPL 2010 SMA N Jumapol

(29)
(30)

S.Pd Point o

111 Drs. Paiman Pelatihan

optimalisasi Power

2011 UMS FKIP UMS

115 Unindiati,

116 Drs. Paiman Seminar Nasional 2011 UNIVET UNIVET 117 Drs. Paiman Sertifikasi GURU 2011 UMS UMS 118 Drs. Paiman Seminar

Pendidikan pengembangan keprofesian berkelanjutan

(31)

menuju guru

Seminar Nasional 2011 UMS FKIP UMS

121 Sugiyarti, S.Pd

Seminar 2011 UNS FISIP UNS

122 Sugiyarti,S. Pd

Jambore Pemuda 2011 Gondan grejo,

Jambore Pemuda 2011 Gondan grejo,

Seminar 2011 Poltek

Indonus

Panitia POPDA 2011 Karanga nyar

Seminar Nasional 2011 DPRD Kab. Kra

KNPI Kra

130 Drs. Hartono

Seminar Nasional 2011 DPRD Kab. Kra

KNPI Kra

131 Suryani,S.P d

(32)

133 H.

Seminar Nasional 2011 UNIVET Skh

UNIVET SKH

135 Suryani, S.Pd

Seminar Nasional 2011 UNIVET Skh

Work Shop 2011 Karanga nyar

Work Shop 2011 UMS F.Geografi UMS

143 Drs. Dwi Susianto, S.Pd

Work Shop 2011 UMS F.Geografi UMS

144 Drs. Dwi Susianto, S.Pd

(33)
(34)

ti, S.Pd Asri

Seminar the art of teaching

(35)
(36)

Dikmen

Seminar Nasional 2012 UNS Magister Pend

e. PRESTASI GURU

N O

NAMA GURU DALAM BIDANG

1. Dra. Partini Darma Wanita

Juara ll 2009 Lomba Pidato Basa Jawa

2012 Lomba Guru Berprestasi

2011 Lomba Guru Berprestasi.

2009 Lomba Guru Berprestasi.

Juara l 2010 Lomba Pidato Basa

Jawa,Tingkat.Ke c

(37)

( Lab. Komputer, Website, Internet )

No .

Jenis Program Tahu

n

Hasil Yang Dicapai

1 Laboratorium Komputer 201 1

Pengembangan Lab. Komputer

2 Internet 201

1

Pengadaan Jaringan internet

3 Website 201

1

Pembuatan Website

6. SARANA DAN PRASARANA

a. Gedung yang dimiliki sekolah

N

o Jenis

Keberadaan Luas

( m2)

Fungsi

Ada Tidak

Ada Ya

Tida k 1 Ruang Kepala

Sekolah

 27.5 

2 Ruang Kepala Sekolah

 32 

3 Ruang guru  120 

4 Ruang Layanan Bimbingan dan Konseling

 36 

5 Ruang Tamu  18 

6 Ruang UKS  15 

7 Ruang Komite Sekolah

 16 

8 Ruang OSIS  25 

9 Ruang media dan alat bantu PBM

 72 

10 Ruang Penjaga Sekolah

 36 

11 Ruang/Pos Keamanan  4 

(38)

guna

13 Gudang  7.5 

14 Kantin Sekolah  21 

15 Halaman Sekolah  1.400 

b. WC dan Kamar Mandi

c. Laboratorium dan Ruang Praktek

Jenis

Jenis YaKeberadaanTidak Ya BerfungsiTidak

Instalasi air  

(39)

Jaringan Telepon  

Internet  

Akses Jalan  

Kinerja SMA Negeri Jumapolo dilihat dari pencapaian delapan standar pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Standar Isi

SMA Negeri Jumapolo telah memiliki kurikulum sendiri yang dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Mata pelajaran Bahasa Jawa adalah mata pelajaran muatan lokal.

Kurikulum sekolah memuat 16 mata pelajaran muatan nasional dan satu mata pelajaran muatan lokal. Jumlah jam pelajaran perminggu 32 jam pelajaran untuk kelas X, 33 jam pelajaran perminggu untuk kelas XI dan XII. Jumlah jam pelajaran tatap muka sebanyak 32 jam pelajaran per rombel  9 rombel = 288 ditambah 33 jam pelajaran x 18 rombel = 594 , jadi keseluruhan adalah 882.

(40)

memerlukan penjelasan ulang tentang kompetensi yang belum dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan.

Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada kebutuhan pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra kurikuler yang disediakan diantaranya pembinaan kepramukaan, PMR, OSIS, pencak silat, basket, bola volley, bulu tangkis, sepak bola dan seni (musik dan tari).

Pemenuhan akan kebutuhan pengembangan pribadi siswa dilakukan dengan menyediakan layanan bimbingan dan konseling (BK). Jumlah tenaga konseling yang dimiliki berjumlah 3 personil yang masing-masing memiliki program rencana dan pelaksanaan layanan BK. Tiga guru BK belum sebanding dengan siswa yang berjumlah 993 orang. Artinya setiap guru BK memberikan layanan rata-rata kepada 150 orang siswa. Dalam hal ini setidaknya sekolah masih membutuhkan tenaga konseling sebanyak 5 orang guru BK. 2. Standar Proses

Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. Diakui bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh silabus dari sekolah-sekolah lain melalui wadah MGMP mata pelajaran ditingkat kabupaten dengan beberapa perbaikan-perbaikan.

Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT).

(41)

pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih meng-copy paste RPP sekolah lain dengan beberapa perubahan-perubahan. Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat Karanganyar.

Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP sebahagian sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa. Sebahagian guru masih ada yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran langsung.

Keterbatasan jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah mengakibat-kan terbatasnya sumber belajar dari buku. Kebijakan pelarangan penjualan buku paket di sekolah dan terbatasnya anggaran pengadaan buku paket sangat merugikan siswa sendiri. Buku-buku yang disediakan sekolah paling lama bertahan satu atau dua tahun dimanfaatkan oleh siswa. Umur penggunaan buku-buku paket yang singkat sangat terkait dengan kepribadian siswa yang senang merusak atau menghilangkan buku-buku yang dipinjamkan. Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, pengawas, kepala SMA Negeri Jumapolo, wakil kepala sekolah dan guru senior yang berkompeten, melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Hanya saja kegiatan supervisi belum dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

3. Standar Kompetensi Lulusan

(42)

dan 8,13, Matematika 7,41 dan 8,24 serta IPA 7,81 dan 7,95. Kecuali untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya peningkatan pencapaian kompetensi siswa artinya siswa sudah memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL.

Untuk mengembangkan nilai-nilai agama, SMA Negeri Jumapolo melaksanakan kegiatan pesantren kilat setiap bulan ramadhan bekerja sama dengan lembaga perguruan tinggi yang berkompeten seperti pada pelaksanaan tahun ini bekerja sama dengan AKPERMUS Surakarta untuk yang beragama Islam dan kegiatan Ziarah bersama untuk non Islam. Selain itu, sekolah membudayakan saling memberi senyum, sapa, dan salam setiap bertemu, baik guru ataupun siswa. Hal ini memberikan pengaruh yang positif bagi siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan sikap yang baik di sekolah dan di tengah masyarakat luas, serta memahami tentang disiplin, toleransi, kejujuran, kerja keras, dan perhatian kepada orang lain.

Untuk membekali siswa bagi yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, di SMA Negeri Jumapolo membuka ketrampilan tata busana khususnya menjahit dan ketrampilan elektronika yang terfokus pada perbaikan alat elektronika (reparasi). Selain tujuan diatas, diharapkan potensi dan minat peserta didik dapat berkembang secara penuh melalui partisipasi mereka dalam kegiatan tersebut.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(43)

Gambar 2.2. Tenaga Pendidikan dan Kependidikan SMA N Jumapolo

Tenaga administrasi sekolah sebanyak 9 orang dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 27 rombel , jelas bukan merupakan jumlah yang ideal atau memenuhi standar jumlah tenaga kependidikan sekolah baik standar kualifikasi maupun standar kompetensi. Pegawai administrasi berkualifikasi S1 sebanyak 2 orang, SMA sebanyak 2 orang dan SMP sebanyak 5 orang.

5. Standar Sarana dan Prasarana

SMA Negeri Jumapolo memiliki luas lahan 30,168 m2 dengan

status kepemilikan bersertifikat. Kondisi lahan yang terbangun seluas 14,457 m2 dan kondisi lahan yang belum terbangun 15,711

m2 .

Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar sebanyak 29 ruang kelas dengan perincian 27 ruang kelas dan 2 kelas moving untuk pelajaran ketrampilan menjahit dan elektronika. Untuk luas masing-masing 72 m2 per ruang kelas.

(44)

Ruang guru berukuran (15  8) m2 memuat 55 pasang meja

dan kursi guru, 2 papan white board, satu meja panjang dan 5 kursi untuk tempat pimpinan rapat pertemuan, 2 kamar kecil (WC), 1 lemari buku, 1 set sound system, 1 buah LCD , Printer 2 buah, Televisi 1 buah dan 1 buah jam dinding.

Gambar 2.3. Salah satu sudut ruang kelas

Ruang perpustakaan terdiri dari satu unit dengan luas (15 8 ) m2.

Koleksi buku yang terdapat diperpustakaan meliputi buku pegangan guru, buku teks siswa, dan buku penunjang pelajaran siswa. Namun demikian dari segi jumlah buku teks pelajaran masih kurang dari jumlah siswa.

Laboratorium yang dimiliki terdiri dari laboratorium fisika, biologi, kimia , bahasa dan komputer. Dua Laboratorium komputer memiliki jaringan LAN yang terkoneksi dengan jaringan internet solonet dan dilengkapi dengan 2 buah pendingin udara.

Ruang kepala sekolah berukuran (45)m2 terdapat 1 kamar

kecil (WC), 2 lemari buku, 1 pasang meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, 1 lemari piala, 1 set komputer PC, dan 1 pendingin udara.

Ruang wakil kepala sekolah berukuran (45)m2 terdapat 5

(45)

pendingin udara dan dilengkapi dengan jaringan internet speedy schoolnet.

Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah ruang tata usaha, ruang guru BK, ruang UKS, kantin, mushallah, kantin kejujuran, gudang, jamban (WC) siswa.

6. Standar Pengelolaan

Visi dan misi serta tujuan pendidikan SMA Negeri Jumapolo sudah disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun pemangku kepentingan melalui beberapa cara diantaranya menuliskannya ditembok dinding sekolah, dipasang di blog guru, website sekolah dan pembinaan kesiswaan.

Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) ataupun rencana kerja jangka menengah (RKJM) sudah disosialisasikan kepada warga sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS). Sekolah sudah pernah melakukan pengisian EDS sehingga RKAS yang disusun masih mengacu pada profil sekolah hasil dari rekomendasi EDS. Bahkan untuk tahun pelajaran 2012/2013 SMA Negeri Jumapolo sudah melakukan pengisian EDS secara On line.

Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan perbaikan-perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa.

Pengumpulan dan penggunaan data sudah menggunakan sistem informasi berbasis ICT program office. Sebagian data dan informasi sekolah dapat diakses website sekolah ataupun blog guru.

7. Standar Pembiayaan

(46)

yang relevan, hal ini dapat dilihat dengan adanya pertemuan secara rutin Komite sekolah dengan pihak manajemen sekolah.

Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah berupa dana BOS APBN, Blockgrant APBN, dan Iuran Orang tua. Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha dan industri.

Namun demikian dalam penyusunan rencana keuangan sekolah yang diwujudkan dalam APBS sekolah untuk tahun pelajaran 2012/2013 telah mendapatkan persetujuan sekaligus pengesahan dari Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupetn Karanganyar. Sosialisasi APBS dilakukan secara transparan kepada seluruh warga sekolah dengan ditempel di papan pengumuman sehingga dapat dilihat dan dicermati segenap civitas akdemika SMA N Jumapolo. Untuk menjamin akuntabilitas pengelolaan keuangan setiap tiga bulan/tri wulan dilaporkan oleh pengelola keuangan sekolah kepada Kepala sekolah yang untuk selanjutnya dilaporkan ke dinas pendidikan kabupaten atas nama pemerintah sebagai pemberi dana juga dipertanggungjawabkan kepada orang tua melalui komite sekolah.

8. Standar Penilaian Pendidikan

Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan penilaian berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. KKM yang telah ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran diinformasikan oleh sebagian guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan sebagiannya menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian.

(47)

Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi berupa komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan akademik siswa kepada kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah urusan kurikulum.

Hasil penilaian dijadikan dasar bagi sebahagian guru sebagai koreksi untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya.Walaupun dalam pelaksanaan remidi dan pengayaan belum dilaksanakan secara optimal. Bahkan ada sebagaian dari guru yang mengartikan bahwa remidi adalah sekedar mengulang mengerjakan soal tanpa memberikan penjelasan dan pencerahan materi mana yang dianggap kurang dapat dipahami oleh siswa.

B. Profil SMA Negeri Kerjo

SMA Negeri Kerjo yang berlokasi di jalan Sumberejo RT 01 RW 02 Sumberejo Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar didirikan berdasarkan surat keputusan Mendiknas RI nomor 227/I03/H.88 tanggal 16 Oktober 1990 dan saat ini kepala sekolah dijabat oleh Drs. Jaka Wismono, M.Pd

(48)

Dengan berada dipinggiran pusat kecamatan Kerjo, maka kondisi dan situasi sangat mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Walaupun tergolong sekolah yang baru di kabupaten Karanganyar, ternyata sekolah ini telah menelorkan beberapa prestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Sekolah dengan visi : Terwujudnya SMA yang Berwawasan Keunggulan Ilmu Pengetahuan, Kesenian, Ketrampilan, Olahraga dan Berilaku Santun diwujudkan dalam program dan kegiatan sekolah yang bertujuan 1) menciptakan dan menyelenggarakan proses pendidikan yang berorientasi pada target pencapaian efektifitas proses pembelajaran berdasarkan konsep MPMBS, 2) Mewujudkan kepemimpinan yang kuat dalam mengakomodasi, menggerakkan dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia, 3) Mengelola tanaga kependidikan secara efektif berdasarkan analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kerja, hubungan kerja, imbal jasa yang memadai.

Kinerja SMA Negeri Kerjo dilihat dari pencapaian delapan standar pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Standar Isi

SMA Negeri Kerjo telah memiliki kurikulum sendiri yang dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Kurikulum SMA Negeri Kerjo telah disetujui dan disahkan penggunaannya oleh Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah tanggal 27 Juni 2012.

SMA Negeri Kerjo menerapkan sistem paket dengan struktur kurikulum sebagai berikut:

a. Struktur Kurikulum Kelas X

(49)

Sekolah menambah alokasi waktu untuk mata pelajaran Biologi, Kimia, Sejarah dan Geografi masing masing satu jam pelajaran dengan alokasi waktu 45 menit. Sehingga untuk keseluruhan jam pelajaran selama satu minggu adalah 42 jam.

b. Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII

Kurikulum kelas XI dan XII untuk program IPA dan IPS terdiri atas 13 mata pelajaran dengan muatan lokal mata pelajaran Bahasa Jawa. Untuk beberapa mata pelajaran alokasi jam melebihi ketentuan dalam Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, namun tidak melebihi 4 jam. Dalam satu minggu jumlah keseluruhan jam adalah 43 jam pelajaran. Program pengembangan diri yang dipilih sebagai kegiatan ekstrakulikuler.

Secara umum mata pelajaran di SMA N Kerjo terdiri dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan sebagai berikut:

a. Mata pelajaran wajib: Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Sejarah, Seni Budaya, Penjasorkes, Teknologi Informasi dan Komunikasi.

b. Mata pelajaran pilihan: ketrampilan Komputer, Ketrampilan Tata Boga dan ketrampilan Tata Busana. Pilihan mata pelajaran ini dimungkinkan dengan adanya sumber daya manusia yang memadai dan kehidupan masyarakatnya yang mendukung program pembelajaran tersebut.

(50)

mempersiapkan diri dalam mengikuti ulangan perbaikan. Pembelajaran remedial dan pengayaan mestinya dilaksanakan diluar jam pelajaran secara terjadual disore hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan tercapainya pelayanan kepada siswa yang memerlukan penjelasan ulang tentang kompetensi yang belum dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan.

Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada kebutuhan pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra kurikuler yang disediakan yakni pembinaan kepramukaan, PMR, OSIS, LDK, karate, basket, bulutangkis, tenis meja, futsal dan pembinaan kultum keagamaan.

2. Standar Proses

Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan MGMP sekolah ataupun MGMP mata pelajaran. Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh silabus dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan.

Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT).

(51)

perubahan-perubahan. Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat Karanganyar.

Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa.

Jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah masih sangat sedikit mengakibatkan terbatasnya sumber belajar dari buku. Pemerintah daerah yang mengeluarkan kebijakan pelarangan penjualan buku paket di sekolah memberi dampak kepada motivasi siswa dan orang tua untuk membeli buku paket sendiri. Pemenuhan buku paket siswa terbentur pada terbatasnya anggaran pengadaan buku paket yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat ataupun daerah.

Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, pengawas, kepala SMA Negeri dibantu wakil kepala sekolah melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Hanya saja kegiatan supervisi belum dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

3. Standar Kompetensi Lulusan

(52)

siswa artinya siswa sudah memperlihatkan kemajuan yang jauh lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL.

Untuk mengembangkan nilai-nilai agama khusunya Islam dan budaya masyarakat Karanganyar, SMA Negeri Kerjo juga melaksanakan kegiatan pesantren kilat setiap bulan ramadhan. Kegiatan pesantren dikelola oleh pengurus OSIS dan dikoordinir oleh guru agama Islam. Selain itu, sekolah membudayakan saling memberi salam setiap bertemu, baik guru ataupun siswa.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jumlah guru yang dimiliki sebanyak 36 guru berstatus PNS, dan 21 guru tidak tetap (GTT). Guru yang berkualifikasi S1 sebanyak 94,74%, berkualifikasi S2 sebanyak 5,26%. Guru yang sudah bersertifikasi sebanyak 22 guru. Tenaga administrasi sekolah sebanyak 13 orang dengan kualifikasi pendidikan dibawah SMA 7 orang, D3 Non keguruan 2 orang dan S1 sebanyak 4 orang.

Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SMA Negeri Kerjo belum terukur karena belum ada hasil penilaian yang mengukur berapa tingkat pencapaian kompetensi masing-masing. 5. Standar Sarana dan Prasarana

Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar sebanyak 21 ruang kelas dengan luas masing-masing 72 m2 per ruang kelas dengan kondisi 2 rusak ringan dan 1 rusak berat

(53)

Gambar 2.5. Ruang Kelas SMA N Kerjo

Ruang guru memiliki luas 105 m2 memuat 35 pasang meja

dan kursi guru, 2 papan white board, 2 lemari buku, dan 1 buah jam dinding.

Ruang perpustakaan yang berukuran (12  10) m2 masih

bersifat perpustakaan konvensional dengan jumlah buku teks pelajaran ataupun buku bacaan umum masih sangat kurang. Laboratorium komputer memuat 25 unit komputer, 2 printer, 2 LCD, dan sudah terkoneksi dengan jaringan internet. Untuk kedepan yang perlu dipertimbangankan adalah prioritas pembangunan laboratorium Fisika, Kimia dan Biologi, karena hingga saat ini SMA N Kerjo belum memiliki. Untuk sementara waktu pelaksanaan kegiatan praktikum dilaksanakan di kelas.

Ruang kepala sekolah berukuran (45)m2 terdapat 1 kamar

kecil (WC), 2 lemari buku, 1 pasang meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, dan 1 set komputer PC. Sedangkan ruang wakil kepala sekolah berukuran (6  3)m2 terdapat 5 pasang meja dan

kursi, 2 buah lemari buku,

(54)

Visi dan misi serta tujuan pendidikan SMA Negeri Kerjo sudah disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun pemangku kepentingan melalui rapat komite sekolah dan melalui persuratan.

Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) ataupun rencana kerja jangka menengah (RKJM) disosialisasikan kepada warga sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS). RKAS yang disusun berdasarkan rekomendasi dari evaluasi diri sekolah (EDS) yang mengacu pada pengelompokan ke dalam delapan standar pendidikan.

Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan perbaikan-perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa.

Pengumpulan dan penggunaan data sudah menggunakan sistem informasi berbasis ICT program office. Sebagian data dan informasi sekolah dapat diakses melalui telepon, jardiknas Karanganyar ataupun blog SMA Negeri Karanganyar.

7. Standar Pembiayaan

SMA Negeri Kerjo mempunyai RKAS yang disusun oleh kepala sekolah dan guru-guru dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari siswa dan komite sekolah.

Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah berupa dana BOS APBN dan iuran rutin orang tua/wali murid setiap bulannya. Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha dan industri.

(55)

Karanganyar, sekaligus sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan RAPBS tahun pelajaran berikutnya.

8. Standar Penilaian Pendidikan

Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan penilaian berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. KKM yang telah ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran diinformasikan oleh sebagian guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan sebagiannya menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian.

Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Penilaian melalui ulangan harian kadang tidak dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah dibuat oleh sebahagian guru.

Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi berupa komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan akademik siswa kepada kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah urusan kurikulum.

Hasil penilaian dijadikan dasar bagi sebahagian guru sebagai koreksi untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya.

C. Permasalahan yang Ditemukan di Lapangan

(56)

Permasalahan yang ditemukan di lapangan yang berkaitan dengan tenaga administrasi sekolah secara umum dalam tiga kelompok besar yaitu sebagai berikut:

1.Pengelolaan buku induk siswa

Dalam pengelolaan buku induk siswa, terkesan tidak dilaksanakan secara teratur dan terpogram. Banyak dijumpai beberapa identitas siswa tidak lengkap, nilai tiap jenjang yang belum terdokumentasi. Dari hasil pengamatan penulis, personil yang diberi tugas untuk mengurusi administrasi buku dalam menulis buku induk siswa ada kalanya di bawa pulang dengan alasan dapat dikerjakan secara intensif di rumah. Padahal data berupa nilai siswa bersumber dari buku raport. Jika ini terus dilakukan maka sangat riskan bagi keamanan dan dokumentasi nilai raport. Selain itu ada kemungkinan, dalam pengisiannya tidak dilakukan sendiri tapi menggunakan jasa orang lain yang belum tentu mengerti akan keberadaan buku induk siswa. Dalam beberapa lembar buku induk penulis temukan beberapa tulisan yang tidak konsisten dengan tulisan sebelumnya.

2.Pengelolaan daftar urut kepangkatan (DUK)

(57)

prestasi kerja, maka daftar urut kepangkatan perlu dibuat dan dipelihara secara terus menerus.

3.Pemanfaatan TIK dalam mengadministrasikan kepegawaian

Di era teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sedemikian pesatnya maka membuka peluang dan kesempatan untuk mempermudah dan mempercepat tugas. Beberapa pekerjaan pada waktu dulu dilaksanakan beberapa hari, dengan nilai kepraktisan yang rendah, sekarang dengan memanfaatkan TIK pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dengan cepat dan mempunyai nilai ekonomis serta kepraktisan yang tinggi.

Fakta di sekolah magang, terutama di SMA Negeri Jumapolo, belum semua TAS memanfaat TIK dalam mempermudah dan mempercepat tugasnya. Kurang familiar dan sikap yang enggan untuk berubah merupakan tantangan tersendiri bagi penulis untuk sekedar bias berbagi.

BAB III

RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN

A. Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer.

a. Rasional

(58)

persuratan, arsip, administrasi sarana-prasarana, dan administrasi keuangan. TAS juga berperan aktif dalam memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh pihak yang berkepentingan.

Kedudukan dan peran tenaga administrasi yang begitu penting dalam pengelolaan suatu sekolah sehingga pemerintah melalui permendiknas nomor 24 tahun 2008 menetapkan standar tenaga administrasi sekolah. Standar ini mengatur tentang kualifikasi dan kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh seorang tenaga administrasi sekolah.

Ketersediaan tenaga administrasi merupakan modal sumber daya yang harus dikelola secara optimal oleh kepala sekolah. Sebagai seorang manajer, kepala sekolah harus mampu mengelola TAS dan ketatausahaan dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah yang sudah ditetapkan.

b. Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah

Kompetensi adalah kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau latihan. Kompetensi dapat pula dimaknai sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Junaidi dalam Herry, 2012). Sedangkan tenaga administrasi sekolah adalah tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

(59)

sebagai kemampuan untuk melaksanakan tugas, peran dan kemampuan mengintegrasikan pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaannya yang dituntut dalam kecakapan teknis operasional atau teknis administratif di sekolah.

Kompetensi standar yang harus dimiliki oleh tenaga administrasi sekolah diatur dalam permendiknas nomor 24 tahun 2008. Dalam permendiknas tersebut kompetensi tenaga administrasi sekolah dipetakan ke dalam empat dimensi kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, sosial, teknis dan manajerial. Untuk dapat memperjelas komponen dimensi kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Dimensi kompetensi kepribadian meliputi: kompetensi memiliki integritas dan akhlak mulia, etos kerja, pengendalian diri, rasa percaya diri, fleksibilitas, ketelitian, kedisiplinan, kreativitas dan inovasi, serta tanggung jawab.

b. Dimensi kompetensi sosial meliputi: kompetensi bekerja dalam tim, memberikan pelayanan prima, kesadaran berorganisasi, berkomunikasi efektif, dan membangun hubungan kerja.

c. Dimensi kompetensi teknis meliputi: kompetensi melaksanakan administrasi kepegawaian, keuangan, sarana prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat, persuratan dan pengarsipan, administrasi kesiswaaan, administrasi kurikulum, administrasi layanan khusus, dan penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

(60)

kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya, membina staf, mengelola konflik, dan menyusun laporan. Masing-masing kompetensi ini dalam permendikas nomor 24 tahun 2008 kemudian dijabarkan dalam sub kompetensi yang lebih rinci agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi dalam setiap jenis dan jabatan administrasi sekolah dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah.

c. Administrasi Kepegawaian

Kegiatan administrasi kepegawaian sekolah dapat dibagi menjadi tiga bidang administrasi sebagai berikut :

a. Bidang administrasi material yaitu kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang materi seperti: ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, alat-alat perlengkapan.

b. Bidang administrasi personal, yang mencakup di dalamnya persoalan guru dan pegawai sekolah dan sebagainya.

c. Bidang administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya pelaksanaan kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, perisapan harian, dan sebagainya

Administrasi kepegawaian yang dimaksudkan dalam tulisan ini administrasi personal pegawai sekolah dalam bidang pengelolaan administrasi kepegawaian.

d. Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Wahyudi (2009) memberikan pengertian manajemen sebagai suatu proses merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, dan mengevaluasi usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumberdaya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan proses karena semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.

(61)

mendayagunakan tenaga kependidikan (TAS) melalui kerjasama, memberi kesempatan kepada para guru untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

Memberdayakan tenaga administrasi melalui kerjasama dimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesonalisme tenaga administrasi, kepala sekolah harus mementingkan kerjasama dengan tenaga administasi dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan. Sebagai manajer, kepala sekolah harus mau dan mampu mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan mencapai tujuan.

Kepala sekolah harus mampu bekerja melalui pembantu-pembantunya (wakil-wakil), serta berusaha untuk senantiasa mempertanggungjawabkan setiap tindakannya. Kepala sekolah juga harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berfikir secara analitik dan konseptual, dan harus senantiasa berusaha menjadi penengah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh guru dan tenaga administrasi yang menjadi bawahannya serta berusaha mengambil keputusan yang dapat memuaskan bagi semua.

Kepala sekolah sebagai manajer harus memberi kesempatan kepada para guru dan tenaga administrasi untuk meningkatkan profesinya. Kepala sekolah harus bersikap demokratis dan memberikan kesempatan kepada seluruh guru dan tenaga administrasi untuk mengembangkan potensinya secara optimal misalnya melalui penataran, kegiatan MGMP ataupun lokakarya berdasarkan bidangnya masing-masing.

(62)

sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sekolah.

B.Kerangka Pemikiran

Kompetensi yang diatur dalam peraturan menteri pendidikan nasional nomor 24 tahun 2008 merupakan kompetensi standar atau kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh tenaga administrasi sekolah. Kenyataan di sekolah-sekolah memperlihatkan banyaknya tenaga administrasi sekolah yang memiliki kompetensi di bawah standar kompetensi yang diharapkan. Hal ini terjadi karena proses perekrutan mereka menjadi tenaga administrasi sekolah tidak mengacu kepada pemenuhan kompetensi berdasarkan permendiknas tersebut. Mereka diangkat menjadi pegawai administrasi jauh sebelum diterbitkannya permendiknas tersebut. Akibatnya, pengelolaan administrasi kepegawaian tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Kompetensi tenaga administrasi sekolah harus berkembang mengikuti perubahan dan kemajuan dibidang pendidikan khususnya dan kemajuan dibidang teknologi informasi dan komunikasi umumnya. Tingkat kompetensi yang dimiliki tenaga administrasi dalam mengelola administrasi sekolah ikut menentukan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya.

(63)

Uraian di atas menggambarkan pentingnya peran kepala sekolah sebagai manajer dalam mengelola sumberdaya tenaga administrasi guna membantu mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya menjadi tenaga administrasi yang memenuhi standar TAS.

C.Implementasi Program

1. Rancangan tindakan siklus 1

Pada tahap rancangan tindakan siklus 1, dilakukan penyusunan atau pengadaan instrumen-instrumen yang akan digunakan pada tahap pelaksanaan tindakan siklus 1. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan antara lain adalah sebagai berikut:

a. Menyusun instrumen identifikasi kompetensi tenaga administrasi sekolah (TAS) dalam mengelola administrasi kepegawaian.

b. Mengidentifikasi kompetensi TAS dalam mengelola administrasi kepegawaian melalui pengisian instrumen.

c. Memilih tenaga administrasi atau guru yang dapat diberdayakan membantu calon kepala sekolah dalam melakukan pembimbingan terhadap tenaga administrasi berdasarkan kompetensi yang perlu ditingkatkan.

d. Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus 1.

2. Pelaksanaan tindakan siklus 1

(64)

Pembimbingan dilakukan selama dua minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali pertemuan. Pelaksanaan bimbingan dilakukan diwaktu-waktu lowongnya tenaga pembimbing atau saat jam istirahat. Lama pembimbingan setiap pertemuan tergantung dari waktu lowong yang dimiliki oleh pembimbing. Kisaran waktu lowong yang dapat digunakan untuk pembimbingan adalah 30 – 90 menit.

3. Monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan tindakan siklus 1 Pada tahap monev pelaksanaan tindakan siklus 1, tenaga administrasi sekolah yang menjadi peserta pembimbingan melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan tindakan siklus 1. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa apapun yang diisikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja mereka.

4. Hasil yang di peroleh

Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 1 melalui pengisian instrumen monev 1 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.1. Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus 1

Kompetensi awal

(%)

Kompetensi setelah tindakan

1 (%)

Peningkatan kompetensi

(%)

58 68 10

(65)

dalam melakukan pembimbingan dan menjalankan tugasnya mengembangkan kompetensi tenaga administrasi sekolah.

5. Rancangan tindakan siklus 2

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus 1 diperoleh bahwa tenaga adminstrasi masih memiliki kompetensi yang rendah pada kompetensi-kompetensi tertentu terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan TIK dalam pengelolaan administrasi kepegawaian. Untuk itu, pada rancangan kegiatan siklus 2 akan difokuskan pada usaha pembimbingan pada kompetensi-kompetensi tersebut.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan siklus 2 antara lain adalah sebagai berikut:

a. Meminta kembali kesediaan tenaga administrasi atau guru yang memiliki kompetensi lebih untuk diberdayakan membantu calon kepala sekolah dalam melakukan pembimbingan terhadap tenaga administrasi berdasarkan kompetensi yang perlu ditingkatkan.

b. Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus 2.

6. Pelaksanaan tindakan siklus 2

Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 2 yaitu melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan pada kompetensi-kompetensi yang masih kurang atau rendah berdasarkan analisis hasil kegiatan monev 1. Pembimbingan dilakukan bersama-sama dengan tenaga administasi dan guru yang sudah ditunjuk sebelumnya. Pembimbingan dilakukan paling lama dua minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali pertemuan. Pelaksanaan bimbingan dilakukan diwaktu-waktu lowongnya tenaga pembimbing atau saat jam istirahat siswa yang berkisar 30 – 90 menit .

(66)

Pada tahap monev pelaksanaan tindakan siklus 2, tenaga administrasi sekolah yang menjadi peserta pembimbingan melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan tindakan siklus 2. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa apapun yang diisikan pada instrumen tersebut tidak akan mempengaruhi penilaian kinerja mereka.

8. Hasil yang di peroleh

Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus 2 melalui pengisian instrumen monev 2 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.2. Rata-rata peningkatan kompetensi tindakan siklus 2 Kompetensi

setelah tindakan 1

(%)

Kompetensi setelah tindakan 2

(%)

Peningkatan kompetensi

(%)

68 95 27

(67)

D. Peningkatan Kompetensi Hasil AKPK di SMA Negeri Kerjo.

Untuk lebih meningkatkan kompetensi penulis pada dimensi manajerial melalui pembinaan dan pembimbingan tenaga administrasi sekolah guna meningkatkan kompetensi TAS dalam mengelola administrasi kepegawaian, maka penulis melanjutkan pembimbingan TAS di SMA Negeri Kerjo. Proses pembimbingan dilaksanakan mengikuti pembimbingan TAS di SMA Negeri Jumapolo. Akan tetapi dalam pembimbingannya penulis tidak secara intensif, hanya dilakukan 2 kali dalam dua minggu karena pertimbangan jarak dan kewajiban mengajar pemulis di SMA Negeri Jumapolo. Untuk selanjutnya dilakukan oleh teman sejawat, terutama oleh tanaga administrasi sekolah yang sudah memenuhi kompetensi TAS.

1. Rancangan tindakan

Pada tahap rancangan tindakan, dilakukan penyusunan atau pengadaan instrumen-instrumen yang akan digunakan pada tahap pelaksanaan tindakan. Instrumen-instrumen yang digunakan menggunakan instrumen yang telah digunakan di SMA Negeri Jumapolo, yaitu:

a. Instrumen identifikasi kompetensi tenaga administrasi sekolah (TAS) dalam mengelola administrasi kepegawaian. b. Instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan.

Kegiatan yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan tindakan adalah mengidentifikasi kompetensi TAS dalam mengelola administrasi kepegawaian. Kegiatan identifikasi diperlukan untuk mengetahui kemampuan awal TAS yang kemudian dijadikan sebagai dasar pembimbingan.

(68)

penyajian data statistik kepegawaian termasuk penyajian data statistik dengan menggunakan TIK.

2. Pelaksanaan tindakan.

Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan yaitu melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan hasil identifikasi kompetensi yang dianggap rendah atau tidak memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam permendiknas nomor 24 tahun 2008. Pembimbingan dilakukan selama dua minggu dengan jumlah pertemuan minimal 2 kali pertemuan. Pelaksanaan bimbingan dilakukan pada saat kunjungan pengkajian dengan mempertimbangkan ketersediaan waktu dari TAS yang akan dibimbing, kadang sebelum atau sesudah melakukan pengkajian.

3. Monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan tindakan.

Pada tahap monev pelaksanaan tindakan, tenaga administrasi sekolah yang menjadi peserta pembimbingan melakukan pengisian instrumen monev pelaksanaan tindakan. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan tentang cara pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa apapun yang diisikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja mereka.

4. Hasil yang di peroleh

Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan melalui pengisian instrumen monev diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.3. Rata-rata peningkatan kompetensi

Kompetensi awal

(%)

Kompetensi setelah tindakan

1 (%)

Peningkatan kompetensi

(%)

66 92 26

(69)

setelah mengikuti pembimbingan naik dari 66% menjadi 92%. Peningkatan kompetensi sebesar 26% menunjukkan adanya hasil calon kepala sekolah sebagai manajer dalam melakukan pembimbingan dan menjalankan tugasnya mengembangkan kompetensi tenaga administrasi sekolah.

E. SUPERVISI GURU YUNIOR 1. Latar Belakang

Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan guru adalah supervisi akademik (supervisi akademik). Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan akademik. Supervisi akademik merujpakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan akademik. Dengan demikian, berarti, esensial supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Mengembangkan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas akademik akan meningkat.

Gambar

Gambar 2.1.  SMA N Jumapolo
Gambar 2.2. Tenaga Pendidikan dan Kependidikan SMA N
Gambar 2.3. Salah satu sudut ruang kelas
Gambar 2.4. SMA Negeri Kerjo Kab Karanganyar
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pembuktian ini berstatus sukses karena output yang muncul sesuai dengan yang diharapkan yaitu dapat menampilkan grafik serta detailnya yang berarti grafik utama yang

Berdasarkan hasil uji coba lapangan yang menunjukkan bahwa produk termasuk dalam kategori sangat baik, maka multimedia interaktif aksara Jawa untuk kelas IV SD

Periode Barang Terlaris Laporan Barang Terlaris Manager 8 Barang 7 Penjualan 9 DetilPenjualan 3 Pengguna 2 Level 1 Kota 10 Kategori 11 Satuan 1.4.1 Pembuatan Laporan

In this control strategy, the effects of disturbances on the primary process variables are inferred from certain easily available measurements of uncontrolled

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam proses pembelajaran pemetaan data statistik serta kinerja dosen dalam pembelajaran desain simbol pada

Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Kelompok II ULP Kabupaten Muara Enim telah melakukan proses seleksi sederhana melalui sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

Biji jarak yang dibuang kulitnya dan dilumatkan hingga menjadi serbuk dapat ditempel ke tubuh sebagai obat korengan, sedangkan minyak yang diambil dari bijinya bisa diminum

KETEPATAN PEMBUATAN Pembuatan dokumen sesuai standar dan dikerjakan dengan rapi Pembuatan dokumen sesuai standar Dokumen tidak memenuhi salah satu standar pembuatan