AUDITING
DIKLAT SERTIFIKASI JFA Pembentukan Ahli
1
SUB BAHASAN ;
A. PENGERTIAN PROSEDUR DAN TEKNIK AUDIT
B. PENGERTIAN BUKTI AUDIT
C. HUBUNGAN BUKTI AUDIT, MATERIALITAS
DAN RISIKO
D. JENIS-JENIS BUKTI AUDIT
E. TEKNIK-TEKNIK AUDIT
BAB V ; PROSEDUR, TEKNIK
DAN BUKTI AUDIT
A. PENGERTIAN PROSEDUR & TEKNIK
AUDIT
Prosedur Audit = Urutan langkah yang
harus ditempuh oleh auditor dalam
rangka memperoleh bukti yg diperlukan sesuai dgn sasaran yg ingin dicapai dgn menggunakan teknik2 audit yg sesuai.
Tiap tahapan audit terdiri dari beberapa
prosedur audit
Teknik audit = Cara-cara yg ditempuh
oleh auditor utk mendapatkan bukti-bukti yg diperlukan
Tiap prosedur audit terdiri dari beberapa
teknik audit.
B. PENGERTIAN BUKTI AUDIT
Semua media informasi yang digunakan oleh auditor untuk mendukung
argumentasi, pendapat atau simpulan dan rekomendasinya dalam meyakinkan tingkat kesesuaian antara kondisi
dengan kriterianya.
SYARAT-SYARAT BUKTI
RELEVAN ( RE )
KOMPETEN (KO)
CUKUP (CU)
+
MATERIAL (MA)
REKOCU+MA
relevan
Relevan = Bukti yang secara logis
mempunyai hubungan dengan permasalahannya.
Contoh ;
Pada audit atas pengelolaan penerimaan pajak daerah oleh Dispenda, bukti yg
relevan spt Surat Ketetapan Pajak
Daerah, BKU Penerimaan Pajak Daerah, serta bukti Setoran Pajak Daerah.
Sedangkan bukti yg tdk relevan spt bukti-bukti pengeluaran anggaran Dispenda, walaupun bukti2 tsb juga mengandung nilai uang.
kompeten
Kompeten tidaknya suatu bukti dipengaruhi
oleh ;
sumber bukti = bukti ekstern umumnya lbh kompeten
dari bukti intern.
cara mendapatkan bukti = didapat dari pihak eksten,
didapat melalui pengamatan langsung, dll.
kelengkapan persyaratan juridis bukti tersebut =
ada td tgn, stempel, tgl, td persetujuan. Bukti asli
Bukti yg dilegalisir Contoh ;
Bag keu SPM-nya baik, sdgkan bag. pengadaan SPM-nya lemah,
maka bukti yg bersumber dari bag keu lebih meyakinkan atau lebih kompeten dibandingkan dengan bukti dari bagian pengadaan,
khususnya untuk transaksi yang mengaitkan kedua bagian tersebut.
cukup
Bukti yg cukup berkaitan dengan jumlah
kualitas dan atau nilai keseluruhan bukti.
Bukti yg cukup berarti dpt mewakili/
menggambarkan keseluruhan
keadaan/kondisi yg dipermasalahkan.
material
Bukti yg mempunyai nilai yg cukup berarti &
penting bagi pencapaian tujuan organisasi
Materialitas dpt dilihat dari ;
Besarya nilai uang atau yang bernilai uang besar. Pengaruhnya thd kegiatan (walaupun nilainya tdk
seberapa)
Hal yg menyangkut tujuan audit Pneting menurut pertauran
Keinginan pemanfaat laporan
Kegiatan yg pada saat audit dilakukan sedang jadi
perhatian umum
C. HUBUNGAN BUKTI AUDIT DENGAN MATERIALITAS DAN RISIKO
Pengumpulan bukti, terlebih dahulu
harus ;
memperhitungkan materialitas = jk
permasalahan ditetapkan material, mk
bukti2 hrs dikumpulkan dan sebaliknya jk tdk maetrial mk bukti2 tdk perlu
dikumpulkan.
Mempertimbangkan risiko permasalahan yg
diuji (risiko deteksi) utk menetapkan jumlah & jenis bukti.
D. JENIS-JENIS BUKTI AUDIT
1. BUKTI PENGUJIAN FISIK
2. BUKTI DOKUMEN
DOKUMEN,CATATAN
3. BUKTI ANALISIS
ANALISIS AUDITOR, PERHITUNGAN
AUDITOR, SPM
4. BUKTI KETERANGAN
KONFIRMASI, LISAN, SPESIALIS
E. Teknik-teknik Audit
Cara-cara yg ditempuh oleh auditor
utk mendapatkan bukti-bukti yg
diperlukan
Tiap prosedur audit terdiri dari
beberapa teknik audit.
E. TEKNIK-TEKNIK AUDIT
1. ANALISIS
2. OBSERVASI/PENGAMAT AN
3. PERMINTAAN KETERANGAN
1. Teknik audit utk bukti
fisik
1) Observasi/pengamatan
Peninjauan dan pengamatan atas suatu objek secara hati-hati, ilmiah dan kontinu selama kurun waktu tertentu utk membuktikan suatu keadaan atau masalah.
2) Inventarisasi/opname
Pemeriksaan fisik dengan menghitung fisik barang, menilai kondisinya (rusak berat,
ringan atau baik) & membandingkannya dgn saldo menurut pembukuan, kemudian mencari sebab2 terjadinya perbedaan jika ada.
Hasil opname dituangkan dalam BA.
1. Teknik audit utk bukti fisik
(lanjutan)
3) Inspeksi
Meneliti secara langsung ke tempat
kejadian, yg lazim pula disebut dgn on the spot inspection, yg dilakukan secara rinci dan teliti
Inspeksi ini sering dilakukan secara
mendadak dan biasanya dikuti dengan membuat BA.
2. Teknik audit utk bukti
dokumen
1) Verifikasi
Pengujian secara rinci dan teliti tentang kebenaran, ketelitian perhitungan,
kesahihan, pembukuan, pemilikan dan eksistensi dari suatu dokumen.
2) Cek
Menguji kebenaran atau keberadaan sesuatu dengan teliti.
3) Uji/test
Test yg dilakukan mencakup hal-hal yang esensial.
2. Teknik audit utk bukti dokumen (lanjutan)
4) Footing
Menguji kebenaran penjumlahan sub total dan total dari atas ke bawah (vertikal).
5) Cross footing
Menguji kebenaran penjumlahan sub total dan total dari kiri ke kanan (horizontal)
2. Teknik audit utk bukti dokumen (lanjutan)
6) Vouching
Menelusuri suatu informasi/data dalam suatu dokumen ke pencatatan pendukungnya
menuju kepada adanya bukti pendukungnya (vouchernya); atau menelusur mengikuti
ketentuan/prosedur yg berlaku dari hasil menuju awal kegiatan.
Hanya mengecek adanya bukti, belum kesubstansinya.
7) Trasir/Telusuri
Menelusuri suatu bukti transaksi/kejadian menuju ke penyajian/informasi dalam suatu dokumen.
2. Teknik audit utk bukti dokumen (lanjutan)
8) Scanning
Penelaahan secara umum dan dilakukan dgn cepat tetapi teliti utk menemukan hal-hal yg tdk lazim atas suatu informasi.
9) Rekonsiliasi
Mencocokkan dua data yg terpisah, mgn hal yg sama yang dikerjakan oleh
instansi/unit/bagian yg berbeda.
3. Teknik audit utk bukti
analisis
1) Analisis
Memecah/mengurai data/informasi ke dlm unsur2 yg lebih kecil atau bagian-bagian shg dpt diketahui pola hubungan antar unsur penting yg tersembunyi.
Analisis tsb antara lain dlm bentuk ;
Analisis rasio
Analisis statistik Benchmarking
3. Teknik audit utk bukti analisis (lanjutan)
2) Evaluasi
Cara untuk memperoleh suatu kesimpulan atau pandangan/penilaian dgn mencari
pola hubungan atau menghubungkan atau merakit berbagai informasi yg telah
diperoleh, baik informasi/bukti intern maupun bukti ekstern.
Evaluasi dpt dilakukan dgn ;
menyusun bagan arus (flowchart) melaksanakan walktrough test
3. Teknik audit utk bukti analisis (lanjutan)
3) Investigasi
Suatu upaya utk mengupas secara intensif suatu permasalahan melalui penjabaran, menguraikan, atau meneliti secara
mendalam.
4) Pembandingan
Membandingkan data dari satu unit kerja
dengan data dari unit kerja yg lain, atas hal yg sama dan periode yg sama atau hal yg sama dari periode yg berbeda, kemudian ditarik kesimpulannya.
4. Teknik audit utk bukti
keterangan
1) Konfirmasi
Memperoleh bukti sebagai peyakin bagi auditor dgn mendapatkan/meminta
informasi yg sah dari pihak yg relevan, umumnya pihak luar auditan.
Konfirmasi dpt dilakukan dgn ;
Konfirmasi lisan Konfirmasi positif Konfirmasi negatif
4. Teknik audit utk bukti keterangan
(lanjutan)
2) Permintaan Keterangan
Dilakukan untuk menggali informasi
tertentu dari berbagai pihak yang berkompeten.
Pihak yang kompeten bisa berarti
pegawai atau pejabat auditi yang
berkaitan dengan permasalahan atau pihak ketiga termasuk para spesialis atau profesional suatu bidang ilmu.
Teknik ini dapat dilakukan dengan
mengajukannya secara tertulis maupun secara lisan.
SUB BAHASAN ;
A. PENGERTIAN KKA
B. HUBUNGAN PKA DENGAN KKA
C. TUJUAN DAN MANFAAT KKA
D. JENIS-JENIS KKA
E. PRINSIP PENYUSUNAN KKA
F. ISI KKA
G. FORMAT KKA
H. PENOMORAN KKA
I. PENGELOMPOKAN KKA
J. PENGUASAAN KKA
BAB VI
KERTAS KERJA AUDIT ( KKA )
A. PENGERTIAN KKA
Catatan (dokumentasi) yang dibuat oleh
auditor mengenai bukti-bukti yg
dikumpulkan, berbagai teknik dan prosedur audit yang diterapkan, serta
simpulan-simpulan yg dibuat selama melakukan audit. (SAS 41).
Dokumentasi yang dibuat oleh auditor
mengenai semua hal yang dilakukannya, yang berisi metodologi audit yang dipilih, prosedur audit yang ditempuh, bukti audit yang dikumpulkan, dan simpulan audit
yang diambil selama audit. (SA - APIP)
A. PENGERTIAN KKA
(Lanjutan)
KKA mencerminkan ;
Kegiatan audit mulai dari perencanaan,
SP, Evaluasi SPM, pengujian substantif sd pelaporan dan TL.
Langkah2 audit yg ditempuh, pengujian
yg dilakukan, info yg diperoleh dan simpulan2 hasil audit.
B. HUBUNGAN PKA DGN KKA
PKA adalah rancangan prosedur dan
teknik audit yg akan harus
diikuti/dilaksanakan dan KKA adalah dokumentasi hasil pelaksanaan PKA.
(Contoh lihat hal. 106)
29
C. TUJUAN DAN MANFAAT KKA
1. PENDUKUNG LAPORAN AUDIT (LHA) 2. DOKUMENTASI INFORMASI
3. IDENTIFIKASI DAN DOKUMENTASI TEMUAN AUDIT
4. PENDUKUNG PEMBAHASAN 5. MEDIA REVIU PENGAWAS 6. BAHAN PEMBUKTIAN
7. REFERENSI
8. MEMBANTU AUDITOR EKSTERNAL
9. SARANA PENGENDALIAN MUTU AUDIT
D. JENIS-JENIS KKA
KKA UTAMA KKA IKHTISAR
KKA PENDUKUNG
Hubungan antar jenis KKA
KKA PENDUKUNG KKA PENDUKUNG KKA PENDUKUNG KKA IKHTISAR KKA IKHTISAR KKA IKHTISAR
1. KKA Utama (top
schedule)
KKA yg berisi simpulan hasil audit utk
keseluruhan/suatu
segmen/bagian/kegiatan yg diaudit
Umumnya memuat mengenai:
- Informasi umum - Tujuan audit
- Ruang Lingkup Audit - Temuan
- Opini
- Rekomendasi
2. KKA Ikhtisar
KKA yg berisi ringkasan
info dari KKA yg berisi info yg sejenis/sekelompok
dan berkaitan dengan suatu masalah tertentu.
Ringkasan temuan Ringkasan statistik
Ringkasan hasil rapat
2. KKA Ikhtisar (lanjutan)
KKA ikhtisar sangat membatu dalam ;
Proses audit yg kompleks.
Merangkum kelompok KKA yg berkaitan dgn maslah
tertentu.
Menghindarkan adanya permasalahan yg timbul
setelah selsai audit.
Membantu tim utk membiasakan diri dgn kepastian
& ketepatan yg diperlukan dlm menganalisis data pendukung.
Mendorong analisis dgn segera atas bukti yg
diperoleh, dlm meruemuskan temuan atau sbg dasar pengambilan keputusan utk audit selanjutnya.
3. KKA Pendukung (
Supporting Schedule)
KKA yg berisi info yg mendukung KKA utama Disusun secara logis,
setiap KKA yg berada di belekang KKA yg lain
adalah pendukung dari KKA sebelumnya.
Dibuat mengikuti PKA dan ditulis Referensi PKA-nya. Dibuat setiap lembar utk
setiap permasalahan
E. PRINSIP PENYUSUNAN KKA
1. RELEVAN
2. SESUAI DENGAN PKA
3. LENGKAP DAN CERMAT 4. MUDAH DIFAHAMI
5. RAPI
6. EFISIEN 7. SERAGAM
F. ISI KKA
1. Perencanaan, termasuk PKA
2. Pengujian dan evaluasi atas kecukupan dan efektifitas SPM
3. Prosedur audit yg dilakukan, info yg diperoleh dan simpulan hasil audit.
4. Reviu dalnis
5. Pelaporan audit
6. Catatan atas TL yg dilakukan oleh auditan 7. Salianan kontrak dan perjanjian yg penting. 8. Hasil-hasil konfirmasi
9. Gambar, grafik, dan peraga lainnya. 10. Pengujian dan hasil transaksi
11. Hasil reviu analitis
12. Laporan audit dan tanggapan manajemen 13. Korespondensi audit yg relevan
G. FORMAT KKA
Setiap instansi pengawasan memiliki
format KKA masing-masing, tetapi secara umum informasi atau isinya sama.
(Contoh format KKA lihat hal. 115)
H. PENOMORAN KKA
Untuk ketertiban dan memudahkan
penggunaan KKA sebagai referensi di waktu yang akan datang, serta
memudahkan review.
Pada dasarnya tidak terdapat patokan
mengenai keharusan menggunakan pola penomoran tertentu. Namun demikian, sangat dianjurkan bahwa setiap instansi auditor menetapkan cara penomoran
KKA yang diterapkan secara konsisten.
dapat digunakan untuk referensi silang
antar KKA (cross reference) untuk memudahkan permahaman dan
penghematan dalam proses penyusunan KKA.
Contoh Penomoran pada KKA
Utama
No. KKA : A/II/1/1-2 diartikan sebagai
berikut :
A : merupakan bagian dari KKA KONSEP
LHA dan TINDAK LANJUT.
/II : merupakan bagian dari ringkasan
temuan hasil audit.
/II/1 : merupakan segmen/kegiatan
pembuatan gambar desain yang diberi kode keuangan 2, Produksi 3, dst.
/II/1/1-2 : merupakan halaman 1 dari dua
halaman seluruhnya.
I. PENGELOMPOKAN KKA
1. Dosir aktual (current file) = KKA yg berisi informasi yg terutama berhubungan dgn
tahapan audit yg sdg berjalan (aktual) & tdk dipertimbangkan utk dipakai dlm penugasan berikutnya. Seperti ;
PKA
Hasil reviu thd SPM
KKA analisis serta KKA lain pendukung pekerjaan audit Catatan mgn pembicaraan dgn auditan
Korespondensi aktual
Bukti yg dikumpulkan utk mendukung temuan Bahan dan KKA yg dikumpulkan dlm rangka
penyiapan LHA termasuk konsepnya.
I. PENGELMPOKAN KKA
(lanjutan)
2. Dosir Tetap (permanen file) = KKA yg berisi informasi yg dpt digunakan
berulang kali dlm audit yad dan
dimutahirkan apabila perlu. Seperti ;
Sejarah pendirian organisasi
Peraturan per UU an yg relevan. SOTK dan kebijakan organisasi. Kebijakan dan prosedur baku.
Rencana pembiayaan jk panjang/RJPP
Kebijakan anggaran, akuntansi pelaporan
dan prosedur
Lokasi kegiatan
J. PENGUASAAN KKA
1. Kepemilikan KKA
• KKA adalah hak milik instansi auditor
• Auditan tdk mpy hak atas KKA meskipun berisi
data/info tentang auditan.
(Tidak seorangpun mempunyai hak untuk memeriksa KKA kecuali digunakan oleh pengadilan sebagai bahan bukti yuridis formal)
2. Kerahasiaan KKA
• KKA bersifat rahasia terhadap auditan maupun pihak
ketiga
• Penggunaan KKA oleh pihak Kejaksaan atau
Kepolisian harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku
• Pihak luar dapat melakukan Peer Review atas KKA
J. PENGUASAAN KKA
(
lanjutan)
3. Prinsip Pengelolaan KKA
- KKA tidak boleh ditinggal sehingga pihak yang tidak berkepentingan bisa menelaahnya
- Diluar jam kerja atau pada saat istirahat makan siang, KKA harus disimpan dalam keadaan terkunci
- Dokumen yang bersifat rahasia harus disimpan dalam keadaan terkunci apabila sedang tidak dipakai
- Penyimpanan untuk dokumen yang sifatnya sangat
sensitif menggunakan lemari dengan kunci pengaman / kombinasi
- Jika tidak terdapat indikasi mengenai kecurangan, auditor mungkin saja dapat mengambil manfaat dengan
membahas hasil auditnya dengan pegawai instansi yang diaudit
A. PENGERTIAN PENGUJIAN SUBSTANSTIF
B. TUJUAN
C. MANFAAT PENGUJIAN SUBSTANSTIF
D. AKTIFITAS
E. HASIL
F. PENGEMBANGAN TEMUAN
G. PENGGUNANN TENAGA AHLI
H. PENDALAMAN TEMUAN YG BERINDIKASI FRAUD
I. MEMBUAT KKA DAN DAFTAR TEMUAN
BAB VII ; PENGUJIAN
SUBSTANTIF DAN
PENGAMBANGAN TEMUAN
A. PENGERTIAN PENGUJIAN SUBSTANTIF
Pengujian substantif mempunyai arti
yang hampir sama dengan audit rinci atau audit lanjutan.
Pengujian substantif mpy arti yg
lebih sempit pengujian untuk
menentukan apakah suatu masalah atau penyimpangan benar-benar
terjadi atau tidak. Masalah atau penyimpangan tersebut tidak lain adalah firm audit objectives (FAO).
B. TUJUAN
UNTUK MENINGKATKAN PEROLEHAN
BUKTI SEHINGGA DIPEROLEH KEYAKINAN ATAS KESESUAIAN KONDISI DENGAN
KRITERIANYA.
C. MANFAAT PS
Untuk lebih meyakini kondisi di FAO sbg
landasan bagi penyusunan LHA.
Mendapatkan penyebab hakiki,
akibatnya serta keyakinan dari auditan dengan cara dilakukan pembahasan
bersama auditan
Merumuskan rekomendasi perbaikan
yang harus di tindak lanjuti oleh auditan
D. AKTIFITAS
1. Penetapan ururtan proritas PS
(perumusan tujuan audit), dimana adanya keterbatasan sumberdaya.
2. Penyusunan program kerja PS (PKA PS) 3. Melaksanakan PKA PS, dan membuat
KKA dan daftar temuan.
D. AKTIFITAS (lanjutan)
Melaksanakan PKA PS, yaitu utk menilai ; 1. Ketaatan setiap kegiatan kpd
ketentuan/peraturan dan kebiajkan yg sdh ditetapkan.
2. Pencapaian tujuan yg telah ditetapkan (efektifitas kegiatan)
3. Kehematan dalam memperoleh sumebr dana & sumber daya
4. Efisiensi penggunaan sumebr dana & sumber daya
5. Kegiatan2 dan transaksi finansial yg meliputi ;
1)Pengendalaian pengeluaran, penerimaan/pendapatan dan aktiva.
2)Kelayakan pembukuan transaksi2 keuanagn & sumber2 dana dan daya
3)Ketepatan, kebenaran dan kemanfaatan laporan2 keuangan
TEMUAN HASIL AUDIT
TEMUAN POSITIF, HAL HAL YANG BAIK YANG DAPAT DIJADIKAN
CONTOH
TEMUAN
NEGATIF,KETIDAK
TAATAN, TIDAK
EKONOMIS,TIDAK
EFISIEN, TIDAK EFEKTIF
E. HASIL
Hasil dari tahap PS adalah temuan dengan unsur sbb ;
1. KONDISI (apa yg sebenarnya terjadi) 2. KRITERIA (apa yg seharusnya terjadi) 3. SEBAB (mengapa terjadi perbedaan
antara kondisi dgn kriteria)
4. AKIBAT dan DAMPAK (apa akibat & dampak yg ditimbulkan adanya
perbedaan kondisi dgn krteria)
5. REKOMENDASI (apa yg dpt dilakukan utk memperbaikinya)
1. KONDISI
Kondisi merupakan realita yg ada dari
suatu pelaksanaan kegiatan yg mencakup apa, siapa, kapan, di mana dan
bagaimana.
Kelemahan yg ditemui pd penentuan
kondisi antara lain ;
Kondisi yg diungkap, tdk atau urang didukung
fakta pembukuan yg kuat.
Kondisi yg dikemukakan apabila diungkap,
sebagian kurang berarti bila dikaitkan dgn keg auditan, baik secara materialitas maupun
frekuensi kejadiannya.
Akibat yg ditimbulkan dari kondisi yg diungkap
tdk jelas atau kurang material.
2. KRITERIA
Sumber kriteria antara lain ;
Peraturan per UU an yg berlaku Ketentuan manajemen yg harus
ditaati/dilaksanakan.
Pengendalian manajemen yg handal Tolok ukur keberhasilan, efisiensi dan
kehematan.
Standar dan norma/kaidah.
2. KRITERIA (lanjutan)
Jika kriteria tidak tersedia, maka alternatif
yg dpt digunakan oleh auditor dgn kesepakatn auditan adalah ;
Melakukan konfirmasi kpd pihak ketiga (mis
konfirmasi harga)
Bersama dgn auditan melakukan formulasi
kriteria yg akan dipakai sebagai tolok ukur.
Norma standar yg sama atau sejenis dgn
kegiatan auditan shg norma/std tsb dpt digunakan sbg pembanding.
Menggunakan keterangan tenaga ahli.
2. KRITERIA (lanjutan)
Kendala dlm menetapkan kriteria antara lain ;
Kesulitan dlm menetapkan kriteria yg
tepat
Auditan kurang tanggap bahkan tdk
sepakat dgn kriteria yg diperoleh.
Belum tersedia patokan harga yg
memadai
Kondisi pasar yg tdk menentu.
Pengembangan
kriteria politis kriteria ekonomis
Proses Hasil
• Ideologi negara • Stabilitas Polkam • Kesra
• Lapangan kerja
Kriteria politis
Yaitu kriteria yg digunakan utk menilai
program dan atau kegiatan yg bersifat politis, dgn memperhatikan ;
Pemantapan ideologi negara, kegiatan ini dlm
rangka meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Peningkatan kestabilan politik dan keamanan Peningkatan kesejahteraan masyarakat
Penyediaan lapangan kerja Pembukaan teritorial.
Penetapan kriteria ini tetap merujuk pd peratuaran per UU yg berlaku.
Kriteria ekonomis
Yaitu kriteria yg digunakan utk menilai
kegiatan2 dgn menggunakan kaidah ekonomi, yg digolongkan menjadi ;
Kriteria input = apakah input yg digunakan
dengan harga yang murah.
Kriteria proses = apakah proses dlm
menjalan kegiatan telah sesuai prosedur dan waktu yang ditetapkan.
Kriteria hasil = apapakah sdh sesuai dgn
tujuan yg ditetapkan semula.
3. PENENTUAN SEBAB
Ciri penyebab antara lain ;
Kegiatan yg tdk/kurang dilaksanakan,
ketentuan yg belum ada atau ketentuan yg tdk dilaksanakan dgn semestinya yg
mengakibatkan timbulnya penyimpangan.
Dpt diidentifikasikan pihak yg
bertanggungjawab atas kelemahan
pelaksanaan kegiatan suatu organisasi.
3. PENENTUAN SEBAB
(lanjutan)
Dlm menetuka penyebab, sering ditemui
kelemahan antara lain ;
Sebab yg diungkap tdk/kurang jelas
Sebab yg diungkap belum sebab yg hakiki
atau utama/material.
4. AKIBAT
Yaitu suatu kejadian yg ditimbulkan dari
ketidaksesuaian antara kondisi dan
kriteria yang menentukan arti penting atau bobot temuan audit.
Ciri akibat antara lain ;
Ada pihak yg dirugikan
Kerugian material yg timbul dpt
dikuantifikasikan jumlahnya.
Kinerja yg dicapai dpt dibandingkan secara
langsung dgn tujuan yg diharapkan
Dampak lingkungan yg timbul dan bentuknya
jelas atau dpt dibuktikan secara ilmiah.
4. AKIBAT (lanjutan)
Kelemahan dlm mengungkapkan “akibat” ;
tdk jelas atau didukung oleh bukti yg
memadai
Justru lebih tepat apabila dijadikan
kondisi
Bersifat umum
Masih bersifat potensial, belum pasti
atau masih dpt dipertanyakan terjadinya di masa datang.
5. REKOMENDASI
Materi rekomendasi hrs dirancang guna ;
Memperbaiki kelemahan (menghilangkan
penyebab)
Meminimalisasi akibat dari kelemahan yg ada.
Rekomendasi harus jelas ;
Ditujukan kpd siapa
Mengarah pd tindakan nyata
Konsekuensi yg akan timbul apabila di TL
Dapat dilaksanakan oleh auditan
Apabila ada alternatif perbaikan tuangkanlah
semua alternatif berikut alasannya masing-masing
5. REKOMENDASI
(lanjutan)
Dalam perumusan rekomendasi harus
diperhatikan ;
Biaya yg akan terjadi dlm
mengimplementasikan rekomendasi harus tdk melebihi manfaat yg akan
diperolehnya.
Jika terdapat beberapa alternatif
rekomendasi dgn biaya yg terkait, harus diusulkan
Rekomendasi harus dapat dilaksanakan.
5. REKOMENDASI
Merupakan tindakan yang harus diambil yang akan menghilangkan atau mengubah faktor penyebab, dgn memperhatikan faktor cost & benefit. Dgn demikian diharapkan akibat yang terjadi tidak akan terulang.
Kepada siapa ;
yang meminta dilakukan audit,
yang mempunyai tanggungjawab utama atas obyek
audit,
pejabat tertinggi dalam obyek audit/instansi
bersangkutan.
Kapan mengajukannya ;
Apabila hasil audit memberikan indikasi perlunya tindakan perbaikan atau koreksi kekurangan apabila tindakan
tersebut belum dilaksanakan sepenuhnya pada saat LHA disiapkan, walaupun tindakan korektif sudah dijanjikan atau dimulai.
Pembuktian Temuan
Audit
KONDISI
PENYEBAB AKIBAT KRITERIA
PEMBUKTIAN RE-MA-KO-CU
F. PENGEMBANGAN TEMUAN
Faktor2 yg harus dipertimbangkan ;
1. Penekanan pd situasi dan kondisi pd
saat kejadian, bukan pd saat dilakukan audit.
2. Sifat kompelsitas, besarnya kegiatan (keu & fisik), program & fungsi yg sdg diaudit.
3. Temuan hrs dianalisis secara jujur dan kritis utk menghindarkan
pengungkapan kelemahan secara tdl logis.
F. PENGEMBANGAN TEMUAN
(lanjutan )
4. Kewenangan hukum atas kegiatan, program & fungsi yg diaudit, dimana perlu diungkapkan dlm LHA ;
1) Kasus ttg pelanggaran thd peraturan per UU an yg berlaku.
2) Pertimbangan auditor bila perlu diadakan perubaha thd peraturan per UU an yg berlaku.
3) Pengeluaran dana yg bertentangan dgn per UU an yg berlaku.
4) Dlm melaksanakan wewenangnya mungkin auditan mengambil keputusan yg tdk sesuai dengan pendapat auditor (sepattusnya tdk dikecam)
5) Kegiatan pengembangan temuan hrs cukup luas, shg dpt disjikan secara jelas dan cukup beralasan.
6) Pada umumnya suatu temuan hrs dikembangkan sampai tuntas selama temuan tsb berarti.
F. PENGEMBANGAN TEMUAN
(lanjutan )
Lngakah-langkah pengembangan temuan ; 1. Kenali secara khusus apa yg kurang dlm
hubungannya dgn kriteria yg lazim.
2. Auditor perlu meyakini kelayakan kriteria yg dipergunakan, dimana pd prinsipnya std yg dipergunakan oleh auditan
merupakan tgg jwb auditan itu sendiri. 3. Kenali batas wewenang & tgg jwb
pejabat yg terlibat dlm pelaksanaan kegiatan, program & fungsi yg diaudit.
F. PENGEMBANGAN TEMUAN
(lanjutan )
4. Auditor perlu mengenali batas
wewenang pejaat yg bertggjwb langsung thd keg, program dan fungsi yg diaudit & jg menegtahui pejabat yg bertggjwb pd tkt yg lebih tinggi utk menegtahui pd siapa lap dan rekomendasi ditujukan.
5. Pastikan sebab kelemahannya yg hakiki. 6. Tentukan apakah kelemahan tsb
merupakan kasus yg berdiri sendiri atau tersebar luas.
7. Tentukan akibat atau arti penting kelemahan
8. Mintakan komentar pejabat yg kompeten 9. Mintakan kesediaan untuk
menindaklanjutinya.
F. PENGEMBANGAN TEMUAN
(lanjutan )
Pendekatan lain yg dpt digunakan oleh auditor ; Identifikasi masalah
Menguraikan masalah (seberapa besar, dimana, kapan dan apakah sering terjadi)
Mencari kemungkinan penyebabnya
Buatlah alternatif2 tindakan utk menyelesaikan masalah.
Analisis setiap alternatif, (apa kebaikan dan kelemahannya)
Pilihlah alternatif tindakan yg paling baik.
Buatlah rekomendasi utk dpt
mengimpelementasikan alternatif tindakan yg paling baik tsb.
F. PENGEMBANGAN TEMUAN
(lanjutan )
1. Penggunaan Tenaga Ahli
Idealnya organisasi memiliki tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu utk
mendukung dalam tahap pengujian
substantif, namun bila tdk tersedia dpt menggunakan tenaga ahli tetapi
tanggung jawab tetap sepenuhnya berada pada auditor.
F. PENGEMBANGAN TEMUAN
(lanjutan )
2. Pendalaman Temuan yg Berindikasi Fraud
Perlu diwaspadai bhw dlm simpulan yg diambil pada audit operasional, yg
berkaitan dgn ketidakhematan,
ketidakefisienan dan ketidakefektifan dapat disebabkan oleh adanya unsur tindakan melawan hukum (illegal act) atau penggelapan (fraud). Hasil audit operasional seharusnya dikembankan menjadi audit investigasi.
G. PENGGUNAAN TENAGA
AHLI
Masalah penggunaan tenaga ahli dari
berbagai disiplin ilmu ini tidak terlepas dari standar umum audit yang mengatur pelaksanaan audit secara profesional.
Standar ini menekankan tanggung jawab unit organisasi auditor dalam
pelaksanaan audit.
Hasil pekerjaan tenaga ahli tersebut
apabila digunakan dalam audit
sepenuhnya menjadi tanggung jawab auditor.
I. MEMBUAT KKA & DAFTAR TEMUAN
1. JUDUL TEMUAN
2. URAIAN TTG KONDISI 3. URAIAN TTG KRITERIA 4. URAIAN TTG SEBAB
5. URAIAN TTG AKIBAT ATAU DAMPAK 6. URAIAN TTG KOMENTAR AUDITAN 7. URAIAN TTG KOMENTAR AUDITOR 8. REKOMENDASI
SUB BAHASAN ;
A. PENGOMUNIKASIAN HASIL AUDIT
B. LAPORAN HASIL AUDIT
C. TUJUAN PELAPORAN HASIL AUDIT
D. ISI DAN BENTUK LHA
E. STANDAR PELAPORAN
F. TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
BAB VIII ; KOMUNIKASI DAN
PELAPORAN HASIL AUDIT
A. PENGOMUNIKASIAN HASIL
AUDIT
Pengkomunikasian hasil audit mencakup ;
1. Komunikasi lisan untuk memperoleh kesepakatan mengenai hasil audit
2. Komunikasi tertulis dalam bentuk laporan hasil audit (LHA) yang resmi diterbitkan.
A. PENGOMUNIKASIAN HASIL
AUDIT
Masalah yg mungkin dpt menghambat efektifitas komunikasi :
1. Tidak mempertimbangkan kedudukan/posisi komunikan.
2. Mengabaikan tingkat emosi komunikan
3. Gagal mengenali posisi pihak penerima informasi
4. Penggunaan kata yang mempunyai arti ganda.
5. Penyampaian pesan yang tidak jelas.
6. Hambatan karena persepsi auditi yang
menganggap bahwa auditor memiliki agenda pribadi.
7. Pengaruh dari tindakan non verbal seperti nada suara, ekspresi wajah dan cara berkomunikasi.
8. Gagal mempertimbangkan persepsi dan perasaan auditi.
B. PENGERTIAN LHA
Sarana mengomunikasikan hasil audit
kepada pemakai laporan secara tertulis.
Harapan pemakai lap = mengaharapkan
informasi yg akurat & objektif.
Kewajiban auditor = menyediakan informasi
yg berguna & tepat waktu.
C. TUJUAN PELAPORAN HASIL
AUDIT
Fungsi utama dalam pelaporan hasil audit, bhw LHA hrs ;
Mampu meyakinkan manajemen bhw seluruh risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi telah diminimalisasi dengan adanya SPM yang handal, kecuali audit
menunjukkan hal yang sebaliknya;
Memberikan peringatan kpd manajemen mengenai bidang-bidang yang tidak cukup
terlindungi dari kemungkinan risiko karena tidak memadainya SPM;
Memberikan saran kpd manajemen mengenai langkah-langkah yang harus diambil untuk
memperbaiki strategi penanggulangan risiko; serta
Mendukung langkah perbaikan yg dibuat oleh manajemen.
D. ISI DAN BENTUK LHA
1. Informasi Umum
Berisi informasi mengenai ;
Dasar hukum audit Tujuan audit
Ruang lingkup
Hasil pengujian SPM
Organisasi dan personalia TL hasil audit yg lalu
Kegiatan, program dan atau fungsi yg diaudit Sifat audit
D. ISI DAN BENTUK LHA
(lanjutan)
2. Temuan dan Rekomendasi
Bagian atau bab temuan merupakan pesan penting yg menyangkut hal-hal ;
1) Ketidakefisienan
2) ketidakefektifan
3) pemborosan/ketidakhematan
4) penegluaran yg tdk sepatutnya atau pendapatan/penerimaan yg tdk
sebenarnya
5) ketidaktaatan thd peraturan perundang-undangan
D. ISI DAN BENTUK LHA
(lanjutan)
Syarat-syarat temuan ;
1. Cukup berarti utk diteruskan kpd pihak yg berkepentingan yaitu akibat dari
temuan tsb cukup material.
2. Berdasarkan fakta dan bukti yg relevan, kompeten, cukup dan material.
3. Dikembangkan secara objektif
4. Berdasarkan pd kegiatan audit yg memadai guna mendukung setiap simpulan yg diambil.
5. Meyakinkan, yaitu simpulan hrs logis dan jelas.
D. ISI DAN BENTUK LHA
LHA BENTUK BAB
LHA BENTUK SURAT
(ISI PENTING LHA BENTUK BAB DAN
BENTUK SURAT PADA DASARNYA SAMA,
HANYA BENTUKNYA ATAU SUSUNANNYA YANG BERBEDA)
SUSUNAN( FORMAT ) LAPORAN BENTUK BAB
BAGIAN I
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
B. REKOMENDASI
TANDA TANGAN
BAGIAN II
URAIAN HASIL AUDIT
A. UMUM
1. DASAR HUKUM AUDIT
2. SASARAN DAN TUJUAN AUDIT 3. RUANG LINGKUP AUDIT
4. ORGANISASI DAN PERSONALIA 5. SIMPULAN MENGENAI SPM
6. TINDAK LANJUT HASIL AUDIT YL
B. HASIL AUDIT
7. UMUM
8. TEMUAN HASIL AUDIT
NO.1 ( K,K,S,A,TA,TA,REK ) NO.2 ( A,K,S,K,TA,TA,REK ) NO. DST
E. STANDAR PELAPORAN
Standar pelaporan mencakup:
4000 – Kewajiban Membuat Laporan 4100 – Cara dan Saat Pelaporan
4200 – Bentuk dan Isi Laporan 4300 – Kualitas Laporan
4400 – Tanggapan Auditi
4500 – Penerbitan dan Distribusi Laporan
E. STANDAR PELAPORAN
1. Laporan auditor harus menyatakan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai Standar Profesional APIP.
2. Laporan auditor hrs dibuat secara tertulis & segera, yaitu pd kesempatan pertama stlh berakhirnya pelaksanaan audit.
3. Laporan auditor hrs lengkap, akurat, objektif, meyakinkan, jelas dan ringkas.
4. Laporan auditor hrs didistribusikan kpd pihak-pihak yg berwenang sesuai ketentuan yg
berlaku.
5. Laporan auditor yg memuat temuan yg
berindikasi adanya pelanggaran hukum harus dismapaikan kpd aparat penegak hukum terkait dlm upaya penindaklunjutan temuan tsb.
F. TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
TL atas rekomendasi auditor merupakan tgg jwb pihak auditi.
SA-APIP (Permenpan no ; PER/05/M.PAN/03/2008) menyatakan bhw ;
Auditor harus mengomunikasikan kepada auditi bahwa
tanggung jawab untuk menyelesaikan atau
menindaklanjuti temuan audit (kinerja) dan rekomendasi berada pada pihak auditi.
Auditor harus memantau dan mendorong TL atas
temuan beserta rekomendasinya.
Auditor harus melaporkan status temuan beserta
rekomendasi audit (kinerja) sebelumnya yang belum ditindaklanjuti.
Terhadap temuan yang berindikasi adanya tindakan
ketidakpatuhan terhadap peraturan perUUan dan
kecurangan, auditor harus membantu aparat penegak hukum terkait dlm upaya penindaklanjutan temuan tsb.
PENUTUP
SEKIAN, TERIMA
KASIH ATAS
PERHATIAN BAPAK DAN IBU
Kalo ada yang
kurang mohon dimaafkan
Kalo BERMANFAAT
itu yang saya harapkan