• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pemerintah Desa Dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri | Kaemba | JURNAL EKSEKUTIF 2679 4943 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kebijakan Pemerintah Desa Dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri | Kaemba | JURNAL EKSEKUTIF 2679 4943 1 SM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Kebijakan Pemerintah Desa Dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Oleh:

Gerrit Adrian Kaemba

ABSTRAKSI

Program Nasional pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) Mandiri adalah salah satu hasil kerangka kebijakan yang di buat oleh pemerintah pusat guna mengurangi angka kemiskinan serta membantu masyarakat yang ada di seluruh pelosok tanah air Indonesia. sampai saat ini terbukti melalui program tersebut ada banyak perubahan yang dialami baik secara infrastruktur maupun non-infrastruktur . seperti yang terjadi di Desa Menggawa, Kecamatan Tamako, Kabupaten Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara dimana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri hadir dengan Memberikan suatu rangsangan yang positif sehingga respon masyarakat terhadap kehadiran program cukup baik dan mebuka peluang bagi masyarakat menuju kehidupan yang lebih sejahtera. Sampai saat ini pelaksanaan program di Desa Menggawa mengacu pada ketentuan kebijakan yang telah di atur oleh pemerintah yang ada di pusat dan di awasi secara langsung oleh pemerintah yang ada di Desa dengan wewenang dan tugas utama dalam mengawasi program Nasional Pemberdayaan Masyarakat. Dalam hal ini pun pemerintah Desa memiliki hak dalam mengeluarkan kebijakan sesuai dengan keadaan yang ada di lapangan demi mencapai target yang telah di tetapkan oleh pemerintah Pusat.

Namun sangat di sayangkan masalah-masalah yang timbul berawal dari pemerintah Desa dengan kurangnya pemahaman dalam pengelolaan program sehingga menimbulkan pemikiran yang Negatif dari Masyarakat. hal demikian disebabkan oleh Sumber daya Manusia yang kurang memadai dengan kurang tepatnya kebijakan yang diambil oleh pemerintah Desa yang lebih condong mengarah ke kepentingan pribadi. oleh sebab itu demi kepentingan dan keberhasilan bersama perlu adanya ketegasan dari Panitia pengelola dalam pelaksanaan Program sebab yang paling bertanggung jawab dalam pelaksanaan program adalah panitia pengelola Kegiatan selain itu meskipun ada banyak kebijakan yang akan di buat apabila kebijakan itu hanya dijadikan sebagai formalitas semata maka tidak akan merubah keadaan yang ada.

Kata Kunci : Kebijakan,Pemerintah Desa dan PNPM

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kemiskinan dan kesejahteran sosial menjadi masalah yang besar yang sementara

(2)

turun namun malah menunjukan kenaikan. Kemiskinan merupakan ketidak berdayaan secara

sosial, politik dan psikologis. Oleh karenanya dibutuhkan dorongan untuk mengembalikan

inisiatif dan motivasi dari sektor yang belum berdaya baik dalam konteks komunitas maupun

individual. Dengan berbagai permasalahan kemiskinan tersebut, pemerintah mengeluarkan

kebijakan yang berupa suatu program pemberdayaan yaitu Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM ). Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat adalah kelanjutan dari

program pemberdayan masyarakat sebelumnya, yaitu program pengembangan kecamatan

(PPK). Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat telah diluncurkan secara resmi oleh

Presiden Republik Indonesia pada tanggal 30 April 2007 di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

Dengan masuknya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri di desa

Menggawa pada tahun 2008 membawa suatu harapan dengan adanya dampak yang besar bagi

seluruh komponen Masyarakat yang ada sehingga menjadikan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat sebagai pendorong/motivator dalam Mensejahterakan kehidupan Masyarakat karena

pada umumnya sebagian masyarakat yang ada masih tergolong masyarakat ekonomi Lemah

yang memiliki Sumber daya manusia yang kurang Mapan yang kurang mampu dalam memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari.

Pada tahun 2012 Desa menggawa Mendapat Bagian program berdasarkan Usulan dari

Musyawarah Desa, yang di laksanakan oleh Pemerintah desa bersama Masyarakat yaitu

pembuatan Jalan Rabat beton yang memiliki tujuan untuk mempermudah masyarakat saat

melaksanakan pekerjaan atau aktifitas keseharian dengan volume sepanjang 793 M2 dengan

Lebar 3M2 dan pelaksanaannya di laksanakan pada bulan July sampai September sesuai dengan

surat perintah kerja ( SPK ) yang di keluarkan oleh Pemerintah dengan anggaran sebesar Rp.

305.957.950.

Dalam Pengerjaanya ada berbagai polemik yang terjadi di tenga kehidupan masyarakat

dengan pengaruh dari perguliran pergantian Kepala Desa sehingga membuat kegiatan yang ada

di Desa berubah dan Menjadi pekerjaan yang berat Bagi Pemerintah Desa yang baru dalam

melaksanakan penyesuaian di seluruh Rangkaian Kegiatan yang ada di Desa.

Adapun masalah yang timbul dari kalangan masyarakat dalam pelaksanaan pekerjaan

adalah :

1. Adanya indikasi bahwa Volume pekerjaan sudah tidak sesuai dengan apa yang telah

(3)

2. Pekerjaan selalu di laksanakan dengan proses kerja bakti sedangkan dalam program

sudah ada anggaran bagi Upah Pekerja sesuai dengan petunjuk teknis.

Hal demikian menimbulkan keresahan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap

pemerintah Desa dan tim pelaksana kegiatan, oleh sebab itu dengan adanya hal tersebut perlu di

laksanakan suatu penelitian demi mencari kebenaran dan menjawab pertanyaan yang muncul

dari masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapatlah dirumuskan

masalah penelitian adalah :

1. Bagaimanakah Proses Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Pedesaan Di Desa Menggawa ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui proses pelaksanaan serta kebijakan

yang di keluarkan pemerintah Desa dalam menjalankan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan.

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci.

(4)

Lokasi dan tempat penelitian di Desa menggawa dan instansi-instansi pemerintah yang

terkait dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat yang ada di kecamatan Tamako

kabupaten Sangihe.

3. Penentuan Informan dan Fokus Penelitian

Penentuan Informan akan dipilih sesuai dengan Fokus yang akan dibahas dalam penelitian

ini. Informan dapat ditetapkan sebanyak 20 orang yakni 1 informan kunci yakni Kepala

Desa, 6 orang dari perangkat Desa, 3 orang dari UPK kecamatan lainnya 10 orang informan

pelengkap yang diambil dari masyarakat yang ada di Desa.

Adapun yang menjadi Fokus penelitian yaitu Berdasarkan judul penelitian kebijakan

pemerintah Desa dalam pelaksanaan PNPM di Desa Menggawa kecamatan Tamako

Kabupaten Sangihe yakni :

1. Mencari tau penyebab Volume kerja tidak sesuai dengan apa yang telah di sepakati

secara bersama lewat musyawarah Desa.

2. Mencari Tahu alasan Pelaksanaan Kerja melalui Proses kerja bakti.

4. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun

alam (Emory 1985). Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar

pertanyaan penelitian atau kuesioner yang dirumuskan dalam beberapa pertanyaan untuk

dijawab oleh sampel responden sesuai dengan variabel yang akan di teliti.

5. Analisa Data

Teknik analisa data yang relevan adalah teknik analisaDeskriptif Analitismenurut Huberman

dan miles (dalam Burhan Bungi, 2003:70) yaitu hasil pengumpulan data direduksi berupa

pengelolaan data mulai dari editing, Koding, dan tabulasi data serta mencakup kegiatan

mengikhtiar hasil pengumpulan data selengkap mungkin, dan memilah-milahkannya kedalam

suatu konsep tertentu, kategori tertentu atau tema tertentu.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

Dalam Bab ini akan di uraikan hasil wawancara yang penulis coba sajikan dalam bentuk

wawancara tertulis. Adapun hasil wawancara tertulis merupakan salinan atas wawancara yang

(5)

tentang Kebijakan Pemerintah Desa Dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat ( PNPM ) di Desa Menggawa.

Pertanyaan yang di ajukan kepada para informan merupakan pertanyaan-pertanyaan yang

berasal dari panduan wawancara yang telah penulis susun.

1. Program apakah yang di usulkan Berdasarkan Hasil Musyawarah Desa ?

ada banyak program yang di usulkan baik dari pihak pemerintah maupun Masyarakat yang

ada yakni :

1. Pembuatan jalan Rabat Beton

2. Pembuatan Drainase

3. Pembuatan Kap Balai Kampung

4. Pengadaan air bersih

5. Pembuatan MCK

2. Bagaimanakah Proses Pelaksanaan pekerjaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyrakat di Desa Menggawa ?

Pelaksanaan Program di Mulai dari Musyawarah Desa yang di laksanakan di Balai

Kampung yang ada untuk mencari kesepakatan dari semua pihak tentang penentuan pekerjaan

mulai dari planning sampai Finishing karena program bersifat swadaya jadi harus lewat

musyawarah mufakat.

3. Dengan adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat perubahan apa yang

terjadi di Desa Menggawa ?

Perubahan sangat jelas salah satunya adalah kegiatan masyarakat untuk ke kebun dan pergi

melaut yang dulunya selalu berjalan kaki sekarang sudah bisa di tempuh dengan memakai

kendaraan bermotor dan hal ini terlihat jelas berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat

yang akan berkembang cepat serta mengurangi resiko hal-hal yang tidak di inginkan.

4. Bagaimanakah Kerjasama Antara Unit Pelaksana Kegiatan yang ada di Desa dengan

Pemerintah Desa dalam mensukseskan program ?

Hubungan Kerja sama antara UPK dengan Perangkat Kampung cukup baik karena UPK di

usulkan oleh pemerintah Kampung otomatis orang-orang yang di usulkan merupakan

masyarakat yang di anggap mampu dalam menjalankan tugas sebagai Unit pelaksana kegiatan.

5.Kendala apakah yang di temukan oleh Pemerintah Desa dalam Pelaksanaan Program ?

(6)

1. Cuaca yang tidak menentu sehingga Pekerjaan tidak Maksimal dan membuat pekerjaan

terhambat.

2. Koordinasi hanya antara opolao dan UPK sehingga pekerjaan hanya di gerakan oleh ke dua

pihak tersebut dan membuat perangkat lain menjadi malas untuk datang mengawasi.

3. Masalah Material yang tidak dapat di bawah secara serentak karena harus memakai tenaga

Lokal untuk membawa masuk ke ujung lokasi.

6. Kebijakan apa yang di ambil oleh Pemerintah Desa untuk mensukseskan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat ?

kebijakan yang di sepakati lewat Rapat perangkat Desa dengan Unit pelaksana Kegiatan

dan menghasilkan solusi yakni :

1. Pekerjaan di laksanakan Lewat proses kerja bakti.

2. Karena masyarakat yang ikut bekerja kurang maka pemerintah dan UPK membuat kerja

sama dengan Jemaat GMIST Bethesda Menggawa.

7. Apa Maksud dan Tujuan dari Kebijakan yang telah di ambil oleh Pemerintah Desa ?

maksud dan tujuan kpengambilan kebijakan adalah :

1. Meminimalisir anggaran dengan sasaran Volume jalan bisa bertambah.

2. Mempercepat proses pekerjaan

8. apakah anggaran yang di sediakan pemerintah di realisasikan sesuai Volume

pekerjaan ?

Masalah anggaran tidak semua perangkat yang mengetahui sebab yang mengatur semua

adalah Opolao dan Unit pelaksana Kegiatan yang ada di desa jadi untuk Mengetahui Anggaran

terealisasi semua belum dapat di pastikan sebab proses kerja bakti sangat mempengaruhi

anggaran yang keluar dan seperti yang di ketahui Pelaksanaan Program pembuatan jalan

memang sudah di kerjakan sampai Selesai Namun hanya di ketahui secara Fisik secara

administrative masyarakat tidak pernah tau karena hanya di laporkan ke Unit Pelaksana

Kegiatan yang ada di kecamatan melalui Pelaporan Buku Khas dari Unit pelaksana Kegiatan

yang ada di Desa.

9. Berhasilkah Pemerintah Desa dan Unit Pelaksana Kegiatan dalam Menjalankan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ?

Belum sepenuhnya berhasil karena program belum terealisasi sepenuhnya sesuai dengan

(7)

B. Pembahasan

Dalam bagian ini, akan di analisis semua data yang di peroleh dari hasil penelitian seperti

yang sudah di disajikan dalam bagian terdahulu. Dari seluruh data dan informasi yag di

kumpulkan, baik melalui studi pustaka, wawancara dengan aparatur pemerintah Desa,maupun

catata-catatan penulis sewaktu melakukan penelitian selama di lapangan,maka dapat di berikan

suatu analisis tentang Kebijakan Pemerintah Desa dalam Pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) di Desa Menggawa .

1. Perencanaan dan penentuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat yang

akan di Buat di Desa Menggawa

Dalam menentukan Program yang akan di jalankan Tim Pelaksana kegiatan

melaksanakan Musyawarah Desa dengan Pemerintah Desa serta melibatkan semua komponen

masyarakat yang ada di . Sesuai dengan Penelitian yang penulis lakukan di lapangan ada banyak

Masyarakat yang menginginkan program ini untuk terus ada agar supaya masyarakat yang ada di

pedesaan tetap terus merasahkan kepedulian dan sentuhan dari Pemerintah. Namun untuk

mewujudkan Semua itu tentunya tergantung dari pemerintah sebab kebijakan adalah

kewenangan pemerintah, Kebijakan tersebut bertujuan untuk menyerap dinamika sosial dalam

masyarakat, yang akan dijadikan acuan perumusan kebijakan agar tercipta hubungan sosial yang

harmonis. Brigman dan Davis mengatakan bahwa kebijakan Publik pada umumnya mengandung

pengertian mengenai apa saja yang di pilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak

dilakukan.( Suharto Edi ,Ph,D : 3 )

2. Proses Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat di Desa

Menggawa

Berdasarkan wawancara yang di lakukan oleh peneliti Dengan tujuan yang jelas dan

terarah dalam pelaksanaan Program Pemerintah Desa dan Unit Pelaksana kegiatan telah

memanggil seluruh Masyarakat yang memiliki penghasilan di bawah Rata-rata atau masyarakat

yang masuk taraf ekonomi Lemah atau Miskin yang memiliki keterampilan yang cukup dalam

memenuhi kebutuhan Hidup sehari-hari untuk di berdayakan sebagaimana mestinya Mulai dari

Lindongan 1 sampai lindongan 6 untuk bekerja di Lokasi pembuatan jalan Rabat Beton Mulai

dari pembersihan Lahan sepanjang Volume pekerjaan Sepanjang 793 M2 berlanjut ke

Penyediaan Bahan Material ke dalam Lokasi kerja sampai dengan Proses pengecoran jalan dan

(8)

selalu mengharapkan bantuan dari Pemerintah dan mampu memberikan suatu

Dukungan/Motivasi untuk mendorong perkembangan kehidupan sosial masyarakat yang ada di

desa agar bisa keluar dari jeratan kemiskinan. Namun sangat di sayangkan di balik Hal

demikian keterlibatan pemerintah Desa merubah mekanisme pelaksanaan program sebab sesuai

dengan petunjuk operasional pemerintah Desa hanya memiliki fungsi sebagai pengawasan. fakta

yang di ada dilapangan Tim pelaksana Kegiatan diatur oleh pemerintah Desa dalam hal ini

adalah kepala Desa sehingga menimbulkan keresahan bagi masyarakat selain itu orang-orang

yang di pekerjakan dan di perhatikan adalah orang-orang yang hanya dekat dengan pemerintah

Desa sehingga kelihatan adanya perbedaan diantara masyarakat yang ada di Desa. Proses

Pembuatan jalan Rabat Beton di kerjakan Mulai dari Hari senin sampai dengan hari sabtu dengan

waktu kerja yang di mulai dari Pukul 08.00 pagi sampai pukul 17.00 sore dengan waktu istrahat

makan Pukul 12.00 -13.00.

sesuai dengan apa yang di katakana oleh Chandler dan Plano ( 1988 : 1 ) bahwa

Kebijkan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumberdaya-sumberdaya yang ada

untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah. Kebijakan publik merupakan suatu

bentuk intervensi yang dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah demi kepentingan

kelompok yang kurang beruntung dalam masyarakat agar mereka dapat hidup, dan ikut

berpartisipasi dalam pembangunan secara luas. Sehingga dengan Melihat Hasil kerja yang di

laksanakan tentunya akan memiliki Dampak yang besar terhadap Keadaan di desa baik secara

Pembangunan Infrastruktur maupun pembangunan karakter masyarakat.

Adapun kendala yang di temui oleh Pelaksana Program yang dapat di simpulkan oleh Peneliti

adalah :

 Kurangnya masyarakat yang ikut dalam Pelaksanaan Pekerjaan.

Yang di sebabkan karena kurangnya keterampilan kerja yang di miliki oleh masyarakat

,ada pula yang tidak ikut kerja karena alergi dengan semen dan ada yang tidak datang

karena faktor malas yaitu tidak ingin bekerja, serta ada yang tidak datang karena tidak

percaya kepada pemerintah dalam mengelola program.

(9)

Kadang Hujan kadang panas sehingga bahan-bahan material harus di bawah dengan

susah paya ke dalam lokasi,di sisi lain kalau waktu Hujan pekerja yang datang hanya

sedikit sehingga pekerjaan yang seharusnya habis sehari harus menjadi Dua hari.

Selain kendala,kebijakan yang di buat oleh pemerintah Desa sesuai dengan wawancara yang di

lakukan Peneliti adalah :

 Pekerjaan dilaksanakan dengan proses kerja bakti

Dengan tujuan lewat proses kerja bakti Masyarakat ikut serta dalam menjalankan pekerja

an dan pekerjaan Bisa cepat selesai.

 Pekerjaan disewahkan Ke Jemaat Gmist Bethesda Menggawa sebab bertepatan Jemaat

membutukan Dana dalam Pembangunan Gereja.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Kebijakan Pemerintah Desa dalam Pelaksanaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat di Desa Menggawa, Kecamatan Tamako,

Kabupaten Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara penulis dapat memberikan beberapa kesimpulan

dari penulisan ini :

(10)

2. Pemerintah Desa Kurang Memahami Tugas dan Fungsinya dalam Pelaksanaan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat.

3. Kurangnya ketegasan dari Tim Pelaksana Kegiatan ( TPK ) dalam pelaksanaan Pekerjaan

sehingga mampu di intervensi oleh kepala Desa.

B. Saran

Berdasarkan Temuan yang ada di Lapangan dengan melihat Kesimpulan yang telah di

ambil maka dapat di sarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pemerintah Desa lebih terbuka dalam menjalankan semua Rangkaian program yang

masuk di Desa lewat proses sosialisasi terhadap masyarakat yang ada di desa agar

supaya ketika program akan dijalankan masyarakat sudah tau apa yang akan di

lakukan,apa tujuan dari program dan bagaimana mengerjakannya sampai dengan

memeliharanya.

2. Pemerintah Desa harus mengetahui tugas pokok dan fungsinya dalam pelaksanaan

Program Nasional pemberdayaan Masyarakat

3. Tim Pelaksana Kegiatan ( TPK ) lebih berani dan tegas dalam menjalankan program

jangan mau di intervensi oleh orang-orang di luar dari panitia pelaksana.

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Tessa . F. Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan dan Kemiskinan Aspek Sosial Budaya . Draft Laporan Final Hibah Multidisiplin UI. 2009.

Dunn, William N. 1999. Analisis Kebijakan. Diterjemahkan Drs. Samodra Wibawa, MA dkk. Edisi ke 2. Jakarta

Kansil, C.S Handayaningrat Soerwarno, 1982, Administrasi Pemerintahan dalam Pembangunan Sosial,CV. Haji Masaagung, Jakarta

Ndraha, T, 2003. Kybernology 1 (Ilmu Pemerintahan Baru),PT. Asdi Mahasatya.Jakarta. Prof.Drs. Widjaja, Haw,Otonomi Desa ,Rajawali Pers,Jakarta,2003

Prijono, Onny S., dan A.M.W. Pranarka, (ed.),Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi, Jakarta: CSIS, 1996

Rahayu L,2012,Bantuan Sosial Di Indonesia sekarang dan kedepan, Bandung, Fokusmedia.

Suharto, Edi,Kebijakan Sosial sebagai kebijakan public,Alfabeta, Bandung, 2007 Sugiyono, 2002,Metodologi Penelitian Sosial,Afbeta Bandung.

Suparyogo, 2001,Metodologi Penelitian Kualitatif,Pradnya Paramita.

(11)

- Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat No. 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Progaram Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri)

- Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. - PP no 72 tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa.

- UU No 22 tahun 1999 tentang penyelenggaraan pemerintah Desa

Referensi

Dokumen terkait

Adapun data tanaman tomat yang terserang oleh nematoda di atas (Tabel 5 dan 6) jika di konversikan per hektarnya maka didapatkan data sebagai berikut; (Tabel 5 dan 6) dalam luasan

Mengkhususkan remaja wanita sebagai subjek penelitian karena tingkah laku remaja wanita yang merokok sangat bertolak belakang dengan budaya yang ada di Indonesia, meskipun

Berkaitan dengan pelaksanaan prinsip checks and balances system serta hubungan kewenangan antara Presiden dengan lembaga negara lainnya, antara lain mengenai pemberian grasi,

Dengan adanya prinsip Pajak Pertambahan Nilai pada dasarnya sebagai pajak konsumsi dalam Daerah Pabean Negara kesatuan Republik Indonesia, Pengenaan Pajak

5. Dengan membiasakan infaq kita dijauhkan dari sifat ....6. Sedekah pahalanya tidak putus meskipun orangnya meninggal disebut ....

Transgender adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan orang yang melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis. kelamin yang ditetapkan saat

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi dan evaluasi, (4)

Penurunan berat badan pada individu normal yang berpuasa dapat berkisar dari. 1- 4 kg selama Ramadan, tetapi ada juga menyatakan tidak ada