• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengapian elektronik TOYOTA.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "pengapian elektronik TOYOTA.doc"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Slide 1 Slide 1

Deskripsi Deskripsi

Tiga elemen dasar dalam mesin bensin adalah: campuran udara bahan bakar yang baik, Tiga elemen dasar dalam mesin bensin adalah: campuran udara bahan bakar yang baik, kompresi yang baik, dan spark yang baik. Sistem pengapian menghasilkan spark yang kompresi yang baik, dan spark yang baik. Sistem pengapian menghasilkan spark yang kuat melalui waktu pengapian yang tepat untuk mengapikan campuran udara-bahan kuat melalui waktu pengapian yang tepat untuk mengapikan campuran udara-bahan  bakar.

 bakar.

1.Spark yang kuat 1.Spark yang kuat

Pada sistem pengapian, spark (percikan ap

Pada sistem pengapian, spark (percikan api) dihasilkan diantara elektroda-elektroda busii) dihasilkan diantara elektroda-elektroda busi dan untuk membakar campuran. arena bahkan udara pun memiliki resistansi terhadap dan untuk membakar campuran. arena bahkan udara pun memiliki resistansi terhadap listrik, ketika dikompresi dengan kuat, puluhan

listrik, ketika dikompresi dengan kuat, puluhan ribu bolt harus dihasilkan untukribu bolt harus dihasilkan untuk men!amin spark yang cukup untuk mengapikan campuran udara-bahan bakar. men!amin spark yang cukup untuk mengapikan campuran udara-bahan bakar.

2.Waktu pengapian yang baik 2.Waktu pengapian yang baik

Sistem pengapian harus memberikan waktu pengapian yang cukup setiap waktu untuk Sistem pengapian harus memberikan waktu pengapian yang cukup setiap waktu untuk mengakomodasi perubahan dalam putaran dan beban mesin.

mengakomodasi perubahan dalam putaran dan beban mesin.

3.Daya tahan yang cukup 3.Daya tahan yang cukup

Sistem pengapian harus dapat memberikan kehandalan yang cukup untuk menahan Sistem pengapian harus dapat memberikan kehandalan yang cukup untuk menahan getaran ("ibrasi) dan panas yang dihasilkan oleh mesin.

(2)
(3)

Slide # Slide #

Deskripsi Deskripsi

Sistem pengapian menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan ignition coil untuk Sistem pengapian menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan ignition coil untuk menghasilkan spark, yang mengapikan campuran udara-bahan bakar yang telah menghasilkan spark, yang mengapikan campuran udara-bahan bakar yang telah dikompresi. $ampuran dikompresi dan dibakar di

dikompresi. $ampuran dikompresi dan dibakar di dalam silinder. Pembakaran inidalam silinder. Pembakaran ini menghasilkan gaya gerak mesin. %ewat induksi sendiri dan induksi mutual, kumparan menghasilkan gaya gerak mesin. %ewat induksi sendiri dan induksi mutual, kumparan menghasilkan tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.

menghasilkan tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.

umparan primer menghasilkan beberapa ratus "olt dan kumparan sekunder umparan primer menghasilkan beberapa ratus "olt dan kumparan sekunder menghasilkan puluhan ribu "olt.

(4)

Slide & Slide &

Perubahan Di Dalam Sistem Pengapian Perubahan Di Dalam Sistem Pengapian

Tipe-ti

Tipe-tipe sistem pengapian pe sistem pengapian adalah sbb:adalah sbb: 1.Tipe breaker point

1.Tipe breaker point

Sistem pengapian tipe ini memiliki konstruksi yang paling dasar. Sistem pengapian tipe ini memiliki konstruksi yang paling dasar. Dengan tipe ini, arus utama

Dengan tipe ini, arus utama dan waktu pengapian secara mekanik dan waktu pengapian secara mekanik dikontrol.dikontrol.  Arus utama dari i

 Arus utama dari ignition coil dignition coil dikontrol untuk mengalkontrol untuk mengalir secara intermiir secara intermittent melaluittent melalui breaker point.

breaker point.

Governor advancer dan vacuum advancer

Governor advancer dan vacuum advancer mengontrol waktu pengapian.mengontrol waktu pengapian. Distributor mendistribusi

Distributor mendistribusikan tegangan tinggi yang kan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh secondary coil kedihasilkan oleh secondary coil ke busi-busi.

busi-busi. PETUNJUK: PETUNJUK:  Di dalam tipe ini,

 Di dalam tipe ini, breaker point harus disetel atau diganti secara breaker point harus disetel atau diganti secara berkala.berkala.  !esistor luar digunakan untuk

 !esistor luar digunakan untuk mengurangi "umlah lilitan primary coil, sehinggamengurangi "umlah lilitan primary coil, sehingga meningkatkan arus ut

meningkatkan arus utama, dan meminiama, dan meminimalkan pengurangan di dalmalkan pengurangan di dalam teganganam tegangan sekunder p

sekunder pada kecepatan ada kecepatan tinggi.tinggi. #engurangi lilit

#engurangi lilitan primary coil berarti mengan primary coil berarti mengurangi tahanan, menaikkan arus utama,urangi tahanan, menaikkan arus utama, dan menaikkan pembangkitan panas. $

dan menaikkan pembangkitan panas. $ntuk alasan inilah, resistntuk alasan inilah, resistor luar disediakanor luar disediakan untuk mencegah agar ar

(5)

Slide ' Slide '

Perubahan dalam Sistem Pengapian Perubahan dalam Sistem Pengapian 2.Tipe transistoried

2.Tipe transistoried

Di dalam tipe ini, transistor mengontrol arus utama sehingga mengalir secara Di dalam tipe ini, transistor mengontrol arus utama sehingga mengalir secara intermittent sesuai dengan sinyal-sinyal listrik yang dihasilkan oleh signal intermittent sesuai dengan sinyal-sinyal listrik yang dihasilkan oleh signal generator.

generator.

Timing advance secara mekanik dikontrol dengan cara yang sama seperti di Timing advance secara mekanik dikontrol dengan cara yang sama seperti di dalam sistem tipe breaker point.

(6)

Slide 

Perubahan Dalam Sistem Pengapian

!.Tipe transistoried dengan ES" #Ele$troni$ Spark "d%an$e&

%enggunaan vacuum advancer mekanikal dan governor advancer telah

dihentikan pada tipe ini. Dan &ungsi 'SA dari engine '($ yang kini mengontrol waktu pengapian.

(7)

Slide 

Perubahan Dalam Sistem Pengapian

'.D(S #Dire$t (gnition S)stem&

Tipe ini menggunakan multiple ignition coil untuk men yuplai tegangan tinggi secara langsung ke busi-busi. )aktu pengapian dikontrol oleh &ungsi 'SA pada engine '($. Sistem ini yang mendominasi mesin bensin saat ini.

PETUNJUK:

Tipe * mengapikan dua silinder secara simultan.

Satu loncatan bunga api muncul di dalam langkah kompresi dan yang lain di dalam langkah buang.

(8)

Slide *

Perlunya Kontrol Waktu Pengapian

Pada mesin bensin, campuran udara-bahan bakar diapikan untuk menghasilkan  pembakaran, dan gaya yang dihasilkan letupan menyebabkan piston mendorong ke  bawah.

+nergi thermal dapat dikon"ersikan dengan paling eisien men!adi gaya gerak ketika gaya  pembakaran maksimal dihasilkan pada posisi crankshat 1/T0$ (/ter Top 0ead

$enter).

esin tidak menghasilkan gaya ini secara simultan tanpa igniter2 tetapi, ia menghasilkannya sebentar setelah pengapian ter!adi.

arenanya, pengapian ter!adi sebelumnya agar gaya maksimal dihasilkan pada 1/T0$.

3aktu pengapian yang memungkinkan mesin untuk menghasilkan gaya pembakaran maksimal pada 1 /T0$ berubah setiap saat, tergantung kondisi operasi mesin.

arenanya, sistem pengapian harus dapat mengapikan campuran udara-bahan bakar pada waktu yang memungkinkan mesin untuk menghasilkan gaya eksplosi dengan cara yang  paling eisien sesuai dengan kondisi operasi.

(9)

Slide 4

Perlunya Kontrol Waktu Pengapian

1. Ignition delay period

Pembakaran campuran udara-bahan bakar tidak ter!adi secara langsung setelah

 pengapian. Tetapi, sedikit area (nucleus api) didekat spark mulai terbakar, dan proses ini akhirnya berkembang ke area sekelilingya.

Periode dari waktu ketika campuran udara-bahan bakar disulut hingga terbakar disebut ignition delay period (antara / dan 5 pada diagram).

6gnition delay period adalah konstan, dan tidak terpengaruh oleh perubahan kondisi mesin.

(10)

Slide 7

Perlunya Kontrol Waktu Pengapian

2. Flame propagation period

Setelah nukleus api terbentuk, api menyebar keluar. ecepatan penyebarannya disebut lame propagation speed, dan periodenya disebut lame propagation period (58$80 pada diagram).

/pabila ada !umlah besar intake udara, campuran udara-bahan bakar men!adi lebih kental. arenanya, !arak antara partikel dalam campuran udara-bahan bakar berkurang, sehingga mengakselerasi lame propagation.

0an !uga, lebih kuat perputaran campuran udara-bahan bakar, lebih cepat pula lame  propagation speed-nya.

etika lame propagation speed adalah tinggi, perlu untuk mema!ukan waktu pengapian. arenanya, perlu untuk mengontrol waktu pengapian sesuai dengan kondisi mesin.

(11)

Slide 1

Perlunya Kontrol Waktu Pengapian Kontrol aktu pengapian

Sistem pengapian mengontrol waktu pengapian sesuai dengan kecepatan dan beban mesin agar gaya pembakaran maksimal ter!adi pada 1/T0$.

P!"#$%#K&

0ulu, sistem pengapian menggunakan go"ernor ad"ancer dan "acuum ad"ancer untuk mengontrol timing ad"ancing dan timing retarding. Tetapi, kebanyakan sistem pengapian sekarang menggunakan sistem +S/.

(12)

Slide 11

Perlunya Kontrol Waktu Pengapian 1. Kontrol putaran mesin

(1)esin dianggap menghasilkan daya output paling eisien ketika gaya pembakaran maksimal ada pada 1/T0$, dimana waktu pengapian optimal diset ke 1 5T0$ (5eore Top 0ead $enter) pada putaran 1, rpm.

(#)0iperkirakan putaran mesin meningkat hingga #, rpm. 0urasi untuk ignition delay adalah konstan berapapun putaran mesinnya. arenanya, sudut rotasi crankshat

meningkat, dibandingkan ketika mesin berputar pada 1, rpm. /pabila waktu

 pengapian yang sama seperti digambarkan pada (1) digunakan pada #, rpm, waktu dimana mesin menghasilkan gaya pembakaran maksimal akan dimundurkan lebih dari 1 /T0$.

(&)arenanya, untuk menghasilkan gaya pembakaran maksimal pada 1/T0$ ketika mesin berputar pada #, rpm, waktu pengapian harus dima!ukan untuk menggantikan sudut rotasi crankshat yang dimundurkan pada (#). Proses untuk mema!ukan waktu  pengapian ini disebut timing ad"ance, dan untuk memundurkan waktu pengapian d isebut

(13)

Slide 1#

Perlunya Kontrol Waktu Pengapian 2. Kontrol beban mesin

(1)/pabila gaya pembakaran maksimal ter!adi pada 1 /T0$, dimana waktu pengapian optimal diset ke # 5T0$ saat beban mesin rendah.

(#)Saat beban bertambah, densitas udara bertambah dan lame propagation period  berkurang. arenanya, apabila waktu pengapian yang sama seperti pada (1) digunakan

ketika beban mesin tinggi, waktu dimana mesin menghasilkan gaya pembakaran maksimal akan lebih dari 1 /T0$.

(&)9ntuk menghasilkan gaya pembakaran maksimal pada 1 /T0$ saat beban berat, waktu pengapian harus dimundurkan untuk menggantikan sudut rotasi crankshat yang dima!ukan di (#).

Sebaliknya, ketika beban ringan, waktu dima!ukan. (ketika mesin sedang idle, !umlah timing ad"ance harus kecil atau nol, untuk mencegah pembakaran tidak stabil.)

(14)

Slide 1&

Perlunya Kontrol Waktu Pengapian Knocking control

etukan pada mesin ter!adi akibat pembakaran spontan saat campuran udara-bahan bakar  menyala sendiri di dalam ruang pembakaran. esin men!adi lebih mudah mengalaminya saat waktu pengapian dima!ukan.

etukan berlebih akan mempengaruhi perorma mesin secara negati, misalnya boros  bahan bakar atau daya output berkurang. 0isisi lain, sedikit ketukan memiliki eek

sebaliknya.

Sistem pengapian yang baru mempengaruhi kontrol waktu pengapian untuk

memundurkan waktu ketika ketukan tidak lagi terdeteksi. 0engan mencegah mesin

(15)

Slide 1'

Deskripsi

6gnition coil mengasilkan tegangan tinggi yang dapat membelokkan lontaran api antara elektroda dan busi.

umparan primer dan sekunder dililitkan di sekitar inti. umparan sekunder dililitkan sekitar 1 kali lebih banyak daripada kumparan primer.

Salah satu u!ung dari u!ung kumparan primer dihubungkan ke igniter, dan satu u!ung kumparan sekunder dihubungkan ke busi. 9!ung-u!ung lainnya dihubungkan ke batere.

(16)

Slide 1

Pengoperasian kumparan pengapian 1.'rus mengalir ke kumparan primer

etika mesin beker!a, arus dari batere mengalir melalui igniter ke kumparan primer, sesuai dengan sinyal waktu pengapian (6T) yang di-output oleh mesin +$9.

(17)

Slide 1

Pengoperasian ignition coil

2.'rus berhenti ke kumparan primer

etika mesin terus beker!a, igniter dengan cepat menghentikan arus ke kumparan primer, sesuai dengan sinyal 6T yang di-output oleh mesin +$9.

;asilnya, gaya magnet dari kumparan primer berkurang.

0an, +< (+lectromoti"e <orce) dihasilkan pada arah yang menghalangi hilangnya gaya magnet melalui induksi sendiri kumparan primer dan induksi bersama kumparan

sekunder.

+ek induksi sendiri menghasilkan sekitar  = +< dalam kumparan p rimer, dan eek induksi bersama dari kumparan sekunder menghasilkan tegangan +< yang tinggi

(sekitar & k=).

6ni mendorong busi menghasilkan lontaran api. Semakin tiba-tibanya arus primer  berhenti dan lebih besarnya arus primer, lebih tinggi pula tegangan sekundernya.

(18)

Slide 1*

Pengoperasian (aris )esar

6gniter melaksanakan interupsi pada arus primer yang mengalir ke kumparan pengapian sesuai dengan sinyal pengapian (6T) yang di-output oleh mesin +$9.

Sinyal I("

+etika sinyal GT berpindah dari o&& ke on, igniter memulai aliran arus primer. Kontrol arus konstan

+etika arus primer mencapai nilai tertentu, igniter membatasi daya ampere maksimum dengan mengatur arus.

Kontrol sudut pemberhentian

$ntuk men"amin durasi yang cukup dari arus primer, yang berkurang seiring naiknya putaran mesin, kontrol ini mengatur lama waktu sudut berhenti selama arus mengalir. %ada beberapa model terakhir, kontrol ini dipengaruhi melalui sinyal GT.

+etika sinyal GT berubah dari o&& ke on, igniter mematikan arus primer.

%ada saat arus primer ditutup, ratusan volt dihasilkan dalam kumparan primer dan puluhan ribu volt dihasilkan dalam kumparan sekunder, yang mengakibatkan busi menghasilkan lontaran api.

(19)
(20)

Slide 14

Pengoperasian

Kontrol arus konstan

etika arus primer mencapai nilai tertentu, igniter membatasi daya ampere maksimum dengan mengatur arus.

(21)

Slide 17

*perasi

Kontrol sudut pemberhentian

9ntuk men!amin durasi yang cukup dari arus primer, yang berkurang seiring naiknya  putaran mesin, kontrol ini mengatur lama waktu (sudut berhenti) selama arus mengalir.

(Pada beberapa model terakhir, kontrol ini dipengaruhi melalui sinyal 6T.)

etika sinyal 6T berubah dari o ke on, igniter mematikan arus p rimer.

Pada saat arus primer ditutup, ratusan "olt dihasilkan dalam kumparan primer dan  puluhan ribu "olt dihasilkan dalam kumparan sekunder, yang mengakibatkan busi

(22)

Slide #

Pengoperasian Sinyal I(F

Igniter melaksanakan interupsi kumparan primer dalam ignition coil sesuai den gan sinyal 6T dari mesin +$9. emudian, igniter mengirimkan sinyal konirmasi pengapian (6<) ke mesin +$9 sesuai dengan daya ampere arus primer. 6< di-output ketika arus primer yang mengalir dari igniter mencapai nilai yang ditetapkan 6<1.

etika arus primer melampaui nilai 6<# yang ditentukan, sistem memastikan bahwa  !umlah arus yang diperlukan sudah mengalir, dan membiarkan sinyal 6< untuk kembali

ke tegangan awal. (elombang sinyal 6< berbeda-beda dari model ke model.) 5ila mesin +$9 tidak menerima sinyal 6<, ia menentukan bahwa telah ter!adi kegagalan  pada sistem pengapian. 9ntuk mencegah katalis dari o"erheating, mesin +$9

menghentikan in!eksi bahan bakar dan menyimpan kegagalan di dalam ungsi diagnosis. /kan tetapi, mesin +$9 tidak dapat mendeteksi kegagalan dalam arus sekunder

rangkaian karena mesin +$9 memonitor hanya arus rangkaian untuk sinyal 6<.

P!"#$%#K&

(23)

Slide #1

Deskripsi

Tegangan tinggi yang dihasilkan lilitan sekunder dari gulungan pengapian menghasilkan  percikan (spark) di antara elektroda pusat dan ground dari busi untuk mengapikan

(24)

Slide ##

+ekanisme Pengapian

%etupan campuran udara-bahan bakar oleh lontaran api dari busi biasanya disebut  pembakaran.

Pembakaran tidak ter!adi secara mendadak, tetapi sesuai dengan deskripsi dibawah. %ontaran api mengalir melalui campuran udara-bahan bakar dari pusat elektroda ke ground elektroda. Sebagai hasilnya, campuran udara-bahan bakar diaktikan sepan!ang  !alur lontaran api, bereaksi secara kimiawi (melalui oksidasi), dan menghasilkan panas

untuk membentuk inti api (lame nucleus).

6nti api mengaktikan sekeliling campuran udara-bahan bakar. %alu, panas inti api

melebar ke luar dalam proses dikenal sebagai penyebaran api (lame propagation), untuk membakar campuran udara-bahan bakar.

5ila suhu elektoda terlalu rendah atau celah busi terlalu kecil, elektroda akan menyerap  panas yang dihasilkan lontaran api. ;asilnya, inti api dimatikan, menyebabkan misire

(kegagalan pengapian).

<enomena ini disebut peredaman elektroda (electrode >uenching). 5ila eek peredaman elektroda besar akibat panas yang dihasilkan oleh inti api, inti api akan dimatikan. Semakin kecil elektrodanya, semakin kecil ungsi peredamannya. 0an semakin rata

(25)

celah berbentuk 9 pada ground elektroda atau celah berbentuk = pada pusat elektroda untuk meningkatkan pengapian.

5usi-busi ini memberikan eek peredaman yang lebih kecil daripada busi tanpa celah elektroda, yang memungkinkan api membentuk inti yang besar. /da !uga beberapa !enis  busi yang mengurangi eek peredaman dengan menggunakan elektroda yang lebih tipis.

(26)

Slide #&

Per,orma Pengapian

<aktor-aktor berikut mempengaruhi perorma pengapian busi: 1.)entuk elektroda dan per,orma pelepasan -discharge.

+lektroda berbentuk bulat mempersulit proses discharge, sementara elektroda berbentuk bersudut dan runcing mempermudah discharge. /kibat penggunaan dalam waktu lama, elektroda membulat dan menyulitkan busi untuk menghasilkan lontaran api. arenanya, busi harus diganti secara teratur. %ebih mudah bagi busi dengan elektroda yang tipis dan runcing untuk menghasilkan lontaran api. /kan tetapi, elektroda-elektroda ini lebih cepat aus dan busi harus lebih cepat diganti. arena inilah, pada beberapa  !enis busi terdapat platinum dan iridium, untuk mengurangi aus, dipasangkan pada elektrodanya. 5usi !enis

ini disebut busi platinum atau busi iridium. P!"#$%#K&

6nter"al penggantian busi

Tipe kon"ensional: Tiap 1, sampai , km

Tipe beru!ung platinum atau iridium: Tiap 1, sampai #', km

6nter"al penggantian ber"ariasi sesuai model kendaraan, spesiikasi mesin, dan negara pengguna. 2./elah busi dan tegangan yang diperlukan

5ila busi mulai aus dan celah antara elektroda melebar, mesin bisa gagal untuk hidup.

etika !arak antara pusat elektroda dan ground elektroda meningkat, lebih sulit untuk lontaran api untuk  bergerak ke elektroda. /kibatnya, tegangan yang lebih besar diperlukan untuk menghasilkan lontaran api.

9ntuk alasan inilah, celah harus disesuaikan atau busi harus diganti setiap inter"al tertentu. P!"#$%#K&

(27)

lontaran api yang kuat dan menghasilkan pengapian. 9ntuk ini, banyak busi di pasaran dengan celah hingga 1,1 mm. 5usi dengan u!ung platinum dan iridium tidak memerlukan penyesuaian celah karena busi !enis ini tidak dapat aus (mereka hanya bisa diganti).

(28)

Slide #'

%angkauan Panas -0eat ange

5anyaknya panas yang dihasilkan oleh busi ber"ariasi sesuai bentuk dan bahan busi. 5anyaknya panas yang dihasilkan disebut heat range.

5usi yang menghasilkan lebih banyak panas disebut tipe dingin, karena businya sendiri tetap dingin. ?ang menghasilkan lebih sedikit panas disebut tipe panas, karena panasnya ditahan. Pada busi tercetak kode alanumerik yang menggambarkan struktur dan

karakteristiknya.

ode berbeda sesuai dengan pembuatnya. 5iasanya, semakin besar heat range-nya, tipenya adalah tipe dingin, karena ia menghasilkan panas dengan baik. Semakin kecil heat range-nya, tipenya adalah tipe panas, karena ia tidak menghasilkan panas dengan mudah. 5usi berungsi baik apabila suhu minimum pusat elektrodanya adalah antara suhu  pembersihan '$ (4'#<) dan suhu pra pengapian 7$ (1,*'#<).

P!"#$%#K S!IS&

;eat range busi yang paling sesuai untuk kendaraan tertentu ditentukan oleh modelnya. emasang busi dengan heat range yang berbeda akan mengacaukan suhu pembersihan dan pra pengapian. 9ntuk mencegah masalah ini, selalu gunakan busi yang

direkomendasikan.

(29)

 beban ringan akan mengurangi suhu elektroda dan menyebabkan mesin tidak beker!a dengan baik. engunakan busi panas ketika mesin beker!a dalam kondisi kecepatan tinggi dan beban berat akan secara signiikan meningkatkan suhu elektroda,

(30)

Slide #

%angkauan Panas -0eat ange

1.Suhu pembersihan -Sel,cleaning temperature

etika busi mencapai suhu tertentu, ia membakar karbon yang berakumulasi di daerah  pengapian selama proses pengapian, untuk men!aga kebersihan area pengapian pa da busi.

Suhu ini disebut suhu pembersihan. +ek pembersihan busi terasa ketika suhu elektroda melampaui '$ (4'#<). /pabila suhu pembersihan belum dicapai, artinya suhu elektroda dibawah '$ (4'#<), karbon mengumpul di area pengapian busi. 6ni dapat menyebabkan kegagalan pengapian

2.Suhu pra pengapian -Preignition temperature

/pabila businya berungsi sebagai sumber panas, dan menyulut campuran udara-bahan  bakar tanpa lontaran api, ini disebut suhu pra pengapian. Pra pengapian ter!adi ketika

suhu elektroda di atas 7$ (1,*'#<). /pabila ini ter!adi, output mesin akan turun karena waktu pengapian yang tidak tepat, dan elektroda atau piston bisa meleleh sebagian.

(31)

Slide #

)usi dengan kepala Platinum4Iridium

Pada busi !enis ini, pusat elektroda dan ground elektroda seberangnya dilapisi platinum atu iridium tipis. arenanya, busi ini memiliki usia pakai yang lebih baik dibanding busi kon"ensional.

arena platinum dan iridium melawan aus, pusat elektroda busi ini tetap berukuran kecil dan memiliki perorma yang baik.

1.)usi dengan kepala Platinum

Pada busi ini, platinum dipaterikan ke u!ung elektroda pusat dan ground elektroda. 0iameter pusat elektroda lebih kecil dari busi kon"ensional.

2.)usi dengan kepala Iridium

Pada busi !enis ini, iridium (yang lebih tahan aus dibanding platinum) dipaterikan ke kepala pusat elektroda, dan platinum dipaterikan ke groud elektroda.

0iameter pusat elektroda lebih kecil daripada yang terdapat pada busi dengan kepala  platinum.

P!"#$%#K&

(32)
(33)

Slide #*

)usi dengan kepala Platinum4Iridium

5usi-busi platinum dan iridium harus diganti pada inter"al tertentu.

/pabila mesin beker!a dengan baik, tidak diperlukan penyesuaian atau pembersihan celah di antara penggantian.

P!"#$%#K&

6nter"al penggantian busi-busi platinum dan iridium: Setiap 1, sampai #', km

6nter"al penggantian ber"ariasi tergantung model kendaraan, spesiikasi mesin, dan area  penggunaan.

P!0'"I'$&

9ntuk mencegah kerusakan elektroda, !angan membersihkan busi platinum atau iridium. Pembersihan akan merusak elektroda dan menghambat busi dari berungsi optimal.

Tetapi, bila elektroda berdebu atau sangat kotor, busi bisa dibersihkan sebentar (maksimal # detik) di dalam pembersih busi.

$elah busi tidak usah disesuaikan kecuali bila dipasang sebagai busi baru. ambar di kiri menun!ukkan tipe label peringatan yang dipasangkan di rumah mesin kendaraan yang menggunakan busi platinum atau iridium.

(34)

Slide #4

Deskripsi

Pada sistem T06, distributor kon"ensional tidak lagi digunakan seperti pada sistem  pengapian. 6a menyediakan ignition coil dengan igniter independen untuk tiap-tiap

silinder.

arena sistem ini tidak memerlukan distributor atau kabel tegangan tinggi, ia dapat mengurangi energi yang hilang pada area tegangan tinggi dan meningkatkan ketahanan. Pada saat yang sama, ia dapat meminimalisir gangguan elektromagnetik karena titik-titik kontak tidak lagi digunakan pada area tegangan tinggi.

(35)

Slide #7

Deskripsi

!S' -!lectronic Spark 'd5ance

esin +$9, yang menerima sinyal dari beragam sensor, menghitung waktu pengapian dan mengirimkan sinyal pengapian ke igniter. 3aktu pengapian dihitung secara terus menerus sesuai dengan kondisi mesin, berdasarkan nilai optimal waktu pengapian yang disimpan dalam komputer dalam bentuk peta +S/. 0ibandingkan kontrol mekanik waktu  pengapian pada sistem kon"ensional, metode kontrol dengan +S/ memberikan presisi

yang lebih baik, dan kebebasan untuk menetapkan waktu pengapian. ;asilnya, sistem ini memberikan konsumsi bahan bakar dan daya output yang lebih baik.

!F!!$SI&

T06 !uga dikenal sebagai 06S (0irect 6gnition System) atau 0%6 (0istributor-%ess 6gnition).

(36)

Slide &

Komponenkomponen

Sistem pengapian langsung terdiri dari komponenkomponen berikut& 1./ranksha,t position sensor -$!

endeteksi sudut crankshat (putaran mesin)

2./amsha,t position sensor -(

engidentiikasikan silinder dan stroke dan mendeteksi waktu camshat.

3.Konck sensor -K$K

endeteksi ketukan pada mesin.

6."hrottle 5al5e position sensor -"'

endeteksi sudut bukaan katup penutup.

7.'ir ,lo meter -(4PI+

endeteksi !umlah intake udara.

(Pada beberapa model, deteksi ini dilakukan dengan beragam sensor tekanan)

8.Water temperature sensor -"0W

endeteksi suhu pendingin mesin.

9.Ignition coil dengan igniter.

engubah kumparan primer dari on ke o pada waktu optimal. engirimkan sinyal 6< ke mesin +$9.

(37)

:.+esin !/#

enghasilkan sinyal 6T berdasarkan sinyal dari berbagai sensor dan mengirimkan sinyal ke ignition coil dengan igniter.

;.)usi

(38)

Slide &1

Komponen

Sistem pengapian langsung terdiri dari komponen-komponen berikut: 1.*ranksha+t position sensor #NE&&

#endeteksi sudut cranksha&t putaran mesin 2.*amsha+t position sensor #,&&

#engidenti&ikasikan silinder dan stroke dan mendeteksi waktu camsha&t. !.Kno$k sensor #KNK&

#endeteksi ketukan pada mesin.

'.Throttle %al%e position sensor #-T"& #endeteksi sudut bukaan throttle valve. ."ir +lo/ meter #-,0P(&

#endeteksi "umlah intake udara.

%ada beberapa model, deteksi ini dilakukan dengan beragam sensor tekanan .3ater temperature sensor #T43&

#endeteksi suhu pendingin mesin. 5.(gnition $oil dengan igniter.

#engubah kumparan primer dari on ke o&& pada waktu optimal. #engirimkan sinyal G/ ke mesin '($.

6.esin E*U

#enghasilkan sinyal GT berdasarkan sinyal dari berbagai sensor dan mengirimkan sinyal ke kumparan pengapian dengan pemantik.

(39)

7.8usi

(40)

Slide &#

1.Ignition coil disatukan dengan igniter

/lat pengapian ini terdiri dari igniter dan ignition coil yang disatukan men!adi satu unit. Pada masa sebelumnya, arus tegangan tinggi dikirimkan ke silinder melalui kabel

tegangan tinggi. Sekarang, ignition coil dapat langsung dihubungkan ke busi setiap silinder dengan menggunakan ignition coil yang disatukan dengan igniter.

@arak antara aliran tegangan tinggi men!adi pendek dengan menghubungkan ignition coil dan busi secara langsung, menyebabkan kehilangan tegangan dan gangguan

(41)

Slide &&

Pengoperasian

5erikut adalah contoh operasi berdasarkan 06S dari mesin 1AB-<+, yang menggunakan ignition coil yang bersatu dengan igniter.

1.+$9 mesin menerima sinyal dari berbagai sensor dan menghitung waktu pengapian optimal.

(+$9 mesin !uga mempengaruhi kontrol waktu ma!u).

#.+$9 mesin mengirimkan sinyal 6T ke ignition coil yang bersatu dengan igniter. Sinyal 6T dikirimkan ke setiap igniter sesuai dengan urutan pengapian (1-&-'-#). &.6gnition coil, ke arah mana arus primer ditutup dengan cepat, menghasilkan arus tegangan tinggi.

'.Sinyal 6< dikirim ke +$9 mesin ketika arus primer melampaui nilai yang ditetapkan. ./rus tegangan tinggi, yang dihasilkan kumparan sekunder, mengalir ke busi,

(42)

Slide &'

Prinsip *perasi "ipe dengan "ransistor

1.enerator sinyal menghasilkan sinyal pengapian.

2.enerator sinyal menghasilkan sinyal pengapian.

3.6gnition coil, ke arah mana arus primer telah ditutup mendadak, menghasilkan arus tegangan tinggi.

6.0istributor mendistribusikan arus tegangan tinggi yang dihasilkan kumparan sekunder ke busi.

7.5usi menerima arus tegangan tinggi dan menyulut campuran udara-bahan bakar. 3aktu ma!u dikontrol dengan menggunakan go"ernor ad"ancer atau "acuum ad"ancer.

(43)

Slide &

Prinsip *perasi "ipe dengan "ransistor

(o5ernor ad5ancer

o"ernor ad"ancer mengontrol waktu ma!u sesuai dengan putaran mesin.

5iasanya, posisi dari bobot go"ernor (go"ernor weight) ditentukan oleh pegas-pegasnya. Saat kecepatan poros distributor meningkat seiring putaran mesin, gaya sentrigual melawan gaya pegas, mengakibatkan bobot go"ernor menyebar ke arah luar.

Sebagai hasilnya, posisi camshat ma!u ke sudut tertentu, yang mengakibatkan waktu  pengapian ma!u.

(44)

Slide &

Prinsip *perasi "ipe dengan "ransistor

acuum ad5ancer

=acuum ad"ancer mengontrol waktu ma!u sesuai dengan beban mesin. 0iaragma dihubungkan ke plat breaker melalui poros.

Cuang diaragma berhubungan dengan karburator dan intake dari port ad"ance !adi  berlipat ganda.

etika katup penutup terbuka sedikit, "acuum dari ad"ance port menarik diaragma untuk  merotasikan plat breaker.

(45)

Slide &*

Prinsip *perasi dari tipe "ransistor dengan !S'

1.+$9 mesin menerima sinyal dari berbagai sensor, menghitung waktu pengapian optimal dan mengirimkan sinyal pengapian ke igniter. (+$9 mesin mengatur waktu ma!u.)

2.6gniter menerima sinyal pengapian dan menyebabkan arus primer mengalir dengan tidak teratur.

3.6gnition coil, ke mana arus primer ditutup mendadak, menghasilkan arus tegangan tinggi.

6.0istributor mendistribusikan arus tegangan tinggi yang dihasilkan kumparan sekunder ke busi.

(46)

Slide &4

Pemeriksaan

1.Periksa aktu inisial

-15iarkan mesin men!adi panas dan berikan arus pendek ke terminal T+1 dan +1 pada 0%$1, atau T$ dan $ pada 0%$&.

-2;ubungkan pick-up dari timing light ke garis catu daya ignition coil.

-3Periksa waktu pengapian dengan throttle "al"e benar-benar tertutup.

P!"#$%#K&

3aktu inisial diatur dengan memberikan arus pendek ke T+1 dan +1 pada 0%$1, atau T$ dan $ pada 0%$&. /da dua tipe pick-up untuk timing light: 0eteksi arus primer DAED<< atau deteksi tegangan sekunder. arena waktu pengapian ma!u ketika throttle "al"e terbuka, throttle "al"e harus diperiksa sewaktu tertutup rapat. 3aktu inisial yang salah dapat menyebabkan pengurangan pada output, memperparah konsumsi bahan bakar  atau ketukan.

(47)

Slide &7

Pemeriksaan 2.Periksa busi

/pabila ada keretakan, elektroda yang kotor, aus atau celah yang terlalu besar, lontaran api tidak akan ter!adi. /pabila celah busi terlalu kecil, peredaman d apat ter!adi. 5ila demikian, bahan bakar tidak menyulut walaupun ter!adi lontaran api.

P!"#$%#K&

/pabila busi dengan heat range yang tidak sesuai digunakan, karbon akan mengumpul  pada elektroda busi atau meleleh.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, pemuda Indonesia mengadakan program pemberantasan buta huruf yang dipelopori oleh Putera.Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa kondisi pendidikan

Keluaran yang dihasilkan sistem pakar untuk mendeteksi pendarahan pada masa kehamilan memiliki dinilai cukup akurat dengan ketepatan analisa 100% sehingga dapat

Sub-bab ini akan menjelaskan beberapa bentuk pengalaman kehilangan yang dialami Muslim (Indonesia) dari empat film di atas. Narasi film ini dengan jelas

Perpanjangan Penangguhan disertai dengan perpanjangan jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (21 huruf d dan jaminan biaya operasional sebagaimana

Sudah pasti bahwa yang ingin disampaikan adalah informasi seputar kafe itu sendiri, karena tujuannya adalah agar orang-orang dapat mengetahui seperti apakah Kafe

Strategi merupakan usaha-usaha untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai Adapun strategi pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Strategi tersebut

Maka dapat disimpulkan terjadi peningkatan self advocacy mahasiswa pada komponen kesadaran tanggung jawab setelah diberi pelatihan self advocacy, dengan menggunakan

Dengan demikian, secara keseluruhan berdasarkan skor rata-rata penilaian dari ahli media, ahli materi, guru, dan uji coba terhadap siswa dapat disimpulkan bahwa modul