• Tidak ada hasil yang ditemukan

150406-Laporan Praktikum KI2251-Sintesis Senyawa Kumarin (Coumarin) Dengan Reaksi Pechmann

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "150406-Laporan Praktikum KI2251-Sintesis Senyawa Kumarin (Coumarin) Dengan Reaksi Pechmann"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum KI2251 Senyawa Organik Polifungsi

Percobaan 10

SINTESIS SENYAWA TURUNAN KUMARIN (COUMARIN) DENGAN REAKSI PECHMANN

Nama : Lutvia Putri Septiane

NIM : 10513029

Kelompok : II

Tanggal Percobaan : 31 Maret 2015 Tanggal Pengumpulan : 07 April 2015

Asisten : Kak Rani

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(2)

Sintesis Senyawa Turunan Kumarin (Coumarin) dengan Reaksi Pechmann B. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mensintesis kumarindengan katalis SSA dan dengan katalis Silika – NaHSO4

2. Menentukan rendemen, titik leleh, nilai Rf dari produk kumarin, yaitu 4-phenyl-2H-chromen-2-one dan 7-hydroxy-4-methyl-2H-4-phenyl-2H-chromen-2-onehasil sintesis

C. DATA PENGAMATAN

A. Sintesis Kumarin dengan Katalis SSA

Massa SSA = 1,0038 gram

Massa Fenol = 0,50 gram (5,3 mmol) Massa asam sinamat = 0,7894 gram (5,3 mmol)

Suhu Iradiasi = t (detik) T ( ) 20 83,4 40 82 60 97,9 80 100,3 100 113,7 120 125,5 Massa Produk =

- Massawadah + produk = 47,0390 gram - Massawadah = 46,9940 gram

Hasil uji KLT =

Senyawa Jarak Noda (cm) Jarak Eluen (cm)

Asam sinamat 1,75

4

Fenol 2,95

Produk (4-phenyl-2H-chromen-2-one) 0,7

B. Sintesis Kumarin dengan Katalis Silika – NaHSO4 Massa resorsinol = 0,196 gram Volume etilasetoasetat = 6 tetes

Massa katalis = 0,31 gram

Massa produk = 0,1339 gram

Titik leleh = lebih dari 326

(3)

t (detik) ℃ )T ( 20 57,3 40 68,1 60 70,8 80 74,6 100 80,3 120 87,7 140 88,2 160 97,5 180 99 Hasil uji KLT

Senyawa Jarak Noda (cm) Jarak Eluen (cm)

Resorsinol 0,95

4

Etil aetoasetat Noda 1 1,1

Noda 2 1,95

Produk (7-hydroxy-4-methyl-2H-chromen-2-one) 0,8

D. PENGOLAHAN DATA

A. Sintesis Kumarin dengan Katalis SSA

1. Massa teoritis produk (4-phenyl-2H-chromen-2-one)

 Molasam sinamat = massaasamsinamat Mrasam sinamat Molasam sinamat = 0,7894 gram 148 , 15gram mol Molasam sinamat = 0,00532838339 mol

 Molfenol = massafenol Mrfenol Molfenol = 0, 50 gram 94,11gram mol

(4)

 Karena fenol merupakan pereaksi pembatas, maka Molproduk = Molfenol

Molproduk = 0,00531293167 mol

Sehingga untuk memperoleh massa produk teoritis Massaproduk teoritis = Molproduk x Mrproduk

Massaproduk teoritis = 0,00531293167 mol x 222,07 grammol Massaproduk teoritis = 1,179842737 gram

2. Massa produk (4-phenyl-2H-chromen-2-one) hasil percobaan Massahasil percobaan = (Massawadah + produk) −¿ Massawadah Massahasil percobaan = 47,0390 gram −¿

46,9940 gram

Massahasil percobaan = 0,045 gram

3. Rendemen produk (4-phenyl-2H-chromen-2-one) % Rendemen = massa hasil percobaanmassa teoritis

x 100%

% Rendemen = 1,179842737 gram0,045 gram

x 100% = 3,814%

4. Nilai Rf

Rf = jarak tempuh pelarutjarak tempuh noda Rfasam sinamat = 1,75 cm4 cm

= 0,4375

Dengan cara perhitungan yang sama, maka diperoleh nilai Rf dari masing-masing noda

Senyawa Jarak Noda (cm) Jarak Eluen (cm) Rf

Asam sinamat 1,75

4

0,4375

Fenol 2,95 0,7375

Produk (4-phenyl-2H-chromen-2-one) 0,7 0,175

B. Sintesis Kumarin dengan Katalis Silika – NaHSO4

1. Massa teoritis produk (7-hydroxy-4-methyl-2H-chromen-2-one)

 Molresorsinol = massaresorsinol Mrresorsinol Molresorsinol = 0,196 gram 98gram mol

Molresorsinol = 0,002 mol (pereaksi pembatas)

 Moletil asetoasetat =

massaetilasetoasetat Mretil asetoasetat

(5)

Moletil asetoasetat =

0, 309 gram 130,16 gram

mol Moletil asetoasetat = 0,00237400122 mol

Karena resorsinol merupakan pereaksi pembatas, maka Molproduk = Molresorsinol

Molproduk = 0,002 mol

Sehingga untuk memperoleh massa produk teoritis Massaproduk teoritis = Molproduk x Mrproduk

Massaproduk teoritis = 0,002 mol x 176,172 grammol Massaproduk teoritis = 0,352344 gram

2. Massa Rendemen produk (7-hydroxy-4-methyl-2H-chromen-2-one) % Rendemen = massa hasil percobaanmassa teoritis

x 100%

% Rendemen = 0,352344 gram0,1339 gram

x 100% = 38,003%

3. Nilai Rf

Rf = jarak tempuh pelarutjarak tempuh noda Rfresorsinol = 0,95 cm4 cm

= 0,2375

Dengan cara perhitungan yang sama, maka diperoleh nilai Rf dari masing-masing noda

Senyawa Jarak Noda (cm) Jarak Eluen (cm) Rf

Resorsinol 0,95

4

0,2375

Etil aetoasetat Noda 1 1,1 0,275

Noda 2 1,95 0,4875

Produk (7-hydroxy-4-methyl-2H-chromen-2-one) 0,8 0,2

E. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini dilakukan sintesis turunan kumarin dengan menggunakan reaksi Pechmann. Selain itu, untuk membandingkan hasil reaksi dengan reaksi Pechmann, maka dilakukan pula sintesis turunan kumarin dengan reaksi Knoevenagel.

Kumarin merupakan kelompok senyawa organik yang mempunyai banyak aplikasi. Kumarin berperan sebagai zat aditif pada makanan dan produk-produk kosmetika, kemudian kumarin juga merupakan bahan yang memilki sifat biologis aktif untuk farmasi dan agrokimia, zat pencerah, zat pendispersi berflourensi, dye-laser, OLED (Organic Light Emitting Diode). Karena manfaat dari senyawa kumarin ini cukup banyak, maka berbagai

(6)

percobaan ini dilakukan reaksi Knoevenagel dan reaksi Pechmann. Pada kedua reaksi, terjadi tanpa menggunakan pelarut (solvent-free) agar diharapkan rendemen produk yang diperoleh lebih baik dan banyak.

Pada kedua metode, sama-sama dilakukan dengan menggunakan iradiasi menggunakan microwave yang bertujuan untuk pemanasan. Dengan menggunakan microwave diharapkan proses pemanasan dapat berlangsung lebih cepat, dan pada pemanasan ini, molekul-molekul dalam campuran reaksi akan beresonansi mengikuti frekuensi gelombang elektromagnetik. Hal ini terjadi karena dipol-dipol lietrik pada molekul dapat dipengaruhi oleh gelombang elektromagnetik. Dengan beresonansinya molekul tersebut, molekul akan bergerak makin lama makin cepat sehingga suhu akan naik.

Pada percobaan pertama dilakukan sintesis turunan kumarin dengan reaksi Knoevenagel. Reaksi kondensasi Knoevenagel adalah sebuah reaksi organik yang merupakan modifikasi dari reaksi kondensasi aldol. Kondensasi Knoevenagel adalah reaksi adisi nukleofilik senyawa hidrogen aktif ke sebuah gugus karbonil yang diikuti oleh reaksi dehidrasi. Produk reaksi sering merupakan enon berkonjugasi alfa, beta. Pada percobaan ini, reaksi kondensasi Knoevenagel terjadi dengan mereaksikan fenol dengan asam fumarat, dan Silika-Asam Sulfat (SSA-Silica Sulfuric Acid) sebagai katalisnya. Mekanisme yang terjadi adalah:

(7)

Dari mekanisme tersebut, dapat dijelaskan bahwa pada mulanya asam sinamat akan menyerang ion H+ yang berasal dari katalis SSA. Sehingga akan mengalami resonansi dan akan terbentuk atom C yang bermuatan positif, dan membentuk ion enolat. Begitu pula dengan fenol yang mengalami resonansi dan akan terdapat atom C yang bermuatan negatif. Kemudian, ion enolat yang dihasilkan dari reaksi antara asam sinamat dengan katalis SSA ini akan berkondensasi dengan fenol untuk menghasilkan senyawa turunan kumarin yang bernama 4-phenyl-2H-chromen-2-one. C yang bermuatan negatif dari fenol akan menyerang C yang bermuatan positif pada ion enolat. Kemudian, atom H akan lepas, dan kemudian atom yang memiliki elektron bebas akan menyerang C karbonil, lalu akan terbentuk produk 4-phenyl-2H-chromen-2-one.

Dari hasil yang diperoleh, rendemen dari produk percobaan reaksi Pechmann hanya 3,814%. Hal ini dapat disebabkan pada pengerjaan prosedur yang kurang baik dan tepat. Sehingga dapat berdampak pada reaksi yang terjadi dan reaksi tidak terjadi secar sempurna. Kesalahan yang mungkin terjadi adalah pada saat penambahan fenol yang sudah ‘cair’ tidak lagi berbentuk padatan. Seharusnya fenol ayng digunakan adalah fenol yang masih berupa padatan (fenol bersifat higroskopis), agar pada saat bereaksi, fenol tidak mengandung uap air, karena reaksi yang dilakukan adalah reaksi kondensasi yang merupakan reaksi yang melepaskan H2O. Jika terdapat H2O sebelumnya, maka jumlah fenol yang benar-benar bereaksi pun hanya sedikit. Kemudian, kesalahan yang mungkin terjadi juga pada saat dilakukan iradiasi dengan microwave.

Kemudian, dari hasil uji KLT, menunjukkan bahwa terbentuk suatu produk. Karena dari hasil uji KLT, nilai Rf antara asam sinamat, fenol, dan produk berbeda, dilihat dari noda yang terbentuk. Dari data tersebut diketahui bahwa yang paling polar adalah produk (4-phenyl-2H-chromen-2-one), kemudian asam sinamat dan yang paling tidak polar adalah fenol. Hal ini terjadi berdasarkan sifat fasa diam, yaitu silika gel yg bersifat polar, sehingga senyawa yang lebih polar akan lebih tertahan jika diabndingkan dengan senyawa yang non polar, maka dapat dihasilkan noda senyawa yang polar jarak tempuhnya akan lebih pendek. Tapi, dari produk yang didapat, tidak diketahui secara pasti apakah produk yang diperoleh merupakan produk yang diharapkan, yaitu 4-phenyl-2H-chromen-2-one, karena tidak dilakukan karakterisasi dengan mengukur titik leleh, dan uji IR ataupun NMR.

Lalu, pada percobaan B, dilakukan sintesis kumarin dengan menggunakan reaksi Pechmann. Reaksi Pechmann merupakan reaksi sintesis kumarin mulai dari fenol dan asam karboksilat atau ester yang mengandung gugus β-karbonil. Kondensasi ini terjadi di alam, dan pada kondisi yang ada di alam. Mekanisme ini melibatkan reaksi esterifikasi / transesterifikasi yang diikuti dengan serangan dari karbonil orto diaktifkan untuk oksigen agar dapat menghasilkan cincin baru. Langkah yang terkahir adalah dehidrasi, seperti yang

(8)

resorsinol, reaksi dapat dilakukan dengan lebih mudah. Di sini, resorsinol akan direaksikan dengan etil asetoasetat dan katalisnya adalah katalis Silika-NaHSO4.

Sama seperti halnya reaksi dengan menggunakan katalis SSA, katalis Silika-NaHSO4

akan bereaksi dengan etil asetoasetat membentuk ion enolat. Kemudian ion enolat akan bereaksi dengan resorsinol membentuk produk yang merupakan turunan senyawa kumarin, yaitu (7-hydroxy-4-methyl-2H-chromen-2-one).

Mekanisme reaksi yang terjadi adalah:

(9)

Secara umum, mekanisme reaksi yang terjadi sama dengan mekanisme reaksi pada percobaan A. Tapi hasil rendemen produk yang diperoleh dari percobaan B ini lebih banyak dibandingkan dari percobaan A, yaitu 38,003%. Jadi, dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa katalis denga sisi asam asam yang lebih sedikit akan menghasilkan produk yang lebih baik.

Kemudian, dari hasil uji KLT, menunjukkan bahwa terbentuk suatu produk. Karena dari hasil uji KLT, nilai Rf antara resorsinol, etil asetoasetat dan produk (7-hydroxy-4-methyl-2H-chromen-2-one) berbeda, dilihat dari noda yang terbentuk. Dari data tersebut diketahui bahwa yang paling polar adalah produk (7-hydroxy-4-methyl-2H-chromen-2-one), kemudian resorsinol dan yang paling tidak polar adalah etil asetoasetat. Dapat dikatakan bahwa terbentuk produk, walaupun noda antara reorsinol dan produk hampir sejajar, karena pada noda produk memilki warna yang berbeda pada saat dilakukan pengecekan dengan sinar UV, yaitu berwarna putih menyala.

Lalu, jarak noda yang ada bisa berbeda-beda terjadi berdasarkan sifat fasa diam, yaitu silika gel yg bersifat polar, sehingga senyawa yang lebih polar akan lebih tertahan jika dibandingkan dengan senyawa yang non polar, maka dapat dihasilkan noda senyawa yang polar jarak tempuhnya akan lebih pendek. Tapi, dari produk yang didapat, tidak diketahui secara pasti apakah produk yang diperoleh merupakan produk yang diharapkan, yaitu 7-hydroxy-4-methyl-2H-chromen-2-one, karena tidak dilakukan karakterisasi dengan mengukur titik leleh (pengukuran belum selesai pada saat percobaan sehingga tidak diperoleh data), dan uji IR ataupun NMR.

F. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa diperoleh produk dari kedua reaksi, yaitu reaksi Knoevenagel dan reaksi Pechmann. Hal ini didasari dari hasil uji KLT. Tapi, tidak dapat dipastikan bahwa produk merupakan produk yang diharapkan, yaitu 4-phenyl-2H-chromen-2-one (hasil reaksi Knoevenagel), dan 7-hydroxy-4-methyl-2H-chromen-2-one (hasil reaksi Pechmann) karena tidak dilakukannya karakterisasi. Dan dari hasil percobaan, reaksi yang lebih efektif adalah reaksi Pechmaan, jika dibandingkan dengan reaksi Knoevenagel, karena rendemen yang dihasilkan dari reaksi Pechmaan lebih baik.

G. DAFTAR PUSTAKA

Maheswara, M.; Siddaiah, V.; Damu, G. L. V.; Rao, Y. K.; Rao, C.V (2006). A Solvent-Free Synthesis of Coumarins via Pechmann Condensation Using Heterigeneous Catalyst. Journal of Molecular Catalyst A: Chemical, 255: hlm. 49-52

Bogdal, Dariusz (1998). Coumarins; Fast Synthesis by Knoevenagel Condensation under Microwave Irradiation. Journal of Chemical Reasearxh (S). Hlm. 280-469

Aslam, K.; Khosa M.K.; Jahan, N.; dan Nosheen, S. (2010). Synthesis and Applicayion of Coumarin. Pakistanian Journal of Pharmaceutical Science, 23(4), hlm. 449-454

Referensi

Dokumen terkait

Namun, berdasarkan hasil uji kimia terhadap senyawa produk, diasumsikan bahwa senyawa target 1,5-bis4-hidroksi-3-metoksifenilpenta-1,4dien-3-on telah terbentuk pada variasi 2, 3 dan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa produk yang terbentuk dari reaksi kondensasi furfural dengan 2-butanon adalah 5-furanil-4-penten-3-on

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh senyawa target dengan rendemen tinggi pada waktu reaksi yang optimal.Turunan paf ini diperoleh melalui sintesis dengan variasi

Spektrum IR yang diperoleh memiliki pola yang mirip antara produk yang diperoleh dengan menggunakan NaOH 1 M dan 3 M, sedangkan pada analisis difraksi sinar-X diketahui bahwa

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum dijumpai pada masyarakat khususnya bagi yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia. Kulit yang kering dapat menurunkan kinerja pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat mempercepat penuaan dini dan kerusakan pada kulit. Kerusakan kulit antara lain terjadi karena adanya sinar ultraviolet (UV). Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas reaktif menjadi bentuk tidak reaktif yang relatif stabil sehingga dapat melindungi sel dari efek bahaya radikal bebas. Antioksidan dapat ditemukan di tanaman Temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.), merupakan salah satu tanaman obat diindonesia. Temu ireng diketahui mengandung saponin, flavonoid, amilum, lemak, zat pahit, tannin, dan polifenol juga minyak atsiri. Flavonoid dapat berfungsi sebagai antioksidan dan antimikroba. Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan Temu ireng menjadi produk kosmetik berupa body butter dan mengevaluasi mutu fisik dari sediaan tersebut. Ekstrak temu ireng didapat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Terbagi beberapa formulasi sediaan body butter dibuat dengan konsentrasi ekstrak temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb), F 0, F1 0.5%, F2 0.75% dengan basis formulasi yang seragam. Evaluasi sediaan body butter meliputi uji homogenitas, organoleptik, pH, daya sebar daya lekat dan stabilitas. Hasil uji dari ketiga formulasi sediaan body butter menunjukkan bahwa ketiga formula homogen, tidak terjadi perubahan organoleptik, rentang pH sediaan 4,5 - 7,0, rentang uji daya sebar 5 – 7 cm, serta rentang uji daya lekat tidak kurang dari 4