• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Radiation Patern Pada Antena Dipole VHF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengukuran Radiation Patern Pada Antena Dipole VHF"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)c  

(2) c     

(3)  . Disusun oleh : Adi Risky Pratomo. 1309030. Indra Kurniawan. 1309030231. Noha Haditya Wafa. 1309030413. Septiana Anggraini. 1309030457. ˜    .

(4)           . ˜˜

(5) ˜    !.

(6) 0APORAN PERCOBAAN. No. Percobaan. : 01. Judul. : Pengukuran Radiation Patern pada Antena Dipole VHF. Nama Praktikan. : 1.? Adi Rizky Pratomo. : 1309030. 2.? Indra Kurniawan. : 1309030231. 3.? Noha Haditya Wafa. : 1309030413. 4.? Septiana Anggraini. : 1309030457. Kelas / Group. : Teknik Telekomunikasi 4A / 2. Tanggal Percobaan. : 27 Januari 2011. Tanngal Penyerahan Laporan : Januari 2011 Instruktur. : Pak Dandun. .

(7) Pengukuran Radiation Patern pada Antena Dipole VHF. I.. TUJUAN 1.? Dapat mengukur input level dan pemancar radio FM 2.? Dapat menjelaskan radiation patern yang diukur 3.? Dapat menjelaskan polarisasi yang ada pada pemancar radio FM. II.. DASAR TEORI Salah satu bagian penting dari suatu stasiun radio adalah antena, Antena adalah. sebatang. logam. yang. berfungsi. menerima. getaran. listrik. dari transmitter. dan. memancarkannya sebagai gelombang radio. Antena juga berfungsi sebagai menampung gelombang radio dan meneruskan gelombang listrik ke receiver. Gelombang elektromagnet yang melaju di udara atau di angkasa luar terdiri atas komponen gaya listrik dan komponen gaya magnet yang tegak lurus satu sama lain. Gelombang radio yang memancar dikatakan terpolarisasi sesuai arah komponen gaya listriknya. Untuk antenna dipole maka polarisasinya searah dengan panjang bentangannya, bila antena tersebut dipasang horizontal, maka polarisasinya horizontal pula. Agar dapat menerima gelombang radio secara baik, maka antena harus mempunyai polarisasi yang sama dengan polarisasi gelombang radio yang datang. Arah polarisasi ini akan tetap sepanjang lintasan gelombang radio kecuali bila gelombang tersebut sudah dipantulkan oleh ionosphere, maka polarisasinya bisa berubah. Untuk itu, maka antena untuk keperluan komunikasi jarak jauh pada HF atau MF dapat dibuat vertikal atau horizontal. V      atau pola radiasi adalah penggambaran pancaran energy suatu antenna sebagai fungsi koordinat ruang. Antenna diletakkan pada titik asal dari koordinat ruang. Pancaran energy yang dimaksud adalah intensitas medan listrik dan daya..

(8) Gambar1. Sistem Koordinat untuk Analisis Sistem. Gambar 2. Alur Gelombang pada Antena. Berdasarkan pola radiasinya, antenna dikelompokan menjadi dua, yaitu antenna terarah (    

(9) å dan antenna tidak terarah (     

(10) å. Antenna terarah. adalah. antenna. yang. mampu. memancarkan. atau. menerima. gelombang. elektromagnetik pada arah tertentu saja. Antenna tidak terarah adalah antenna yang mampu memancarkan atau menerima ke segala arah..

(11) Gambar 3. Penggambaran Lobes secara tiga dimensi. Lobes adalah variasi pola radiasi. Macamnya adalah mayor lobe, minor lobe, side lobe dan back lobe. Mayor lobe (i  å adalah bagian pola radiasi pada arah tertentu yang memiliki nilai maksimum.    adalah bagian pola radiasi selain i   , terdiri atas

(12)  dan   . Minor lobe biasanya merupakan bagian pola radiasi yang tidak diinginkan.   adalah bagian pola radiasi yang terletak disamping i    dan merupakan bagian dari i   yang terbesar.    adalah bagian pola radiasi yang berlawanan arah dengan mayor lobe..

(13) III.. A0AT YANG DIPERGUNAKAN Tabel 1. Alat yang dipergunakan No. IV.. Alat dan Bahan. Jumlah. 1. Antena Dipole. 1 set. 2. Kabel coaxial RG-8. 3. Tripod Antena + Tiang. 1 set. 4. Meassuring Receiver. 1 set. 5. Power Supply 5A. 1 set. 6. Kabel rol / ekstansi. 1 buah. 1 buah. GAMBAR RANGKAIAN. Meassuring Rx. V.. Pemancar FM Broadcast. 0ANGKAH-0ANGKAH KERJA 1.? Mengatur antenna dipole pada posisi horizontal, dengan posisi 00. Antenna dipole dalam keadaan pendek (dengan ujung antenna dimasukkanå. 2.? Pada measuring receiver mengatur frekuensi sesuai dari stasiun radio I-Radio FM, yaitu 89.6 MHz. 3.? Mengukur input level setiap 100, putar sampai 3600 dan kemudian mencatat hasil percobaan pada Tabel 1..

(14) 4.? Masih pada frekuensi stasiun pemancar yang sama, kemudian mengatur antenna dipole pada posisi vertical, dengan posisi 00. Antenna dipole dalam keadaan dipanjangkan (dengan ujung antenna ditarik penuhå. 5.? Mengukur input level setiap 100, putar sampai 3600 dan kemudian mencatat hasil percobaan pada Tabel 2. 6.? Mengatur antenna pada posisi vertical, antenna dipole dalam kedaan dipanjangkan, usahakan pada posisi 00. 7.? Mengatur ulang frekuensi di measuring receiver sesuai dengan frekuensi stasiun radio RRI FM, yaitu 105.0 MHz. 8.? Mengukur input level setiap 100, putar sampai 3600. 9.? Mengulangi langkah 1 sampai langkah 6, untuk frekuensi dari stasiun radio RR1 FM. Kemudian mencatat hasil percobaan pada Tabel 3.. VI.. DATA HASI0 PERCOBAAN. Tabel 2. Pada stasiun Radio : I-Radio FM Frekuensi : 89.6 MHz Sudut (XO)?. Antena Dipole. Antena Dipole. Antena Dipole. dipendekan, posisi. dipanjangkan,. posisi Vertikal. Horizontal. posisi Horizontal. Input Level (dbµVå. Input Level (dbµVå. Input Level (dbµVå. 0. 24.8. 25.6. 36.5. 10. 25.4. 23.6. 35.6. 20. 26.2. 22.8. 37.4. 30. 25.7. 22.5. 36.2. 40. 26.1. 21.8. 37.6. 50. 24.4. 22.2. 38.2. 60. 23.7. 21.9. 38.5. 70. 22.9. 22.1. 39.6. 80. 22.3. 22.4. 39.7.

(15) 90. 25.2. 22.6. 39.1. 100. 26.9. 22.8. 38.3. 110. 25.5. 24.5. 39.0. 120. 25.3. 26.8. 38.7. 130. 24.6. 26.3. 39.1. 140. 23.5. 25.2. 38.2. 150. 23.6. 24.8. 38.7. 160. 24.1. 22.6. 38.9. 170. 24.9. 23.0. 38.8. 180. 26.2. 23.1. 39.1. 190. 26.9. 23.2. 38.2. 200. 27.2. 22.7. 37.8. 210. 28.2. 22.8. 38.9. 220. 28.8. 25.6. 38.0. 230. 25.2. 22.9. 37.8. 240. 23.9. 26.5. 38.3. 250. 22.6. 27.0. 38.6. 260. 22.4. 28.3. 38.3. 270. 21.9. 28.9. 38.5. 280. 22.1. 25.2. 39.7. 290. 24.1. 26.8. 39.2. 300. 26.8. 28.6. 37.5. 310. 27.1. 29.7. 38.3. 320. 26.8. 30.4. 37.4. 330. 27.6. 32.1. 37.7. 340. 28.2. 31.4. 37.2. 350. 28.9. 30.2. 36.9. 360. 28.0. 30.5. 36.5.

(16) Tabel 3. Pada stasiun Radio : RRI FM Frekuensi : 89.6 MHz Sudut (XO)?. Antena Dipole. Antena Dipole. Antena Dipole. dipendekan, posisi. dipanjangkan,. posisi Vertikal. Horizontal. posisi Horizontal. Input Level (dbµVå. Input Level (dbµVå. Input Level (dbµVå. 0. 28.4. 24.9. 63.3. 10. 28.2. 24.6. 62.9. 20. 27.3. 23.9. 63.5. 30. 26.5. 22.6. 63.7. 40. 25.3. 21.3. 63.8. 50. 24.3. 21.2. 63.9. 60. 24.2. 21.6. 63.4. 70. 24.2. 21.2. 63.2. 80. 24.4. 21.4. 62.4. 90. 25.3. 21.7. 62.2. 100. 25.8. 22.2. 61.5. 110. 26.6. 22.8. 61.3. 120. 26.9. 23.5. 60.7. 130. 27.1. 23.6. 60.8. 140. 27.0. 23.2. 60.6. 150. 27.8. 22.8. 59.9. 160. 27.3. 23.0. 60.6. 170. 26.6. 22.6. 60.3. 180. 26.3. 22.4. 60.8. 190. 26.1. 22.1. 60.6. 200. 25.7. 21.6. 61.4. 210. 24.5. 21.4. 61.5. 220. 24.4. 21.5. 62.2. 230. 24.3. 21.1. 61.7.

(17) 240. 24.3. 21.0. 63.2. 250. 24.2. 21.2. 63.8. 260. 24.4. 21.1. 63.9. 270. 24.7. 20.9. 64.1. 280. 25.3. 20.9. 63.9. 290. 25.2. 21.1. 63.7. 300. 25.1. 21.3. 63.4. 310. 25.8. 22.1. 63.6. 320. 26.7. 23.2. 63.4. 330. 27.4. 24.7. 62.7. 340. 27.8. 24.8. 63.3. 350. 27.9. 24.6. 63.8. 360. 27.8. 24.3. 63.5. VII. ANA0ISA DATA. 1. Gambar bentuk radiation patern dari kedua antenna stasiun radio FM 2. Jelaskan. apa. perbedaan. antara. antenna. yang. dipendekan. dan. dipanjangkan! Berikan alasannya di analisa data 3. Apa perbedaan antenna pada posisi horizontal dan vertical! Berikan alasan 4. Tentukan posisi pemancar radio (pada sudut berapa).

(18) Dari hasil percobaan. Antenna dipole memilki pola radiasi tegak lurus terhadap bidang antenna. Jika posisi mendatar dengan antenna dipendekan maka hanya sedikit menangkap gelombang sinyal radio dan arahnya tidak terfokus pada satu arah tertentu. Sehingga agak sulit menentukan posisi pemancar. Jika antenna Horizontal dipanjangkan maka sinyal gelombang radio akan diterima lebih banyak, tetapi ada beberapa resiko interverensi dari gelombang radio lain. Jika posisi antenna dipole yang dipanjangkan pada posisi vertical, maka resiko interverensi akam menjadi lebih kecil, antenna juga akan lebih terarah pada satu arah tertentu. Gelombang radio yang ditangkap akan memilki input levl yang lebih besar karena pola radiasi yang memanjang keatas sesuai dengan tinggi antenna, sehingga gelombang radio dari pemancar bisa ditangkap lebih banyak. Perbedaan antara natena dipasang horizontal dengan vertical adalah, antenna yang dipasang secara vertical daya tangkap lebih bagus, hal ini dibuktikan pada table hasil percobaan dimana antenna dipole yang dipasang secara vertical input level-nya jauh lebih besar daripada antenna dipole yang dipasang secara horizontal. Posisi pemacar dengan frekuensi 105.0 MHz diperkirakan pada arah sudut 0-20 derajat terhitung dari arah utara. Ini dibuktikan oleh Input level yang lebih tinggi daripada arah yang lain, yaitu antara 62,9-63,5 dB dibandingkan pada arah yang lain. Posisi pemancar dengan frekuensi 89.6 MHz diperkirakan bahwa pada arah sudut 210 ± 220 derajat terhitung dari arah utara. Ini dibuktikan oleh input level yang lebih tinggi daripada arah yang lain, yaitu antara 38.9-38.8 Db dibandingkan arah lain. Dari hasil percobaan ini, terdapat beberapa kesalahan yang mungkin terjadi akibat hal-hal dibawah ini ; 1.? Obstacle 2.? Cuaca.

(19) VIII. KESIMPU0AN. Daftar Pustaka @ 

(20)  

(21)  

(22)   

(23)    

(24) ? @  

(25)  

(26) 

(27)  

(28)

(29)     

(30) @    ?.

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Abrasi kornea Laserasi kornea Burns Herpes simpleks Neurotrophic keratitis Syphilis Kornea cedera Cedera mata Bisa disebabkan oleh luka pada kornea (abrasi,

Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan, karena asam asam lemak digliserida tidak berwarna.Warna orange atau kuning

Metodologi yang digunakan dalam penyelenggaraan dan pengembangan SPIP BSN mengacu kepada Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP sesuai dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor

Dengan banyak sumber penerimaan yang berasal dari pajak daerah, maka diharapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri memiliki peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli

Hal tersebut dipertegas dengan adanya Pedoman Pelaksanaan KUHAP yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman yaitu “Tujuan dari hukum adalah untuk mencari dan mendapatkan

Perancngan dari Marketing Mix yang dilakukan dijabarkan dalam beberapa bentuk pelaksanan yang dilakukan, pada penerapan advertising menggunakan banner yang terletak di

Angiofibroma nasofaring juvenille adalah tumor jinak pembuluh darah di nasofaring yang secara histologik jinak namun secara klinis bersifat ganas, karena

Berdasarkan pada pemeriksaan pembuktian persidangan tersebut dapat diambil suatu Kesimpulan tentang Hasil Pembuktian antara Penggugat dan Tergugat telah