• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spo Pengendalian Dokumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Spo Pengendalian Dokumen"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SPO AUDIT INTERNAL SPO No Dokumen : Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :

Pengertian Audit internal adalah :Suatu kegiatan auadit yang sistematis mandiri dan terdokumentasi untuk mendapatkan bukti audit dan mengevaluasi dengan obyektif untuk menentukan tingkat pemenuhan kriteria audit puskesmas yang di sepakati. Tujuan Sebagai bahan acuan petugas dalam menerangkan sistem audit internal supaya setiap

audit dapat dilakukan secara efektif, berkala dan memberi peluang untuk melakukan perbaikan.

Kebijakan

Prosedur A. Persiapan Audit

1. Ketua tim audit puskesmas Lead Auditor (LA) menetapkan tim auditor yang utamanya sesuai dengan kompetensi yang telah di tetapkan.

2. Ketua tim audit puskesmas Lead Auditor ( LA) menyusun jadwal audit internal

3. Ketua tim audit puskesmas Lead Audit (LA) mengajukan jadwal kepada kepala puskesmas

4. Ketua tim audit puskesmas Lead Auditor (LA) menerima usulan tim serta jadwal audit internal yang telah dibuat oleh ketua tim muttu puskesmas. B. Prosedur Audit

1. Audit koordinasi dengan tim audit tentang rencana audit 2. Audit menjamin kehadiran personel yang relevan 3. Audit menyediakan pasilitas yang diperlukan

4. Audit menjaga kerahasian dokumen dan informasi yang penting

5. Mencatat hasil temuan audit kedalam forum ketidak sesuaian dan penyelesaiannya

6. Ketua tim audit memimpin pelaksanaan

Unit Terkait 1. Unit PelayananUmum 2. Unit Gizi

(2)

SPO

MENGUKUR TEKANAN DARAH

TEKANAN DARAH No Dokumen : Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :

Pengertian Melakukan pengukuran tekanan darah sistole dan diastole dengan menggunakan alat tensimeter

Tujuan Untuk mengetahui tekanan darah pasien yang dapat digunakan petugas dalam menentukan diagnosa dan terapy selanjutnya

Kebijakan SK KEPALA PUSKESMAS PAMENANG NO : / KAPUS / III / 2015 Prosedur 1. Jelaskan Prosedur Pelaksanaan

2. Cuci tangan

3. Atur posisi pasien dengan meletakkan lengan yang hendak diukur pada posisi terlentang

4. Buka/singkap lengan baju pasien

5. Pasang manset pada lengan kanan/kiri 3 cm di atas fossa cubiti 6. Tentukan denyut nadi pada arteri radialis

7. Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis dan putar sekrup pada pompa udara perlahan - lahan berlawanan dengan jarum jam

8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba

9. Buka sekrup pada pompa secara perlahan-lahan sambil melihat angka yang ada di tensimeter serta dengarkan detak pertama systole dan diastole berada di angka berapa pada tensimeter

10. Lepaskan stetoskop dan manset yang terpasang pada pasien

11. Rapikan pasien,alat tensimeter dan desinfeksi diafragma stetoskop dengan kapas alkohol 70%

12. Cuci tangan

13. Mencatat hasil tekanan darah pada kartu status pasien Unit Terkait Unit PelayananKB

(3)

SPO PENGGUNAAN KB KONDOM KB KONDOM No Dokumen : Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :

Pengertian Selubung karet tipis berbentuk silinder dengan muaranya berpingir tebal, yang bila digulung berbentuk rata seperti puting susu. Dipasang pada penis yang ereksi dan dikenakan pada saat melakukan hubungan seksual. Untuk menjarangkan dan mencegah kehamilan bagi Wanita Usia Subur serta mencegah penularan IMS termasuk HIV / AIDS.

Tujuan Memberikan informasi mengenai pemasangan kondom yang benar. Kebijakan SK KEPALA PUSKESMAS PAMENANG NO : / KAPUS / III / 2015

Prosedur 1. Persiapan Alat  Buku Kohor KB  Buku Register KB  Buku Status Klien  Alat Tulis

 Kondom dalam kemasan yang steril 2. Persiapan Ruangan/ Tempat

 Tempat yang aman dan nyaman bagi klien  Pencahayaan yang cukup

3. Persiapan Klien / Petugas

 Petugas memanggil klien sesuai urutannya

 Tanyakan kepada klien siapa yang menggunakan alkon (Kondom), tanyakan alasan klien untuk memilih kondom

 Tanyakan apakah ada riwayat alergi terhadap bahan karet

 Membuat kesepakatan / kesanggupan setiap melakukan hubungan untuk memakai sarung karet (kondom)

 Beritahu klien pembuangan kondom bekas tidak boleh sembarangan/ dikubur

(4)

gigi, benda tajam (Pisau silet, Gunting) karena akan mengakibatkan kondom bocor

 Kondom yang diberikan kepada klien harus terjamin mutunya oleh petugas Poli KB

 Tidak mengganggu produksi asi pasangan, tidak mengganggu kesehatan klien, tidak mempengaruhi sistemik

 Pada saat kunjungan ulang harus ditanyakan jika ada masalah dalam penggunaan kondom dan kepuasan dalam penggunaannya

 Klien menggunakan kondom setiap akan berhubungan seksual 4. Prosedur Penggunaan Kondom

 Buka kondom dalam kemasan steril yang sudah ada dengan menggunakan tangan

 Pastikan kondom dalam keadaan steril dan tidak bocor serta pastikan penggunaan kondom belum expired

 Keluarkan dari wadah dengan hati-hati (jangan sampai tergores oleh kuku/ Perhiasan)

 Pasang kondom saat penis sedang ereksi  Tempelkan ujung kondom pada glans penis

 Tempatkan bagian penampung sperma pada ujung uretra

 Lepaskan gulungan karet dengan jalan menggeser gulungan kondom kearah pangkal penis, pemasangan ini harus dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina.

 Pada kondom yang tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujung-ujungnya, maka saat memakai, melonggarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan saat ejakulasi

 Setelah sex selesai lepaskan kondom saat posisi penis masih ereksi.

 Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak terlepas pada saat penis dicabut dan melepas kondom diluar vagina agar cairan sperma tidak tumpah di sekitar vagina

 Lepaskan kondom di luar vagina agar tidak terjadi tumpahan cairan sperma di sekitar vagina

 Gunakan kondom hanya untuk sekali pakai

 Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman

 Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan di tempat yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robek saat digunakan

 Jangan menggunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak rapuh / kusut

 Jangan menggunakan minyak goreng, minyak mineral atau pelumas dari bahan petrolatum karena akan segera merusak kondom

(5)

ulang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan  Catat di buku register klien dan buku KB

Unit Terkait Puskesmas Rawat Inap, Puskesmas Non Rawat Inap, Pustu, Polindes/ Poskesdes

SPO PEMBERIAN PIL KB PEMBERIAN PIL KB No Dokumen : Ditetapkan Oleh Kepala Puskesmas No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :

Pengertian Oral pil merupakan salah satu metode keluarga berencana hormonal yang mudah digunakan oleh semua ibu dengan cara diminum setiap hari dan jam yang sama sesuai arah panah hari yang tertera di belakang kemasan pil.

Tujuan Agar klien mendapat pelayanan pemakaian oral pil kombinasi dengan benar. Kebijakan SK KEPALA PUSKESMAS PAMENANG NO : / KAPUS / III / 2015

Prosedur 1. Persiapan Alat  Buku Kohor KB  Buku Register KB  Buku Status Klien  Alat Tulis

2. Persiapan Ruangan/ Tempat

 Tempat yang aman dan nyaman bagi klien  Pencahayaan yang cukup

 Lantai bersih dan gampang dibersihkan 3. Persiapan Klien / Petugas

 Petugas memanggil klien sesuai urutannya

 Tanyakan usia klien apakah masih dalam usia produktif  Apakah klien sedang memberikan ASI

 Tidak memiliki riwayat hipertensi

 Membuat kesepakatan / kesanggupan meminum pil setiap hari dan tidak boleh lupa

(6)

 Tidak memiliki riwayat trombhoemboli vena (darah beku)  Tidak mempunyai riwayat penyakit preeklamsi

 Tidak ada kecurigaan mengidap karsinoma payudara  Tidak ada kecurigaan hamil (pasti / kemungkinan)  Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital 4. Petugas mencocokkan identitas klien

5. Petugas melakukan Anamnesis 6. Petugas cuci tangan

7. Petugas melakukan konseling tentang penggunaan KB Pil 8. Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid

9. Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode yang lain (kondom) mulai hari ke 8.

10. Tunjukkan cara mengeluarkan pil dari kemasan dan ikuti panah yang menunjuk deretan berikut

11. Beberapa paket pil mempunyai 28 pil ,yang lain 21 pil.Bila paket 28 pil habis, sebaiknya akseptor mulai minum pil dari paket yang baru.Bila paket21 habis, sebaiknya tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum pil dari paket yang baru.

12. Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil,ambillah pil yang lain atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain.

13. Bila terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam,maka bila keadaan memungkinkan dan tidak memperburuk keadan, pil diteruskan.

14. Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara penggunaan pil mengikuti cara penggunaan pil lupa.

15. Bila lupa minum pil,sebaiknya minum pil tersebut segera setelah ingat. Tidak perlu mengunakan metode kontrasepsi lainnya.

16. Petugas melakukan Infromed consent sebelum pemberian pil kombinasi 17. Petugas memberi kesempatan pasien untuk bertanya kembali.

18. Petugas memberi Resep (pil KB) sesuai kebutuhan klien ke unit obat. 19. Petugas menjelaskan kapan harus melakukan kunjungan ulang

20. Menjalin komunikasi dan hubungan baik dengan klien untuk kunjungan selanjutnya

21. Petugas melakukan pendokumentasian hasil kunjungan di buku register kohort KB dan status pasien

22. Petugas mengembalikan status pasien

Referensi

Dokumen terkait

S tarting from the opportunity to attend the Training Program for Young Leaders in the health sector in Nagano Japan in 2009, which is organized jointly by Bureau for

Selain membuat kuis langsung pada moodle(E-learning) kuis juga dapat diimpor dari format GIFT, dengan ketentuan penulisan sesuai dengan bentuk soal masing-masing. Ketik

Dari hasil penelitian yang di lakukan Henny Hendarty dan Karim Haryanto ( 2009 )dalan jurnal dengan judul ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI REGISTRASI DAN KEANGGOTAAN KLUB

Populasi protozoa rumen domba yang diberi ransum yang disuplementasi minyak ikan, sabun kalsium minyak jagung dan kedelai sangrai lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan domba

Hal ini dapat kita jumpai dalam Pasal 19 ayat 6 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Undang- Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (UUPPSP) (Penjelasan Pasal 19 ayat 6

– Menghasilkan sebuah spesifikasi analisa yang dapat dengan mudah di ubah menjadi spesifikasi desain – Dokumentasi penuh dari sistem yang ada.. – Menyelesaikan setiap

Hepatitis merupakan inflamasi yang terjadi pada hepar dan dapat terjadi akibat infeksi Hepatitis merupakan inflamasi yang terjadi pada hepar dan dapat terjadi akibat infeksi virus