• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Komunitas Daerah Pesisir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Definisi Komunitas Daerah Pesisir"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN

Konsep sehat sakit adalah konsep yang kompleks dan multiinterpretasi. Banyak faktor Konsep sehat sakit adalah konsep yang kompleks dan multiinterpretasi. Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi sehat maupun sakit. Pengertian sehat-sakit juga beragam. Setiap yang mempengaruhi kondisi sehat maupun sakit. Pengertian sehat-sakit juga beragam. Setiap individu, keluarga, masyarakat, maupun profesi kesehatan mengartikan sehat/sakit secara individu, keluarga, masyarakat, maupun profesi kesehatan mengartikan sehat/sakit secara berbeda, bergantung pada paradigmanya.

berbeda, bergantung pada paradigmanya.

A.

A. Definisi sehatDefinisi sehat

Berabad-abad lalu, sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami. Karenanya, Berabad-abad lalu, sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami. Karenanya, segala sesuatu yang tidak normal dan bertentangan dengan alam dianggap sebagai kondisi segala sesuatu yang tidak normal dan bertentangan dengan alam dianggap sebagai kondisi tidak sehat yang harus dicegah.Sehat sendiri bersifat dinamis yang statusnya terus menerus tidak sehat yang harus dicegah.Sehat sendiri bersifat dinamis yang statusnya terus menerus berubah. Kesehatan mempengaruhi tingkat fungsi seseorang, baik dari segi fisiologis, berubah. Kesehatan mempengaruhi tingkat fungsi seseorang, baik dari segi fisiologis, psikologis, dan dimensi sosiokultural. Keadaan sehat/normal sendiri merupakan hal yang psikologis, dan dimensi sosiokultural. Keadaan sehat/normal sendiri merupakan hal yang sulit didefinisikan. Setiap orang atau kelompok memiliki pemahaman yang berbeda sulit didefinisikan. Setiap orang atau kelompok memiliki pemahaman yang berbeda mengenai hal tersebut. Meski rumit dan bervariasi, suatu keadaan bisa dikatakan mengenai hal tersebut. Meski rumit dan bervariasi, suatu keadaan bisa dikatakan normal/sehat setelah memenuhi parameter tertentu. Selanjutnya, konsep umum tentang normal/sehat setelah memenuhi parameter tertentu. Selanjutnya, konsep umum tentang keadaan normal/sehat akan menggunakan nilai rata-rata parameter tersebut sebagai keadaan normal/sehat akan menggunakan nilai rata-rata parameter tersebut sebagai acuannya. Nilai rata-rata tersebut dikenal dengan istilah nilai normal. Sebagai contoh, kadar acuannya. Nilai rata-rata tersebut dikenal dengan istilah nilai normal. Sebagai contoh, kadar natrium normal pada orang dewasa adalah 136-145 mmol/l. Secara umum, ada beberapa natrium normal pada orang dewasa adalah 136-145 mmol/l. Secara umum, ada beberapa definisi sehat yang dapat dijadikan sebagai acuan.

definisi sehat yang dapat dijadikan sebagai acuan. a.

a. Menurut WHO. Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental,Menurut WHO. Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.

dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. b.

b. Menurut Parson. Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peranMenurut Parson. Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya secara efektif.

dan tugasnya secara efektif. c.

c. Menurut undang-undang kesehatan RI No. 23 tahun 1992. Sehat adalah keadaanMenurut undang-undang kesehatan RI No. 23 tahun 1992. Sehat adalah keadaan keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

▸ Baca selengkapnya: penduduk di daerah pesisir memiliki karakter makanan khas daerah

(2)

B. Definisi sakit

Sakit adalah keadaan tidak normal/tidak sehat.Secara sederhana, sakit atau dapat-pula disebut penyakit-merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan diluar batas normal. Tolak ukur yang paling mudah untuk menentukan kondisi sakit/penyakit adalah jika terjadi perubahan dari nilai rata-rata normal yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, bunyi paru dalam keadaan normal biasanya adalah bronko vesikular. Jika terdengar bunyi mengi, bisa dikatakan bahwa individu tersebut menderita sakit. Keadaan sakit/penyakit sendiri merupakan hal yang sulit untuk didefinisikan secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa definisi mengenai sakit/penyakit yang dapat dijadikan acuan.

a. Menurut Parson. Sakit adalah ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manusia, termasuk sejumlah sistem biologis dan kondisi penyesuaian.

b. Menurut Bauman. Bauman mengemukakan ada tiga kriteria keadaan sakit, yaitu adanya gejala, persepsi tentang keadaan sakit yang dirasakan, dan kemampuan beraktivitas sehari-hari yang menurun.

c. Menurut batasan medis. Batasan medis mengemukakan dua bukti adanya sakit, yaitu tanda dan gejala.

d. Menurut Perkins. Sakit adalah suatu keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas sehari-hari, baik aktivitas  jasmani maupun sosial.

Faktor yang mempengaruhi status kesehatan

Menurut Hendrik Bloom, ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang, yaitu herediter, layanan kesehatan, lingkungan, dan perilaku. Keempat faktor tersebut dapat digambarkan dalam bagan dibawah ini.

(3)

Dari keempat faktor tersebut, yang mempunyai andil besar dalam derajat kesehatan adalah faktor lingkungan (45%) dan faktor perilaku (30%). Kedua faktor tersebut sangat berkaitan erat. Lingkungan bisa sehat jika perilaku masyarakatnya sehat. Kerusakan lingkungan salah satunya dapat terjadi akibat faktor perilaku manusia. Berbagai penyakit yang saat ini menimpa bangsa Indonesia, akibat faktor lingkungan dan perilaku manusia.

C. Definisi Kesehatan Komunitas

Kesehatan komunitas merupakan sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada seluruh komunitas.

Pada tahun 2004, American Nurses Association (ANA) mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan yang seseuai dengan keperawatan dalam kesehatan masyarakat,

Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public Health Association (2004), yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori keperawatan profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan komunitas.

Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah meningkatkan pengetahuan keterampilan keperawatan serta membimbing dan mendidik  individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan, dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya.

Keperawatan kesehatan komunitas dibedakan dari spesialisasi keperawatan lainnya: 1. Klien atau unit keperawatan merupakan suatu populasi.

2. Tugas utamaadalah meraih yang terbaik bagi sejumlah orang atau populasi keseluruhan.

(4)

3. Proses yang digunakan oleh perawat komunitas termasuk bekerja dengan klien sebagai mitra yang sejajar.

4. Pencegahan primer merupakan hal yang prioritas dalam memilih tindakan yang sesuai. 5. Memilih strategi untuk menciptakan lingkungan sehat, kondisi sosial, dan ekonomi

pada populasi yang berkembang merupakan fokus utama.

6. Tanggung jawab mencakup keseluruhan populasi yang memerlukan intervensi atau pelayanan spesifik.

7. Penggunaan sumber-sumber kesehatan optimal untuk menadapatkan perbaikan yang terbaik dari populasi merupakan kunci pokok dari kegiatan praktik.

8. Kolaborasi dengan berbagai jenis populasi, organisasi, dan perkumpulan merupakan cara paling efektif untuk mempromosikan dan melindungi kesehatan populasi.

D. Tolak Ukur Kesehatan Komunitas

Menurut ANA (1974) Standar Praktek Keperawatan Komunitas adalah : 1. Pengumpulan data status kesehatan klien sistemik dan terus menerus 2. Menegakkan diagnosa dari data

3. Perencanaan menentukan tujuan

4. Perencanaan diprioritaskan pemberian keperawatan.

5. Pemberian tindakan keperawatan (promosi, menjaga dan perbaikan ) 6. Tindakan keperawatan dalam membantu klien meningkatkan kesehatan. 7. Kemajuan klien terhadap pencapaian tujuan

8. Tindakan keperawatan pengkajian secara kontinu

E. Komunitas Daerah Pesisir

1. Definisi Komunitas Daerah Pesisir

Soekanto (2002) mengartikan community sebagai masyarakat setempat. Masyarakat setempat menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku atau bangsa yang mana para anggotanya hidup bersama sehingga merasakan bahwa kelompoknya dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama. Keterikatan secara geografis merupakan suatu ciri dasar yang sifatnya pokok sebagai suatu komunitas, tetapi hal ini tidaklah cukup, karena suatu community harus memiliki apa yang dinamakan dengan

(5)

community sentiment  atau perasaan komunitas. Perasaan sebagai suatu komunitas memiliki beberapa unsur, yaitu seperasaan, sepenanggungan dan saling memerlukan.

Komunitas pulau-pulau kecil adalah masyarakat yang jumlahnya maksimal 200.000  jiwa, hidup pada pulau-pulau yang secara geografis terpisah dengan pulau induknya dengan luas maksimal 10.000 Km dan secara spesifik memiliki kesamaan dan ikatan yang menyatukan mereka.

Komunitas pulau-pulau kecil didalamnya juga terdapat beragam sub komunitas, namun sub komunitas yang paling umum (dominan) ditemukan adalah komunitas pesisir. Pada komunitas pesisir umumnya dihuni komunitas nelayan yang memang identik  dengan karakteristik ekologisnya. Komunitas pesisir merupakan suatu kesatuan hidup manusia yang menempati wilayah pesisir.

Sedangkan menurut Viktor (2001), populasi masyarakat pesisir didefinisikan sebagai kelompok orang yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir. Namun untuk lebih operasional, definisi populasi masyarakat pesisir yang luas ini tidak seluruhnya diambil tetapi hanya difokuskan pada kelompok nelayan dan pembudidaya ikan serta pedagang dan pengolah ikan.

2. Karakteristik Masyarakat Daerah Pesisir

Komunitas daerah pesisir memiliki karakter khusus yang membedakannya dengan komunitas daerah lain, di mana karakter tersebut menjadi ikatan yang menyatukan mereka. Karakter khusus tersebut mencakup aspek pekerjaan, perilaku sosial, dan ikatan norma sosial (adat istiadat)/budaya.

a. Pekerjaan

Masyarakat pesisir bergantung pada sumberdaya laut. Ketergantungan masyarakat pesisir terhadap sumberdaya laut secara langsung menyebabkan mereka berupaya menjaga kelestarian lingkungan, yaitu memanfaatkan sumberdaya laut yang tersedia sesuai dengan kebutuhan disertai upaya untuk memperbaikinya. Sebaliknya, mereka yang datang hanya untuk memanfaatkan sumberdaya laut akan melakukan

(6)

eksploitasi sumberdaya laut yang tersedia tanpa disertai tanggung jawab untuk  memulihkannya, kalaupun dilakukan bukan karena adanya kesadaran , namun sebagai bentuk pelaksanaan kewajiban yang dibebankan.

Masyarakat pesisir terdiri dari nelayan pemilik, buruh nelayan, pembudidaya ikan dan organisme laut lainnya, pedagang ikan, pengolah ikan, dan supplier faktor sarana produksi perikanan. Dalam bidang non-perikanan, masyarakat pesisir bisa terdiri dari penjual jasa pariwisata, penjual jasa transportasi, serta kelompok  masyarakat lainnya yang memanfaatkan sumberdaya non-hayati laut dan pesisir untuk  menyokong kehidupannya.

Sebagian besar penduduk pesisir bekerja sebagai nelayan, pembudidaya ikan serta pedagang dan pengolah ikan. Kelompok ini secara langsung mengusahakan dan memanfaatkan sumberdaya ikan melalui kegiatan penangkapan dan budidaya. Sebagian masyarakat nelayan pesisir ini adalah pengusaha skala kecil dan menengah. Namun lebih banyak dari mereka yang bersifat subsisten, menjalani usaha dan kegiatan ekonominya untuk menghidupi keluarga sendiri, dengan skala yang begitu kecil sehingga hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka waktu sangat pendek. Komunitas masyarakat yang didimonasi pekerja kelas bawah ini menjadikan daerah pesisir tergolong sebagai daerah miskin. Akibatnya sering muncul permasalahan dalam bidang pemukiman, pendidikan dan kesehatan.

b. Perilaku sosial

Sebagai suatu kesatuan sosial-budaya, masyarakat pesisir memiliki ciri-ciri perilaku sosial yang dipengaruhi oleh karakteristik kondisi geografis dan matapencaharian penduduknya. Sebagian dari ciri-ciri perilaku sosial tersebut adalah sebagai berikut :

1) Etos kerja tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai kemakmuran. 2) Kompetitif dan mengandalkan kemampuan diri untuk mencapai keberhasilan. 3) Apresiasi terhadap prestasi seseorang dan menghargai keahlian.

4) Terbuka dan ekspresif, sehingga cend erung “kasar”.

5) Solidaritas sosial yang kuat dalam menghadapi ancaman bersama atau membantu sesama ketika menghadapi musibah.

(7)

7) Bergaya hidup “konsumtif “.

8) Demonstratif dalam harta-benda (emas, perabotan rumah, kendaraan, bangunan rumah, dan sebagainya) sebagai manifestasi “keberhasilan hidup”.

9) ”Agamis”, dengan sentimen keagamaan yang tinggi.

10) ”Temperamental”, khususnya jika terkait dengan ”harga diri”.

Salah satu ciri perilaku sosial dari masyarakat pesisir yang terkait dengan sikap temperamental dan harga diri tersebut dapat disimak dalam pernyataan antropolog Belanda di bawah ini (Boelaars, 1984:62):

Orang pesisir memiliki orientasi yang kuat untuk merebut dan meningkatkan kewibawaan atau status sosial.Mereka sendiri mengakui bahwa mereka cepat marah, mudah tersinggung, lekas menggunakan kekerasan, dan gampang cenderung balas-membalas sampai dengan  pembunuhan.Orang pesisir memiliki rasa harga diri yang amat tinggi dan sangat peka.Perasaan itu bersumber pada kesadaran mereka bahwa  pola hidup pesisir memang pantas mendapat penghargaan yang tinggi. c. Ikatan norma sosial (adat istiadat)/budaya

Bagi masyarakat pesisir, kebudayaan merupakan sistem gagasan atau sistem kognitif yang berfungsi sebagai ”pedoman kehidupan”, referensi pola-pola kelakuan sosial, serta sebagai sarana untuk menginterpretasi dan memaknai berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Setiap gagasan dan praktik kebudayaan harus bersifat fungsional dalam kehidupan masyarakat. Jika tidak, kebudayaan itu akan hilang dalam waktu yang tidak lama. Kebudayaan haruslah membantu kemampuan survival masyarakat atau penyesuaian diri individu terhadap lingkungan kehidupannya. Sebagai suatu pedoman untuk bertindak bagi warga masyarakat, isi kebudayaan adalah rumusan dari tujuan-tujuan dan cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu, yang disepakati secara sosial.

Ciri-ciri kebudayaan mereka seperti sistem gender, relasi patron-klien, pola-pola perilaku dalam mengeksploitasi sumber daya perikanan, serta kepemimpinan sosial tumbuh karena pengaruh kondisi-kondisi dan karakteristik-karakteristik yang terdapat di lingkungannya.

(8)

3. Perilaku Terhadap Kesehatan

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan (Soekidjo : 2007).

Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yaitu respon dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau praktis).Sedangkan stimulus dan rangsangan terdiri dari 4 unsur pokok, yaitu sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan dan lingkungan. Dengan demikian, secara rinci perilaku kesehatan mencakup: 1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakitnya, yaitu bagaimana manusia

berespon, baik secara pasif (mengetahui, bersikap, dan mempersepsikan penyakit dan rasa sakit yang ada di dirinya dan luar dirinya), maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut. Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit, yakni:

a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health  promotion behaviour ).

b. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behaviour ), adalah suatu respon untuk melakukan pencegahan penyakit. Misalnya, tidur memakai kelambu untuk  mencegah gigitan nyamuk malaria. Termasuk juga perilaku tidak menularkan penyakit.

c. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour ), yakni perilaku untuk malakukan atau mencari pengobatan, misalnya mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan.

d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health rehabilitation behaviour ), yakni perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya, mematuhi anjuran dokter dalam rangka pemulihan kesehatannya.

2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, adalah respon seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun

(9)

tradisional.perilkau menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, dll.

3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour ), yakni respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktik kita terhadap makanan.

4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behaviour ) adalah respon terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Perilaku antara lain:

a. Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk komponen, manfaat dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.

b. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, menyangkut segi hygiene

pemeliharaan teknik dan penggunaannya.

c. Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun cair. Termasuk  sistem pembuangan sampah dan air limbah.

Permasalahan kesehatan dapat dikatakan relatif rumit, karena sangat terkait dengan lingkungan dan ekonomi. Dalam menjaga kesehatan para petani dan nelayan tidak melakukan kegiatan khusus, karena kehidupan mereka yang cukup keras, artinya dalam setiap langkah kehidupan mereka adalah untuk memperoleh penghasilan. Warga masyarakat dalam mengatasi sakit yang dideritanya berbeda sesuai dengan karakteristik  desa. Dengan alasan ekonomi, mereka menganggap dirinya tidak mampu, maka mereka melakukan pengobatan sendiri dengan obat-obatan yang dijual bebeas sampai batas tertentu kemudian dilakukan perawatan yang lebih baik jika sakit parah. Terlebih akibat penurunan pendapatannya, para nelayan lebih memprioritaskan konsumsi pangan, sehingga sakit yang tidak parah akan dilakukan pengobatan sendiri menggunakan obat bebas.

4. Penyakit dan Masalah Kesehatan a. Hipertiroid

Makanan laut (seafood) dapat menjadi sumber yodium alami bagi kelangsungan kerja kelenjar tiroid. Asupan yodium dapat ditemukan lewat makanan

(10)

dan minuman. Makanan-makanan dari laut , seperti ikan, dan rumput laut merupakan sumber pangan beryodium tinggi. Mengkonsumsi seafood dapat membantu tubuh menyediakan yodium yang cukup. Namun jika kadar yodium dalam tubuh terlalu banyak, justru akan menghambat kerja kelanjar tiroid untuk mengeluarkan hormone tiroid akibatnya terjadi penyakit gondok.

b. Malaria

Penyakit malaria merupakan penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk yang tinggal di wilayah tropis seperti Indonesia. Di Indonesia, penyakit malaria bersifat endemis karena selalu menjangkiti beberapa orang pada suatu daerah. Penyakit ini sudah lama diderita oleh banyak masyarakat yang tinggal di daerah pantai, persawahan, perkebunan, serta hutan.

c. Penyakit Kulit

Berikut adalah beberapa jenis penyakit kulit yang umumnya sering menyerang masyarakat di daerah pesisir diantaranya :

1) Eksim (ekzema) 2) Kudis (Scabies) 3) Kurap(tinea corporis) 4) Bisul (Furunkel) 5) Panau/panu 6) Kusta

d. Diare, muntaber, dan cacingan

Sebanyak 19,67 persen (data tahun 2007) warga daerah pesisir tidak memiliki  jamban. Mereka membuang kotoran/tinja di tempat terbuka seperti kebun, sawah,

ataupun sungai dan laut. Hal ini menjadi kebiasaan yang terutama disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan. Minimnya penghasilan dan sumber mata pencaharian membuat sebagian besar mereka berpikir bahwa lebih baik mencari yang hemat dan efisien dibanding harus mengeluarkan biaya untuk membuat jamban. Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu, dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk.

(11)

5. Peran Perawat Komunitas Daerah Pesisir

Perawat komunitas daerah pesisir menggambarkan perawat yang berada di daerah pesisir dan berkonsentrasi dengan kesehatan, kesejahteraan, dan perawatan masyarakat di daerah tersebut. Peran perawat komunitas daerah pesisir antara lain :

a. Sebagai Pendidik

Peran perawat di komunitas sebagai peran pendidik yaitu peran perawat untuk  memberikan informasi yang berupa pengajaran mengenai pengetahuan dan keterampilan dasar. Untuk masyarakat pesisir yang di utamakan yaitu tentang hidup bersih, sanitasi yang baik, jamban yang sesuai syarat, konsumsi dan penggunaan air bersih,dan lain-lain.

b. Sebagai Advokat

Peran perawat sebagai advokat yaitu tindakan perawat dalam mencapai suatu tujuan yang bersifat untuk kepentingan masyarakat atau bertindak untuk mencegah kesalahan yang tidak diinginkan ketika pasien sedang menjalankan pengobatan.Peran perawat advokat ini dapat kita temukan saat pasien bingung dan berusaha memutuskan tindakan yang terbaik bagi kesehatannya, untuk itu perawat dibutuhkan memberikan informasi lengkap bagi pasien dan berusaha menolak bila tindakan itu membahayakan kondisi pasien dan melanggar hak-hak pasien. Bila dihubungkan dengan teori kerangka kerja dari Milio (1976) tentang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, dan teori sosial kritis, hal ini mengharuskan perawat untuk mengambil tindakan yang tepat dan berpikir kritis bagi kesehatan pasien,keluarga dan masyarakat.

c. Sebagai Peneliti

Perawat sebagai peneliti yaitu peran perawat yang menerjemahkan temuan riset, bertanggung jawab untuk melakukan penelitian, mengidentifikasi, menganalisis data, memecahkan masalah klinis dengan menerapkan prinsip dan metode penelitian.Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu / pendidikan dan praktik keperawatan dan meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan keperawatan sesuai dengan masalah kesehatan yang ada di daerah tersebut. Sehingga melalui penelitian ini, perawat bisa mengatasi permasalahan kesehatan di daerah pesisir contohnya penelitian tentang hipertiroid atau diare ternyata setelah diteliti karena

(12)

konsumsi air kurang bersih dan jamban yang tidak layak menjadi penyebab diare,muntaber,dll. Maka perawat bisa mengatasi permasalahan diare dimulai dari mengatasi penyebabnya bersama masyarakat.

d. Sebagai Konsultan

Perawat sebagai konsultan yaitu peran perawat yang bertugas sebagai tempat konsultasi pasien dalam pemberian informasi, dukungan atau memberi ajaran tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.Konsultasi yang diberikan tentu harus sesuai dengan permasalahan kesehatan komunitas daerah pesisir tersebut seperti penyakit kulit, permasalahan gizi buruk, konsumsi air bersih yang masih rendah, serta diare yang masih menjadi perhatian dan membantu pemecahan masalah tersebut.

e. Sebagai Pemberi Perawatan

Perawat sebagai pemberi perawatan secara langsung yaitu peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada individu, keluarga dan kelompok dengan menggunakan energi dan waktu seminimal mungkin.

Perawat ini langsung mengkaji kondisi kesehatan pasien, merencanaan, mengimplementasi dan mengevaluasi asuhan keperawatan. Perawat secara langsung terlibat dalam proses penyembuhan pasien tidak hanya secara fisik saja tapi holistik  yaitu penyembuhan kesehatan emosi, spiritual, dan sosial. (Keeling dan Ramos, 1995).

f. Sebagai Pemasaran kesehatan

Perawat sebagai pemasaran kesehatan pada masyarakat atau social marketer 

yaitu peran perawat dalam mempromosikan kesehatan atau gaya hidup sehat. Kegiatan promosi ini bersifat sosial dan dibuat berdasarkan kesukarelaan. Peran ini dapat kita lihat ketika perawat langsung datang ke tempat terpencil yang mempromosikan ke rumah-rumah penduduk tentang manfaat Keluarga Berencana (KB), cara melakukan KB, dan informasi lengkap lainnya yang mendukung program KB.Atau mempromosikan tentang pencegahan malaria dengan 3M ke masyarakat.

(13)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, tidak  hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Sedangkan sakit adalah ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manusia, termasuk sejumlah sistem biologis dan kondisi penyesuaian. Status kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu herediter, layanan kesehatan, lingkungan, dan perilaku.

Kesehatan komunitas merupakan sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada seluruh komunitas. Salah satu komunitas yang ada di Indonesia adalah komunitas daerah pesisir. Komunitas pesisir merupakan suatu kesatuan hidup manusia yang menempati wilayah pesisir.

Masyarakat daerah pesisir bergantung pada sumberdaya laut untuk kelangsungan hidupnya. Sebagian dari mereka merupakan keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah sehingga masyarakat daerah pesisir identik dengan kemiskinan. Kondisi ini menimbulkan beberapa permasalahan terutama di bidang kesehatan. Penyakit yang sering menyerang masyarakat daerah pesisir adalah hipertiroid, malaria, penyakit kulit (eksim, kudis, kurap, bisul, panu, dan kusta), diare, muntaber dan cacingan. Kondisi ekonomi yang tidak  memungkinkan, membuat mereka lebih mementingkan kebutuhan pangan dan meremehkan kebutuhan kesehatan.

Peran perawat komunitas di daerah pesisir adalah sebagai pendidik, advokat, peneliti, konsultan, pemberi perawatan dan pemasaran kesehatan. Tujuannya adalah untuk  meningkatakan kualitas kesehatan masyarakat daerah tersebut dengan memberikan pendidikan kesehatan, khususnya tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

1. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta: EGC.

2. Brooker, Chris. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC.

3. Effendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.

4. Kusnadi. 2010. Kebudayaan Masyarakat Nelayan. Yogyakarta, Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

5. Nikijuluw, Viktor P.H. 2001. Populasi dan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir serta Strategi Pemberdayaan Mereka Dalam Konteks Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Secara Terpadu.Bogor, Institut Pertanian Bogor (IPB).

6. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta 7. http://carapedia.com/tentang_penyakit_malaria_info2297.html

8. http://repository.unhas.ac.id

Referensi

Dokumen terkait

Memahami letak geografis yang sanggat mengancam rasa nasionalisme peserta didik maka pak Purnomo selaku guru sejarah turut aktif dalam pengembangan rasa

Bentuk bangunan cafe yang dahulunya rumah orangtua dari salah satu pemiliknya ini menjadikan cafe ini tidak memiliki area yang cukup luas namun hal ini

tanggapan isi teks tanggapan isi teks nonsastra tentang nonsastra tentang tradisi Jawa dengan tradisi Jawa dengan ragam ragam krama  krama   Cara Cara mengungkapkan mengungkapkan

Dari ketiga pendapat tersebut bermain dapat diartikan sebagai perbuatan yang mengandung keasyikan dan dilakukan atas kehendak sendiri secara alamiah, tanpa paksaan dengan tujuan

Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang untuk mengetahui manfaat yang dapat didapatkan dari pemeriksaan pencitraan CT-scan dan MRI dalam memprediksi lokasi asal

Dari pernyataan Sakuta tersebut dapat kita simpulkan bahwa selain kritik, perhatian khusus dari orang lain juga dapat menimbulkan malu dalam diri orang Jepang.. Hal inilah yang

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi rujukan bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi, baik Universitas Multimedia Nusantara maupun perguruan tinggi lain, serta masyarakat luas

Segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW atas terselesaikannya skripsi yang berjudul “ Exchange Rate Pass-Through Terhadap Tingkat Harga