• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebutuhan Bandwidth Minimal Pada Automatic Teller Machine (ATM) Berbasis Very Small Apperture Terminal-Ip (Vsat-Ip)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kebutuhan Bandwidth Minimal Pada Automatic Teller Machine (ATM) Berbasis Very Small Apperture Terminal-Ip (Vsat-Ip)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kebutuhan Bandwidth Minimal Pada Automatic Teller Machine (ATM)

Berbasis Very Small Apperture Terminal-Ip (Vsat-Ip)

Wahyu Pamungkas

1

Anugrah Ahmad Fauzi

2

Eka Wahyudi

3

123

Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

1

wahyu@st3telkom.ac.id

2

anugrah.ahmadf@gmail.com, ,

3

ekawahyudi@st3telkom.ac.id

Bandwidth is a measure of the amount of information that can flow from one place to another in a

given time. Bandwidth can be used for good measure data streams analogue or digital data streams.

Money machine that is used to read the card with plastic magnetic strips are then known as Automated

Teller Machine (ATM). At each command/keystrokes made on ATM worth 1 byte or equal to 8 bits,

then added with framing data rate i.e. header of 60 bytes, FEC of 72 bit, frame opening and closing

frames of the 8 bit and the data rate of 144 bit, then with this equation then obtained that most menu

using the menu transfer bandwidth is on Madiri Bank ATMBCA, BNI, BII and when making a transfer

into an account with the value of BRI data rate of 712 bits. Then the result will be simulated into a

Digital Carrier Link Budget Calculations using Microsoft Excel. Link budget calculation done after

using a link budget calculations using microsoft excel, then generate the number of carrier of 1368

fruit carrier in 1 piece transponder with a capacity of 36.00 MHz where 1 piece carrier data

communication can serve for 1 piece ATM. so in 1 transponder with a capacity of 36.00 MHz can

serve 1368 fruit data communication ATM. With a total bandwidth of 128 Kbps leased by BII, Bank

Mandiri, BCA, as well as the bandwidth of 64 Kbps leased by Bank BNI and BRI to an ATM, data

communication is a waste in terms of cost. Because of the need for an ATM just 1 piece of 712 bits.

Leased bandwidth should be reviewed and adapted to the needs of the most massive data bandwidth

use in order to push expenses to rent bandwidth.

Keywords : Bandwidth, Automated Teller Machine, Bit, Link Budget.

Bandwidth dapat dipakai untuk mengukur baik aliran data analog mau pun aliran data digital.

Anjungan Tunai Mandiri/Automated Teller Machine (ATM) merupakan salah satu teknologi yang

menerapkan konsep proses data berbasis digital. Pada setiap perintah/penekanan tombol yang

dilakukan pada ATM bernilai 1byte atau sama dengan 8 bit, kemudian ditambahkan dengan framing

data rate yakni header sebesar 60 byte, FEC sebesar 72 bit, frame pembuka dan frame penutup masing

8 bit serta data rate sebesar 144 bit, maka dengan persamaan ini maka didapatkan bahwa menu yang

paling banyak menggunakan bandwidth adalah menu transfer pada ATM Bank Madiri, BNI, BCA dan

BII ketika melakukan transfer ke rekening BRI dengan nilai data rate sebesar 712 bit. Kemudian

hasilnya akan disimulasikan kedalam Digital Carrier Link Budget Calculation dengan menggunakan

Microsoft Excel. Setelah dilakukan perhitungan link budget dengan menggunakan link budget

calculation dengan menggunakan microsoft excel, maka menghasilkan jumlah carrier sebesar 1368

buah carrier dalam 1 buah transponder dengan kapasitas sebesar 36,00 MHz, dimana 1 buah carrier

dapat melayani komunikasi data untuk 1 buah ATM. Sehingga dalam 1 transponder dengan kapasitas

36,00 MHz dapat melayani 1368 buah komunikasi data ATM. Dengan jumlah bandwidth sebesar 128

Kbps yang disewa oleh Bank Mandiri, BII, BCA, serta bandwidth sebesar 64 Kbps yang disewa oleh

Bank BNI dan BRI untuk komunikasi data sebuah ATM, maka bandwidth yang disewa oleh bank

tersebut jauh lebih besar dari bandwidth yang dibutuhkan.

Kata kunci : Bandwidth, Automated Teller Machine, Bit, Link Budget.

1. PENDAHULUAN

Perkembangan dunia telekomunikasi yang

sudah

sedemikian

canggih

mempengaruhi

berbagai kebutuhan masyarakat akan layanan

hidup yang semakin meningkat, termasuk dalam

bidang telekomunikasi. Bidang telekomunikasi

yang saat ini sedang berkembang pesat yaitu

sistem komunikasi satelit. Sistem komunikasi

satelit sangat dibutuhkan sekali bagi masyarakat

modern ini karena kecepatannya yang tinggi dan

transmisi lebih jauh dari pada menggunakan

kabel fiber optic atau menggunakan radio

microwave.

Salah

satu

teknologi

yang

menggunakan sistem komunikasi satelit adalah

(2)

Anjungan Tunai Mandiri, ATM merupakan

sebuah perangkat yang diperuntukkan sebagai

pengganti sebagian besar tugas dari seorang

teller di bank. ATM dapat melayani sebagian

besar kegiatan yang dilakukan oleh nasabah di

bank tanpa harus ke bank seperti penarikan tunai,

transfer uang, hingga membayar tagihan –

tagihan rumah tangga seperti tagihan listrik, air

dan telepon.

ATM yang diamati pada penelitian ini

adalah ATM milik Bank Mandiri, BNI, BRI,

BCA, BII dimana seluruh ATM yang diamati

menggunakan antena Verry Small Apperture

Terminal (VSAT) sebagai sistem komunikasi

antara perangkat ATM dengan Server bank.

VSAT (Very Small Apperture Terminal)

merupakan sebuah terminal pemancar dan

penerima transmisi satelit yang tersebar di

banyak lokasi dan biasa terpasang pada

sarana-sarana publik seperti ATM maupun

instansi-instansi yang terhubung melalui satelit dengan

menggunakan

antena

parabola.

VSAT

merupakan sebuah media transfer yang penting

untuk komunikasi data.

Pada layanan ATM yang menggunakan

VSAT, sering juga mengalami masalah yang

dapat mengurangi kepuasan nasabah. Masalah

yang paling sering ditemukan diantaranya adalah

kegagalan transaksi dimana jaringan sistem

komunikasi dari ATM menuju server terputus.

Adapun masalah lain pada sebuah ATM yakni

adanya waktu tunggu (delay) pada pengoperasian

yang dapat mengurangi kepuasan nasabah karena

tidak optimalnya kerja dari sebuah mesin ATM.

Kedua masalah tersebut bisa terjadi dikarenakan

sebuah ATM tidak memiliki bandwidth yang

cukup melakukan segala kegiatan yang bisa

dilakukan nasabah di ATM. Bandwidth adalah

lebar pita dimana terdapat sebuah besaran yang

menunjukkan seberapa besar data yang bisa

dilewatkan pada sebuah koneksi melalui suatu

jaringan. Semakin besar bandwidth yang dimiliki

sebuah koneksi, maka akan semakin optimal

proses transaksi yang bisa dirasakan oleh user.

Pada penelitian ini nantinya akan mencari

menu yang paling banyak menggunakan

bandwidth dari setiap masing-masing ATM yang

diamati. Kemudian setelah mendapatkan menu

yang menggunakan bandwidth paling banyak

dari

setiap

masing-masing

ATM,

maka

selanjutnya menentukan salah satu menu diantara

ATM yang diamati yang paling banyak

menggunakan bandwidth. Selanjutnya data rate

menu tersebut dimasukkan ke dalam simulasi

link budget beserta parameter-parameter yang

terdapat

dilapangan

dengan

menggunakan

Digital Carrier Link Budget Calculation pada

Microsoft Excel yang telah dimodifikasi untuk

simulasi perhitungan link budget.

2. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode observasi. Metode

observasi merupakan metode penelitian yang

dilakukan dengan mengamati waktu tunggu

(delay) yang dihasilkan saat memproses setiap

menu layanan pada sebuah mesin ATM.

A. Forward Error Correction (FEC)

[2]

FEC merupakan suatu metode pengontrolan

kesalahan yang menggunakan penambahan bit

lebih pada transmisi sinyal bila mana terjadi

kesalahan di tengah-tengah pengiriman, nantinya

di akhir pengiriman kesalahan tersebut dapat

diperbaiki.

BER = f(EB/No)

=

x

[4]

BER merupakan besar probabilitas error yang

menentukan kinerja suatu modulator digital.

Nilai BER merupakan fungsi energi tiap bit

informasi per carrier (Eb) dan noise (No),

dimana Eb/No adalah hasil dari carrier to noise

(C/N) dan noise bandwidth to bit ratio.

B. Perhitungan

Kapasitas

Kanal

Pada

TDMA

[2]

Metode akses yang digunakan VSAT –

ATM adalah menggunkan Metode Sistem Time

Division Multiple Access (TDMA). Untuk

menghitung kapasitas kanal pada sistem TDMA

dipengaruhi oleh besarnya bandwidth total yang

tersedia dan bandwidth yang digunakan untuk

satu kanal.

=

( )

[5]

Dimana : m

= banyaknya user

Btot

= bandwidth total yang tersedia

GB

= guard band, umumnya

sebesar 20% dari B

c

B

c

= bandwidth per kanal

C. Menentukan Carrier to Noise Ratio (C/N)

Total (Up/Dn).

[2]

(3)

Carrier to Noise Ratio (C/N) up link

merupakan nilai perbandingan antara carrier

yang diterima dengan sinyal noise yang

dihasilkan dalam suatu link.

C/N

T

: ((C/N

up

)

-1

+ ((C/N

dn

)

-1

) [6]

Dimana :

C/N

up =

Besar carrier to noise uplink

C/N

dn =

Besar carrier to noise downlink

D. Topologi VSAT ATM

[4]

Gambar 1. Topologi Star

Pada topologi bintang setiap terminal VSAT

yang berkomunikasi akan melalui stasiun hub

bumi. Dengan demikian dapat dipastikan adanya

pembedaan akses dari setiap terminal.

E. Parameter Link Budget Yang Diamati

Seluruh parameter – parameter link budget

pada gambar 1 akan dilihat pada sisi up link dan

down link. Hasil akhir dari perhitungan link

budget ini akan memperlihatkan persentase

power dan bandwidth yang dibutuhkan oleh

sejumlah carrier pada transponder satelit.

Gambar 2. Parameter link budget yang diamati

F. ATM Bank Yang Diamati

Gambar 3. ATM bank yang diamati

Jumlah ATM yang akan diamati pada

penelitian ini adalah lima perangkat ATM,

dimana kelima ATM tersebut akan diamati dan

hitung setiap kebutuhan bandwidth yang

dimilikinya. Kemudian akan dibandingkan

kebutuhan bandwidth antara masing-masing

ATM. Seluruh ATM yang diamati menggunakan

antena VSAT sebagai sistem komunikasi

datanya. Setelah seluruh ATM telah diamati dan

dihitung jumlah kebutuhan bit dari setiap

menu-menu yang ada, maka dapat dilihat atm mana

yang memiliki ketercukupan bandwidth untuk

memproses setiap menu-menunya. Menu yang

diamati pada layanan mesin ATM adalah

menu-menu yang terdapat pada keseluruhan ATM yang

diamati seperti menu transfer, menu penarikan

tunai, dan menu-menu lainnya.

G. Kapasitas Bandwidth Yang Digunakan

Tabel 1. Kapasitas Bandwidth Yang Digunakan

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa seluruh

ATM menggunakan bandwidth yang sangat kecil

untuk memproses setiap perintah pada ATM.

Bank Mandiri, BCA dan BII memiliki bandwidth

paling besar dibandingkan dengan ATM BNI

dan BRI yakni sebesar 128 Kbps.

3.

HASIL PENELITIAN

1.

Hasil Perhitungan Bit Yang Digunakan

ATM

KAPASITAS BANDWIDTH

BNI

64 Kbps

BRI

64 Kbps

BII

128 Kbps

BCA

128 Kbps

MANDIRI

128 Kbps

PARAMETER LINK BUDGET YANG DIAMATI

Data Rate Diameter Antetna Gain Antenna

Modulasi Figure Of Merit

EIRP

FSL Rugi-rugi Saluran Redaman Hujan

C/N Rugi Atmosfer

BER

FEC Power Flux

Density Saturasi

Attenuator Input Back Off

Output Back Off

(4)

Tabel 2. Hasil perhitungan jumlah bit menu

Pada tabel 2 dapat disimpulkan bahwa dari

keseluruhan ATM yang diamati yakni ATM

Mandiri, BNI, BRI, BCA dan BII, menu yang

paling banyak menggunakan bandwidth adalah

menu transfer pada ATM Mandiri, BNI, BCA

dan BII ketika melakukan transfer kerekening

BRI yaitu dengan jumlah karakter sebanyak 18

buah atau sebesar 144 bit.

Gambar 4. Menu pembayaran kartu kredit

Jumlah bit yang dibutuhkan menu untuk

memproses menu tersebut dapat dihitung dari

berapa kali jumlah penekanan tombol untuk

mengeksekusi menu tersebut untuk masuk

ketahap menu berikutnya. Dalam satu kali

penekanan tombol pada mesin atm bernilai 8 bit,

dari ketetapan tersebut dapat dihitung bandwidth

yang dibutuhkan untuk mengeksekusi menu

tersebut. Dari kelima ATM Bank yang diamati,

akan diambil satu sampel menu ATM yang

paling banyak menggunakan bandwidth untuk

mengeksekusi menu yang terdapat pada ATM

yang diamati. Pada menu pembayaran transfer

pada ATM Mandiri memiliki 15 kolom digit

yang harus diisi serta 3 digit kode Bank dengan

total 18 digit untuk melakukan transfer ke

rekening Bank BRI, menu ini merupakan menu

terbanyak

yang

menggunakan

bandwidth

dibanding dengan menu lainnya pada ATM

Mandiri. Dengan memasukkan 18 digit pada

kolom yang tersedia berarti sudah melakukan 18

penekanan tombol. Dengan ketetapan :

1 penekanan = 8 bit

Maka : 18 penekanan x 8 bit = 144 bit

Maka dapat diketahui jumlah bit yang

digunakan untuk mengeksekusi menu transfer

pada ATM Mandiri adalah sebesar 144 bit.

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

1. Perhitungan Link budget

Tabel 3. Simulasi input data perhitungan Carrier

link budget.

Pada tabel 3 merupakan tampilan input data

dan Digital Carrier Link Budget Calculation

Simulation yang menggunakan microsoft excel.

Pada Input Data carrier, terdapat parameter

Data Rate, Framing, Innier Code Rate dan

Modulation. Untuk parameter Data Rate

merupakan data hasil perhitungan bit yang paling

banyak ada pada menu yang paling banyak

menggunakan bandwidth untuk memproses

menu tersebut adalah menu transfer, yakni ketika

melakukan transfer ke Bank BRI dengan

memasukkan nomor rekening sebanyak 15 digit

serta 3 digit kode Bank BRI pada ATM Bank

Mandiri, ATM BNI, BCA dan BII yakni sebesar

144 bit. Kemudian dilakukan proses Forward

Error Correction (FEC) pada nilai 144 bit

tersebut, dengan Innier Code Rate yang

digunakan adalah ½, dan ditambahkan dengan

header sebesar 60 byte serta frame pembuka dan

frame penutup sehingga nilai yang dihasilkan

dari proses Forward Error Correction dan

header yakni sebesar 712 bit. Karena pada

Microsoft Excel Link Budget Calculation

menggunakan satuan kbps untuk data rate nya,

sehingga nilai 712 bps dikonversi terlebih dahulu

ke kbps sehingga menghasilkan nilai data rate

sebesar 0.6953125 kbps. Selanjutnya parameter

Modulation adalah modulasi yang digunakan

oleh ATM Bank Mandiri dimana dalam hal ini

adalah QPSK. Selanjutnya parameter Modulation

adalah modulasi yang digunakan oleh ATM

Bank Mandiri, BRI BCA, BNI dan BII dimana

dalam hal ini adalah QPSK.

ATM MENU JUMLAH BIT YANG

DIGUNAKAN

MANDIRI

MENU TRANSFER

KE REKENING BRI 144 bit BNI

MENU TRANSFER

KE REKENING BRI 128 bit BRI MENU TAGIHAN

KARTU KREDIT 144 bit BCA MENU TRANSFER

KE REKENING BRI 144 bit BII MENU TRANSFER

KE REKENING BRI 144 bit

INPUT DATA

ITEM

PARAMETER

VALUE

UNIT

Carrier

Data Rate

0.6953125

Kbps

Framing

CDM700

Inner

Code Rate

1/2

Modulation

QPSK

(5)

Tabel 4. Simulasi Hasil perhitungan up link

budget.

Untuk Output Data uplink Budget memiliki

empat parameter yakni Carrier Uplink EIRP,

Uplink Path Loss, Satellite G/T dan C/N uplink.

Pada parameter Carrier Uplink EIRP memiliki

nilai pada posisi clear sky sebesar 35,91 dBW.

Kemudian pada parameter Uplink Path Loss

memiliki nilai sebesar 199,60 dB. Lalu pada

Satellite G/T memiliki nilai pada posisi clear sky

sebesar 1,06 Db/

o

K, dan yang terakhir yakni

parameter C/N Uplink memiliki nilai pada posisi

clear sky sebesar 36,94 dB.

Tabel 5. Simulasi Hasil perhitungan downlink

budget.

Untuk Output Data downlink Budget

memiliki

empat

parameter

yakni

carrier

downlink EIRP, Downlink Path Loss, Clear Sky

E/S G/T, Degradation in G/T dan C/N downlink.

Pada parameter carrier downlink EIRP memiliki

nilai pada posisi clear sky sebesar 5,57 dBW.

Kemudian pada parameter Downlink Path Loss

memiliki nilai sebesar 195,93 dB. Lalu pada

Clear Sky E/S G/T memiliki nilai pada posisi

clear sky sebesar 31,26 dB/

o

K. Kemudian pada

parameter Degradation in G/T sebesar 0,00 dB,

dan yang terakhir C/N downlink yakni sebesar

40,47 dB.

Tabel 6. Simulasi Hasil perhitungan XPDR

Utility budget.

Untuk output data Xpdr Utility memiliki

empat parameter yakni No of Equal Carrier(s),

% Utility S/C Power Required/Cxr, % Utility

S/C

Bandwidth

Required/Cxr

Operational

Limitation. Untuk parameter No of Equal

Carrier(s) memiliki jumlah carrier sebesar 1368

carrier dengan 684 link. Kemudian untuk

parameter % Utility S/C Power Required/Cxr

memiliki nilai 0,073067283595 %, lalu % Utility

S/C Bandwidth Required/Cxr memiliki nilai

sebesar 0,005562500000 %. Dan yang terakhir

parameter Operational Limitation dengan Power

Limited.

2.

Efisiensi Bandwidth

a. Jumlah Carrier Yang Dihasilkan

Pada output data bagian transponder utility,

menunjukkan jumlah carrier yang dihasilkan

oleh nilai input data rate yang merupakan hasil

perhitungan jumlah bit yang digunakan menu

yang paling banyak menggunakan bandwidth

yakni menu transfer pada input nomor rekening

BRI. Nilai yang dihasilkan dari hasil perhitungan

jumlah bit menu ATM yakni sebesar 144 bit,

kemudian dilakukan proses Forward Error

Correction (FEC) pada nilai 144 bit tersebut

dengan Innier Code Rate yang digunakan adalah

1/2 dan header sebesar 60 byte serta frame

pembuka dan frame penutup masing masing

sebesar 8 bit sehingga nilai yang dihasilkan dari

proses Forward Error Correction yakni sebesar

712 bit. Dengan jumlah data rate sekecil itu

dapat menghasilkan jumlah carrier sebanyak

1368 carrier dengan bandwidth transponder

sebesar 36,00 MHz.

Gambar 5. Framing Data Rate

OUTPUT DATA

ITEM

PARAME

TER

Up&Dn

Fd

UNIT

UPLIN

K

BUDG

ET

Carrier Up

EIRP

35,91

dBW

Uplink Path

Loss

199,60

dB

Satellite

G/T

1,06

dB/

o

K

C/N Uplink

36,94

dB

OUTPUT DATA

ITEM

PARAMETE

R

Up&Dn

Fd

UNI

T

DOWNLI

NK

BUDGET

Carrier Dn

EIRP

5,57

dB

W

Downlink Path

Loss

195,93

dB

Clear Sky E/S

G/T

31,26

dB/

o

K

Degradation in

G/T

0,00

dB

C/N Downlink

40,47

dB

OUTPUT DATA

ITEM

PARAM

ETER

VALUE

UNI

T

XPD

R

UTIL

ITY

No of

Equal

Carrier(s)

1368

Carrie

r

684

Link

(6)

Tabel 7. Output Data XPDR Utility Number

Of Carrier

b. Perhitungan

Bandwidth

Minimal

(BM)

BM =

2

BM =

36,00

684

2

BM = 105,263 KHz / Carrier

Hasil ini tidak sebanding dengan besar

bandwidth yang disewa oleh Bank Mandiri,

BCA, BNI dan BII untuk komunikasi data

sebuah ATM. Hal ini merupakan pemborosan

bandwidth dan sangat tidak efisien dalam segi

biaya yang dilakukan oleh Bank Mandiri, BCA,

BNI dan BII. Seharusnya bandwidth yang disewa

bisa lebih kecil dari besar bandwidth yang

sekarang dengan kebutuhan komunikasi yang

paling besar hanya sekitar 712 bit dengan carrier

yang dihasilkan sebanyak 1368 carrier sehingga

lebih banyak mengampu jumlah ATM dalam 1

transpoder dengan kapasitas 36,00 MHz.

Bandwidth yang disewa oleh ATM BNI yang

hanya sebesar 64 Kbps bisa memproses

komunikasi

data

yang

paling

banyak

menggunakan bandwidth yakni pada menu

transfer yakni dengan data rate sebesar 712 bit.

Dibanding dengan bandwidth yang disewa oleh

Bank Mandiri, BII dan BCA yakni 2 kali lipat

dari bandwidth yang disewa ATM Bank BNI

yakni sebesar 128 Kbps. Tentunya dalam hal ini

Bank BNI lebih efisien dalam segi biaya

dibanding Bank Mandiri, BII dan BCA karena

komunikasi

data

yang

paling

banyak

menggunakan bandwidth yakni sama dengan

Bank BNI yakni pada menu transfer dengan data

rate yang sama juga yaitu sebesar 712 bit dengan

jumlah carrier yang sama dengan jumlah carrier

yang dihasilkan oleh ATM Mandiri, BCA dan

BII yakni sebesar 1368 carrier.

Terlepas dari perbandingan efisiensi dari segi

biaya pada kelima ATM yang diamati, tentunya

seluruh ATM yang diamati yakni ATM Bank

Mandiri, BCA, BII, BRI dan BNI sama-sama

telah melakukan pemborosan dan tidak efisien

dalam hal biaya karena jumlah data rate yang

dihasilkan untuk memproses menu yang paling

banyak adalah hanya sebesar 712 bps. Dan ini

tentunya sangat berbanding terbalik dengan

besarnya jumlah bandwidth yang disewa oleh

kelima

ATM

tersebut.

Seharusnya

jika

memungkinkan bandwidth yang disewa besarnya

bisa jauh dibawah dari besar bandwidth yang

disewa sekarang yakni hanya sekitar 712 bps,

karena dengan bandwidth sekecil itu tentunya

sudah bisa menangani kebutuhan sebuah menu

yang paling banyak menghasilkan data rate

dalam hal ini menu transfer yang hanya

menghasilkan data rate sebesar 712 bit.

KESIMPULAN

1. Dengan bandwidth sebesar 712 bps bisa

menangani kebutuhan sebuah menu yang

paling banyak menghasilkan data rate dalam

hal ini menu transfer pada saat melakukan

transfer ke rekening BRI karena hanya

menghasilkan data rate sebesar 712 bit.

2. Dengan jumlah bandwidth sebesar 128 Kbps

yang disewa oleh Bank Mandiri, BII, BCA,

serta bandwidth sebesar 64 Kbps yang

disewa oleh Bank BNI dan BRI untuk

komunikasi data sebuah ATM, jauh lebih

besar

dari

kebutuhan

minimal

yang

dipersyaratkan sebanyak 712 bps.

DAFTAR PUSTAKA

1. Timothy Pratt & Charles W. Bostian.

Satellite Communication. Canada : John

Wiley & Sons. 1986.

2. Imam MPB & Wahyu Pamungkas. Sistem

Komunikasi Satelit (Teori dan Praktik).

Purwokerto : Penerbit Andi. 2014.

3. Tri T, Ha. Theory and Design of Digital

Communication System. Cambridge. 2011.

4. Chrisman

H.

Manurung.

Jurnal

Perbandingan Tipe MAC Pada Jaringan

VSAT

Dengan

NS-2.

Universitas

Diponegoro. 2007.

OUTPUT DATA

ITE

M

PARAME

TER

VALUE

UNIT

XPD

R

UTI

LIT

Y

No of Equal

Carrier(s)

1368

Carrie

r

684

Link

% Utility

S/C Power

Required/C

xr

0,07306728359

5

% Utility

Xpdr

Bandwidth

Required/C

xr

0,00556250000

0

Operational

Limitation

POWER

LIMITED

Gambar

Tabel 1. Kapasitas Bandwidth Yang Digunakan        Pada  tabel  1  dapat  dilihat  bahwa  seluruh  ATM menggunakan bandwidth yang sangat kecil  untuk  memproses  setiap  perintah  pada  ATM
Tabel 2. Hasil perhitungan jumlah bit menu         Pada  tabel  2  dapat  disimpulkan  bahwa  dari  keseluruhan  ATM  yang  diamati  yakni  ATM  Mandiri,  BNI,  BRI,  BCA  dan  BII,  menu  yang  paling  banyak  menggunakan  bandwidth  adalah  menu  transfe
Gambar 5. Framing Data Rate OUTPUT DATA ITEM PARAMETER Up&Dn Fd UNIT UPLINK BUDGET Carrier Up EIRP 35,91 dBW Uplink Path Loss 199,60 dB Satellite G/T 1,06 dB/oK C/N Uplink 36,94 dB OUTPUT DATA ITEM PARAMETER Up&Dn Fd UNIT DOWNLINK BUDGET Carrier Dn
Tabel 7. Output Data XPDR Utility Number

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu mohon kepada Mahkamah untuk membatalkan penetapan hasil perolehan suara PSU yang ditetapkan Termohon Nomor 37/Kpts/KPU- Kab-030.434166/TAHUN 2017 tentang

Saat ini Mitsubisih masih memiliki saham 100% di anak usaha MEDC, Tomori E&P Limited yang memiliki hak partisipasi 20% di lapangan Senoro – Toili di Banggai

Didasari dari potensi pengembangan yang ada saat ini terdapat keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif dan kelayakan usaha serta didukung oleh faktor internal dan

Pada tahap ini dilakukan studi pustaka atau studi literatur, survei lapangan (recognize), dan mengurusi surat ijin penelitian pada pihak terkait. Tahap penelitian lapangan

Frekuensi hujan salah satu data yang harus kita miliki ketika kita menganilisa satu daerah hujan yang cukup besar dalam meminimalisirn ya kembali, kita bisa

Menurut Supriyadi ada beberapa bentuk disintergitas akademik, antara lain: tidak hadir pada kegiatan pembelajaran dengan ataupun tanpa alasan yang dapat dibuktikan;

Kecenderungan mahasiswa Program Studi Penidikan Seni Rupa Fakultas Seni Dan Desain Universitas Negeri Makassar Angkatan 2011 Memilih Seni Kriya Logam Dalam Berkarya Studi

Sistem ini menggunakan perangkat Arduino Mega 2560 untuk menyimpan, menata, mengeluarkan dan menghitung stok lampu, sedangkan perangkat WeMos D1 R1 digunakan untuk