• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

33

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara atau langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Purwanto, (2012:176) menyatakan bahwa “Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah”. Sedangkan Sugiyono, (2010:2) berpendapat bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan secara ilmiah dalam memperoleh data untuk memecahkan masalah. Adapun penjelasan metodologi yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian merupakan lokasi dimana dilaksanakannya penelitian, sehingga akan diperoleh data yang dibutuhkan dari masalah yang diteliti. Penelitian ini mengambil lokasi di SLB-B YRTRW Surakarta yang beralamat di Jalan Gumunggung RT 001/012, Gilingan, Banjarsari, Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama enam bulan yaitu pada semester genap/II tahun ajaran 2015/2016 yang dimulai sejak bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Mei 2016. Di bawah ini adalah gambaran waktu yang akan penulis tempuh selama proses penyusunan skripsi:

a. Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, dan perijinan dilakukan pada bulan Desember 2015 - Februari 2016

b. Tahap penelitian, meliputi uji validitas, pengambilan data, dan analisa data akan dilakukan pada bulan Maret - April 2016

(2)

B. Desain Penelitian

Desain atau rancangan dalam sebuah penelitian merupakan hal yang penting untuk menentukan bentuk penelitian. Rancangan atau desain digunakan untuk menentukan rancangan dalam penelitian. Menurut Alsa, (2004:18), “Design atau rancangan penelitian dipakai untuk menunjuk rencana peneliti tentang bagaimana akan melaksanakan penelitian”. Pendapat lain diungkapkan oleh (Sarwono, 2006:79), bahwa “desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa desain atau rancangan adalah rencana dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan dan menentukan bentuk penelitiannya.

McMillan dan Schumacher (Sukmadinata,2015:53) “memulai dengan membedakan rancangan eksperimen menjadi pendekatan kuantitatif dan kualitatif, dengan membedakan pendekatan kuantitatif menjadi metode eksperimental dan noneksperimental, sedangkan pendekatan kualitatif dibedakan menjadi metode kualitatif interaktif dan non interaktif”.

Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, menurut Juliansyah Noor, (2014:38) “Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variable”. Di dalam pendekatan kuantitatif, Sukmadinata (2012) membagi lebih rinci pendekatan penelitian kuantitatif menjadi Eksperimental dan Noneksperimental dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Eksperimental, merupakan penelitian yang paling murni kuantitatif. Dikatakan demikian karena semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat diterapkan pada metode ini.

2. Non eksperimental

a. Penelitian Deskriptif, Adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenmena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan kondisi

(3)

apa adanya.

b. Penelitian Survei, Digunakan untuk mengumpulkan informasi bentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu.

c. Penelitian Ekspos Fakto, Digunakan untuk meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian ini dilakukan terhadap rogram, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi.

d. Penelitian Komparatif, Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Di dalam penelitian ini tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti.

e. Penelitian Korelasional, Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan ini dinyatakan dengan besarnya koefesien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik.

f. Penelitian Tindakan, merupakan penelitian yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan. (Hal. 53-57)

Dari berbagai jenis penelitian kuantitatif tersebut diatas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian eksperimen.

Juliansyah Noor, (2014:42) mendefinisikan “penelitian eksperimen sebagai sistem untuk membangun hubungan fenomena sebab-akibat”. Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, memanipulasi, dan observasi. Dan juga mengemukakan karakteristik penelitian eksperimen yaitu: “Memanipulai atau mengubah secara sistematis keadaan tertentu, mengontrol variable, yaitu mengendalikan kondisi penelitian ketika berlangsungnya manipulasi, dan melakukan observasi, yaitu mengukur dan mengamati hasil manipulasi”.

Sehubungan dengan itu, Juliansyah Noor, (2014:43) juga menjelaskan bahwa proses penyusunan penelitian eksperimen pada prinsipya sama dengan jenis peneltian lainnya. Secara eksplisit dapat dilihat sebagai berikut:

(4)

1. Melakukan kajian secraa induktif yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.

2. Mengidentifikasikan permasalahan

3. Melakukan studi literature yang relevan, mempormulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan variable.

4. Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi variable yang tidak diperlukan, menentukan cara untuk mengontrol variable, memilih desain ekspermen yang tepat, menentukan populasi dan memilih sampel penelitian, membagi subjek kedalam kelompok control dan eksperimen, membuat instrument yang sesuai, mengidentifikasi prosedur pengumpulan data, dan menentukan hipotesis

5. Melakukan kegiatan eksperimen (member perlkuan pada kelompok eksperimen)

6. Mengumpulkan data hasil eksperimen.

7. Mengelompokkan dan mendeskripsikan data setiap variable. 8. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai. 9. Membuat laporan penelitian eksperimen

Juliansyah Noor, (2014:114) menambahkan bahwa di dalam jenis penelitian eksperimen terbagi di dalam tiga kelompok besar, yaitu praeksperimen (pre-Experiement), eksperimen (True Experimental Design), dan eksperimen semu (Quasi Experimental). Sedangkan dalam Sugiyono, (2010:108-114) menerangkan bahwa “Terdapat beberapa bentuk desain exsperimen yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu: Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design”. Dan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pre-Experimental Designs (nondesigns)

Dikatakan Pre-Experimental Designs, Karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Ada beberapa bentuk desain Pre-Experimental Designs, yaitu:

a. One-Shot Case Study

b. One-Group Pretest-Posttest Design c. Intact-Group Comparison

2. True Experimental Design

Dikatakan True experimental design, Karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.

(5)

a. Posttest-Only Control Design

b. Pretest-Posttest Control Group Design 3. Factorial Design

Merupakan modifikasi dari design true experimental 4. Quasi Experimental Design

a. Time Series Design

b. Nonequivalent Control Group Design. (108-114)

Berhubungan dengan judul penelitian ini yaitu ingin mengetahui efektifitas metode Picture Exchange Communication System (PECS) dalam pembelajaran menyusun kalimat berbasis EYD di SLB-B YRTRW Surakarta, maka desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Pre Experimental Design karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Hal tersebut disebabkan karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.

Sedangkan bentuk desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu One Group Pretest-Posttest Design, dimana sekelompok subyek diberikan perlakuan untuk jangka waktu tertentu. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, dan perbedaan antara hasil pengukuran awal (T1) dengan hasil pengukuran akhir (T2) adalah merupakan pengaruh perlakuan yang diberikan. Menurut Juliansyah Noor, (2014:115) Desain penelitian ini digambarkan seperti bagan berikut :

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Keterangan :

X = Treatment (perlakuan), melakukan pembelajaran metode Picture Exchange Communication System (PECS)

(6)

T2 = Tes akhir (posttest) setelah diberikan perlakuan

langkah-langkah prosedur penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Memberikan tes pertama/T1, yaitu pretest sebelum subyek diberikan perlakuan 2. Memberi perlakuan kepada subyek dengan menerapkan metode Picture

Exchange Communication System (PECS)

3. Memberikan tes kedua/T2, yaitu posttest setelah subyek diberi pengajaran dengan menerapkan metode Picture Exchange Communication System (PECS). 4. Membandingkan T1 dan T2 untuk mengetahui perbedaan yang timbul sebagai

akibat diberikannya metode Picture Exchange Communication System (PECS) melalui tes sebelum diberikan pembelajaran PECS dan sesudah diberikannya pembelajaran menggunakan metode PECS.

5. Menerapkan analisis statistik yang cocok untuk menentukan apakah perbedaan itu signifikan atau tidak

Adapun variable dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Menurut Sugiyono, (2013:38), “variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Ahli lain berpendapat bahwa “variabel adalah simbol atau konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai yang berbeda atau bervariasi” (Sarwono, 2006:53).

Dapat disimpulkan bahwa variabel merupakan segala sesuatu baik simbol atau konsep yang berbeda dan bervariasi untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Menurut Iskandar, (2008:48), “variabel bebas (independent variables) adalah variabel penyebab atau variabel operasional yang mempengaruhi variabel lain. Sedangkan variabel terikat (dependent variables) adalah variabel akibat atau yang ditimbulkan variabel bebas”. Ahli lain berpendapat bahwa: “variabel bebas adalah variabel yang nilainya mempengaruhi variabel terikat. Dan sebaliknya variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas” (Purwanto, 2012:88).

(7)

Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas adalah variabel penyebab dan variabel terikat adalah akibat dari variabel bebas.

Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, diantaranya:

1. Variabel bebas : Metode picture exchange communication system (pecs). 2. Variabel terikat : Kemampuan menyusun kalimat berbasis EYD pada anak

tunarungu kelas VIb SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2015/2016”.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Dalam sebuah penelitian tentu terdapat subjek atau populasi yang hendak di teliti. Menurut Arikunto, (2010:130), “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Ahli lain berpendapat bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian” (Nawawi dalam Iskandar, 2008:68). Lain halnya dengan pendapat di atas Sugiyono, (2013:80), berpendapat bahwa: “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa populasi adalah subjek atau obyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang akan di teliti yang bisa mewakili dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil populasi seluruh siswa kelas VIb SLB B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016.

2. Sampel

Menurut Sugiyono, (2013:81), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Ahli lain berpendapat bahwa: “sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara

(8)

representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati” (Iskandar, 2008: 69).

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi atau sebagian karakteristik dari populasi dan mewakili populasi yang diamati.

Dalam penelitian ini tidak menggunakan teknik sampling karena keseluruhan populasi siswa digunakan sebagai subjek dalam penelitian. Menurut Musfiqon, (2012:97) mengemukakan bahwa “Subjek penelitian adalah seorang yang terlibat dalam penelitian dan keberadaannya menjadi sumber data penelitian “. Maka dari itu subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIb SLB B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016 yang berjumlah 8 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode atau teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang teratur untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang diteliti Arikunto, (2010: 265). Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes. Penggunaan tes dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan menyusun kalimat berbasis EYD anak tunarungu sebelum dan sesudah menggunakan metode picture exchange communication system (PECS). 1. Pengertian tes

Menurut Arikunto (2013: 52), “Tes merupakan alat ukur atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”.

2. Ciri-ciri tes yang baik

Ciri-ciri tes yang baik menurut Arikunto (2011: 57) adalah a. Validitas

b. Reliabilitas c. Objektivitas d. Praktikabilitas e. Ekonomis

(9)

3. Bentuk-bentuk tes

a. Menurut Arikunto, (2011: 193-194) jika ditinjau dari sasaran atau objek yang akan dievaluasi macam tes dibedakan menjadi:

1) Tes kepribadian (personality test) yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang.

2) Tes bakat (aptitude test) yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.

3) Tes intelegensi (intelligence test) yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.

4) Tes sikap (attitude test) yang sering juga disebut dengan skala sikap yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.

5) Teknik proyeksi (projective technique)

6) Tes minat (measures of interst) adalah alat yang digunakan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.

7) Tes prestasi (achievement test) yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Berbeda dengan tes yang lain, tes prestasi diberikan sesudah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan yang diteskan. Tes yang biasanya digunakan di sekolah-sekolah ialah tes prestasi hasil belajar. Tes prestasi belajar dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Tes Buatan Guru (teacher made test)

Merupakan tes yang disusun oleh guru mata pelajaran sendiri dengan prosedur tertentu tetapi belum mengalami uji coba berulang kali, sehingga belum diketahui ciri-ciri dan kebaikannya (Arikunto, 2010:267).

b) Tes Terstandar (standardized test)

(10)

mengalami proses standardisasi, yakni proses validasi dan reliability sehingga tes tersebut benar-benar valid dan andal untuk suatu tujuan dan bagi suatu kelompok tertentu.

Karena tes prestasi yang akan dipergunakan dalam penelitian adalah tes buatan guru sendiri (teacher made test), maka uraian selanjutnya akan lebih ditekankan pada tes buatan guru (teacher made test). Tes prestasi yang biasa dilakukan oleh guru dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni tes lisan dan tes tertulis. Pada tes tertulis bentuknya dapat dibagi atas tes essay (essay examination) dan tes objektif (short-answer test).

Menurut Purwanto (2012:35) “tes essay adalah tes yang berbentuk pertanyaan tulisan, yang jawabannya merupakan karangan (essay) atau kalimat panjang. Sedangkan tes objektif adalah tes yang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tes dapat dinilai secara objektif, dinilai oleh siapapun akan menghasilkan skor yang sama”.

Tes essay memiliki berbagai macam bentuk soal, yaitu: a. Completion type test, yang terdiri atas:

1) Completion test (tes melengkapi)

2) Fill-in (mengisi titik-titik yang dikosongkan dalam sebuah kalimat) b. Selection type test, yang terdiri atas:

1) True-false (benar-salah) 2) Multiple choice (pilihan ganda) 3) Matching (menjodohkan)

Dalam penelitian ini, jenis tes menggunakan tes essay dalam bentuk uraian dengan bentuk soal completion test.

4. Langkah-langkah Mengerjakan Tes

Tes akan diberikan selama dua kali yaitu sebelum diterapkannya metode PECS dan setelah diterapkannya PECS dalam pembelajaran menyusun kalimat . Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan tes essai, dimana nanti soal akan membutuhkan suatu jawaban berupa pendapat tentang materi yang telah disampaikan sebelumnya. Peneliti memilih tes essai dengan alasan karena tes essai memiliki kelebihan yakni tes esai dapat digunakan untuk menilai

(11)

hal-hal yang berkaitan dengan beberapa butir, seperti yang disampaikan oleh Sukardi, (2012:101) berikut :

a. Mengukur proses mental para siswa dalam mengungkapkan ide ke dalam jawaban item secara tepat.

b. Mengukur kemampuan siswa dalam menjawab melalui kata dan bahasa mereka sendiri

c. Mendorong siswa untuk mempelajari, menyusun, merangkai, dan menyatakan pemikiran siswa secara aktif.

d. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat mereka sendiri.

e. Mengetahui sebebrapa jauh siswa telah memahami dan mendalami suatu permasalahan atas dasar pengetahuan yang diajarkan di dalam kelas.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bahwa materi pelajaran bahasa Indonesia untuk anak tunarungu kelas VI semester II adalah menyusun naskah pidato/sambutan (perpisahan, ulang tahun, perayaan sekolah, dll), dengan bahasa yang baik dan benar, serta memperhatikan penggunaan ejaan. Pada penelitian ini peneliti mengambil materi menyusun kalimat berbasis EYD dengan tema perayaan sekolah.

5. Kisi-kisi Instrument Tes

Dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman bacaan pada anak tunalaras dengan media komik, peneliti menggunakan jenis soal esaai, soal. Jenis soal tersebut merupakan soal yang jawabannya menuntut peserta tes untuk mengeluarkan kemampuannya memahami penyusunan kalimat berbasis EYD sebanyak 15 soal dua pertemuan dimana soal tersebut berkaitan dengan tema yang disediakan yaitu 15 soal untuk pretest, dan 15 soal untuk Posttest.

(12)

Tabel. 3.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Menyusun Kalimat Standar

kompetensi:

Kompetensi Dasar:

Indikator Materi Bentu k Soal Nomo r Soal 8. Menulis, Mengungkap kan pikiran dan informasi secara tertulis dalam bentuk naskah pidato dan surat resmi 8.1 Menyusun naskah pidato/samb utan (perpisahan, ulang tahun, perayaan sekolah, dll), dengan bahasa yang baik dan benar, serta memperhati kan penggunaan ejaan Menyusun kalimat berbasis EYD dengan susunan SP Menyus un kalimat berbasis EYD Uraian 1,3,11 Menyusun kalimat berbasis EYD dengan susunan SPO 2,4,7, Menyusun kalimat berbasis EYD dengan susunan SPK 6,12,1 3 Menyusun kalimat berbasis EYD dengan susunan SPOK 5,8,9, 10,14, 15 6. Pedoman Penskoran

Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas dari penggunaan metode Picture Exchange Communication System (PECS) dalam meningkatkan kemampuan menyusun kalimat berbasis EYD anak tunarungu, maka peneliti menggunakan tipe soal tes essai yaitu merupakan soal yang jawabannya menuntut peserta tes untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan gagasan atau pokok pikiran tersebut dalam bentuk tulisan, jumlah soal yang digunakan berjumlah 15 soal dengan rincian 15 soal untuk pretest, dan 15 soal untuk Posttest.. Sedangkan untuk penilaiannya, adalah sebagai berikut :

Keterangan

NA = Nilai Akhir

(13)

E. Teknik Uji Validasi Instrumen

Dalam sebuah penelitian dibutuhkan skala pengukuran yang baik, valid , harus memiliki validitas sebelum digunakan dalam penelitian. Validitas instrument digunakan untuk mendapatkan data yang valid sebelum digunakan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi menurut Sarwono, (2006:100), “menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti. Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja di hitung semua dimensinya, karena domain tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional”. Ahli lain Sugiyono, (2013:129), “Untuk instrumen berbentuk tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan”.

Dapat disimpulkan bahwa validitas isi adalah item-item skala yang di teliti dengan membandingkan isi dengan materi pelajaran yang diajarkan.Validitas ini dengan cara mengkonsultasikan instrumen kepada beberapa ahli sebagai validator untuk mengukur apakah instrumen yang di buat sudah valid apa belum dari segi kebahasaan, konten dan konstruk.

Berikut nama validator untuk menguji validitas instrument penelitian: Tabel 3.2. Validator Instrumen Tes

No Nama Validator Jabatan

1 Dr. Rukayah, M.Hum Dosen PGSD FKIP UNS 2 Erma Kumalasari, S. Psi,.M. Psi Dosen PLB FKIP UNS 3 Mohammad Anwar, M. Pd Dosen PLB FKIP UNS

Instrumen yang digunakan berupa soal-soal yang berjumlah 15 butir. Instrumen yang di buat dinyatakan valid apabila telah mendapat persetujuan dari para ahli (validator) tersebut.

(14)

F.Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan tentang efektivitas metode Picture Exchange Communication System (PECS) terhadap peningkatan kemampuan menyusun kalimat anak tunarungu kelas VIb SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2015-2016” adalah dengan menggunakan analisis kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik non parametrik yaitu analisis tes ranking bertanda (Wilcoxon Sign Rank Test) yang diolah dengan aplikasi SPSS 23.0.

Alasan peneliti menggunakan analisis ini antara lain : 1. Data yang diperoleh berwujud angka

2. Dengan analisis statistik hasil pengolahan data akan bersifat obyektif.

3. Dengan metode statistik dapat memberi keputusan secara pasti tentang " efektivitas metode Picture Exchange Communication System (PECS) terhadap peningkatan kemampuan menyusun kalimat anak tunarungu kelas VIb SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2015-2016”.

Sebagai tehnik analisis data hasil penelitian ini digunakan tehnik analisis secara kuantitatif. Tehnik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini digunakan analisis non parametrik uji tes rangking bertanda Wilcoxon yang bersimbol T.

Alasan penulis menggunakan tehnik analisis ini adalah:

1. Tehnik ini cocok untuk menguji hipotesis tentang perbedaan dari dua variabel yang datanya berhubungan dan tidak bebas. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas metode Picture Exchange Communication System (PECS) terhadap peningkatan kemampuan menyusun kalimat anak tunarungu kelas VIb SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2015-2016” 2. Adanya kesesuaian dengan jenis penelitian yaitu menggunakan pre-test dan

post-test. Di mana pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Merumuskan hipotesis

(15)

b. Communication System (PECS) terhadap peningkatan kemampuan menyusun kalimat anak tunarungu kelas VIb SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2015-2016)

c. Ha : TX> Ty (ada pengaruh penerapan metode Picture Exchange

Communication System (PECS) terhadap peningkatan kemampuan menyusun kalimat anak tunarungu kelas VIb SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2015-2016)

2. Memilih taraf signifikan (£)

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 % 3. Penentuan Statistik Uji

a. Mencari selisih dari dua variabel yaitu X1 dan X2

b. Merangking selisih nilai X1 dan X2 (dalam rangking tidak memperhatikan tanda minus atau plus dari nilai rangking tersebut

c. Memilahkan nilai rangking yang lebih kecil frekuensinya sebagian tanda H 4. Keputusan Uji

a. Jika To > Tt maka Ho ditolak dan Ha diterima, oleh karena itu hipotesis

yang menyatakan ada pengaruh penerapan metode Picture Exchange Communication System (PECS) terhadap peningkatan kemampuan menyusun kalimat anak tunarungu kelas VIb SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2015-2016 dapat diterima kebenarannya

b. Jika To < Tt maka Ho diterima dan Ha ditolak, oleh karena itu hipotesis

yang menyatakan ada pengaruh penerapan metode Picture Exchange Communication System (PECS) terhadap peningkatan kemampuan menyusun kalimat anak tunarungu kelas VIb SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2015-2016 tidak dapat diterima kebenarannya.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yaitu langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian yang terdiri dari tiga tahap, diantaranya sebagai berikut:

1. Persiapan

(16)

meliputi:

a. Persiapan administrasi b. Persiapan instrumen c. Uji validitas instrumen 2. Pelaksanaan

a. Pretest

Pre tes dalam penelitian ini diadakan observasi sebelum pemberian perlakuan menggunakan Picture Exchange Communication System (PECS) dilakukan sebanyak dua kali atau sampai kecenderungan arah dan level data menjadi stabil.

b. Perlakuan

Pelaksanaan Perlakuan ini dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan yang sebelumnya telah bekerja sama dengan guru kelas agar pelaksanaan ini berhasil.

c. Posttest

Kegiatan Post tes merupakan kegiatan pengulangan yang dimaksudkan sebagai evaluasi untuk melihat pengaruh pemberian perlakuan Picture Exchange Communication System (PECS). Pelaksanaan post tes terdiri dari 1 sesi hal ini didasarkan untuk mendapatkan data yang stabil.

3. Pelaporan

a. Melakukan pemersiksaan ulang terhadap semua data yang diperoleh b. Mengolah data penelitian dan mengujinya

(17)

Prosedur penelitian tersebut disajikan dalam gambar berikut ini:

Gambar

Tabel 3.2. Validator Instrumen Tes
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar melalui penerapan

Potensi : Rute yang terintegrasi dengan sistem pariwisata Jawa Tengah dan Semarang, jalur dilalui moda transportasi antar. kota di Jawa Tengah, akses ke jalan tol

– Android runtime juga menyediakan library inti untuk developer Android menulis program. menggunakan standar Bahasa pemograman

Sesuai dengan Pedoman Kualifikasi Pengadaan Barang dan Jasa berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Penelittian ini hanya dilakukan pada produk ginger fresh yang merupakan produk food and beverage, sehingga hasil dari penelitian ini tidak dapat secara langsung

Pada dasarnya terdapat perbedaan fungsi dan tugas Humas pada instansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial) perusahaan profit dan non profit adalah tidak adanya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga, promosi dan citra merek terhadap keputusan pembelian pada sepeda motor Honda Beat. Populasi yang

Polemik yang terjadi pada penetapan uang kuliah tunggal memberikan dampak yang sangat signifikan diantaranya adalah masalah klasifikasi dari sistem uang kuliah tunggal