• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI ULANG. Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI ULANG. Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam) SKRIPSI"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Strata Satu (S-1) Pada Program Studi Ekonomi Islam

Oleh: AZMI ULYA 3216.273 Pembimbing: WIDYA SYAFITRI, M.Pd NIP: 198007262015032002

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

(3)
(4)

Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, yang disusun oleh Azmi Ulya, NIM

3216273, jurusan S1 Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi atas bimbingan Ibu Widya Syafitri, M.Pd. Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh kondisi Toko Goedank Houseware yang terkendala akan tingkat pelanggan yang menurun. Sehingga penelitian ini sangat penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen pada Toko Goedank Houseware.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik kuesioner yang diambil secara purpose sampling. Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan variaebel dalam penelitian ini yaitu word of mouth (X1), tingkat pendapatan (X2), kepuasan pelanggan (X3), dan variabel Y yaitu minat beli ulang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara persial dan simultan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara word of mouth, tingkat pendapatan, dan kepuasan pelanggan terhadap minat beli ulang.

Kata kunci : Word of mouth, tingkat pendapatan, kepuasan pelanggan dan minat beli ulang.

(5)

Subdistrict, Agam District, compiled by Azmi Ulya, NIM 3216273, majoring in Islamic economics Faculty of Economics and Business, Islamic Institute of Religion State (IAIN) Bukittinggi in the guidance of Mrs. Widya Syafitri, M.Pd.

The writing of this thesis is backed by the condition of Goedank Houseware that has been constrained by the customer's declining level. So the research is very important to know the factors that influence the interest of buying consumers in the store Goedank Houseware.

This type of research is quantitative research with a questionnaire technique taken in purpose sampling. The respondent who became the sample in this study was 100 people. The data source used is primary data and secondary data. The analytical tools used are multiple linear regression with Variaebel in the study of Word of Mouth (X1), income level (X2), customer satisfaction (X3), and Y variable that is interest re-purchase.

The results of this study show that an inopportune and simultaneous impact is a positive and significant influence between word of mouth, income level, and customer satisfaction in the re-purchase interest.

Keywords: Word of mouth, income level, customer satisfaction and repurchase

(6)

KATA PENGANTAR

الله الرحمن الرحيم مسب

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi di Institut Agama Islam (IAIN) Bukittinggi. Shalawat berangkaikan salam kita hadiahkan ke arwah junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita ke alam yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Skripsi ini merupakan syarat dalam menyelesaikan studi pada Jurusan S1 Ekonomi Islam untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Islam. Judul skripsi ini adalah “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang” studi

kasus: Toko Goedank Houseware Koto Tuo Balai Gurah, Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tentu menemui hambatan dan tantangan, namun berkat keyakinan, ketekunan, dan ketabahan juga berkat dukungan dan dorongan dari keluarga dan berbagai pihak, serta saran dan bantuan dari dosen pembimbing sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Maka dari itu, izinkan penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu dan ayah orang tua tercinta, terima kasih tak terhingga atas segala kasih sayang, dukungan moril, dan doa restu uang tiada henti-hentinya bagi penulis. Karena berkat dukungan dan doa restu beliau, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini dengan sebaik mungkin.

(7)

2. Ibu Dr. Ridha Ahida, M. Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

3. Bapak Dr. Iiz Izmuddin, Ma selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi.

4. Ibu Rini Elvira, SE, M. Si selaku Ketua Jurusan S1 Ekonomi Islam IAIN Bukittinggi.

5. Bapak Jon Kenedi, SE, MM selaku Dosen Penasehat Akademik (PA). 6. Ibu Widya Syafitri, M.Pd selaku Dosen Pembimbing dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini, yang telah meluangkan waktu serta pikiran untuk memberikan arahan. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT dan kebaikan beliau dilipat gandakan oleh Allah SWT.

7. Kepada seluruh Dosen dan Staff IAIN Bukittinggi, yang telah mendidik, membimbing, dan memberi ilmu kepada penulis.

8. Kepada pimpinan dan seluruh karyawan Toko Goedank Houseware yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melakukan penelitian.

9. Kepada kedua kakak penulis abang M. Iqbal Yazid dan abang Akmal Irsyad, adik penulis tercinta Hasnul Hamidi dan Miftahul Khairani, terima kasih atas dukungan berserta doa yang diberikan kepada penulis.

10. Kepada sahabat-sahabat penulis yang selalu bersama-sama dengan penulis Annisa Furqani, Eva Dila dan Tika Sriwahyuni yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

(8)

11. Untuk sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini dan teman seperjuangan Mahasiswa/i IAIN Bukittinggi Jurusan S1 Ekonomi Islam

12. Kepada responden yang telah meluangkan waktunya untuk penulis, terima kasih atas kerjasamanya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa di dalamnya masih terdapat kesalahan baik dari segi penulisan dan penyampaiannya. Maka dari itu, penulis mengharagi segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca agar skripsi ini lebih sempurna. Atas kritik dan saran penulis ucapkan terima kasih.

Bukitinggi, Juli 2020 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 8

C. Batasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 10

F. Penjelasan Judul... 11

G. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori ... 14

1. Perilaku Konsumen ... 14

2. Minat Beli Ulang ... 19

3. Perilaku Konsumen dalam Islam ... 30

B. Kajian Terdahulu ... 33

C. Kerangka Pemikiran ... 35

D. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

C. Jenis dan Sumber Data... 37

D. Populasi dan Sampel ... 38

E. Definisi Operasional Variabel ... 42

(10)

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 46

H. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Toko Goedank Houseware ... 53

1. Sejarah Singkat Toko Goedank Houseware ... 53

2. Tujuan Toko Goedank Houseware ... 53

3. Aktivitas Toko Goedank Houseware ... 54

4. Struktur Organisasi Toko Goedank Houseware ... 55

B. Analisis Deskripsi ... 60

1. Analisis Deskripsi Karakteristik Responden ... 60

2. Analisis Deskripsi Variabel... 63

C. Pengujian Instrumen Penelitian... 66

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 66

2. Uji Asumsi Klasik ... 68

D. Analisis Data ... 73

1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 73

2. Uji Hipotesis ... 76 3. Pembahasan ... 80 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 84 B. Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Definisi Operasional Variabel ... 43

Tabel IV.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

Tabel IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 61

Tabel IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 61

Tabel IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 62

Tabel IV.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 62

Tabel IV.6 Tabel Skala Data Word Of Mouth ... 64

Tabel IV.7 Dekripsi Variabel Word Of Mouth ... 64

Tabel IV.8 Dekripsi Variabel Tingkat Pendapatan ... 64

Tabel IV.9 Dekripsi Variabel Kepuasan Pelanggan ... 65

Tabel IV.10 Dekripsi Variabel Minat Beli Ulang... 65

Tabel IV.11 Hasil Pengujian Validitas ... 67

Tabel IV.12 Hasil Uji Reliabilitas ... 68

Tabel IV.13 Hasil Uji Normalitas ... 70

Tabel IV.14 Hasil Uji Multikolinearitas ... 71

Tabel IV.15 Rangkuman Hasil Olah Data Regresi Linier Berganda ... 74

Tabel IV.16 Hasil Uji T ... 77

(12)

Tabel IV.18 Koefisien Determinasi (R2) ... 80 Tabel IV.19 Hasil Pengujian Hipotesis... 80

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka pemikiran ... 35 Gambar IV.1 Struktur Organisasi Toko Goedank Houseware ... 56

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Lampiran 2 Koesioner Penelitian Lampiran 3 Tabulasi Data Variabel Lampiran 4 Uji Validitas

Lampiran 5 Uji Reliabilitas Lampiran 6 Uji Normalitas Lampiran 7 Uji Multikolinearitas Lampiran 8 Uji Heteroskedastisitas Lampiran 9 Uji Regresi Linier Berganda

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Di zaman yang berkembang seperti saat ini, kompetisi yang tajam di semua sektor bisnis tidak dapat dihindari. Dalam lingkungan bisnis dengan tingkat persaingan yang semakin kompetitif, setiap perusahaan dituntut untuk mempertahankan pelanggan. Dalam hal ini, perusahaan dituntut untuk selalu kreatif dan berinovasi untuk dapat bertahan. Sehingga dalam mengembangkan sebuah produk, produsen harus menentukan mutu yang dapat menempatkan posisi produk tersebut dipasar. Mutu yang tawarkan diharapkan lebih unggul atau memiliki value yang lebih dari produk pesaing. Dengan demikian produk tersebut tetap selalu memiliki daya tarik bagi konsumen.1

Persaingan yang sangat ketat juga terjadi pada bidang usaha industri peralatan rumah tangga. Industri peralatan rumah tangga adalah salah satu industri yang perkembangannya sangat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Hingga saat ini konsumsi masyarakat atau kebutuhan rumah tangga merupakan sumbangan terbesar dalam PDB Indonesia. Disisi lain kontribusi industri kebutuhan rumah tangga dikelompokkan dalam industri pengolahan non migas, dengan sub-industri produk metal, komputer, elektronik, optik & elektrical serta

1 Iwan Kurniawan, Suryono Budi Santoso, dkk, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Minat Beli Ulang Produk Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan, Jurnal Studi Manajemen

(16)

industri furnitur selama lima tahun lalu nampak terus meningkat walaupun lajunya sedikit melambat.

Dengan pesatnya pertumbuhan penduduk yang ada hingga sekarang ini, juga memicu meningkatnya permintaan terhadap aneka produk tersebut. Tidak mengherankan jika banyak toko yang berjualan peralatan rumah tangga bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama. Namun seiring waktu, terus juga bermunculan para pelaku usaha dibidang ini, belum lagi gemburan dari swalayan-swalayan dan mini market yang juga menyediakan aneka peralatan ini, sehingga persaingannya pun semakin ketat.

Dalam konsep pemasaran perusahaan harus mampu memahami konsumennya secara keseluruhan agar dapat maju dan berkembang. Hal ini didasarkan atas pikiran bahwa konsumen merupakan pasar sasaran produk. Produk yang dipasarkan sangat tergantung dari penerimaan konsumen. Di sisi lain, upaya menjaga minat beli ulang pelanggan merupakan upaya strategis dibandingkan upaya mendapatkan pelanggan baru. Minat beli ulang adalah niat konsumen yang menggambarkan suatu kemungkinan untuk memanfaatkan kembali suatu barang atau jasa dimasa yang akan datang.2

Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang dianggap mampu mempengaruhi minat beli ulang diantaranya adalah word of mouth. Word of mouth adalah suatu fenomena perbincangan dari individu satu ke individu lainnya atau komunikasi

2 Philip Kotler, Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga Belas, (Jakarta: PT

(17)

berantai yang menyebar begitu cepat disampaikan dari mulut ke mulut dalam konteks pemasaran (Tjiptono, 2006:236).

Word of mouth adalah reomendasi, pujian, dan komentar konsumen seputar pengalaman mereka terhadap layanan jasa atau produk yang mereka rasakan yang dapat mempengaruhi keputusan pelanggan atau perilaku mereka (Hasan, 2010). Sedangkan Sernovitz (2009) berpendapat bahwa word of mouth adalah pembicaraan yang secara alami terjadi antara orang – orang. Word of mouth merupakan komunikasi dari orang ke orang antara sumber pesan dan penerima pesan dimana penerima pesan menerima pesan dengan cara tidak komersil mengenai suatu produk, pelayanan, atau merek.

Komunikasi dari mulut ke mulut memang mempunyai pengaruh yang sangat besar kepada seseorang karena informasi yang didapat cenderung lebih mempercayai informasi produk yang mereka dengar dari teman, kerabat atau orang terdekat yang berpengalaman terhadap suatu produk tersebut dibandingkan dengan informasi dari iklan. Word of mouth atau komunikasi dari mulut ke mulut akan terjadi secara alami ketika orang menjadi pendukung suatu merek atau produk karena puas dengan produk yang dipakai atau dikonsumsinya dan menjadi hasrat atau keinginan yang muncul dari diri sendiri serta antusias untuk mengajak orang lain memilih merek atau produk yang telah dipakainya.3

3 Finnan Aditya Ajie Nugraha, Suharyono, dkk, Pengaruh Word Of Mouh Terhadap

Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 22, No.1,

(18)

Tingkat pendapatan merupakan faktor selanjutnya yang dianggap mampu mempengaruhi minat beli ulang. Pendapatan adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba. Pendapatan seseorang juga dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai dengan suatu mata uang yang dapat dihasilkan seseorang dalam peroide tertentu. Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya kehidupan seseorang. Bila pendapatan seseorang relatif tinggi maka dapat dikatakan bahwa kemajuan atau kesejahteraannya tinggi pula. Tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat, pengeluaran konsumsi meningkat dengan naiknya pendapatan.Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan dalam mengelola penerimaan dan pendapatannya.4

Faktor selanjutnya yang dianggap mampu mempengaruhi minat beli ulang adalah kepuasan pelanggan. Pembeli dalam membeli sesuatu, bukan hanya sekedar membutuhkan produk tersebut, akan tetapi ada hal lain yang diharapkan yaitu kepuasan. Menurut Kotler (2000) Kepuasan pelanggan adalah sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan (perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen. Konsumen yang merasa puas cenderung akan melakukan pembelian

4 Mahyu Danil, Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pada Pengawai Negeri

Sipil di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen, Journal Ekonomi Universitas Almuslim Bireuen Aceh, Vol.

(19)

berulang-ulang untuk jangka waktu yang relatif lama, menunjukkan keinginan yang tinggi untuk membeli produk itu lagi.5

Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Pamenang dan Soesantoso (2016) kualitas produk, kualitas layanan dan word of mouth berpengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen. Penelitian I.B Panca Putra P dan Ni Made Wulandari Kusumadewi (2019) inovasi produk dan kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli ulang konsumen. Sedangkan penelitian Dwiki Rachmawati Dewi, dkk (2014) word of mouth, tingkat pendapatan dan kulaitas produk berpengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen. Sehingga dari uraian penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen.

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berurusan dengan barang pecah belah. Setiap hari pasti ada jutaan orang yang memerlukan peralatan rumah tangga, baik untuk mengganti peralatan rumah tangga yang rusak atau menambah peralatan yang sudah ada. Pada awalnya barang pecah belah ini hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekunder, namun lama kelamaan fungsinya mulai mengalami sedikit pergeseran. Barang pecah belah ini mulai ada yang digunakan untuk hiasan sebagai bentuk dari perwujudan keinginannya, misalnya seperti vas bunga dan guci.

5 Mhd. Yamin Siregar, Winita, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Penjualan

Sparepart Pada PT. Calispo Multi Utama Medan, Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 3 No. 1, 2017, hlm.

(20)

Peralatan rumah tangga adalah salah satu dari produk kebutuhan yang cukup dicari dan dibutuhkan masyarakat sebagai alat dalam memudahkan pekerjaan berbagai aktivitas kegiatan rumahan sehari-hari. Setiap hari kegiatan-kegiatan tersebut sangat banyak jenisnya, sehingga diperlukan juga peralatan yang banyak pula. Dari mulai bersih-bersih hingga memasak tidak bisa lepas dari penggunaan alat-alat ini. Peralatan rumah tangga seperti piring, gelas, wajan, ember, sapu, lap dan masih banyak lagi yang lain, menjadi produk yang sifatnya wajib di miliki setiap rumah.

Pada dasarnya semua lapisan masyarakat akan cenderung mencari toko peralatan tumah tangga yang murah meriah namun berkualitas bagus. Banyak sekali toko-toko yang menjual peralatan rumah tangga dengan beraneka jenis produk bisa didapatkan dengan harga terjangkau, kualitas terbaik, dan terbuat dari bahan yang cukup bagus. Diantaranya adalah toko Goedank Houseware yang berlokasi di Jl. Biaro – Lasi Km. 3, Koto Tuo Balai Gurah, Kecamatan Ampek, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan di Toko Goedank Houseware, peneliti melihat bahwa beberapa pelanggan tetap memiliki minat untuk berbelanja kembali di Toko Goedank Houseware dengan banyak faktor yang mendukung akan minat beli ulang ini. Pelanggan tersebut memiliki minat untuk membicarakan, merekomendasikan bahkan mempromosikan produk Toko Goedank Houseware kepada orang lain, yang artinya mereka memiliki nilai word of mouth yang tinggi terhadap produk-produk Toko Goedank Houseware.

(21)

Mereka berbelanja didukung adanya pendapatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan, menyisihkan sedikit dari pendapatatan untuk dapat berbelanja di Toko Goedank Houseware. Serta hal yang paling utama dirasakan oleh pelanggan yang berminat belanja kembali di Toko Goedank Houseware adalah kepuasan. Pelanggan yang memiliki minat untuk berbelanja kembali didukung oleh adanya kepuasan yang didapat saat berbelanja, baik itu kepuasan karena kualitas barang yang diperoleh sesuai dengan harga yang mereka keluarkan maupun pelayanan yang diperoleh selama berbelanja, dengan kata lain semua yang mereka rasakan dan peroleh sesuai dengan harapan mereka.

Semakin banyak pesaing di dunia bisnis maka semakin banyak pula pilihan masyarakat untuk memilih dengan apa yang yang sesuai harapannnya. Konsekuensinya pelanggan menjadi lebih cermat dalam memilih produk yang dipasarkan. Pada kondisi perekonomian saat ini dimana persaingan yang semakin meningkat terlebih pada saat ini pandemi covid-19 masih berlangsung, Toko Goedank Houseware terkendala akan tingkat pelanggan mereka yang semakin menurun. Hal ini menunjukkan Toko Goedank Houseware harus cukup kuat dalam mempertahankan pelanggannya. Meningkatkan minat beli ulang konsumen tentu saja tidak tidak mudah bagi Toko Goedank Houseware. Toko Goedank Houseware perlu melakukan identifikasi dan evaluasi dini dengan memahami pasar dan konsumen dengan melakukan pendekatan-pendekatan terhadap perilaku konsumen. Karena dengan perubahan ekonomi masyarakat

(22)

yang melesat dan dengan adanya teknologi yang semakin modern, konsumen juga dapat mengamati perubahan yang cepat dalam selera pribadi masing-masing.

Berdasarkan pengamatan awal penulis dan beberapa uraian penelitian terdahulu dapat diketahui banyak faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen. Namun dalam penelitian ini penulis membatasi variabel penelitian yaitu word of mouth, tingkat pendapatan dan kepuasan pelanggan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh variabel word of mouth, tingkat pendapatan dan kepuasan pelanggan terhadap minat beli ulang konsumen pada Toko Goedank Houseware.

Maka berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, penulis terarik untuk mengadakan penelitian di Goedank Houseware tersebut dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang”. B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk mempermudah pembahasan dan penyusunan kerangka pemikiran, maka permasalahan yang muncul dapat diidentifikasi yaitu penurunan tingkat pelanggan Toko Goedank Houseware sehingga diperlukan identifikasi dan evaluasi dini dengan memahami pasar dan konsumen, mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat beli ulang. Banyak faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen, sehingga perlu melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen pada Toko Goedank Houseware.

(23)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, tidak semua masalah diteliti karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, serta biaya. Oleh karena itu dilakukan pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi pada variabel yang dapat mempengaruhi minat beli ulang konsumen di Toko Goedank Houseware yaitu word of mouth, tingkat pendapatan dan kepuasan pelanggan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, dapat ditarik perumusan masalah:

1. Apakah faktor word of mouth mempengaruhi minat beli ulang konsumen pada Toko Goedank Houseware?

2. Apakah faktor tingkat pendapatan mempengaruhi minat beli ulang konsumen pada Toko Goedank Houseware?

3. Apakah faktor kepuasan pelanggan mempengaruhi minat beli ulang konsumen pada Toko Goedank Houseware?

4. Apakah faktor word of mouth, tingkat pendapatan, dan kepuasan pelanggan secara simultan berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen pada Toko Goedank Houseware?

(24)

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah: 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen melalui variabel word of mouth, tingkat pendapatan dan kepuasan konsumen sehingga sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan dapat dijabarkan tujuan penelitian sebagai berikut:

a. Menganalisis pengaruh word of mouth terhadap minat beli ulang konsumen pada Toko Goedank Houseware.

b. Menganalisis pengaruh tingkat pendapatan terhadap minat beli ulang konsumen pada Toko Goedank Houseware.

c. Menganalisis pengaruh kepuasan pelanggan terhadap minat beli ulang konsumen pada Toko Goedank Houseware.

d. Menganalisis pengaruh word of mouth, tingkat pendapatan, dan kepuasan pelanggan terhadap minat beli ulang konsumen pada Toko Goedank Houseware.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah : a. Secara Teoritis

(25)

1) Bagi Penulis, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi.

2) Bagi akademis, memberikan hasil pemikiran serta tambahan pengetahuan di bidang bisnis syari’ah khususnya masalah faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang.

b. Secara Praktis, bagi pebisnis Syari’ah khususnya bisnis peralatan rumah tangga, dapat memberikan gambaran dan informasi yang berguna dalam melakukan kebijakan khususnya masalah minat beli ulang.

F. Penjelasan Judul

Judul Proposal ini adalah “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang”. Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian ini maka penulis menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Analisis : Penyelidikan terhadap suatu peristiwa

(karangan, perbuatan, dan sebagainya) dengan tujuan untuk mengetahui keadaan

(26)

yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya)6

Faktor-faktor yang Mempengaruhi : Hal, keadaan, peristiwa yang ikut

menyebabkan atau mempengaruhi

terjadinya sesuatu.7

Minat Beli Ulang : Keputusan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang dimasa mendatang, disebabkan oleh adanya kepuasan dan kepercayaan, dimana keputusan pembelian ulang oleh pelanggan ini bisa mendatangkan keuntungan (benefit) bagi perusahaan.8 Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan penulis akan meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang.

6

https://kbbi.web.id/analisis, Diakses 15 Desember 2019

7 https://kbbi.web.id/faktor, Diakses 15 Desember 2019

8 Irma Yanti Febrini, Retno Widowati PA, dkk, Pengaruh Experiential Marketing Terhadap

Kepuasan Konsumen Dan Minat Beli Ulang Di Warung Kopi Klotok Kaliurang, Yogyakarta, Jurnal

(27)

G. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang utuh dalam penelitian ini, penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul dan kajian terdahulu.

BAB II : LANDASAN TEORI

Mengemukakan teori-teori yang mendukung penelitian dan menguraikan minat beli ulang, produk, harga, promosi, lokasi, kepuasan konsumen, kerangka konseptual dan hipotesis penelitian. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Berisikan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang pada Toko Goedank Houseware.

BAB V : PENUTUP

(28)

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori

1. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai study tentang unit pembelian (buying units) yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide.9 Pada pengertian lain yang dikemukakan oleh Simamura perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.10

Perilaku konsumen adalah suatu proses pengambilan keputusan atau suatu perilaku yang bertujuan untuk mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa.

Pada dasarnya, usaha memahami perilaku konsumen merupakan kunci sukses pemasaran, karena untuk mengetahui kebutuhan dan kemauan untuk membelanjakan uang dari konsumen, perusahaan harus meneliti jumlah produk, kapan, dengan siapa, dan bagaimana produk

9 John C Mowen, Micheal Minor, Perilaku Konsumen, (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 7 10 Bilson Sumamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

(29)

tersebut dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen. Selain itu perusahaan harus meneliti kegiatan konsumen yang tidak kasat mata seperti nilai, keinginan, persepsi, bagaimana mereka memproses informasi dan mengevaluasi alternatif produk, sampai pada bagaimana perasaan konsumen dalam memiliki proses pengambilan keputusan pembelian.11 b. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang berasal dari dalam dirinya seperti persepsi, motivasi, emosi, dan kepribadian, maupun yang berasal dari luar dirinya seperti, budaya, nilai, status social, kelompok, rumah tangga, dan kegiatan pemasaran. Faktor internal dan eksternal tersebut mempengaruhi sikap dan gaya hidup konsumen yang pada akhirnya mempengaruhi kebutuhan sehari-harinya.

Perilaku konsumen ditunjukan konsumen melalui pengambilan keputusan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang dianggap mampu memuaskan kebutuhan mereka. Pengambilan keputusan didasari dengan berbagai hal baik dari dalam individu maupun dari luar individu konsumen yang mampu memberikan kepuasan yang tertinggi.12

11 Asmai Ishak, Pentingnya Kepuasan Konsumen Dan Implementasi Strategi

Pemasarannya, Jurnal Siasat Bisnis, Edisi Khusus JSB On Marketing, 2005, hlm. 5

12

(30)

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu : 1) Faktor Kebudayaan

Faktor-faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan mendalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh budaya, sub-budaya dan kelas sosial.

2) Faktor sosial

Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga serta peran status sosial konsumen.

3) Faktor pribadi

Keputusan pembelian dipengaruhi juga oleh karakteristik pribadi seperti umur, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.

4) Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah salah satu faktor yang berasal dari dalam diri konsumen, seperti motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan dan sikap.13

13 Guruh Taufan Hariyadi, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Berbelanja Di

(31)

c. Keputusan Pembelian

Suharno (2010:96), menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah tahap di mana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta mengkonsumsinya. Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenaan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternative pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku setelah (Kotler, 2007:250).14

Menurut (Lamb, et.al. 2001:201) ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu:

1) Kebutuhan akan pengenalan

Tahap pertama dalam proses pengambilan keputusan konsumen adalah pengenalan kebutuhan. Pengenalan terhadap kebutuhan terjadi ketika konsumen menghadapi ketidakseimbangan antara keadaan sebenarnya dan keinginan. 2) Pencarian informasi

Setelah mengenali kebutuhan dan keinginan, konsumen mencari informasi tentang beragam alternatif yang untuk memuaskan kebutuhannya.

14Eitania Greatly Pongantung, Willem J. F. A. Tumbuan, dkk, Pengaruh Diferensiasi Produk

Dan Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Matahari Departement Store Mega Trade Center Manado, Jurnal EMBA, Vol.5, No.2, 2017, hlm. 1394

(32)

3) Evaluasi Alternatif

Setelah mendapatkan informasi dan merancang sejumlah pertimbangan dari produk alternatif yang tersedia, konsumen siap untuk membuat suatu keputusan. Konsumen akan menggunakan informasi yang tersimpan didalam ingatan, ditambah dengan informasi diperoleh dari luar untuk membangun suatu kriteria tertentu. Standar ini membantu konsumen untuk mengevaluasi dan membandingkan alternatif tersebut.

4) Pembelian

Dengan evaluasi atas sejumlah alternatif tersebut, maka konsumen dapat memutuskan apakah produk akan dibeli atau tidak dibeli sama sekali. Jika konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian, maka langkah berikutnya dalam proses adalah melakukan evaluasi terhadap produk tersebut setelah dibeli.15

5) Perilaku setelah membeli

Ketika membeli suatu produk, konsumen mengharapkan adanya dampak tertentu dari pembelian yang mereka lakukan tersebut. Bagaimana harapan itu terpenuhi, menentukan apakah konsumen puas atau tidak puas dengan pembelian. Bagi

15

(33)

perusahaan, perasaan dan perilaku konsumen sesudah pembelian juga sangat penting. Sebab perilaku konsumen dapat mempengaruhi penjualan ulang dan juga mempengaruhi ucapan-ucapan pembeli kepada pihak lain.

2. Minat Beli Ulang

a. Pengertian Minat Beli Ulang (Repurchase Intention)

Syuhada (2013) menyebutkan minat suatu proses kejiwaan oleh yang bersifat abstrak yang dinyatakan oleh seluruh keadaan aktivitas, ada objek yang dianggap bernilai sehingga diketahui dan diinginkan. Sehingga proses jiwa menimbulkan kecenderungan perasaan terhadap sesuatu, gairah dan keinginan terhadap sesuatu. Bisa dikatakan juga bahwa minat dapat menimbulkan keinginan yang kuat terhadap sesuatu.16

Menurut Hellier, et al. 2003 dalam Tanzil dkk (2015), minat beli ulang adalah tentang membeli kembali sebuah layanan dari perusahaan yang sama, dan cenderung dilakukan secara berkala sebagai nilai individu dengan mempertimbangkan situasi sekarang dan mempertimbangkan keadaan yang memungkinkan.17

16

Vina Pandu Winata, Sabri, dkk, Analisis Kemudahan Penggunaan, Efisiensi Dan

Keamanan Terhadap Minat Nasabah Bertransaksi Menggunakan BSM Mobile Banking Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Payakumbuh, Ekonomi Syariah: Journal of Economic Studies, Vol. 2,

No. 2, 2018, hlm. 204

17

(34)

Menurut Kotler dan Keller (2009:235), minat beli ulang merupakan perilaku yang muncul berupa respon konsumen terhadap objek produk atau jasa yang menunjukkan keinginan untuk melakukan pembelian ulang.

Minat beli ulang merupakan keputusan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang dimasa mendatang, disebabkan oleh adanya kepuasan dan kepercayaan, dimana keputusan pembelian ulang oleh pelanggan ini bisa mendatangkan keuntungan (benefit) bagi perusahaan.

b. Identifikasi Minat Beli Ulang

Minat beli ulang dapat diidentifikasi melalui indikator sebagai berikut:

1) Minat transaksional, kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

2) Minat referensial, kecenderungan seseorang untuk mereferensikan kepada orang lain.

3) Minat preferensial, gambaran perilaku seseorang yang mempunyai preferensi utama terhadap suatu produk atau jasa, preferensi ini hanya dapat diganti bila terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.18

Indikator minat beli ulang yaitu adanya rekomendasi positif atas produk, keinginan untuk menggunakan produk tertentu, kebutuhan untuk

18 Silvia Nurfitriana, Francy Iriani, Citra Merek, Kualitas Produk, Harga Dan Pengaruhnya

Pada Minat Beli Ulang Produk Kecantikan Wardah, Sebatik jurnal.wicida.ac.id, Vol. 22 No. 2, 2018,

(35)

menggunakan produk, rencana menggunakan produk tertentu di masa yang akan datang, pengalaman di masa lalu pada saat melakukan pembelian produk (Kotler dan Keller, 2009:235).

c. Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang

Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Pamenang dan Soesantoso (2016) kualitas produk, kualitas layanan dan word of mouth berpengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen. Penelitian I.B Panca Putra P dan Ni Made Wulandari Kusumadewi (2019) inovasi produk dan kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli ulang konsumen. Sedangkan penelitian Dwiki Rachmawati Dewi, dkk (2014) word of mouth, tingkat pendapatan dan kulaitas produk berpengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen. Sehingga dari uraian penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen.

Namun faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang dalam penelitian ini adalah:

1) Word Of Mouth

Menurut word of mouth marketing association pengertian dari word of mouth adalah usaha meneruskan informasi dari satu konsumen ke konsumen lain. Di dalam masyarakat word of

(36)

mouth dikenal juga dengan istilah komunikasi dari mulut ke mulut. Komunikasi personal ini dipandang sebagai sumber yang lebih dapat dipercaya atau dapat diandalkan dibandingkan dengan informasi dari nonpersonal (Gremler dan Brown, 1994; Zeithml dan Bitner, 1996).19

Word of mouth adalah komunikasi dari orang ke orang antara sumber dan penerima pesan yang mana penerima pesan menerima pesan dengan cara tidak komersil mengenai suatu produk, pelayanan, atau merek. Word of mouth menjadi referensi yang membentuk harapan pelanggan dalam membeli suatu jasa atau produk.

Pelanggan memiliki harapan yang nyata terhadap jasa atau produk yang akan dibelinya. Ketika pertama kali mereka memutuskan untuk membeli, maka seorang pelanggan memulai interaksi dengan penyedia jasa/ barang dan menemukan kualitas teknik dan fungsional dari jasa/ barang yang ditawarkan. Maka kemudian promosi secara mulut ke mulut bisa dianggap sebagai promosi gratis dan juga mendatangkan hasil yang baik bagi penyedia jasa/ barang, karena pemasaran melalui cara seperti ini lebih dipercaya oleh konsumen, setelah melihat hasil yang telah

19 Wisnu Pamenang dan Harry Soesantoso, Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas

Layanan Dan Word Of Mouth Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen, Jurnal Sains Pemasaran

(37)

diperoleh oleh mereka dan juga konsumen lain yang sudah merasakannya.

Faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi terjadinya word of mouth (Sutisna, 2012:185)20:

a) Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktifitas tertentu dan bermaksud membicarakan hal itu dengan orang lain sehingga terjadi proses word of mouth.

Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai jasa atau produk yang dibelinya dan menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikannya kepada orang lain. Dalam hal ini word of mouth dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada orang lain, bahwa kita mempunyai pengetahuan keahlian tertentu.

b) Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal ini mungkin saja karena ada dorongan atau keinginan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam memilih barang atau jasa dan jangan

20 Kiki Joesyiana, Pengaruh Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada

(38)

menghasbiskan waktu untuk mencari informasi mengenai suatu merek produk.

c) Word of mouth merupakan suatu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada teman, keluarga, tetangga, atau kerabat terdekat lain, informasinya lebih dapat dipercaya, sehingga akan mengurangi penelusuran dan evaluasi merek.

Indikator-indikator word of mouth menurut Babin, Barry (2014:133):

a) Kemauan konsumen dalam mebicarakan hal-hal positif tentang kualitas pelayanan dan produk kepada orang lain.

b) Rekomendasi jasa dan produk perusahaan kepada orang lain.

c) Dorongan terhadap teman atau relasi untuk melakukan pembelian terhadap produk dan jasa perusahaan.21 Menurut Kotler (2009:174) ada dua manfaat utama dalam melakukan word of mouth, yaitu:

a) Sumber dari mulut ke mulut meyakinkan. Cerita dari mulut ke mulut adalah satu-satunya metode promosi yang berasal dari konsumen, oleh konsumen, dan untuk

21

(39)

konsumen. Pelanggan yang merasa puas tidak hanya akan membeli kembali, tetapi mereka juga adalah reklame yang berjalan dan berbicara untuk bisnis yang dijalankan.

b) Sumber dari mulut ke mulut memiliki biaya yang rendah. Dengan tetap menjaga hubungan dengan pelanggan yang puas dan menjadikan mereka sebagai penyedia akan membebani bisnis yang dijalankan dengan biaya yang relatif rendah.22

2) Tingkat Pendapatan

Pengertian pendapatan yang dikemukakan oleh Melayu S.P Hasibuan, pendapatan (kompensasi) adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima seseorang sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan kepada perusahaan. Adapun menurut William B. Wether dan Keith Davis pendapatan yaitu apa yang seorang pekerja terima sebagai imbalan yang diberikannya, baik upah perjam maupun gaji periodik yang didesain dan dikelola oleh bagian personalia.23

22 Kiki Joesyiana, Pengaruh Word of Mouth..., hlm. 74

23 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000),

(40)

Penghasilan dapat diidentifikai dari indikator-indikator sebagai berikut: Penghasilan atau gaji yang diterima per bulan, tambahan penghasilan yang berasal dari kerja lembur, usaha lain, bonus atau reward karena bisa mencapai target tertentu, life style (gaya hidup), pola konsumsi atau pengeluaran dari seseorang, jumlah kebutuhan atau tanggungan yang harus dipenuhi oleh seseorang. (Mursanto, 2008: 74).

Pendapatan adalah penerimaan dari gaji atau balas jasa dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu bulan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan pendapatan dari usaha sampingan merupakan pendapatan tambahan yang diperoleh dari penerimaan lain di luar aktifitas pokok atau pekerjaan pokok. Pendapatan sampingan yang diperoleh secara langsung dapat digunakan sebagai penunjang atau penambah pendapatan pokok.

Soekartawi menjelaskan pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsi seseorang, bahwa seringkali dijumpai dengan bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsi tidak hanya bertambah, tapi juga kualitas barang

(41)

tersebut juga ikut menjadi perhatian, yang artinya kualitas juga ikut meningkat.24

Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya kehidupan seseorang. Bila pendapatan seseorang relatif rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraannya rendah pula. Demikian pula bila pendapatan seseorang relatif tinggi, maka tingkat kesejahteraannya tinggi pula. Tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat konsumsi, kelebihan dari konsumsi akan disimpan dengan tujuan untuk berjaga-jaga apabila baik kemajuan dibidang pendidikan, produksi dan sebagainya juga mempengaruhi tingkat tabungan seseorang. Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan seseorang dalam mengelola penerimaan atau pendapatan.

3) Kepuasan Pelanggan

Menurut Kotler (2000) Kepuasan pelanggan adalah sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan (perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen. Kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan antara kinerja produk yang dirasakan dengan harapannya.

24

(42)

Konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu setelah melakukan pembelian produk.25

Irawan (2004) mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:

a) Kualitas Produk

Konsumen puas jika setelah memiliki dan menggunakan produk, ternyata kualitas produk baik. Kualitas barang yang diberikan bersamaan dengan pelayanan akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Ada delapan elemen dari kualitas produk, yakni kinerja, fitur, reliabilitas, daya tahan, pelayanan, estetika, sesuai dengan spesifikasi, dan kualitas penerimaan.

b) Harga

Untuk konsumen yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena konsumen akan mendapatkan value for money (nilai uang) yang tinggi.

25 Rionardo Prasetio, Kazia Laturette, Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan

Pembelian Pada Bisnis Chepito Tour & Travel, Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis Vol. 2, No. 3,

(43)

c) Service quality

Yaitu kepuasan terhadap kualitas pelayanan, konsumen akan merasa puas bila mendapatkan peayanana seperti yang diharapkan.

d) Emational factor

Yaitu konsumen akan merasa puas atau bangga karena adanya emational value yang diberikan oleh brand dari produk tersebut.

e) Biaya dan kemudahan

Yaitu konsumen akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman, dan efesiensi dalam mendapatkan produk tersebut.

Indikator kepuasan pelanggan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, (menurut Irawan, 2008) :

a) Perasaan puas (dalam artian puas akan produk dan pelayanannya)

Yaitu ungkapan perasaan puas atau tidak puas dari pelanggan saat menerima pelayanan yang baik dan produk yang berkualitas.

b) Terpenuhinya harapan pelanggan setelah membeli produk

(44)

Yaitu sesuai atau tidaknya kualitas suatu produk atau jasa pasca pembelian suatu produk dengan harapan yang diinginkan pelanggan.

c) Selalu membeli produk

Yaitu pelanggan akan tetap memakai dan terus membeli suatu produk apabila tercapai harapan yang mereka inginkan.

3. Perilaku Konsumen dalam Islam

Islam melihat aktivitas ekonomi adalah salah satu untuk menciptakan mashlahah menuju falah. Dalam berkonsumsi pun tidak terlepas dari perspektif tersebut. Motif konsumsi dalam Islam pada dasarnya adalah mashlahah. Meskipun cara alami motif dan tujuan konsumsi dari seorang individu adalah untuk mempertahankan individunya.

Dalam ekonomi konvensional, motor penggerak kegiatan konsumsi adalah adanya keinginan. Dalam Islam keinginan identik dengan suatu yang bersumber nafsu. Sedangkan nafsu manusia mempunyai dua kecenderungan yang baik dan kecenderungan yang tidak baik. Oleh karena itu, teori permintaan yang terbentuk dari konsumsi dalam ekonomi Islam didasari adanya kebutuhan bukan keinginan.26

26Sumar’in, Ekonomi Islam Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Persefektif Islam, (Jakarta:

(45)

Adapun yang menjadi arahan sekaligus aturan yang menjadi prinsip dasar berkonsumsi ada beberapa yang harus digunakan oleh konsumen muslim. Yang pertama dalam membelanjakan hartanya tidak harus semua hal dianggap butuh oleh seorang muslim.

Jadi dalam berkonsumsi seorang muslim harus selektif, menggunakan harta secara wajar dan berimbang. Sesuai dengan firman Allah dalam surat al- Isra’ ayat 27





















Artinya: “Sesungguhnya pemborosan itu adalah saudaranya syaitan dan syaitan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. al- Isra’ 17; 27)

Aturan kedua yang menjadi pedoman dalam berkonsumsi seorang muslim adalah seimbangnya pemasukan dan pengeluaran. Diharapkan konsumen muslim dapat memilih barang yang sesuai dengan kebutuhannya.

Allah Swt berfirman dalam surat al- Furqaan ayat 67

























Artinya: “dan orang-orang yang apabila membelanjakan hartanya, mereka tidak berlebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian”.(Q.S al- Furqaan 25; 67)

(46)

Yang selanjutnya perilaku konsumen muslim dilarang untuk bermewah-mewahan. Yang dimaksud dengan bermewah-mewahan disini adalah tenggelam kenikmatan hidup. Berlebih-lebihan dengan berbagai sarana yang serba menyenangkan untuk hal yang tidak bermanfaat dan sia-sia.27

Alah Swt berfirman dalam surat al- Waqiah ayat 41-46































































Artinya: “dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu? dalam (siksaan) angin yang Amat panas, dan air panas yang mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewahan, dan mereka terus mengerjakan dosa besar”.(QS. al- Waqiah 56; 41 – 46)

Islam sangat menganjurkan pemenuhan kebutuhan hidup secara sederhana dan tidak bermewah – mewahan. Dalam pandangan Islam kegiatan ekonomi merupakan tuntutan kehidupan, disamping merupakan anjuran yang memiliki dimensi ibadah. Syariat Islam menginginkan manusia mencapai dan memelihara kesejahteraannya.

(47)

B. Kajian Terdahulu

Kajian terdahulu mengungkapkan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Hal ini dimaksudkan untuk menggali informasi tentang ruang penelitian yang berkaitan dengan penelitian sehingga peneliti diharapkan tidak terjadi pengulangan dan duplikasi. Selain itu peneliti terdahulu dapat dijadikan sebagai referensi dan acuan bagi penulis untuk melakukan penelitian ini sehingga terhadi penelitian yang saling terkait. Diantara penelitian terdahulu yang saling terkait dengan masalah penelitian adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Wisnu Pamenang dan Harry Soesantoso (2016) membahas mengenai kualitas produk, kualitas layanan dan word of mouth terhadap minat beli ulang konsumen. Judul yang diambil adalah “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan Dan Word Of Mouth Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen”dengan studi pada produk kerupuk ikan lele UKM Minasari Cikaria Pati, Jawa Tengah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kualitas produk, kualitas layanan dan word of mouth berpengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen.

2. Penelitian yang dilakukan oleh I.B Panca Putra P dan Ni Made Wulandari Kusumadewi (2019) yang berjudul “Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Niat Pembelian Ulang Dimediasi Oleh Kepuasan Konsumen”. Penelitian ini dilakukan di Bakery Patisserie & Cafe Sanur yang berlokasi di Jalan Danau Buyan 5B Sanur. Kesimpulan dari

(48)

penelitian ini adalah inovasi produk dan kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli ulang konsumen, kepuasan konsumen memediasi pengaruh positif inovasi produk terhadap niat beli ulang konsumen.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Dwiki Rachmawati Dewi, dkk (2014) dengan judul “Pengaruh Word Of Mouth, Tingkat Pendapatan dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian yang Bedampak Pada Minat Beli Ulang Konsumen”. Studi kasus pada produk Bandeng Juwana Erlina Semarang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah word of mouth, tingkat pendapatan dan kulaitas produk berpengaruh positif terhadap minat beli ulang konsumen.

Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada objek yang diteliti, sampel yang diambil, lokasi penelitian dan variabel bebas dalam penelitian. Dimana penelitian ini meneliti tentang analisis faktor – faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen pada Toko Goedank Houseware Koto Tuo Balai Gurah Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam dengan konsumen yang pernah berbelanja di Toko Goedank Houseware sebagai sampelnya. Menganalisis apakah faktor word of mouth, tingkat pendapatan dan kepuasan pelanggan mempengaruhi minat beli ulang konsumen pada Toko Goedank Houseware.

(49)

C. Kerangka Pemikiran

Untuk mengetahui masalah yang dibahas, perlu adanya kerangka pemikiran yang merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting.

Model konseptual penelitian dapat dijelaskan melalui kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut:

Gambar II.1: Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Suharsimi Arikunto dalam buku Prosedur penelitian (2002:64), mengemukakan hipotesis sebagai “Suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.28

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

28 Jefri Heridiansyah, Pengaruh Advertising Terhadap Pembentukan Brand Awareness Serta

Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Produk Kecap Pedas ABC, Jurnal STIE Semarang, Vol. 4, No.

2, 2012, hlm. 58 Variabel terikat(Y) Minat Beli Ulang Konsumen Variabel Bebas (X)  X1 = Word of Mouth  X2 = Tingkat Pendapatan  X3 = Kepuasan Pelanggan

(50)

1. H1 : Diduga variabel word of mouth berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen Toko Goedank Houseware

2. H2 : Diduga variabel tingkat pendapatan berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen Toko Goedank Houseware

3. H3 : Diduga variabel kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen Toko Goedank Houseware

4. H4 : Diduga secara simultan Word of mouth, tingkat pendapatan dan kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen Toko Goedank Houseware

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme (filsafat yang beranggapan bahwa pengetahuan itu semata-mata berdasarkan pengalaman dan ilmu pasti), digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.29 Disebut kuantitatif karena data peneltian berhubungan dengan angka-angka dan analisis mengguanakan statistik (Sugiyono, 2013).

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Toko Goedank Houseware Koto Tuo Balai Gurah Kecamtan Ampek Angkek Kabupaten Agam. Waktu penelitian ini disesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh peneliti dan responden. Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2019 sampai Juni 2020.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis-jenis data berdasaran sumber yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu:

1. Data Primer

Yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung

29 Sugiyono, Metode penelitian bisnis (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung:

(52)

dengan masalah yang diteliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui pembagian angket/ kuesioner yang diberikan kepada responden yang dalam hal ini adalah para pelanggan Toko Goedank Houseware yang sudah pernah belanja lebih dari satu kali.

2. Data Sekunder

Yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari studi pustaka berupa literatur yang terkait, yaitu buku dan jurnal.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Populasi.

Populasi merupakan kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis dan dapat dibedakan menjadi obyek penelitian. Populasi dapat dibedakan menjadi 2 antara lain (Sudjana, 2000)30 :

a. Populasi tak terhingga, yaitu suatu populasi dimana obyeknya tak terhingga atau tidak terhitung jumlahnya.

b. Populasi terhingga, yaitu suatu populasi yang terhingga obyeknya atau dapat dihitung jumlahnya.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan populasi tidak terhingga. Populasi dalam penelitian ini siambil dari konsumen yang sudah lebih

30

(53)

dari satu kali dalam berbelanja di Toko Goedank Houseware, populasi ini bersifat heterogen yang dapat dilihat dari beragamnya usia, jenis kelamin, dan pendidikan.

2. Sampel.

Menurut Suharmi Arikunto (2002:109) yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2004:73), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu. Dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, dalam hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya :

a. Keterbatasan biaya

b. Keterbatasan tenaga dan waktu yang tersedia

Menurut Sugiyono (2004:73), bila populasi berukuran besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi tersebut, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka sebagai perwakilan dari populasi tersebut, peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.31

Maka dari itu peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari obyek populasi yang ditentukan, dengan catatan sebagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Mengingat jumlah konsumen yang pernah lebih dari satu kali berbelanja di Toko Goedank

31

(54)

Houseware yang banyak, disini peneliti hanya melakukan penyelidikan terhadap beberapa populasi saja, dan populasi yang peneliti selidiki disebut dengan sampel.

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sample yaitu sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan biasanya karena adanya beberapa pertimbangan, diantaranya karena alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, 2002:117). Cara yang dilakukan dalam memperoleh responden dengan menanyakan terlebih dahulu kepada konsumen apakah dirinya mau diambil sebagai sampel. Apabila konsumen sanggup dijadikan sampel maka kepadanya akan diberikan kuesioner.

Secara umum besarnya sampel yang diperlukan sangat dipengaruhi oleh Maksimum Error (E) dan derajat kepercayaan dalam penaksiran populasi tersebut sehingga besarnya dapat diketahui sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 2001)32 :

a. Dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan error sampling sebesar 5 persen besar sampel dapat dihitung dengan rumus error (E).

32

(55)

𝐸 = 1,96 𝑃 (1 − 𝑃) 𝑛

Rumus tersebut tidak dapat digunakan secara langsung untuk menentukan besar sampel karena dalam rumus tersebut besar p (probabilitas) tidak diketahui. Tetapi karena nilai p selalu berkisar antara 0-1 maka besar p (1-p) maksimum dapat dicari :

f (p) = p-p2

df (p) = 1-2p

Dicari maksimum apabila :

df (p) dp = 0 0 = 1-2p P = 0,5

Harga maksimum f(p) adalah: f (p) = p(1-p)

= 0,5 (1-0,5) = 0,25

b. Diketahui nilai Z pada tingkat kepercayaan 95 persen adalah 1,96. Maka besarnya sampel :

(56)

𝑛 = [𝑝 1 − 𝑝 ]2 1,96 𝐸 2 𝑛 = [0,5 1 − 0,5 ]2 1,96 0,05 2 n = 96,04

Berdasarkan keterangan dan batasan-batasan besarnya sampel yang reprensentatif tersebut, maka penelitian ini untuk mempermudah perhitungan dan uji hipotesis sampel yang digunakan dalam penelitian ini dibulatkan menjadi 100 responden. Penelitian ini di lakukan pada bulan Desember sampai Juni 2020.

E. Defenisi Operasional Variabel

Dalam penelitian umumnya terdapat dua variabel, yaitu: 1. Variabel tergantung (Dependen Variable)

Variabel tergantung (dependen variable) adalah variabel yang “dipengaruhi” oleh variabel bebas.

2. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel tergantung, sementara variabel bebas berada pada posisi yang lepas dari “pengaruh” variabel tergantung.33

33

(57)

Dalam penelitian ini peneliti mengambil variabel penelitian dengan pembahasan sebagai berikut:

1. Variabel independent yaitu word of mouth, tingkat pendapatan dan kepuasan pelanggan (X)

2. Variabel dependent yaitu minat beli ulang (Y)

Tabel III.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Defisini Indikator

Word Of Mouth

(X1)

Worth of mouth marketing adalah usaha pemasaran yang

memicu konsumen untuk

membicarakan, mempromosikan,

merekomendasikan dan menjual produk atau merek kepada konsumen lainnya (Kotler dan Ketler 2009).

 Membicarakan  Merekomendasikan

 Dorongan untuk

melakukan pembelian Sumber: Babin, Barry (2014)

Tingkat Pendapatan

(X2)

Pendapatan adalah aliran kas masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau

 Penghasilan/ gaji

 Tambahan penghasilan (lembur, usaha lain,

(58)

pelunasan utangnya (atau kombinasi) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari kerugian lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha (Zaki Baridwan, 2007).

bonus)

 Life style (gaya hidup)

 Pola konsumsi/ pengeluaran  Jumlah kebutuhan/ tanggungan Sumber: Mursanto (2008) Kepuasan Pelanggan (X3)

Kepuasan pelanggan adalah sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan (perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen setelah mengkonsumsi sebuah produk. (Kotler ,2000)

 Perasaan puas terhadap kualitas produk dan pelayanan

 Terpenuhinya harapan

setelah melakukan

pembelian

 Selalu membeli produk Sumber: Irawan (2008) Minat Beli

Ulang (Y)

Minat beli ulang adalah perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang

menunjukkan keinginan

pelanggan untuk melakukan

 Rekomendasi positif atas suatu produk

 Kebutuhan & keinginan  Rencana menggunakan

(59)

pembelian ulang (Kotler dan Keller, 2009)

yang akan datang

 Pengalaman dimasa lalu pada saat melakukan pembelian produk

Sumber: Kotler dan Keller (2009)

F. Teknik Pengumpulan Data

Guna memperoleh data dari berbagai sumber, maka diperlukan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket atau kuesioner.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalaui pemberian seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efektif dan efesien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.34

Dalam penelitian ini, pengumpulan data menggunakan kuesioner atau dikenal juga dengan sebutan angket. Dalam kuisioner ini sendiri terbagi dalam beberapa halaman yang mewakili variabel yang ada. Pertanyaan yang terlampir dalam kuesioner ini akan mewakili tiap-tiap indikator variabel yang telah ditentukan oleh peneliti. Pengukuran variabel sendiri akan ditentukan dengan skala Likert yang menggunakan metode scoring sebagai berikut:

34

(60)

Sangat Setuju (SS) = Diberi bobot/ skor 5

Setuju (S) = Diberi bobot/ skor 4

Netral (N) = Diberi bobot/ skor 3

Tidak setuju (TS) = Diberi bobot/ skor 2

Sangat tidak setuju (STS) = Diberi bobot/ skor 1 Angka 1 menunjukkan bahwa responden tidak mendukung terhadap pertanyaan yang diberikan. Sedangkan angka 5 menunjukan bahwa responden mendukung terhadap pertanyaan yang diberikan.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengujian instrumen sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Arikunto (2013) menyatakan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan suatu tingkatan kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen sudah dapat dikatakan valid jika sudah mampu mengukur apa yang diinginkan sesuai dengan tujuan tertentu dalam penelitian.35

Validitas angket menunjukkan sejauh mana data terkumpul tidak menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud. Dalam melakukan uji validitas ini, peneliti menggunakan metode

35 Alwan, Menza Hnedri, dkk, Faktor-Faktor yang Moendorong Siswa MIA SMAN Mengikuti

Bimbingan Belajar Luar Sekolah Di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi, Jurnal EduFisika, Vol. 2,

(61)

komputerisasi SPSS 20 dengan teknik pengujian bivariate pearson (produk momen pearson).

Setelah itu bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0,3 keatas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. Secara sederhana bila rhitung > rtabel maka valid dan sebaliknya bila rhitung < rtabel maka tidak

valid.

2. Uji Reabilitas

Menurut Arikunto (2013), reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Yang diusahakan dapat dipercaya adalah datanya, bukan semata-mata instrumennya. 36

Uji reabilitas untuk mengukur jawaban kuesioner yang merupakan indikator dari variabel penelitian. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang atau responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.

Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas menggunakan program SPSS 20. Untuk mengukur pengujian ini peneliti menggunakan dari koefisien Alpha Cronbach harus diatas 0,60 maka hasil tersebut reabel.

36

Gambar

Gambar II.1: Kerangka Pemikiran
Gambar IV.1 : Struktur Organisasi Toko Goedank Houseware
Tabel IV.1
Tabel IV.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

&amp;sknpir: dipqdd

Perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dana bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk

Ada beberapa pertimbangan penulis melakukan penelitian di Kecamatan Sampung tentang perilaku konsumen yang berkaitan tentang minat konsumen untuk belanja di

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor sosial ekonomi terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga warga Desa Medan Krio dengan variabel dependen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang terdiri dari harga semangka, harga apel, harga pepaya, harga pisang, jumlah keluarga, dan pendapatan rumah tangga