• Tidak ada hasil yang ditemukan

SERI PAKET IPTEK TEKNIK PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN JERNANG (DRAGON S BLOOD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SERI PAKET IPTEK TEKNIK PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN JERNANG (DRAGON S BLOOD)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Ir. Totok K Waluyo, M.Si.

Gunawan Pasaribu, S.Hut., M.Si.

Dr. Muhammad Nasir

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN

BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BOGOR, JULI 2015

SERI PAKET IPTEK

TEKNIK PENGOLAHAN

DAN PEMANFAATAN JERNANG

(DRAGON’S BLOOD)

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN

BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

(2)

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN

BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BOGOR, JULI 2015

SERI PAKET IPTEK

TEKNIK PENGOLAHAN

DAN PEMANFAATAN JERNANG

(DRAGON’S BLOOD)

Ir. Totok K Waluyo, M.Si.

Gunawan Pasaribu, S.Hut., M.Si.

(3)

Judul Buku:

Seri Paket Iptek

Teknik Pengolahan dan Pemanfaatan Jernang (Dragon’s Blood)

Penulis:

Ir. Totok K Waluyo, M.Si. Gunawan Pasaribu, S.Hut., M.Si. Dr. Muhammad Nasir

Desain Sampul dan Penata Isi:

Andreas Levi Aladin

Jumlah Halaman:

14+ 8 halaman romawi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor

Telp/Fax: 0251 - 8633 378/8633413 E-mail: info@pustekolah.org Website: www.pustekolah.org

ISBN: 978-979-313-263-1

Dicetak oleh IPB Press, Bogor - Indonesia Isi di Luar Tanggung Jawab Percetakan

© 2015, HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit

(4)

Jernang adalah resin yang diperoleh dari beberapa jenis pohon penghasil resin jernang dan mempunyai nilai sosial, budaya dan ekonomi yang cukup tinggi. Bermacam-macam cara atau teknik untuk mendapatkannya tergantung dari jenis pohon penghasilnya. Ada yang diperoleh melalui penyadapan pada bagian batang pohonnya, ada pula yang diperoleh melalui sekrersi dari buahnya.

Jernang mempunyai kegunaan yang beragam terutama dalam bidang industri, diantaranya sebagai bahan pewarna vernis, keramik, marmer, alat dari batu, kayu, rotan, bambu, kertas, cat dan sebagainya. Selain itu jernang juga telah digunakan sebagai obat tradisional sejak beberapa abad yang lalu yaitu sebagai bahan antiseptik, merangsang sirkulasi darah, antimikroba, antivirus, antitumor, obat luka, dan lain-lain.

Resin jernang (dragon’s blood) adalah resin berwarna merah yang berasal dari genus Dracaena (Dracaenaceae), Daemonorops (Aracaceae),

Croton (Euphorbiaceae) dan Pterocarpus (Fabaceae). Mengingat begitu

banyaknya manfaat dan kegunaan resin jernang, maka perlu terus dikembangkan teknologi pengolahan dan pemanfaatannya untuk dapat menghasilkan resin yang lebih berkualitas.

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

(5)

Seri Paket Iptek

Teknik Pengolahan dan Pemanfaatan Jernang (Dragon’s blood)

iv

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan buku IPTEK ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih. Semoga apa yang disajikan dalam buku ini dapat bermanfaat bagi para pelaku industri, masyarakat pengguna, lembaga penelitian maupun pihak penentu kebijakan

Bogor, Juli 2015 Kepala Pusat Dr. Ir. Dwi Sudharto, M.Si.

(6)

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ...vii

I. Pendahuluan ... 1

II. Ekstraksi Buah Rotan Jernang ... 3

1. Ekstraksi Kering ... 3

2. Ekstraksi Basah ... 4

III. Ekstraksi Resin Jernang ... 7

IV. Pembuatan Matriks Serat Nano (Nanofibers) ... 8

V. Matriks Serat Nano sebagai Media Ekstrak Jernang ...10

VI. Kinerja ...12 VII. Rekomendasi ...14 DAFTAR PUSTAKA ...15 iii DAFTAR ISI ... v KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

(7)

DAFTAR TABEL

(8)

Gambar 1. Buah rotan jernang ... 3

Gambar 2. Teknik ekstraksi kering ... 4

Gambar 3. Teknik ekstraksi basah ... 5

Gambar 4. Alat ekstraksi basah ... 6

Gambar 5. Diagram alir ekstraksi resin jernang ... 7

Gambar 6. Pembuatan matriks serat nano dengan alat electrospinning ... 9

Gambar 7. SEM matriks serat nano (nanofibers) ...11

(9)
(10)

I. Pendahuluan

Resin jernang (dragon’s blood) adalah resin berwarna merah yang berasal dari genus Dracaena (Dracaenaceae), Daemonorops (Aracaceae), Croton (Euphorbiaceae), dan Pterocarpus (Fabaceae).

Teknik untuk mendapatkan resin jernang bermacam-macam bergantung dari jenis pohon penghasilnya. Untuk jenis Dracaena,

Croton, dan Pterocarpus dilakukan dengan teknik penyadapan pada

bagian batang. Ada beberapa pohon dengan genus yang sama, tetapi teknik mendapatkan resin jernang berbeda, seperti jenis Dracaena

cinnabari Balf.f. dengan penyadapan. Sementara itu, jenis Dracaena cochinchinensis (Lour.) S.C. dan Dracaena cambodiana Pierre ex Gagnep

asal Tiongkok dilakukan dengan cara menginduksi jamur Fusarium

proliferatum pada bagian batang atau daun sehingga bagian tersebut

terinfeksi jamur dan menghasilkan resin jernang.

Jernang yang berasal dari beberapa jenis rotan (Daemonorops) adalah resin hasil sekresi buah rotan jernang dan resin menempel pada bagian luar kulit buah (Gambar 1). Jernang jenis ini hanya terdapat di Indonesia dan semenanjung Malaysia (Yi et al. 2011). Beberapa jenis rotan penghasil jernang antara lain Daemonorops draco BL.; D. draconcellus Becc.; D.

mattanensis Becc.; D. micrantus Becc.; D. motleyi Becc.; D. propinquess

Becc.; D. rubber BL.; D. sabut Becc.; D. micracanthus Becc.: D. didymophylla Becc.; D. melanochaetes Blume.; D. longipes Mart.; dan lain-lain (Heyne

(11)

Seri Paket Iptek

Teknik Pengolahan dan Pemanfaatan Jernang (Dragon’s blood)

2

1987; Dransfield dan Manokaran 1994; Januminro 2000; Waluyo 2013). Salah satu teknik sederhana untuk mendapatkan resin jernang dari jenis rotan yang biasa dilakukan oleh masyarakat suku anak dalam di Jambi yaitu menumbuk buah rotan segar sehingga resin yang menempel pada bagian luar buah terlepas/terpisah. Untuk mendapatkan resin jernang tersebut dilakukan ekstraksi.

Kegunaan jernang dalam industri yaitu sebagai bahan pewarna vernis, keramik, marmer, alat dari batu, kayu, rotan, bambu, kertas, cat, dan sebagainya. Namun, jernang telah digunakan sebagai obat tradisional sejak beberapa abad yang lalu sebagai antiseptik, merangsang sirkulasi darah, antimikroba, antivirus, antitumor, obat luka, dan lain-lain. Salah satu teknologi nano yang berkembang saat ini adalah penggunaan serat nano (nanofibers) untuk berbagai produk. Serat nano mempunyai sifat unik dan berpotensi untuk diaplikasikan di bidang biologi, kimia, elektronik, teknik, biomedis, dan pelindung berbagai produk (Subiah

et al. 2005; Wei et al, 2010; Kimura et al. 2010). Salah satu aplikasi serat

nano dalam bidang medis adalah meningkatkan efisiensi pemakaian obat (Subiah et al. 2005; Nguyen et al. 2012). Salah satu aplikasi serat nano dalam bidang biomedis adalah menyembuhkan luka dengan memasukkan bahan antibiotik pada matriks serat nano (Soscia et al. 2010). Teknik pemanfaatan matriks serat nano sebagai media ekstrak jernang untuk penyembuh luka telah diujicobakan dengan hasil yang cukup memuaskan.

Teknik ekstraksi buah rotan jernang merupakan kegiatan untuk mendapatkan resin jernang. Ekstraksi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu ekstraksi kering dan basah.

(12)

1. Ekstraksi Kering

Teknik ekstraksi kering dilakukan dengan cara menumbuk buah rotan jernang segar seperti pada Gambar 2 (Januminro 2000). Rendemen resin yang dihasilkan sebesar 7−8% (waluyo 2008).

A

B

Gambar 1. Buah rotan jernang

Keterangan: A: buah rotan jernang sebelum diekstraksi B: buah rotan jernang setelah diekstraksi

1. Ekstraksi Kering

II. Ekstraksi Buah

Rotan Jernang

II. Ekstraksi Buah

(13)

Seri Paket Iptek

Teknik Pengolahan dan Pemanfaatan Jernang (Dragon’s blood)

4

Gambar 2. Teknik ekstraksi kering

2. Teknik Ekstraksi Basah

Teknik ekstraksi basah menggunakan air dan terdiri atas 2 cara yaitu: Buah rotan jernang dijemur hingga kering, selanjutnya ditumbuk a.

untuk memudahkan memisahkan kulit dan biji rotan. Kulit buah rotan dimasukkan dalam wadah yang berisi air dan diaduk atau diremas-remas hingga resin larut dalam air. Selanjutnya, air disaring menggunakan saringan dari karung anyaman plastik. Air saringan ditempatkan dalam wadah dan dibiarkan hingga resin jernang mengendap sempurna (Gambar 3). Rendemen yang dihasilkan berkisar 12%.

(14)

II. Ekstraksi Buah Rotan Jernang

5

A

B C

Gambar 3. Teknik ekstraksi basah

Keterangan: A = ekstraksi menggunakan air B = proses penyaringan C = proses penjemuran

Buah rotan dimasukkan dalam wadah berbentuk silider yang b.

telah berisi air (Gambar 4), selanjutnya silider tersebut diputar hingga resin larut sempurna dalam air. Setelah resin larut sempurna, air disaring dan air hasil saringan ditempatkan pada suatu wadah agar resin mengendap. Endapan resin dipisahkan dari air dan dijemur. Rendemen resin yang dihasilkan berkisar 12%.

(15)

Seri Paket Iptek

Teknik Pengolahan dan Pemanfaatan Jernang (Dragon’s blood)

6

(16)

Ekstraksi resin jernang dengan pelarut organik dilakukan untuk mendapatkan ekstrak resin yang berpotensi sebagai penyembuh luka. Ekstrak jernang dengan pelarut etil asetat dapat berfungsi sebagai bahan penyembuh luka (Waluyo & Pasaribu 2013). Ekstraksi dilakukan sesuai diagram alir pada Gambar 5.

Etil asetat Ekstrak diuapkan Ekstrak untuk penyembuh luka

n-heksana Metanol

Fraksinasi Resin jernang

Gambar 5. Diagram alir ekstraksi resin jernang

Ekstraksi resin jernang dengan pelarut organik dilakukan untuk mendapatkan ekstrak resin yang berpotensi sebagai penyembuh luka. Ekstraksi resin jernang dengan pelarut organik dilakukan untuk

III. Ekstraksi Resin

Jernang

III. Ekstraksi Resin

(17)

Matriks serat nano digunakan sebagai media ekstrak etil asetat jernang yang berfungsi sebagai obat penyembuh luka. Pembuatan matriks serat nano (nanofibers) dengan cara melarutkan bahan polimer PVDF (Polyvinylidene Fluoride) sebanyak 4 gram dengan pelarut N.N. Dimetyl

acetamide sebanyak 20 ml (1:5 b/v). Larutan polimer yang telah larut

sempurna didiamkan sedikitnya 6 jam hingga larutan tampak bening, selanjutnya larutan dimasukkan ke alat electrospinning untuk membuat matriks yang tersusun dari serat berukuran nano (Gambar 6).

Gambar 6. Pembuatan matriks serat nano dengan alat electrospinning Matriks serat nano digunakan sebagai media ekstrak etil asetat jernang yang berfungsi sebagai obat penyembuh luka. Pembuatan matriks Matriks serat nano digunakan sebagai media ekstrak etil asetat jernang yang berfungsi sebagai obat penyembuh luka. Pembuatan matriks

IV. Pembuatan

Matriks Serat Nano

(

Nanofibers

)

Matriks Serat Nano

Matriks Serat Nano

(18)

Ekstrak jernang dilarutkan dengan pelarut etil asetat menjadi larutan berkonsentrasi 5%, selanjutnya larutan ekstrak tersebut diteteskan pada matriks serat nano hingga merata. Matriks yang telah ditetesi larutan dibiarkan hingga kering (etil asetat menguap sempurna). Hasil SEM matriks serat nano disajikan pada Gambar 7.

A (250X)

B (250X) Gambar 7. SEM matriks serat nano (nanofibers)

Keterangan: A = matriks serat nano (pembesaran 250X)

B = matriks serat nano berisi ekstrak jernang (pembesaran 250X)

V. Matriks Serat

Nano sebagai Media

Ekstrak Jernang

(19)

Penggunaan matriks serat nano yang berisi ekstrak jernang digunakan sebagai obat penyembuh luka dan telah dicoba pada kelinci dengan hasil seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata persentase luas penutupan luka

No. Perlakuan Persentase penutupan lukaHari ke-7 Hari ke-14

1. 2. 3. 4. Kontrol (control) Nitrofurazonea

Ekstrak etil asetat jernang rambai (konsentrasi 5%)

Ekstrak etil asetat jernang kalamuai (konsentrasi 5%) 0,10 g (10%) 26,67±2,89 47,5±5,0b 55,0±3,0* 53,00±2,65* 56,67±2,88 79,6±5,1c 85,67±4,04* 85,67±4,04*

Keterangan: Nitrofurazone adalah salep antimikroba untuk anti infeksi kulit

b = Persentase penutupan luka setelah hari ke-6 (Desu et al. 2011) c = Persentase penutupan luka setelah hari ke-12 (Desu et al. 2011)

* = ada perbedaan antara perlakuan dan kontrol

Berdasarkan Tabel 1, ekstrak etil asetat jernang dapat menyembuhkan luka/menutup luka lebih cepat dibanding menggunakan Nitrofurazone, yaitu salep antimikroba untuk antiinfeksi pada kulit. Di samping itu, penggunaan ekstrak jernang juga tidak menimbulkan iritasi pada kulit.

(20)

Ekstrak jernang dengan pelarut etil asetat dapat digunakan sebagai obat penyembuh luka dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Hal ini merupakan salah satu manfaat lebih dari jernang di mana selama ini jernang hanya digunakan sebagai bahan pewarna alami dan diekspor berupa bahan mentah. Di samping manfaat tersebut, perlu adanya penelitian lebih lanjut kemungkinan-kemungkinan manfaat lain dari jernang.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Dransfield J, N Manokaran. (1994). Plants Resource of South-East Asia. No. 6. Rattans. Bogor: PROSEA.

Desu BSR, B Suresh, K Elango, M Ramanathan, KMN Satish, SA Dhanraj, P Vijaya. (2011). Antibacterial, antifungal and infected wound healing activity of Cupresus glauca LINN. Pharmanest. 2(1), 24−27. Heyne K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I. Jakarta: Badan

Litbang Departemen Kehutanan.

Januminro CFM. (2000). Rotan Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Kimura N, Kim BS, KH Lee, IS Kim. (2010). Molecular Orientation and Crystalline Structure of Aligned Electrospun Nylon-6 Nanofibers: Effect of Gap Size. Macromolecular Materials Engineering. 295, 1090−1096.

Nguyen THL, S Chen, NK Elumalai, MP Prabhakaran, Y Zong, C Vijila, SI Allakhverdiev, S Ramakrishna. (2012). Biological, Chemical, and Electronic Applications of Nanofibers. Macromol.Mater.Eng. DOI:10.1002/mame.201200143.

Soscia DA, NA Raof, Y Xie, NC Cady, AP Gadre. (2010). Antibiotic-Loaded PLGA Nanofibers for Wound Healing Applications. Advance

Biomaterials. 12(4), 83−88.

(22)

III. Ekstraksi Resin Jernang

13

Subiah T, GS Bath, RW Tock, S Parameswaran, SS Ramkumar. (2005). Electrospinning of Nanofibers. Journal of Applied Polymer Science. 96, 557−569.

Waluyo TK. (2008). Teknik Ekstraksi Tradisional dan Analisis Sifat-sifat Jernang Asal Jambi. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 26(1), 30−40. _________. (2013). Perbandingan Sifat Fisiko-kimia 5 Jenis Jernang.

Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 31(2), 141−150.

Waluyo TK, G Pasaribu. (2015). Aktivitas Antijamur, Antibakteri Dan Penyembuhan Luka Ekstrak Resin Jernang. Jurnal Penelitian Hasil

Hutan (proses editing).

Wei K, T Ohta, BS Kim, KW Kim, KH Lee, MS Khil, HY Kim, IS Kim. (2010). Development of electrospun metallic hybrid nanofibers via metallization. Polym Adv Technol. 21, 746−751.

Yi T, HB Chen, ZZ Zhao, ZL Yu, ZH Jiang. (2011). Comparison of the chemical profile and anti-platelet aggregation effects of two ”Dragon’s Blood” drugs used in traditional Chinese medicine.

(23)

Gambar

Tabel 1.  Rata-rata persentase luas penutupan luka .....................................12
Gambar 1. Buah rotan jernang
Gambar 2. Teknik ekstraksi kering
Gambar 3. Teknik ekstraksi basah
+5

Referensi

Dokumen terkait

Karena itu, untuk tipe ini ECU mesin menghitung injeksi jumlah bahan bakar per durasi injeksi sesuai dengan perubahan dalam vacuum intake manifold untuk menjamin bahwa

Strategi yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian adalah dengan cara wawancara tertulis dan kuesioner yang berfokus pada proses pembelian atau pengadaan

Puji yukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul

Hasil menunjukkan bahwa pelatihan bermain pura-pura bersama anak dapat meningkatkan interaksi ibu dan anak retardasi mental dengan nilai t=-9,662 dan signifikansi

Tindak pidana yang diatur dalam Peraturan Daerah ini adalah tindak pidana pelanggaran Peraturan Daerah, sedangkan terhadap pengusaha yang melakukan usaha budidaya

Kebutuhan akan tenaga yang berbasis teknologi informasi masih terus meningkat; hal ini bisa terlihat dengan banyaknya jenis pekerjaan yang memerlukan kemampuan di bidang teknologi

Sistem pemrosesan berbasis berkas adalah suatu model penyimpanan data yang mendasarkan pada penyimpanan data dalam bentuk file (berkas), yang memiliki banyak

Menurut hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing kabupaten di pulau Madura selama kurun waktu dari tahun 2005 s/d 2009