• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULIR SPMI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ARJUNA. Manual Mutu Akademik STIKes Arjuna

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORMULIR SPMI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ARJUNA. Manual Mutu Akademik STIKes Arjuna"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULIR SPMI

SEKOLAH TINGGI ILMU

KESEHATAN ARJUNA

(2)

FORMULIR SPMI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ARJUNA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ARJUNA

(3)

Tanggal : 4 Oktober 2019

Disusun Oleh :

Ketua Lembaga Penjaminan Mutu

(Munarni Simatupang SKM MKes)

Disetujui Oleh

Ketua, STIKes Arjuna

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat, dan Karunianya sehingga penyusunan buku pedoman system penjaminan mutu STIKes Arjuna dapat terselesaikan.

Merujuk undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Higher Education Long Term Strategy (HELTH) 2003 - 1010, dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pelaksanaan penjaminan mutu di perguruan tinggi merupakan kegiatan yang wajib dilakukan. Sehingga penjaminan mutu perguruan tinggi (Quality Assurance) sesuatu yang tidak dapat diabaikan lagi oleh perguruan tinggi.

Buku ini memberikan pedoman kepada semua unit kerja dilingkungan STIKes Arjuna dalam menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan posisinya. Karena didalamanya memuat ketentuan umum tentang standar baik penjaminan mutu pada delapan standar minimal yang dijalankan oleh STIKes Arjuna dan tiga standar tambahan.

Tiada gading yang tak retak, memberikan ibarat bahwa dalam penyusunan buku pedoman ini tentunya masih banyak ditemukan kekurangan dan keslahan. Sehingga masukan berupa kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesempurnaan buku pedoman ini dimasa yang akan datang. Terima kasih, Semoga bermanfaat.

Ketua Lembaga Penjamain Mutu STIKes Arjuna

Munarni Simatupang SKM MKes NIDN : 0107038401

(5)

DAFTAR ISI

Sampul Depan

Kata Pengantar ... 3

Daftar Isi ... 4

BAB 1 Pendahuluan... 5

BAB 2 Ketentuan Umum ... 7

BAB 3 Standar Mutu ... 16

BAB 4 Standar Identitas STIKes Arjuna ... 20

BAB 5 Standar Isi STIKes Arjuna ... 25

BAB 6 Standar Proses Pembelajaran ... 29

BAB 7 Standart Kompetensi Lulusan STIKes Arjuna ... 44

BAB 8 Standart Dosen dan Tenaga Kependidikan STIKes Arjuna ... 51

BAB 9 Standar Prasarana dan Sarana STIKes Arjuna ... 62

BAB 10 Standar Pengelolaan STIKes Arjuna ... 64

BAB 11 Standar Pembiayaan STIKes Arjuna ... 66

BAB 12 Standar Penilaian Pendidikan ... 67

BAB 13 Proses Penetapan Standart Mutu ... 68

Daftar Pustaka ... 74

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merujuk pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Higher Education Long Term Strategy (HELTS) 2003 - 1010, dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pelaksanaan penjaminan mutu di perguruan tinggi merupakan kegiatan yang wajib dilakukan. Sehingga penjaminan mutu perguruan tinggi (Quality Assurance) sesuatu yang tidak dapat diabaikan lagi oleh perguruan tinggi. Hal ini disebabkan oleh berbagai tantangan pendidikan tinggi yang antara lain: (1) pengaruh intervensi global dan liberalisasi pendidikan; (2) permasalahan makro nasional seperti: ekonomi, politik, moral dan budaya; (3) globalisasi, keterbukaan, demokrasi, rasionalisasi berpikir, budaya persaingan; (4) peran perguruan tinggi membentuk masyarakat madani; (5) rendahnya daya saing lulusan dalam tingkat nasional/internasional dan sebagainya.

Sehubungan dengan persoalan tersebut, pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan perundang-undangan yang mendorong peningkatan kualitas pendidikan diIndonesia. Undang-undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 menegaskan: pengendalian dan evaluasi mutu pendidikan harus dilakukan, baik terhadap program maupun terhadap institusi pendidikan secara berkelanjutan. Begitu pula dalam peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 dijelaskan bahwa penetapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Dengan demikian, penetapan manajemen mutu pada pendidikan tiinggi merupakan suatu keharusan.

Visi STIKes Arjuna ialah Menjadikan lembaga pendidikan kesehatan unggulan dan berkarakter islami yang mampu berkompetisi secara global tahun 2025. Dalam upaya mewujudkan Visi tersebut STIKes Arjuna memiliki Misi sebagai berikut (1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran secara profesional dibidang kesehatan sesuai dengan standar kompetensi, (2) Mengembangkan kompetensi civitas akademika dalam penelitian, pengabdian masyarakat berdasarkan IPTEK dan IMTAQ, (3) Meningkatkan kualitas tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan dan (4) Mengembangkan kerjasama lintas sektoral dengan organisasi/institusi dalam

(7)

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM-PT) adalah proses yang menetapkan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan sehingga stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, pemerintah dosen tenaga penunjang serta pihak lain yang berkepentingan) memperoleh kepuasan. SPM-PT secara sinergi dilaksanakan oleh lembaga internal, Berdasarkan beberapa hal tersebut diatas, Pusat Jaminan Mutu (PJM) “DAMAI” STIKes Arjuna perlu membuatkan buku pedoman system penjaminan mutu.

1.2 Tujuan

Buku Pedoman SPM-STIKes Arjuna menjadikan landasan bagi pelaksanaan system penjaminan mutu internal pendidikan di STIKes Arjuna

1.3 Sasaran

(8)

BAB II

KETENTUAN UMUM

2.1 Pengertian Sistem Penjaminan Mutu Internal STIKes Arjuna

Kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi diperguruan tinggi oleh perguruan tinggi (internally driven), untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi secara berkelanjutan (continuous improve-ment). Dalam arti bahwa SPM-STIKes Arjuna dilaksanakan dan diawasi secara mandiri oleh semua unit/komponen kerja yang ada di STIKes Arjuna melalui Lembaga Penjaminan Mutu.

2.2 Pusat Jaminan Mutu STIKes Arjuna

Bagian unit kerja didalam institusi STIKes Arjuna , yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua STIKes.

2.3 Landasan hukum Pusat Jaminan Mutu STIKes Arjuna Keputusan Ketua STIKes Arjuna

2.4 Visi Pusat Jaminan Mutu STIKes Arjuna

Mengutamakan budaya mutu pada setiap unit layanan pendidikan.

2.5 Misi Pusat Jaminan Mutu STIKes Arjuna

1. Mengoptimalkan setiap unit untuk mengembangkan dan menerapkan system manajemen mutu.

2. Mengembangkan dan menerapkan system monitoring dan evaluasi.

2.6 Tujuan Pusat Penajamina Mutu STIKes Arjuna

1. Mengimplemantasikan sistem penjaminan mutu internal secara konsisten dan berkelanjutan dalam rangka penyelenggara Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Menghasilkan dokumen SPMI dan seperangkat yang diperlukan dalam rangka implementasi SPMI.

(9)

4. Membantu pencapaian tingkat Akreditasi Institusi dan Program Studi sesuai dengan kebijakan SPMI dan Renstra yang diterapkan STIKes Arjuna .

5. Menghasilkan standart, dokumen, dan rambu-rambu SPMI.

6. Membantu manajemen yang ada di STIKes Arjuna untuk mengukur kinerja secara lebih sistematis dan mengelola semua proses Tri Dharma Perguruan Tinggi secara lebih baik.

2.7 Tugas Pusat Jaminan Mutu Quality Assurance) STIKes Arjuna 1. Menyiapkan data dari semua unit kerja yang ada di STIKes Arjuna

2. Merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan SPM-STIKes Arjuna

3. Menyusun dokumen-dokumen mutu dan perangkat yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan SPM-STIKes Arjuna

4. Melakukan koordinasi pelaksanaan SPM-STIKes Arjuna

5. Memantau, menilai, mengaudit dan mengevaluasi pelaksanaan SPM-STIKes Arjuna 6. Melakukan kajian - kajian terhadap pelaksanaan penjaminan mutu pada unit kerja dan menyampaikan hasil kajiannya kepada Ketua STIKes, dengan tembusan sebagai masukan untuk Senat STIKes Arjuna

7. Menyiapkan sumberdaya manusia yang kompeten melaksanakan penjaminan mutu, maupun penilaian penjaminan mutu (auditor internal) di STIKes Arjuna

2.8 Fungsi Pusat Jaminan Mutu STIKes Arjuna

1. Memberikan informasi dan konsultasi terkait kegiatan pada unit kerja di STIKes Arjuna

2. Pusat Jaminan Mutu bertanggungjawab menyelenggarakan sistem penjaminan mutu secara keseluruhan di STIKes Arjuna dan mencapai indikator - indikator kinerja sesuai target yang telah ditetapkan.

3. Mengembangkan system penjaminan mutu yang berkelanjutan (Continuous Quality Improvement) di STIKes Arjuna

4. Memberikan layanan konsultasi, pendampingan dan kerjasama dalam bidang penjaminan mutu perguruan tinggi.

5. Mengembangkan sistem informasi penjaminan mutu yang adaptif dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

2.9 Organisasi Pusat Jaminan Mutu STIKes Arjuna

(10)

untuk kurun waktu tertentu. Sistem penjaminan mutu dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat STIKES, Prodi dan Unit Penunjang (perpustakaan, laboratorium).

Pada Akademi Kebidanan dipimpin oleh seorang Kepala Badan dengan dibantu oleh seorang Sekretaris, serta Unit Tugas Pusat Jaminan Mutu yaitu suatu tim yang dibentuk oleh Kepala Badan untuk suatu penugasan tertentu (Struktur Organisasi Lihat Gambar 1). Kepala Pusat Jaminan Mutu bertanggung jawab langsung kepada Ketua STIKes, serta berkoordinasi dengan para wadir dan pimpinan unit-unit kerja dalam pelaksanaan penjaminan mutu STIKes Arjuna .

Pusat Jaminan Mutu Damai diangkat dan diberhentikan oleh Ketua STIKes untuk masa jabatan empat tahun dan dapat diangkat kembali untuk maksimal 2 (dua) kali masa jabatan berikutnya. Pada program stu, organ yang terlibat dalam penjaminan mutu adalah pudir I diimplementasikan sebagai bagian dari tupoksi dosen - dosen yang. Mekanisme serupa berlaku pula untuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) di STIKes Arjuna , dengan diketuai oleh Kepala unit kerja yang bersangkutan.

(11)

STRUKTUR ORGANISASI STIKes Arjuna

Ketua Yayasan

Dewan Penyantun Dewan Pengawas

Audit Mutu Internal Ketua STIKes Arjuna Senat Akademik

Melva E.M. Manurung,

M.Kep

Ka. LPM

Munarni Simatupang, S.KM., M.Kes

Waket I Waket II Waket III

Baharudin Togatorop Rina Manalu Dosmaida

Nababan

Ka. BAAK KPS S1 Farmasi Masria Sianipar,

M.Si., Apt

KPS D3 Farmasi

Hepni Bagariang KPS D3 Kep Tumpal Manurung., M.Kep

Keuangan Kerohanian

/Asrama Pusat karir/alumni

BEM

Ka.

Perpustaka an

Sekpro S1 Farmasi SekproD3

Farmasi Sekpro D3 Keperawatan SDM

(12)

Ka. Lab

Bahasa PJ. evaluasi PJ. evaluasi PJ. evaluasi HUMAS

Ka. Lab

Klinik

DOSEN DOSEN DOSEN

(13)

2.10 Mekanisme Sistem Penjaminan Mutu Internal STIKes Arjuna 2.10.1 Sistem Penjaminan Mutu Berkelanjutan STIKes Arjuna

Upaya peningkatan mutu secara terus menerus yang dilakukan di STIKes Arjuna diharapkan akan menumbuhkan budaya mutu sehingga akan tercapai peningkatan standar yang berkelanjutan (continous quality improvement). Salah satu model manajemen kendali mutu yang dapat digunakan adalah model PDCA (Plan, Do, Check, Action), yang menghasilkan pengembangan yang berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu perguruan tinggi. Model manajemen kendali mutu berbasis PDCA, dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2 Manajemen Kendali Mutu Berbasis PDCA

Beberapa prinsip yang harus melandasi pola pikir dan pola tindak semua pelaku manajemen kendali mutu berbasis PDCA adalah:

1. Quality first

Semua pikiran dan tindakan pengelola perguruan tinggi harus memrioritaskan mutu

2. Stakeholder-in

Semua pikiran dan tindakan pengelola perguruan tinggi harus ditujukan pada kepuasan para pemangku kepentingan (internal dan eksternal)

3. The next process is our stakeholders

Setiap orang yang menjalankan tugasnya dalam proses pendidikan pada PT harus menganggap orang lain yang menggunakan hasil pelaksanaan tugasnya tersebut sebagai pemangku kepentingan yang harus dipuaskan.

(14)

Setiap pengambilan keputusan/ kebijakan dalam proses pendidikan pada PT seyogianya didasarkan pada analisis data, bukan berdasarkan pada asumsi atau rekayasa

5. Upstream management

Setiap pengambilan keputusan / kebijakan dalam proses pendidikan pada PT seyogianya dilakukan secara partisipatif dan kolegial, bukan otoritatif.

Sedangkan untuk proses peningkatan mutu secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Skema Peningkatan Mutu STIKes Arjuna

2.10.2 Manajemen Kendali Mutu dalam SPMI-STIKes Arjuna

YA

TIDAK

Standar Baru Monitoring oleh Unit Kebijakan & Standart Pelaksanaan Kerja Evaluasi diri oleh Unit Kerja Audit Oleh UJM Rumusan Koreksi Peningkatan Mutu PENENTUA N STANDAR MUTU AUDIT BUTIR MUTU KESENJANGAN STANDAR MUTU DAN HASIL AUDIT

IDENTIFIKASI ACTION UNTUK MEMENUHI STANDAR MUTU MELAKSANAKAN ACTION GABUNGAN PADA PROSES PDCA BERIKUTNYA EVALUASI STANDAR MUTU

(15)

Gambar 4. Bagan Manajemen Kendali Mutu dalam SPMI- STIKes Arjuna

2.10.3 Menuju Pemenuhan Penjaminan Mutu STIKes Arjuna

SPM-STIKes Arjuna dilakukan atas dasar Penjaminan Mutu Internal (PMI), Penjaminan Mutu Eksternal (PME), dan Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) yang dikaitkan dengan perijinan penyelenggaraan program studi.

PMI- STIKes Arjuna adalah penjaminan mutu yang dilakukan oleh STIKes Arjuna (internally driven). Sistem beserta parameter dan metoda yang dilakukan untuk mengukur hasil ditetapkan oleh STIKes Arjuna dengan mengacu pada visi dan misi STIKes Arjuna dan berdasarkan pada pemenuhan Standar Nasional Pendidikan. PME-STIKes Arjuna adalah penjaminan mutu yang dilakukan oleh badan akreditasi seperti BAN-PT atau lembaga lain dengan cara yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi yang melakukan. Lembaga akreditasi mewakili masyarakat sehingga sifatnya mandiri. Penjaminan mutu eksternal ini yang menghasilkan akreditasi wajib dilakukan oleh program studi seperti yang diatur dalam Undang-Undang Sisdiknas. EPSBED adalah bentuk pengawasan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang dilakukan oleh pemerintah, sesuai dengan amanah Undang-Undang Sisdiknas, dan dikaitkan dengan izin penyelenggaraan program studi.

Dokumen ini terutama menuju pada Pemenuhan Penjaminan Mutu Internal, STIKes Arjuna yang sejak dari awal berdirinya komit pada mutu, melekatkan tugas ini pada tugas struktural. Sejalan dengan perkembangannya dan sesuai dengan harapan dari pemerintah, maka di samping Senat Akademik dalam Pusat Jaminan Mutu STIKes Arjuna terdapat Senat Akademik dan Unit Jaminan Mutu.

2.10.4 Sasaran Penjaminan Mutu Internal STIKes Arjuna

Sasaran Penjaminan Mutu Internal STIKes Arjuna , Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pasal 2: (1) Lingkup SNP, menjalankan Delapan macam standar minimal wajib meliputi:

1. Standar isi 2. Standar proses

(16)

3. Standar kompetensi lulusan

4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan 5. Standar sarana dan prasarana

6. Standar pengelolaan 7. Standar pembiayaan

8. Standar penilaian pendidikan.

Sedangkan melampaui secara kuantitatif berarti STIKes Arjuna menambahkan sejumlah standar selain delapan standar minimal yang dijabarkan dalam visi STIKes Arjuna , misalnya:

1. Standar identitas 2. Standar penelittian

3. Standar pengabdian kepada masyarakat 4. Standar sistem informasi

5. Standar kerjasama 6. Standar kesejahteraan 7. Standar kebersihan 8. Standar lainnya

2.10.5 Perangkat Sistem Penjaminan Mutu STIKes Arjuna 1. Visi, misi, dan tujuan

2. Kebijakan 3. Renstra

4. Renop dan Anggaran

5. Peraturan dan Prosedur (SOP) 6. Laporan

7. Audit

8. Rumusan Koreksi

2.10.6 Proses Penjaminan Mutu STIKes Arjuna

Untuk menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan akademik dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi, STIKes Arjuna mengatur melalui tahap-tahap sebagai berikut:

(17)

1. Tahap pertama, berdasarkan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan STIKes Arjuna tersebut diatas, senat menetapkan kebijakan dan standar.

2. Tahap kedua, berdasarkan kebijakan dan standar yang telah ditetapkan, pimpinan STIKes Arjuna menyusun renstra yang berisi rencana kerja untuk kurun waktu 3 tahun. Penyusunan renstra dilakukan melalui pembahasan pimpinan STIKes Arjuna , Unit Pelayanan Teknis (UPT) terkait. Pengesahan renstra dilakukan oleh Senat STIKes Arjuna dan Pengurus Yayasan.

Tahap ketiga, berdasarkan renstra yang telah disahkan oleh Senat STIKes Arjuna dan Pengurus Yayasan, Pimpinan STIKes Arjuna bersama, UPT terkait menyusun renop dan anggaran yang berisi rencana kerja secara lebih rinci untuk kurun waktu 1 tahun. Pengesahan renop dan anggaran bidang akademik dilakukan oleh Senat STIKes Arjuna dan Pengurus Yayasan.

4. Tahap keempat, berdasarkan renop yang telah disahkan oleh Senat STIKes Arjuna dan Pengurus Yayasan, STIKes Arjuna, UPT terkait menyusun standar operasional kegiatan akademik. Pengesahan standar akademik ini dilakukan oleh Ketua STIKes Arjuna

5. Tahap kelima, berdasarkan renop dan standar operasional yang telah disahkan, pimpinan, UPT terkait, menyusun ketentuan dan peraturan akademik serta manual prosedur Procedure (MP) agar dapat menjadi pedoman pelaksanaan di STIKes Arjuna.

6. Tahap keenam, secara periodik (minimal setiap semester) STIKes Arjuna. membuat laporan pelaksanaan kegiatan akademik beserta realisasi anggarannya.

7. Tahap ketujuh, berdasarkan laporan pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh STIKes Arjuna, Ketua STIKes melakukan evaluasi dengan meminta Penjaminan Mutu melakukan audit. Laporan hasil audit oleh jaminan LPM akan diserahkan ke Ketua STIKes dengan tembusan STIKes Arjuna. Laporan hasil audit dan rekomendasi penjamin mutu akan dijadikan dasar oleh Ketua STIKes dengan tembusan STIKes Arjuna melakukan tindak lanjut penyelesaian atau untuk menjadi bahan pertimbangan dalam penyempurnaan kebijakan, standar, dan peraturan/MP dimasa mendatang.

(18)
(19)

BAB III STANDAR MUTU

3.1 Pengertian Standar Mutu STIKes Arjuna Standar Mutu adalah:

1. Pernyataan berisi kriteria untuk menetapkan dan/atau mengevaluasi mutu dari suatu hal (mis: mutu program studi, mutu dosen, mutu lulusan). 2. Pernyataan berisi jabaran/rincian karakteristik dari suatu hal (mis:

kompetensi lulusan dan kualifikasi dosen).

3. Pernyataan berisi perintah untuk melakukan sesuatu.

4. Pernyataan tentang sesuatu yang harus terjadi atau cita-cita atau ide 5. Standar Mutu STIKes Arjuna adalah Pernyataan berisi kriteria untuk

menetapkan dan/atau mengevaluasi mutu dari suatu hal (misalnya: mutu program studi, mutu dosen, mutu lulusan) di STIKes Arjuna .

Contoh:

a. Paling lambat pada tahun 2020 tercapai rasio dosen dan mahasiswa sebesar 1:20

b. Setiap dosen pada perguruan tinggi X paling lambat pada tahun 2018 harus telah memiliki:

1) Setiap dosen gelar minimal magister

2) Setiap dosen jabatan akademik minimal asisten ahli 3) Setiap dosen memiliki sertifikat dosen

3.2 Jumlah Standar Mutu STIKes Arjuna

Tidak ada jumlah ideal standar mutu dalam SPMI, SPMI-STIKes Arjuna , berlandaskan pada PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan 8 (delapan) standar mutu yang wajib, yaitu:

1. Standar isi 2. Standar proses

3. Standar kompetensi lulusan

4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan 5. Standar sarana dan prasarana

6. Standar pengelolaan 7. Standar pembiayaan

(20)

8. Standar penilaian pendidikan

STIKes Arjuna menambah jumlah standar minimum dengan cara:

1. Menambah jumlah standar secara horizontal sehingga 8 menjadi 12 atau 15 atau lebih. Misal standar penelitian ilmiah, kesejahteraan, kerjasama, sistem informasi

2. Menambah jumlah standar secara vertikal yaitu 8 standar di atas dielaborasi lebih rinci menjadi beberapa standar turunan. Misal standar sarana dan prasarana dijabarkan menjadi standar kebersihan dan standar pemeliharaan.

Sedangkan melampaui secara kuantitatif berarti STIKes Arjuna menambahkan sejumlah standar selain delapan standar minimal yang dijabarkan pada visi perguruan tinggi, misalnya:

1. Standar identitas 2. Standar penelittian

3. Standar pengabdian kepada masyarakat 4. Standar sistem informasi

5. Standar kerjasama 6. Standar kesejahteraan 7. Standar kebersihan 8. Standar lainnya

3.3 Penetapan Standar STIKes Arjuna

Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan standar, yaitu:

1. Standar adalah penjabaran visi, misi, dan tujuan perguruan tinggi

2. Kepatuhan pada peraturan perundang-undangan yang relevan dengan bidang pendidikan tinggi

3. Kesesuaian standar dengan kebutuhan, tuntutan atau harapan pemangku kepentingan. Untuk mengetahui hal tersebut perlu dilakukan studi pelacakan (tracer study)

(21)

1. Perumusan standar menggunakan kata kerja yang dapat diukur, contoh menetapkan, membuat, menyusun, merancang, dan hindari kata kerja yang tidak dapat diukur, contoh memahami, merasakan 2. Rumusan standar harus memenuhi unsur:

3. Audience 4. Behavior 5. Competence 6. Degree

Contoh Perumusan Standar Standar

Pimpinan perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan sesuai kewenangan masing-masing harus melakukan rekrutasi, pembinaan, dan pengembangan dosen tetap agar paling lambat pada tahun 2019 tercapai rasio dosen dan mahasiswa sebesar 1:20.

Contoh Perumusan Standar Anatomi Standar

1. Audience (subjek yang harus melakukan sesuatu): Pimpinan perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan sesuai dengan kewenangan masing masing

2. Behavior (apa yang harus dilakukan/dicapai): harus melakukan rekrutasi, pembinaan dan pengambangan dosen tetap

3. Competence (kriteria, target, cita-cita): tercapai rasio dosen mahasiswa sebesar 1:20

4. Degree (tingkat/level/periode/frekuensi dari behavior): paling lambat tahun 2020

3.3.2 Tahap Penetapan Standar

1. Tim dibentuk sesuai dengan jenis standar yang akan disusun beranggota antara lain unsur pimpinan, unsur dosen, tenaga kependidikan, dan eksternal stakeholders, yang disetujui oleh perguruan tinggi

2. Analisis kebutuhan standar dilakukan oleh Tim. Analisis bermanfaat untuk menentukan ruang lingkup, jenis dan jumlah standar yang dibutuhkan. Untuk perguruan tinggi yang telah memiliki standar,

(22)

analisis kebutuhan dilakukan sebagai bagian dari tindak lanjut atas hasil evaluasi penerapan standar.

3. Standar dirumuskan berdasarkan peraturan perudang-undangan terkait, hasil evaluasi diri tentang kinerja yang sedang berjalan, masukan dari stakeholders, dan hasil studi pelacakan (kalau diperlukan).

4. Alternatif standar dianalisis dengan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan perguruan tinggi dibandingkan dengan standar yang telah ada, ataupun benchmarking. Standar ditetapkan dengan meramu visi dengan kebutuhan stakeholders.

5. Sebelum disahkan, konsep standar disosialisasikan kepada seluruh sivitas akademika, umpan balik (apabila ada) dan perumusan ulang oleh tim

6. Standar perlu disahkan oleh pimpinan perguruan tinggi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masing masing perguruan tinggi.

3.3.3 Formulir

1. Dokumen/formulir (sebagai dokumen yang dibutuhkan dalam rangka penerapan, SPMI), dirancang bersamaan dengan perumusan standar mutu.

2. Dokumen/formulir dapat berupa berbagai bentuk dan jenis formulir, buku laporan, petunjuk operasional (MP), catatan tertulis dari pengguna standar maupun pengelola SPMI (auditor)

BAB IV

STANDAR IDENTITAS STIKES ARJUNA

4.1 Pendahuluan

Identitas atau identity secara sederhana dapat diartikan sebagai jati diri atau sekumpulan unsure yang secara bersamaan mampu mencitrakan tentang siapa dan atau apa STIKes Arjuna . Identitas sebagai sebuah kata benda yang diambil dari kamus adalah identitas, ingin jadi siapa atau seperti apa, kondisi dimanaingin menjadi sama dengan sesuatu gambaran atau memiliki karakter

(23)

yang diingikan. Singkatnya identitas menunjuk pada tampilan (look) dari STIKes Arjuna , sehingga identitas STIKes Arjuna dapat dilihat dari nama, logo, alamat, visi, misi dst.

Untuk STIKes Arjuna , identitas tidak lain adalah karakteristik esensial dank has melekat pada STIKes Arjuna sehingga mampu mencitrakan dan membedakanya dengan institusi serupa yang lain. Karakteristik identititas yang harus dipenuhi adalah (a) bersifat administrative: nama, logo/lambing, alamat (b) bersifat substansial: nilai nilai dasar, visi, misi, tujuan bidang kajian STIKes Arjuna . Berbeda dengan standar mutu lainnya, standar identitas dari STIKes Arjuna sebenarnya dapat menjadi paying bagi beragam mutu lainnya yaitu menjadi dasar dan arah bagi seluruh unit kerja didalam lingkungan dari STIKes Arjuna untuk meningkatkan mutunya secara utuh, menyeluruh dan berkelanjutan.

4.2 Mekanisme penetapan standar identitas STIKes Arjuna

Untuk menetapkan isi dari standar identitas STIKes Arjuna ditempuh langkah-langkah utama sebagai berikut:

1. Melakukan studi terlebih dahulu terhadap seluruh ketentuan normative berupa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang identitas perguruan tinggi

2. Melakukan evaluasi diri dengan menerapkan analisa SWOT dan atau studi pelacakan untuk merumuskan isi standar, khusu bila akan merumuskan pernyataan visi, misi institusi

3. Melakukan uji public, apabila perlu terhadap rancanganisi standar dengan mengandung perwakilan dari unsure-unsur pemangku kepentingan (stake holder) pergurun tinggi.

4.3 Standar Identitas Minimum STIKes Arjuna

Berdasarkan PP No. 60 Tahun 1999, pasal 2 dan kepmendiknas No. 234/U/2000, Pasal 5, 118. Dapat disimpulkan bahwa pemerintah telah menetapkan standar minimum yang harus dipenuhi oleh sebuah STIKes Arjuna agar dapat disebut sebagai sebuah institusi perguruan tinggi yang memiliki identitas:

(24)

2. Memiliki statuta

3. Memiliki anggran dasar

4. Memiliki rencana induk pengembangan 5. Memiliki kode etik civitas akademika

Elemen lain yang tidak tersebut dalam aturan normative, yang bersifat esensial dan perlu ditambahkan adalah:

1. Memiliki visi 2. Memiliki misi

3. Memliki keterangan nama, lambing/logo, motto, kartu nama (id card), cap stempel dsb.

4. Bila perlu sampai pada tataran indicator keberhasilan Catatan:

1. Pernyataan visi, misi dan tujuan menjadi acuan utama bagi seluruh standar mutu didalam SPMI STIKes Arjuna .

Logikanya adalah jika semua standar mutu didalam SPM STIKes Arjuna dengan mengacu visi, misi dan tujuan, maka ketika seluruh standar tersebut dapat diupayakan pemenuhanya hal ini berarti visi, misi dan tujuan STIKes Arjuna tersebut telah tercapai

2. Kesesuaian visi misi tujuan dalam tingkatan STIKes Arjuna , dan UPT yang ada.

3. Pernyataan visi, misi rumusanya jelas dan ringkas tidak lebih dari satu paragraph, pilihan kata dan struktur kalimatnya lugas, jelas dan komunikatif

4. Rumusan visi misi dan tujuan prodi harus bersifat strategis dan mampu menunjukan kekhasan kampus yang dapat memotivasi semua unsure didalam program studi.

4.4 Mekanisme Pemenuhan Standar Identitas STIKes Arjuna

Prinsipnya pada tahap ini setiap unit kerja pada STIKes Arjuna haruslah secara konsisten melalui kebijakan-kebijakan terstruktur berupaya untuk memenuhi atau mencapai isi dari standar identitas yang telah ditetapkan. Hal ini berarti pimpinan dari unit tersebut harus secara sadar menjadikan standar ini sebagi tolak ukur bagi unit tersebut harus secara sadar menjadikan standar ini sebagi tolak ukur bagi unit masing-masing dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Pada tahap ini

(25)

perlunya bagi pimpinan unit kerja melakukan sosialisasi standar isi kepada seluruh pemangku kepentingan: dosen, mahasiswa, bila perlu orang tua atau wali dan alumni.

4.5 Mekanisme Pengendalian Satandar Identitas STIKes Arjuna

Pada tahp ini pimpinan unit kerja STIKes Arjuna senantiasa mengontrol/memantau bagi terlaksanya standar identitas. Dengan kata lain pimpinan unit kerja selalu melihat kondidi factual, bila mana perlu pimpinan unit kerja segera mengambil langkah koreksi bila didapatkan penyimpangan atau kesalahan

Kemudian untuk kepentingan pengembangan standar pada siklus penjaminan mutu STIKes Arjuna berikutnya dievaluasi secara berkala yaitu 5 tahapan. Untuk itu sebaiknya pengelola standar identitas membuat catatan tertulis yang memuat semua data dan informasi tentang pencapaian substansi standar, penyebab terjadinya ketidaksesuaian antara pencapaian dengan substansi standard an tindakan korektif yang diambil.

Ilustrasi mekanisme penetapan hingga pengendalian standar identitas

Table 1. Table mekanisme pentapan hingga pengendalian standar identitas STIKes Arjuna

Mekanisme Proses Pengendalian

Penetapan Standar Pimpinan unit kerja dengan melibatkan pemangku kepentingan prodi harus menetapkan visi, misi dan tujuan unit kerja, yang rumusnya harus memenuhi kriteria antara lain:

a. Mencerminkan nilai-nilai dasar STIKes Arjuna b. Tidak bertentangan dengan visi misi dan

tujuan STIKes Arjuna

c. Singkat jelas dan komunikatif

Boring atau formulir yang butuhkan adalah; a. Chekslist pernyataan visi dan misi b. Formulir yang bersi visi dan misi

(26)

membuat pernyataan visi, misi dan tujuan sesuai dnegan isi standar identitas STIKes Arjuna , dengan cara menggunakan analisis SWOT, studi pelacakan, dan studi terhadap peraturan perundang-undangan yang relevan b. Pimpinan unit kerja harus mengisi boring atau formulir checklist pernyataan visi yang telah disediakan dan juga menuliskan pernyataan visi tersebut pada formulir visi

c. Pimpinan unit kerja bertanggung jawab untuk melakukan berbagai upaya agar visi benar-benar terpenuhi. Caranya tentu saja dapat diwujudkan melalui proses pembelajaran, penyusunan kurikulum dan kompetensi lulusan, pembinaan dosen, penelitian, perencanaan anggaran, penyediaan sarana dan prasarana, unit penunjang teknis dst

d. Pimpinan unit membuat catatan atas semua upayanya untuk memenuhi isi standar tersebut. Catatan bias berupa apa saja yang telah dilakukan dan belum dilakukan hambatan-hambatan, startegi mengatasi, dst.

Pengendalian Standar

a. Pimpinan unit kerja harus memeriksa apakah fakta dilapangan benar-benar telah sesuai dengan apa yang dituliskan distandar identitas b. Pimpinan unit segera mengambil langkah

koreksi apabila ditemukan ada suatu kesalahan atau ketidaksesuaian antara apa yang terjadi dilapangan dengan isi standar

c. Pimpinan unit kerja mencatat semua temuan dilapangan yang tidak sesuai dengan isi standar atau hal-hal lain yang berkaitan dengan upaya pengendalian isi standar pada formulir yang telah disediakan.

(27)

Checklist penetapan standar identitas STIKes Arjuna

Tabel 2. Checklist penetapan standar identitas STIKes Arjuna No. Pernyataan apakah isi standar mutu visi unit kerja

STIKes Arjuna

Jawaban YA TIDAK 1. Tidak Bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang relevan?

2. Telah mencerminkan nilai-nilai dasar STIKes Arjuna 3. Berupaya pernyataan tentang sesuatu yang diharapkan

akan terjadi di dalam hitungan jangka waktu 15-20 tahun kedepan

4. Memuat tentang sesuatu yang dapat diukur 5. Telah dirumuskan secara singkat dan jelas

6. Telah menggunakan bahasa dan style yang komunikatif 7. Telah dirumuskan dengan menerapkan analisa SWOT 8. Telah dirumuskan dengan menetapkan studi pelacakan 9. Telah ditetapkan dengan melibatkan stakeholder 10. Telah disosialisasikan kepada stakeholder

11. Telah dilengkapi dengan instrumen tertulis seperti formulir atau borang, checklist tabel, dsb

12. Apakah isi standar mutu visi misi unit kerja STIKes Arjuna 13. Tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang relevan

14. Telah mencerminkan nilai-nilai dasar STIKes Arjuna 15. Telah sejalan dengan visi STIKes Arjuna

16. Telah menyebutkan karakteristik jenis jasa pendiidkan yang ditawarkan oleh STIKes Arjuna

17. Telah menyebutkan dengan jelas dan rinci prioritas STIKes Flora

(28)

BAB V

STANDAR ISI STIKES ARJUNA

5.1 Pendahuluan

Buku tentang standar isi STIKes Arjuna ini dimaksudkan untuk memberi inspirasi STIKes Arjuna dalam melaksanakan SPMI STIKes Arjuna , khusunya dalam hal menetapkan, melaksanakan, dan mengendalikan standar isi. Tentunya pelaksanaan pemenuhan berbagai standar dalam SPMI STIKes Arjuna , termasuk standar isi, perlu bertahap sesuai dengan kesiapan STIKes Arjuna , namun sebaiknya perlu disusun kerangka waktu yang jelas untuk pelaksanaanya atau perlu disusun blue print.

(29)

Bersdasarkan buku panduan pelaksnaan system penjaminan mutu perguruan tinggi (2006) ada beberapa formulasi SPMI, tetapi di cermati lebih dalam, maka dapat dicatat beberapa kata kunci yang sama terkandung dalam kegiatan tersebut, yaitu:

1. Penetapan standar 2. Pelaksanaan

3. Monitoring dan evaluasi

4. Evaluasi kolega eksternal (audit mutu akademika internal) 5. Peningkatan kualitas dan benchmarking

Pada prinsipnya STIKes Arjuna apabila akan merumuskan dan menetapkan substandi dari berbagai standar mutu dalam SPMI nya, dan khusu dalam hal ini tentang standar isi, seyogyanya terlebih dahulu memahami peraturan perundang-undangan yang mengatur, atau yang relevan dengan standar isi dalam konteks ini peraturan tersebut adalah (a) PP No. 19 tahun 2005 tentang SNP, khusunya pasal 5,9,15,17 nayat 4 dan 18 (b) keputusan mendiknas no. 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa, dan (c) keputusan mendiknas no. 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidkan tinggi.

5.2 Mekanisme penetapan standar isi STIKes Arjuna

Standar isi STIKes Arjuna adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam criteria tentang kompetensi lulusan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata kuliah, dan silabus pembelajran yang harus dipenuhi oleh mahasiswa STIKes Arjuna . Hal ini berarti bahwa substansi standar isi tidak lain adalah tentang kurikulum, dan standar ini akan berkaitan dengan standar mutu lain dalam SPMI STIKes Arjuna yaitu standar proses pembelajaran, standar penilaian pendidikan, dan standar kompetensi lulusan.

Untuk memperjelas posisi standar isi dalam kurikulum suatu prodi dan kaitanya dengan standar proses dan standar penilaian pendidikan dapat dilihat skema kurikulum pada table dibawah ini:

Table 3. kandungan dalam kurikulum STIKes Arjuna

Kurikulum Dokumen (curriculum plan) Kegiatannya Nyata (actual curriculum)  Serangkaian mata kuliah  Proses Pembelajaran

(30)

 Silabus

 Program Pembelajaran

 Proses Evaluasi

 Penciptaan suasana pembelajaran

Berdasarkan table diatas dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan standar isi dalam SNP adalah dokumen kurikulum suatu prodi. Kegiatan nyata kurikulum yaitu proses pembelajaran dan penciptaan suasana pembelajaran sama dengan standar proses dalam SNP dan proses evaluasi sama dengan standar penilaian pendidikan dalam SNP. Adapun kualifikasi kemmapuan lulusan pendidikan tinggi yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang tercakup dalam kurikulum tersebut dinyatakan dalam standar kompetensi.

Berdasarkan informasi ini dapat dinyatakan bahwa kurikulum merupakan hal yang sangat penting dalam suatu program studi karena menyangkut 4 butir standar dalam SNP. Untuk itu peningkatan mutu kurikulum merupakan keniscayaan bagi suatu perguruan tinggi.

Karena standar isi merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dengan kurikulum maka untuk memperjelas maksud standar isi dalam bab ini dituliskan definisi kurikulum.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampainya dan penilainya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar diperguruan tinggi (SK Mendiknas No. 232/U/2000 Psl. 1 butir 6). Kurikulum dipahami sebagai dokumen dan sebagai kegiatan nyata pendidikan tinggi yang menjadi dasar penyelenggaraan program studi. Kurikulum tersusun atas dua hal yaitu:

1. Kurikulum inti yang bmencirikan kompetensi utama

2. Kurikulum institusional yang merupakan bagian dari kurikulum STIKes Arjuna komplementer dengan kurikulum inti, disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta cirri khas STIKes Arjuna yang bersangkutan (SK Mendiknas No. 232/U/2000 Psl. 7)

Kurikulum disusun berdasarkan atas elemen-elemen kompetensi yang dapat menghantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama, kompetensi pendukung dan kompetensi lain. Proses penetapan standar isi perlu dilakukan secara berjenjang dimulai di tingkat STIKes Arjuna dan tingkat program studi.

(31)

Penetapan standar mutu ditingkat yang lebih tinggi dan mnyempurnakannya, sehingga standar mutu tersebut menjadi sesuai untuk masing-masing unit kerja. Standar isi STIKes Arjuna secara deduktif merupakan penjabaran visi STIKes Arjuna dan secara induktif merupakan pemenuhan kebutuhan stake holder dari STIKes Arjuna tersebut.

Proses penetapan standar isi perlu dilakukan secara berjenjang dimulai ditingkat Akbid,. Penetapan standar mutu ditingkat yang lebih rendah perlu mengacu kebijakan standar mutu ditingkat yang lebih tinggi dan menyempurnakannya, sehingga standar mutu tersebut menjadi sesuai untuk masing-masing institusi. Standar isi perguruan tinggi secara deduktif merupakan penjabaran visi perguruan tinggi dan secara induktif merupakan pemenuhan kebutuhan stakeholder dari perguruan tinggi tersebut.

Apa substansi dari standar isi yang perlu dirumuskan dan ditetapkan oleh STIKes Arjuna agar dapat dikatakan memenuhi criteria dari SNP. Mempelajari isi dari pasal 5,9,15,17 ayat 4, dan 18 dari PP No. 19 tahun 2005 sebagaimana telah dikutip diatas, dan berikut ini diulang kembali dalam bentuk tabel 4 yang terlihat ada substansi dari standar isi yang telah ditetapkan oleh PP No. 19/2005 dan peraturan menteri pendidikan nasional, tetapi ada juga yang perlu ditetapkan oleh STIKes Arjuna relative lebih banyak dari pada yang telah diteapkan oleh PP. No 19/2005 dan permendiknas. Hal ini dapat disikapi dengan suatu pemikiran yang positif bahwa pemerintah member keleluasaan terhadap STIKes Arjuna untuk berkembang sesuai dengan kondisi, kemampuan, dan budaya masing-masing. Suatu perguruan tinggi wajib menetapkan dan melaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan kandungan standar isi tersebut. Hal ini dimaksudkan agar perguruan tinggi dapat memenuhi SNP bahkan selanjutnya dapat melampaui SNP baik dalam jumlah maupun level dari substansu standar tersebut. Dalam proses penetapan standar isi, tim atau satuan tugas SPMI STIKes Arjuna perlu memetakan dan merumuskan secara lebih detail substandi dari standar isi, baik yang secara minimal telah diatur oleh pemerintah melalui SNP seperti disebut diatas, ataupun substansi standar isi yang melebihi standar minimal menurut SNP itu.

Berikut ini contoh dari permetaan tersebut.

(32)

a. Kurikulum tingkat pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, dan bahasa inggris pada program sarjana dan diploma

b. Kurikulum tingkat pendidikan tinggi program sarjana dan diploma wajib memuat mata kuliah yang bermuatan kepribadian kebudayaan serta mata kuliah statistika dan atau matematika

2. Substansi standar isi yang telah ditetapkan oleh permendiknas

a. Beban SKS minimal dan maksimal program pendidikan pada pendidikan tinggi dirumuskan oleh BSNP dan ditetapkan Permen b. Kalender akademik untuk perguruan tinggi diatur lebih lanjut dengan

permen

3. Substansi standar isi yang perlu diteapkan oleh STIKes Arjuna

a. kerangka dasar dan struktur kurikulum STIKes Arjuna dikembangkan oleh STIKes Arjuna untuk program studi

b. dalam mengembangkan kerangka dasar dan struktur kurikulum, STIKes Arjuna perlu melibatkan asosiasi profesi, instansi pemerintah terkait dan kelompok ahli yang relevan

c. kurikulum tingkat STIKes Arjuna dan kedalaman muatanya diatur oleh STIKes Arjuna

d. beban SKS efektif diatur oleh STIKes Arjuna

e. kurikulum tingkat pendidikan untuk setiap program studi di STIKes Arjuna dikembangkan dan ditetapkan oleh STIKes Arjuna dengan mengacu SNP

Substansi Standar Isi Yang Melampaui SNP

Salah satu cara sederhana dan praktis dalam perumusan substansi standar isi yang melampaui SNP dapat dilakukan dengan cara memperhatikan dua aspek tersebut dan merujuk pada standar penjaminan mutu eksternal (akreditasi dan sertifikasi) yang di cita-citakan tim yang ditunjuk melakukan pencermatan substansi yang sesuai.

(33)

BAB VI

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

6.1 Pendahuluan

Didalam pasal 1 butir 20 UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dilingkungan pendidikan tinggi interaksi tersebut terjadi antar mahsiswa (student centeres learning) tersebut terjadi proses perubahan yang dialami mahasiswa dalam empat ranah, yaitu disebut ranah kognitif, yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran. Ranah afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi-reaksi yang berbeda berdasarkan penalaran misalnya penerimaan, partisipasi, penentuan sikap ranah psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan ketrampilan jasmani,

(34)

misalnya persepsi, kreatifitas, ranah kooperatif, yaitu kemampuan untuk bekerja sama

Agar proses pembelajaran dapat menghasilkan perubahan pada mahasiswa dalam empat ranah seperti dikemukakan diatas dan bermutu (memenuhi standar kompetensi lulusan), diperlukan standar mutu proses pembelajaran yang disusun berdasarkan peraturan perundangan, visi dan misi perguruan tinggi serta dengan memperhatikan kompetensi lulusan yang dibutuhkan stakeholder, sesuai dengan pasal 1 butir 6 peraturan pemerintahan nomor 19/2005 tentang standar nasional pendidikan dan pasal 21 SNP menyatakan bahwa, pelaksanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat 3 harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik perkelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik. Dalam suatu proses pembelajaran, terdapat berbagai komponen tersebut adalah dosen, mahasiswa, tujuan pembelajran, materi metode dan strategi pembelajaran.

Komponen-komponen yang mempengaruhi kebesaran proses pembelajaran seperti dikemukakan diatas, (yang ditetapkan, dilaksanakan dikendalikan oleh perguruan tinggi, perlu dikelola dengan baik agar menghasilkan mutu pembelajaran yang baik pula. Untuk itulah diperlukan standar mutu untuk berbagai komponen tersebut.

6.2 Mekanisme penetapan standar proses pembelajaran STIKes Arjuna Standar proses pembelajaran STIKes Arjuna adalah keseluruhan tolok ukur pencapaian minimal pada suatu siklus penjaminan mutu tentang bseluruh proses kegiatan pembelajaran pada program studi yang diselenggarakan oleh STIKes Arjuna serta pengembanganya secara berkelanjutan.

Tujuan standar ini adalah menjamin pemenuhan mutu seluruh proses pembelajaran didalam lingkungan belajar yang kondusif, inspiratif, kreatif yang mampu memotivasi dan meningkatkan kemampuan aspek kognitif afektif, psikomotorik, dan kooperatif, secara utuh, menyeluruh, dan berkelanjutan di STIKes Arjuna .

Untuk menetapkan standar proses pembelajaran di STIKes Arjuna dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

(35)

1. Melakukan studi pendahuluan penelusuran terhadap ketentuan normatif yaitu peraturan perundangan yang mengatur tentang proses pembelajran. Selain ketentuan normatif, harus pula diperhatikan visi dan misi STIKes Arjuna sebagai landasan sekaligus tujuan dalam menentukan isi standar proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelusuran tersebuty, tentukan standar yang menggambarkan sesuatu (dapt berupa keadaan, proses) yang diharapkan akan terjadi atau seharusnya terjadi.

2. Melakukan evalluasi diri dengan menerapkan SWOT analisis

3. Melakukan studi lapangan untuk mengetahui kebutuhan stakeholder tentang kompetensi lulusan

4. Rumuskan standar dengan menggunakan rumus atau prinsip audience, behavior, competence dan degree (ABCD), dengan memperhatikan acuan normatif yaitu perundang-undangan yang relevan, nilai-nilai dasar, visi, misi dan tujuan dan sasaran STIKes Arjuna serta keterkaitan antar standar

Penjelasan:

a. Studi pendahuluan penelusuran terhadap ketentuan normatif

1) Pasal 1 butir 20 UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional: pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

2) Pasal 35 ayat 1 UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional yang intinya bahwa standar proses harus ditingkatkan secara berencana dan berkara. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan keunggulan lokal, kepentingan nasional, keadilan, dan kompetensi antar bangsadalam peradaban dunia.

3) Pasal 60 huruf b UU No. 14/2005 tentang guru dan dosen, bahwa tugas keprofesionalan dosen adalah merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran

4) Pasal 19 PP No 19/2005 tentang standar nasional pendidikan yang intinya:

Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenagkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

(36)

aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Pendidik memberikan keteladanan

Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien

Pasal 20 PP No. 19/2005 tentang standar nasional pendidikan: perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar

Pasal 21 PP No. 19/2005 tentang standar nasional pendidikan: pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik Pasal 23 PP No. 19/2005 tentang standar nasional pendidikam: pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.

Mekanisme penetapan standar proses pembelajaran adalah tentang tindakan apa saja yang harus dilakukan dalam perencanaaan pelaksanaan dan pengawasa proses

pembelajaran oleh prodi pendidikan ners di STIKes Arjuna . Seluruh proses pembelajaran tersebut perlu ditetapkan standar mutunya, yaitu:

Standar perencanaan proses pembelajaran oleh STIKes Arjuna Standar pelaksanaan proses pembelajaran oleh STIKes Arjuna Standar pengawasan proses pembelajaran oleh STIKes Arjuna

b. Evaluasi diri dengan menerapkan analisa SWOT

Setelah perumus standar mutu dalam SPMI STIKes Arjuna menetapkan komponen atau unsur-unsur apa saja yang sebaiknya ditetapkan didalam standar mutu tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan proses pembelajaran

(37)

sesuai peraturan perundangan sebagaimana dipaparkan diatas, maka langkah berikutnya adalah melakukan analisis SWOT dengan dukungan studi pelacakan. Untuk aspek strengths, yang harus menjadi focus analisis adalah berbagai hal yang menjadi kekuatan/keunggulan dari STIKes Arjuna , sedangkan untuk aspek weaknes, yang harus dianalisi adalah berbagai hal yang menjadi kelemahan/kekurangan STIKes Arjuna tersebut, jadi, analisi terhadap kedua aspek ini lebih berupa analisis terhadap faktorinternal STIKes Arjuna , seperti misalnya jumlah dosen, kualifikasi dosen, ketersediaan ruangan dll. Sedangkan untuk aspek opportunities dan threaths yang harus menjadi focus analisi adalah berbagai hal yang merupakan peluang dan ancaman bagi STIKes Arjuna yang bersangkutan. Dengan demikian, analisis terhadap kedua aspek terakhir harus diarahkan pada faktor eksternal STIKes Arjuna , mislanya perkembangan teknologi informasi, peraturan perundangan dll.

Dengan demikian, untuk merumuskan substansi standar perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran, harus mengetahui lebih dahulu kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dihadapi STIKes Arjuna melalui analisa SWOT. Jika dilakukan secara cermat, terarah sesuai cita-cita bersama, dan melibatkan segenap potensi yang ada, maka analisa SWOT dapat yang minimal dengan tingkat akurasi yang sangta baik. Hasil analisa SWOT yang didukung dengan hasil kajian misi STIKes Arjuna sehingga menghasilkan rumusan substansi standar proses dari STIKes Arjuna .

c. Merumuskan standar dengan rumus ABCD

Penjabaran rumus ABCD ke dalam perumusan, bahasa, standar mutu adalah sebagai berikut:

1) Siapa yang bertugas untuk menjalankan atau menjamin terpenuhinya isi standar (Audience)

2) Kondidi atau keadaan atau proses yang diharapkan terjadi, kondisi tersebut sifatnya harus terukur (Behavior)

3) Apa sasaran atau target tugas yang harus dicapai (competence) 4) Tentukan periode atau satuan waktu yang disebut (degree) Contoh perumusan standar dengan rumus tersebut:

(38)

a. Setiap awal semester kaprodi menentukan dan mempersiapkan jadwal perkuliahan, jadwal ujian, ruang kuliah, dan dosen pengampu mata kuliah

b. Setiap dosen wajib menyusun bahan ajar yang dibagikan kepada mahasiswa pada awal kuliah

c. Setiap awal tahun akademik, kaprodi masing-masing prodi menyelenggarakan rapat dosen lengkap untuk menentukan mata kuliah yang akan diselenggarakan dan dosen pengajarnya

d. Uji publik untuk mengetahui kebutuhan stakeholders

Setelah isi standar proses telah berhasil dirumuskan, maka sebelum standar tersebut resmi ditetapkan, lebih dahulu disosialisasikan kepada public, khususnya ke pada perwakilan dari unsure pemangku kepentingan STIKes Arjuna . Tujuanya antara lain untuk memperkenalkan dan menguji sejauh mana tingkat akses STIKes Arjuna , abilitas dan akurasi dari isi standar tersebut menurut penilaian mereka, dan untuk memperoleh ususlan-usulan yang konstruktif. Dari hasil uji coba ini, bila perlu isi standar dapat disempurnakan.

6.3 Standar proses pembelajaran di STIKes Arjuna

6.3.1 Standar perencanaan proses pembelajaran oleh prodi di STIKes Arjuna

Standar mutu tentang perencanaan proses pembelajaran yang sekurang-kurangnya mengatur berbagai hal berikut ini:

1. Penetapan mata kuliah yang dilaksanakan pada semester tersebut 2. Penunjukan PJMK

3. Jadwal perwakilan akademik 4. Jadwal perwalian akademik

5. Jadwal pendaftaran mata kuliah (KRS) oleh mahasiswa 6. Penetapan kalender perkuliahan

7. Jadwal dan tempat perkuliahan

8. RPS dan RPP yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajran, materi ajar, metode pembelajran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Dan ditambahkan kode mata kuliah, jumlah

(39)

SKS dalam distribusi (ceramah, diskusi, praktikum, lab atau klinik) PJMK, Deskripsi mata kuliah, waktu dan tatap muka perkuliahan. Demikian pula halnya dengan dosen, harus merencanakan proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan proses pembelajarn yang telah ditetapkan oleh STIKes Arjuna (Cq. Program Studi). Untuk menetapkan standar mutu perncanaan proses pembelajaran STIKes Arjuna beberapa hal berikut ini perku diperhatikan:

Standar silabus, standar perwalian akademik, standar KRS, standar pembelajran, standar penilaian harus mengacu pada visi dan misi STIKes Arjuna 2. Menetapkan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan

stakeholder

3. Substansi mata kuliah yang sesuai dengan visi misi, kebtuhan stakeholder dan keunggulan lokal

4. Strategi pembelajran yang sesuai, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dengan demikian penyusunan langkah-langkah pembelajran, pemanfaatan berbagai fasilitas das umber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujaun. Oleh karena itu, sebelum mennetukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas dan dapat diukur keberhasilanya. 5. Metode pengajaran, yaitu untuk merealisasikan strategi

pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam satu strategi pembelajaran dapat digunakan beberapa metode, karena itu dosen harus dapat menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien

6. Standar pelaksanaan proses pembelajaran STIKes Arjuna

Pelaksanaan proses pembelajaran yang sekurang-kuranya mengatur perihal: 1. Jumlah ± 40 mahasiswa

2. Beban mengajar seorang dosen 8 SKS/equivalen 112 jam/semester, yang lain menyesuaikan kebijakan institusi

3. Rasio jumlah mahasiswa untuk setiap dosen tetap 1: 20

4. Prasarana dan sarana perkuliahan: kursi mahasiswa, meja kursi dosen, white board dan spidolnya, LCD

(40)

1. Penguasaan materi kuliah oleh dosen 2. Kemampuan menjelaskan materi kuliah 3. Sistematika menjelaskan kuliah

4. Kemmapuan membangkitkan minat belajar bagi mahasiswa 5. Kemampuan member jawaban atas pernyataan yang diajukan 6. Kedisiplinan kehadiran dan ketetapan waktu

7. Kesediaan membantu mamhasiswa diluar jam kuliah 8. Kepatuhan terhadap silabus

9. Kejelasan kompetensi yang akan diperoleh setelah mengikuti kuliah

10. Kejelasan rangkaian mata kuliah ini dengan mata kuliah lainya 11. Tugas yang diberikan sesuai dengan bebean kuliah

12. Manfaat kuliah bagi mahasiswa

13. Pemanfaatan sarana/prasarana pendukung perkuliahan

6.3.2 Standar pengawasan proses pembslajaranSTIKes Arjuna

Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik, terutama oleh dosen, maka perlu ada mekanisme untuk mengawasinya dan mekanisme pengawasan ini perlu dibuatkan standar mutunya. Standar mutu pengawasan proses pembelajaran, meliputi:

1. Pemantauan

Adanya suatu kegiatan pengawasan secara terus menerus oleh penjamin mutu, wakil Ketua STIKes dan Ketua STIKes dalam pelaksanaan proses pembelajaran

2. Supervise

Adanya suatu kegiatan pengawasan secara berkala oleh wadir dan Ketua STIKes dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

3. Evaluasi

Kegiatan untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Evaluasi meliputi kegiatan mengukur dan menilai.

a. Standar kegiatan mengukur:

Ujian (UTS dan UAS, Ujian perbaikan) Tugas Presensi b. Standar pelaksanaan dan soal ujian:

 Ujian boleh dilaksanakan bila jumlah tatap muka perkuliahan mencapai 60% dari rencana

(41)

 Menetapkan jadual ujian satu minggu sebelum ujian dilaksanakan

 Menetapkan penjaga dan tempat ujian satu minggu sebelum ujian dilaksanakan

 Adanya tempat pengamanan soal ujian

 Melengkapi berita acara dan daftar hadir mahasiswa dalam ujian

 Penjamin mutu diperkenankan memberikan kisi-kisi soal penjamin mutu diharuskan menyerahkan soal maksimal satu minggu sebelum ujian dilaksanakan

 Pembuatan soal disesuaikan dengan tujuan pembelajaran c. Menilai (menentukan kategori kemampuan mahasiswa) Penilaian PAP dan PAN

Nilai diserahkan maksimal dua minggu setelah ujian dilaksanakan 4. Pelaporan

Adanya suatu system informasi dan solusi terkait dengan pelanggaran standar dari proses pembelajaran oleh PJMK, sekprodi, kaprodi ketua 1 dan Ketua STIKes

5. Pengambilan tindak lanjut yang diperlukan dalam konteks pengawasan.

6.3.3 Mekanisme pemenuhan standar proses pembelajaran STIKes Arjuna

Pemenuhan standar pada prinsipnya menuntut setiap program studi dan atau dosen sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing berdaarkan struktur organisasi STIKes Arjuna yang bersangkutan secara konsissten memenuhi atau melaksanakan standar proses pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian pejabat atau pimpinan unit atau dosen harus menjadikan standar ini sebagai tolok ukur dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Dalam tahap ini, pimpinan unit perlu melakukan sosialisasi isi standar proses pembelajaran kepada para pemangku kepentingan internal, khususnya dosen dan tenaga kependidikan. Setelah upaya ini dilakukan, pimpinan unit mulaibekerja untuk memenuhi atau melaksanakan isi standar

(42)

Pada tahap ini, pimpinan juga harus memperhatikan semua ketentuan normative yang relevan (bila ada), agar upaya pemenuhan isi standar tidak melanggar peraturan perundangan. Sebagai bagian dari mekanisme pemenuhan standar proses pembelajran, pengelola standar harus pula menyiapkan perangkat dokumen tertulis seperti formulir borang, bagan checklist, tabel atau instrument lain yang relevan dengan isi standar ini untuk memudahkan administrasi pelaksanaanya, maka semua instrument tertulis tersebut harus diberi nama dank ode numerasi tertentu.

Beberapa contoh dikemukakan dibawah ini.

Pemenuhan standar perencanaan proses pembelajaran, termasuk juga administrasi kegiatan pendukung proses pembelajran dilakukan secara transparan dan akuntabel. Program studi sesuai dengan kewenangan masing0masing mempersiapkan administrasi kegiatan pendukung proses pembelajaran, yang dapat dilakukan melalui: Penyelengaraan rapat dosen lengkap dengan cara:

1. Memahami kembali Visi dan Misi program studi

2. Penetapan standar administrasi kegiatan pendukung proses pemeblajaran, antara lain:

a. Jumlah tatp muka rata-rata persemester, jika semester sebelumnya mencapai 80%, maka pada semester berjalan ditargetkan meningkat menjadi 85%

b. Jumlah penugasan kepada mahasiswa rata-rata persemester, jika semester sebelumnya mencapai 50% dari tugas yang seharusnya diberikan, maka pada semester berjalan ditargetkan 60%

c. Jumlah kelulusan dalam suatu mata kuliah, jika semester sebelumnya mencapai rata-rata 90%, maka pada semester berjalan ditargetkan 95% dengan parameter yang sama dengan semsetr sebelumnya d. Kualitas kelulusan mahasiswa dari suatu mata kuliah, jika pada semsetr sebelumnya rata-rata dominan pada nilai akhir C, maka pada semester berjalan ditargetkan dominasi nilai akhir B dengan parameter yang sama dengan semester sebelumnya e. Koordinasi materi perkuliahan, termasuk evaluasi SAP

(43)

g. Manajemen kelas

h. Koordinasi metode evaluasi proses pembelajaran, dll

6.4 Pemenuhan standar pelaksanaan proses pemeblajaran STIKes Arjuna Penyelenggaraan proses pembelajaran terdiri dari kegiatan tatap muka yang diselenggrakan selama 16 minggu termasuk UTS dan UAS atau kegiatan lain yang setara dan bahkan lebih baik dan alat bantu berupa:

1. SAP yang dibagikan kepada mahasiswa peserta suatu mata kuliah, untuk memantau kelengkapan pemeberian dan pentahapan materi pembelajaran 2. Berita acara tatap muka perkuliahan yang berisi adata dan informasi tentang pembelajaran, tugas yang telah diberikan kepada masyarakat, penggunaan alat bantu pembelajaran

3. Presensi mahasiswa dan dosen untuk memantau standar minimal kehadiran mahasiswa dan dosen, misalnya sebanyak 90% dari 14 minggu tatap muka dalam satu semester

4. Pemberian tugas kepada mahasiswa untuk menunjang keberhasilan kegiatan tatp muka, yang dapat etrdiri atas penyususnan makalah, praktek dilaboratorium, kuliah kerja, penelitian, workshop dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan mata kuliah terkait

5. Pemberian tes formatif kepada mahasiswa, untuk memnatau tingkat penyerapan materi kuliah oleh mahasiswa. Hasil tes formatif digunakan oleh doses untuk menguatkan materi pembelajaran yang telah berhasil diserap oleh mahasiswa dan atau memeperbaiki pemberian materi pembelajaran yang belum kurang atau tidak dapat diserap oleh mahasiswa hingga tujuan intsruksional khusus (TIK) yang dicantumkan dalam SAP dapat dicapai.

6.5 Pemenuhan standar pengawasan proses pembelajaran STIKes Arjuna Prodi menyiapkan berita bacara muka/perkuliahan yang berisi data dan informasi tentang materi pembeljaran, tugas yang telah diberikan kepada mahasiswa’prodi menyiapkan presensi mahasiswa dan dosen untuk memantau standar minimalkehadiran dan dosen

(44)

Pengendalian standar proses pembeljaran (perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan) harus dilakukan oleh STIKes Arjuna yang dalam hal ini dilakukan oleh pejabat yang berwenang (ketua dan program studi).

Tujuannya adalah untuk memantau penenrapan standar secara konsisten pada kondisi prodi. Bilamana perlu pejabat tersebut segera mengambil tindakan korektif apabila ditemukan adanya penyimpangan atau kesalahan. Jadi setiap unit unit akademik yang bersangkutan selalu melakukan pengecekan untuk memastikan bahwa standar telah terpenuhi atau telah ditaati.

Pengendalian standar perencanaan proses pembelajaran yang dilakukan terhadap dosen:

1. Wadir I mengecek pada dosen coordinator mata kuliah sebelum a\suatu semester dimulai, pakah sudah menyerahkan SAP mata kuliah yang dibinanya agar dapat dibagikan kepada mahasiswa sebelum kuliah pada awal semester dimulai

2. Wadir I mengecek pada dosen apakah sudah mempersiapkan diklat perkuliahan atau power point sebagai bahan ajar

Pengendalian standar pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan terhadap dosen:

Pengendalian oleh kaprodi dilakukan dengan pengisisan daftar hadir dosen dan mahasiswa, pengisisan berita acara perkuliahan, penyiapan bahan ajar dan teknologi informasi, peralatan up to date yang siap digunakan

1. Dosen memperhatikan mutu pembelajran dengan mengikut sertakan secara aktif mahsiswa. Konsep pembelajran berfungsi untuk menfasilitasi pembelajran berdasarkan standar yang telah ditetapkan

2. Dosen menciptakan lingkungan yang medorong pembelajaran kolaboratif 3. Dosen memenuhi standar kulaitas, dengan:

a. Medorong mahasiswa belajar mandiri dan dapat memilih sendiri pengembangan lebih lanjut model belajar untuknya

b. Mendorong pengembangan kualitas pribadinya

c. Member kemungkinan proses pembelajran berlangsung deng tujuan life long learning

(45)

d. Menjamin bahwa mahasiswa aktif selama proses pembelajaran, yang dicerminkan dalam penguasaan teori, pengalaman dan problem nyata dan memiliki wawasan yang luas

Kuisioner Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa Terhadap Pelaksanaan Kuliah

Program Studi :

Mata Kuliah :

Dosen :

Tahun Ajaran :

Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat Anda !

No. Pertanyaan Lingkari Angka Pilihan Anda

1. Seberapa jelas rencana pembelajaran mata kuliah ini?

1. Tidak jelas (tidak pernah dijelaskan rencananya)

2. Kurang Jelas (diterangkan secara lisan)

3. Jelas (diterangkan, ditulis dipapan atau transparansi) 4. Sangat Jelas (diterangkan,

dicetak dan dibagikan) 2. Apakah rencana pembelajaran tersebut

terlaksana dengan baik?

1. Sangat sedikit yang terlaksana dengan baik (<25%)

2. Sedikit yang terlaksana dengan baik (>25% - 50%)

3. Banyak yang terlaksana dengan baik ( >50% - 75%)

4. Hampir semua terlaksana dengan baik (>75%)

(46)

jawab/presentasi, berlangsung pada setiap tatap muka?

2. Sedikit (10% - 20%) 3. Banyak (>20% - 40%) 4. Sangat banyak (>40 %) 4. Seberapa banyak materi yang bisa anda

serap dengan jelas?

1. Sangat sedikit (< 20%) 2. Sedikit (> 20% - 40%) 3. Banyak (> 40% - 60%) 4. Hampir seluruhnya (> 60 %) 5. Seberapa banyak materi yang bisa anda

serap dengan jelas?

1. Tidak banyak bermanfaat/ menambah beban saja

2. Sedikit menambah kemampuan 3. Banyak menambah kemampuan 4. Sangat banyak menambah

kemampuan 6. Apakah tugas/tes/UTS mendapat evaluasi

dan koreksi yang memadai?

1. Tidak pernah dibahas dan tidak dikembalikan

2. Dibahas secara umum, berkas tidak dikembalikan

3. Dibahas secara rinci, berkas tidak dikembalikan

4. Dibahas secara rinci, berkas dikoreksi dan dibagikan

7. Seberapa banyak anda mendapat materi yang up to date ? (journal, indformasi baru, konteks nyata saat ini?

1. Kurang sekali 2. Kurang 3. Banyak

4. Sangat banyak 8. Seberapa sering perkuliahan ini

berlangsung tepat waktu baik awal maupun akhirnya?

1. Tidak pernah tepat waktu 2. Jarang tepat waktu 3. Sering tepat waktu 4. Selalu tepat waktu 9. Bentuk pembelajaran yang dijalankan,

seberapa besar dapat meningkatkan minat dan semangat belajar saudara?

1. Menjadi sangat tidak berminat 2. Kurang berminat

3. Berminat dan semangat

(47)

bersemangat 10. Apakah proses evaluasi/penilaian belajar

mahasiswa jelas dan akademis

1. Tidak jelas/tidak akademis 2. Kurang jelas/kurang akademis 3. Sebagian jelas dan akademis 4. Hampir semua jelas dan

akademis

Kuisioner Evaluasi Penyempurnaan Silabus oleh Dosen

Program Studi :

Mata Kuliah :

Dosen :

Tahun Ajaran :

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !

No. Silabus Komentar Dosen Pengampu

1. Kesesuaian prasyarat mata kuliah

2. Kesesuaian materi dengan ketersediaan waktu

3. Pokok bahasan yang perlu ditambahkan 4. Pokok bahasan yang perlu dihilangkan 5. Inovasi pembelajaran yang dilakukan 6. System penilaian yang digunakan 7. Lain-lain

(48)

Kuisioner Evaluasi Proses Pembelajaran oleh Dosen Tahun Akademik : Semester : Dosen Pengampu : Mata Kuliah (SKS)

Jumlah Tatap Muka Materi yang diselesaikan (%) Evaluasi Pelaksanaan, Komentar, Masukan, dll Rencana Terlaksana

(49)

BAB VII

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STIKES ARJUNA

7.1 Pendahuluan

Tujuan utama dari penyelenggaraan program studi yang terdapat pada STIKes Arjuna adalah menghasilkan lulusan sesuai dengan criteria yang ditetapkan oleh Akbid sebagai pengelola prodi itu. Criteria kelulusan mahasiswa dari suatu prodi lazimnya dirumuskan dalam bentuk standar kompetensi lulusan. Untuk jenjang pendidikan timnggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, maupun vokasi, keberadaan standar ini menjadi sangat mutlak dan strategis sifatnya.

Pasal 1 butir 4 peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, menyebutkan bahwa “standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan.” Pasal 25 ayat 1 sampai dengan 4 dari peraturan yang sama disebutkan bahwa:

1. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penelitian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan

Gambar

Gambar 2  Manajemen Kendali Mutu Berbasis PDCA
Gambar 3. Skema Peningkatan Mutu STIKes Arjuna
Ilustrasi mekanisme penetapan hingga pengendalian standar identitas
Tabel 2. Checklist penetapan standar identitas STIKes Arjuna   No.  Pernyataan  apakah  isi  standar  mutu  visi  unit  kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

a. Standar SPMI adalah keberadaan Standar Dikti yang berfungsi sebagai tolok ukur untuk menilai mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi. Pelaksanaan SPMI adalah implementasi

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) 3 Penetapan Standar SPMI dimaksudkan pula sebagai acuan dalam merancang, merumuskan dan menetapkan berbagai standar di

RUANG LINGKUP PENETAPAN STANDAR SPMI Secara umum luas lingkup manual penetapan Standar SPMI mencakup aspek kegiatan pendidikan tinggi yang meliputi penjaminan mutu

i hidayahnya sehingga penyusunan Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang terdiri dari Kebijakan, Manual, Standar, Prosedur dan Formulir di Lembaga Penjaminan

Sebagai acaun Sistem Penjaminan Mutu Internal, INSTITUT KOMUNIKASI &amp; BISNIS-LSPR Jakarta menerbitkan buku Kebijakan SPMI, buku Manual SPMI, dan buku Standar SPMI yang

Manual SPMI merupakan dokumen tertulis yang berisi petunjuk praktis mengenai cara, langkah atau prosedur tentang bagaimana Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) ditetapkan,

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa jenis kelamin, umur, lama menjadi konsumen, jumlah uang saku perbulan mempunyai hubungan yang signifikan

Dalam rangka mengimplementasikan beberapa hal tersebut, STIKes Maranatha Kupang mulai menetapkan kelembagaan (menetapkan sistem mutu), menyusun kebijakan SPMI,