PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
MENURUT LAPANGAN USAHA, 2004 - 2008
Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency
by Industrial Origin, 2004 - 2008
ISBN : 979.472.458.0
Nomor Publikasi / Publication Number : 3403.0902 Nomor Katalog / Catalog Number : 930208.3403
Naskah / Manuscript :
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Regional Account and Statistical Analysis Subdivision
Penyusun / Editor : Sri Rejeki S,Si
Dedi Cahyono, SE, MSE, MA Istanti, S.Si, M.Ec.Dev
Diterbitkan oleh / Published by :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul
BPS - Statistics of Gunungkidul Regency
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya /
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
SAMBUTAN
Pembangunan ekonomi suatu daerah adalah serangkaian usaha dalam
kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas
lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan
hubungan ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor
sekunder dan tersier. Dengan kata lain arah pembangunan ekonomi adalah mengusahakan
agar pendapatan masyarakat naik secara mantap, dan dengan tingkat pemerataan sebaik
mungkin.
Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Lapangan Usaha
sangat relevan dengan semakin meningkatnya aktivitas pembangunan di segala bidang
terutama pembangunan ekonomi yang memerlukan dukungan data statistik yang akurat,
menyeluruh dan mutakhir.
Data dalam publikasi PDRB ini mempunyai peranan yang sangat penting sebagai
salah satu indikator untuk melihat secara makro kegiatan perekonomian dalam konteks
regional dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan landasan penyusunan
perencanaan pembangunan Kabupaten Gunungkidul ke depan.
Harapan kami kepada para pengguna data dan perencana pembangunan di
berbagai sektor untuk dapat memanfaatkan data ini seoptimal mungkin. Kepada Badan
Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul yang telah berhasil menghitung PDRB Kabupaten
Gunungkidul kami ucapkan selamat dan terima kasih.
Wonosari, Juli 2009
BAPPEDA Kabupaten Gunungkidul
Kepala,
Ir.Eddy Siswanto
NIP.19570413 198503 1 008
CHIEF OF REGIONAL DEVELOPMENT PLANNING BOARD OF
GUNUNGKIDUL REGENCY
FOREWARD
The development of economics of an region is a series of effort in the policy that
aim at increasing the community's standard of living, widen employment opportunities,
distribute the income of the community evenly, increase regional economic relations and
try to get the shift in the economic activity from the secondary and tertiary sector. In
other words the direction of the development of economics is try to get the income of the
community that rises in a stable manner with the level of the even distribution as well as
possible.
The publication of Gross Regional Domestic Product (PDRB) by industrial origin
is very relevant with the increase in the activity of the development in all fields especially
the development of economics that need the accurate, comprehensive and latest support
of the statistical data.
The data in this PDRB publication have the very important role as one of the
indicators to see the economic activity in a macro manner of the regional context and can
be used as an evaluation and a compilation base of development planning of the
Gunungkidul Regency in the future.
We hope the data users and the development planners of any sectors use this data
as optimally as possible. To BPS-Statistics of Gunungkidul Regency, we express our
sincere gratitude for their effort in calculating the GRDP of Gunungkidul Regency.
Wonosari, July 2009
Regional Development Planning Board
of Gunungkidul Regency
Head,
Ir. Eddy Siswanto
NIP.19570413198503 1 008
KATA PENGANTAR
Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gunungkidul
tahun 2004-2008 ini merupakan publikasi rutin tahunan dan diterbitkan atas kerjasama
antara Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gunungkidul dengan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Gunungkidul.
Data yang disajikan adalah Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan
Usaha dalam tabel-tabel pokok dan turunan, dan dibedakan atas dasar harga berlaku dan
atas harga konstan 2000. Pada publikasi tahun ini angka yang disajikan dari
tahun 2004-2008.
Sumber data yang digunakan berasal dari data sekunder Dinas / Instansi dan
Lembaga-lembaga pemerintah/swasta serta data primer hasil sensus/survei yang
dilakukan oleh BPS Kabupaten Gunungkidul. Guna meningkatkan mutu data yang
dihasilkan, BPS berupaya untuk menyempurnakan metode penghitungan PDRB dan
memperluas cakupan dan ragam datanya.
Kritik dan saran yang konstruktif dari para pengguna data sangat diharapkan guna
perbaikan publikasi ini dimasa yang akan datang. Kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan hingga tersusunnya publikasi ini diucapkan terima kasih.
Wonosari, Juli 2009
BPS
Kabupaten
Gunungkidul
Kepala,
Drs.Harjana
PREFACE
Publication of the Gross Regional Domestic Product's (GRDP) of Gunungkidul
Regency 2004-2008 is routine and it published by BPS in cooperation with Regional
Development Planning Board (BAPPEDA) of Gunungkidul Regency.
The tables were elaborated by industrial origin and displayed in the form of both
root and differential tables. They were also differed by current prices and 2000 constant
prices. Data 2004 - 2008 has been presented is this publication.
Beside primary data collected by BPS - Statistics of Gunungkidul Regency, the
data were also obtained from both Government and Private Institution in the form of
secondary data. To improve the quality of data collected, BPS has tried to perfect the
method of GRDP calculation and extended the coverage and data variation.
For improvement in the next publication, comments and suggestions are always
welcome. Finally, we would like to express our high appreciation and thank to all parties
for the support in making the publication.
Wonosari, July 2009
BPS - Statistics of Gunungkidul Regency
Chief,
Drs.Harjana
ABSTRAKSI
Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gunungkidul merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul. Publikasi PDRB ini memuat data PDRB menurut sembilan lapangan usaha yang terdiri dari Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan/ Penggalian, Sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik,Gas dan air Bersih, Sektor Bangunan, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Angkutan dan Komunikasi, Sektor Bank dan Lembaga Keuangan lainnya serta Sektor Jasa-jasa.
Selama tahun 2008 delapan sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif, sementara satu sektor yaitu Pertambangan dan Penggalian pertumbuhannya turun 0,66 persen. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul mencapai 4,39 persen. Pertumbuhan ini di dukung oleh Sektor Keuangan mencapai 7,56 persen, Sektor Listrik, Gas & Air Bersih tumbuh 7,25 persen, Sektor Bangunan tumbuh 6,52 persen, Sektor Pertanian tumbuh 5,27 persen, Sektor Perdagangan tumbuh 4,34 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 3,67 persen, Sektor Jasa-jasa tumbuh 3,07 persen, Sektor Industri Pengolahan tumbuh 1,37 persen.
Kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 35,07 persen dengan sumbangan terbesar berasal dari sub sektor tanaman bahan makanan, yaitu 24,96 persen. Sektor berikutnya yang berperan cukup besar adalah Sektor Jasa-jasa, Sektor Perdagangan dan Sektor Industri, masing-masing mempunyai peranan sebesar 17,30 persen; 14,62 persen dan 9,54 persen. Sedangkan sektor yang terkecil peranannya dalam pembentukan PDRB adalah Sektor Listrik, Gas dan Air bersih, sebesar 0,85 persen.
PDRB Perkapita Kabupaten Gunungkidul tiap tahun menunjukkan kenaikan. Pada tahun 2008 PDRB perkapitanya mencapai 8,01 juta rupiah. Bila dibandingkan tahun 2007, PDRB perkapita mengalami kenaikan sebesar 12,68 persen. Namun secara riil PDRB perkapita hanya mampu naik sebesar 4,15 persen, yaitu dari 4,29 juta rupiah pada tahun 2007 menjadi 4,47 juta rupiah di tahun 2008.
ABSTRACTS
The publication of the Gross Regional Domestic Product's (GRDP) of
Gunungkidul Regency is an annual publication that has been published by BPS.
Publication GRDP contain nine industrial origin, there are Agriculture Sector, Mining
and Quarrying Sector, Manufacturing Industries Sector, Electricity, Gas and Water
Supply Sector, Construction Sector, Trade, Hotel and Restaurant Sector, Transportation
and Communication Sector, Bank an Finance Sector and Services Sector.
In year 2008, eight economic sectors had been positive growth. But Mining and
Quarrying Sector had decrease about 0,66 percent. The economic growth of Gunungkidul
Regency was 4,39 percent. The economic growth was supported by Finance Sector grew
7,56 percent, Electricity and Water Supply Sector grew 7,25 percent, Construction Sector
grew 6,52 percent, Agriculture Sector grew 5,27 percent, Trade, Hotel and Restaurant
Sector grew 4,34 percent, Transport and Communication Sector grew 3,67 percent,
Services Sector grew 3,07 percent and Manufacturing Industries Sector grew 1,37
percent.
The biggest contributor to GRDP formation was mainly from Agriculture Sector,
that of 35,07 percent. Viewed by sub sector, the biggest contributor was farm-food crops
sub sector (24,96 percent). The other biggest contributor was Services Sector, Trade,
Hotel and Restourant Sector and Manufacturing Industries Sector, that of 17,30 percent
14,62 percent and 9,54 percent. While contributions of Electricity, Gas and Water supply
was relative small, those of 0,85 percent.
GRDP per capita of Gunungkidul Regency gradually recovered. In year 2008
GRDP per capita of Gunungkidul Regency at market price about 8,01 million rupiahs.
The GRDP per capita at market price in increased 12,68 percent compared with that in
2007. But the real GRDP per capita was increased to 4,15 percent compared with that
previous year that of 4,29 million to 4,47 million rupiahs.
DAFTAR ISI / CONTENTS
Halaman
SAMBUTAN / FOREWARD………...
KATA PENGANTAR /PREFACE ……….
ABSTRAKSI/ABSTRACTS………. DAFTAR ISI / CONTENTS……….
DAFTAR TABEL / LIST OF TABLES ……….…………
DAFTAR GAMBAR / LIST OF FIGURES ……….
PENJELASAN UMUM / EXPLANATORY NOTES ………..
i iii v vii viii x xi BAB I./ CHAPTER I. BAB II./ CHAPTER II. BAB III/ CHAPTER III PENDAHULUAN/ INTRODUCTION ………...…………
1.1.Pergeseran Tahun Dasar dari Tahun 1993 menjadi 2000/Shifting Base Year
from 1993 to 2000... ...
1.2.Konsep dan Definisi/ Concept and Definition ………
1.3.Cara Penyajian/ Presentation Method………
1.4 Metode Penghitungan/ Method of Calculation……….
URAIAN SEKTORAL/ SECTORS DESCRIPTION ………
2.1. Sektor Pertanian/ Agriculture Sector ……….
2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian/ Mining and Quarrying Sector ……..
2.3. Sektor Industri Pengolahan/ Manufacturing Industry Sector…...…………
2.4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Minum/ Electricity, Gas and Water Supply
Sector……….
2.5. Sektor Bangunan / Construction Sector…….……….……
2.6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran/ Trade, Hotels, and Restaurant
Sector ………
2.7. Sektor Angkutan dan Komunikasi / Transportat and Communication
Sector ………
2.8. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan / Financial, Ownership,
and Business sector……………….
2.9. Sektor Jasa-jasa / Services Sector ……….
TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2008/
ECONOMIC REVIEW OF GUNUNGKIDUL REGENCY IN 2008………….
3.1. Tinjauan Umum /. General Review ………..……….
3.2. Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi / Trend of Several Economic
Indicators ……….………..……….….……….. 1 1 3 6 7 11 11 12 14 15 16 17 18 20 27 31 31 32 TABEL-TABEL / TABLES ……….……… 39
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha 2004 - 2008/ DAFTAR TABEL/ LIST OF TABLES Halaman/Pages Tabel 1. Table 1. Tabel 2. Table 2. Tabel 3. Table 3. Tabel 4. Table 4. Tabel 5. Table 5. Tabel 6. Table 6. Tabel 7. Table 7. Tabel 8. Table 8.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2008
Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Current Market Price by Industrial Origin in 2004 - 2008……….... Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 - 2008
Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Constant 2000 Market Price by Industrial Origin in 2004 - 2008……….. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2008
Percentage Distribution of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Current Market Price by Industrial Origin in 2004- 2008……….. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 - 2008 Percentage Distribution of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Constant 2000 Market Price by Industrial Origin in 2004 - 2008…….
Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2008
Growth Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Current Market Price by Industrial Origin in 2004 - 2008……….. Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 - 2008 Growth Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Constant 2000 Market Price by Industrial Origin in 2004 - 2008 ………... Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 - 2008
Link Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Current Market Price by Industrial Origin in 2004 - 2008 ………. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004 - 2008 Link Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Constant 2000 Market Price by Industrial Origin in 2004 - 2008……….
39 41 43 45 47 49 51 53
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha 2004 - 2008/ Tabel 9. Table 9. Tabel 10. Table 10. Tabel 11. Table 11.
Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul Tahun 2004 - 2008
Implicit Price Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Current Market Price by Industrial Origin in 2004 - 2008……….. Indeks Harga Implisit Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha Tahun 2004 - 2008
Link Implicit Price Index of Gross Regional Domestic Product of Gunungkidul Regency at Constant 2000 Market Price by Industrial Origin in 2004 - 2008……. Perkembangan Agregat Pendapatan dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Gunung-kidul atas Dasar Harga berlaku dan harga Konstan 2000 tahun 2004 - 2008 ……... Trend of Product Aggregates and Per Capita Income at Current and Constant 2000 Market Prices of Gunungkidul Regency in 2004 - 2008 ………..
55
57
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha 2004 - 2008/ DAFTAR GAMBAR / LIST OF FIGURES Halaman/Pages Gambar 1. Figure Gambar 2. Figure Gambar 3. Figure Gambar 4. Figure Gambar 5. Figure Gambar 6. Figure
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2004 - 2008
Economic Growth of Gunungkidul Regency, 2004 - 2008 ……….. Pertumbuhan Sektoral PDRB Kabupaten Gunungkidul Tahun 2004 - 2008
Economic Growth of Gunungkidul Regency ByEconomic sector, 2004 - 2008 …………. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2004 - 2008 GRDP of Gunungkidul Regency at Constant 2000 Market Price, 2004 - 2008………….. Peranan Sektoral PDRB Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008
Economic Structure of Gunungkidul Regency in 2008 ………... Peranan Kelompok Sektor terhadap PDRB Kabupaten Gunungkidul Tahun 2004 - 2008 Group of Sector Role to GRDP of Gunungkidul Regency, 2004 - 2008……… PDRB Per Kapita Kabupaten Gunungkidul Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 Tahun 2004 - 2008
GRDP Per Capita of Gunungkidul Regency at 2000 Market and Constan Price, 2004– 2008 ………... 34 35 35 36 37 38
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha 2004 - 2008/ PENJELASAN UMUM /
EXPLANATORY NOTES
Tanda-tanda, satuan-satuan dan lain-lain yang digunakan dalam publikasi ini, adalah sebagai berikut / Symbols measurement unit and other acronyms which are used in this publication, are as follows:
TANDA-TANDA / SYMBOLS:
- Data belum tersedia/Data not yet avaliable ………... : …
- Data tidak tersedia/Data not avilable ………. : -
- Data dapat diabaikan/Data negligible ……..………... : 0
- Tanda desimal/ Decimal point ……….……….... : ,
- Angka sementara /Preliminary figures………………. : *)
- Angka sangat sementara / Very preliminary figures……….... : **)
- Angka diperbaiki /Revised figure …………… : r)
I PENDAHULUAN /
INTRODUCTION
Suatu perencanaan yang terarah danterpadu sangat dibutuhkan untuk mencapai sasaran program pembangunan dan tentunya dengan memperhatikan kondisi dan kebutuhan masyarakat di wilayah yang bersangkutan.
Dalam perencanaan sangat dibutuhkan data yang akurat dan up to date sebagai landasan dalam penyusunan perencanaan tersebut. Sasaran dari program pembangunan ekonomi antara lain dapat meningkatkan pendapatan masyarakat atau mempertinggi taraf hidup masyarakat.
Data pendapatan regional merupakan salah satu indikator ekonomi yang bermanfaat untuk mengevaluasi pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan. Dari statistik pendapatan regional akan dapat diketahui : tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat kemakmuran, struktur perekonomian atau potensi secara makro.
Pendapatan suatu daerah dapat terjadi karena adanya peningkatan jumlah produk yang dihasilkan, maupun akibat adanya kenaikan harga, sehingga untuk analisa data statistik pendapatan regional disajikan berdasarkan harga berlaku dan harga konstan.
1.1 PERGESERAN TAHUN DASAR
DARI TAHUN 1993 MENJADI 2000
Salah satu manfaat dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah untuk mengetahui tingkat produksi netto yang dihasilkan oleh seluruh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi dan pola/struktur perekonomian pada satu tahun atau periode di suatu daerah tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui jika data PDRB dikaji dari sudut perbandingan kedua besaran tersebut atas dasar harga (adh) yang konstan. Struktur ekonomi dapat dilihat dari besarnya sumbangan masing-masing sektor ekonomi terhadap pembentukan PDRB.
A good, focussed, and integrated planning is very needed to gain development programme targe ,and of course by paying attention to the public condition and requisite in related region.
In planning, accurate and up to data is very needed as an anvil in the programming arangement. Economic development programme target is to increase people income or to highten people living stage
Regional income data is one of economic indicator to evaluate economic developments which have been done. We will know economic growth level, prosperity level, economic structure or macro regional potency from regional income statistics.
Regional income happened whether there is an increase of total production, or rise in price, so to analyze regional income statistics data is presented at current market prices and at constant market prices.
1.1 SHIFTING BASE YEAR FROM 1993 TO 2000
One of advantages the Gross Regional Domestic Product (GRDP) is to know the net product level, which have been produced by all production factor, economic growth level and economic structure at one year in a region.
Economic growth can be known from GRDP at constant market prices. Economic structure can be seen from sharing in economic sector respectively to GRDP.
Khusus untuk perkembangan PDRB, baik produksi maupun harga mengalami perubahan setiap tahun sehingga menyebabkan sumbangan nilai tambah setiap sektor terhadap PDRB akan berubah juga. Jika perubahan tersebut menunjukkan angka yang proporsional pada setiap sektor, maka sumbangan terhadap PDRB akan relatif sama. Akan tetapi jika perkembangan setiap sektor tidak proporsional, misalnya beberapa sektor tertentu melaju dengan cepat sedang sektor lainnya relatif lambat, maka dalam jangka panjang sumbangan setiap sektor akan berubah secara nyata (significant)
Dalam penghitungan PDRB kali ini mengalami pergeseran tahun dasar dari tahun 1993 menjadi 2000. Secara umum, pergeseran tersebut mempunyai beberapa alasan :
1. Pertumbuhan ekonomi yang dihitung
berdasarkan tahun dasar 1993 menjadi makin tidak realistis, karena perubahan struktur ekonomi yang relatif cepat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi berdasarkan PDRB tahun dasar 1993 menjadi kecil.
2. Perkembangan ekonomi tahun 1993 –
2000 dipengaruhi oleh adanya krisis ekonomi yang berdampak kepada perubahan perekonomian di suatu daerah, atau dengan kata lain struktur ekonomi tahun 2000 telah berbeda dengan tahun 1993. Untuk itu pemutakhiran tahun dasar penghitungan PDRB dari tahun 1993 ke tahun 2000 menjadi perlu dilakukan agar hasil estimasi PDRB sektotral maupun penggunaannya akan menjadi realistik., dalam pengertian mampu memberikan gambaran yang jelas terhadap gambaran pergeseran struktur produksi lintas sektor.
3. Telah selesainya penyusunan Tabel
Input-Output Indonesia 2000.yang secara baku dipakai sebagai basis bagi penyusunan series baru penghitungan PDB/PDRB baik sektoral maupun penggunaan. Besaran PDB yang diturunkan dari Tabel Input-Output telah mengalami uji konsistensi pada tingkat sektoralnya dengan
Especially to GRDP development, both product and prices always change by year so its cause value added each sector change too so sharing to GRDP growth will be different. But if growth each sector not proportional, e.q. some sector can grow fast, but it grow slow, so in long time sharing each sector will significantly change.
GRDP that is published this time has been shifting base year from 1993 to 2000, there are some reason :
1. Economic growth, which be counted base
year 1993 not realistic anymore, because of changes over economic structure that relative go forward, so economic growth base GRDP 1993 to become smaller.
2. Economic growth 1993-2000 have been
influenced by economic crisis, it has been turning economic in a region or in the other word economic structure in 2000 and 1993 is so different. So that, up dating base year for counting GRDP need to be done, in order to get estimation result both GRDP sector and GRDP by expenditure will be realistic, that is means, it gives description about moving production structure cross sector.
3. Input Output table Indonesian 2000 has
been composed for composition new series to account GDP/GRDP both sector and expenditure. GRDP derived from Input-Output table has been experienced consistency test on sector level, with think about fitting demand and supply structure. So I- O table can be to bench
mempertimbangkan kelayakan struktur permintaan dan penawarannya. Oleh karena itu Tabel I-O dapat dijadikan
sebagai basis dasar (bench marking) bagi
penyempurnaan estimasi PDB/PDRB
4. Menurut rekomendasi Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) sebagimana tertuang dalam buku panduan yang baru “Sistem Neraca Nasional” dinyatakan bahwa estimasi PDB/PDRB atas dasar harga konstan sebaiknya dimutakhirkan secara periodik dengan menggunakan tahun referensi yang berakhiran 0 dan 5. Hal ini dimaksudkan agar besaran angka – angka PDB/PDRB dapat saling diperbandingkan antar negara dan antar waktu guna keperluan analisis kinerja perekonomian dunia atau wilayah.
5. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
maupun Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan tahun dasar baru, yaitu tahun 2000 dan 2002. Penyempurnaan metodologi berikut perluasan cakupan komoditinya akan menghasilkan suatu series IHPB dan IHK baru yang akan digunakan sebagai deflator dalam penghitungan estimasi PDRB sektoral maupun penggunaan.
6. Ketersediaan data dasar (raw data) baik
harga maupun volume (quantum) tahun
2000 secara rinci pada masing-masing sektor ekonomi relatif lebih lengkap dan berkelanjutan. Dengan dukungan data-data yang lebih lengkap dan terinci serta berkesinambungan, diharapkan estimasi PDRB dengan tahun dasar 2000 dapat disusun lebih akurat dan konsisten.
1.2 KONSEP DAN DEFINISI
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.
PDRB atas dasar harga berlaku
marking for perfection of GDP/GRDP estimation.
4. United Nations has recommended that
DDP/GRDP at constant prices, preferably to be up dated periodic with reference year to end in 0 and 5, it also can be seen in new National Account System series. So that GDP/GRDP can be compared with national and time in order to get performance analysis in economic world or region.
5. Whole seller Price Index (WPI) and
Consumer Prices Index (CPI) use new base year 2000 and 2002. Perfection method and enlarge commodity coverage will result new WPI and CPI series, that will be used for deflator in GRDP sector and expenditure estimation.
6. Available raw data both prices and
quantum in 2000 specific, on economic sector was more completes and sustainable. Supported by complete, specific and sustainable data, it is expected GRDP estimation base year 2000 can be arranged more accurate and consistent
1.2 CONCEPT AND DEFINITION
One of the important economic indicators in a certain period and area is shown by Gross Regional Domestic Product (GRDP) data, both at current and constant market prices.
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai dasar, di mana dalam penghitungan ini digunakan tahun 2000.
Di samping PDRB sebagai salah satu indikator ekonomi, beberapa ukuran penting lainnya yang diturunkan dari data PDRB yaitu: Produk Domestik Regional Neto atas Dasar Harga Pasar, Produk Domestik Regional Neto atas Dasar Biaya Faktor, Produk Regional Neto/Pendapatan Regional, dan PDRB per Kapita.
1.2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
Data PDRB dapat diestimasi dengan tiga pendekatan, yaitu :
a. Menurut Pendekatan Produksi, PDRB
adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam suatu wilayah, pada suatu periode tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha yaitu : 1. Pertanian ; 2. Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih; 5. Bangunan; 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran; 7. Pengangkutan dan Komunikasi; 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan; 9. Jasa-jasa.
b. Menurut Pendekatan Pendapatan, PDRB
merupakan jumlah semua balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah, pada jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Komponen balas
which describes added value of goods and services, is derived by calculating products according to the current prices in a year. While GRDP at constant market prices is obtained by calculating products at fixed prices of base year, in this case is 2000.
Other figures, derived from GRDP, are also valuable for economic indicators; those are Net Regional Domestic Product at Market Prices, Net Regional Domestic Product at Factor Cost, Net Regional Product at Factor Cost/ Regional Income, and GRDP Per Capita.
1.2.1 Gross Regional Domestic Product (GRDP)
GRDP is defined as total added value produced by all production units in a region, or is a total final goods and services produced by all economic units.
There are three approaches for measuring GRDP, namely :
a. Production Approach, GRDP is a total
value of final goods and services produced by all production units in a region for a certain period (usually one-year). The production units in this presentation are grouped into 9 sector of origin, those are: 1. Agriculture; 2. Mining and Quarrying; 3. Manufacturing Industry; 4. Electricity, Gas, and Water Supply; 5. Construction; 6. Trade, Hotels, and Restaurants; 7.Transportation and Communication; 8. Bank, Rental, and Business Services; 9. Services.
b. Income Approach. GRDP is the total
compensation of production factors engaged in production process in a region, within a certain period (usually one-year). The compensation of production factors is wages and salaries,
jasa faktor produksi yang dimaksud adalah : upah dan gaji, sewa tanah , bunga modal, dan keuntungan ; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tak langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan ini per sektor disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral. Oleh karena itu PDRB merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor (lapangan usaha).
c. Menurut Pendekatan Pengeluaran, PDRB
merupakan jumlah semua komponen permintaan akhir di suatu wilayah, dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Komponen permintaan akhir meliputi : Pengeluaran konsumsi rumah tangga, Pengeluaran konsumsi lembaga non profit, Pengeluaran konsumsi Pemerintah, Pembentukan modal tetap bruto, Perubahan stok, dan ekspor neto
Secara konsep, ketiga pendekatan tersebut menghasilkan angka yang sama antara jumlah pengeluaran dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan , dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan (balas jasa) untuk faktor-faktor produksinya. Selanjutnya, PDRB seperti yang diuraikan di
atas disebut sebagai PDRB atas dasarharga
pasar, karena mencakup pajak tak langsung neto.
1.2.2 Produk Domestik Regional Neto (PDRN) atas dasar Harga Pasar
PDRN atas dasar harga pasar merupakan PDRB atas dasar harga pasar dikurangi dengan penyusutan. Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susutnya barang-barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi selama setahun.
1.2.3 PDRN atas dasar Biaya Faktor
PDRN atas dasar biaya faktor adalah PDRN atas dasar harga pasar dikurangi pajak tak langsung neto. Pajak tak langsung neto merupakan pajak tak langsung yang dipungut
land rent capital interest, and profits; all of them are excluded income tax and other direct taxes. In this definition, GRDP also covers depreciation and net indirect taxes. The sum of all income components for each sector is referred to sectoral gross added value. Accordingly, GRDP is a total added value of all economic sectors (sectors of origin)
c. Expenditure Approach, Expenditure
approach expresses GRDP as the total component of final demand in a region. The final demand covers: The consumption expenditure of household, private non profit institutions consumption, Government consumption, Gross domestic fixed capital formation, increase in stock, and net export.
Conceptually, the three approaches give the same results for total expenditure of total final goods and services, and total income of production factors. Further, GRDP as defined above is necessarily termed as
GRDP at market prices, since it includes net
indirect taxes.
1.2.2 Net Regional Domestic Product (NRDP) at Market Prices
NRDP at Market Prices refers to GRDP at market prices minus depreciation. The depreciation is reduction of fixed capital goods during the process in one year.
1.2.3 NRDP at Factor Cost
NRDP at factor cost is defined as the product at market prices minus net indirect taxes. The net indirect taxes are total indirect taxes minus government subsidies. The
pemerintah dikurangi dengan subsidi pemerintah. Baik pajak tak langsung maupun subsidi, keduanya dikenakan terhadap barang dan jasa yang diproduksi atau dijual. Pajak tak langsung bersifat menaikkan harga jual, sedangkan subsidi sebaliknya.
1.2.4 Produk Regional Neto atas dasar Biaya Faktor / Pendapatan Regional
Produk Regional Neto atas Dasar Biaya Faktor merupakan PDRN atas Dasar Biaya Faktor ditambah balas jasa faktor produksi milik wilayah tersebut yang berasal dari luar, dikurangi balas jasa faktor produksi yang mengalir keluar.
Selanjutnya Produk Regional Neto atas Dasar Biaya Faktor disebut sebagai
Pendapatan Regional. Pendapatan Regional ini merupakan pendapatan yang benar-benar diterima oleh penduduk Kabupaten Gunungkidul. Akan tetapi sampai saat ini penghitungan pendapatan yang benar-benar diterima penduduk kabupaten Gunungkidul belum dapat dilakukan. Hal ini disebabkan masih belum tersedianya data arus pendapatan yang mengalir antar kabupaten. Dalam pengertian ini dapat dijelaskan bahwa pendapatan dari faktor produksi yang berada di luar Gunungkidul milik penduduk Gunungkidul harus dihitung sebagai pendapatan Gunungkidul. Demikian juga sebaliknya, pendapatan dari faktor produksi milik penduduk luar Gunungkidul harus dikeluarkan .
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, penghitungan yang dapat disajikan hanyalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
1.2.5. PDRB per Kapita
PDRB per kapita adalah PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun .
1.3 CARA PENYAJIAN
Penyajian PDRB dibedakan dalam
indirect taxes and subsidies are levied on goods and services produced or sold. The indirect taxes affect in increasing prices, whereas the subsidies do conversely.
1.2.4 Net Regional Product at Factor Cost / Regional Income
Net Regional Product at factor cost is NRDP at factor cost plus all income of production factors owned by the region residents coming from abroad, minus all income of production factors flowing out.
Further more, Net Regional Product at factor cost is necessarily termed as
Regional Income. Regional income must be
the real income received by inhabitants of Gunungkidul regency. However, it can not be realized yet, because of unavailability of data about income flows between regencies. In this case, it can be explained that income obtained from people of Gunungkidul who work outside Gunungkidul must be calculated as income of Gunungkidul. On the other hand, income of production factors belong to people residing out of Gunungkidul must be expelled.
Therefore, the calculation can only represent Gross Regional Domestic Product (GRDP).
1.4.2 GRDP Per Capita
GRDP Per Capita is GRDP divided by the total population at mid year.
1.3 PRESENTATION METHOD
dua bentuk yaitu, penyajian atas dasar harga berlaku, dan penyajian atas dasar harga konstan 2000.
Nilai PDRB juga disajikan dalam bentuk angka indeks yaitu indeks perkembangan, indeks berantai, dan indeks harga implisit.
Indeks perkembangan diperoleh dengan membagi nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun dasar 2000, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun terhadap tahun dasarnya.
Indeks berantai diperoleh dengan membagi nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun sebelumnya, dikalikan 100. Apabila indeks berantai dikurangi dengan 100, maka diperoleh angka laju pertumbuhan. Angka ini menunjukkan laju pertumbuhan agregat pendapatan untuk masing-masing tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Indeks harga implisit diperoleh dengan membagi nilai atas dasar harga berlaku dengan nilai atas dasar harga konstan 2000 untuk masing-masing tahun, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan harga dari agregat pendapatan terhadap harga pada tahun dasar. Selanjutnya, bila dari indeks harga implisit ini dibuatkan indeks berantainya, akan terlihat tingkat perkembangan harga setiap tahun terhadap tahun sebelumnya.
1.4. METODE PENGHITUNGAN
1.4.1 Penghitungan PDRB atas dasar Harga Berlaku
Penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Dalam metode langsung, nilai tambah di suatu wilayah dihitung dengan menggunakan data yang bersumber dari daerah (kabupaten). Pada metode langsung
differentiated in two forms. They are the presentation at current market prices, and constant 2000 market prices.
The value of GRDP is also presented in the form of index numbers, namely growth index, link index, and implicit price index.
Growth index is obtained by dividing the value corresponding to a certain year with base year value (2000), and then multiplied by 100. A series of such indices would show the year to year shift in level of a product aggregate related to base year value.
Link index is obtained by dividing the value corresponding to a certain year with similar value in the preceding year, and then multiplied by 100. If the link index is subtracted with 100, then the growth rate will be obtained. A series of this figure would show the growth rate of a product aggregate for each year compared with the previous year.
Implicit price index is calculated by dividing the value at current market prices in a certain year with the value at constant market prices of the same year, and then multiplied by 100. A series of this index would show yearly price levels of an income aggregate related to base year level. Further, a link index series obtained from a series of implicit price index would show year to year rate of price increase.
1.4 METHOD OF CALCULATION
1.4.1 GRDP at Current Market Prices Calculation
By using two methods; i.e. direct method and indirect method can do calculation of GRDP at current market prices. In direct method, added value in a region is calculated by using region (regency) data. There are three approaches in direct method; i.e. production approach, expenditure
dikenal ada tiga macam pendekatan pengitungan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan pendapatan. Dari ketiga pendekatan tersebut akan memberikan hasil yang sama.
Dalam metode tak langsung, nilai tambah di suatu wilayah (kabupaten) diperoleh dengan cara mengalokasikan nilai tambah suatu kegiatan ekonomi propinsi ke dalam masing-masing kegiatan ekonomi pada tingkat wilayah (kabupaten). Sebagai alokator digunakan indikator yang mempunyai pengaruh paling erat dengan kegiatan ekonomi tersebut.
1.4.2 Penghitungan PDRB atas dasar Harga Konstan
Penghitungan PDRB atas dasar harga konstan bertujuan untuk melihat perkembangan PDRB secara real, bukan karena adanya pengaruh harga. Ada empat cara yang dikenal untuk menghitung nilai tambah atas dasar harga konstan, yaitu revaluasi, ekstrapolasi, deflasi, dan deflasi berganda.
1.4.2.1 Revaluasi
Metode ini dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar 2000. Hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar harga konstan 2000. Selanjutnya, nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara.
Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen input yang sangat banyak, di samping data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga konstan masing-masing tahun dengan rasio tetap biaya antara terhadap output pada tahun dasar.
approach, and income approach. All methods will give the same result.
In indirect method, added value in a region is obtained by allocating the added value of a provincial economic event into each regency economic event. As allocate, it uses indicator with a greatest influence on economic event.
1.4.2 GRDP at Constant Market Prices Calculation
The calculation of GRDP at constant market prices shows an annual real growth. There are four methods to calculate value added at constant market prices; i.e. revaluation, extrapolation, deflation, double deflation.
1.4.2.1 Revaluation
This method is applied by evaluating each year’s quantities and intermediate cost using base year’s price 2000. The result is output and intermediate cost at constant 2000 market prices. Gross added value at constant market prices is obtained from deviation between output and intermediate cost.
In practical condition, it is difficult to do revaluation by using intermediate cost, since many input components must be covered. Besides, the available price data can not fulfill all of that purpose. The intermediate cost at constant market prices is obtained from multiplication between output at constant market prices of each year and intermediate cost to output ratio at base year.
1.4.2.2 Ekstrapolasi
Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar 2000 dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya, yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang dihitung.
Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap perhitungan output atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.
1.4.2.3. Deflasi
Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga konsumen, indeks harga perdagangan besar dan sebagainya.
Indeks harga di atas dapat pula dipakai sebagai inflator dalam keadan di mana nilai tambah atas dasar harga berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut.
1.4.2.3.1 Deflasi Berganda
Dalam deflasi berganda ini, yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk penghitungan output atas dasar harga konstan biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya, sedangkan
1.4.2.3 Extrapolation
The added value of each year at 2000 constant market prices is obtained by multiplying the added value at 2000 base year with production index. Production index as an extrapolator can be index from each production resulted or index from some production indicators such as: worker, number of firm etc, whichever is suitable with any activities considered.
Extrapolation can also be done in calculating output at constant market prices. Then, by using fixed ratio of added value of output, the estimate of added value at constant market prices will be obtained.
1.4.2.3 Deflation
The added value at 2000 constant market prices is obtained by dividing added value at current market prices each year with price index. Consumer price index and wholesale price index are usually used as deflators of price index.
The mentioned price index can also be used as an inflator if the added value at current market prices is obtained by multiplying value added at constant market prices with the index price.
1.4.2.3.1 Double Deflation
In this method, output and intermediate cost are deflated. While the added value at constant market prices is obtained from deviation between the gross output and intermediate cost at constant market prices. A price index used as the deflator to calculate output at constant market price is usually producer or wholesale price index, which is suitable with the commodity scope. While, price index of intermediate cost
indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar.
Pada kenyataannya sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara, di samping karena komponennya terlalu banyak, juga karena indeks harganya belum tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam penghitungan harga konstan, deflasi berganda ini belum banyak dipakai.
Penghitungan komponen penggunaan PDRB atas dasar harga konstan juga dilakukan dengan menggunakan cara-cara di atas, tetapi mengingat data yang tersedia maka digunakan cara deflasi dan ekstrapolasi.
is the price index from the highest input component.
Actually, it is very difficult to deflate intermediate cost, since the components are too many and price index is not sufficiently available. Therefore, double deflation is rarely used to calculate intermediate cost at constant market prices.
The calculation of component GRDP by expenditure at constant market prices is the same as the calculation above. Nevertheless, it usually uses deflation and extrapolation due to limited data.
II. URAIAN SEKTORAL /
SECTORS DESCRIPTION
2.1 SEKTOR PERTANIAN 2.1.1 Ruang Lingkup
Sektor pertanian mencakup segala
pengusahaan dan pemanfaatan benda-benda biologis (hidup) yang diperoleh dari alam dengan tujuan untuk konsumsi sendiri atau dijual. Sektor pertanian mencakup subsektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan, dan perikanan. Subsektor tanaman bahan makanan meliputi segala kegiatan yang menghasilkan komoditi bahan makanan. Subsektor tanaman perkebunan meliputi segala kegiatan yang menghasilkan komoditi tanaman perkebunan baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan. Subsektor peternakan dan hasil-hasilnya meliputi segala kegiatan pembibitan dan budidaya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan diambil hasil-hasilnya, baik yang dilakukan oleh rakyat maupun oleh perusahaan peternakan. Subsektor kehutanan mencakup kegiatan penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-daunan, getah-getahan dan akar-akaran, termasuk di sini kegiatan perburuan. Subsektor perikanan mencakup kegiatan penangkapan, pembenihan, budidaya segala jenis ikan dan biota ikan lainnya, baik yang berada di air tawar maupun air asin.
2.1.2 Metode Penghitungan
Nilai tambah sektor pertanian
diperkirakan melalui pendekatan produksi. Pendekatan ini didasarkan pada pertimbangan tersedianya data produksi dan harga untuk masing-masing komoditi pertanian.
Secara umum, nilai output diperoleh dari hasil perkalian antara seluruh produksi yang dihasilkan dengan harga produsennya. Menurut sifatnya, output dibedakan atas
2.1 AGRICULTURE SECTOR 2.1.1 Coverage
This sector covers the exploitation and
utilization of biological products obtained from nature for consumption or sale. It covers farm food crops, non-food crops, livestock and its products, forestry, and fishery sub sector. Farm food crops sub sector covers all activities produced foodstuffs commodity. A non-food crop covers all estate crops exploited by small holders and by large-scale estate. Livestock and its products cover production of cattle and poultry, slaughtered and exploited, by state and public. Forestry covers logging and breeding, stepping, rooting and hunting. Fishery covers catching, germinating, and breeding of all types of fish and plant living in both fresh and salty water.
2.1.2 Method of Calculation
The value added of this sector estimated by production approach based on available data of product and price for each commodity.
Generally, the output was calculated by multiplying all products by producer price. It consists of main and imitated (by product) output distinctly. Additionally, it considers the
output utama dan ikutan. Di samping itu, diperkirakan juga besarnya persentase pelengkap bagi komoditi lain yang belum dapat dipantau perkembangannya. Total output suatu subsektor merupakan penjumlahan dari nilai output utama dan ikutan seluruh komoditi ditambah dengan nilai pelengkapnya.
Penyajian data nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000, menggunakan metode revaluasi, yaitu metode dimana indikator produksi dinilai pada tahun berlaku, sedangkan harga per indikator dinilai berdasarkan harga tahun dasar (tahun 2000). Khusus subsektor peternakan, untuk penghitungan produksinya tidak dapat dilakukan secara langsung, melainkan data produksi dapat diperoleh melalui suatu rumus : produksi sama dengan banyaknya ternak yang dipotong ditambah selisih antara populasi akhir dan populasi awal ditambah selisih antara ekspor dan impor ternak.
2.1.3 Sumber Data
Sumber data produksi pertanian
diperoleh dari Seksi Statistik Produksi BPS Kabupaten Gunungkidul serta dari Dinas Pertanian. Data harga diperoleh dari hasil survei harga produsen yang tersedia di Seksi Distribusi BPS Kabupaten Gunungkidul, sedangkan data tentang rasio biaya antara dan rasio produk ikutan diperoleh dari Tabel Input Output Indonesia tahun 2000 dan dari hasil survei Struktur Ongkos Usaha Tani.
2.2 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN
2.2.1 Ruang Lingkup
Kegiatan pertambangan dan penggalian adalah kegiatan yang mencakup penggalian, pemboran, penyaringan, pencucian, pemilihan dan pengambilan segala macam barang tambang, mineral dan barang
amount of completed percentage (mark up) for the other commodity, which is not monitored. So total output is aggregation of main and imitated (by product) output of all commodities plus completed value.
Presentation of the Gross Value Added (GVA) based on constant 2000 market prices, by using revaluation Method of Calculation, where the production indicator was measured currently, while price per indicator based on basic year prices (2000).
Especially in livestock sub sector, it cannot calculate the direct production but it is calculated by using formula; production as same as the total consumed cattle, plus deviation between the populations, plus net export.
2.1.3 Data Resources
The agriculture data come from
Production Statistics Subdivision, Central Board of Statistics of Gunungkidul regency, and The Regencies Agriculture Service. Data on prices come from Distribution Statistics Subdivision, Regencies Statistics Office in Gunungkidul, while the ratio intermediate cost and the ratio of additional product are obtained from Indonesia Input-Output Table in 2000 and from agriculture cost structure.
2.2 MINING AND QUARRYING SECTOR
2.2.1 Coverage
Mining and quarrying sector covers activity of quarrying, drilling, filtering and exploration mineral and other commodities from nature either solid, liquid, or gas. It intends to develop efficiency to use, sell, or
galian yang tersedia di alam, baik berupa benda padat, cair maupun gas. Penambangan dan penggalian ini dapat dilakukan di bawah tanah maupun di atas permukaan bumi. Sifat dan tujuan kegiatan tersebut yaitu untuk menciptakan nilai guna dari barang tambang dan galian sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan, dijual, atau diproses lebih lanjut.
Seluruh jenis komoditi yang dicakup dalam sektor pertambangan dan penggalian dapat dikelompokkan ke dalam tiga subsektor, yaitu pertambangan migas, pertambangan non migas dan penggalian. Dari ketiga jenis tersebut, hanya subsektor penggalian yang terdapat di Kabupaten Gunungkidul.
Subsektor penggalian mencakup
penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian seperti batu-batuan, pasir, dan tanah yang pada umumnya berada di atas permukaan bumi.
2.2.2 Metode Penghitungan
Output dari kegiatan penggalian
diperoleh berdasarkan hasil perkalian antara kuantum barang yang dihasilkan dengan harga per unit barang tersebut. Biaya antara dari kegiatan ini terdiri dari nilai pemakaian barang dan jasa yang habis dipakai sekali dalam proses produksi, usia pemakaiannya kurang dari setahun, serta nilai per unitnya relatif kecil.
Penghitungan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan untuk subsektor penggalian menggunakan metode revaluasi.
2.2.3 Sumber Data
Data produksi, harga, dan rasio biaya antara diperoleh dari Seksi Statistik Produksi, BPS Kabupaten Gunungkidul.
follow up process.
The products are grouped into three sub sectors; crude petroleum and natural gas, non-oil and gas mining, and quarrying. That is only Gunungkidul Regency own the latest. Quarrying covers of excavating and collecting stones, sand, and oil, generally on the surface.
2.2.2 Method of Calculation
Output of quarrying based on current market prices is calculated by production approach that is by multiplying the production to the price. The intermediate cost consist of the value of goods and services used in one process, lifetime less a year, and relatively small per unit value.
Computations of output and GVA at the constant market prices use revaluation Method of Calculation.
2.2.3 Data Resources
Production, price, and the ratio of intermediate cost are obtained from Production Sub Division of Gunungkidul Regency.
2.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN 2.3.1 Ruang Lingkup
Sektor industri pengolahan dibedakan menjadi dua subsektor yaitu subsektor industri migas dan non migas. Untuk subsektor industri migas terdiri dari pengilangan minyak bumi dan gas alam cair. Untuk Kabupaten Gunungkidul hanya terdapat industri non migas yang dalam pengelolaannya dikelompokkan menjadi industri besar sedang, industri kecil dan rumahtangga.
Acuan jenis kegiatan industri adalah Tabel Input Output tahun 2000 sehingga kode KLUI yang dimulai dengan angka tiga termasuk dalam sektor industri. Jenis kegiatan utama dikelompokkan dalam 9 klasifikasi, yaitu :
3.1. Industri Makanan, Minuman, dan
Tembakau
3.2. Industri Tekstil, Pakaian Jadi, dan Kulit
3.3. Industri Kayu, Rotan, dan Perabot
Rumahtangga
3.4. Industri Kertas dan Barang-barang dari
Kertas, Percetakan dan Penerbitan
3.5. Industri Kimia dan Barang-barang dari
Bahan Kimia, Minyak Bumi, Batubara, Karet, dan Plastik
3.6. Industri Barang-barang Galian Bukan
Logam, kecuali Minyak Bumi, Batubara
3.7. Industri Logam Dasar
3.8. Industri Barang Dari Logam, Mesin dan
Peralatannya
3.9. Industri Pengolahan Lainnya
Untuk jenis klasifikasi industri logam dasar (kode 3.7) tidak terdapat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
2.3.2 Metode Penghitungan
Metode penghitungan output atas dasar harga berlaku menggunakan pendekatan produksi, dimana jumlah tenaga kerja dipakai sebagai indikatornya. Untuk penghitungan atas dasar harga konstan digunakan metode ekstrapolasi, sedangkan sebagai ekstrapolatornya adalah indeks produksi hasil
2.3 MANUFACTURING INDUSTRY
SECTOR 2.3.1 Coverage
This sector is distinguished into two sub sectors; oil and gas manufacturing, and non-oil and gas manufacturing. For the first mentioned, it covers of crude petroleum and natural gas refineries. Gunungkidul Regency has only non-oil and gas manufacturing sub sector, which divided into Large-Medium Scale and Small Scale-Home Industry.
The classification of industry activity refers to Input-Output Table in 2000 so the ISIC code that is begun with number three includes in industry sector. It is classified into nine :
3.1. Food, drink, and tobacco
3.2. Textile, garment, and leather
3.3. Wood, rattan, and furniture industry
3.4. Paper and paper based articles
3.5. Chemical and chemical-based product,
petroleum, coal, rubber, and plastic
3.6. Non metal mineral, except petroleum,
and coal
3.7. Industry base metal
3.8. Metal product, machinery, and
Accessories
3.9. Other industries
The metal base industry (3.7) is not available in Gunungkidul Regency.
2.3.2 Method of Calculation
Output based on current market prices is calculated by production approach, where the total manpower used as indicator. Output on the basis of constant market prices is calculated by extrapolation Method of Calculation that is by multiplying the manpower growth to output per manpower on
survei triwulanan industri besar sedang dan survei IKKR (Industri Kecil dan Kerajinan Rumahtangga) dimana output atas dasar harga konstan didapat dari perkalian antara pertumbuhan jumlah tenaga kerja dengan output per tenaga kerja pada tahun dasar (2000).
2.3.3 Sumber Data
Data jumlah tenaga kerja didapat dari hasil survei triwulanan industri besar sedang (publikasi tahunan Statistik Industri Besar Sedang) dan hasil survei industri kecil dan rumahtangga. Data output per tenaga kerja diperoleh dari tabel Input Output tahun 2000.
2.4 SEKTOR LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH
2.4.1 Ruang Lingkup
Sektor ini terdiri dari 3 subsektor, yaitu subsektor listrik, gas kota, dan air bersih. Untuk subsektor gas kota tidak terdapat di Kabupaten Gunungkidul.
Subsektor listrik mencakup
pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, baik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) maupun perusahaan Non-PLN seperti pembangkitan listrik oleh Perusahaan Pemerintah Daerah, dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan maupun perusahaan), dengan tujuan untuk dijual. Listrik yang dibangkitkan atau yang diproduksi meliputi listrik yang dijual, dipakai sendiri, hilang dari transmisi dan listrik yang dicuri.
Untuk subsektor air bersih mencakup proses pembersihan, pemurnian dan proses kimiawi lainnya untuk menghasilkan air minum, serta pendistribusian dan penyalurannya secara langsung melalui pipa dan alat lain ke rumahtangga, instansi pemerintah maupun swasta.
base year (2000).
2.3.3 Data Resources
Data on total manpower is obtained through the three-monthly survey on large-medium scale industries (the annual publication of large-medium scale industries statistics) and small and cottage industries surveys. Output per manpower is obtained from Input-Output Table in 2000.
2.4 ELECTRICITY, GAS, AND WATER SUPPLY SECTOR
2.4.1 Coverage
It covers three sub sector; electricity, city gas, and water supply. However, the city gas sub sector does not exist in Gunungkidul Regency.
The electricity sub sector includes
generation and distribution electric power, by both PLN (State Owned Electricity Company) and non-PLN by Regional Administration and private parties to sell energy. The output of electricity covers the electric to itself, selling, missing, and even stolen.
Moreover, for water supply sub sector includes the process on purifying, refining, and other chemical to produce water supply and distribute or transfer directly by pipeline and other instrument to household, governmental, and public instance.
2.4.2 Metode Penghitungan
Metode penghitungan output atas dasar harga berlaku menggunakan pendekatan produksi dengan jumlah kwh yang dijual sebagai indikator pada subsektor listrik dikalikan dengan harga jual. Sedangkan untuk subsektor air bersih yaitu dengan mengalikan antara jumlah produksi dengan harga tiap tahunnya.
Untuk penghitungan output atas dasar harga konstan diperoleh melalui pendekatan revaluasi, yaitu perkalian antara produksi tiap tahun dengan harga tahun dasar ( 2000).
2.4.3 Sumber Data
Data produksi, harga, dan biaya antara didapat dari PLN Wilayah VI Yogyakarta untuk subsektor listrik dan dari PDAM untuk subsektor air bersih. Data tersebut didapat dari hasil data sekunder.
2.5 SEKTOR BANGUNAN
2.5.1 Ruang Lingkup
Sektor bangunan mencakup kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana lainnya. Pada umumnya kegiatan sektor bangunan terdiri dari berbagai kegiatan meliputi: pembuatan, pembangunan, pemasangan, dan perbaikan semua jenis konstruksi.
2.5.2 Metode Penghitungan
Untuk mendapatkan nilai tambah bruto digunakan pendekatan arus barang, yaitu didasarkan pada pemikiran bahwa besarnya output pada sektor bangunan sejalan dengan besarnya input komoditi yang digunakan untuk bangunan. Untuk memperoleh output atas dasar harga konstan digunakan metode deflasi, dengan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) bangunan sebagai deflatornya.
2.4.2 Method of Calculation
Output of electricity based on current market prices is calculated through production approach, by multiplying the total kWh sold (as indicator) to sold price. While, for water supply sub sector, the output is calculated by multiplying the total production to the annual price.
It uses revaluation approach in calculating output on the basis of constant market prices, that is by multiplying the annual production to base year prices (2000).
2.4.3 Data Resources
Data on production, price, and
intermediate cost are obtained from PLN Region VI of Yogyakarta in electricity sub sector and from PDAM (Water Supply Regional Company) in water supply sub sector.
2.5 CONSTRUCTION SECTOR 2.5.1 Coverage
It is the activity that the ended-process unified to the land, both for household or any building. Generally, the activities of construction are construction, development, installation, and rehabilitation.
2.5.2 Method of Calculation
The gross value added (GVA) is estimated by commodity flow approach, based on though that output of construction sector as same as commodity input used in construction. Output on the basis of constant market prices is calculated by deflation Method of Calculation that is by using Wholesale Price Index (WPI) of construction as deflator.