• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapatan Regional Kab Bengkalis 2008-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendapatan Regional Kab Bengkalis 2008-2013"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

STATISTIK TAHUNAN Katalog BPS : 9302005.1408

PENDAPATAN REGIONAL

Regional Income

BENGKALIS

2008-2013

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BENGKALIS

(4)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008-2013 ii

PENDAPATAN REGIONAL

Regional Income of Bengkalis Regency

BENGKALIS

2008-2013

ISSN

: 2355-8598

No. Publikasi

: 14.08.14.03

No. Katalog BPS

: 9302005.1408

Naskah

Manuscript

:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis BPS- Statistics Bengkalis

“BOLEH DIKUTIP DENGAN MENYEBUT SUMBERNYA”

(5)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008-2013 iii

BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN BENGKALIS

KATA PENGANTAR

Publikasi “Pendapatan Regional Kabupaten Bengkalis 2008-2013” adalah

kelanjutan dari publikasi sejenis yang telah kami terbitkan secara rutin setiap tahunnya. Pada publikasi ini penggunaan tahun dasar 2000 digunakan untuk penghitungan PDRB atas dasar harga konstan sebagaimana yang telah dilakukan juga pada penghitungan PDRB Propinsi Riau dan PDB Indonesia.

Pendapatan regional merupakan salah satu indikator yang dapat menjabarkan perkembangan tingkat pendapatan masyarakat, tentangindikator-indikator dalam berbagai aspek perekonomian seperti tingkat pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi serta pendapatan regional perkapita di Kabupaten Bengkalis.

Dengan tersedianya Data Pendapatan Regional ini akan dapat membantu dalam analisis ekonomi, mengadakan penilaian terhadap hasil pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini dan sasaran yang akan dicapai pada masa mendatang dengan segala implikasinya. Angka yang disajikan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan untuk berbagai kebijakan dan keputusan yang akan diambil.

Pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telaha membantu dalam penyelesaian penghitungan sampai penerbitannya. Semoga penerbitan publikasi Pendapatan Regional Kabupaten Bengkalis ini bermanfaat bagi kita semua.

Bengkalis, Oktober 2014

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BENGKALIS Kepala,

(6)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008-2013 iv

BPS- STATISTICS BENGKALIS

PREFACE

The Regional Income of Bengkalis 2007-2012 is the continuation of those of

the previous years publish annually. The national base has now been applied to

calculate the GRDP of Bengkalis Regency at constant price 2000, as it done in

calculating of GRDP of Riau and GDP of Indonesia.

The Regional Income is an indicator which clarify social income rate,

concerning various aspect of economic such as; economic growth, economic

structure and percapita regional income in Bengkalis Regency.

Availability of the Regional Income data will help us to analyze the economic

situation and control the implementation of outlined plans. We hope that the figures

of regional Income can be a based on making policies and decisions.

At the occasion we express out thanks to all who helped in finishing this

publication, and do hope the publication of Regional Income of Bengkalis Regency

we useful for us.

Bengkalis, October 2014 BPS-STATISTICS BENGKALIS

Head,

(7)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008-2013 v

DAFTAR ISI List of Contents

Halaman Page

Katalog ...

Kata Pengantar Kepala BPS Kabupaten Bengkalis The Head of BPS-Statistics Bengkalis Preface...

Daftar Isi List of Contents...

Daftar Tabel List of Tables ...

Daftar Gambar List of Figure ...

I. PENDAHULUAN Introduction...

II. URAIAN SEKTORAL Sectoral Description...

III. PERKEMBANGAN PDRB SECTORAL The Growth of Sectoral GDRP...

3.1. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI TheGrowth of Economy...

3.2. KONTRIBUSI SEKTORAL Sectoral Contribution ...

3.3. PDRB PERKAPITA DAN PENDAPATAN PERKAPITA Per Capita GRDP and Per Capita Income ...

3.4. PERBANDINGAN STRUKTUR EKONOMI KAB. BENGKALIS DAN RIAU Comparison of Economic Structure of Bengkalis and Riau Province...

IV. PERBANDINGAN PDRB ANTAR KABUPATEN Regional Comparison

4.1. BESARAN PDRB ANTAR DAERAH Comparison Value of GRDP

4.2. PDRB PER KAPITA Per Capita GRDP...

4.3. PERTUMBUHAN EKONOMI Economic Growth ...

4.4. KLASSEN TYPOLOGY Klassen Typology...

LAMPIRAN TABEL-TABEL POKOK Attachment of Main Tables...

ii

iii

v

vi

vii

1

16

33

34

38

41

44

49

49

52

55

57

(8)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008-2013 vi

DAFTAR TABEL List of Tables

Tabel Table Halaman Page

3.1 PDRB Kabupaten Bengkalis menurut Lapangan Usaha Tahun 2007, 2013 GRDP of Bengkalis Regency by Industrial Origin, 2007, 2013...

3.2 Distribusi Persentase PDRB (Tanpa Migas) Kabupaten Bengkalis Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2013 Percentage Distribution of non-oil/gas GRDP of Bengkalis Regency at Current Market Prices, 2011-2013...

3.3 PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita Kabupaten Bengkalis Percapita GRDP and Regional Income of Bengkalis Regency, 2008-2013 (Rupiah) ...

3.4 Struktur Ekonomi Kabupaten Bengkalis dan Provinsi Riau Tahun 2008 dan 2013 (Persentase terhadap PDRB dengan Migas) Economic Structure of Bengkalis Regency adn Riau Province, 2008 and 2013...

3.5 Struktur Ekonomi Kabupaten Bengkalis dan Provinsi Riau Tahun 2008 dan 2013 (Persentase terhadap PDRB tanpa Migas) Economic Structure of Bengkalis Regency and Riau Province, 2008 and 2013...

4.1 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Se-Propinsi Riau Tahun 2013 Per Capita GRDP at Current Market Prices by Regency/City in Riau Province, 2013 ...

4.2 Pertumbuhan Ekonomi PDRB (tanpa migas) Kabupaten/Kota atas Dasar Harga Konstan 2000 (persen) Tahun 2008-2013 Economic Growth of Non-oil/gas GRDP at Constan 2000 Prices by Regency/City (percent), 2008-2013 ...

36

39

42

45

46

53

(9)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008-2013 vii

DAFTAR GAMBAR List of Figures

Gambar Figure Halaman Page

1. Laju Pertumbuhan PDRB (Tanpa Migas) Kabupaten Bengkalis Tahun 2006-2013 Growth Rate of non-oil/gas GRDP of Bengkalis Regency, 2006-2013 ...

2. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten/Kota atas Harga Berlaku Tahun 2013 Percentage Distribution of GRDP at Current Prices by Regency/city, 2013 ...

3. Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Per Kapita (tanpa migas) atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2013 Comparison of Non-oil/gas Economic Growth and Per Capita GRDP at Constan 2000 Price by Regency/City in Riau Province, 2013...

4. Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Per Kapita (dengan migas) atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tahun 2013 Comparison of Economic Growth and Per Capita GRDP at Constan 2000 Price by Regency/City in Riau Province, 2013 ...

35

50

60

63

(10)

Pendahuluan

(11)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 1

I PENDAHULUAN

INTRODUCTION

1.1. PENJELASAN UMUM

Perencanaan pembangunan ekonomi di suatu daerah, memerlukan bermacam-macam data statistik sebagai bahan analisis untuk menentukan dan mengarahkan pembangunan, agar sasaran dapat dicapai dengan tepat.

Pembangunan ekonomi yang telah dicapai pada masa-masa lalu perlu dilihat dan dinilai tentang hasil dan implikasinya pada masa sekarang dan yang akan datang. Dengan pembangunan di segala bidang yang makin pesat dan meluas ke daerah-daerah, data statistik terasa semakin diperlukan.

Kemudian untuk memenuhi kebutuhan data regional, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bengkalis menyajikan angka Pendapatan Regional Bengkalis tahun 2013.

Salah satu manfaat data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) adalah untuk mengetahui tingkat produk yang dihasilkan oleh seluruh

1.1. EXPLANATORY NOTE

Various statistical data needed

to be analysis to determine and to

direct the development planning in

economic sector, in order to reach the

proper goal.

The stepping up of

development of all economic sector in

a region has increased the demand for

statistical data. It is necessary to

observe and evaluate the proceeding

developments through their results

and implication nowdays and in the

future.

To meet the need for regional

data the Central Board of Statistics in

collaboration with the Regional

Development Planning Board of

Bengkalis Regency try compile a

Regional Income of Bengkalis

Regency, 2013.

The advantage of Gross

Regional Domestic Product : knowing

the product of production factor,

(12)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 2

faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi dan struktur perekonomian pada satu periode di suatu daerah tertentu. Laju pertumbuhan ekonomi dapat diketahui jika data PDRB dikaji dari sudut perbandingan besaran (nilai) atas dasar harga yang konstan. Sedangkan struktur ekonomi dapat dilihat dari besarnya sumbangan masing-masing sektor ekonomi terhadap total PDRB.

Di samping itu, PDRB dapat digunakan sebagai indikator antara lain:

- Tingkat Pertumbuhan Ekonomi suatu daerah

- Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita

- Perubahan/pergeseran struktur perekonomian daerah

- Tingkat inflasi dan deflasi

- Tingkat kemakmuran penduduk

1.2. PENGGUNAAN TAHUN DASAR

Alasan penggeseran tahun dasar dari tahun 1993 menjadi tahun 2000 adalah sebagai berikut :

a. Pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan tahun dasar 1993 menjadi tidak realistis karena perubahan struktur ekonomi yang relatif cepat.

b. Struktur ekonomi tahun 1993

structure at a certain period in a

region. The comparison of GRDP at

constant price is considered the

economic growth figure the

contribution of economic sector at

total of GRDP.

GRDP is considered as an

indicator of :

- Economic growth in a region

- the growth of per capita income

- the change of regional

economic growth

- Inflation and deflation rate

- Level of population prosperity

1.2. THE UTILIZING OF BASED YEAR

There are many reasons to

change the 1993 base year into 2000:

a. The raped change of economic

structure consequences the

growth of economic at constant

1993 price become lower.

b. There’s no de-regulation and

(13)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 3

belum tersentuh dampak deregulasi dan debirikratisasi.

c. Walaupun pertumbuhan sektor industri jauh lebih tinggi daripada pertanian, tetapi karena bobot sektor industri pada tahun 1983 jauh lebih rendah daripada sektor pertanian, akibatnya pertumbuhan ekonomi menjadi makin tidak realistis apabila kita makin jauh dari tahun 1983. d. Pergeseran tahun dasar

PDB/PDRB merupakan suatu hal yang secara reguler dilakukan oleh semua negara di dunia yang menyusun penghitungan

PDB-nya berdasarkan “The System of

National Accounts (SNA)” yang direkomendasikan oleh PBB untuk menjadi pegangan bagi semua negara anggota.

e. Perkembangan ekonomi dunia dalam kurun waktu 1993-2000 yang diwarnai oleh globalisasi tentunya akan berpengaruh pada perekonomian domestik. Masih dalam periode tersebut, hadirnya krisis ekonomi pada tahun 1997 juga berdampak pada perubahan struktur perekonomian Indonesia. Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa struktur ekonomi tahun 2000 berbeda dengan tahun 1993.

Economic structure.

c. Although the growth of

industrial sector is higher than

the agricultural sector,

consequences the economic

growth on whole is not realistic.

d. The shift of base year of

GDP/GRDP is regularly done

through out nations in

computing which based on The

System of National Accounts. It

was recommended by UNO that

all members using that as a

guide.

e.

The

development

of

the

world economy during

1993-2000 certainly will affect the

domestic

economy.

The

presence of the economic

crisis in 1997 also resulted in

changes in the structure of

the

Indonesian

economy.

Briefly, In other world it can

be stated that the structure

of the economy in 2000 is

(14)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 4

1.3 PERUBAHAN CAKUPAN

WILAYAH

Sejak bulan Desember 2008, telah terbentuk kabupaten Kepulauan Meranti yang mencakup lima kecamatan yang berasal dari Kabupaten Bengkalis sebagai kabupaten induknya. Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Tebing-tinggi, Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kecamatan Merbau, Kecamatan Rangsang dan Kecamatan Rangsang Barat. Oleh karena itu pada publikasi PDRB kali ini hanya mencakup PDRB dari 8 kecamatan yang masih menjadi bagian dari Kabupaten Bengkalis (Kecamatan Bengkalis, Kecamatan Bantan, Kecamatan Bukit Batu, Kecamatan Siak Kecil, Kecamatan Rupat, Kecamatan Rupat Utara, Kecamatan Mandau, dan Kecamatan Pinggir).

1.4. PERUBAHAN KLASIFIKASI

Dalam penghitungan PDRB seri konstan 2000, klasifikasi sektor tidak mengalami perubahan. Sektor ekonomi pada pada seri 1993 terdapat sembilan sektor, dan seri 2000 juga sembilan sektor.

1.3 CHANGE OF AREA COVERAGE

Since December 2008,

Kepulauan Meranti regency was

established. It consist of five

sub-regency, those were part of Bengkalis

Regency (Tebing tinggi, Tebing Tinggi

Barat, Rangsang, Rangsang Barat, and

Merbau sub-regency). Therefore, this

publication discusses about Bengkalis Regency’s GRDP with only eight regencies (Bengkalis, Bantan, Bukit

Batu, Siak Kecil, Rupat, Rupat Utara,

Mandau and Pinggir sub-regency)

1.4. CHANGE OF CLASSIFICATION

In calculating GRDP at constant

1993 price the sectors divided into 9

items and at constant 2000 price

(15)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 5

1.5. KONSEP DAN DEFINISI

Mengenai konsep dan definisi, berikut dijelaskan istilah yang berhubungan dengan PDRB antara lain: output, biaya antara, dan nilai tambah bruto (NTB).

1.5.1. OUTPUT

Output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu. Pada dasarnya nilai output diperoleh dari perkalian kuantum produksi dan harganya.

1.5.2. BIAYA ANTARA

Biaya antara terdiri dari barang tidak tahan lama dan jasa yang digunakan di dalam proses produksi oleh unit-unit produksi dalam domestik pada rentang rentang waktu tertentu.

1.5.3. NILAI TAMBAH BRUTO

Nilai tambah bruto (NTB) merupakan pengurangan dari nilai output dengan biaya antaranya, apabila dirumuskan menjadi: NTB = output - Biaya Antara. Pengertian NTB sangat penting untuk memahami apa

1.5. CONCEPT AND DEFINITION

The concept and definition

regarding GRDP such as: output,

intermediate cost and value added are

explained as follows.

1.5.1. OUTPUT

Output is the value of goods or

service produced at a certain time. In

principle output value is obtained from

multiplication of production quantum

and its price

1.5.2. INTERMEDIATE COST

Intermediate cost consists of

endurable goods and services they are

used on production process by units of

production at a certain time.

1.5.3.GROSS VALUE ADDED

The GVA is the subtraction

between output value with

intermediate cost, its formula as

follows: gross value added–

intermediate cost. To know gross

(16)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 6

yang dimaksud dengan PDRB, yang tidak lain adalah penjumlahan dari seluruh besaran NTB dari seluruh unit produksi yang berada pada wilayah dan rentang waktu tertentu.

1.5.4. PENGHITUNGAN PDRB

Cara penghitungan PDRB dapat diperoleh melalui tiga pendekatan, yaitu: pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran yang selanjutnya dijelaskan berikut ini.

a. Pendekatan Produksi

PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi sembilan sektor atau lapangan usaha, yaitu :

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas dan Air 5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Angkutan dan Komunikasi

8. Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan

9. Jasa-jasa

understand what GRDP is. GRDP is

measured by summing up the value

added of all production activities,

located in a certain region and a

certain time.

1.5.4.GRDP CALCULATION

To calculate GRDP is done

through 3 approaches method namely

:production approach, income

approach and expenditure approach,

their explanations as follows.

a. Production Approach

GRDP is the total value of final

goods and services produced by all

economic units in a region during a

certain time. The production units are

divided into 9 sectors or original

industrial industries, namely :

1. Agriculture

2. Mining and Quarrying

3. Manufacturing Industries

4. Electricity, Gas & Water Supply

5. Constriction

6. Trade, Hotels & Restaurants

7. Transportation and

Communication

8. Financial, Ownership of Dwelling

and Business Service

(17)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 7

b. Pendekatan Pendapatan

PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan teresebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak tak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB, kecuali faktor pendapatan, termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tak langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan ini menurut sektor disebut NTB seluruh sektor (lapangan usaha).

c. Pendekatan Pengeluaran

PDRB adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir, yaitu :

1. Pengeluaran konsumsi rumahtangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung;

2. Konsumsi pemerintah;

3. Pembentukan modal tetap domestik bruto;

4. Perubahan stok; dan

5. Ekspor neto dalam jangka waktu tertentu, ekspor neto adalah ekspor dikurangi impor

Dari tiga pendekatan penghitungan tersebut, secara konsep jumlah pengeluaran harus sama

b. Income Approach

GRDP is equivalent to the total

income receives by factor of

production engaged on process of

production in a region during a certain

time such: wages and salaries, land

rent, capital interest and profit, the

figures are obtained before reducing

income tax and direct tax. Besides

income factor the GRDP cover the

components of reduction and net

direct tax. The summing up of all

incomes by sector called GVA.

c. Expenditure Approach

GRDP is the summation

aggregation of the final demand such

as :

1. Household expenditure and non

profit institution expenditure;

2. Government expenditure;

3. Gross domestic fixed capital

formation;

4. Change in stock;

5. Net export in a certain time

(export minus import)

According to the 3 approaches

method, conceptually total of

(18)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 8

dengan jumlah barang yang dihasilkan dan juga dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksinya. Selanjutnya produk domestik regional bruto yang telah diuraikan diatas disebut sebagai produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar, karena mencakup komponen pajak tidak langsung neto.

1.5.5. PDRB PER KAPITA

Bila PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di wilayah ini, maka akan diperoleh suatu PDRB per kapita. PDRB perkapita menggambarkan besarnya nilai tambah domestik regional bruto per penduduk. Nilai PDRB setelah dikurangi dengan penyusutan barang modal diperoleh PDRN atas dasar harga pasar. Kemudian PDRN atas dasar harga pasar dikurangi pajak tak langsung neto diperoleh PDRN atas biaya faktor. Sedangkan Pendapatan Regional Perkapita adalah PDRN atas biaya faktor dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun.

1.6. CARA PENYAJIAN PDRB DAN

ANGKA INDEKS

PDRB, seperti yang telah diuraikan, secara berkala dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan pada suatu tahun dasar,

goods and final services produced and

its must be same as total of income to

their production cost. Furthermore,

the GRDP explained above called gross

regional domestic product at current

price, cause it covers the component

of net direct tax.

1.5.5. PER CAPITA GRDP

The total of GRDP divided by

total of population in mid year it will

be obtained per capita GRDP is a

description of value added of gross

regional domestic per person. The

value of GRDP subtracted by reduction

of capital things is obtained NRDP at

current prices. NRDP at current prices

subtracted by indirect net tax is

obtained NRDP at factor cost.

Meanwhile percapita regional income

is NRDP at factor cost divided by

population in mid year.

1.6. GRDP PUBLICATION AND INDEX FIGURES

The GRDP explained above

issued by two types: namely at

(19)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 9

dijelaskan berikut ini :

a. Pada penyajian atas dasar harga berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahun, baik pada saat menilai produksi dan biaya antara maupun pada penilaian komponen nilai tambah dan komponen pengeluaran produk domestik regional bruto.

b. Pada penyajian atas dasar harga konstan suatu tahun dasar, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga yang terjadi pada tahun dasar (dalam publikasi ini harga konstan didasarkan pada harga tahun 2000). Karena menggunakan harga tetap, maka perkembangan agregat dari tahun ke tahun semata-mata disebabkan oleh perkembangan riil dari kuantum produksi tanpa mengandung fluktuasi harga. PDRB juga disajikan dalam bentuk peranan sektoral dan angka-angka indeks, yaitu: indeks perkembangan, indeks berantai, dan indeks harga implisit yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut :

1. Peranan Sektoral diperoleh dengan cara membagi nilai masing-masing sektor dengan

a. The estimation at current prices

all income aggregate evaluated at

current price for each year, such

as production intermediate cost.

Components of value added and

expenditure of gross regional

domestic product.

b. The estimation at constant market

prices (base year) all income

aggregate evaluated at constant

price/base year (on this

publication the base year price is

2000). Because the using of fix

price, the trend of aggregate

influenced only by the real trend

of production quantum without

price fluctuation. The GRDP also

served by sectoral and index

namely: index figure, link index

and implicit price index, their

explanation as follows:

1. The role of sectoral is obtained

from the value of each sector

(20)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 10

nilai total seluruh PDRB dikalikan 100 pada tahun yang bersangkutan baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Dalam tabulasi penyajiannya, peranan sektor diberi judul tabel: Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto.

2. Indeks perkembangan diperoleh dengan membagi nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun dasar, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat dari tahun ke tahun terhadap tahun dasar.

3. Indeks berantai diperoleh dengan membagi nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun sebelumnya. Apabila angka ini dikalikan dengan 100 dan hasilnya dikurangi 100, maka akan diperoleh tingkat pertumbuhan agregat produksi untuk masing-masing tahun. Metode ini dapat pula digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan sektoral.

GRDP multiplied by 100 (in

related year) both at current

price and constant prices. In

servicing the role of sectoral is

title percentage distribution of

gross regional domestic

product.

2. The figures of index is obtained

from the value of each year

divided the value of base year,

and it multiplied by 100.

3. The link index is obtained from

the value in each year divided

the value of previous year.

When the figures multiplied by

100, it is obtained the growth

of production at each year.

This method can be used for

(21)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 11

4. Indeks harga implisit diperoleh dengan membagi nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan pada masing-masing tahun dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan harga dari agregat pendapatan terhadap harga pada tahun dasar. Selanjutnya bila dari indeks harga implisit ini dihitung indeks berantainya (dengan rumus indeks berantai), akan terlihat tingkat perkembangan harga setiap tahun terhadap tahun sebelumnya. Indeks ini secara berkala juga dapat menaunjukkan besaran inflasi yang mencakup seluruh barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah penghitungan PDRB.

1.7. PDRB ATAS HARGA KONSTAN

Angka-angka pendapatan regional atas dasar harga konstan 2000 sangat penting untuk melihat perkembangan riil dari tahun ke tahun untuk setiap agregat ekonomi yang diamati. Agregat dimaksud dapat merupakan produk domestik regional bruto secara keseluruhan, nilai tambah sektoral (PDRB sektoral) maupun

4. The implicit price is obtained

from GRDP value at current

prices divided by GRDP at

constant price for each year

and it multiplied by 100. The

index indicates the level of

price from income aggregate at

price of the base year.

Furthermore the link index is

counted from the implicit

prices index (by using link

index formula) it will be

obtained the growth of price.

This index periodically shows

the inflation rate covers all

goods and services which

produced in a certain year.

1.7. GRDP AT CONSTANT PRICE

The figures of GRDP at constant

2000 market prices used to know the

economic growth, such as : gross

regional domestic product in the

whole, value added by sectoral or the

utilization of GRDP in principle to

obtain value added sectoral at

(22)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 12

komponen penggunaan produk domestik regional bruto. Pada dasarnya dikenal empat cara untuk memperoleh nilai tambah sektoral atas dasar harga konstan. Masing-masing diuraikan berikut ini:

1.7.1. Revaluasi

Dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar 2000 dan hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar harga konstan 2000. Selanjutnya nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil penghitungan.

Dalam praktek sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya yang digunakan, karena mencakup komponen yang terlalu banyak di samping data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga konstan 2000 biasanya diperoleh dari perkalian output atas dasar harga konstan 2000 masing-masing tahun dengan rasio tetap biaya antara terhadap output pada tahun dasar.

1.7.1 Revaluation

Revaluation is conducted by

evaluating each year production and

intermediate cost using the base year

2000 price. This process produces

output and intermediate cost at

constant 2000 price. The GVA at

constant price of certain years output

and intermediate cost at constant

2000 prices.

In practice, however it is very

difficult to gather sufficient data to

revalue directly the intermediate cost,

cause they cover many input

components and the available price

data can not possibly meet all

requirements. Therefore the value

added of year intermediate cost at

constant price is generally obtained by

multiplying that years ratio of

(23)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 13

1.7.2. Ekstrapolasi

Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar 2000 dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan atau indeks dari berbagai indikator produksi jumlah tenaga kerja, jumlah perusahaan, dan lainnya sesuai dengan jenis kegiatan yang dihitung. Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap penghitungan output atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah atas dasar harga konstan yang sama, yang dipeoleh SKPR.

1.7.3. Deflasi

Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan Indeks Harga Konsumen/Indeks Harga Perdagangan Besar.

1.7.4. Deflasi Berganda

Dalam deflasi berganda ini yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi. Indeks harga

1.7.2 Extrapolation

By this method, the value

added of a certain year 2000 constant

prices is obtained by multiplying the base year’s (2000) value added with a production index. The production index,

generally term the extrapolation, may

constitute the true index of production

or an index derived from other

indicators, such as manpower, number

of establishments, etc. which an closely

related with production activities.

Extrapolation may also be computed by

multiplying the output at a constant

price by a fixed ratio of value added of

ratio. The ratio is obtained from special

survey (SKPR).

1.7.3 Deflation

Here, the value added at

constant 2000 prices is obtained by dividing each year’s value added at current price by the respective year’s price index of consumer price or whole

sale price.

1.7.4 Double Deflation

In Double deflation, output and

its intermediate cost are both delated.

The value added is obtained by

subtracting the deflated intermediate

(24)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 14

yang digunakan sebagai deflator untuk penghitungan output atas dasar harga konstan biasanya merupakan Indeks Harga Produsen atau Indeks Harga Perdagangan Besar sesuai dengan cakupan komoditinya.

Pada kenyataannya sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara, disamping karena komponennya terlalu banyak juga karena indeks harganya belum tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam penghitungan harga konstan 2000, deflasi berganda ini belum banyak digunakan.

price index used as a deflator to arrive

at the output at constant price is

either the consumer price index or

whole sale price index, depending on

commodities are being deflated for

deflating the intermediate cost, a price

index.

In practice, it is very difficult to

deflate intermediate cost due to a

large variety of input components,

while the appropriate price indices are

not adequately available. For reason,

the double deflation procedure is not

(25)

Uraian Sektoral

(26)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 16

II URAIAN SEKTORAL

SECTORAL DESCRIPTION

2.1. SEKTOR PERTANIAN

2.1.1 Ruang Lingkup

Subsektor Tanaman Bahan Makanan

Meliputi semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan komoditi tanaman bahan makanan seperti: padi, jagung, ketela rambat, ketela pohon, umbi-umbian, kacang tanah, kacang kedelai, kacang-kacangan lainnya, sayur-sayuran, buah-buahan, serta tanaman bahan makanan lainnya.

Subsektor Tanaman Perkebunan

Meliputi semua jenis kegiatan tanaman perkebunan baik yang diusahakan rakyat maupun perusahaan perkebunan. Adapun komoditi yang dihasilkan seperti: cengkeh, jahe, jambu mete, jarak, kako, karet, kapas, kapuk, kayu manis, kelapa, kelapa sawit, kina, kopi, lada, pala, tebu, teh, serta tanaman perkebunan lainnya.

Subsektor Peternakan

Meliputi semua kegiatan pembibitan dan budidaya segala jenis

2.1. AGRICULTURE SECTOR

2.1.1. Coverage

Farm Food Crops sub sector

It covers all economic activities

produce farm food crops such as:

paddy, maize, sweet potatoes,

cassavas, tubers, peanuts,

vegetables, fruits, and other.

Estated Food Crops sub sector

It covers both cultivated by

household and estate. These are:

cloves, gingers, cashew nut, cocoa,

rubber, cotton, kapok, cassia Vera,

coconut, palm oil, candlenut, coffee,

pepper, nutmeg, vanilla, jute/flax,

sugar cane, tobacco, tea, etc.

Livestock Sub sector

The sub sector covers

(27)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 17

ternak dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan diambil hasil-hasilnya, baik yang dilakukan oleh rakyat maupun oleh perusahaan peternakan. Komoditi hasil peternakan antara lain: sapi, kerbau, kambing, babi, ayam, itik, telur ayam, telur itik, susu sapi serta hewan peliharaan lainnya.

Subsektor Kehutanan

Meliputi kegiatan penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-daunan, getah-getahan dan akar-akaran. Termasuk juga kegiatan perburuan. Komoditi hasil kehutanan diantaranya adalah kayu gelondongan, baik dari hutan rimba maupun budidaya, kayu bakar, rotan, arang, bambu, kopal, menjangan, babi hutan, serta hasil hutan lainnya.

Subsektor Perikanan

Meliputi kegiatan penangkapan, pembenihan dan budidaya segala jenis ikan dan biota ikan air lainnya, baik yang berada di air tawar maupun di air asin. Komoditi perikanan antara lain ikan tuna dan ikan laut lainnya, semua jenis ikan darat, ikan bandeng dan ikan payau lainnya, udang dan binatang berkulit keras lainnya, rumput laut serta tumbuhan laut lainnya.

of all kinds of cattle. For the purpose

of breeding and slaughtered. Which

cultivated by household or

establishment, their commodities are:

cows, buffaloes, goats, pigs, chickens,

ducks, hen eggs, duck eggs, milk

cows, and others.

Forestry sub sector

The activities include of trees,

leaves collecting, latex, tuber and

including hunting. The forestry

commodities are : logs (jungle)

cultured product/firewood, rattan,

charcoal, bamboo, turpentine, copal,

deer, jungle pig and others.

Fishery sub sector

The sub sector includes fishing,

breeding and cultured in kind of fish,

both on fresh water and salted water.

The fishery commodities are : tuna

and other marine fishes, all fresh

water fishes, brackish, shrimp, squid,

(28)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 18

2.1.2. Metode Estimasi

Pendekatan yang digunakan adalah melalui pendekatan produksi. Secara umum, nilai output diperoleh dari hasil perkalian antara seluruh produksi yang dihasilkan terhadap harga produsennya.

NTB suatu sub sektor diperoleh dari penjumlahan NTB tiap-tiap komoditi. NTB ini didapat dari pengurangan nilai output atas dasar harga produsen terhadap seluruh biaya-biaya antara, yang dalam prakteknya biasa juga dihitung melalui perkalian antara rasio NTB terhadap output komoditi tertentu. Untuk keperluan penyajian data NTB atas dasar harga konstan 2000, digunakan metode revaluasi, yaitu metode di mana seluruh faktor produksi biaya-biaya antara dinilai berdasarkan harga tahun 2000.

Khusus untuk subsektor peternakan, pada penghitungan produksi tidak dapat dilakukan secara langsung, melainkan data produksi harus diperoleh melalui suatu rumus persamaan yang menggunakan tiga peubah, yakni : banyaknya ternak yang dipotong ditambah selisih populasi ternak dan selisih antara ekspor dan impor ternak.

2.1.2. Estimate Method

The method on computation

use production approach. In general

the output value is obtained by

multiplying the total value of

production to cost producer.

The GVA (Gross Value Added)

of a sub sector is obtained from the

amount of each commodity GVA, and

it is obtained by subtracting the

output value at producer cost.

Practically it is computed by multiply

between GVA value at a certain

commodity value for the purpose of

data service. The GVA at constant

2000 market price used revaluation

method. The revaluation method is

conducted by evaluating all.

Production factor and intermediate

cost base on 2000 price.

Especially for livestock sub

sector, the computation of production can’t be directly computed, it must be obtained by using formula and it is

estimated from the total slaughtered,

changes in stock of livestock

population and net exports (export,

less imports both interregional or

(29)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 19

2.1.3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan untuk penyusunan output dan NTB sektor pertanian, dirinci menurut jenis data produksi, harga dan rasio NTB.

Sumber Data Produksi

Tanaman bahan makanan dari BPS dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan dari Dinas Perkebunan, Peternakan dari BPS dan Dinas Peternakan, Kehutanan dari Dinas Kehutanan, dan Perikanan dari Dinas Perikanan.

Sumber Data Harga

Sebagian besar bersumber dari Badan Pusat Statistik untuk tiap-tiap komoditi ditambah data dari dinas terkait.

2.2. SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

2.2.1. Ruang Lingkup

Subsektor Pertambangan

Meliputi kegiatan penambangan bauksit, timah, granit, dan sebagainya.

2.1.3. Data Source

To compute output and GVA on

agricultural sector the data is

specified into: production data, price

and GVA ratio.

Production Data Source

The data on the components of

farm food crops production are

obtained from Central Board of

Statistics (CBS) and Food Crops

Service, Estate Service (for livestock

data) is obtained from CBS and

Livestock Service, Forestry Service &

Fishery Service

Price Data Source

The price data is obtained from

Central Board of Statistics and related

services.

2.2. MINING AND QUARRYING SECTOR

2.2.1. Coverage

Mining sub sector

The data on mining covers,

(30)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 20

Subsektor Penggalian

Meliputi penggalian batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu karang, batu marmer, pasir untuk bahan bangunan, pasir silika, pasir kwarsa, koalin, tanah liat dan sebagainya.

2.2.2. Metode Estimasi

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan output tersebut dengan rasio nilai tambah bruto terhadap output masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara revaluasi.

2.3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

Ruang Lingkup

Kegiatan sektor industri pengolahan hanya mencakup industri non migas

Industri Besar/Sedang

Industri besar adalah industri yang mempunyai jumlah tenaga kerja lebih dari 99 orang sedangkan industri sedang adalah industri yang mempunyai tenaga kerja antara 20-99 orang.

Quarrying sub sector

It covers mount stone, river

stone, limestone, coral, marble,

kaolin, clay and others.

2.2.2. Estimate Method

The GVA at current market

price is obtained from the

multiplication of production with the

price of corresponding commodity

every year. Meanwhile the GVA at

constant 2000 prices is obtained by

revaluation method.

2.3. MANUFACTURING INDUSTRY SECTOR

Coverage

The activities on manufacturing

industries cover only non oil and gas

industry.

Large and Medium Scale Industry

A large scale manufacturing

industry is a manufacturing company

employing more than 99 employees

and a medium scale manufacturing

(31)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 21

Industri Kecil dan Kerajinan Rumahtangga

Subsektor ini sama dengan cakupan dan definisi kegiatan industri besar/sedang, perbedaannya terletak pada jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan industrinya. Perusahaan dikatakan sebagai industri kecil jika jumlah tenaga kerjanya antara 5-19 orang, sedangkan industri kerajinan rumah tangga jika jumlah tenaga kerjanya kurang dari lima orang.

2.3.2. Metode Estimasi

Dalam penghitungan subsektor industri pengolahan besar/sedang digunakan pendekatan produksi, yaitu output dihitung lebih dahulu. Output dikurangi biaya antara diperoleh nilai tambah brutonya, untuk NTB atas dasar harga konstan menggunakan metode deflasi dengan output dan jumlah tenaga kerja sebagai deflator.

2.4. SEKTOR LISTRIK DAN AIR BERSIH

2.4.1. Ruang Lingkup

Subsektor Listrik

Kegiatan subsektor ini mencakup pembangkitan dan

Small Scale Industry and Household Industry

The coverage and definition of

small scale industry and household

industry same as the large/medium

scale industry, but the employees are

different. A small scale industry is a

manufacturing industry employing 5

to 19 persons. While household

manufacturing industry employs less

than 5 persons.

2.3.2. Estimate Method

the large industries are

computed by approaching method,

the output counted first. The GVA at

current prices for large/medium scale

by calculated output & it subtracted

by the total intermediate cost. The

GVA at constant 2000 price for

large/medium industry is calculated

by applying deflation method and

using labor force as a deflator.

2.4. ELECTRICITY AND WATER SUPPLY SECTOR

2.4.1. Coverage Electricity sub sector

This sub sector covers the

generating distribution of electric

(32)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 22

penyaluran tenaga listrik, baik yang dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun non PLN

Subsektor Air Bersih

Subsektor ini meliputi kegiatan proses penjernihan dan pendistribusian air bersih oleh PAM maupun bukan PAM.

2.4.2. Metode Estimasi

Metode penghitungan subsektor listrik menggunakan pendekatan produksi, output dan NTB adalah penjumlahan dari NTB PLN dan NTB non PLN.

Untuk penghitungan subsektor air bersih menggunakan pendekatan produksi, dimana output dan NTB atas dasar harga konstan 2000 dengan metode revaluasi.

2.5. SEKTOR BANGUNAN

2.5.1. Ruang Lingkup

Sektor bangunan terbagi dalam lima bagian yaitu : Bangunan Tempt Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal, Prasarana Pertanian, Jalan-Jembatan-Pelabuhan, Bangunan Instalasi Listrik-Gas-Air Minum, dan Komunikasi serta bangunan lainnya.

Owned Electricity Company) and non

PLN.

Water Supply sub sector

The sub sector covers the

purification/distribution of water

clean, operated by PAM or non PAM

2.4.2. Estimate Method

The electricity sub sector is

calculated through the production

approach, the output and GVA are the

total of PLN GVA and non PLN GVA

The water supply sub sector is

calculated through the production

approach, while the output and GVA

at constant 2000 price is calculated by

revaluation method.

2.5. CONSTRUCTION SECTOR

2.5.1. Coverage

The construction sector is

divided into : residential buildings,

non residential buildings, agriculture

infrastructure-roads-bridges-ports,

electric installation-gas-water

supply-communication and other

(33)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 23

2.5.2. Metode Estimasi

Metode penghitungan untuk sektor bangunan menggunakan pendekatan pendapatan untuk pengitungan atas dasar harga berlaku, dan metode deflasi untuk penghitungan atas dasar harga konstan.

2.6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

2.6.1. Ruang Lingkup

Subsektor Perdagangan

Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor perdagangan meliputi kegiatan membeli dan menjual barang, baik barang baru maupun bekas, untuk tujuan penyaluran/pendistribusian tanpa merubah sifat barang tersebut. Dalam perhitungannya dikelompokkan kedalam dua jenis kegiatan yaitu kegiatan perdagangan besar dan perdagangan eceran. Perdagangan besar mencakup kegiatan pengumpulan dan penjualan kembali barang baru atau bekas oleh pedagang dari produsen atau importir ke pedagang besar lainnya, pedagang eceran, perusahaan, dan lembaga tidak mencari untung. Sedangkan perdagangan eceran mencakup

2.5.2. Estimate Method

The construction sector at

current price is calculated through

income approach, and at constant

2000 prices computed by deflation

method.

2.6. TRADE, HOTELS, AND RESTAURANT SECTOR

2.6.1. Coverage

Trade sub sector

This sub sector cover the

activities of trades, in buying and

selling new and used goods, for the

purpose of collection and distribution

without modifying the form and

nature of the goods. In calculating

this sub sector to be divided into two

activities, wholesalers and retail

salers. The wholesalers are the

activities of traders in collecting and

selling of new and used goods to

other wholesalers and retailers, and

unprofitable institutions. Meanwhile

the retailer is a trader who generally

serves household consumers, without

modifying the form and nature of the

(34)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 24

kegiatan pedagang yang umumnya melayani konsumen perorangan atau rumahtangga tanpa merubah sifat, baik barang baru maupun barang bekas.

Subsektor Hotel

Subsektor ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan sebagai tempat penginapan. Yang dimaksud akomodasi di sini adalah hotel berbintang maupun tidak berbintang, serta tempat tinggal lainnya yang digunakan untuk menginap seperti losmen, motel dan sebagainya. Termasuk pula kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta penyediaan fasilitas lainnya bagi para tamu yang menginap di mana kegiatan-kegiatan tersebut berada dalam satu kesatuan manajemen dengan penginapan yang datanya sulit dipisahkan.

Subsektor Restoran

Kegiatan subsektor restoran mencakup usaha penyediaan makanan dan minuman jadi yang pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan. Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam subsektor ini seperti rumah makan, warung sate, warung kopi, katering, dan kantin.

Hotel sub sector

This sub sector covers the

provision of accommodation by

utilizing a part or all of the building.

The hotel/hotel business covered are

hotels with or without stars and

others like, inn, motel, etc. The

activities covered also food beverage

service and other supply facilities for

guess (under one management).

Restaurant sub sector

This sub sector covers food and

drink (ready to eat) in general they

consumed/served at

(35)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 25

2.6.2. Metode Estimasi

Dalam penghitungan untuk subsektor perdagangan menggunakan metode arus barang (commodity

flows), sedangkan untuk subsektor

hotel menggunakan pendekatan produksi. Dan untuk subsektor restoran menggunakan pendekatan pengeluaran konsumsi makanan dan minuman jadi di luar rumah. Untuk penghitungan output dan NTB atas dasar harga konstan dihitung dengan metode revaluasi.

2.7. SEKTOR PENGANGKUTAN

DAN KOMUNIKASI

2.7.1. Ruang Lingkup

Subsektor Pengangkutan

Kegiatan yang dicakup dalam subsektor pengangkutan terdiri atas Jasa Angkutan Jalan Raya, Laut Udara, dan Jasa Penunjang Angkutan. Kegiatan pengangkutan meliputi kegiatan menggunakan alat angkut atau kendaraan, baik bermotor maupun tidak bermotor. Sedangkan jasa penunjang angkutan mencakup kegiatan yang sifatnya menunjang kegiatan pengangkutan seperti terminal, pelabuhan dan penggudangan.

2.6.2. Estimate Method

The calculating of in trade sub

sector is done through commodity

flow approach, and the hotel sub

sector is calculated by production

approach. Regarding restaurant sub

sector is calculated by household

expenditure for food/beverage

consumption outside. The calculation

of output and gross value added at

constant prices in the sector is done

through evaluation method.

2.7. TRANSPORTATION AND COMMUNICATION SECTOR

2.7.1. Coverage

Transportation sub sector

This sub sector covers public

transportation by road, sea, air, and

transportation supporting services.

This sub sector activities are vehicle

motorized and vehicle non motorized.

While supporting services to provide

services or to supply facilities to

support such as, terminal/port

(36)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 26

Subsektor Komunikasi

Sub sektor ini terdiri dari kegiatan Pos dan Giro, Telekomunikasi, dan Jasa Penunjang Komunikasi. Pos dan Giro mencakup kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, wesel dan paket pos yang diusahakan oleh Perum Pos dan Giro. Telekomunikasi meliputi kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman berita melalui telepon, telegram, dan telex yang diusahakan oleh PT Telekomunikasi dan PT Indosat. Jasa Penunjang Komunikasi meliputi kegiatan lainnya yang menunjang kegiatan komunikasi seperti wartel, radio panggil (pager) dan telepon seluler.

2.7.2. Metode Estimasi

Penghitungan nilai tambah subsektor angkutan jalan raya atas dasar harga berlaku dengan menggunakan pendekatan produksi yang didasarkan pada data jumlah armada angkutan umum barang dan penumpang wajib uji yang diperoleh dari laporan tahunan DLLAJ, dan hasil SKPR sektor pengangkutan serta data sekunder kecamatan.

Penghitungan nilai tambah subsektor angkutan laut angka

Communication sub sector

This sub sector covers postal,

telecommunication and

communication supporting services.

The postal covers mail services,

money orders and the dispatch of

packages operated by the PT

POSINDO. The telecommunication

covers only services for telephone,

telegram, and telex which provided by

PT Telecommunication and PT

Indosat. The communication

supporting services cover other

activities which support

communication activity like,

telecommunication small shop

(wartel) and others.

2.7.2. Estimate Method

the gross value added at

current prices is obtained through the

production approach, based on

number of public transportation, fleet

for cargoes and passenger, obtained

from annual report of DLLAJ, and

special survey (SKPR) and secondary

data.

Sea transportation sub sector

covers the transportation of goods

(37)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 27

nasional, karena kegiatan angkutan laut merupakan kegiatan multiregional, di mana kegiatannya adalah pengangkutan penumpang dan barang dengan menggunakan kapal yang diusahakan oleh perusahaan milik nasional, baik yang melakukan trayek dalam negeri maupun internasional.

Penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi dengan menggunakan indeks angkutan/transport.

Kemudian nilai tambah atas dasar harga berlaku subsektor angkutan udara diperoleh dari laporan tahunantiap bandar udara. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan cara deflasi.

Suibsektor jasa penunjang angkutan (terminal, parkir, keagenan barang dan penumpang, ekspedisi, bongkar muat, penggudangan) nilai tambahnya diperoleh dari SKPR. Sedangkan penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dengan menggunakan metode deflasi.

Subsektor komunikasi mencakup jasa pos dan giro serta telekomunikasi. Penghitungan nilai tambah atas dasar harga berlaku didasarkan pada data produksi dan

from/to abroad and operating abroad.

To calculate added of sea

transportation sub sector is done

through allocation approach is

obtained from the national figures, as

it is a multi region activity.

The gross value added at

constant 2000 price is calculating by

deflation method is obtained from the

transportation index.

The gross value added air sub

sector at current prices is obtained

from the annual statement of airport.

The gross value added at constant

2000 prices is calculated by deflation

method.

This sub sector covers all the

services allied to transportation

(terminal, parking lots, agency,

expedition, loading unloading,

warehousing). Their value added is

obtained from special survey (SKPR),

while the calculation at constant 2000

price is done through deflation

method.

The communication sub sector

covers postal and telecommunication

services. The gross value added of

(38)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 28

struktur biaya yang diperoleh dari laporan keuangan PT POSINDO. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dengan menggunakan metode ekstrapolasi dengan menggunakan indeks gabungan dari jumlah surat yang dikirim.

Penghitungan nilai tambah atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan data yang bersumber dari laporan keuangan Kantor Wilayah Usaha Telekomunikasi Riau. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan menggunakan indeks produksi gabungan tertimbang yang meliputi jumlah menit percakapan lokal/interlokal.

2.8. SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

2.8.1. Ruang Lingkup

Subsektor bank meliputi Bank Indonesia (BI) dan bank non BI (bank umum pemerintah dan bank umum swasta) dan BPR (Bank Perkreditan Rakyat). Subsektor lembaga keuangan bukan bank mencakup kegiatan asuransi (asuransi jiwa, asuransi sosial, asuransi kerugian dan asuransi lainnya), mencakup juga koperasi (KUD dan non KUD), pegadaian dan dana pensiun. Dan subsektor jasa penunjang keuangan

financial statement of PT POSINDO.

The gross value added at constant

2000 price is calculated by mean

extrapolation method, by using index

consolidate for number of sent letters.

The gross value added of

telecommunication at current prices is

obtained from the financial statement

of Witel (telecommunication territory)

of Riau province. The gross value

added at constant 2000 prices is

calculated by weighted quantum index

consolidated for number of minutes of

telephone call.

2.8. FINACIAL, OWNERSHIP OF DWELLING AND BUSINESS SERVICE SECTOR

2.8.1. Coverage

Bank sub sector covers Bank

Indonesia and other commercial

banks (commercial state banks),

commercial private banks and rural

credit bank. The financial institutions

(non banks) sub sector covers

insurance (life insurance, social

insurance and others), it also covers

cooperative (village cooperatives unit

and non village cooperatives unit),

pawnshop and pension fund. Then the

(39)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 29

mencakup pedagang valuta asing (valas), pasar modal dan sebagainya.

2.8.2. Metode Estimasi

Penghitungan nilai tambah subsektor bank atas dasar harga berlaku diperoleh dari Bank Indonesia. Kemudian nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara deflasi menggunakan indeks harga konsumen (IHK umum).

Penghitungan NTB asuransi atas dasar harga berlaku diperoleh melalui SKPR dan data sekunder. NTB atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara metode deflasi juga dengan menggunakan IHK umum.

Penghitungan nilai tambah koperasi berasal dari data SKPR. Penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan menggunakan metode deflasi, dimana deflatornya adalah IHK umum.

Nilai tambah subsektor sewa bangunan (tempat tinggal dan bukan tempat tinggal) diperoleh dari selisih antara output dengan biaya antara. Penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dengan menggunakan metode deflasi, sebagai deflatornya adalah IHK umum.

Selain sub sektor tersebut,

currencies exchange, capital markets

and others.

2.8.2. Estimate Method

The gross value added of bank

sub sector at current price is obtained

from Bank Indonesia, and the gross

value added at constant 2000 prices is

done through deflation method by

using consumer price index.

The gross value added of

insurance at current price is obtained

from the special survey (SKPR) and

secondary data. The gross value

added at constant price is obtained

through deflation method and

consumer price index.

The calculation of cooperative

value added is from special survey

(SKPR). The value added at constant

2000 price is obtained by deflation

method by using consumer price

index.

The value added of ownership

of dwelling (residential building and

non residential building) is obtained

from the subtraction between output

and intermediate cost. The gross

value added at constant 2000 prices is

done through deflation method.

(40)

Pendapatan Regional Bengkalis, 2008- 2013 30

subsektor jasa penunjang keuangan seperti pedagang valas dihitung dengan cara yang sama seperti subsektor asuransi maupun subsektor koperasi.

2.9. JASA-JASA

2.9.1. Ruang Lingkup

Subsektor jasa sosial dan kemasyarakatan mencakup jasa pendidikan (sekolah swasta) meliputi TK, SD, SLTP, SLTA dan Akademi/Universitas. Jasa pendidikan (kursus), jasa kesehatan (swasta) seperti : Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, dokter dan sebagainya. Kemudian jasa kemasyarakatan jasa kesehatan dan jasa kemasyarakatan lainnya (panti asuhan dan panti jompo)

Subsektor jasa hiburan mencakup kegiatan bioskop, panggung kesenian, radio swasta, taman hiburan, klub malam dan sebagainya.

Subsektor jasa perorangan dan rumahtangga mencakup kegiatan perbengkelan (mobil, motor, sepeda, alat-alat elektronik) dan jasa perorangan (tukang binatu, salon, tukang semir, tukang jahit dan sebagainya)

2.9.2. Metode Estimasi

the other financial supporting services

covered, foreign currencies exchange,

it is calculation the same as

insurance, cooperative sub sector.

2.9. SERVICES

2.9.1. Coverage

The sub sector social and

community services cover educational

service (private school) including

kindergartens, elementary schools,

junior and senior high schools and

academics/ universities and

organizational of non formal education

(courses), health services (private)

such as : hospitals, maternity clinic,

Gambar

Figure 1. Growth Rate of non-oil/gas GRDP of Bengkalis Regency, 2006-2013
Table 3.1. GRDP of Bengkalis Regency  by Industrial Origin, 2007 and 2013
Table 3.2.  Distribution of GRDP of Bengkalis Regency at Current Market Prices, 2011-2013 (%)
Tabel 3.3. PDRB Per Kapita dan Pendapatan Regional Per Kapita (Tanpa Migas) Kabupaten Bengkalis Tahun 2008-2013 (Rupiah) Table 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2008-2012 ini menggunakan metode pendekatan produksi yaitu jumlah nilai barang dan jasa akhir atau nilai tambah

PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu periode

Output atas dasar harga berlaku diperoleh berdasarkan perkalian indikator produksi dengan indikator harganya untuk masing-masing angkutan penumpang dan barang baik

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan produksi.. Sedangkan biaya antara serta rasio penyusutan diperoleh dari tabel Input-Output

Penghitungan NTB dilakukan melalui pendekatan produksi, sama seperti yang dilakukan pada sub sektor sebelumnya, baik untuk perkiraan atas dasar harga berlaku

NTB atas dasar harga berlaku dihitung dengan Pendekatan Produksi yaitu output dikurangi biaya antara.Nilai output diperoleh dengan mengalikan jumlah kendaraan umum dengan

Dalam penghitungan nilai output, biaya antara dan nilai tambah atas dasar harga berlaku, untuk subsektor industri besar dan sedang (B/S) didasarkan pada data yang