• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

SSSS

TANDAR

P

P

P

P

ROSEDUR

O

O

O

O

PERASIONAL

ANGGREK DENDROBIUM

ANGGREK DENDROBIUM

ANGGREK DENDROBIUM

ANGGREK DENDROBIUM

DIREKTORAT BUDIDAYA TANAMAN HIAS

DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI HORTIKULTURA DEPARTEMEN PERTANIAN 2008

K

K

K

Kata P

P

Pengantar

P

Anggrek Dendrobium merupakan komoditas yang banyak digemari

masyarakat dan sangat berpotensi untuk dikembangkan karena mempuyai

nilai ekonomis yang tinggi sebagai komoditas ekspor maupun untuk

pasaran dalam negeri. Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka

pengembangan tanaman anggrek dendobium perlu didukung dengan

teknologi maju dalam pembudidayaannya.

Buku StandarProsedur Operasional (SPO) Anggrek Dendrobium ini

merupakan penyempurnaan dari buku SPO yang diterbitkan pada tahun

2004, yang menyajikan cara budidaya anggrek Dendrobium, khususnya

fase pertumbuhan dari compot s/d tanaman berbunga. Diharapkan buku

SOP ini dapat menjadi salah satu pedoman dalam budidaya yang baik dan

benar bagi para produsen atau petani anggrek Dendrobium. Dengan

penerapan SPO diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas

serta keamanan lingkungan dan juga petani yang mengusahakannya.

Dengan selesainya buku ini kami menyampaikan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh anggota tim pembahas

Kami menyadari buku ini masih belum sempurna, oleh karena itu

kepada pembaca diharapkan saran-saran guna penyempurnaan penyusunan

buku Standar Operasional Prosedur Anggrek Dendrobium selanjutnya

(2)

D

D

D

D

aftar I

aftar I

aftar I

aftar Isi

si

si

si

Halaman KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iv

I. PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Maksud ... 2

3. Tujuan ... 3

4. Ruang Lingkup ... 3

5. Pengertian ... 3

6.

II. PENYIAPAN SARANA PRASARANA PRODUKSI

1. Penyiapan Lokasi Budidaya ...

2. Penyiapan Rumah Lindung ...

3. Penyiapan Media Tumbuh ...

4. Penyediaan Pot ...

5. Pemasangan Penopang ………

6. Pemilihan Varietas/Benih ...

7. Pengeluaran Planlet ………..

III. PROSES PRODUKSI ………

1. Penanaman ...

2. Pemupukan ...

3. Pengairan ...

4. Penyiangan ………..

5. Perlindungan Tanaman ...

IV. PANEN DAN PASCA PANEN ...

V. PENCATATAN ...

(3)

B

B

B

Bab

1

P

P

P

P

ENDAHULUAN

B

B

B

B

ab

1

P

P

P

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

A

A

A

A

nggrek merupakan tanaman hias yang banyak digemari masyarakat. Bunga anggrek sangat populer karena bentuk dan warna yang beragam.

Dalam upaya mendapatkan tanaman dan bunga yang bermutu tinggi diperlukan tehnik pengelolaan tanaman yang memadai. Penerapan tehnik penyilangan tanaman yang tidak benar menyebabkan produksi anggrek tidak optimal. Oleh karena itu para petani perlu mengetahui cara budidaya yang benar untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat internasional terhadap produk yang ramah lingkungan, penerapan konsep GAP dalam budidaya anggrek menjadi suatu keharusan.

Di dalam buku ini dikemukakan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya anggrek berbasis GAP. Penerapan SOP dalam budidaya anggrek diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, kualitas, produktivitas, keamanan lingkungan dan petani yang melaksanakannya.

Anggrek Dendrobium merupakan salah satu genus yang dapat tumbuh di dataran rendah – medium dan mempunyai sifat mudah berbunga dibandingkan dengan anggrek jenis lainnya. Anggrek ini memiliki batang semu atau pseudo bulb yang panjang. Bentuk batang semunya silinder dan menggelembung. Daun tunggalnya bersilangan sepanjang batang semu. Menurut sifat tumbuhnya anggrek ini termasuk

(4)

jenis simpodial, yaitu membentuk rumpun dan akar yang cukup banyak di setiap batang semunya.

Bunga muncul pada tunas ujung, pada tanaman dewasa bunga muncul di ketiak daun. Mulai berbunga pada umur 1,5 tahun terhitung dari awal semai. Dengan budidaya intensif , penanaman seedling Dendrobium dapat berbunga pada umur 8 bulan.

1.2. Maksud

Maksud penerbitan SOP budidaya, panen dan pasca panen anggrek Dendrobium adalah sebagai acuan dalam melaksanakan budidaya , panen dan pasca panen yang baik dan benar sehingga meningkatkan efisiensi, produktivitas, kualitas maupun keamanan lingkungan dan petani itu sendiri.

1.3. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan SOP anggrek

Dendrobium adalah :

a. Menghasilkan produk dan mutu sesuai target yang ditetapkan.

b. Meningkatkan efisiensi produksi.

c. Mengatasi permasalahan yang menyebabkan target tidak tercapai melalui proses pelacakan prosedur budidaya, panen dan pasca panen.

d. Melakukan koreksi terhadap prosedur budidaya, panen dan pasca panen secara cepat.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup SOP tanaman hias meliputi :

a. Penyiapan sarana produksi c. Panen dan Pasca panen

b. Proses produksi d. Pencatatan

1.5. Pengertian

a. Benih tanaman adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembang-biakkan tanaman.

b. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak, meng-ganggu kehidupan atau menyebabkan kematian.

c. Pestisida adalah zat atau senyawa pengatur tumbuh atau perangsang tumbuh, bahan lain serta organisme renik atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman.

d. SOP dibuat dengan pendekatan :

- Penentuan nama tindakan, menjabarkan tahapan apa di proses produksi yang harus dilakukan dengan standar tertentu agar target tercapai. Latar belakang dapat berupa hasil penelitian atau hasil studi pustaka.

- Validasi, menjelaskan latar belakang yang mendasari SOP tersebut.

- Langkah SOP, menjelaskan langkah detail dari SOP tersebut.

- Verifikasi, isian yang menjelaskan SOP sudah dikerjakan atau belum.

e. Varietas adalah bagian dari satu jenis tanaman yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, biji dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama.

(5)

f. Rumah lindung adalah rumah tempat tumbuhnya anggrek yang atapnya terdiri dari paranet atau plastic UV.

B

B

B

Bagan

agan

agan A

agan

A

A

Alur

lur

lur SOP

lur

SOP

SOP Anggrek Dendrobium

SOP

Anggrek Dendrobium

Anggrek Dendrobium

Anggrek Dendrobium

Penyiapan lokasi

Penyiapan Rumah Lindung

Penyiapan Media Tumbuh

Penanaman Pemupukan Pengairan Penyiangan dll Perlindungan Tanaman Panen Pasca Panen

P

e

n

c

a

t

a

t

a

n

Penyedian Pot Pemasangan Penopang

Pemilihan Varietas Benih

(6)

B

B

B

Bab

2

Penyiapan Sarana

Penyiapan Sarana

Penyiapan Sarana

Penyiapan Sarana

dan

dan

dan

dan

Prasarana Produksi

Prasarana Produksi

Prasarana Produksi

Prasarana Produksi

B

B

B

B

ab

2

P

P

P

Penyiapan Sarana

dan Prasarana Produksi

Standar Operasional Prosedur Penyiapan Lokasi Budidaya Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ... Revisi ... Tanggal ... Disahkan ...

2.1.

P

enyiapan

L

okasi

B

udidaya

Tujuan :

P

enyiapan lokasi budidaya bertujuan untuk menyediakan ruang tumbuh tanaman anggrek sehingga dapat menjamin pertumbuhan tanaman secara optimal.

Ruang Lingkup Kegiatan :

Menyiapkan rencana pemilihan lokasi, melakukan cek fisik lokasi dan pencatatan.

Acuan/referensi :

Literatur, pengalaman petani anggrek Dendrobium

Standar Penyiapan Lokasi :

1) Ketinggian lahan dari dataran rendah sampai menengah (0 – 500) m.dpl.

(7)

2) Curah hujan < 2.000 mm/th, bulan basah lebih dari 5 bulan dan curah hujan lebih dari 200 mm.

3) Suhu udara rata-rata 25° C – 27° C.

4) Suhu udara maksimum 31° C – 34° C dan minimum 21° C – 23° C.

5) Kelembaban nisbi 60 – 85%. 6) Sinar matahari 35 - 50%,

7) Aliran udara bebas (sirkulasi udara baik) 8) Tidak banjir/drainase bagus.

9) Sumber air tersedia baik dan cukup terutama pada musim kemarau, dengan pH ± 6 - 7.

10) Kemiringan lokasi lahan maksimum 250 dan bebas dari

kemungkinan longsor.

11) Peruntukan lahan sesuai dengan RUTR atau RTRD.

12) Tersedia akses jalan menuju lokasi, terutama kendaraan roda empat sehingga memudahkan pengangkutan.

13) Lokasi aman terhadap gangguan lingkungan. 14) Tenaga kerja lokal tersedia dan terjangkau.

15) Catat setiap tahapan kerja dan data/informasi pendukung lainnya.

Alat dan Bahan :

Data iklim (curah hujan) 10 tahun terakhir, pH meter, baro meter, termo meter, hygrometer, RUTR dan RDTRD, blangko pencatatan.

Prosedur Kerja Penyiapan Lokasi:

1) Siapkan rencana pelaksanaan pemilihan lokasi.

2) Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan pemilihan lokasi.

3) Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan pemilihan lokasi.

4) Menghubungi stasiun meteorologi atau dinas pertanian terdekat untuk mendapatkan data iklim 10 tahun terakhir (curah hujan), ketinggian dari permukaan laut, kelembaban dan temperatur udara

5) Pengecekan langsung ke lokasi.

6) Lihat kondisi drainase, kelancaran pembuangan air, kemungkinan tergenang air atau kebanjiran. Kalau drainase kurang baik, dibuatkan drainase yang baik sehingga tidak banjir. Bila tidak memungkinkan, lahan jangan dipakai untuk budidaya.

7) Pengecekan data curah hujan 10 tahun terakhir, Curah hujan < 2.000 mm/th, bulan basah lebih dari 5 bulan dan curah hujan lebih dari 200 mm.

8) Ukur rata – rata temperatur siang dan malam hari. Apakah temperatur rata-rata (25º C – 27º C), Suhu udara maksimum 31° C – 34° C dan minimum 21° C – 23° C. Bila ya, lokasi tersebut cukup baik untuk budidaya.

9) Ukur kelembaban udara siang dan malam hari. Bila kelembaban udara rata-rata mencapai ± 60 – 85 %, berarti lokasi tersebut cocok untuk budidaya.

10) Cek intensitas sinar matahari yang masuk ke lahan. Bila intensitas kurang, cek apakah banyak terhalang pohon. Bila ya perlu dilakukan penebangan. Umumnya, semakin rendah lokasi dari permukaan laut , intensitas matahari akan semakin banyak yang masuk.

11) Cek aliran udara apakah bebas atau terhalang, bila terhalang apa penyebabnya. Upayakan penghalang dikurangi sehingga aliran bebas tidak terhalang.

12) Cek ketersediaan sumber air, terutama pada musim kemarau. Cek sumber air disekitar lahan dan tanyakan ke masyarakat sekitarnya, terutama muim kemarau.

(8)

13) Ukur pH air, pH air yang baik sekitar 6 -7. Bila terlalu rendah perlu ditaburkan dolomit seperlunya. Bila PH terlalu tinggi bisa ditambahkan asam nitrat. Bila secara ekonomis terlalu mahal, dapat dialihkan untuk mencari lokasi yang lebih sesuai pHnya. 14) Cek kualitas air, apakah terjadi pencemaran air. Bila terjadi

pencemaran logam berat atau limbah beracun, sebaiknya jangan digunakan untuk budidaya, karena cukup berbahaya bagi kesehatan.

15) Cek/ukur posisi kemiringan lahan dengan busur derajat , standar yang dapat digunakan kurang dari 25 º.

16) Cek kondisi dan posisi lahan, tentang kemungkinan bebas dari bahaya longsor.

17) Cek peruntukan lahan dengan rujukan RUTR dan RDTRD di tata kota. Sebaiknya menggunakan lahan yang sesuai RUTR dan RDTRD untuk menghindari penggusuran.

18) Cek ketersediaan sarana jalan penghubung ke lahan usaha tani untuk memudahkan transportasi atau pengangkutan. Bila sulit dijangkau dengan alat transportasi, sebaiknya dipertimbangkan lagi.

19) Cek kondisi keamanan lingkungan, tanyakan kepada aparat pemerintah desa/kelurahan/ polsek terdekat atau tanyakan kepada masyarakat sekitarnya.

20) Kumpulkan informasi lain yang mendukung, ketersediaan tenaga kerja lokal yang cukup dan murah.

21) Catat setiap tahapan yang dilakukan dan informasi lainnya.

Verifikasi :

Terpenuhinya persyaratan ketinggian dari permukaan laut, kondisi lahan, curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, kebutuhan cahaya, sumber air, pH air, bebas dari pencemaran, aman longsor, sesuai RUTR dan RTRD,

ketersediaan tenaga kerja dan keamanan lingkungan, tersedia sarana jalan dan kemudahan transportasi

(9)

Standar Operasional Prosedur Penyiapan Rumah lindung dan Saprodi Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ... Revisi ... Tanggal ... Disahkan ...

2.2. Penyiapan Rumah Lindung dan Sarana Lainnya

Tujuan :

1) Untuk mendapatkan kondisi mikroklimat yang optimal

2) Untuk melindungi dari serangan organisme pengganggu tanaman, intensitas sinar matahari dan curah hujan yang tinggi.

Ruang Lingkup Kegiatan :

Perencanaan, rumah lindung, rak anggrek, jalan kebun, instalasi air , gudang, tempat parkir dan penerangan,.

Acuan/Referensi :

Literatur, pengalaman petani anggrek. dendrobium

Penanggungjawab :

Bagian sarana dan prasarana

Standar Penyiapan Rumah Lindung dan Sarana Pendukung:

1. Rumah lindung :

• Rumah lindung memudahkan sinar matahari pagi sampai sore dan aliran udara mudah masuk ke areal tanam.

• Rumah lindung terbuat dari bahan yang kuat dan tahan lama.

• Rumah lindung harus kokoh, sehingga tidak mudah roboh.

• Bentuk rumah lindung harus di atur sehingga aliran udaranya lancar.

• Tinggi rumah lindung 3 – 4 meter.

• Nett untuk kompot s/d seedling 70%, remaja s/d dewasa 55 – 65%.

2. Rak anggrek :

• Tinggi rak ± 60 – 80 cm dan lebar ± 100 – 120cm, kokoh dan tidak mudah roboh.

• Alas atas rak dibuat dari konstruksi yang memudahkan sirkulasi udara dari dan ke atas/bawah.

• Jarak antar rak 70 – 100 cm, sehingga memudahan untuk perawatan.

• Permukaan bawah rak, bebas dari tumbuhan atau benda lain yang dapat menggangu sirkulasi udara atau memudahkan terserangnya hama dan penyakit.

• Permukaan bawah rak dijaga kelembabannya. 3. Jalan kebun:

(10)

4. Instalasi air :

• Instalasi air tersedia dan berfungsi dengan baik, terutama pada musim kemarau.

• Kapasitas tampungan air mencukupi kebutuhan. 5. Tempat pembuangan air limbah:

• Dalam kebun disediakan tempat pembuangan air limbah bekas pencucian peralatan yang digunakan.

• Tempat pembuangan tertutup. 6. Ruang atau tempat kerja ;

• Tersedia ruang cukup untuk kerja pegawai.

• Tidak becek, terlindung dari sengatan matahari langsung dan terlindung dari hujan.

7. Gudang :

Tersedia gudang secukupnya untuk menyimpan media, pot, pupuk, pestisida dan lain-lain.

8. Rumah pekerja:

Tersedia istirahat pekerja yang memadai sekaligus tempat pelayanan konsumen.

9. Ruang sanitasi

Tersedia ruang sanitasi yang memadai

10. Pagar kebun :

Pagar kebun dibuat sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan keamanan.

11. Ruang parkir :

Untuk memudahkan pengangkutan peralatan, media, pot, tanaman anggrek dll, sebaiknya disiapkan tempat parkir dengan luas yang memadai dengan permukaan yang diperkeras dan tidak licin.

12. Sarana penerangan :

Pasang lampu penerangan secukupnya, terutama bila diperlukan untuk kerja malam atau bila melayani konsumen pada malam hari.

Bahan dan Peralatan :

Pipa besi/ kayu/ bambu, net, batu bata, semen, pasir, genteng/asbes, pompa air, bak penampungan air, pipa paralon, selang, cangkul, meteran, gergaji ,snar/kabel.

Prosedur Kerja Penyiapan Rumah Lindung :

1. Perencanaan :

• Diskusikan kembali rencana pembuatan kebun dengan pakar atau pelaku usaha angrek yang berpengalaman.

(11)

• Cek kembali anggrek dendrobium pada fase apa yang akan dibudidayakan. Apakah dendrobium dari compotan s/d seedling, seedling s/d remaja atau remaja s/d berbunga. Tiap fase pertumbuhan membutuhkan perlakuan yang berbeda.

• Hitung rencana produksi atau rencana panen yang disesuaikan kemampuan biaya dan serapan pasar.

• Buat sketsa gambar tata ruang kebun yang disesuaikan kemampuan biaya dan luas lahan yang ada.

• Hitung rencana kebutuhan bahan, biaya dan pengadaannya.

2. Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan pembuatan rumah lindung dan sarana produksi.

3.

Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukanpembuatan rumah lindung dan sarana produksi. 4. Pembuatan rumah lindung :

• Cek kembali bentuk dan posisi rumah lindung harus di atur sehingga aliran udaranya lancar.

• Ukur luas rumah lindung, posisi tiang, jarak antar tiang sekitar 3 – 4 m disesuaikan kondisi lahan.

• Buat lubang tiang masing-masing: panjang x lebar x dalam sekitar 40 x 40 x 50 cm.

• Pasang tegak lurus tiang besi/kayu dengan tinggi 3,5 – 4 m

ke dalam lubang sedalam 50 cm, beri pasangan bata dan dipadatkan dengan adukan semen campur pasir. Lakukan untuk semua tiang rumah lindung.

• Setelah kering, pasang tiang penahan dengan besi/kayu pada posisi dari dalam kebun. Lakukan untuk setiap tiang pada posisi pinggir.

• Pasang pipa besi/kayu diameter/ketebalan 1 – 1,5 inci, atau kawat galvanis diameter 2 – 3 cm untuk menghubungkan antar tiang sekaligus penahan net.

• Pasang net dengan posisi di atas pipa penghubung antar tiang dan dijahit antar net satu dengan lainnya dengan senar atau benang nilon benang rajut. Net diikat sedemikian rupa pada pipa atas, sehingga net tdak akan kabur bila kena tiupan angin. Nett untuk kompot s/d seedling 70%, remaja s/d dewasa 55 – 65%, ada beberapa varietas tanaman yang menyukai tempat agak teduh, begitu sebaliknya ada varieas yang menghendaki tempat agak panas, sehingga persentase net menyesuaikan.

• Siapkan kawat diameter 2 – 3 mm dan ikatkan kencang pada tiang rumah lindung untuk menghubungkan antar tiang dibagian luar.

• Ikatkan net pada kawat yang menghubungkan antar tiang sekeliling kebun sedemikian rupa sehingga net tidak mengelembung dan kencang. Bagitu juga ikatkan net pada tiang sekeliling kebun.

(12)

• Pasang naungan antara lain dari plastik UV, fiber atau polycarbonat khusus untuk tempat anggrek dalam fase pertumbuhan compot s/d seedling, dalam fase ini sangat rentan dengan curah hujan yang terlalu tinggi yang dapat mengakibatkan pembusukan tanaman.

5. Rak anggrek :

• Ukur lebar rak sekitar 100 cm, tinggi rak ± 60 – 80 cm dan lebar ± 100 – 120cm. Jarak tiang rak sekitar 70 x 1,5 m. Jarak antar rak 70 – 100 cm, sehingga memudahan untuk operasional perawatan.

• Buat tiang sekaligus penyangga rak dengan bentuk letter U dari bahan besi galvanis diameter 1,5 cm. Tinggi tiang sekitar 90 cm, lebar 100 – 120 cm dan ditanam sekitar 20 cm pada lubang yang disediakan dan diperkuat dengan pasangan bata dan adukan semen. Jarak antar tiang sekitar 1,5 – 2 m.

• Pasang pipa galvanis diameter 1 inci diatas tiang rak dan ikatkan sedemikian rupa dengan kawat sehinga tidak mudah bergerak. Ukuran panjang rak yang diseseuaikan disesuaikan kondisi lahan.

• Letakkan Alas atas rak dibuat dari konstruksi yang memudahkan sirkulasi udara dari dan ke atas/bawah, antara lain anyaman kawat atau anyaman kawat ayam. • Taburkan batu split atau pecahan bata secukupnya di bawah rak untuk menjaga kelembaban dan menekan

pertumbuhan gulma. 6. Jalan kebun:

• Ukur Lebar jalan sekitar 70 – 100 cm diantara rak, buatlah jalan yang menuju kebun disesuaikan kondisi lahan.

• Jalan diperkeras dengan semen atau menggunakan paving blok sehingga tidak licin.

7. Instalasi air :

• Buatlah sumur jet pump atau sumur pompa dengan kedalaman cukup untuk menjamin ketersediaan air terutama pada musim kemarau.

• Siapkan bak penampung / water towrn dengan daya tampung disesuaikan luas kebun.

• Buat bak penampung air untuk menyiram tanaman atau tempat menampung larutan pupuk, fungisida, atau insecisida. Ukuran bak disesuaikan dengan luas kebun.

• Buat instalasi pipa air sampai ke titik yang strategis untuk memasang selang air.

• Pasang pompa air untuk menyedot air tanah ke bak penampungan air.

• Pasang pompa air untuk mendorong air dari bak penampungan ke pipa/selang penyiraman.

(13)

bentuk kabut.

8. Tempat pembuangan air limbah:

• Buat lubang pembuangan air limbah dengan ukuran disesuaikan luas kebun dan kondisi lahan.

• Jarak lubang pembuangan limbah paling tidak 20 – 30 m dari sumur pompa.

• Buat saluran air dari tempat bak penampungan air dan dari kamar mandi menuju lubang pembuangan limbah. • Buat tutup pembuangan limbah.

9. Ruang tempat kerja ;

• Buatlah ruang kerja pegawai dengan ukuran disesuaikan.

• Tempat kerja diperkeras, tidak becek dan buat atap pelindung dari sengatan matahari langsung dan air hujan.

10. Gudang :

• Buat gudang dengan ukuran secukupnya untuk menyimpan media, pot, pupuk, pestisida dan lain-lain. • Tempatkan posisi gudang memudahkan pengambilan

dan pemasukan barang.

11. Rumah Pekerja:

Buat rumah istirahat pekerja sekaligus tempat pelayanan konsumen dengan ukuran disesuaikan dan ketersediaan anggaran.

12. Pagar Kebun :

Buatlah pagar keliling kebun yang dibuat dari kawat, bambu atau tembok permanen dengan tinggi minimal 2 m. 13. Tempat sanitasi

Buat tempat sanitasi yang memadai . 14. Peralatan P3K

Sediakan peralatan P3K sebagai sarana pertolongan pertama sebelum dibawa ke dokter/rumah sakit

15. Tempat Parkir :

• Buat tempat parkir sedemikian rupa memudahkan mobil parkir dan memudahkan menaikkan dan menurunkan barang.

• Tempat parkir diperkeras, sehingga tidak becek. 16. Sarana Penerangan :

Pasang instalasi lampu penerangan pada tiap sudut kebun, gudang, tempat parkir, ruang kerja dan tempat istirahat pegawai. Pasang lampu penerangan secukupnya.

(14)

Catatan :

Pada contoh ini, rumah lindung dibuat dengan besi galvanis. Bila dana terbatas bahan disesuaikan dengan kemapuan dan tetap diusahakan kuat, kokoh dan tahan lama.

Verifikasi :

1. Mencapai syarat kebutuhan intensitas cahaya matahari: 95% masuk standar

2. Mencapai syarat bahan penutup lantai : 90% masuk standar

3. Mencapai 85% perlengkapan dalam rumah lindung terpenuhi, masuk standar

(15)

Standar Operasional Prosedur Penyiapan Media Tumbuh Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ... Revisi ... Tanggal ... Disahkan ...

2.3. Penyiapan Media Tumbuh

Tujuan :

Sebagai tempat tumbuhnya tanaman anggrek.

Ruang Lingkup Penyiapan Media Tumbuh :

Pengecekan kebutuhan media tanam, mencari sumber media tanam, pilih kualitas dan jumlah, pembersihan / pencucian, perendaman dalam larutan fungisida dan pengeringan.

Acuan/Referensi:

Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium.

Alat dan Bahan

Ayakan, air bersih, martil, karung, media (arang kayu, pakis, sabut kelapa, daun kaliandra, serutan kayu, steroform, pecahan genteng.

Standar Penyediaan Media Tumbuh

• Porus,

• Mudah menyerap air. • Tidak mudah lapuk. • Tidak cepat asam.

• Tidak mudah ditumbuhi fungi dan bakteri.

• Bersih dari lumut atau tumbuhan lain. • Media tidak menjadi sarang serangga.

• Media akan lebih baik bila sekaligus sebagai penyedia unsur hara.

• Media dapat digunakan sekitar 4 bulan. Semakin lama media digunakan, semakin asam atau pH menurun dan mengakibatkan akar tanaman sulit menyerap unsur hara dan menyebabkan daun rontok, tanaman kurus dan sulit berbunga.

• Penggunaan media, disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman anggrek.

• Setiap media mempunyai karakter berbeda dan membutuhkan perlakuan yang berbeda.

• Setiap fase pertumbuhan memerlukan media tanam yang berbeda.

Prosedur Kerja Penyiapan Media Tumbuh

1. Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan penyediaan media tumbuh.

2. Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan penyediaan media tumbuh.

3. Cek kebutuhan media tanam, yang perlu diperhatikan al : • Setiap fase pertumbuhan menggunakan media tanam

yang berbeda.

 Fase Pertumbuhan Compot s/d seedling : umumnya digunakan : Pakis, daun kaliandra, serutan kayu, sabut kelapa.

 Fase pertumbuhan Seedling s/d Remaja: arang, pakis, kaliandra.

(16)

 Remaja s/d Berbunga : streroform, arang, pakis, batu bata, pecahan genteng.

• Pertimbangkan penggunaan media, terkait dengan ketersediaan media itu sendiri di daerah terdekat, disamping dipengaruhi ketersediaan dana yang tersedia. • Pahami sifat atau karakter jenis media tanam.

Masing-masing media tanam memiliki karakter, kelebihan dan kekurangan masing-masing, antara lain :

 Arang kayu;

Arang kayu tidak mudah melapuk, tidak mudah ditumbuhi fungi dan bakteri, tetapi sukar mengikat air dan miskin unsur hara.

 Pakis

Pakis memiliki kemampuan menyerap air tinggi, aerasi dan drainase cukup baik, melapuk secara perlahan-lahan dan sedikit mengandung unsur hara yang dibutuhkan anggrek.

 Daun kaliandra :

Mudah menyerap air, sulit melepas air, menyediakan unsur hara N tinggi, cepat asam, mudah lapuk, mudah ditumbuhi jamur, sebagai sarang serangga.

 Sabut Kelapa

Sabut kelapa mudah menyerap air, daya penyimpanan air sangat baik, mudah lapuk, mudah menjadi sumber penyakit, mudah terserang jamur, mengandung tanin yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.  Serutan Kayu

Serutan kayu memiliki aerasi dan drainase yang baik, daya menyimpan air kurang baik serta miskin unsur hara N, mudah menjadi sarang serangga.

 Pecahan Batu Bata atau Genteng

Sedikit menyerap air, dan mudah melepas air/draenase dan aerasi baik, mudah ditumbuhi lumut, miskin hara.  Steroform

Mempunyai draenase yang baik, tidak mudah lapuk

.

4. Hubungi distributor, agen atau sumber media tanam terdekat untuk mendapatkan media dengan harga relatif murah dan berkualitas baik. Pembelian dalam partai besar cenderung harganya relatif lebih murah.

5. Pilih kualitas media yang baik :

Kriteria arang berkualitas baik antara lain :

Warna hitam gelap, terbuat dari kayu keras, berat, bersih dari kotoran, serbuk, serangga/ hama, jamur, lumut, ukuran merata 3 – 4 cm, kering.

(17)

• Kriteria pakis berkualitas baik antara lain :

warna hitam gelap, bersih dari kotoran, serbuk, dan bebas dari hama, serangga, jamur, sudah terurai, panjang 2 - 3 cm, kering.

• Kriteria Kaliandra :

Warna coklat, bersih dari kotoran potongan kayu, serangga/ hama, jamur, kering.

• Kriteria media pecahan bata merah/ genteng yang baik : Warna merah, bebas dari kotoran dan lumut, terbuat dari tanah liat.

• Kriteria media sabut kelapa yang baik :

Warna coklat, bersih dari serbuk, hama, jamur, kotoran lain, lumut, bersih dari tanin/ getah sabut kelapa (direndam dulu min 3 hari), gunakan sabut kelapa yang telah lama dan tua.

• Kriteria serutan kayu yang baik al :

Dari kayu kering, bebas dari getah kayu atau telah matang/netral, bersih dari hama, jamur dan kotoran lainnya.

• Kriteria steroform yang baik:

Bersih dari kotoran, dipotong dengan ukuran 2-3 cm 6. Sediakan media dalam jumlah cukup.

7. Untuk arang, batu bata/genteng, bila ukuran masih terlalu besar diperkecil menjadi berukuran sekitar 2-3 cm. Untuk pakis atau sabut kelapa potong –potong dulu menjadi ukuran 2 – 3 cm.

8. Sabut kelapa direndam dulu sekitar 1 hari untuk mengeluarkan zat taninnya.

9. Bersihkan media dari kotoran atau benda lainnya yang dapat menggangu pertumbuhan.

10. Cuci bersih dengan air .

11. Rendam media dengan larutan fungisida sesuai dosis dalam label selama sekitar 1 jam.

12. Jemur atau kering anginkan media sebelum digunakan.

Verifikasi :

Mencapai persyaratan pemilihan media tanam yang berfungsi sebagai media tumbuh (campuran arang dan pakis, campuran pakis dan serutan kayu, campuran kaliandra dengan arang, pecahan batu bata/genteng) 90% masuk standar.

(18)

Standar Operasional Prosedur Penyediaan Pot Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ... Revisi ... Tanggal ... Disahkan ...

2.4. Penyediaan Pot

Tujuan :

Sebagai wadah tempat media dan ruang tumbuh perakaran tanaman anggrek sesuai dengan fase pertumbuhannya.

Ruang Lingkup Kegiatan :

Menyiapkan pot yang sesuai dengan fase anggrek yang akan dibudidayakan.

Acuan/Referensi:

Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium.

Standar Penyediaan Pot :

1. Diameter dan tinggi pot disesuaikan dengan kebutuhan fase pertumbuhan. Semakin besar tanaman, perakaran semakin meluas dan membutuhkan pot semakin besar diameternya.

Fase pertumbuhan compot s/d seeling dapat menggunakan keranjang plastik (bila menggunakan media sabut kelapa yang diikat), tray/pot diameter sekitar 8 cm.

Seedling menggunakan pot diameter 12 cm, tanaman remaja menggunakan pot berdiameter 15 cm, tanaman siap berbunga pot diameter 18 – 24 cm.

2. Pot memiliki lubang cukup atau aerase yang baik.

3. Bahan baku pembuatan pot tidak menghantarkan atau

menyerap panas panas, mudah kering drainase baik, tidak disukai oleh serangga, tidak mudah ditumbuhi jamur dan lumut, tidak mudah rusak/lapuk/ pecah, memudahkan akar untuk melekat. Bahan pot, antara lain terbuat dari tanah liat, plastik.

4. Pot mudah didapat dan cukup murah.

5. Di daerah panas dan kelembaban udara rendah sebaiknya menggunakan pot tanah.

6. Di daerah dingin, curah hujan/kelembaban tinggi, sebaiknya menggunakan pot plastik, karena air yang tertangkap lebih cepat menguap.

7. Bekas pot yang masih bagus setelah melalui proses atau daur ulang dapat digunakan kembali. Untuk pot tanah dapat dicuci bersih dengan air bersih, detergen dan disterilisasi. Pot plastik dapat dicuci bersih dengan air bersih dan detergen kemudian dikeringkan.

Prosedur Kerja Penyediaan Pot:

1. Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan penyediaan pot.

2. Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan penyediaan pot.

3. Cek fase pertumbuhan tanaman anggrek yang memerlukan penggantian pot.

4. Cek kebutuhan pot, ukuran/diameter, jumlah dan bahan pot.

5. Hubungi distributor/agen penjualan pot, untuk memperoleh harga lebih murah beli dalam jumlah banyak. Kalau mungkin, minta harga sampai terkirim di tempat. 6. Pilih, ukuran/diameter, kualitas dan jumlah pot yang

cukup.

(19)

8. Cuci bersih pot dengan air bersih dan celupkan ke dalam larutan fungisida sesuai dosis tertera pada label.

9. Tiriskan atau keringkan ditempat yang kering .

Verifikasi

:

1. Pemilihan jenis pot yang mempunyai sistem drainase yang baik mencapai 90%, masuk standar

2. Pemilihan ukuran pot berdasarkan stadia tumbuh tanaman mencapai 90%, masuk standar

(20)

Standar Operasional Prosedur Pemasangan Penopang Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ... Revisi ... Tanggal ... Disahkan ...

2.5. Pemasangan Penopang

Tujuan :

Untuk menjaga agar tanaman anggrek dan tangkai dapat berdiri tegak, tahan goncangan, tidak mudah roboh dan tidak mudah patah. Batang yang mudah bergerak/bergeser menyebabkan akar mudah bergerak dan akan menghambat pertumbuhan tanaman.

Ruang Lingkup Kegiatan :

Penyiapan penopang dan pemasangan penopang pada tanaman remaja dan dewasa

Acuan/Referensi:

Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium.

Standar Pemasangan Penopang :

1. Penyiapan Penopang :

• Bahan tahan lapuk/ karatan, tidak mudah patah, lentur, mampu menahan beban batang tanaman/tangkai bunga, tahan lama. Misalnya kawat galvanis diameter sekitar 2 -3 mm.

• Diameter atau kuran tidak terlalu besar/kecil dan disesuaikan beban yang akan ditopang.

• Bentuk dan lekukkan batang kawat penopang sesuai ukuran sedemikian rupa dapat menjepit bibir pot dan

sebagian kawat menjulur tegak ke atas sekitar 20 – 30 cm disesuaikan umur dan pertumbuhan/ukuran batang tanaman.

• Pengikat bersifat lentur, tahan karat dan tidak mudah lapuk serta mampu mengikat erat penopang dengan batang/tangkai bunga.

2. Pemasangan penopang bulb/batang tanaman 3. Yang perlu ditopang antara lain :

• Batang/bulb cukup panjang/ tinggi, besar dan mudah rebah.

• Batang/bulb tanaman yang baru ditanam.

• Batang/bulb tanaman yang melengkung, kurang tegak, untuk meluruskan/menegakkan kembali.

4. Pemasangan penopang harus erat, tidak mudah bergeser, tidak mudah patah, tidak mudah roboh dan tidak menyebabkan luka pada tanaman.

Alat dan Bahan :

Kawat galvanis tahan karat, kawat pengikat antara lain : sisa kawat telepon/tali rafia, tang.

Prosedur Kerja Pemasangan penopang:

1. Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan pemasangan penopang.

2. Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan pemasangan penopang.

3. Cek tanaman anggrek yang memerlukan pemasangan penopang dan tandai dengan ikatan rafia atau spidol kemudian hitung untuk mentukan jumlah kawat penopang.

4. Siapkan kawat galvanis diameter 2 – 3 mm, ukur panjang secukupnya dan potong.

(21)

5. Bentuk kawat sedemikian rupa sehingga dapat menjepit bibir pot dan sebagian terjulur ke atas sekitar 20 – 30 cm. Buat jumlah penopang sesuai kebutuhan.

6. Siapkan kawat pengikat antara lain dari kabel telepon secukupnya atau tali rafia.

7. Pasang kawat penopang di bibir pot, sedemikian rupa mendekat ke batang/bulb yang akan di topang.

8. Ikat bulb atau batang tanaman yang akan ditopang disatukan dengan kawat penopang 1 – 2 tempat sehingga tanaman tidak bergerak atau tahan goncangan.

Verifikasi :

Mencapai 95% penyiapan penopang sesuai dengan ukuran tananan, masuk standar

(22)

Standar Operasional Prosedur Pemilihan Varietas Benih Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ... Revisi ... Tanggal ... Disahkan ...

2.6. Pemilihan Varietas/Benih

Tujuan :

Pemilihan varietas benih bertujuan untuk menghasilkan produksi yang bermutu tinggi dan diminati pasar.

Ruang Lingkup Kegiatan :

Mencari benih dengan varietas yang menghasilkan kualitas terbaik.

Acuan/Referensi:

Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium.

Standar Pemilihan Varietas/Benih :

1. Pilih varietas tanaman anggrek yang unggul dan berkualitas :

• Bebas hama penyakit.

• Mudah dirawat dan pertumbuhannya cepat • Diameter batang /bulb cukup besar.

• Tinggi tanaman tidak terlalu pendek dan tidak terlalu tinggi sekitar 30 – 50 cm.

• Cepat dan sering berbunga.

• Jumlah kuntum minimal 10 per tangkai. • Warna bunga menarik.

• Kuntum bunga tidak mudah gugur • Warna daun hijau mengkilat

• Tangkai bunga tidak mudah patah.

• Sesuai preferensi pasar (warna, ukuran dan bentuk bunga).

2. Kalau merupakan anggrek hibrida, jelas tetuanya atau induknya.

3. Kalau hasil kultur jaringan, sudah teruji kualitasnya baik. bukan merupakan kultur jaringan yang dikultur jaringankan ulang, karena cenderung tanaman kurang baik.

4. Ada nama yang jelas.

5. Dianjurkan varietas telah dilepas oleh Menteri Pertanian. 6. Pemilihan benih yang berasal dari dalam botol, yang

harus diperhatikan:

-

Tertulis nama yang jelas, tanggal penyemaian/umur penyemaian yang tertera pada label/botol.

- Benih dalam botol (planlet) sehat dan tidak berjamur baik pada tanamannya maupun pada media tumbuh. - Pilih ukuran planlet yang seragam, berdaun warna

hijau segar, dan tidak ada yang menguning (senescense).

- Planlet tumbuh normal tidak kerdil, komposisi daun dan akar seimbang, artinya tidak akarnya saja yang panjang sedang daunnya kecil atau sebaliknya.

(23)

- Tinggi planlet sekitar 3-5 cm (perakaran dan daunnya sudah seimbang)

- Media agar dalam botol masih utuh dan tidak hancur.

7. Pemilihan bibit dari split:

• Dari varietas berkualitas baik.

• Bibit sehat, tidak terserang hama dan penyakit. • Pertumbuhan tanaman bagus.

• Perakaran sehat dan cukup.

• Tidak terlalu tua atau terlalu muda.

• Bulb atau batang yang tertinggal minimal 3.

8. Pemilihan Bibit dari Keiki (anakan yang tumbuh dari bulb/ batang):

• Keiki kondisi sehat. • Pertumbuhan bagus.

• Sehat, bebas hama penyakit.

• Perakaran sehat, jumlah dan panjang akar cukup. • Tinggi keiki sekitar minimal 10 cm.

• Bulb minimal 2

9. Pemilihan bibit dari compotan:

• Kondisi sehat, bebas hama penyakit. • Pertumbuhan baik dan gemuk. • Pertumbuhan seragam.

• Tinggi bibit sekitar 10 cm.

• Jumlah bulb muda minimal 2 batang.

10. Pemilihan bibit dari seedling:

• Kondisi seedling dan segar.

• Pertumbuhan baik, gemuk dan seragam. • Perakaran sehat.

• Sehat, bebas hama penyakit. • Tinggi seedling sekitar 15 cm. • Bulb minimal 2 batang.

• Pertumbuhan bulb berdiri tegak, tidak melengkung.

11. Pemilihan bibit dari tanaman remaja: • Kondisi fisik tanaman gemuk.

• Pertumbuhan baik, relative seragam. • Perakaran sehat.

• Tinggi tanaman sekitar 30 cm. • Bulb minimal 3 batang.

• Bulb berdiri tegak, tidak melengkung. • Fisik tanaman mulus, tidak cacat. • Bebas hama penyakit.

Alat dan Bahan

Alat tulis, daftar varietas anggrek, gambar atau foto varietas tanaman atau contoh tanaman.

(24)

Prosedur Kerja Pemilihan Varietas/Benih:

1. Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan pemilihan varietas/benih.

2. Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan pemilihan varietas/benih.

3. Hubungi petani atau produsen anggrek sukses lainnya yang telah berpengalaman untuk belajar atau mendapatkan berbagai informasi varietas benih berkualitas baik.

4. Hubungi produsen atau penjual benih berkualitas yang telah berpengalaman.

5. Tanyakan varietas/benih yang berkualitas antara lain : 1) bebas hama penyakit, 2) mudah pemeliharaan, 3) diameter batang cukup besar. 4) tinggi tanaman tidak terlalu pendek dan tidak terlalu tinggi sekitar 30 – 100 cm, 5) cepat berbunga dan sering berbunga, jumlah kuntum minimal 10 per tangkai, 6) warna bunga menarik, 7) tangkai bunga tidak mudah patah, 8) diminati pasar, 9) kalau merupakan anggrek hybrid, 10) jelas tetuanya atau silsilah keturunannya dan merupakan hasil karya penyilang yang cukup ternama, 11) kalau hasil kultur jaringan, telah teruji berkualitas baik; 12) bukan hasil kultur jaringan ulang; 14) ada nama yang jelas; 15) sebaiknya varietas telah dilepas oleh Menteri Pertanian.

6. Pemilihan benih yang berasal dari botol:

3) Rencanakan veriatas tanaman anggrek yang akan dibudidayakan.

4) Hubungi produsen benih yang ternama dan berpengalaman.

5) Cek nama varietas benih, tanggal penyemaian/umur penyemaian yang tertera pada label/botol. Apakah

sesuai dengan rencana varietas yang akan di budidayakan, bila tidak cari produsen benih yang lain. 6) Pilih botolan yang berisi planlet (tanaman kecil) sehat

dan tidak berjamur baik pada tanamannya maupun pada media tumbuh.

7) Pilih ukuran planlet yang seragam, berdaun warna hijau segar, dan tidak ada yang menguning (sensecense). 8) Cek apakah planlet tumbuh normal, tidak kerdil,

komposisi daun dan akar seimbang dan yang tidak hanya akarnya saja yang panjang sedang daunnya kecil atau sebaliknya.

9) Cek apakah pertumbuhan relatif seragam. 10) Cek tinggi planlet sekitar 5 – 7 cm

11) Cek media agar dalam botol masih utuh dan tidak hancur.

7. Pemilihan bibit dari split:

1) Rencanakan veriatas tanaman anggrek yang akan dibudidayakan.

2) Hubungi produsen benih yang ternama dan berpengalaman.

3) Cek nama varietas benih, tanggal penyemaian/umur penyemaian yang tertera pada label/botol. Apakah sesuai dengan rencana varietas yang akan di budidayakan, bila tidak cari produsen benih yang lain.

4) Cek kondisi bibit kondisi kesehatan bibit, tidak terserang hama dan penyakit.

5) Cek pertumbuhan tanaman bagus. 6) Cek perakaran sehat dan cukup.

7) Cek kondisi bibit, tidak terlalu tua atau terlalu muda. 8) Hitung jumlah bulb atau batang minimal 2.

(25)

8. Pemilihan Bibit dari Keiki (anakan yang tumbuh dari bulb/ batang):

1) Cek apakah varietas berkualitas baik. 2) Cek kondisi kesehatan.

3) Cek apakah pertumbuhan bagus;

4) Cek kesehatan perakaran dan jumlah dan panjang akar cukup.

5) Ukur tinggi keiki, sekitar 10 cm.

9. Pemilihan bibit dari compotan:

1) Cek apakah merupakan varietas berkualitas baik. 2) Cek kondisi kesehatan bibit compotan.

3) Cek pertumbuhan compot dan keseragaman.

10. Pemilihan bibit dari seedling:

1) Cek apakah termasuk dari varietas baik. 2) Cek kondisi kesehat dan kesegaran. 3) Cek pertumbuhan dan seragam. 4) Cek kondisi kesehatan perakaran.

5) Ukur tinggi seedling sekitar 10 – 15 cm

6) Cek dan yakinkan bahwa batang/bulb subur, lurus dan tegak.

7) Hitung jumlah bulb minimal 2 batang. 11. Pemilihan bibit dari tanaman remaja:

1) Cek apakah termasuk dari varietas baik.

2) Cek kondisi kesehatan dan kesegaran tanaman remaja. 3) Cek pertumbuhan baik dan seragam.

4) Cek kesehatan perakaran.

5) Ukur tinggi seedling sekitar 20 – 30 cm.

6) Cek dan yakinkan bahwa batang/bulb subur, lurus dan tegak.

7) Hitung jumlah bulb, minimal 3 batang.

Verifikasi :

Mencapai keseragaman bibit (ukuran planlet, warna daun dan hijau segar, komposisi akar dan daun seimbang), 90% dipenuhi, masuk standar.

(26)

Standar Operasional

Prosedur Pengeluaran Planlet dari Botol

Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ... Revisi ... Tanggal ... Disahkan ...

2.7. Pengeluaran Planlet dari Botol

Tujuan :

Tujuan mengeluarkan planlet atau bibit dari botol adalah untuk mendapatkan benih bermutu baik, secara fisik tidak rusak dan siap tanam.

Ruang Lingkup Kegiatan :

Mengeluarkan bibit tanaman anggrek dari botol.

Acuan/Referensi:

Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium.

Standar Pengeluaran Planlet dari Botol:

1. Varietas bibit dalam botolan berkualitas baik.

2. Planlet dalam botol dalam kondisi baik dan siap dikeluarkan.

3. Pengeluaran planlet secara hati-hati untuk menghindari cacat fisik.

4. Planlet yang telah keluar dari botol, bersih dari media agar. 5. Planlet harus bebas dari jamur.

6. Sebelum di tanam, planlet harus tiris/kering.

Alat dan Bahan

• Bibit /plant let dalam botol • Kawat pengait

• Gunting • Air bersih. • Fungisida

• Baskom/ tempat air besih. • Kertas koran.

Prosedur Kerja Pengeluaran Planlet dari Botol :

1) Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan pengeuaran planlet dari botol.

2) Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan pengeluaran planlet dari botol.

3) Siapkan media tanam berupa pakis cacah steril secukupnya di dalam pot ukuran 15 – 18 cm.

4) Seleksi planlet dalam botol sesuai kelompok varietas dengan nomor seri yang sama.

5) Cek dan pastikan planlet dalam botol dalam kondisi sehat dan siap dikeluarkan dari botol.

6) Kumpulkan planlet dalam botolan yang akan dibuka per nomor/silangan yang sama.

7) Buka tutup botol.

8) Keluarkan planlet satu persatu dengan kawat pengait pada bagian akar dan usahakan akar menghadap ke mulut botol.

(27)

10) Cuci tanaman satu persatu di bawah kran yang mengalir hingga tidak ada lagi agar-agar yang melekat.

11) Buang akar yang rusak menggunakan gunting tajam steril. 12) Rendam sekitar 5 menit, bibit yang sudah bersih dalam

larutan fungisida dengan ½ dosis, sesuai dalam label. 13) Keringkan bibit dengan mengangin-anginkan di atas kertas

koran, lebih kurang 15 (lima belas) menit. Bibit siap tanam. Verifikasi :

Mencapai keseragaman bibit (ukuran planlet, warna daun dan hijau segar, komposisi akar dan daun seimbang), 90% dipenuhi, masuk standar

(28)

B

B

B

Bab

3

P

P

P

Proses Produksi

roses Produksi

roses Produksi

roses Produksi

B

B

B

B

ab

3

P

P

P

Proses

P

P

P

P

roduksi

Standar Operasional Prosedur Penanaman Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ... Revisi ... Tanggal ... Disahkan ...

3.1. Penanaman

Tujuan :

Untuk menumbuhkan bibit pada media tanam.

Ruang Lingkup Kegiatan :

Menyeleksi tanaman sesuai besar tanaman, menanam ke dalam pot/kompot.

Acuan/Referensi:

Studi pustaka, hasil penelitian dan pengalaman petani

Dendrobium.

Standar Penanaman :

1. Standar Penanaman Community pot/Compot:

1) Bibit yang dikeluarkan dari botol, benar-benar sehat dan siap tanam.

(29)

tinggi bibit, kesuburan dan varietas bibit yang akan ditanam dalam satu pot.

3) Media tanam dipastikan baik, bersih/steril dan siap untuk penanaman.

4) Bibit yang ditanam, hanya pada bagian akar saja dan dipastikan tidak mudah bergerak/bergeser.

5) Pelabelan varitas tanaman, tanggal tanam pada pot menggunakan spidol tahan air.

6) Penempatan compot pada rak khusus kompot dengan naungan paranet 70 – 80 %, kelembaban lebih tinggi, penyinaran hari panjang dan terlindung dari air hujan langsung.

7) Penyiraman pagi dan sore hari dengan butiran air lembut, tidak terlalu basah berlebihan.

8) Satu minggu setelah tanam diberikan vitamin B1 dengan dosis ½ dari anjuran yang tertera pada label. 9) Pemupukan dilakukan satu bulan setelah tanam.

Pemupukan dilakukan seminggu 2 kali, menggunakan larutan pupuk NPK (N tinggi) lengkap dengan unsur

mikro ½ dosis yang dianjurkan dalam label atau sekitar 1 gram/1 liter air bersih.

10) Menghindari serangan jamur, pemberian fungisida diperlukan terutama bila musim hujan tiba atau kelembaban terlalu tinggi. Fungisida diberikan ½ dosis

dari anjuran yang tertera pada label.

11) Bila diperlukan, lakukan penyemprotan insektisida sesuai dosis.

12) Bila terdapat bibit yang rusak, segera diambil dengan pinset dan musnahkan dengan cara dibakar.

13) Pemeliharaan compot s/d siap panen, yaitu sekitar umur 5-6 bulan.

14) Bibit dalam compot dapat dipanen bila telah berukuran sekitar 8 cm.

15) Lakukan pencatatan setiap tahapan penanaman.

2. Standar penanaman dalam pot tunggal /repotting:

1) Pemindahan tanaman/repotting, disesuaikan dengan ukuran tanaman, jumlah bulb/batang dan padatnya akar.

2) Repotting atau penanaman kembali dapat dilakukan, bila media tanam sudah lapuk atau hancur dan sudah terlalu asam (pH rendah) yang menghambat penyerapan unsur hara.

3) Penanaman:

• Bibit dari compot umur sekitar 5 bulan, tinggi sekitar 8 cm dapat dipindah/ditanam ke pot individu ukuran 8 – 12 cm.

• Bibit (seedling) dari pot 8 – 12 cm, tinggi tanaman sekitar 15 – 20 cm dapat dipindah ke pot ukuran 15

(30)

cm.

• Bibit remaja dari pot ukuran 15 cm, tinggi tanaman sekitar 35 cm dapat dipindah ke pot ukuran 18 cm. • Tanaman dari pot 18 cm dapat dipindahkan ke pot

24 cm.

6) Penanaman jangan dilakukan, saat musim hujan atau cuaca sering berubah dalam sehari (sering terjadi pergantian hujan ke panas begitu sebaliknya). Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari resiko pembusukan atau gagal pertumbuhan.

7) Gunakan media tanam yang bersih/steril, cepat tiris, mengandung unsur hara dan sesuaikan dengan fase pertumbuhan. Media tanam dalam pot tidak terlalu padat/tidak terlalu penuh untuk memberi keleluasaan tumbuhnya akar .

8) Pembongkaran tanaman dilakukan berhati-hati, sehingga batang/bulb dan akar tidak mengalami kerusakan berarti. 9) Akar tua, mati atau busuk dibuang. Akar yang terlalu

panjang dikurangi.

10) Jumlah bulb yang akan ditanam tidak terlalu banyak. Jumlah bulb tua dikurangi, sehingga menjadi minimal 3 -4 bulb/batang.

11) Pemotongan akar dan bulb menggunakan gunting tajam steril.

12) Luka bekas potongan diolesi dengan fungisida untuk menghindari pembusukan.

13) Sebelum penanaman, akar tanaman di rendam dalam larutan perangsang akar.

14) Penanaman dilakukan dengan memposisikan tanaman berdiri tegak, bulb muda tidak dekat bibir pot dan mengarah keruang yang lebih longgar.

15) Berikan media tanam secukupnya, tidak terlalu padat/penuh sedemikian rupa, sehingga akar dapat lebih leluasa tumbuh.

16) Letakkan tanaman yang tertanam dalam pot pada rak dengan jarak antar pot tidak terlalu rapat.

17) Naungan nett, disesuaikan dengan variatasnya. Ada varietas yang membutuhkan naungan lebih rapat sekitar 70 %, tetapi ada juga yang memerlukan 55 – 65 %. Karenanya kenali sifat tanaman itu sendiri.

18) Lakukan pencatatan setiap tahapan penanaman.

Prosedur Kerja Penanaman :

1. Standar Prosedur Kerja Penanaman Bibit dalam

Community Pot/ Compot:

1) Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan penanaman bibit dalam compot.

2) Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan penanaman bibit dalam compot.

(31)

3) Cek bibit yang telah dikeluarkan dari botol, benar-benar

sehat, bersih /steril dan siap tanam.

4) Lakukan pengelompokkan/seleksi menurut keseragaman

ukuran tinggi bibit, kesuburan dan varietas bibit yang akan

ditanam dalam satu pot.

5) Siapkan media tanam siap pakai antara lain stero form/

serutan kayu (lapisan dasar pot) s/d setengah pot, kemudian

diatasnya diberi cacahan pakis hingga setinggi ¾ bagian pot.

Buat gundukan pakis, memanjang setinggi sekitar 1,5 cm

dari pinggir pot.

Atau siapkan sabut kelapa siap pakai dengan jumlah

disesuaikan benih yang akan dikompotkan.

6) Siapkan pot 15 – 18 cm atau kranjang plastik (tinggi sekitar

5 cm, lebar sekitar 12 cm, panjang sekitar 30 cm) yang telah

dibersihkan dan siap pakai.

7) Penanaman dalam pot dengan media pakis. Bibit yang telah

disiapkan di tanam/dibariskan dengan posisi berdiri, satu

persatu di sepanjang gundukkan (setinggi 1,5 cm) dengan

jarak sekitar 1,5 cm memanjang mulai dari pinggir bibir pot,

kemudian akar ditimbun pakis yang dipilin. Lakukan

seterusnya hingga penuh satu pot dan pastikan akar tidak

mudah bergerak, bila kena siraman air.

8) Penanaman menggunakan keranjang dengan media sabut

kelapa.

• Ambil bibit yang telah disiapkan, jepit akar dengan

sabut kelapa (ukuran sabut diametr sekitar 2 cm,

panjang sekitar 5 cm).

• Ikat dengan karet, sehingga akar tidak berberak, namun

tidak terlalu kenceng ikatannya.

• Tempatkan bibit berbaris pada keranjang, hingga penuh

dalam satu keranjang.

9) Tulis label varitas tanaman, tanggal tanam pada pot

menggunakan spidol tahan air.

10) Tempatkan penempatan compot pada rak khusus kompot

dengan naungan paranet 70 – 80 %, kelembaban lebih

tinggi, penyinaran hari panjang (penambahan sinar lampu

hingga pukul 22.00) dan terlindung dari air hujan

langsung.

11) Penyiraman pagi dan sore hari dengan butiran air lembut,

tidak terlalu basah berlebihan.

12) Selama satu bulan setelah tanam, tidak dilakukan

pemupukan.

13) Pemupukan seminggu 2 kali, menggunakan larutan pupuk

NPK (N tinggi) lengkap dengan unsur mikro. Pemupukan

1/2 dosis yang dianjurkan dalam label atau sekitar 1 gram

/ liter air bersih.

14) Lakukan penyemprotan larutan fungisida seminggu sekali.

Pemberian fungisida diperlukan terutama bila musim

hujan tiba atau kelembaban terlalu tinggi. Fungisida

diberikan ½ dosis atau sekitar ½ gram per litar.

15) Bila diperlukan, lakukan penyemprotan insektisida ½

dosis atau sekitar ½ gram/ litar.

16) Lakukan pengontrolan intensif, minimal 1 kali per hari.

17)

Bila terdapat bibit yang rusak, segera diambil dengan

pinset dan musnahkan dengan cara dibakar.

(32)

18) Pemeliharaan compot s/d siap panen, yaitu sekitar umur

5-6 bulan. Bibit dalam compot dapat dipanen bila telah

berukuran sekitar 8 cm.

19) Lakukan pencatatan setiap tahapan penanaman dan

pemeliharaan.

2. Standar Prosedur Kerja Penanaman Bibit dalam Pot

Tunggal:

1) Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan penanaman bibit dalam pot tunggal/ repotting.

2) Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan penanaman bibit dalam pot tunggal.

3) Lakukan pengecekan tanaman (seedling, remaja, tanaman dewasa), apakah sudah perlu dilakukan penanaman kembali atau repotting.

• Pengecekan meliputi akar, keasaman media tanam, jumlah bulb, pertumbuhan tanaman, keseimbangan ukuran antara tanaman dengan pot.

• Ciri tanaman yang sudah perlu di repotting, antara lain: jumlah bulb lebih dari 4, volume akar dalam pot terlalu penuh, banyak akar tua dan busuk, tinggi/ ukuran tanaman tidak seimbang lagi dengan ukuran pot, media tanam terlalu asam/pH kurang dari 5 (untuk media kaliandra telah hancur seperti tanah/ lebih dari 3 bulan, pakis lebih 5 bulan, arang lebih dari 6 bulan), media tanam banyak ditumbuhi jamur. • Bibit dari compot umur sekitar 5 bulan, tinggi sekitar 8

cm dapat dipindah / ditanam ke pot individu ukuran 8

– 12 cm.

• Bibit (seedling) dari pot 8 – 12 cm, tinggi tanaman sekitar 15 – 20 cm dapat ditanam ke pot ukuran 15 cm. • Bibit remaja dari pot ukuran 15 cm, tinggi tanaman

sekitar 35 cm dapat dipindah ke pot ukuran 18 cm. • Tanaman dari pot 18 cm dapat dipindahkan ke pot 24

cm.

4) Beri tanda dengan spidol atau tali raffia untuk tanaman yang perlu di lakukan penanaman kembali/repotting. 5) Lakukan pengelompokkan/sortir menurut keseragaman

ukuran tinggi bibit, kesuburan dan varietas bibit yang akan ditanam untuk mengetahui ukuran dan jumlah pot, serta jumlah dan jenis media yang akan digunakan.

6) Siapkan media tanam siap pakai, antara lain : arang kayu, pakis, kaliandra siap pakai dengan jumlah disesuaikan kebutuhan. Daun daun kaliandra (untuk seedling s/d remaja) dikombinasi dengan arang dan pakis. Tanaman dewasa menggunakan arang kombinasi pakis.

7) Siapkan pot, ukuran dan jumlah disesuaikan dengan tanaman yang akan ditanam/ repotting.

8) Cek cuaca dan pastikan tidak akan ada hari hujan dalam beberapa hari saat tanam maupun sesudah tanam. Jangan dilakukan penanaman bila cuaca sering berubah dalam sehari (sering terjadi pergantian hujan ke panas begitu

(33)

sebaliknya).

9) Pembongkaran tanaman dilakukan berhati-hati, sehingga batang/bulb dan akar tidak mengalami kerusakan berarti. Dorong media tanam dari lubang bawah pot, kurangi media tanam sedikit demi sedikit hingga bersih, pegang pada pangkal bulb utama dan tarik perlahan. Pembongkaran tanaman dilakukan bertahap, disesuaikan kemampuan petugas menyelesaikan pekerjaan repotting.

10) Akar tua, mati atau busuk dibuang dipotong menggunakan gunting tajam steril. Akar yang terlalu panjang dan terlalu padat dikurangi dengan cara memotong dengan gunting steril.

11) Jumlah bulb tua dikurangi, sehingga menjadi minimal 3 - 4 bulb/ batang dalam satu pot. Potong bulb yang tua, atau jumlah bulb dibagi dua masing-masing sekitar 3-4 bulb. Gunakan pemotong gunting tajam steril

.

12) Luka bekas potongan diolesi dengan fungisida untuk menghindari pembusukan.

13) Sebelum penanaman, akar tanaman di rendam sekitar 10 menit dalam larutan perangsang akar sesuai dosis dalam label.

19) Tanaman ditiriskan atau dikering anginkan.

20) Ambil tanaman dan posisikan tanaman berdiri tegak, akar menyentuh dasar pot, bulb muda tidak dekat bibir pot dan mengarah keruang pot yang lebih longgar.

21) Bulb/batang tanaman utama diikat pada kawat penopang menggunakan kabel lentur/tali rafia, tanaman sehingga tidak mudah bergerak.

22) Letakkan tanaman yang tertanam dalam pot pada rak dengan jarak cukup antar pot, tidak terlalu rapat.

23) Naungan nett, disesuaikan dengan variatasnya. Ada varietas yang membutuhkan naungan lebih rapat sekitar 70 %, tetapi ada juga yang memerlukan 55 – 65 %. Karenanya kenali sifat tanaman itu sendiri.

24) Biarkan tanaman sekitar 2 minggu, sehinga akar mulai tumbuh sebelum diberi media tanam.

25) Berikan media tanam secukupnya, tidak terlalu padat/penuh sedemikian rupa, sehingga akar dapat lebih leluasa tumbuh.

26) Lakukan pencatatan setiap tahapan penanaman.

Verifikasi :

(34)

- 90% memenuhi tanam pada media steril, masuk standar

- 90% memenuhi agroklimat (kelembapan, intensitas cahaya) masuk standar

- mencapai jumlah bibit mati 5%, masuk standar 2. Tanam pada pot individu :

- 90% memenuhi umur/stadia tanam dan tinggi tanaman (± 10 cm), masuk standar

- 90% media steril, masuk standar

3. Tanam pada pot besar (untuk tanaman remaja) :

- 90% tinggi tanaman mencapai ±15 cm, masuk standar. - 90% ukuran pot (18-20 cm) dan media tanam sesuai,

masuk standar. Standar Operasional Prosedur Pemupukan Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ... Revisi ... Tanggal ... Disahkan ...

3.2. Pemupukan

Tujuan :

Menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggrek untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman.

Ruang Lingkup Kegiatan :

Menyiapkan pupuk yang yang diperlukan, mencari informasi mengenai dosis yang paling tepat.

Acuan/Referensi:

Studi pustaka, hasil penelitian dan pengalaman petani anggrek

Dendrobium.

Standar Pemupukan :

1) Pemupukan harus tepat jenis, dosis, waktu dan tepat cara. 2) Gunakan pupuk majemuk lengkap yang mengandung unsur

makro (NPK) yang diperkaya dengan unsur mikro B, Fe, Zn, Ca, Co, Cu, Mg, Mn, Mo, S.

3) Gunakan pupuk yang dipastikan jelas kandungan nutrisinya, dikeluarkan oleh perusahaan terdaftar dan kondisi pupuk tidak rusak.

4) Gunakan peralatan yang bersih.

5) Pemupukan dilakukan sesuai fase pertumbuhan tanaman. 6) Tanaman anggrek fase bibit dalam compot s/d seedling,

(35)

dibanding kndungan P dan K. Masing-masing produk pupuk memiliki kandungan maupun perbandingan yang berbeda. Antara lain NPK dengan perbandingan 25 : 5 : 20; atau 20 : 15 : 15; atau 30 : 10 : 10 dll.

Fase pertumbuhan bibit compot diberikan ½ dosis anjuran. 7) Fase pertumbuhan tanaman remaja s/d dewasa,

menggunakan pupuk dengan kandungan NPK rata. Seperti perbandingan NPK = 20 : 20 : 20; atau 21: 21 : 21 dll.

8) Fase pertumbuhan tanaman dewasa s/d berbunga, menggunakan pupuk dengan kandungan P tinggi dibanding N dan K. Antara lain dapat menggunakan perbandingan NPK sebagai berikut 10 : 40 : 15.

9) Dosis pemupukan antara 1 s/d 2 gram per liter air bersih. Air yang digunakan untuk pemupukan memiliki pH sekitar 6 - 7. Pemupukan dilakukan seminggu dua kali.

10) Waktu pemupukan sebaiknya pagi hari ( pukul 6.00 s/d 8.00) atau sore hari (pukul 16.00 s/d 18.00). Pemupukan untuk fase bibit dalam compot yang baru ditanam, dilakukan pemupukan satu minggu setelah penanaman.

11) Cara pemupukan dilakukan dengan menyemprotkan larutan pupuk dalam bentuk butiran lembut atau kabut air ke seluruh bagian tanaman dan media tanam hingga basah di seluruh bagian.

12) Penyemprotan pupuk dilakukan dengan jarak nozle/titik semprot dengan tanaman sekitar satu meter.

13) Bila hari hujan atau sedang banyak air, tidak dilakukan pemupukan.

14) Bila terdapat sisa larutan pupuk yang digunakan, ditampung dalam satu wadah dan dapat digunakan saat pemupukan berikutnya.

15) Peralatan yang telah digunakan untuk pemupukan dicuci bersih. Air bekas cucian dibuang dalam penampungan air limbah.

16) Pemupukan tambahan dapat dilakukan dengan pemberian pupuk slow realise dalam bentuk butiran yang diberikan ke dalam media tanam. Dosis diberikan sekitar 1 – 2 gram per pot atau sesuai yang tertulis dalam label kemasan. Pemupukan slow release untuk kebutuhan sekitar 4 – 6 bulan, sesuai label. Komposisi kandungan pupuk disesuaikan kebutuhan fase pertumbuhan.

17) Setiap tahapan pemupukan dilakukan pencatatan.

Alat dan Bahan :

1) Alat pemupukan seperti : hands sprayer, alat atau instalasi pengairan, bak air/ ember/ baskom, corong air, timbangan, sendok pengaduk dan pH meter/ kertas lakmus, gelas ukur. 2) Pupuk NPK lengkap dengan unsur mikro dengan komposisi

kandungan dan jumlah disesuaikan dengan pemupukan untuk fase pertumuhan tanaman.

Prosedur Kerja Pemupukan :

1) Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan pemupukan.

2) Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan pemupukan. Sampaikan prinsip pemupukan, tepat jenis, dosis, waktu dan tepat cara.

3) Buatlah jadwal pemupukan sesuai fase pertumbuhan, jenis pupuk, dosis, waktu dan petugas yang melaksanakan pemupukan.

4) Cek jadwal pemupukan dan cek waktu pemupukan terakhir untuk menghindari frekwensi pemupukan yang terlalu rapat. 5) Cek cuaca atau perkiraan cuaca. Bila kondisi hujan atau menjelang hujan, tidak dianjurkan melakukan pemupukan. 6) Cek fase pertumbuhan tanaman yang akan dipupuk, berapa

Referensi

Dokumen terkait

Data tersebut dapat diperoleh dengan melakukan pengamatan pada tempat yang memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam pengembangbiakan komodo, yaitu di Taman

Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara batang sengon yang berasal dari Wamena yang kemungkinan tahan karat tumor dengan batang sengon yang berasal dari Solomon yang

Daripada kenyataan inilah terbentuknya beberapa puak yang lebih kurang sama fahamannya mengkafirkan sahabat, sebahagiannya mengkafirkan golongan sahabat yang berada di pihak

Studi yang melibatkan pasien dengan gagal ginjal (kliren kreatinin 26 mL/mnt) yang mendapat angioplasti koroner dengan radiokontras osmolaritas rendah (247 mL) dan

Hasil Penelitian: Jumlah penderita aspirasi benda asing di traktus trakheobronkial selama periode 5 tahun adalah 50, 36 orang jenis kelamin laki-laki (72%) dan14 perempuan

mendorong mahasiswa untuk membuktikan pernyataan tersebut. Mahasiswa sudah dapat mengkonstruk homomorfisma dari dua grup yang diberikan serta membuktikannya pada

peer counseling di PKPR Puskesmas Wonosalam 1 Demak. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, karena penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa