• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KALIMAT BERMARKAH DAN TIDAK BERMARKAH. Menurut Quirk at al. (1985: 803) kalimat sederhana atau sering disebut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV KALIMAT BERMARKAH DAN TIDAK BERMARKAH. Menurut Quirk at al. (1985: 803) kalimat sederhana atau sering disebut"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

KALIMAT BERMARKAH DAN TIDAK BERMARKAH

4.1 Pengantar

Menurut Quirk at al. (1985: 803) kalimat sederhana atau sering disebut simple sentence secara sintaksis dapat dibagi menjadi empat. Tipe-tipe kalimat itu adalah kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, dan eksklamatif. Berdasarkan fungsi wacananya kalimat sederhana dapat dibagi menjadi empat juga. Keempat macam kalimat itu yakni: kalimat pernyataan, pertanyaan, perintah, dan seru. Fungsi-fungsi kalimat secara wacana ini berkorelasi dengan fungsi-fungsi kalimat secara sintaksis. Tipe-tipe kalimat ini menentukan apakah suatu kalimat tidak bermarkah (unmarked) atau bermarkah (markerd). Untuk lebih jelasnya, berikut adalah deskripsi singkat tentang kalimat tidak bermarkah dan bermarkah.

4.2 Kalimat Tidak Bermarkah

Pada hakikatnya struktur klausa atau kalimat sangat bervariasi. Kebervariasian sebuah struktur dapat disebabkan oleh verba atau kata kerja yang mengikatnya. Menurut Huddleston dan Pullum (2008: 25) kalimat tidak bermarkah adalah suatu kalimat yang deklaratif positif. Deklaratif yang dimaksudkan adalah kalimat itu mengandung pernyataan yang positif. Dengan demikian, kalimat tidak bermarkah berpola subjek dan diikuti oleh predikat. Subjek kalimat ini biasanya frasa nomina (FN), Sebaliknya predikatnya adalah

(2)

frasa verba (FV). Perlu diketahui bahwa tidak semua kalimat yang deklaratif positif dikategorikan kalimat yang tidak bermarkah.

Bahasa Inggris mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan bahasa lain. Persamaan dan perbedaan itu akan muncul dalam dimensi bahasa-bahasa itu. Salah satu perbedaannya adalah pola struktur unsur-unsur sintaksis Bahasa Inggris jika dibandingkan dengan bahasa lainnya. Unsur-unsur inti klausa atau kalimat secara sintaksis adalah subjek (S), predikat(P), objek (O), komplemen/pelengkap (C), dan adverbia (A). Unsur-unsur ini diikat oleh verba dari klausa atau kalimat bersangkutan, misalnya ketika verba dari suatu klausa berkategori monotransitif maka unsur yang diikat atau yang harus ada adalah subjek dan objek. Untuk lebih jelasnya berikut adalah konsep dari unsur-unsur tersebut.

a. Subjek (S)

Subjek adalah salah satu unsur klausa yang biasanya diisi oleh frasa nomina (FN) atau klausa (KL) yang berfungsi sebagai nomina. Subjek hadir sebelum frasa verba pada klausa deklaratif dan berada setelah operator pada kalimat interogatif, kecuali pada kalimat imperatif yang biasanya tidak ada subjek. Dalam Bahasa Inggris terdapat kesesuaian bentuk kata kerja dengan subjeknya.

b. Predikator (P)

Predikator sebuah kalimat adalah unsur yang berupa frasa verba yang terdiri atas satu verba atau lebih. Unsur ini menentukan hadirnya elemen-elemen lain pada sebuah kalimat. Artinya, hadir-tidaknya suatu objek, pelengkap, atau oblik ditentukan oleh predikator yang mengikatnya.

(3)

c. Objek (O)

Objek adalah salah satu unsur klausa yang diisi oleh frasa nomina atau klausa yang berfungsi sintaksis sama dengan frasa nomina. Posisi objek di dalam kalimat biasanya mengikuti subjek dan predikat. Objek hanya diperlukan oleh kata kerja yang transitif sebagai komplementasi. Dengan adanya transformasi pasif, objek dalam kalimat aktif akan berkedudukan sebagai subjek dalam kalimat pasif.

d. Komplemen/Pelengkap (C)

Komplemen adalah salah satu unsur klausa yang diisi oleh frasa nomina (FN), frasa adjektiva (F Adj.), atau klausa dengan fungsi sebagai nomina yang berkoreferensial dengan subjek atau objek. Komplemen adalah unsur yang hadir setelah verba kopula atau verba tertentu yang membutuhkan komplemen.

e. Adverbia (A)

Adverbia adalah salah satu unsur klausa yang biasanya diisi oleh frasa adverbia (F Adv.), frasa preposisi (FP), atau klausa yang berfungsi sebagai adverbia. Adverbia dapat hadir setelah subjek dan predikat atau setelah objek. Posisi frasa adverbia dapat berpindah, dalam arti memungkinkan terjadi lebih dari satu posisi di dalam klausa atau kalimat. Adverbia biasanya bersifat opsional, yakni dapat disisipkan atau dilesapkan dari kalimat tanpa mengurangi unsur keberterimaan, kecuali pada klausa yang berstruktur S-V-A dan S-V-O-A yang bersifat wajib.

Perlu diketahui bahwa unsur-unsur kalimat seperti S, P, O, C, dan A merupakan unsur-unsur yang berperilaku sebagai ”fungsi” secara sintaksis.

(4)

Namun, Di dalam penjelasan kalimat tidak bermarkah ini, V (verb) digunakan sebagai pengganti dari unsur P. Hal ini diambil karena dalam Bahasa Inggris semua klausa atau kalimat mengandung verb atau kata kerja. Hal inilah yang membedakan Bahasa Inggris dengan bahasa lainnya, khususnya Bahasa Indonesia. V dalam Bahasa Inggris bersifat kategorial yang selalu hadir setelah subjek. Kalimat tidak bermarkah Bahasa Inggris adalah kalimat deklaratif positif yang mempunyai pola (1) S-V, (2) S-V-C, (3) S-V-A, (4) S-V-O, (5) S-V-O-C, (6) S-V-O-A, dan (7) S-V-O-O. Pola-pola kalimat ini dikemukakan oleh Quirk at al (1985).

Contoh:

(1) Saya sedih Bahasa Indonesia S P Fungsi/Pola N Adj. Kategori

(2) I am sad Bahasa Inggris S P Fungsi

N V Adj. Kategori S V C Pola

4.2.1 Tipe S V

Tipe ini adalah tipe kalimat tidak bermarkah yang paling sederhana. Subjek dalam tipe ini berupa frasa nomina (FN), Sebaliknya posisi setelah subjek diisi oleh kata kerja intransitif, yaitu kata kerja yang tidak memerlukan objek. Menurut Quirk at al. (1985: 1169) ketika tidak adanya komplementasi, maka kata kerja itu mempunyai fungsi intransitif.

(5)

Contoh:

The baby cried

S Vintransitif

“Bayi itu menangis”

Kalimat di atas mempunyai kata kerja yang intransitif karena tidak memerlukan objek sebagai komplementasi, yang biasanya terletak setelah kata kerja tersebut. Di sisi lain, kata kerja ini tidak dapat disisipi objek. Kata kerja ini dapat diisi oleh unsur lain yang bersifat opsional, seperti di bawah ini.

* I cried the baby. S Vintransitif O

‘Saya menangis bayi itu” The baby cried yesterday. S Vintrasitif Aopsional

‘Bayi itu menangis kemarin’

Kata kerja yang dikategorikan sebagai kata kerja yang intransitif adalah sebagai berikut.

Appear die fall happen

‘tampil’ ‘mati’ ‘jatuh’ ‘terjadi’

Come digress go lie

‘Datang’ ‘menyimpang’ ‘pergi’ ‘berbohong’ Rise Wait ‘Naik’ ‘menunggu’ Contoh: We go. S Vintransitif ‘Kami pergi’

(6)

4.2.2 S V C

Pola kalimat ini digolongkan kalimat yang tidak bermarkah (unmarked). V pada pola ini biasanya diisi oleh verba kopula dan linking verb atau kata kerja yang membutuhkan pelengkap. Kata kerja yang hadir dalam pola ini juga dapat disebut kata kerja intransitif. Bagian dari kata kerja kopula adalah is, am, are, was, were, dan been. Berdasarkan pelengkapnya (C), pola kalimat ini dapat dibagi menjadi dua, yakni verba berpelengkap frasa adjektiva dan verba berpelengkap frasa nomina.

4.2.2.1 Frasa adjektiva sebagai pelengkap subjek

Kata kerja yang menetapkan hadirnya frasa adjektiva dalam tipe ini secara garis besar dapat dibagi dua, yakni current attributive dan resulting attributive. Hal yang membedakan di antara dua jenis verba yang berpelengkap ini adalah bahwa kata kerja current attributive adalah kata kerja yang bersifat statif dan tidak dapat terjadi pada aspek progresif. Kata kerja yang biasanya digunakan dalam pola ini adalah sebagai berikut.

Current resulting Be (friendly) become (older)

‘Ramah’ ‘menjadi (lebih tua)’

Feel (bored) Come (true)

‘Merasa (bosan)’ ‘menjadi kenyataan’ Keep (silent) Get (ready)

(7)

Contoh:

The student feel bored. S V intransitif C

‘Siswa-siswa itu merasa bosan’

4.2.2.2 Frasa nomina sebagai pelengkap subjek

Dalam pola SVC yang kedua ini fungsi C diisi oleh frasa nomina. Kata kerja yang hadir dalam pola ini pada umumnya sama dengan pola SVC dengan frasa adjektiva sebagai pelengkap. Intinya dalam pola yang kedua ini adalah pelengkapnya berkategori frasa nomina (FN). Kata kerja yang memerlukan frasa nomina sebagai pelengkap adalah sebagai berikut.

Current resulting Be (my friend) become (an author)

‘Adalah (teman saya)’ ‘(menjadi (seorang penulis)’ Look (a lucky boy) turn (traitor)

‘Kelihatan (seorang lelaki yang beruntung)’ ‘menjadi (pengkhianat)’ Remain (good friend)

‘Tetap (teman baik)’ Contoh:

Anom looks a lucky boy. S VIntransitif C

(8)

4.2.3 S V A

Pola kalimat bermarkah seperti ini mempunayi kemiripan dengan pola S-V-C. Kedua pola kalimat ini mempunyai kata kerja dengan golongan yang sama. Yang membedakan adalah unsur adverbianya (A) yang biasanya berupa frasa preposisi atau frasa nomina yang berfungsi sebagai adverbia. Unsur A mungkin muncul setelah verb be dan linking verb. Kata kerja yang mungkin muncul dalam pola ini adalah sebagai berikut.

Live Stay ‘Hidup’ ‘tinggal’ Keep Grow ‘Menjaga’ ‘menjadi’ Get (home) ‘Pulang’

Kata kerja di atas biasanya diikuti oleh frasa preposisi atau frasa nomina yang berfungsi sebagai adjunct atau keterangan yang bersifat wajib. Unsur A di sini memang sama dengan keterangan, tetapi unsur ini tidak boleh dihilangkan karena diikat oleh verba kompleks transitif. A di sini boleh juga disebut dengan oblik.

Contoh:

I live in Bali. S Vkompleks I A

‘Saya tinggal di Bali’ *I live.

S VKom. I

(9)

4.2.4 S V O

Pola kalimat ini mempunyai kata kerja yang berkategori monotransitif, yakni kata kerja yang hanya memerlukan satu objek sebagai komplementasi. Dilihat dari verbanya kalimat ini dapat dibagi menjadi dua, yakni monotransitif yang dapat dipasifkan dan monotransitif yang tidak dapat dipasifkan. Kata kerja yang tidak dapat dipasifkan disebut dengan middle verb (Quirk at al., 1985: 1177). Kata kerja yang dapat dipasifkan adalah sebagai berikut.

Begin Wash ‘Memulai’ ‘mencuci’ Pass win ‘Melewati’ ‘memenangkan’ Support need ‘Mendukung’ ‘memerlukan’ Contoh:

Anom begins the game aktif S VMono O

‘Anom memulai permainan itu’

The game is begun by Anom pasif S Aux V A

‘Permainan itu dimulai oleh Anom’ Kata kerja yang tidak dapat dipasifkan adalah:

Have/has Lack ‘Mempunyai’ ‘kekurangan’ Fit Suit ‘Mencocokkan’ ‘mencocokkan’

(10)

Resemble ‘Menyerupai’ Contoh:

The man resembles Michael Jackson. Aktif S V O

‘Lelaki itu menyerupai Michael Jackson’

*Michael Jackson is resembled by the man. Pasif (tidak berterima) S Aux V A

‘Michael jakson diserupai oleh lelaki itu’

4.2.5 S V O C

Kalimat tidak bermarkah ini mempunayi pola yang lebih kompleks dari pola SVO karena ada unsur tambahan yang wajib, yakni C. Kata kerja yang mempunyai pola ini disebut dengan kata kerja kompleks transitif. Berdasarkan pelengkapnya (C) pola kalimat tidak bermarkah ini dapat dibagi menjadi dua, yakni pelengkap objek frasa adjektiva dan pelengkap objek frasa nomina.

4.2.5.1 Frasa adjektif sebagai komplemen objek

Verba pada pola klausa ini adalah kompleks monotransitif. Kompleks monotransitif adalah kata kerja yang memerlukan komplementasi berupa objek dan pelengkap atau adverbia. Kata kerja yang masuk dalam pola ini adalah sebagai berikut.

Current resulting Hold Certify

(11)

Call Proclaim ‘Menganggap’ ‘menyatakan’ Wish declare ‘Mengharapkan’ ‘mengumumkan’ Consider prove ‘Menganggap’ ‘membuktikan’ Contoh:

The judge considered the suspect guilty S Vkomp. Tran O C

‘Hakim itu menganggap tersangka itu salah’

4.2.5.2 Frasa nomina sebagai komplemen objek

Kata kunci dari pola kalimat ini adalah frasa nomina yang menjadi komplemen kata kerja berkoreferensial dengan objek. Kata kerja yang muncul dalam pola ini secara kategorial masih sama dengan yang lainnya yakni kata kerja transitif kompleks. Kata kerja itu, antara lain sebagai berikut.

Appoint Make ‘Menunjuk’ ‘membuat’ Choose Confess ‘Memilih’ ‘mengakui’ Presume reckon ‘Mengira’ ‘memperhitungkan’ Call imagine ‘Memanggil’ ‘membayangkan’

(12)

Contoh:

We appoint Agus chairman S Vkomp. Tra O C

‘Kami menunjuk Agus sebagai ketua’

4.2.6 S V O A

Kalimat tidak bermarkah tipe SVOA ini dilihat dari kategori kata kerjanya adalah kata kerja kompleks transitif. Kata kerja itu seperti di bawah ini.

Slip Wish ‘Memasukkan’ ‘mengharapkan’ Put sit ‘Menaruh’ ‘mendudukkan’ Place send ‘Menempatkan’ ‘mengirimkan’ Leave ‘Meninggalkan’ Adverbia yang mungkin dalam pola ini adalah adverbial yang berbentuk frasa seperti di bawah ini.

Into the lock

‘Ke dalam kunci itu’ On the table

(13)

Contoh:

I slipped the key into the lock. S VKomp. Tra O A

‘Saya memasukkan anak kunci itu ke dalam induk kunci itu’

4.2.7 S V O O

Dalam pola tidak bermarkah ini perlu dicermati bahwa ada dua objek, yakni objek langsung (OL) dan objek tidak langsung (OTL). Objek langsung biasanya berupa animasi dan berposisi langsung setelah verba. Sebaliknya, objek tidak langsung biasanya konkret berposisi setelah objek langsung. Kata kerja ini mengikat dua objek sekaligus sebagai komplementasi. Kata kerja yang mempunyai pola seperti ini, yakni memerlukan dua objek disebut dengan kata kerja bitransitif. Kata kerja yang masuk dalam kategori ini di antaranya adalah sebagai berikut. Give offer ‘Memberi’ ‘menawari’ Find bring ‘Menemukan’ ‘membawakan’ Tell teach

‘Memberi tahu’ ‘mengajari’

Remind convince ‘Mengingatkan’ ‘meyakinkan’ Charge promise ‘Membebankan’ ‘menjanjikan’

(14)

Contoh:

Marry tells John the secret. S VBitra O O

‘Marry member tahu John rahasia itu’

4.2.8 Komplementasi

Kelima unsur kalimat di atas, yakni unsur S, V, O, C, dan A dikenal dengan istilah unsur kalimat secara sintaksis. Unsur O, C, dan A adalah komplementasi dari kata kerja yang mengikatnya. Unsur-unsur ini ada yang bersifat wajib (obligatory) dan ada yang bersifat manasuka (optional). Unsur-unsur ini bersifat wajib ditentukan oleh kata kerja yang mengikatnya, misalnya, jika kata kerja dari suatu kalimat berkategori kata kerja intransitif, maka verba tersebut tidak memerlukan komplementasi yang wajib. Jika suatu kalimat mengandung kata kerja yang transitif kompleks, maka secara tidak langsung kata kerja ini mengikat dua komplementasi, yakni O dan C atau A. Ketika kata kerja itu tidak sesuai antara kategori dan unsur-unsur yang menyertai maka kalimat tersebut tidaklah gramatikal.

Contoh:

The gilr danced. S VIntransitif

‘Gadis itu menari’

I left my friend in the class. S V Tra. Komp. O A

‘Saya meninggalkan teman saya di kelas’

Secara sintaksis kata kerja intransitif tidak memerlukan unsur A, C, ataupun O sebagai komplementasi dari verbanya yang bersifat wajib. Namun,

(15)

dalam keadaan tertentu suatu kalimat yang mengandung verba intransitif tidak menutup kemungkinan memerlukan unsur-unsur lain, seperti unsur A. Dalam hal ini unsur A tidaklah bersifat wajib sehingga kehadiran A dalam kalimat tersebut bersifat manasuka.

The girl cried yesterday. S V A

‘Gadis itu menangis kemarin’

Hadirnya unsur-unsur itu sekali lagi ditentukan oleh predikator atau kata kerja yang mengikat di dalam kalimat itu. Ketika suatu kalimat mengandung kata kerja yang berkategori transitif kompleks maka secara sintaksis verba ini mengikat dua kompementasi, yakni unsur O dan A. Ketika adanya pelesapan salah satu unsur ini, yang semestinya hadir diperlukan oleh verba itu, kalimat tersebut tidak berterima atau tidak gramatikal.

Contoh:

* I put the book. S VKomp tra O

‘Saya menaruh buku itu’

Kalimat di atas tidak gramatikal karena kekurangan salah satu unsur kalimat yakni A, yang sifatnya wajib. Kata kerja put ‘menaruh’ menuntut dua komplementasi, yakni objek dan adverbial. Kalimat itu akan menjadi gramatikal bila dilengkapi dengan A seperti di bawah ini.

I put the book on the table. S VKomp tra O A

(16)

4.3 Kalimat Bermarkah

Pada penjelasan di depan dinyatakan bahwa kalimat tidak bermarkah adalah suatu kalimat yang deklaratif positif (Huddlestone dan Pullum, 2008: 24). Berdasarkan pola tertentu yang dijelaskan di depan, maka dapat simpulkan bahwa kalimat bermarkah adalah kalimat yang bukan deklaratif positif yang terdapat dalam pola tersebut. Kalimat-kalimat bermarkah itu adalah kalimat deklaratif negatif, kalimat interogatif, kalimat imperatif, kalimat esklamatif, dan kalimat deklaratif dengan pola yang bermarkah. Kalimat-kalimat bermarkah itu dapat dideskripsikan sebagai berikut.

4.3.1 Kalimat Deklaratif Negatif

Kalimat deklaratif negatif adalah suatu kalimat yang dimarkahi oleh not ‘tidak’ atau n’t ‘tidak’ sebagai penyingkatan dari not. Posisi pemarkah ini berada di antara kata kerja bantu (auxiliary) dan kata kerja leksikal atau di antara modal dan kata kerja leksikal. Dilihat dari cara penegasiannya, kalimat deklaratif negatif secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga (Quirk, 1985: 775--799), yakni kalimat deklaratif negatif yang menegasikan seluruh klausa atau kalimat, kalimat deklaratif negatif yang menegasikan hanya satu konstituen, dan kalimat deklaratif negatif yang menegasikan predikat.

Kalimat deklaratif negatif yang menegasikan klausa atau kalimat adalah salah satu jenis kalimat deklaratif negatif yang seluruh isi klausa atau kalimatnya secara sintaksis dianggap negatif. Klausa ini dapat dibentuk dengan menyisipkan

(17)

not atau n’t di antara operator dan predikat, kata kerja bantu dan predikat, atau setelah to be.

Contoh:

Tidak bermarkah Bermarkah

I have finished. I have not finished. ‘Saya telah selesai’ ’Saya belum selesai’ She is a teacher She isn’t a teacher. ‘Dia seorang guru’ ‘Dia bukan seorang guru’

Kalimat deklaratif negatif yang menegasikan satu konstituen (local) adalah salah satu jenis kalimat deklaratif negatif yang salah satu konstituen di dalam klausa atau kalimat berstruktur negatif. Medan kenegatifan pada kalimat ini hanya pada level konstituen atau frasa. Kalimat ini dibentuk dengan menegatifkan kata atau frasa tanpa membuat makna klausanya negatif.

Contoh:

She’s not unattractive woman. ‘Dia adalah orang yang menarik’

Pada contoh kalimat di atas not sebagai pemarkah negatif hanya menegasikan kata unattractive’kurang menarik’. Pemarkahan not tidak sampai menegasikan kata woman’wanita’ karena pada faktanya woman’ wanita’ mempunyai referen pada she ‘dia’.

Kalimat deklaratif negatif yang menegasikan predikat adalah salah satu jenis kalimat deklaratif negatif yang ditandai dengan kata kerja bantu tertentu dan predikatnya dinegatifkan. Kalimat negatif jenis ini terjadi pada ungkapan penyangkalan dan permisi. Kalimat ini diucapkan dengan jeda yang khusus

(18)

setelah not “tidak”. Perlu dijelaskan bahwa kalimat deklaratif negatif tipe ini menegasikan predikat dan hanya jelas teramati pada peristiwa berbahasa lisan. Untuk itu, kalimat ini tidak dijadikan dasar untuk mengamati data-data di dalam novel karena analisis kalimat bermarkah di dalam data dianalisis berdasarkan pendekatan sintaksis.

Contoh:

They may’ not go swimming (They are allowed not to go swimming) ‘Mereka boleh ‘tidak pergi berenang’ (Mereka diijinkan untuk tidak pergi berenang).

4.3.2 Kalimat Interogatif

Kalimat interogatif adalah suatu kalimat nonkanonik yang dimarkahi oleh operator atau kata tanya yang berawalan dengan wh. Kalimat negatif dapat dilihat dari dua hal berikut. Pertama, penempatan operator secara langsung berada di depan subjek. Kedua, kata tanya wh terletak pada posisi awal kalimat.

Contoh:

(1) Will John speak to the boss today?

‘Apakah John akan berbicara kepada bos itu sekarang?’ (2) What do you want to drink?

‘Apakah yang Anda ingin minum?’

Kalimat nomor 1 di atas adalah kalimat bermarkah yang dimarkahai oleh adanya pemindahan will yang sebelumnya (dalam bentuk kanoniknya) berposisi setelah subjek kalimat. Pemindahan ini dalam teori transformsi disebut dengan I movement, yakni pergeseran unsur modal untuk membuat klausa atau kalimat berstatus kalimat interogatif. Kalimat nomor 2 di atas adalah kalimat bermarkah

(19)

yang dimarkahi oleh (a) adanya kata tanya wh, (b) adanya kata kerja bantu sebelum subjek kalimat tersebut. Kalimat interogatif secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelas berdasarkan jawaban yang diperlukan. Dua jenis kalimat interogatif itu adalah interogatif yes-no, dan interogatif wh.

4.3.2.1 Interogatif yes-no

Interogatif yes-no adalah salah satu jenis interogatif yang mengharapkan jawaban yes ‘ya’ atau no ‘tidak’. Kalimat bermarkah ini dibentuk dengan menempatkan operator sebelum subjek suatu kalimat dan memberikan kalimat tersebut intonasi naik. Berdasarkan jawaban yang diinginkan interogatif yes-no ini terdiri atas dua macam, yakni sebagai berikut.

a. Interogatif yes-no positif

Kalimat interogatif tipe ini adalah kalimat interogatif yang mempunyai orientasi positif terhadap sesuatu yang ditanyakan. Pada contoh di bawah ini, misalnya, pembicara mempunyai orientasi atau dugaan yang positif. Jadi, dalam keadaan seperti ini kalimat nonkanoniknya hanya dimarkahi oleh operator did’ apakah’.

Contoh:

Tidak bermarkah Bermarkah

You called her yesterday. Did you call her yesterday?

‘Kamu panggil dia kemain’. ‘Apakah kamu memanggil dia kemarin?’

(20)

b. Interogatif yes-no negatif

Berbeda halnya dengan kalimat interogatif yes no yang positif, kalimat interogatif yes-no yang negatif mempunyai orientasi negatif terhadap sesuatu yang ditanyakan oleh pembicara terhadap lawan bicaranya. Contoh di bawah, misalnyaselain dimarkahi oleh operator do ‘apakah’, n’t ‘tidak’ sebagai bentuk pendek dari kata not juga hadir untuk memberi makna orientasi/dugaan yang negatif.

Con, toh:

Tidak bermarkah Bermarkah

You believe me. Don’t you believe me?

‘Kamu percaya saya’ ‘Apakah kamu tidak percaya saya?’ c. Interogatif tumpangan

Interogatif tumpangan sering disebut dengan istilah question tag. Dalam Bahasa Inggris tipe kalimat ini adalah tipe kalimat bermarkah yang dibentuk dengan menambah operator dan pronoun ‘kata ganti’ setelah kalimat pernyataan. Kunci dari kalimat interogatif ini adalah bahwa kalimat deklaratif positif mempunyai tag ‘tumpangan’ yang negatif. Sebaliknya, kalimat deklaratif negatif mempunyai tumpangan yang positif. Pilihan tense’waktu’ yang ada pada operator ditentukan oleh frasa verba pada kalimat pernyataannya.

Contoh:

Tidak bermarkah Bermarkah

Joan recognized you. Joan recognized you, didn’t she? ‘Joan mengenal kamu’ ‘Joan mengenal kamu, ya bukan? The boat hasn’t left. The boat hasn’t left, has it?

(21)

4.3.2.2 Interogatif wh

Interogatif wh adalah salah satu jenis kalimat interogatif dengan harapan dapat menjawab kata tanya who ‘siapa’, whom ‘siapa’, whose ‘kepunyaan siapa’, what ‘apa’, which ‘yang mana’, when ‘kapan’, where ‘di mana’, why ‘mengapa’, dan how ‘bagaimana’. Kalimat interogatif ini tidak dapat dijawab oleh jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’. Untuk menyusun kalimat ini biasanya kata tanya yang berawalan dengan wh di atas menduduki posisi awal kalimat, kemudian diikuti oleh operator kalimat tersebut yang sekaligus sebagai pemarkah.

Contoh:

Tidak bermarkah Bermarkah

(1) You will come back When will you come back?

‘Kamu akan datang kembali’ ‘Kapan kamu akan datang kembali?’ (2) She want to study (what) What does she want to study? ‘Dia ingin mempelajari (apa)? ‘Apa yang ingin dia pelajari?'

Bila diperhatikan hubungan antara kalimat tidak bermarkah dan bermarkah di atas, kalimat no. 1 dan 2 mempunayi tingkat kebermarkahan yang berbeda. Kalimat no.1 dimarkahi oleh kata tanya wh dan operator will yang terletak sebelum subjek. Operator will ini muncul karena will sebagai modal dalam kalimat kanoniknya. Sebaliknya, kalimat no. 2 dimarkahi oleh kata tanya wh dan operator does. Operator does hadir hanya dalam bentuk interogatif karena kalimat kanoniknya tidak mengandung modal atau kata kerja bantu maka does hadir sebagai pembantu kata kerja wants ‘ingin’.

(22)

4.3.3 Kalimat Imperatif

Kalimat imperatif berfungsi untuk memerintah atau menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu (Quirk at al.,1985: 804). Secara sintaksis kebermarkahan kalimat imperatif terletak pada subjeknya. Pada umumnya kalimat imperatif tidak mempunyai subjek gramatikal yang jelas. Kata kerja pada kalimat imperatif berbentuk kata kerja dasar (base form). Kalimat imperatif biasanya tidak mempunyai subjek sehingga kebermarkahan dimarkahi oleh ketidakhadiran subjek. Namun, dalam keadaan tertentu kalimat imperatif memiliki subjek. Dalam hal ini kalimat imperatif yang memiliki subjek tidak dianggap kalimat bermarkah secara sintaksis.

4.3.3.1 Kalimat imperatif positif

Kalimat imperatif positif ini mempunyai ajakan atau suruhan yang secara sintaksis berstruktur positif. Kalimat ini mempunyai kata kerja dasar (base form). Dalam kalimat imperatif ini terdapat kata kerja atau verba yang menunjukkan tense. Kalimat imperatif disusun dengan menempatkan kata kerja dan diikuti oleh komplementasi yang diikat oleh kata kerja tersebut.

Contoh:

Open the door! V Monotra O

‘Buka pintunya!’

Give him this book ! VBitra OTL OL

(23)

4.3.3.2 Kalimat imperatif negatif

Untuk menegasikan kalimat imperatif positif maka hadirlah kalimat imperatif negatif. Kalimat ini dibentuk dengan menempatkan do not ‘jangan’ atau don’t ‘jangan’ sebelum kata kerja dasar pada kalimat positif. Secara sintaksis kalimat imperatif negatif ini bermarkah dari dua hal. Pertama, kebermarkahan ditandai dengan tidak adanya subjek yang jelas pada kalimat ini. Kedua, pemarkahan ditandai dengan adanya penanda negatif, yakni do not atau don’t. Contoh:

Imperatif positif Imperatif negatif Take the book! Don’t take the book! ‘Ambillah buku itu!’ ‘Jangan ambil buku itu!’ Open the door! Don’t open the door! ‘Bukalah pintunya!’ ‘Jangan buka pintunya!’

4.3.4 Kalimat Eksklamatif

Kalimat eksklamatif berfungsi untuk mengungkapkan tingkat pemikiran pembicara yang dikesankan oleh sesuatu. Kalimat ini dibentuk dengan what atau how sebagai posisi inisial. Kedua kata ini ( what dan how) berarti alangkah atau betapa. Kalimat eksklamatif dan kalimat interogatif khususnya intrrogatif wh adalah kalimat sama-sama bermarkah yang diawali oleh kata what dan how. Namun, kalimat ini tidak mengandung operator setelah what dan how sebagai tanda kontras dengan kalimat interogatif wh. What dan how diikuti oleh unsur-unsur tertentu yang ditempatkan di posisi awal sebagai bentuk pergeseran dari posisi sebelumnya yang terletak setelah subjek. Intinya kalimat eksklamatif ini (a)

(24)

dimarkahi oleh what atau how (b) dimarkahi oleh unsur-unsur yang bergeser mengikuti what atau how. What dan how yang diikuti oleh unsur tertentu yang dapat berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan atau adverbial.

Contoh:

Kalimat eksklamatif (bermarkah) What an enormous crowd came S V

‘Betapa besar burung gagak yang datang’ How delightful her manners are C S V ‘Alangkah menggembirakan cara-cara dia’ Deklaratif posistif (tidak bermarkah) An enormous crowd came S V “Burung gagak yang besar datang” Her manners are delightful S V C ‘Cara-cara dia menggembirakan’

4.3.5 Kalimat Deklaratif Positif yang Bermarkah 4.3.5.1 Kalimat pasif

Sebelum mengacu pada kebermarkahan kalimat pasif, penulis memberikan deskripsi singkat tentang mentransformasi kalimat aktif ke dalam kalimat pasif. Sebelum hal ini dilakukan, kalimat aktif itu harus mengandung kata kerja yang transitif dan dapat dipasifkan. Karena jika kalimat itu mengandung kata kerja intransitif, berarti kalimat itu tidak dapat dipasifkan. Setelah kalimat itu mengandung kata kerja transitif, kata kerja itu dilihat dari bentuk waktunya terdiri

(25)

atas present, past, atau past participle. Hal ini dilakukan untuk dapat mengisi to be atau kata kerja bantu pada kalimat pasif. Berikut adalah adalah to be dalam Bahasa Inggris.

a. Kata kerja bantu (to be)

Present tense Past tense Past perfect tense

Am Was Been

Are were Is

Untuk to be present tense, am digunakan untuk subjek I, are digunakan untuk subjek you, they, we, dan is digunakan untuk subjek he, she, it. Untuk to be past tense, was digunakan untuk subjek I, he, she, it, dan were digunakan untuk subjek you, they, we. Untuk to be past perfect tense, been digunakan untuk semua subjek.

b. Kata kerja leksikal

Kata kerja leksikal berdasarkan cara pembentukannya dapat dibagi menjadi dua, yakni bentuk beraturan (regular) dan tidak berarturan (irregular). Untuk membentuk membentuk kata kerja bentuk II dan III dari kata kerja bentuk I pada kata kerja beraturan pada umumnya dengan menambahkan sufiks –ed. Kata kerja past dan past perfect dalam hal ini mempunyai bentuk yang sama.

Present (Verb I) Past (Verb II) Past perfect (Verb III)

Listen listened listened

Record Recorded Recorded

(26)

Kata kerja tidak beraturan mempunyai bentuk yang tidak bersesuaian antara V I, V II, dan V III. Kata kerja ini harus dipelajari lewat penghapalan. Berikut adalah contoh daftar kata kerja beraturan:

Present (Verb I) Past (Verb II) Past perfect (Verb III)

Buy bought bought

Read read read

Speak spoke spoken

c. Kata ganti

Kata ganti yang berfungsi sebagai subjek (nominatif) dan objek (akusatif) juga menunjukkan bentuk yang berbeda. Berikut adalah daftar kata ganti itu sesuai dengan fungsinya:

Nominatif Akusatif I me He him She her It it You you They them We us

(27)

Setelah hal di atas diketahui dengan jelas berikut adalah struktur dalam kalimat aktif dan pasif:

Aktif : S + V + O

Pasif : O + to be + V III + by + S

Ada suatu sistem yang mengkontraskan kalimat aktif dengan kalimat pasif. Sistem itu disebut dengan sistem voice. Dalam sistem voice ini, fungsi sintaksis berasimilasi dengan peran semantis. Istilah kalimat aktif dan pasif ditentukan oleh peran semantis subjek di dalam suatu kalimat yang mengandung suatu aksi. Dalam klausa yang menggambarkan aksi yang disengaja, subjek berasimilasi dengan partisipan aktif (actor). Sebaliknya, Kalimat pasif adalah kalimat yang mengandung subjek sebagai partisipan pasif (pasient).

Contoh:

The police arrested her son. Aktor pasien

‘Polisi itu menangkap anak laki-lakinya’ Her son was arrested by the police. Pasien aktor

‘Anak laki-lakinya ditangkap oleh polisi itu’

Pada kalimat pertama, the police ‘polisi itu’ adalah subjek yang berperan sebagai aktor. Sebaliknya, pada kalimat kedua her son ’anak laki-lakinya’ berperan sebagai pasien yang berfungsi sebagai subjek. Kebermarkahan kalimat pasif di atas dapat dilihat dari dua hal. Pertama, adanya kata kerja bantu be sebelum kata kerja utama, dalam hal ini was. Kedua, adanya frasa nomina (FN)

(28)

sebagai pelengkap dari preposisi by, yakni by the police. Kalimat pasif ini dapat digambarkan dengan diagram pohon sebagai berikut.

(1) Aktif

K

FN FV

D N V FN

D N

The police arrested her son. (2) Pasif K FN FV D N Aux FV V FP P FN D N

Her son was arrested by the police.

4.3.5.2 Kalimat ekstraposisi

Ektraposisi adalah salah satu kalimat yang bermarkah secara sintaksis. Kalimat ekstraposisi ini dilihat dari strukturnya dapat dibagi menjadi dua yakni ekstraposisi subjek dan ekstraposisi komplemen internal. Kedua tipe kalimat tersebut diuraikan sebagai berikut.

(29)

4.3.5.2.1 Ekstraposisi subjek

Ekstraposisi ini terjadi pada kalimat yang mempunayi subjek klausa subordinasi yang ditempatkan pada posisi akhir kalimat dan fungsi subjek diisi oleh dummy it. Ketika subjek dalam bentuk frasa nomina pada kalimat kanoniknya, kalimat tersebut tidak dapat ditransformasi ke dalam bentuk ekstraposisi.

Contoh:

That he was acquitted disturbed her (kanonik). Klausa subordinasi V O

‘Bahwa dia dibebaskan bertingkahlaku mengganggu dia’ It disturbed her that he was acquitted (nonkanonik). S V O Klausa subordinasi

‘Itu mengganggu dia bahwa dia dibebaskan bertingkahlaku

4.3.5.2.2 Ekstraposisi komplemen internal

Ekstraposisi tipe ini ditemukan di dalam kalimat yang mengandung kata kerja transitif kompleks.

Contoh:

1. I find that he gave up disappointing (tidak bermarkah) S VKom.Tra Kl subordinasi C

‘Saya menemukan bahwa dia menyerah mengecewakan’ 2. I find it disappointing that he gave up. ( bermarkah)

S VKom. Tra C Kl subordinasi

‘Saya menemukan itu mengecewakan bahwa dia menyerah’

Dari contoh kalimat bermarkah di atas dummy it muncul sebagai objek dan klausa subordinasi sebagai objek yang diekstraposisikan.

(30)

4.3.5.3 Kalimat eksistensial

Kata there dalam Bahasa Inggris digunakan untuk dua makna. Pertama, there berarti lokasi seperti pada kalimat put it there’ taruh itu di sana’. Kedua, there berarti ada, seperti pada kalimat there is a strange man ‘ada seorang lelaki yang asing. Ketika there berfungsi untuk membawakan makna ‘ada’ maka kalimat itu disebut dengan eksistensial. There di sini berfungsi sebagai dummy subjek secara sintaksis. Berdasarkan strukturnya klausa eksistensial dapat dibagi menjadi dua, yakni eksistensial sederhana (bare existensial) dan eksistensial luas (extended existential).

4.3.5.3.1 Eksistensial sempit

Eksistensial sempit dalam istilah Bahasa Inggris sering disebut dengan bare exixtential. Klausa ini dibentuk dengan there diikuti oleh kata kerja be dan diikuti oleh frasa nomina. Pengertian sempit dalam klausa ini adalah bahwa frasa nomina yang terletak setelah kata kerja be tidak diikuti oleh konstituen lain. Klausa ini tidak mempunyai padanan struktur makna di dalam bentuk kanoniknya. Artinya kalimat ini hanya berterima dalam bentuk bermarkah atau nonkanonik.

Klausa nonkanonik klausa kanonik There is a dog *a dog is ‘Ada seekor anjing” ‘seekor anjing’ There are many species of spiders many species are ‘Ada banyak jenis laba-laba’ banyak jenis laba-laba’ 4.3.5.3.2 Eksistensial luas

(31)

Dilihat dari strukturnya eksistensial sempit dan eksistensial luas mempunyai bentuk yang mirip, yakni sama-sama mengandung dummy there dan diikuti oleh kata kerja be. Perbedaannya adalah dalam eksistensial luas ini frasa nomina setelah kata kerja be diikuti oleh konstituen lain yang mengikuti frasa nomina tersebut. Konstituen-konstiuen itu berupa lokatif, temporal, predikatif adjektif, dan infinitif. Klausa eksistensial luas ini mempunyai padanan struktur makna dalam bentuk kanoniknya sebagai akibat dari adanya sisipan unsur atau konstituen setelah frasa nomina tersebut.

Contoh:

Klausa nonkanonik klausa kanonik There is a snake in the grass a snake is in the grass ‘ Ada seekor ular di rumput itu” seekor ular di rumput itu’ There is another meeting today another meeting is today “Ada pertemuan yang lain sekarang’ ‘pertemuan yang lain sekarang’

4.3.5.4 Kalimat it cleft

Ketika it berfungsi sebagai dummy it maka konstruksi dari klausa yang mengandung dummy it itu disebut dengan it cleft. Tipe It cleft ini adalah suatu konstruksi pergeseran (movement) sebuah frasa nomina (FN) yang fungsinya di dalam kalimat non-cleft sebagai subjek, objek, dan pelengkap dari preposisi. Contoh:

They think you should leave (Non-cleft) ‘Mereka pikir kamu seharusnya pergi’ It’s you they think should leave (It cleft) ‘Itu kamu yang mereka pikir seharusnya pergi’

(32)

Pada contoh kalimat non-cleft di atas you adalah subjek dari klausa embedded, yakni you should leave. Sebaliknya you merupakan komplementasi dari kata kerja think. Pada konstruksi it cleft ‘you’ mengalami pergeseran struktur.

4.3.5.5 Kalimat pseudo cleft

Konstruksi pseudo-cleft hampir mirip dengan it-clef, yakni terdiri atas unsur depan dan unsur belakang. Unsur belakang (Backgrounded element) dalam dalam klausa it-cleft menggambarkan informasi praanggapan. Sebaliknya, dalam pseudo cleft ini unsur belakang ditempatkan dalam konstruksi fused relative (digabungkan).

Contoh:

What we need is more time (klausa nonkanonik) ‘Apa yang kami perlukan adalah waktu yang lebih’ We need more time (klausa kanonik)

‘Kami memerlukan waktu yang lebih’

4.3.5.6 Kalimat dislokasi

Dislokasi adalah suatu kalimat yang mempunyai tambahan frasa nomina yang terletak di kiri atau di kanan bagian klausa yang terdiri atas unsur subjek dan predikat. Unsur subjek dan predikat ini disebut dengan nukleus. Dislokasi kiri dibentuk dengan menempatkan frasa nomina atau frasa nomina yang kompleks di awal suatu kalimat. Frasa ini berkoreferensi dengan kata ganti (pronoun) di dalam nukleus sehingga dari segi struktur nukleus lebih sederhana.

(33)

Contoh:

One of my cousins has triplets

‘Satu dari sepupu saya mempunyai anak kembar tiga’. One of my cousins, she has triplets.

‘Satu dari sepupu saya, dia mempunyai anak kembar tiga’.

Dislokasi kanan dibentuk dengan menambahkan frasa nomina yang mengklarifikasi referen dari kata ganti di dalam nukleus.

Contoh:

Her father can be very judgemental (klausa kanonik). ‘Ayahnya sangat main hakim’

He can be very judgemental, her father (klausa nonkanonik). ‘Dia sangat main hakim, ayahnya’.

4.3.5.7 Kalimat Preposing, postposing, dan inversi

Postposing, preposing, dan inversi adalah bagian dari kalimat bermarkah di dalam klausa deklaratif. Secara fungsi tidak ada perubahan antara konstruksi tidak bermarkah dan bermarkah pada klausa-klausa ini. Hal yang ada adalah pergeseran atau movement dari klausa dasarnya sehingga menimbulkan kebermarkahan secara sintaksis.

4.3.5.7.1 Preposing

Preposing adalah suatu konstruksi bermarkah yang dibentuk dengan menempatkan unsur kalimat sebelum subjek sebuah klausa. Unsur-unsur itu dapat berupa frasa nomina, frasa adverbial, dan frasa adjektiva. Posisi awal dari unsur ini di dalam kalimat kanoniknya berada sesudah kata kerja.

(34)

Contoh:

I said he could have the other (tidak bermarkah) Klausa Klausa

S VMonotra O

‘Saya mengatakan dia dapat membeli yang lain’. The other I said he could have. (bermarkah) FN Kl Kl

O K VMonotra

‘Yang lain saya katakan dia dapat beli’.

4.3.5.7.2 Postposing

Postposing adalah suatu kalimat bermarkah yang dibentuk dengan tambahan sebuah unsur pada akhir sebuah klausa yang seharusnya ditempatkan sebelumnya.

Contoh:

They brought with them an extraordinarily lavish lunch ( nonkanonik). A O

‘ Mereka membawa dengan mereka’makanan siang yang mewah’ They brought an extraordinarily lavish lunch with them (kanonik). O A

‘Mereka membawa makanan siang yang mewah dengan mereka’.

4.3.5.7.3 Inversi

Inversi adalah kalimat bermarkah yang dibentuk dengan membolak-balikkan posisi unsur-unsur di dalam suatu klausa atau kalimat. Dilihat dari

(35)

strukturnya ada dua jenis inversi, yakni inversi subjek-kata kerja bantu dan inversi subjek-dependen.

4.3.5.7.3.1 Inversi subjek dan kata kerja bantu

Kalimat inversi ini dibentuk dengan menempatkan kata kerja bantu dan adverbial sebelum subjek. Kata kerja bantu atau disebut dengan auxiliary dalam Bahasa Inggris dapat dibagi menjad dua, yakni modal dan nonmodal. Modal mempunyai anggota can, could, may, might, must, shall, dan lain-lain. Sebaliknya, nonmodal mempunyai bagian to be, have, dan do. Kata kerja bantu dan adverbial tertentu mengalami inversi.

Contoh:

Bermarkah I realized my mistake only later.

‘Saya sadar kesalahan saya hanya terlambat’ . Tidak Bermarkah

Only later did I realize my mistake.

‘Hanya terlambat saya sadari kesalahan saya’

4.3.5.7.3.2 Inversi subjek-dependen

Kalimat inversi ini dibentuk dengan mengiversikan subjek dengan pelengkap atau adverbia. Kata-kata yang dapat inversi dengan pola ini adalah sebagai berikut.

To be Lie

(36)

Appear Sit

‘Muncul’ ‘ Duduk’

Contoh:

Bermarkah A bowl of fruit was on her desk.

S V A

‘Semangkuk buah berada di atas mejanya’. Tidak bermarkah

On her desk was a bowl of fruit. A V S.

‘Di atas mejanya berada semangkuk buah’

4.3.5.8 Kalimat reduksi

Reduksi adalah suatu bentuk kalimat nonkanonik yang dimarkahi oleh pelesapan konstituen (Huddleston dan Pullum: 258). Konstituen yang lesap adalah konstituen yang memiliki informasi lama (old information). Dilihat dari hirarkinya struktur secara sintaksis terdapat dua jenis pelesapan, yakni pelesapan frasa dan pelesapan klausa.

4.3.5.8.1 Reduksi frasa

4.3.5.8.1.1 Reduksi frasa nomina

Reduksi dapat terjadi pada level frasa, yakni adanya pelesapan konstituen inti pada level frasa sebagai bentuk kebermarkahan dari kalimat nonkanonik. Dalam reduksi ini, pada level frasa biasanya terjadi pelesapan frasa nomina. Pelesapan dalam frasa nomina terdiri atas dua jenis, yakni elipsis dan pro-form. Elipsis adalah penghilangan konstituen total pada informasi lama. Sebaliknya,

(37)

pro-form menunjukkan tidak terjadi penghilangan total, tetapi yang terjadi adalah kebermarkahan frasa nomina dengan kata ganti (pronoun).

Contoh:

The girl sat down on the floor and Ө watched the TV. FN

‘Gadis itu duduk di atas lantai itu dan Ө menonton TV. My father said he would help you (pro-form).

FN

‘ Ayah saya mengatakan bahwa dia akan membantu kamu’

Pada contoh kalimat pertama di atas terjadi pelesapan frasa. Penghilangan konstituen di sana adalah konstituen subjek (S) yang mempunyai informasi lama, yakni berkoreferensial dengan S pada klausa pertama. Sebaliknya, pada contoh kedua terjadi pelesapan frasa nomina pro-form, yakni adanya pemarkah kata ganti he ‘dia’ sebagai informasi lama dari frasa nomina sebelumnya, yakni the girl ‘gadis itu’.

4.3.5.8.1.2 Reduksi frasa verba

Frasa verba juga mungkin mengalami pelesapan. Pelesapan ini tentunya karena sudah menjadi informasi lama di dalam struktur kalimat tersebut. Pelesapan frasa verba terjadi pada kalimat majemuk. Pada contoh pelesapan frasa verba di bawah ini kata kerja come ‘datang’ tidak muncul pada klausa kedua karena frasa ini bukan informasi baru lagi.

(38)

Contoh:

You can come with us if you want to . FV

‘Kamu dapat datang dengan kami jika kamu mau ‘.

4.3.5.8.1.3 Reduksi frasa adverbia

Sama halnya dengan frasa-frasa lain, pelesapan frasa adverbia muncul karena frasa ini sudah menjadi informasi yang lama di dalam susunan kalimat tersebut.

Contoh:

He was born in Boston and lived there all his life. F Adv.

‘Dia lahir di Boston dan tinggal di sana sepanjang hidupnya’.

4.3.5.8.2 Reduksi klausa

Reduksi klausa juga mungkin terjadi di dalam suatu kalimat. Klausa-klausa yang mengalami reduksi itu biasanya mengambil bentuk, seperti that, this, atau it. Pada contoh di bawah ini that merupakan bentuk reduksi dari klausa Jill informed the press. Pemarkahan klausa itu menjadi bentuk reduksi disebabkan oleh informasi klausa itu merupakan informasi lama sehingga untuk mempersingkat dan membuat informasi tidak monoton, maka dipilihlah bentuk reduksi itu.

(39)

Contoh:

He says Jill informed the press, but that can be true.

‘Dia mengatakan Jill menginformasikan ke pers, tetapi itu dapat menjadi benar’.

Referensi

Dokumen terkait

Kurva suhu optimum enzim papain dari getah pepaya jenis daun kipas Pada Gambar 3, terlihat bahwa aktivitas papain mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan suhu dari

Padahal, jika ukuran sampelnya sama dengan ukuran populasinya (total sampling atau sensus) maka data yang diperoleh dari sampel tersebut tidak bisa diolah atau dianalisis

Menurut Chaer (2007), kalimat sederhana adalah kalimat yang dibentuk dari sebuah klausa yang unsur-unsurnya berupa kata atau frase sederhana. Jika melihat pada I’rab Al-Qur’an

Sudah saatnya UU Darurat tersebut direvisi atau di tinjau ulang kembali karena sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman jika memang hendak menjerat Airsoft Gun

Daftar hadir dibawa oleh tutor pada setiap pertemuan.. Mengetahui

Pada tahun 2006, Dokumen SKSHH digantikan dengan dokumen SKSKB dan Faktur (Keputusan Menteri Kehutanan No.. i) Untuk manajemen hutan alam dan hutan tanaman, sebuah Rencana Karya

Manifestasi panasbumi yang muncul berupa fumarol, mata air panas, dan batuan ubahan di daerah Candradimuka (lereng selatan Gunung Lawu) dengan temperatur antara 93 – 94 o C,

Dapat disimpulkan dari pakar bahasa dalam Bahasa Indonesia bahwa kata konjungsi merupakan kata yang berfungsi sebagai kata penghubung baik dalam kalimat,klausa, frasa maupun