• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 PADA PEKERJAAN BETON BRIDGE CONVEYOR (BC), TRANSFER STATION & HOPPER PROYEK INDARUNG VI KOTA PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 PADA PEKERJAAN BETON BRIDGE CONVEYOR (BC), TRANSFER STATION & HOPPER PROYEK INDARUNG VI KOTA PADANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

809

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO

9001:2008 PADA PEKERJAAN BETON BRIDGE CONVEYOR

(BC), TRANSFER STATION & HOPPER PROYEK

INDARUNG VI KOTA PADANG

Utami Dewi Arman

1

, Rafki Imani

2

, Afrilda Sari

3

, Widyawati Purba

4 1

Staf Pengajar Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Putra Indonesia

YPTK, Padang

Email: udewi2679@gmail.com

2

Staf Pengajar Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Putra Indonesia

YPTK, Padang

3

Staf Pengajar Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Putra Indonesia

YPTK, Padang

4

Staf Pengajar Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Putra Indonesia

YPTK, Padang

ABSTRACT

According to ISO 8402, the definition of quality is the characteristics of a product or service that meets the satisfaction of customers or users. Quality is also one of the benchmarks of the goals and objectives of the project where the quality requirements specified in the specification and criteria of the project plan. Some contractors in Indonesia refer to ISO 9001: 2008 as a quality management system standard to meet the demands of increasingly critical construction service and want to get the best results from delivering service or products. This study aimed to identify the implementation of the quality management system (QMS) based on ISO 9001-2008 implemented by PT.X as the contractor for the Project of Bridge Conveyor (BC) Construction Station, Transfer Station & Hopper at the Indarung VI Project in Padang City and then also identified the controls and quality assurance (QC / QA) of concrete work according to the standard. As the results obtained, that PT.X has implemented a QMS, involves quality manuals, business process maps, document control, management commitment, management of human resources and the environment, realization on project implementation, project analysis and evaluation for achieving customer satisfaction. The implementation of the QMS is only for the Engineering Division and the Production one, whereas for other ones using existing Standard Operating Procedures. The Quality Assurance and Quality Control (QA / QC) for concrete works related to material specifications, tools, and work methods, and calculation standards referring to SKSNI T-15-1991-03.

Keywords : Quality Management System, ISO 9001: 2008, Concrete Work, Projects,

Construction

ABSTRAK

Menurut definisi ISO 8402, mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai. Mutu juga merupakan salah satu tolak ukur dari sasaran dan tujuan proyek dimana persyaratan mutu ditetapkan dalam suatu spesifikasi dan kriteria dari suatu perencanaan. Beberapa perusahaan jasa konstruksi di Indonesia telah menggunakan standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dalam

(2)

810

usaha memenuhi tuntutan pengguna jasa konstruksi yang makin kritis dan ingin mendapatkan hasil terbaik dari produk dan jasa pelayanan kontstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) berdasarkan standar ISO 9001-2008 yang diterapkan oleh PT.X sebagai kontraktor pelaksana Proyek Pembangunan Bridge Conveyor (BC), Transfer Station & Hopper Proyek Indarung VI di Kota Padang serta mengidentifikasi pengendalian dan jaminan mutu (QC/QA) pekerjaan beton menurut acuan yang telah ditetapkannya. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, bahwa PT.X telah menerapkan SMM berdasarkan Standar ISO 9001:2008, melalui manual mutu, peta proses bisnis, pengendalian dokumen, komitmen manajemen, pengelolaan sumber daya manusia dan lingkungan, relaisasi pelaksanaan proyek, dan analisa serta evaluasi proyek dengan tujuan untuk mencapai kepuasan pelanggan, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Pedoman Sistem Manajemen Mutu Igasar (SMIGS). Penerapan SMM hanya untuk Divisi Teknik dan Divisi Produksi saja, sedangkan untuk divisi-divisi lain sebatas mengikuti Standar Operasional Prosedur yang sudah ada. Penerapan Quality Assurance dan Quality Control (QA/QC) untuk pekerjaan beton terkait spesifikasi material, alat, dan metode kerja serta standar perhitungan beton mengacu pada standar SKSNI T-15-1991-03.

Kata Kunci : Sistem Manajemen Mutu, ISO 9001:2008, Pekerjaan Beton, Proyek,

Konstruksi

1.

PENDAHULUAN

Sebagian besar perusahaan jasa konstruksi banyak menerapkan ISO 9001 dalam

pelaksanaan proyek konstruksi, dan memang biasanya syarat untuk mengikuti

pelelangan meminta sertifikasi ISO 9001 baik ISO 9001:2008 maupun ISO 9001:2015.

PT. X adalah suatu perusahaan yang memproduksi semen dan beton nasional yang telah

mendapatkan sertifikat ISO 9001: 2008 baik sebagai produsen beton maupun sebagai

perusahaan jasa konstruksi. Salah satu paket pekerjaan Proyek Indarung VI yang telah

ditangani oleh PT. X adalah pekerjaan Bridge Conveyor, Transfer Station Dan Hopper.

Untuk mengetahui sejauh mana PT.X menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM)

dalam pelaksanaan pekerjaan ini menjadi permasalahan perlunya dilakukan penelitian.

2.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada Proyek Pekerjaan Bridge Coveyor (BC), Transfer Station &

Hopper Proyek Indarung VI Kota Padang yang dilaksanakan oleh PT. X, selaku BUJK.

Berikut dijelaskan beberapa tahapan yang dilakukan selama penelitian adalah;

1. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan tinjauan teori yang berkaitan dengan manajemen mutu

serta teori-teori pendukung permasalahan dari penelitian ini.

2. Pengumpulan Data

a. Data primer

Data primer yang dimaksud disini adalah data yang diperoleh melalui

wawancara dengan Manajer Proyek dan staf lain dari Divisi Teknik tentang

penerapan IS0 9001:2008 yang dilaksanakan oleh PT. X.

b. Data Sekunder

Data sekunder berupa buku pedoman Sistem Manajamen Igasar (SMIGS) yang

dimiliki oleh PT.X dan dokumentasi-dokumentasi lain seperti:, Kerangka Acuan

(3)

811

Kerja (KAK), Dokumen Kontrak Kerja, dan sumber lain yang relevan sehingga

penelitian mendapatkan referensi yang akurat.

3. Analisis dan Pembahasan

a. Menganalisis implementasi SMM PT. X selaku Badan Usaha Jasa Konstruksi

(BUJK).

b. Mengidentifikasi pengendalian dan jaminan mutu pekerjaan beton dalam proyek

Pembangunan Pekerjaan Brigde Conveyor, Transfer Station Dan Hopper Proyek

Indarung VI dengan standar ISO 9001:2008.

4. Penutup

Menyimpulkan hasil–hasil penelitian yang diperoleh dan memberikan saran

pengembangan penelitian berikutnya.

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Penerapan SMM PT. X sebagai Perusahaan Jasa Konstruksi

PT.X telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) Berdasarkan Standar

ISO 9001: 2008. Ruang lingkup sertifikasi sistem manajemen mutu hanya mencakup

pada Divisi Teknik Proyek serta Divisi Produksi (BP Indarung) untuk divisi lain hanya

sebatas implementasi saja. Berikut uraian penerapan SMM PT. X yang dapat dijelaskan

pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Implementasi SMM ISO 9001:2008 di PT. X

No Item Sub Item Penerapan SMM ISO 9001:2008 di PT. X

1 Manual Mutu Visi dan Misi Perusahaan

Visi Perusahaan :

Menjadi Perusahaan yang unggul dalam perdagangan Semen, serta jasa yang lainnya yang revelan dengan industri semen wilayah Sumatera bagian Tengah.

Misi Perusahaan :

a. Mendukung strategi Perusahaan induk dalam mendistribusikan produk semen secara efesien dan tepat sasaran.

b. Memenuhi harapan pelanggan dan meningkatkankesejahteraan stakeholder.

c. Mengembangkan SDM yang profesinal dan kompeten. d. Mengelola sumber daya secara efisien dan efektif.

Kebijakan

Mutu

Meliputi kegiatan perumusan dan penetapan visi, misi, nilai-nilai, strategi, kebijakan, sasaran dan rencana kerja perusahaan yang berfungsi sebagai pedoman dalam kegiatan operasional perusahaan. Manajemen kebijakan adalah tanggung jawab dewan direksi.

2 Peta Proses Bisnis

Proses bisnis mencakup :

a. Pemenuhan kebutuhan Stakeholder.

b. Perusahaan berinteraksi dengan stakeholder dalam hubungan yang saling menguntungkan.

(4)

812

3 Dokumentasi Berdasarkan Interaksi Proses Badan Usaha Pengendalian Dokumen

Ketentuan-ketentuan pelaksanaan proses bisnis didokumentasikan dalam dokumen-dokumen SMIGS seperti pedoman, pedoman teknis, prosedur, instruksi kerja serta dokumen-dokumen acuan lainya.

Pengendalian Rekaman

Perusahaan menetapkan, menerapkan, dan memilihara dokumen-dokumen SMIGS yang terdiri dari kebijakan, pedoman, prosedur, intruksi kerja, dokumen eksternal dan rekaman. Tata cara pengendalian dokumen-dokumen SMIGS dituangkan dalam prosedur pengendalian dokumen rekaman dan dikomunikasikan kepada seluruh karyawan untuk dilaksanakan secara konsisten. 4 Tanggung

Jawab Menajemen

Komitmen Manajemen

Komitmen tersebut ditunjukkan melalui :

a. Penetapan dan pengkomunikasian kebijakan perusahaan.

b. Penetapan pedoman Sistem Manajemen Igasar dan Pedoman Teknis lainnya.

c. Pelaksanaan tinjauan manajemen. d. Pemastian tersedianya sumber daya.

e. Memelihara integritas sistem manajemen jika terjadi perubahan.

Rapat

Tinjauan Manajemen

Agenda pembahasan dalam tinjauan manajemen mencakup : a. Kinerja proses dan kesesuain seluruh aspek sistem

manajemen (Kualitas, lingkungan, K3 dan lain-lain) b. Tingkat pencapaian Sasaran perusahaan.

c. Efektifitas implementasi Sistem Manajemen Igasar (SMIGS)

d. Evaluasi kebijakan Perusahaan dan Sasaran mutu perusahaan.

e. Hasil audit internal dan eksternal.

f. Status tindakan perbaikan dan pencegahan serta tindak lanjutnya.

g. Tindak lanjut dari hasil Tinjauan Manajemen sebelumnya. h. Perubahan-perubahan (organisasi, teknologi, produk,

standar-standar, peraturan perundangan dan lain-lain) yang dapat mempengaruhi SMIGS.

i. Umpan balik atau keluhan dari pihak-pihak yang berkepentingan (Stakeholder).

j. Pelatihan personil.

k. Peluang–peluang dan rekomendasi untuk perbaikan. l. Kebutuhan untuk perubahan terhadap SMIGS termasuk

kebijakan dan sasaran perusahaan.

m. Laporan dan analisis terhadap ketidak seseuain produk yang berasal pelanggan dan sumber informasi lainnya. 5 Manajemen Sumber Daya dan Lingkungan Pengelolaan Sumber Daya

Pengelolaan SDM, perusahaan mengembangkan praktek pengelolaan sumber daya manusia sebagai berikut :

a. Mengelola dan menciptakan lingkungan internal dan eksternal yang positif, meliputi:

b. Menghubungkan strategi dan praktek pengelolaan sumber daya manusia dengan tujuan dan strategi bisnis perusahaan.

(5)

813

sesuai dengan peraturan perundang-undagan dan peraturan yang berlaku.

d. Menciptakan hubungan industrial dan kerja sama yang kondusif antara perusahaan dan karyawan serta antar sesama karyawan.

Pengelolaan

SDM dan

Pelatihan

Pengembangan kompetensi mencakup :

a. Memberikan pelatihan/training pada karyawan b. Meningkatkan pendidikan formal karyawan

c. Memberikan pelatihan, seminar, benchmarking dan workhsop yang berhubungan dengan kepemimpinan.

Pengelolaan Lingkungan

Perencanaan dan pelaksanaan proses bisnis harus memperhatikan dan meminimalkan dampak yang dapat ditimbulkan terhadap lingkungan hidup, antara lain pencegahan pencemaran udara, air, tanah, kebisingan dan lain-lain.

6 Realisasi Pelaksanaan Proyek

Informasi Proyek

a. Pekerjaan Brigde Conveyor (BC), Transfer Station TS dan Hopper dalam lingkup Proyek Pabrik Semen Padang Indarung VI, meliputi secara garis besar pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan beton dan pekerjaan baja. b. Lokasi Pekerjaan

Pekerjaan Konstruksi Clinker Storage and Transport direncanakan di area proyek Indarung VI.

c. Alamat PT. X Prakualifikasi

,Tender dan Kontrak

Proses Prakualifikasi Pemasok

Untuk seleksi pemasok, perusahaan menetapkan daftar vendor untuk masing-masing kelompok barang/jasa dengan didukung ERP perusahaan.

Tender/ Pengadaan Barang dan Jasa

Semen Padang Group melakukan proses pengadaan barang atau jasa dengan pola sebagai berikut :

1. Pelelangan terbuka, terbuka untuk semua pemasok yang memenuhi persyaratan)

2. Pemilihan langsung atau pelelangan terbatas (minimal 3 pemasok yang memenuhi persyaratan)

3. Penunjukan langsung (ditunjuk satu pemasok tertentu) 4. Pembelian langsung

Masing-masing pola pengadaan diatas dapat digunakan dengan syarat memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria pemilihan pola pengadaan secara umum berkaitan dengan urgensi kebutuhan, ketersediaan pemasok, dan nilai pembelian.

Kontrak

Persyaratan-persyarata yang ditentukan dalam kontrak mencakup ; -Hak dan kewajiban kedua belah pihak

-Persyaratan barang/jasa yang disuplai termasuk persyaratan pada

waktu penyerahan produk dan kegiatan pasca penyerahan. -Persyaratan perpu yang terkait dengan barang/jasa

-Penyelesaian perbedaan persyaratan yang dinyatakan dalam konttrak atau order sebelumnya

(6)

814

persyaratan pelanggan.

-Penyelesaian perselisihan, keluhan dan ketidakpuasan -Pekerjaan Subkontrak terutama fabrikasi dan konstruksi.

-Adendum kontrak, apabila ada pertambahan ataupun pengurangan volume pekerjaan maka dilakukan setelah pekerjaan mulai dilakukan, proses kaji ulang ditnjau, didokumentasikan dan dikomunikasikan dengan semua personil atau unit kerja yang terkait.

Proses Pengadaan

Secara umum perusahaan mengadakan proses pengadaan melalui pelelangan terbatas karena sebagian besar barang/jasa yang dibeli memenuhi kriteria pola pengadaan tersebut.

Pengendalian Proyek

Kegiatan pengendalian proyek meliputi :

a) Mengidentifikasikan kebutuhan untuk pengendalian proyek dengan memperhatikan aspek manajemen, alat pengendali, dan acuan standar/ kode serta memastikan tersedianya informasi yang rinci dan jelas yang relevan dengan sasaran.

b) Menetapkan dan melaksanakan pengendali dengan cara memilih metode pengendalian yang tepat dan sesuai, mengacu pada standar internal dan standar nasional/internasional, menetapkan prosedur pengendalian mencakup pengiriman material pengelolaan limbah dan pemakaian APD, dan aspek lainnya.

c) Memantau penerapan dan efektivitas dari pengendalian dan perencanaaan serta memantau tindakan perbaikan yang diperlukan

Penyerahan Proyek

Penyerahan produk kepada pelanggan (agen/ Proyek) dari BP, Inventory milik perusahaan. Tanggung jawab perlindungan kualitas dan jumlah serta lokasi penyerahan produk bergantung kepada syarat penyerahan yang tercantum dalam Customer Order/

SO pembelian produk. Jenis-jenis syarat penyerahan barang antara

lain Frangko Gudang Agen/ konsumen , Fee on Truck (FOT), Free

on Board (FOB) dan lain-lain. Divisi Niaga menerbitkan Delivery Order (DO) sebagai bukti pengambilan produk oleh agen. Pada

saat closing periode akhir bulan, penanggung jawab inventory bertanggung jawab memastikan seluruh transaksi penyerahan telah dientrikan dengan benar dan lengkap.

7 . Analisa dan Evaluasi Proyek Kepuasaan Pelanggan

Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, perusahaan menanggapi semua keluhan dari pelanggan. Proses untuk menanggani keluhan pelanggan, dilakukan dengan :

1 Bag. promosi & pelayanan pelanggan melakukan identifikasi atas keluhan yang diterima dan meneruskan kepada unit terkait, untuk melakukan analisis atas keluhan tersebut. 2 Bag. Promosi & pelayanan pelanggan bersama dengan unit

terkait memberikan solusi dan penanganan atas keluhan pelanggan.

3 Apabila memerlukan peninjauan dilokasi, Bag. Promosi & pelayanan pelanggan meminta unit terkait untuk menyelesaikan keluhan pelanggan.

4 Menginformasikan dan menerapkan solusi pada produk atau layanan serta meminta konfirmasi dari pelanggan yang terkait

(7)

815

3.2 Pengendalian dan Jaminan Mutu (QC/QA) Pekerjaan Beton Proyek

Pembangunan Bridge Conveyor, Transfer Station Dan Hopper Proyek

Indarung VI

Berikut Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) pekerjaan beton pada Proyek Bridge

Conveyor (BC), Transfer Station & Proyek Indarung VI sesuai Standar ISO 9001: 2008

yang telah disusun oleh Divisi Teknis yang dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. RKS Pekerjaan Beton Proyek Pembangunan Bridge Conveyor, Transfer Station dan Hopper Proyek Indarung VI

No Item Keterangan

1 Acuan dan spesifikasi material beton

 Semua pekerjaan beton termasuk dalam lingkup spesifikasi

harus berupa “Ready Mix Concrete”, kecuali bila ditetapkan

lain secara khusus dalam spesifikasi.

 Semua pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat

SKSNI-T15-1991.

 Mutu beton untuk masing-masing elemen struktur bangunan

harus memenuhi pada umumnya kriteria dibawah ini, kecuali

bila ditentukan secara khusus dalam spesifikasi.

 Pondasi sumuran : minimal untuk mutu beton bangunan yang

digunakan dengan kuat tekan silinder f’c= 18.67 Mpa (Ready

Mix). Kuat tekan tersebut diatas lebih kurang setara dengan

K-225 pada Ni-2.

 Pondasi setempat dan pile cap : Minimal untuk mutu beton

bangunan yang digunakan dengan kuat tekan silinder f’c=

20.75 MPa (Ready mix). Kuat tekan tersebut diatas adalah

lebih kurang setara dengan K-250 pada NI-2.

dengan efektifitas solusi yang diberikan. Kinerja

Proyek

Evaluasi kinerja adalah kegiatan yang dilakukan secara berkala dan ditunjukkan untuk :

1. Mengevaluasi strategi, kebijakan dan pencapaian sasaaran perusahaan.

2. Mengevaluasi dan memastikan kesesuaian, kecukupan dan keefektifan SMIGS.

3. Mengidentifikasi peluang-peluang perbaikan secara berkesinambungan.

4. Menetapkan solusi untuk permasalahan operasional. Upaya

perbaikan berkesinamb ungan

Masing-masing unit kerja memastikan rancangan dan penerapan sistem manajemen mutu yang menjadi tanggung jawabnya dilakukan dengan memperhatikan strategi bisnis dan kesinambungan realisasi produk/jasa serta mencari peluang-peluang inovasi untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Pengelolaan resiko yang dapat menghambat kelancaran realisasi produk/jasa adalah suatu sistem dalam upaya untuk melakukan perbaikan yang berkesinambungan untuk jangka panjang.

(8)

816

 Lantai kerja : Minimal dengan kuat silinder fc’= 10 MPa (

site mix), artinya kuat tekan hancur karateristik sebesar 10

MPa pada benda uji silinder dengan diameter 150 mm dan

tinggi 300 mm, saat umur beton 28 hari.

 Material

a. Semen non PC

 Semen yang dipakai adalah jenis Portland Composite

Cement ( PCC) yang tidak ada tanda-tanda proses

pembatuan (Prahidrasi) yang memenuhi standar dan semua

ketentuan dan kriteria SII 0013-81 dan standar Umum

bahan Bangunan Indonesia 1986, atau ASTM- C150.

 Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air,

berventilasi, diatas lantai tumpuan setinggi +30 cm.

Dengan tumpukkan kantong semen tidak boleh melebihi

sepuluh lapis. Penyimpanan semen harus selalu terpisah

untuk setiap pengiriman serta harus dipakai sesuai urutan

pengiriman.

b. Pasir (Agregat Halus)

Agregat halus atau pasir untuk beton, dapat berupa pasir alam

sebagai hasil disintegritasi alami dari batuan-batuan atau

berupa pasir batuan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu,

sesuai dengan persyaratan dari SII 0052-80 “Mutu dan cara

uji agregat beton” atau ASTM-C33 dan yang disetujui oleh

direksi pekerjaan. Agregat halus harus terdiri dari butir yang

keras dan tajam tidak mudah hancur oleh pengaruh cuaca,

dan agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari

5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang dimaksud

lumpur bagian yang lolos dari ayakan 0.063 mm. Apabila

kadar lumpur melampaui 5% maka agregat harus dicuci dulu

sebelum sebelum dipakai dalam pengadukan, dengan

disetujui direksi pekerjaan.

c. Kerikil dan Batu pecah ( Agregat kasar)

Agregat kasar sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dari

SII 0052-80 “ Mutu dan cara uji agregat beton atau

ASTM-C33 dan yang disetujui oleh direksi pekerjaan. Ukuran besar

besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak

melibihi ¾ jarak bersih minimum antar batang tulangan atau

berkas batang tulangan atau 1/5 jarak terkecil antara bidang

samping cetakan atau 1/3 dari tebal plat. Agregat tidak boleh

mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap

berat kering), yang dimaksud lumpur bagian yang dapat

melalui ayakan 0,063 mm apabila melampaui 1% agregat

harus dicuci dulu sebelum dalam adukan beton, dengan

disetujui direksi pekerjaan. Agregat kasar tidak boleh

mengandung zat reaktif alkali yang dapat merusak beton.

d. Air

(9)

817

Air untuk pembuatan beton tidak boleh mengandung minyak,

asam, alkali atau bahan-bahan yang dapat merusak beton.

Jumlah air yang digunakan harus setepatnya dengan sudah

memperhitungkan semua koreksi yang perlu dilakukan akibat

kadar air yang berbeda yang dikandung agregat dilapangan.

 Kontraktor sekurangnya dua minggu sebelum memulai

pekerjaan beton harus membaut adukan percobaan (trial

mixes).Yang nantinya digunakan untuk menunjukkan bahwa

campuran tersebut memenuhi kriteria untuk mencapai mutu

serta kinerja beton ang disyaratkan.

 Supaya kualitas beton digunakan dapat dikontrol dengan baik

sesuai standar yang ada, uji mutu dan kinerja beton, dengan

melakukan tes uji tekan hancur, uji slump. Jumlah prosedur

pembutan contoh benda uji harus dengan kekuata

SKSNI-T15-1991, dengan benda uji berbentuk silinder beridiameter

150 mm dan tinggi 300 mm, dimana mutu beton harus di

periksa pada umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari untuk setiap

macam adukan yang diambil contohnya. Benda uji harus

ditandai sesuai identifikasi dengan suatu kode dapat dengan

tanggal pembuatannya.

2 Standar mutu beton

 Kontraktor diharuskan membuat pengujian pendahuluan

(trial test) atas benda uji silender sejumlah minum 30 buah

setiap propersi adukan yang di inginkan, yang diuji pada

umur beton 3 hari, 7 hari, 28 hari, trial test dilaksanakan

setelah adanya surat perintah kerja atau penunjukan

kontraktor.

 Kuat tekan karakteristik fc’ harus didapatkan berdasarkan

rumusan SKSNI-T15-1991, yaitu dengan melakukan koreksi

kuat tekan rata-rata fcr’ yang dapat dari pengujian tekan atas

30 buah (minimum) benda uji, berdasarkan nilai deviasi

standarnya menurut hasil yang terkecil dari dua formulasi

dibawah ini : Fc’= fcr’- 1,64 S atau fc’= fcr’-2,64 S+4,

dimana S menyatakan besarnya deviasi standar dari hasil uji

tekan yang dilakukan pada minimal 30 buah benda uji

dilakukan secara berurutan yang nilainya tidak melebihi 7

mpa.

 Apabila tidak memenuhi syarat maka bagian pekerjaan

tersebut haru diperbaiki, atau bila dianggap perlu dibongkar

dan dibangun sesuai dengan instruksi direksi pekerjaan,

biaya akibat gagalnya pekerjaan, termasuk masalah waktu

penyelesaian pekerjaan menjadi tanggung jawab kontraktor.

3 Metode Pelaksanaan

Pekerjaan Beton

a. Adukan beton yang dibuat setempat ( site mixing)

Adukan beton yang dibuat setempat untuk volume kecil, harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1) Pelaksanaan penakaran semen dan agregat harus dengan kotak takaran yang volumenya sesuai hasil trial mixes dan

(10)

818

disetujui oleh direksi pekerjaan.

2) Banyaknya air untuk pencampuran beton harus sesuai dengan trial mixes.

3) Adukan beton dibuat dengan mengunakan mesin pengadukan beton (batch mixer),tipe dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan direksi pekerjaan.

4) Kecepatan kecepatan tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk. Jumlah pengadukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pangaduk.Lama pengadukan tidak kurang dari 5 menit Mesin pengadukan yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus diberisihkan dulu dari sisa-sisa beton lama. b. Lantai kerja

Lantai kerja pada umumnya dibuat dari beton dengan mutu f’c = 10,37 Mpa menurut SKSNI-T15-1991, atau lebih kurang setara dengan K-125 menurut NI-2 . peil laintai kerja harus diperiksa kembali terhadap level ketinggian yang disyaratkan. Lantai kerja bisa dibuat dari beton mutu B menurut NI-2 atau lebih kurang setara dengan f’c=8 Mpa menurut SKSNI-T15-1991. Sebagai pedoman umum, beton dengan mutu B ( menurut NI-2) dapat dibuat campuran semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 :3 :5. Namun hal apapun perbandingan pasir dan kerikil (atau batu pecah) terhadap jumlah semen, tidak boleh melampaui 8:1.

c. Pengecoran beton

Pada pekerjaan beton harus secepat mungkin dicorkan setelah pengadukan, sehingga tidak terjadi pengendapan agregat maupun bergesernya posisi tulangan atau acuan. Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum acuan /bekisting dan pemasangan baja tulangan selesai di periksa, sebelum dimulai pengecoran tempat harus terlebih dahulu dibersihkan dari sampah atau kotoran, bila dalam pengecoran di hentikan dalam waktu lebih 24 jam maka permukaan lama yang akan disambung harus dibersihkan dan bila perlu di kasarkan atau menyikat, dan apabila sudah mengeras untuk kemudian disiram dengai air,baru di cor dengan beton baru.

d. Pemadatan Beton

Selama pengecoran beton harus dipadatkan dengan memakai alat vibrator sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan. Jagan melakukan pemadatan beton secara berlebihan karena menyebabkan pengedapatan agregat,keboran acuan/bekisting. Beton di cor secara berlapis supaya mempunyai ikatan yang baik satu sama lain.

e. Pembengkokan dan penyetelan baja tulangan

Sebelum penyetelan dan pemasangan baja tulangan dimulai, kontrak harus membuat rencana kerja pemotongan baja dan pembengkokan baja tulangan (bar bending schedule), tulangan harus bebas dari kotoran, karet lepas, tanah yang bisa mengurangi daya lekatnya, pembekokan baja tulangan sesuai dengan aturan SKSNI, pemasangan dan penyetelan tulangan harus berdasarkan peil-peil yang sesuai dengan gambar dan sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya, pemasangan dilakukan dengan menggunakan penganjal jarak selimut beton (beton decking) untuk

(11)

819

mendapatkan tebal selimut yang sesuai dengan gambar. Tulangan harus dipasang sebelum dan selama pengecoran agar tidak berubah tempatnya dan ketebalan selimut beton harus dibuat dengan pengganjal dengan jumlah menimum 4 buah setiap cetakan atau lantai kerja.

4 Pengendalian dan Jaminan Mutu (QC/QA)

 Seluruh rekaman inspeksi dan pengendalian kualitas yang dilakukan oleh kontraktor diserahkan bukti dalam bentuk laporan harian tertulis kepada pemberi tugas.

 Inspeksi jaminan kualitas yang harus dilakukan oleh kontraktor minimal mencakup :

a) Inspeksi Cuaca menurut ASTM E337.

b) Inspeksi kualitas angin kompressor menurut ASTM D4285. c) Inspeksi cacat fabrikasi menurut NACE RP0178.

d) Inspeksi kontaminasi oli, minyak, pada permukaan menurut SSPC-SP1.

e) Inspeksi distribusi dan persentase karat awal menurut SSPC-Vis2.

f) Inspeksi tingkat kebersihan permukaan menurut SSPC-Vis3. g) Inspeksi kebersihan permukaan yang telah dibersihkan

menurut ISO 8502- 3:1992.

h)

Inspeksi batch number, shelf-life ,mixing ratio, prosentase thinner, postlife, induction time, drying time, coating interval, dan curing time menurut SSPC- PA1.

4.

KESIMPULAN

a. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, bahwa PT.X telah menerapkan SMM

berdasarkan Standar ISO 9001:2008 dan hanya diterapkan pada Divisi Teknik

Proyek (Konstruksi) dan Divisi Produksi saja, untuk divisi-divisi lain hanya sebatas

mengikuti standar operasional yang sudah ada.

b. Penerapan proses bisnis dan metode kerja dilakukan dengan menganut gabungan

prinsip SDCA (Standardized Do Check Action) dan PDCA (Plan Do Check Action)

untuk perbaikan berkesinambungan. Sistem manajemen ini diatur dalam Pedoman

Sistem Manajemen Igasar (SMIG).

c. Untuk pengendalian dan jaminan mutu (QC/QA) pekerjaan beton, spesifikasi

material, alat dan metode kerja serta standar perhitungan beton yang digunakan

dalam proyek ini adalah SKSNI T-15-1991-03.

5.

DAFTAR PUSTAKA

Gespersz, V. 2008. Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama

Menteri Pekerjaan Umum. 2009. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan

Umum. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

(12)

820

Mulyo et all.,2005. Panduan Penerpan Manajemen Mutu ISO 9001:2000 bagi Jasa

Pelaksana Konstruksi dan Jasa Konsultasi Konstruksi.Jakarta: PT Gramedia.

Prihantoro, Rudy. 2012. Konsep Pengendalian Mutu. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Shobrie.2014. Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 & DIS ISO

9001:2015. Jakarta:Hardi-smart Konsulting

Frederika, Ariany et all., 2017.” Evaluasi Penerapan Standar Mutu (ISO)9001:2008

Pada PT. Multi Saran Propertindo: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil (hlm.130-131).

Gambar

Tabel 1.  Implementasi SMM ISO 9001:2008 di PT. X
Tabel 2. RKS Pekerjaan Beton Proyek Pembangunan Bridge Conveyor, Transfer Station  dan Hopper Proyek Indarung VI

Referensi

Dokumen terkait

untuk sistem dengan respon impuls real, koefisien dari polinomial fungsi sistem nya juga akan real. Hal ini akan memudahkan dalam sintesa dan realisasi

Tujuan utama kajian ini adalah untuk mengenal pasti keseimbangan jangka panjang antara pulangan Amanah Pelaburan Hartanah Islam (I-REIT) dengan pemboleh

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Panitia Pengadaan Barang / Jasa menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka sesuai dengan Surat

Tabel 3.3 Spesifikasi tabel penerimaan kas...32. Tabel 3.4 Spesifikasi tabel rekapitulasi

Berdasarkan Penetapan Pemenang Seleksi Sederhana Metoda Evaluasi Biaya Terendah Satu Sampul Kegiatan Perencanaan Pembinaan Dan Pengembangan Perikanan Kabupaten Bengkulu Selatan

Bubuhkan nilai pada kolom yang sesuaidengan karya ilmiahnya 2... Bubuhkan nilai pada kolom Yang sesuai dengan

ANALISIS PRAGMATIK NOVEL SOEKARNO KUANTAR KE GERBANG KARYA RAMADHAN K.H.. : KAJIAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT.