• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU INFORMASI MEMASANG CATU DAYA ARUS SEARAH (DC POWER) KTL.IK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU INFORMASI MEMASANG CATU DAYA ARUS SEARAH (DC POWER) KTL.IK"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU INFORMASI

MEMASANG CATU DAYA

ARUS SEARAH (DC POWER)

KTL.IK02.114.01

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan 2018

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………2

BAB I PENDAHULUAN ………..6

A. Tujuan Umum ...6

B. Tujuan Khusus ...6

BAB II MEMPERSIAPKAN PEKERJAAN A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Pekerjaan ... 7

1. Cara mempersiapkan Gambar pemasangan Catu Daya Arus Searah / DC Power (Shop Drawing) ………..7

2. Cara menyiapkan Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi peralatan yang berlaku ……… 13

3. Cara memeriksa dan memastikan Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan ………. 13

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Pekerjaan... 21

1. Mampu Menyiapkan Gambar pemasangan Catu Daya Arus Searah / DC Power (Shop Drawing) ... 21

2. Mampu Menyiapkan Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi peralatan yang berlaku ……… 21

3. Mampu Memeriksa Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan ... 22

C. Sikap Kerja dalamMempersiapkan Pekerjaan ……… 22

1. Harus Cermat ... 22

2. Teliti ... 22

(3)

BAB III MEMASANG CATU DAYA ARUS SEARAH (DC POWER)

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memasang Catu Daya Arus Searah (DC Power) ... 23 1. Peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan ... 23 2. Cara memasang Peralatan/material Catu Daya Arus Searah (DC Power)

sesuai dengan gambar pemasangan (Shop Drawing), spesifikasi rancangan dan persyaratan yang berlaku...25 3. Cara memasang peralatan/material Catu Daya Arus Searah (DC Power) sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (IP) yang telah ditetapkan ... 25 4. Cara melakukan Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan secara terus menerus sesuai prosedur... 28 5. Cara mengukur Rangkaian Listrik tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan... 30 6. Cara melaksanakan Pemberian tegangan pada Catu Daya Arus Searah (DC Power) sesuai dengan persyaratan yang berlaku……… 32 B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memasang Catu Daya Arus Searah (DC Power) ... 35 1. Mampu Menerapkan Peraturan dan prosedur keselamatan dan

kesehatan kerja selama pelaksanaan pekerjaan ... 35 2. Mampu memasang Peralatan/material Catu Daya Arus Searah (DC Power) sesuai dengan gambar pemasangan (Shop Drawing), spesifikasi rancangan dan persyaratan yang berlaku...35 3. Mampu memasang peralatan/material Catu Daya Arus Searah (DC Power) sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (IP) yang telah ditetapkan...36 4. Mampu melakukan Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan secara terus menerus sesuai prosedur ...36 5. Mengukur Rangkaian Listrik tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan ...37

(4)

6. Mampu melaksanakan Pemberian tegangan pada Catu Daya Arus

Searah (DC Power) sesuai dengan persyaratan yang berlaku ...37

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memasang Catu Daya Arus Searah (DC Power) 1. Harus Cermat ...38

2. Teliti ...38

3. Sesuai Standar ………….………38

4. Sesuai denga SOP ...38

BAB IV MEMERIKSA PEKERJAAN A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memeriksa Pekerjaan ………. 40

1. Cara memeriksa dan Cara mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi sesuai dengan persyaratan yang berlaku ... 40

2. Cara menetapkan alternatif pemecahan masalah penyimpangan yang terjadi sesuai dengan prosedur yang berlaku ... 42

3. Cara menerapkan alternatif yang dipilih sesuai persyaratan ... 43

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memeriksa Pekerjaan ... 43

1. Mampu memeriksa dan Cara mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi sesuai dengan persyaratan yang berlaku ... 43

2. Mampu menetapkan alternatif pemecahan masalah penyimpangan yang terjadi sesuai dengan prosedur yang berlaku ………..43

3. Mampu menerapkan alternatif yang dipilih sesuai persyaratan...43

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memerikasa Pekerjaan ... 44

1. Harus Cermat ... 44

2. Teliti ... 44

3. Sesuai denga Instruksi kerja ... 44

BAB VMEMBUAT LAPORAN A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan ... 45

1. Prosedur dan format laporan pemasangan dan cara membuat laporan 2. Prosedur dan format berita acara pemasangan dan cara membuatnya B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan ... 48

(5)

1. Mampu Membuat laporan pemasangan sesuai dengan prosedur dan

format yang berlaku ……….48

2. Membuat berita acara pemasangan sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku ... 48

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Membuat Laporan ... 49

1. Harus Cermat ...49

2. Teliti ...49

3. Sesuai denga Instruksi kerja ...49

DAFTAR PUSTAKA A. Daftar Pustaka ………..50

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN A. Daftar Peralatan/Mesin ……….51

B. Daftar Bahan ……….51

DAFTAR PENYUSUN ………51

(6)

BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Umum

Setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan mampu memasang Catu Daya Arus Searah (DC Power)

B. Tujuan Khusus

Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui bearah (DC Power) ini memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mampu Mempersiapkan Pekerjaan pemasangan

2. Mampu Memasang Catu Daya Arus Searah dengan penerapan prosedur 3. Mampu Memeriksa pekerjaan pemasangan dan

(7)

BAB II

MEMPERSIAPKAN PEKERJAAN

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Pekerjaan

1. Cara mempersiapkan Gambar pemasangan Catu Daya Arus Searah/DC Power (Shop Drawing)

Dalam dunia arsitektur atau teknik sipil banyak dikenal dengan istilah shop drawing.Shop drawing adalah gambar teknis lapangan yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan. Shop drawing ini dibuat oleh kontraktor, yang diajukan dan harus disetujui terlebih dahulu ke konsultan Pengawas/Owner, sebelum mulai dikerjakan.

Secara mudahnya shop drawing dapat dikatakan sebagai gambar kerja. Tidak hanya dalam pekerjaan arsitektur, pada pekerjaan pemasangan terkait instalasi kelistrikan, diperlukan juga sebuah gambar kerja yang digunakan sebagai acuan dalam pemasangan berbagai kegiatan pemasangan atau instalasi komponen, peralatan dan rangkaian kelistrikan.

Contoh sebuah shop drawing dalam kelistrikan ditunjukkan dalam Gambar berikut,

Gambar Contoh sebuah shop drawing

(8)

Contoh tersebut merupakan gambar pelaksanaan (shop drawing) dari sebuah pemasangan Catu Daya DC, yang akan dipelajari dalam modul ini.

Contoh lain dari gambar kerja pemasangan rangkaian kelistrikan catu daya dapat berupa diagram skematik berikut :

Contoh gambar catu daya adalah sebagai berikut :

Gambar Rangkaian Catu Daya Sederhana

Gambar tersebut dapat digunakan sebagai acuan pemasangan namun demikian biasanya ada tahapan lain agar pemasangan lebih tepat sesuai maksud dan tujuan pelaksanaan.

Berikut contoh tahapan mempersiapkan gambar rangkaian elektronika dasar yang akan dipasang :

1. Mengetahui gambar skematik dasar.

Gambar skematik rangkaian catu daya, ada beragam sesuai output yang ingin dihasilkan.

Dalam pemasangan diperlukan gambar acuan kemudian dirubah kedalam gambar kerja atau pelaksanaan tersebut.

(9)

3. Dengan menggunakan bantuan aplikasi perangkat lunak pembuat gambar kerja maka akan dibuat gambar pelaksanaannya akan disiapkan sebagai berikut :

Dan dipasang dalam bentuk perangkat catu daya dan akan menjadi perangkat catu daya yang sudah dikemas dengan bungkus sebagai berikut :

Gambar Contoh perangkat catu daya yang dibuat berdasar rangkaian dasar menjadi gambar pelaksanaan

Melalui gambar diatas dapat dilihat bahwa, dalam pemasangan catu daya arus searah, ataupun pemasangan instalasi kelistrikan secara umum, Gambar kerja tersebut harus disiapkan terlebih dahulu dan gambar kerja dibuat sesuai kebutuhan instalasinya. gambar ini disiapkan sebelum melakukan pemasangan agar tidak terjadi kesalahan fungsi dan kerusakan alat atau komponen yang terkait dalam rangkaian atau sistem yang akan dibangun. Gambar dibuat dan dipelajari satu persatu, sebelum pemasangan.

Gambar kerja pemasangan ini dipersiapkan dan dapat digunakan sebagai acuan dalam mempersiapkan tata hubung material atau konektivitas antar komponen atau perangkat dalam rangkaian sekaligus sebagai acuan dalam mempersiapkan bahan-bahan yang akan dipasang dalam sistem atau rangkaian.

(10)

CATU DAYA

Catu daya atau sering disebut dengan Power Supply adalah perangkat elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk perangkat lain. Pada dasarnya Catu Daya bukanlah sebuah alat yang menghasilkan energi listrik saja, namun ada beberapa Catu Daya yang menghasilkan energi mekanik, dan energi yang lain. Daya untuk menjalankan peralatan elektronik dapat diperoleh dari berbagai sumber.Baterai dapat menghasilkan suatu ggl dc dengan reaksi kimia.Foton dari panas atau cahaya yang berasal dari matahari dapat diubah menjadi energi listrik dc oleh sel-foto (photocell).Sel bahan bakar menggabungkan gas hidrogen dan oksigen dalam suatu elektrolit untuk menghasilkan ggl dc.

Secara umum istilah catu daya berarti suatu sistem penyearah-filter yang mengubah ac menjadi dc murni. Sumber DC seringkali dapat menjalankan peralatan-peralatan elektronika secara langsung, meskipun mungkin diperlukan beberapa cara untuk meregulasi dan menjaga suatu ggl agar tetap meskipun beban berubah-ubah. Energi yang paling mudah tersedia adalah arus bolak-balik, harus diubah atau disearahkan menjadi dc berpulsa (pulsating dc), yang selanjutnya harus diratakan atau disaring menjadi tegangan yang tidak berubah-ubah.Tegangan dc juga memerlukan regulasi tegangan agar dapat menjalankan rangkaian dengan sebaiknya.Secara garis besar, pencatu daya listrik dibagi menjadi dua macam, yaitu pencatu daya tak distabilkan dan pencatu daya distabilkan.Pencatu daya tak distabilkan merupakan jenis pencatu daya yang paling sederhana.Pada pencatu daya jenis ini, tegangan maupun arus keluaran dari pencatu daya tidak distabilkan, sehingga berubah-ubah sesuai keadaan tegangan masukan dan beban pada keluaran. Pencatu daya jenis ini biasanya digunakan pada peranti elektronika sederhana yang tidak sensitif akan perubahan tegangan. Pencatu jenis ini juga banyak digunakan pada penguat daya tinggi untuk mengkompensasi lonjakan tegangan keluaran pada penguat.Pencatu daya distabilkan pencatu jenis ini menggunakan suatu mekanisme lolos balik untuk menstabilkan tegangan keluarannya, bebas dari variasi tegangan masukan, beban keluaran, maupun dengung.

(11)

Macam-macam Catu Daya

Berdasarkan rancangannya, power supply dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Power Supply/ Catu Daya Internal; yaitu power supply yang dibuat terintegrasi dengan motherboard atau papan rangkaian induk. Contohnya; ampilifier, televisi, DVD Player; power supply-nya menyatu dengan motherboard di dalam chasing perangkat tersebut.

2. Power Supply/ Catu Daya Eksternal; yaitu power supply yang dibuat terpisah dari motherboard perangkat elektroniknya. Contohnya charger Laptop dan charger HP.

Secara garis besar, Catu Daya atau Power Supply elektrik dibagi menjadi dua macam, yaitu :

1. Power Supply Linier

Merupakan jenis power supply yang umum digunakan. Cara kerja dari power supply ini adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan AC lain yang lebih kecil dengan bantuan Transformator. Tegangan ini kemudian disearahkan dengan menggunakan rangkaian penyearah tegangan, dan dibagian akhir ditambahkan kapasitor sebagai pembantu menyearahkan tegangan sehingga tegangan DC yang dihasilkan oleh power supply jenis ini tidak terlalu bergelombang.

Selain menggunakan dioda sebagai penyearah, rangkaian lain dari jenis ini menggunakan regulator tegangan sehingga tegangan yang dihasilkan lebih baik daripada rangkaian yang menggunakan dioda. Power Supply jenis ini dapat menghasilkan tegangan DC yang bervariasi antara 0 – 30 Volt dengan arus antara 0 – 5 Ampere

2. Switching Power Supply

Power Supply jenis ini menggunakan metode yang berbeda dengan power supply linier. Pada jenis ini, tegangan AC yang masuk ke dalam rangkaian langsung disearahkan oleh rangkaian penyearah tanpa menggunakan bantuan transformer. Cara menyearahkan tegangan tersebut adalah dengan menggunakan frekuensi tinggi antara 10KHz hingga 1MHz, dimana frekuensi ini jauh lebih tinggi daripada frekuensi AC yang sekitar 50Hz. Pada switching power supply biasanya

(12)

diberikan rangkaian feedback agar tegangan dan arus yang keluar dari rangkaian ini dapat dikontrol dengan baik.

Keuntungan utama dari metode ini adalah efisiensi yang lebih besar karena switching transistor daya sedikit berkurang ketika berada di luar daerah aktif yaitu, ketika transistor berfungsi seperti tombol dan juga memiliki diabaikan jatuh tegangan atau arus yang dapat diabaikan melaluinya. Keuntungan lain termasuk ukuran yang lebih kecil dan bobot yang lebih ringan dari pengurangan transformator frekuensi rendah yang memiliki berat yang tinggi dan panas yang dihasilkan lebih rendah karena efisiensi yang lebih tinggi. Kerugian meliputi kompleksitas yang lebih besar, generasi amplitudo tinggi, energi frekuensi tinggi yang low-pass filter harus blok untuk menghindari gangguan elektromagnetik (EMI).

Gambar Aneka Jenis Catu Daya

Pada intinya semua Power Supply atau Catu Daya mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai penyearah dari AC ke DC.

(13)

2. Cara menyiapkan Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi peralatan yang berlaku

Dalam menyiapkan alat kerja, material, K3 dan alat bantu hendaknya disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan atau dilakukan.

Material

Catu daya adalah sebuah peralatan penyedia tegangan atau sumber daya untuk peralatan elektronika dengan prinsip mengubah tegangan listrik yang tersediadari jaringan distribusi transmisi listrik ke level yang diinginkan sehingga berimplikasi pada pengubahan daya listrik. Didalam catu daya terdapat beberapa bahan atau komponen seperti terlihat dalam diagram blok catu daya dibawah ini :

Dari gambar diagram blok catu daya diatas terdapat komponen-komponen sebagai berikut :

A. Transformator

Transformator diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya.Komponen utama yang bisa digunakan untuk menurunkan tegangan adalah transformator. Transformator terdiri dari dua buah lilitan yaitu lilitan primer (N1) dan lilitan sekunder (N2) yang dililitkan pada suatu inti yang saling terisolasi atau terpisah antara satu dengan yang lain. Besar tegangan pada lilitan primer dan lilitan sekunder ditentukan oleh jumlah lilitan yang terdapat pada bagian primer dan sekundernya. Dengan demikian transformator digunakan untuk memindahkan daya listrik pada lilitan primer ke lilitan sekundernya tanpa adanya perubahan daya.

(14)

N1 N2

V1 V2

Gambar Simbol Transformator

Gambar Transformator

B. Rectifier (Penyearah Gelombang)

Rectifier atau penyearah gelombang adalah rangkaian Elektronika dalam Power Supply (catu daya) yang berfungsi untuk mengubah gelombang AC menjadi gelombang DC setelah tegangannya diturunkan oleh Transformator Step down.Rangkaian Rectifier biasanya terdiri dari komponen Dioda.Dioda akan mengubah arus ac yang sudah diturunkan tegangan menjadi lebih kecil yang dikeluarkan oleh kumparan sekundernya.

Penyearah digunakan untuk menyearahkan gelombang bolak-balik (AC) yang berasal dari jaringan jala-jala listrik. Pada modul ini digunakan penyearah gelombang penuh, dan untuk mendapatkannya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan dua buah atau empat diodajembatan.

Gambar Gelombang Penuh dengan Dua Dioda

C T

D

D 2

(15)

Pada penyearah gelombang penuh, sinyal bolak-balik yang disearahkan adalah setengah periode positif dan setengah periode negatif dari sinyal masukan bentuk gelombang-gelombang keluaran dari penyearah gelombangpenuh.

Gambar Bentuk Gelombang Keluaran Penyearah Gelombang Penuh

Gambar Dioda

C. Filter (Penyaring)

Dalam rangkaian Power supply (Adaptor), Filter digunakan untuk meratakan sinyal arus yang keluar dari Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO (Electrolyte Capacitor).

Tidak cukup disearahkan arus AC tersebut belum sempurna menjadi arus DC lalu di saring lagi oleh komponen Elco ( electrolit condensator ) untuk di perkecil lagi arus listrik AC tersebut. Kapasitor disini memiliki peran penting dalam menjaga kesetabilan arus listrik AC yang masuk ke rangkaian untuk itu jika kita dapatkan kapasitor atau Elco dalam kondisi yang tidak layak pakai, maka akan

Vout (V)

(16)

mempengaruhi\cara kerja komponen yang lainnya dikarenakan arus listrik AC yang melewati kapsitor tidak dapat tertahan atau disimpan olehnya.

Penggunaan komponen kapasitor untuk menyaring atau memfilter riak-riak gelombang hasil penyearahan agar didapat gelombang yang halus dan rata.

AC

RL

Gambar Rangkaian penyearah dengan menggunakan penyaring kapasitor.

Dari gambar diatas, saat dioda menghantarkan arus, maka kapasitor(C) akan terisi sesuai dengan bantuk gelombang masukannya. Setelah tegangan masukan mancapai nilai maksimumnya, tegangan akan tetap dipertahankan jika tidak mendapatkan beban. Dan jika ada beban tegangan pada kapasitor akan menurun sesuai dengan besarnya beban. Kapasitor akan terisi pada periode sinyal berikutnya.

Gambar Penyearah Gelombang Penuh Dengan Penyaring Kapasitor Vrpp

t(S) Vout

(V)

(17)

Gambar Kapasitor

D. Voltage Regulator (Pengatur Tegangan)

Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC (arus searah) yang tetap dan stabil, diperlukan Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga tegangan Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga tegangan input yang berasal Output Filter. Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda Zener, Transistor atau IC (Integrated Circuit).

Gambar Dioda Zener, Transistor atau IC (Integrated Circuit)

Setelah melewati kapasitor arus ini akan masuk ke transistor TIP untuk mengarahkan arus tersebut ke IC regulator yang akan menstabilkan arus menjadi tegangan dan nantinya IC inilah yang akan menentukan arus yang masuk ingin dijadikan out put keluaran positif (+) atau negative (-). Dengan kata lain arus listrik yang sebelumnya masuk berupa arus listrik AC setelah melewati komponen

(18)

arus listrik DC dengan keluaran yang sudah ditentukan dan nantinya dapat diaplikasikan pada alat elektronika lainnya.

Penyetabil atau regulator adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk menjaga tegangan keluaran agar stabil pada setiap perubahan beban.

Gambar Penstabil tegangan IC 7805

Pada modul ini digunakan rangkaian terpadu dengan seri IC 7805, yang menghasilkan tegangan stabil sebesar +5 Volt.

Salah memilih atau salah menggunakan alat kerja selain dapat dapat merusak bahan yang dikerjakan dapat juga membahayakan keselamatan pemakainya. Oleh karena itu persiapan alat kerja yang tepat sangat diperlukan terutama bagi orang yg akan memasang instalasi kelistrikan.

3. Cara memeriksa dan memastikan Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan dalam kondisi berfungsi baik dan aman

Pemeriksaan alat kerja, Material dan K3 serta alat bantu diperlukan untuk memastikan bahwa alat dan bahan/material dan prosedur K3 sudah siap dan berfungsi dengan baik serta aman. Untuk Pemeriksaan catu daya harus sesuai prosedur yang berlaku atau sesuai dengan standar yang berlaku.

Gambar Pengecekan kelengkapan Modul Catu Daya DC

Adapun tahapan dari pemeriksaan adalah seperti yang dijelaskan dalam uraian berikut

(19)

a. Untuk memeriksa Alat kerja dan Material dapat dimulai dengan melakukan

pengecekan kelengkapan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan

pemasangan, yang telah dituangkan pada gambar pelaksanaan kemudian dicatat dalam dokumen kelengkapan.

Gambar Pengecekan kelengkapan Modul Catu Daya DC

b. Setelah tahapan pengecekan kelengkapan Alat-alat kerja dan identifikasi jenis dan jumlah alatnya, pemeriksaan alat dan material dapat dilanjutkan dengan

mengamati secara visual bentuk fisik dari alat-alat kerja, material nya.

sebagai contoh dalam memeriksa secara fisik apakah kelengkapan terminal-terminal hubung dan label komponen atau alat lengkap dan mudah dipergunakan.

(20)

c. Selain itu penting pemeriksaan juga dilakukan secara fungsional yang dapat dibantudengan dengan menggunakan alat ukur yang sesuai. Misal menggunakan tespen dan Multimeter.

Berikut contoh Memeriksa secara fungsional yaitu memeriksa sumber tegangan dengan Tespen pada sumber tegangan utama AC.

Gambar Memeriksa dengan Tespen pada modul catu daya

Contoh lain pemeriksaan fungsional dengan alat bantu Multimeter yaitu dengan contoh memeriksa keluaran tegangan dari suatu sumber catu daya.

Gambar Memeriksa Sumber tegangan DC dengan alat Bantu Multimeter

d. Pemeriksaan K3 terkait dengan prosedur pemasangan yang aman dilakukan dengan memastikan bahwa sebelum melakukan pekerjaan prosedur K3 sudah diterapkan dan memahami aturan keamanan dan kesehatan kerja, antara lain :

1. Terkait ruangan kerja atau praktek tidak diperbolehkan bekerja dalam ruangan dengan cahanya kurang, semisal redup lampu sedang padam.

2. Tidak boleh bekerja pada kondisi ruangan yang lembab atau terlalu panas. 3. Jangan bekerja bila keadaan baju atau tubuh dalam basah, karena dapat

(21)

4. Menggunakan peralatan, perlengkapan, dan peralatan pelindung yang telah disahkan dan berstandar nasional atau bahkan internasional.

5. Melepaskan semua atribut yang terbuat dari logam yang ada di badan, misalnya cincin, gelang, perhiasan, dan sebagainya.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Pekerjaan

1. Mampu Menyiapkan Gambar pemasangan Catu Daya Arus Searah / DC Power (Shop Drawing)

Dalam mempersiapkan pemasangan instalalasi listrik khususnya pemasangan catu daya ini seperti yang telah dijelaskan dalam materi teori atau pengetahuan diatas Sebelum memasang Peralatan atau instalasi listrik, hal pertama yang harus dimiliki adalah Gambar kerja atau gambar pelaksanaannya. Dalam keterampilan ini pekerja atau petugas instalatir harus;

a. Memastikan Gambar instalasi tersedia.

b. Jika tidak atau belum ada gambar yang langsung dapat dikerjakan maka dibuatlah gambar kerja sesuai dengan kebutuhan pemasangan.

c. Gambar kerja harus sudah disetujui oleh pemilik

2. Mampu Menyiapkan Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi peralatan yang berlaku

Berdasarkan gambar kerja tersebut nantinya akan terdapat kebutuhan alat, bahan atau material dan kebutuhan K3 yang harus dipenuhi. Sehingga

a. Pastikan Gambar kerja dilengkapi dengan rincian kebutuhan bahan yang dipergunakan.

b. Buatlah Daftar kebutuhan bahan.

c. Buatlah Daftar kebutuhan alat dan siapkan dan pilih alat daha bahan yang mempunyai standar baku kelistrikan.

d. Perhatikan K3 baik dari sisi bahan dan alat-alt pelindung selama pemasangan.

3. Mampu Memeriksa Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan

Setelah gambar disiapkan, alat dan bahan tersedia a. Lakukan Pemeriksaan kelengkapan alat dan bahan

(22)

c. Pastikan jenis alat, jenis bahan dan jumlah masing-masing.

d. Lakukan pemeriksaan awal alat dan perangkat dengan menggunakan alat bantu misal tespen atau alat ukur Sebagai contoh adalah menggunakan Multimeter e. Periksa kabel-kabel, terminal hubung, dan komponen dan pastikan dalam kondisi

baik.

C. Sikap kerja

Dalam tugas ini Harus bersikap secara:

1. Cermat dan taat asas sesuai SOP dalam Menyiapkan Gambar pemasangan Catu Daya Arus Searah / DC Power (Shop Drawing)

2. Cermat dan teliti, dalam Menyiapkan Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan

(23)

BAB III

MEMASANG CATU DAYA ARUS SEARAH (DC POWER)

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memasang Catu Daya Arus Searah (DC Power)

1. Peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan

Berdasar Permenaker No 12 tahun 2015 tentang k3 listrik, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu tindakan untuk pencegahan agar supaya tidak terjadi kecelakaan pada waktu melakukan kegiatan pekerjaan yang mungkin dapat terjadi pada pekerja maupun orang disekitar pekerjaan, mesin, alat dan lingkungan pekerjaan yang terjadi kapan sajadan dimana saja.

Pelaksanaan K3 Listrik bertujuan

a. Melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan oranglain yang berada di dalam lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya listrik.

b. Menciptakan instalasi listrik yang aman , handal dan memberikan keselamatan bangunan beserta isinya, dan

c. Menciptakan tempat kerja yang selamat dan sehat untuk mendorong produktivitas. Terkait dalam pemasangan sumber tegangan atau catu daya ini, prosedur-prosedur pemasangan umum K3 yang benar harus ditegakkan, begitu juga pada saat melakukan pemasangan Catu Daya, baik arus searah ataupun untuk arus bolak-balik.

Prosedur Umum K3 terkait pemasangan tergantung spesifikasi alat yang akan diberi catu daya. Namun secara umum prosedur terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja di bidang Listrik mengikuti beberapa prosedur berikut ini

Prosedur keselamatan umum saat bekerja dengan peralatan listrik antara lain: 1. Mengecek peralatan Anda apakah sesuai dan memenuhi standar 2. Sedapat mungkin menggunakan perangkat bertegangan rendah 3. Jika menggunakan 230 volt, gunakan peralatan ELCB

4. Tidak diperbolehkan bekerja bila keadaan tubuh sedang lelah/capek, atau setelah mengkonsumsi obat yang dapat menyebabkan kita mengantuk. 5. Tidak diperbolehkan bekerja dalam ruangan yang cahanya kurang, semisal

(24)

6. Tidak diperbolehkan bekerja bekerja dalam ruangan yang terlalu lembab atau terlalu panas.

7. Menggunakan peralatan, perlengkapan, dan peralatan pelindung yang telah disahkan dan berstandar nasional atau bahkan internasional.

8. Tidak diperbolehkan bekerja bekerja bila keadaan baju atau tubuh dalam basah, karena dapat menghantarkan arus listrik dan membahayakan. 9. Melepaskan semua atribut yang terbuat dari logam yang ada di badan,

misalnya cincin, gelang, perhiasan, dan sebagainya.

10. Tidak diperbolehkan bekerja merusak peralatan pengaman, jangan sekali-kali merusak sakelar yang bersambungan (interclock), periksa bahwa saklar yang bersambungan tersebut masih berfungsi dengan baik.

11. Lakukan Pengecekan semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan dan pastikan dalam kondisi baik,

12. Cek bahwa kapasitor yang digunakan telah dikosongkan, karena beberapa kapasitor dapat menyimpan muatan dalam waktu yang lama.

13. Tidak diperbolehkan membuka perlengkapan keamanan sebelum yakin bahwa listrik sudah keadaan off.

14. Menggunakan pemadam api yang berstandar dan sah, memadamkan api dengan air dapat menghantarkan arus listrik dan dapat menimbulkan bahaya bagi diri sendiri maupun orang yang ada di sekitar, menggunakan pemadam api karbon dioksida (CO2) dan yang berhalogen tertentu merupakan pilihan untuk memadamkan kebakaran akibat listrik, dalam beberapa kasus dapat juga digunakan jenis pemadam yang berbusa. 15. Menggunakan kacamata dan pakaian pelindung dalam menangani

peralatan hampa tinggi, seperti tabung gambar pada televisi.

16. Sediakan kotak P3k, minimal obat atau plester luka untuk mengobati luka akibat kecelakaan kerja, biasanya pada saat menggunakan benda tajam seperti cutter/pisau.

17. -Keselamatan kerja juga tidak hanya untuk manusia saja, tetapi juga untuk alat maupun komponen yang digunakan, seperti IC/chip komputer yang sensitif terhadap listrik statis yang ditimbulkan oleh manusia.-Baca aturan

(25)

pemakaian alat dan keamanan yang sudah disediakan oleh pembuatnya (pabrik).

Itulah beberapa ketentuan tentang aturan keselamatan dalam bekerja atau bekerja praktek dengan rangkaian elektronika dan kelistrikan yang dapat diterapkan untuk keselamatan tetapi tidak menutup kemungkinan ada aturan keselamatan kerja yang lebih lanjut, mulai sekarang mari kita lebih memperhatikan keselamatan kerja, tidak hanya untuk diri kita sendiri tetapi juga untuk orang lain dan lingkungan di sekitar kita.

Jika ditinjau dari aspek alat-alat keselamatan kerja yang dapat dipergunakan dalam mencapai tujuan dari K3.

Beberapa alat K3 yang dapat dipergunakan dalam kegiatan praktek kerja kelistrikan antara lain :1. Pakaian kerja atau baju pelindung;

2. Safety shoes 3. Topi atau helm

4. Sarung tangan (Gloves) 5. Kacamata

6. Masker

Pemakaian Alat-alat Pelindung Diri (APD) tersebut tidak semua dipergunakan oleh seorang pekerja namun tergantung dari cakupan kegiatan atau pekerjaan, dan analisis bahaya yang sudah ditetapkan.

Sebagai contoh dalam kegiatan pemasangan Catu Daya DC ini, mempunyai analisis bahaya kecelakaan kerja yang rendah dimana faktor bahaya yang mungkin terjadi banyak bersumber dari sumber kelistrikan sehingga kebutuhan Alat pelindung diri terkait pemasangan Catu daya DC ini pekerja dapat melengkapai pekerja dengan Safety Shoes, tidak harus menggunakan Helm atau Masker.

2. Cara memasang Peralatan/material Catu Daya Arus Searah (DC Power) sesuai dengan gambar pemasangan (Shop Drawing), spesifikasi rancangan dan persyaratan yang berlaku

Dalam Pemasangan Catu Daya Arus Searah (DC Power) ini ataupun dalam memasang peralatan dan material kelistrikan secara umum harus berpedoman pada gambar pelaksanaan atau lembaran manual yang disertakan dalam perangkat.

(26)

Sebagai contoh disini akan dipasang modul catu daya, yang sudah banyak dijual dipasaran. Biasa digunakan dalam pemasangan CCTV atau sumber bagi papan display running LED. Adapun contoh gambar pelaksanaan atau pemasangan (shop drawing) pemasangan Catu daya adalah pada gmabar berikut ini.

Gambar Contoh Shop drawing pemasangan kabel hubung catu daya DC

Berdasarkan gambar tersebut maka pada catu daya terlihat bahwa pemasangan dibagi menjadi 2 terminal utama, yaitu terminal input yang bersumber dari tegangan AC dan output atau keluaran berupa tegangan DC. Terminal L dan N adalah Label untuk terminal input yaitu tempat memasang kabel dari sumber AC, dimana untuk Phasa (L) dan Netral nya (N), dan satu lagi terminal bergambar simbol adalah untuk memasang kabel grounding. Perhatikan gambar berikut,

(27)

Cara Pemasangannya adalah sebagai berikut :

a. Setelah memastikan kelengkapan alat dan material sesuai shop drawing diatas maka mulailah memasang kabel sumber AC

b. Pasangkan kabel coklat atau hitam pada terminal L sebagai phasanya.

Kabel biru ke bagian terminal N dan kabel kuning salur hijau ke terminal grounding. Lihat gambar berikut ini.

Gambar pemasangan kabel input phasa, netral dan grounding pada terminal catu daya c. Selanjutnya Pasangkan kabel Output biasanya berwarna merah dan hitam

sesuai kebutuhan output catu daya yang akan dipergunakan. Pasanglah kabel Merah pada terminal V+ dan Kabel hitam pada V- atau COM.

Gambar pemasangan kabel output V+ dan V- pada terminal output catu daya

Gambar Pemasangan Koneksi Catu daya dari Tgangan AC dan Output DC

d. Setelah selesai lakukan pengecekan dengan memasangkan sumber tegangan AC yang sudah dipasang pada terminal catudaya. Pastikan ada lampu indikator

(28)

Gambar Identifikasi lampu bahwa Modul catu rangkaian catu daya bekerja. Setelah selesai terpasang semua kabel catu daya baik ke sumber AC dan kabel output ke beban, dapat dilakukan pengecekan tegangan dengan tespen ataupun Multimeter

3. Cara memasang peralatan/material Catu Daya Arus Searah (DC Power) sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (IP) yang telah ditetapkan

Dalam Pemasangan Catu Daya Arus Searah ataupun dalam memasang peralatan dan material kelistrikan secara umum harus sesuai dengan Indeks Proteksi (IP) yang telah ditetapkan.

Index Protection

Berdasar PUIL 2000 Kode IP ini terdiri dari dua digit dan selalu tercantum pada badan peralatan dan material listrik yang telah dikeluarkan oleh pabrik.Dimana sebuah Kode IP (Index Protection) adalah sistem kode untuk menunjukkan tingkat proteksi yang diberikan oleh selungkup dari sentuh langsung ke bagian yang berbahaya, dari masuknya benda asing padat, dari masuknya air, dan untuk memberikan informasi tambahan dalam hubungannya dengan proteksi tersebut. IP (Indeks Proteksi) adalah istilah yang digunakan untuk mengukur kualitas dari Box

(29)

.

Gambar Kode IP (Index Protection)

Indeks Proteksi terdiri dari 3 angka yang masing-masing memiliki arti tersendiri, misalnya IP500, IP445 dan sebagainya. Namun kenyataan di lapangan bahwa Indeks Proteksi yang umum digunakan hanya 2 angka saja misalnya IP45, IP55 dan sebagainya. Penggunaan nilai Indeks Proteksi pada Box Enclosure tergantung pada penggunaanya, semakin tinggi nilai IP maka semakin mahal harga selubung box tersebut.

Cara Membaca IP dalam sebuah perangkat kelistrikan

IP umumnya akan tertera pada label perangkat yang terletak pada bodi, biasanya pada bodi motor akan terdapat label dengan keterangan Tegangan daya dan memuat Index Protection nya (IP)

Sebagai contoh dalam motor induksi tertera IP.55, lihat pada keterangan gambar berikut ini :

Gambar Label dengan keteranga IP

IP.55 Artinnya Motor tersebut mampu bekerja dengan baik walaupun dalam kondisi

berdebu dan kehujanan atau kena cipratan air.

(30)

4. Cara melakukan Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan secara terus menerus sesuai prosedur

Agar pemasangan mempunyai nilai dan berkualitas, maka wajib dilakukan pemeriksaan secara terus-menerus sesuai prosedur

Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan, dimulai dari pemeriksaan penutup modul catu daya.

Memeriksa komponen dan bagian modul catu daya

 Pastikan bagian catu daya mempunyai tutup pelindung dan dapat dibuka dengan mudah dan aman.

Gambar Pemeriksaan bagian

 Lakukan pemeriksaan setiap komponen dalam modul catu daya, pastikan setiap bagian terpasang secara benar. Setelah itu tutup kembali dan periksa kabel-kabel pada terminal hubungnya.

Memeriksa jalur hubung rangkaian

 Lakukan pemeriksaan jalur hubung dengan Ohmmeter daya, pastikan setiap jalur terhubung secara benar dan tidak ada fungsi yang salah. Setelah itu tutup kembali dan periksa kabel-kabel pada terminal hubungnya

(31)

Memeriksa kabel hubung

 Periksa Kabel hubung untuk tegangan input AC dan terminal output DC, agar tidak terbalik dalam pemasangan. Dan Gunakan standar warna yang benar

Gambar Pemeriksaan kabel hubung pada terminal dengan standar warna

Kabel input AC :

Untuk Phasa, (L), kabel coklat atau hitam, netral (N) warna biru dan Grounding dengan warna kuning strip hijau sesuaikan standar warna yang telah ditentukan (lihat pada gambar)

Untuk Kabel pada output DC, umumnya diberi warna Merah (+) dan Hitam (Com)

5. Cara mengukur Rangkaian Listrik tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan

Pengukuran Rangkaian catu daya dapa dilakukan dengan mengukur output tegangan DC yang di hasilkan pada terminal hubung tegangan DC.

a. Pasangkan alat ukur Voltmeter multimeter pada terminal positif dan terminal negatif atau COM untuk mengukur tegangan keluaran Catu daya

(32)

c. Pastikan output tegangan DC yang dihasilkan tepat sesuai besaran yang telah ditentukan pada spesifikasi, jika belum tepat beberapa modul catu daya dilengkapi pengatur tegangan yang dapat diputar untuk mendapatkan nilai yang tepat.

Gambar Pengaturan output catu daya DC

6. Cara melaksanakan Pemberian tegangan pada Catu Daya Arus Searah (DC Power) sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

Pemberian tegangan pada catu daya searah (DC) ke Sistem yang membutuhkan catu daya DC, pada prinsipnya adalah menghubungkan output dari catu daya (biasanya Kabel Merah – Hitam) ke terminal sistem lain yang diberi indikasi warna atau terminal senada dengan Kabel peruntukkannya.

Umumnya secara standar warna merah untuk tegangan positif dan hitam untuk tegangan negatif,

a. Pasangkan kabel tersebut ke alat yang membutuhkan catu daya sesuai standar. Untuk lebih jelasnya, amati gambar berikut ini .

(33)

b. Contoh lain pemberian tegangan pada catu daya searah (DC) ke sistem yang membutuhkan catu daya DC dapat dilihat pada gambar sistem berikut ini.

Gambar Cara memasang catu daya DC pada sistem lain.

c. Contoh catu daya lain yang dipasang sistem lain adalah digambarkan pada rangkaian berikut dimana terdapat catu daya 9 volt, dan catu daya 12 volt serta catu daya DC sebesar 15 volt yang dipasang sesuai kebutuhan sistem. Amati gambar berikut ini,

(34)

d. Contoh lain pemasangan catu daya dalam pemberian tegangan sistem dengan tegangan DC dari AKI

Gambar Cara memasang catu daya

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memasang Catu Daya Arus Searah (DC Power)

1. Mampu Menerapkan Peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja selama pelaksanaan pekerjaan

Keterampilan dalam bab ini adalah bahwa setiap kegiatan dalam memasang Catu Daya haru menerapkan Peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja selama pelaksanaan pekerjaan ini.

Pekerja Harus memahami aturan dasar Kesehatan dan keselamatan kerja. Sehingga dalam praktek ini setiap pelaku, pekerja pemasangan/perakitan catu daya.Harus mampu beberapa hal berikut.

a. Memastikan bahwa sebelum kegiatan perakitan dan pemasangan dilakukan pekerja harus menggunakan APD yang sesuai dengan pekerjaannya. Dalam kegiatan kelistrikan ini minimal adalah harus menggunakan Safety Shoes. b. Mampu melakukan pengecekan peralatan apakah alat yang dipergunakan

(35)

c. Memastikan Lingkungan kerja cukup pencahayaannya, kondisi ruang yang aman tidah terlalu lembab atau terlalu panas.

d. Memastikan sumber-sumber tegangan tinggi tidak dalam kondisi terbuka, e. Lakukan Pengecekan semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan

dan pastikan dalam kondisi baik,

Itulah beberapa kemampuan dalam kegiatan terkait K3

2. Mampu Memasang Peralatan/material Catu Daya Arus Searah (DC Power) sesuai dengan gambar pemasangan (Shop Drawing), spesifikasi rancangan dan persyaratan yang berlaku.

Keterampilan dalam memasang Catu Daya Arus Searah (DC Power) sesuai gambar, Dalam pemasangan catu daya DC atau pun pemasangan instalasi listrik lainnya, gambar pelaksanaan menjadi acuan dan panduan. Oleh sebab itu

a. Pastikan gambar pelaksanaan (shop drawing) sudah tersedia dan masing-masing material dalam gambar sudah dipahami.

b. Tentukan input dan output rangkaian berdasarkan gambar pelaksanaan tersebut,

c. Pasanglah urut mulai dari input AC, baru memasang output

d. Ikuti prosedur pemasangan dan ketentuan pemasangan untuk polaritas tegangan

3. Mampu Memasang peralatan/material Catu Daya Arus Searah (DC Power) sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (IP) yang telah ditetapkan

Keterampilan yang diperlukan adalah memastikan bahwa setiap perangkat kelistrikkan seperti motor, panel atau perangkat catu daya yang menggunakan selubung, dapat dibaca IP (index protectionnya) nya dan

Pastikan perangkat tersebut diberlakukan sesuai jenis IP yang tercantum dalam label perangkat

(36)

4. Melakukan Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan secara terus menerus sesuai prosedur.

Keterampilan dalam Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan secara terus menerus, dilakukan dengan melakukan pemerikasaan hasil yang dilakukan ditahapan pemasangan.

a. Pastikan hasil pemasangan sesuai standar pemasangan kabel

b. Lakukan pemeriksaan kebenaran pemasangan kabel hubung, pastikan tidak

terbalik+ dan (-) nya

c. Lakukan Pemeriksaan tegangan pada output catudaya secara terus menerus

Gambar Cara memeriksa

5. Mampu Mengukur Rangkaian Listrik untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan

Keterampilan terkait dengan kemampuan dalam menggunakan alat ukur untuk memastikan bahwa tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritasnya sesuai.

a. Untuk Tahanan Pembumian harus dipastikan bahwa catu daya yang akan kita pasangkan dilengkapi dengan terminasi pembumian, dan pasangkan kabel grounding pada terminal tersebut

(37)

a. Untuk Tahanan isolasi mampu mengukur tahanan dari kabel-kabel yang dipergunakan, atau tahanan antar terminal. Dengan memastikan bahwa antar terminal mempunyai tahanan isolasi yang sesuai dengan ketentuan. b. Untuk Polaritas lakukan pengukuran pada terminal output DC nya, Ukurlah

Tegangan DC menggunakan multimeter, pada saat sumber terpasang

Gambar. Mengukur sumber tegangan keluaran dan mengecek polaritas

6. Mampu melaksanakan Pemberian tegangan pada Catu Daya Arus Searah (DC Power) sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

Setelah kabel-kabel dipasang, komponen lengkap dan semua terpasang sesuai gambar, sesuai prosedur dan sesuai tahapan pemasangan, maka pemberian tegangan dilakukan dengan memasangkan kabel input AC (lihat gambar penjelasan)

Pastikan Catu daya aktif dengan mengamati lampu indikator yang menyala. Setelah itu pasangkan kabel hubung DC juga

(38)

C. Sikap kerja

Dalam tugas ini Harus bersikap secara:

4. Cermat dan teliti, taat asas dalam menerapkan peraturan dan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja selama pelaksanaan pekerjaan

5. Cermat dan teliti, sesuai SOP dalam memasang peralatan/material Catu Daya Arus Searah (DC Power) sesuai dengan gambar pemasangan (Shop Drawing), dan spesifikasi rancangan dan persyaratan yang berlaku.

6. Cermat teliti, sesuai standar Taat asas dalamMemasang peralatan/material Catu Daya Arus Searah (DC Power)sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (IP) yang telah ditetapkan

7. Cermat dan Taat asas dalamMengukur Rangkaian Listrik

8. Cermat dan Taat asas dalamMelaksanakanPemberian tegangan pada Catu Daya Arus Searah (DC

(39)

BAB IV

MEMERIKSA PEKERJAAN.

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memeriksa Pekerjaan

1. Cara memeriksa dan cara mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi sesuai dengan persyaratan yang berlaku

Sebuah Catu daya DC, mempunyai spesifikasi keluaran yang berbeda-beda, mulai dari Catu Daya DC 5 volt, Catu Daya 9 volt DC, Catu Daya 12 volt dan catu daya 24 Volt DC dll. Setiap spesifikasi catu daya mempunyai fungsi masing-masing. Secara teori jika diamati dalam sebuah osiluskup sebuah tegangan DC ideal seharusnya seperti dalam grafik berikut

Grafik tegangan DC

Namun demikian adakalanya keluaran dari sebuah catu daya bisa saja tidak stabil, atau tidak sesuai dan tentunya grafik akan tidak sesuai dengan sehingga jika dipasangkan ke sistem atau alat lain akan mempengaruhi tegangan pada alat yang di catunya. Dengan demikian sebelum memasangkan secara permanen sebuah catu daya, Pastikan bahwa output tegangan sesuai kebutuhan mesin yang dicatu nya dan nilai tegangan stabil

Cara memeriksa secara umum dapat dilakukan dengan alat ukur baik Multimeter analog maupun digital, dimana output tegangan diukur nilainya

dengan cara memeriksa nilainya tegangan jika tegangan output catu daya sadalag 12 v maka seharusnya alat catu daya itu seharusnya 12 Volt Untuk memastikan lakukan pemeriksaan yang dapat diamati dari gambar berikut ini :

(40)

Gambar Memeriksa tegangan output perangkat catu daya

Untuk memperoleh nilai tegangan dari output catudaya dapat mengikuti prosedur pengukuran tegangan DC menggunakan Multimeter, sebagai berikut :

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DC Volt

2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. 3. Pastikan catu daya yang akan diukur tidak terhubung ke beban,

4. Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal positif dan dan negative catu daya,

5. Baca pengukuran pada multimeter, lalu catat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam ilustrasi berikut.

Gambar Mengukur tegangan output perangkat catu daya

Setelah dipastikan bahwa tegangan output catu daya telah sesuai maka catu daya dapat digunakan, namun apabila tegangan tidak stabil atau tidak sesuai maka catu daya tersebut harus diperiksa lebih detail ke bagian dalam disetiap komponen.

Alternatif lain adalah di jelaskan pada uraian no 2 yaitu Cara menetapkan alternatif pemecahan masalah penyimpangan yang terjadiberikut ini.

(41)

2. Cara menetapkan alternatif pemecahan masalah penyimpangan yang terjadi sesuai dengan prosedur yang berlaku

Sebagai alternatif pemecahan dari penyimpangan pada output catu daya yang terjadi, sebagai contoh jika diketemukan output tegangan yang umumnya tidak sesuai dengan spesifikasinya maka cara menyelesaikan masalah tersebut salah satunya dapat diatasi dengan memerikas kemampuan dari alat tersebut.

Cara Pertama : Umumnya sebuah catu daya dilengkapi dengan trimmer pengatur tegangan output yang dihasilkan .

Sebagai contoh gambar berikut, letak pengatur tegangan output pada model catu daya berikut terdapat pada sisi kiri perangkat.

Gambar Terminal pengatur nilai tegangan pada catu daya.

Untuk mengkoreksi output tegangan agar lebih tepat, catu daya ini diatur melalui bagian sekrup pengaturnya, adapun caranya adalah dengan menggunakan bantuan obeng (umumnya obeng plus atau kembang).

Gambar Terminal pengatur nilai tegangan pada catu daya.

Putar sekrup atau terminal pengatur tegangan pada catu daya tersebut. Seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut. Lakukan hingga diperoleh nilai output

(42)

Cara Kedua : Dalam menentukan sebuah catu daya sebagai sumber tegangan

perangkat DC, dapat dipilih perangkat dengan model yang menghasilkan tegangan DC yang bervariasi (variable DC power supply). Perangkat catu daya model ini sudah dilengkapi pemutar variabel pengatur.

Gambar Catu daya Terminal pengatur nilai tegangan pada catu daya.

3. Cara menerapkan alternatif yang dipilih sesuai persyaratan

Dengan pemilihan alternatif tersebut, penggunaan catu daya yang akan diterapkan dapat digunakan sesuai kebutuhan catu daya.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memeriksa Pekerjaan.

Keterampilan yang diperlukan untuk materi ini adalah mengacu pada apa yang sudah dijelaskan dalam teori pengetahuan dalam memeriksa Catu daya, dalam praktek nantinya harus melakukan beberapa tahapan seberti yang dijelaskan dalam materi pengetahuan dimana dalam praktek harus

1. Mampu Memeriksa dan mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi sesuai

dengan persyaratan yang berlaku. Setelah itu

2. Mampu Menetapkan alternatif pemecahan masalah penyimpangan yang terjadi

sesuai dengan prosedur yang berlaku.

3. Mampu Menetapkan alternatif pemecahan masalah penyimpangan yang terjadi

sesuai dengan prosedur yang berlaku

Jadi dalam bagian ini, setelah Catu Daya dipasang dan dirakit, Pastikan output tegangan DC catu daya sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Selanjutnya

(43)

b. Atur dan sesuaikan output dengan spesifikasi alat yang dimaksud, jika perangkat catu daya dengan output 12 volt, maka seharusnya tegangan Output catu daya yang dihasilkan harus senilai 12 volt juga.

c. Lakukan pengaturan dengan memuutar sekrup atau terminal pengatur tegangan pada catu day ajika tidak sesuai.

d. Lakukan pemeriksaan output secara berkala

e. Untuk mendapatkan model catu daya yang mempunyai keakuratan pilihlah jenis dan model catu daya dengan kulaitas kestabilan yang tinggi, sehingga output yang diharapkan selalu akurat.

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memeriksa Pekerjaan Dalam tugas ini harus bersikap secara:

a. Cermat dan teliti, taat asas dalammemeriksa dan mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi

b. Cermat dan taat prosedur menetapkan alternatif pemecahan masalah penyimpangan yang terjadi

c. Cermat dan taat asas dalam menerapkan alternatif pemecahan masalah penyimpangan yang terjadi

(44)

BAB V

MEMBUAT LAPORAN

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan 1. Prosedur dan format laporan pemasangan

Laporan dipergunakan untuk mempresentasikan/menyajikan informasi-informasi faktual secara ringkas dan akuarat, Dalam pelaksanaan perakitan dan pemasangan diperlukan sebuah laporan dengan tujuan untuk membantu dalam pengambilan keputusan lebih lanjut,pemecahan masalah dan representasi hasil pekerjaan yang telah dilakukan Laporanmemuat fakta logis yang berurutan, yang dinyatakan tanpa keterlibatan personaldan dipengaruhi oleh subjektivitas pembuat laporan.

a. Susunan suatu laporan

Dalam membuat dan menyusun laporan, maka harus jelas apa yang akan disampaikan danbagaimana susunan dan isi laporannya.

Susunan suatu laporanbiasanya mengikuti ketentuan dan aturan masing-masing instansi penyelenggara kegiatan. Namun ada format umum dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini :

b. Format umum

Sebuah laporan pelaksanaan umumnya terdiri dari :

1. Judul Kegiatan

Memuat Judul kegiatan praktek, nama modul praktek, Nama pembimbing atau instruktur dan Hari Tanggal Pelaksanaan

2. Tujuan Kegiatan

Pada bab ini anda akan menjelaskan secara rinci tujuan praktikum

3. Teori

Memuat seluruh teori yang mendasari dalam kegiatan praktek .

4. Alat dan Bahan

Memuat ala-alat dan bahan dari kegiatan

5. Pembahasan

(45)

Beri ringkasan untuk kegiatan yang sudah anda lakukan. Penutup juga menjadi bab yang akan menutup laporan kegiatan anda.

7. Daftar Pustaka

Sebutkan dari mana sajakah referensi yang anda dapat. Daftar pustaka bisa berupa sumber dari media cetak seperti koran atau majalah. Bisa juga dari media online seperti portal berita online dan lainnya.

8. Lampiran

Berikan lampiran berupa foto-foto kegiatan di saat pembukaan, pertengahan acara dan penutupan. Foto tersebut juga akan mewakili kelengkapan laporan anda.

Berikut Contoh Format Umum Laporan Praktek

Dalam sebauh laporan minimal akan memuat beberapa hal berikut

Judul Modul : ………..

Hari / tanggal : ………. Tujuan Praktek/Praktikum : ………

Alat dan Bahan : ………

Pembahasan Hasil : ………

Kesimpulan : ………

Berikut ini contoh Laporan

JUDUL MODUL PERCOBAAN

Tanggal Percobaan: hh/bb/tttt ELxxxx-Nama Matakuliah

Nama Lengkap Praktikan (Nomor Induk Mahasiswa)

Asisten: Nama Lengkap Asisten

Nama Instasi : BLK/Kampus/Instansi ... 1. TUJUANPRAKTIKUM

Pendahuluan memberi gambaran secara umum mengenai percobaan-percobaan pada praktikum yang telah dilakukan. Bagian ini bertujuan mengantarkan pembaca pada subyek bahasan di dalam laporan ini.

2. ALAT DAN BAHAN

Pendahuluan memberi gambaran secara umum mengenai percobaan-percobaan pada praktikum yang telah dilakukan. Bagian ini bertujuan mengantarkan pembaca pada subyek bahasan di dalam laporan ini.

3. TEORI

Pendahuluan memberi gambaran secara umum mengenai percobaan-percobaan pada praktikum yang telah dilakukan. Bagian ini bertujuan mengantarkan pembaca pada subyek bahasan di dalam laporan ini.

(46)

Tabel 4-1 Contoh Tabel

No. Frekuensi (Hz) R1, R2

(Ohm) Multimeter Analog Vab (Volt) Multimeter Digital

1. 60 220 dst.

Bagian ini juga berisi uraian analisis atas data yang diperoleh. Analisis yang didukung oleh berbagai sumber pustaka akan lebih baik, misalnya: …grafik yang diperoleh pada percobaan sesuai dengan pernyataan pada halaman 44 di dalam rujukan [2].

Analisis yang logis dan akurat sangat diperlukan karena data hasil setiap percobaan yang telah dilakukan mungkin tidak sama persis dengan teori atau pernyataan di dalam sumber pustaka.

5. KESIMPULAN

Kesimpulan merupakan uraian singkat berupa rangkaian berikut: percobaan apa yang dilakukan, data hasil percobaan dan analisisnya.

2. Prosedur dan format berita acara pemasangan

Berita acara kegiatan adalah lapoan suatu kegiatan yang memuat keterangan meliputi, nama kegiatan, orang yang melaksanakan, waktu pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dan atau tahap-tahap kegiatan yang dilakukan dari awal hingga selesainya pelaksanaan pekerjaan tersebut.

(47)

B. Keterampilan Yang Diperlukan dalam Membuat Laporan

1. Mampu Membuat laporan pemasangan sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku

Dalam unit ini adalah erkait tugas merakit dan memasang PHB untuk itu Laporan yang akan dibuat terkait laporan format praktek perakitan, dan pemeriksaan : Langkah Pembuatan lakukan urutan dari uraian berikut

1. Buatlah Cover Laporan, dengan format yang telah ditetapkan

2. Membuat judul laporan sesuai pekerjaan atau praktek yang dilakukan 3. Tuliskan Alat dan Bahan

(48)

6. Ditutup dengan Hasil dan Analisis

Contoh format membuat laporan dapat dibuat dengan arahan instruktur atau pelatih yang memangkunya. Atau dapat diamati pada materi informasi

2. Mampu Membuat Berita acara pemasangan sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku

Setelah proses pemasangan selesai dan setelah laporan dibuat maka dalam tugas ini laporan harus dilengkapai dengan Berita acara.

Format Berita acara dibuat dengan mengikuti format yang ditetapkan masing masing pelaksana perakitan

Sebagai contoh Berita Acara yang dapat dibuat diberikan pada contoh dalam materi informasi membuat Berita Acara :

C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Membuat Laporan

Dalam tugas ini Harus bersikap secara:

1. Cermat dan taat asas, membuat laporan pelaksanaan kegiatan 2. Cermat dan taat asas, membuat berita acara pelaksanaan kegiatan

(49)

DAFTAR PUSTAKA

1. Boylestad, Robert & Louis Nashelsky, Electronic Devices & Circuit Theory 8 th Edition, Prentice-Hall, Inc., 2002.

2. Ilmanda, Hermawan. Mochammad Facta. Karnoto. 2014. Pembuatan Catu Daya Arus Dc Menggunakan Topologi Inverter Jembatan Penuh Dan Penyearah Jurnal. Teknik Elektro. Fakultas Teknik Elektro. Universitas Diponegoro. Semarang. 3. Mare Arifana, Iril. 2016, Rancang Bangun Power Supply Switching Dengan Arus

dan Tegangan Terkendali Sebagai Catu Daya Proses Elektropleting Logam, Teknik Sains, UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang.

4. Malvino, Hanapi Gunawan, 1995, Prinsip-prinsip Elektronik, Erlangga, Jakarta. 5. Rugianto, Teknik Dasar Elektronika Komunikasi, SMK Kelas 10, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Tingkat Pratama, Jakarta, 1997/1998 6. Wasito S., 1986, Vademekum Elektronika, ce. Ketiga, PT. Gramedia, Jakarta. 7. Wikipedia, Pencatu Daya, https://id.wikipedia.org/wiki/Potensiometer, diakses

(50)

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan

1. Tang Potong Setiap peserta

2. Tang Penjepit Setiap peserta

3. Tespen Setiap peserta

4. Obeng + dan - Setiap peserta

5. Alat Tulis Setiap peserta

6. Multimeter Analog atau Digital -

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan

1. Kit Catu Daya Arus Searah Setiap peserta 2. Kabel Penghubung Power Supply Setiap peserta

3. Sekrup Setiap peserta

(51)

DAFTAR PENYUSUN

No. Nama Keterangan

1 Supriyanto, ST, M.Si Instruktur

Gambar

Gambar Contoh sebuah shop drawing
Gambar Contoh perangkat catu daya yang dibuat berdasar rangkaian dasar menjadi  gambar pelaksanaan
Gambar Aneka Jenis Catu Daya
Gambar Simbol Transformator
+7

Referensi

Dokumen terkait

hammer crusher yang semestinya ditunjukkan pada Tabel 2.1 Berdasarkan hasil pengujian, jenis material yang digunakan pada komponen hammer crusher adalah besi tuang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran manajemen akan pentingnya peningkatan komitmen terhadap pelaksanaan K3 di tempat kerja, serta kesadaran

menyerap, mencerna, dan mengingat pelajaran dengan baik dan juga siswa yang belajar dengan pendekatan quantum teaching dapat lebih merespon materi yang diajarkan oleh

Dari penelitian yang berdasarkan data transaksi penjualan Toko Hardware dari Januari 2014 – Juli 2014 ini didapat informasi berupa keputusan bahwa barang yang sering

FORMULIR NOMOR : X.H.1-6 LAMPIRAN : 6 Peraturan Nomor : X.H.I LAPORAN BULANAN KEPEMILIKAN SAHAM EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK DAN REKAPITULASI YANG TELAH DILAPORKAN. Nama Emiten

pembagian Anggah- Ungguhing Basa Bali sebagaimana terurai di atas, tampaknya penutur bahasa Bali dituntut untuk menguasai beberapa sistem stratifikasi masyarakat Bali,

Daripada analisis yang dilakukan, dapat diperhatikan bahawa terdapat hubungan yang positif di antara jenis bahan bacaan dengan gaya pembelajaran pelajar kecuali jenis bahan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru, guru masih menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran kurang bervariasi.